4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai
berikut: Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Run I Dalam Waktu 15 Menit
No Bukaan Nomor Massa Massa Massa Massa
Ayakan Mesh Awal(gr) Lolos(gr) Tertahan(gr) Akhir(gr)
Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa pada run I , terjadinya
penurunan yang signifikan dari mesh 20 ke mesh 80, lalu terjadi lagi
penurunan di mesh 80 ke mesh 100. Sedangkan pada run II , terjadi
penurunan mesh 20 sampai mesh 100. Pada run III , terjadi penurunan dari
mesh 20 ke mesh 80 , dan terjadi peningkatan pada mesh 100, tapi terjadi
penurunan lagi pada mesh 100. Secara logika, semakin kecil nomor mesh
yang digunakan pada ayakan semakin kecil fraksi massa tertahan yang
didapat. Namun Dalam hal ini yang terjadi tidak lah stabil dikarenakan
proses pengayakan yang dilakukan tidak sama waktunya pada saat
pengayakan , dan produk yang dihasilkan pada hasil pengayakan tidak
sesuai dengan ukruan produk yang diinginkan. Ini dikarenakan pada saat
pengayakan tidak dilakukan dengan baik pada saat penggilingan juga
berpengaruh. Semakin lama waktu penggilingan, produk/partikel yang
dihasilkan akan sesuai dengan yang diinginkan (Peter hariot, 2013).
4.2.3 Grafik hubungan Dpm dan waktu penggilingan
Pada grafik diatas, ditunjukkan bahwa semakin rendah/ sedikit waktu yang
digunakan untuk pengayakan, maka diameter partikel yang didapat semakin
tinggi, dan otomatis luas yang dihasilkan semakin kecil, karena diameter terhadap
luasnya berbanding terbalik . Pada run kedua, waktu yang digunakan pada
penggilingan lebih lama dari pada waktu penggilingan pada run pertama, sehingga
diameter partikel yang dihasilkan baik pada partikel yang dihasilkan pada run
pertama. Karena disini berpengaruh terhadap proses penggilingannya, semakin
lama waktu penggilingan yang digunakan, ukuran partikel dan diamternya
semakin kecil. Pada run ketiga, diameter partikel yang didapat lebih besar
daripada diameter partikel pada run kedua, secara logika, diameter partikel yang
didapat pada run ketiga harus lebih kecil dari diameter partikel yang kedua, tetapi
hasil yang didapat tidak sesuai, ini dikarenakan pada proses penggilingan
dengan waktu 25 menit pada run ketiga terjadi peleburan (tumpah) dari alat
grinding mill, sehingga ada yang tidak tergiling. Oleh karena itu dimeternya
sedikit lebih besar dari run kedua.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang didapat dari hasil percobaan :
1. Semakin besar no mesh yang digunakan, maka semakin banyak
produk yang lolos pada alat ayakan.dan sebaliknya, semakin kecil
no mesh yang kita gunakan, maka semakin sedikit produk yang
lolos pada alat ayakan.
2. Waktu penggilingan terhadap bahan yang dipakai sangat
berpengaruh pada hasil produk yang didapat
3. Pada proses penggilingan dan pengayakan dipengaruhi oleh faktor
yaitu : waktu, luas permukaan dll.
4. DPM lolos yang diperoleh pada waktu 15 menit, 20 menit, dan 25
menit masing-masing adalah : 13,642; 11,834, dan 11,481.
5. DPM tertahan yang diperoleh pada waktu 15 menit, 20 menit, dan
25 menit masing-masing adalah : 2,6246; 2,8280, dan 2,9086.
5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum ini adalah :
1. Pada saat pengayakan tidak boleh disentuh dan ditekan oleh tangan
2. Pada saat pengayakan harus teratur dan tidak boleh sembarang
mengayak.
3. Proses pengayakan dilakukan didalam ruang tertutup.
DAFTAR
PUSTAKA
DATA PENGAMATAN
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
b.
X2 pada mesh 80
Massa Tertahan
X2 =
Total Massa Sampel
12,83
=
107,93
= 0,1188
c.
X3 pada mesh 100
Massa Tertahan
X3 =
Total Massa Sampel
1,09
=
107,93
= 0,0100
2. Fraksi Massa Tertahan Run II
a.
X1 pada mesh 20
Massa Tertahan
X1 =
Total Massa Sampel
75,22
=
115,68
= 0,6502
b.
X2 pada mesh 80
Massa Tertahan
X2 =
Total Massa Sampel
14,54
=
115,68
= 0,1256
c.
X3 pada mesh 100
Massa Tertahan
X3 =
Total Massa Sampel
2,14
=
115,68
= 0,0184
b.
X2 pada mesh 80
Massa Tertahan
X2 =
Total Massa Sampel
13,09
=
100,17
= 0,1306
c.
X3 pada mesh 100
Massa Tertahan
X3 =
Total Massa Sampel
2,26
=
100,17
= 0,0225
B.2 Menghitung Fraksi Massa Yang Lolos
1. Fraksi Massa Yang Lolos Run 1
a.
X1 pada mesh 20
Massa Yang Lolos
X1 =
Total Massa Sampel
14,87
=
107,93
= 0,1377
b.
X2 pada mesh 80
Massa Yang Lolos
X2 =
Total Massa Sampel
1,75
=
107,93
= 0,0162
c.
X3 pada mesh 100
Massa Yang Lolos
X3 =
Total Massa Sampel
0,28
=
107,93
= 0,0025
= 0,1561
b.
X2 pada mesh 80
Massa Yang Lolos
X2 =
Total Massa Sampel
3,38
=
115,68
= 0,0292
c.
X3 pada mesh 100
Massa Yang Lolos
X3 =
Total Massa Sampel
0,39
=
115,68
= 0,0033
= 0,1612
b.
X2 pada mesh 80
Massa Yang Lolos
X2 =
Total Massa Sampel
2,82
=
100,17
= 0,0281
c.
X2 pada mesh 100
Massa Yang Lolos
X2 =
Total Massa Sampel
0,30
=
100,17
= 0,0029
B.III Menghitung Dpi
Rumus = Nomor Mesh A → Nomor Mesh B
Bukaan Ayakan A + Bukaan Ayakan B
Dpi =
Diketahui : Bukaan Ayakan Mesh 20 = 0,850
Bukaan Ayakan Mesh 80 = 0,180
Bukaan Ayakan Mesh 100 = 0,106
c. Mesh 100
Bukaan Ayakan 100
Dpi =
2
0,106
=
2
= 0,053
Dpm 1
= X1 X2 X3 X4 X5
+ + + +
ϕs.Dpi1 ϕs.Dpi2 ϕs.Dpi3 ϕs.Dpi4 ϕs.Dpi5
a. Run 1
1
Dpm = 0,7061
0,1188 0,0100
1 .0,515 + 1 .0,143+ 1 .0,053
1
=
0,3636 + 0,0169 + 0,0005
1
=
0,3810
= 2,6246
b. Run 2
Dpm = 0,6502
1
0,1256 0,0184
1 .0,515 + 1 .0,143+ 1 .0,053
1
=
0,3348+0,0179+ 0,0009
1
=
0,3536
= 2,8280
c. Run 3
Dpm = 0,6295
1
0,1306 0,0225
1 .0,515 + 1 .0,143+ 1 .0,053
1
=
0,3241 + 0,0186 + 0,0011
1
=
0,3438
= 2,9086
= 13,642
b. Run 2
Dpm = 0,1561
1
0,0292 0,0033
1 .0,515 + 1 .0,143+ 1 .0,053
1
=
0,0803 + 0,0041 + 0,0001
1
=
0,0845
= 11,834
c. Run 3
Dpm = 0,1612
1
0,0281 0,0029
1 .0,515 + 1 .0,143+ 1 .0,053
1
=
0,0830 + 0,0040 + 0,0001
1
=
0,0871
= 11,481
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT