Anda di halaman 1dari 14

A.

Tujuan
Menghitung ukuran partikel dengan metode pengayakan bertingkat
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Ayakan bertingkat
b. Gelas Beker
c. Stopwatch
d. Timbangan analitik
e. Kertas perkamen
2. Bahan
a. Amilum
C. Cara Kerja
Mikromeritik

Dibersihkan ayakan dengan nomor mesh 18,


30, 40, 50, dan 100

Disusun ayakan dengan nomor berurutan

Ditimbang ± 25 gr serbuk amilum

Diayak serbuk amilum ±5 menit dengan


kecepatan 5 rpm

Ditimbang serbuk pada tiap mesh ayakan

Dicatat data yang diperoleh dan dihitung nilai


persentase serbuk/granul
D. Data Pengamatan

No.
No. d (mm) g N (%) n×d Diameter partikel
Mesh
1 18 0,141 0 - -
2 30 0,084 0 - -
3 40 0,06 0,09 4,109 0,24654
0,034684
4 50 0,05 0,70 31,96 1,598
5 100 0,0254 1,40 63,92 1,623568
Total 2,19 99,989 3,468108

E. Perhitungan Mikromeritik
2,54
Rumus : 𝑑 =
𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑠ℎ

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑚𝑒𝑠ℎ


𝑛 (%) = × 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛 ×𝑑
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛 %

a. Nomor mesh 18
2,54
𝑑=
𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑠ℎ

2,54
=
18

= 0,141
g=0
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑚𝑒𝑠ℎ
𝑛 (%) = × 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑔𝑟𝑎𝑚

0
= × 100%
2,19

= 0
𝑛 × 𝑑 = 0 × 0,141
=0
b. Nomor mesh 30
2,54
𝑑=
𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑠ℎ
2,54
=
30

= 0,084
g=0
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑚𝑒𝑠ℎ
𝑛 (%) = × 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑔𝑟𝑎𝑚

0
= × 100%
2,19

= 0

𝑛 × 𝑑 = 0 × 0,084

=0

c. Nomor mesh 40
2,54
𝑑=
𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑠ℎ

2,54
=
40

= 0,06
g = 0,09

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑚𝑒𝑠ℎ


𝑛 (%) = × 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑔𝑟𝑎𝑚

0,09
= × 100%
2,19

= 4,109

𝑛 × 𝑑 = 4,109 × 0,06

= 0,245654
d. Nomor mesh 50
2,54
𝑑=
𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑠ℎ

2,54
=
50

= 0,05
g = 0,70

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑚𝑒𝑠ℎ


𝑛 (%) = × 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑔𝑟𝑎𝑚

0,7
= × 100 %
2,19

= 31, 96 %

𝑛 × 𝑑 = 31,96 × 0,05

= 1,598

e. Nomor mesh 100


2,54
𝑑=
𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑠ℎ

2,54
=
100

= 0,254
g = 1,40

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑚𝑒𝑠ℎ


𝑛 (%) = × 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑔𝑟𝑎𝑚

1,4
= × 100%
2,19

= 63,92 %

𝑛 × 𝑑 = 63,92 × 0,0254

= 1,623568
Diameter partikel

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛 ×𝑑
=
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛 %

0,245654 + 1,598 + 1,623568


=
4,109 + 31,96 + 63,92

3,468108
=
99,989

= 0,034684 mm

F. Pembahasan
Menurut Hardani et al., (2022) Ilmu partikel mikromeritik yaitu suatu
ilmu dan teknologi yang mempelajari tentang partikel kecil terutama mengenai
ukuran partikel. Ukuran partikel dalam bidang farmasi sangat krusial karena
berhubungan dengan kestabilan dan pelepasan obat dari suatu bentuk sediaan.
Selain itu, ukuran partikel juga menentukan sistem dispersi sediaan farmasi.
Oleh karena itu, ukuran partikel memiliki peran yang penting dari suatu obat.

Ukuran partikel dapat ditentukan melalui beberapa metode. Metode


tersebut antara lain, sebagai berikut.

1. Pengayakan
Metode pengayakan merupakan metode menentukan ukuran partikel
yang sederhana dengan menggunakan alat ayakan bertingkat yang memiliki
kecepatan dan ukuran mesh masing-masing. Metode ayakan ini digunakan
untuk mengukur ukuran partikel yang memiliki ukuran minimak 44
mikrometer. (Sinala, 2016).
Bahan yang akan diukur diayak di ayakan bertingkat dengan
susunan ayakan yang urut berdasarkan nomor meshnya. Ayakan dengan
nomor mesh kecil memiliki lubang ayakan yang besar. Nomor mesh
melambangkan jumlah lubang yang ada dalam setiap inci. (Sinala, 2016)
2. Mikroskopik Optik
Pengukuran ukuran partikel dengan menggunakan mikroskop
digunakan untuk mengukur partikel yang berukuran dari 0,2 µm sampai
kira-kira 100 µm. Metode ini bisa digunakan untuk menghitung partikel
pada sediaan emulsi dan suspensi. Jumlah partikel yang terdapat saat
pengukuran, dihitung satu persatu kemudian dicatat dan dimasukkan ke
dalam data. Pengukuran debgan metode mikroskopik memiliki beberapa
kelebihan diantaranya dalam mengukur ukuran partikel, apabila terdapat
gumpalan bisa terlihat; dilakukan dengan metode langsung. Selain itu,
terdapat pula beberapa kekurangan diantaranya hanya bisa mengukur
diameter 2 dimensi, memerlukan banyak waktu dan tenaga, terjadinya
variasi antar operator besar. (Sinala, 2016)

3. Sedimentasi
Prinsip pengukuran menggunakan metode sedimentasi diantaranya,
sebagai berikut.
a. Berdasarkan Pengukuran partikel dlm zona retensi/retention zone.
b. Pengukuran non-retention zone.

(Sinala, 2016)

Contoh metode non-retention zone measurement adalah metode


pipet/ pipette method. Volume suspensi yang diketahui dialirkan dan
perbedaan konsentrasi ditentukan seiring terhadap waktu. Metode
populer dikenalkan dan dikembangkan oleh Andreasen dan Lundberg;
dikenal dengan Andreasen pipette. (Sinala, 2016)

Metode sedimentasi memiliki beberapa keuntungan dan kelebihan.


Keuntungan metode sedimentasi, sebagai berikut.
a. Metode akurat dan tepat.
b. Rentang analisa lebar.
(Sinala, 2016)
Adapun kekurangan metode sedimentasi, sebagai berikut.
a. Metode rumit dan biaya mahal.
b. Terdapat kemungkinan kesalahan Analisa, apabila 2 partikel secara
bersamaan melewati lubang kapiler dan partikel dapat menyumbat
lubang kapiler.
(Sinala, 2016)
4. Pengukuran Volume Partikel (Coulter Counter)
Metode pengukuran volume partikel menggunakan prinsip partikel
disuspensikan dalam suatu cairan elektrolit, kemudian dilewatkan melalui
suatu lubang kecil yang pada kedua sisinya ada elektroda. Saat partikel
melewati lubang akan memindahkan sejumlah elektrolit sesuai dengan
volumenya, maka akan terjadi suatu perubahan tahanan listrik. (Sinala,
2016)
Metode pengukuran volume partikel dapat dimanfaatkan sebagai
berikut.
a. Menyelidiki diskusi
b. Menyelidiki efek zat antibakteri terhadap pertumbuhan
mikroorganisme.
(Sinala, 2016)

Praktikum kali ini menggunakan metode pengayakan. Adapun


faktor-faktor yang memengaruhi proses pengayakan antara lain, sebagai
berikut.

1. Waktu atau lama pengayakan


Terdapat waktu optimum dalam pengayakan. Biasanya
pengayakan dilakukan dalam durasi 5 menit. Pengayakan yang terlalu
lama dapat membuat serbuk hancur karena saling bertumbukan satu
dengan yang lain, sehingga serbuk yang seharusnya tidak terayak
menjadi terayak. Jika waktu pengayakan terlalu singkat maka biasanya
proses pengayakan akan kurang sempurna.
2. Massa sampel
Jika sampel terlalu banyak maka sampel akan sulit terayak. Jika
sampel sedikit maka akan lebih mudah untuk turun dan terayak.
3. Intensitas getaran
Intensitas getaran sangat memengaruhi proses pengayakan.
Semakin tinggi intensitas getaran maka semakin banyak pula terjadi
tumbukan antar partikel. Hal ini menyebabkan terkikisnya partikel,
sehingga partikel tidak terayak dengan ukuran tertentu.
4. Pengambilan sampel yang mewakili populasi
Sampel yang baik akan mewakili semua unsur yang terdapat pada
populasi. Populasi yang dimaksud adalah berbagai macam variasi ukuran
partikel, mulai dari yang sangat halus sampai ke yang paling kasar.
(Sinala, 2016)

Pengukuran mikromeritik dengan menggunakan metode


pengayakan memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari metode
pengayakan, sebagai berikut.

1. Sederhana, praktis, mudah, dan cepat.


2. Tidak membutuhkan keahlian tertentu dalam melakukan
metodenya.
3. Dapat diketahui ukuran partikel dari kecil sampai besar.
4. Lebih mudah diamati.
(Sinala, 2016)

Adapun kekurangan dari metode pengukuran mikromeritik


pengayakan antara lain:

1. Tidak dapat mengetahui bentuk partikel secara pasti seperti pada


metode mikroskopi.
2. Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan secara kelompok
(berdasarkan keseragaman).
3. Tidak dapat menentukan diameter partikel karena ukuran partikel
diperoleh berdasarkan nomor mesh ayakan.
4. Adanya agregasi karena adanya getaran sehingga memengaruhi
validasi data.
5. Tidak dapat melihat bentuk partikel dan dapat menyebabkan erosi
pada bahan-bahan granul
(Sinala, 2016)

Dalam praktikum ini, ayakan dibersihkan terlebih dahulu hingga


siap digunakan. Beberapa ayakan disusun dengan nomor mesh berurutan.
Kemudian serbuk amilum disiapkan dan ditimbang menggunakan
timbangan analitik hingga mencapai massa 25 gr. Serbuk amilum kemudian
di ayak menggunakan ayakan bertingkat selama ±5 menit, dengan
kecepatan 5 rpm. Setelah proses pengayakan selesai, serbuk amilum pada
setiap tingkat mesh ayakan ditimbang menggunakan timbangan analitik.
Data massa serbuk tersebut dicatat dan dihitung untuk komponen data n%,
n x d, dan diameter partikel.

Dari hasil percobaan, didapatkan bahwa nomor mesh ayakan 18


memiliki d = 0,141 dan tidak ada partikel yang tertinggal. Nomor mesh
ayakan 30 memiliki d = 0,084 dan diamati tidak ada partikel yang tertinggal.
Nomor mesh ayakan 40 memiliki d = 0,06 dan berat partikel yang tertinggal
sebesar 0,09 gram. Nomor mesh ayakan 50 memiliki d = 0,06 dan berat
partikel yang tertinggal sebesar 0,7 gram. Nomor mesh ayakan 100
memiliki d = 0,06 dan berat partikel yang tertinggal sebesar 1,4 gram. Dari
hasil perhitungan, didapatkan bahwa persentase zat tertinggal dalam ayakan
mesh nomor 18 adalah 0%. Persentase zat tertinggal dalam ayakan mesh
nomor 30 adalah 0%. Persentase zat tertinggal dalam ayakan mesh nomor
40 adalah 4,109%. Persentase zat tertinggal dalam ayakan mesh nomor 50
adalah 31,96%. Persentase zat tertinggal dalam ayakan mesh nomor 100
adalah 63,92%.

Adapun nomor mesh ayakan 18 memiliki nilai n × d sebesar 0,


nomor mesh ayakan 30 memiliki nilai n × d sebesar 0, nomor mesh ayakan
40 memiliki nilai n × d sebesar 0,24654. Nomor mesh ayakan 50 memiliki
nilai n × d sebesar 1,598. Nomor mesh ayakan 100 memiliki nilai n × d
sebesar 1,623568. Akumulasi nilai n × d adalah sebesar 3,468108.

Dari hasil praktikum, didapatkan bahwa diameter rata-rata amilum


adalah sebesar 0,034684.

1.8

1.6

1.4

1.2

1
n×d

0.8

0.6

0.4

0.2

0
18 30 40 50 100

Nomor mesh
G. Tugas Pendahuluan
1. Sebutkan dan jelaskan secara lengkap metode-metode yang dapat
digunakan untuk menghitung ukuran partikel!
Jawab : Ukuran partikel dapat ditentukan melalui beberapa metode. Metode
tersebut antara lain, sebagai berikut.
a. Pengayakan
Metode pengayakan merupakan metode menentukan ukuran partikel
yang sederhana dengan menggunakan alat ayakan bertingkat yang
memiliki kecepatan dan ukuran mesh masing-masing. Metode ayakan
ini digunakan untuk mengukur ukuran partikel yang memiliki ukuran
minimak 44 mikrometer.
Bahan yang akan diukur diayak di ayakan bertingkat dengan
susunan ayakan yang urut berdasarkan nomor meshnya. Ayakan dengan
nomor mesh kecil memiliki lubang ayakan yang besar. Nomor mesh
melambangkan jumlah lubang yang ada dalam setiap inci.
b. Mikroskopik Optik
Pengukuran ukuran partikel dengan menggunakan mikroskop
digunakan untuk mengukur partikel yang berukuran dari 0,2 µm sampai
kira-kira 100 µm. Metode ini bisa digunakan untuk menghitung partikel
pada sediaan emulsi dan suspensi. Jumlah partikel yang terdapat saat
pengukuran, dihitung satu persatu kemudian dicatat dan dimasukkan ke
dalam data. Pengukuran debgan metode mikroskopik memiliki beberapa
kelebihan diantaranya dalam mengukur ukuran partikel, apabila terdapat
gumpalan bisa terlihat; dilakukan dengan metode langsung. Selain itu,
terdapat pula beberapa kekurangan diantaranya hanya bisa mengukur
diameter 2 dimensi, memerlukan banyak waktu dan tenaga, terjadinya
variasi antar operator besar. (Sinala, 2016)
c. Sedimentasi
Prinsip pengukuran menggunakan metode sedimentasi adlaah
berdasarkan pengukuran partikel dlm zona retensi/retention zone dan
pengukuran non-retention zone. Contoh metode non-retention zone
measurement adalah metode pipet/ pipette method. Volume suspensi
yang diketahui dialirkan dan perbedaan konsentrasi ditentukan seiring
terhadap waktu. Metode populer dikenalkan dan dikembangkan oleh
Andreasen dan Lundberg; dikenal dengan Andreasen pipette.
d. Pengukuran Volume Partikel (Coulter Counter)
Metode pengukuran volume partikel menggunakan prinsip partikel
disuspensikan dalam suatu cairan elektrolit, kemudian dilewatkan
melalui suatu lubang kecil yang pada kedua sisinya ada elektroda. Saat
partikel melewati lubang akan memindahkan sejumlah elektrolit sesuai
dengan volumenya, maka akan terjadi suatu perubahan tahanan listrik.
Metode pengukuran volume partikel dapat dimanfaatkan sebagai
berikut.
• Menyelidiki diskusi
• Menyelidiki efek zat antibakteri terhadap pertumbuhan
mikroorganisme.

2. Jelaskan pentingnya mengetahui ukuran partikel suatu bahan obat!


Jawab : Ukuran partikel dalam bidang farmasi sangat krusial karena
berhubungan dengan kestabilan dan pelepasan obat dari suatu bentuk
sediaan. Selain itu, ukuran partikel juga menentukan sistem dispersi sediaan
farmasi. Oleh karena itu, ukuran partikel memiliki peran yang penting dari
suatu obat.
3. Jelaskan cara memperkecil suatu partikel!
Jawab : Beberapa cara untuk memperkecil suatu partikel adalah dengan cara
penggerusan dan metode cutting.
a. Penggerusan
Penggerusan merupakan proses untuk memperkecil ukuran
zat padat. Tujuan penggerusan adalah untuk membentuk patahan
yang tersebar ke seluruh partikel yang digerus pada bahan energi
tegangan dan menghasilkan pecahan. Efisiensi proses
penggerusan dipengaruhi oleh sifat gaya dan besarnya gaya
tersebut. Laju penerapan gaya mempengaruhi penghalusan,
karena terdapat hambatan waktu antara tercapainya gaya
maksimum dan pemecahan. Makin tinggi laju, makin kurang
efektif penggunaan energi dan makin tinggi jumlah bahan yang
dihasilkan. Karena laju penggerusan naik, lebih banyak energi
yang terbuang. Massa dan ukuran partikel dan lamanya waktu
berada dalam penggerus akan mempengaruhi laju penggerusan.
b. Cutting
Metode cutting adalah pengecilan ukuran partikel dengan
mengaplikasikan pembagian/sharing partikel (memotong
partikel). Prinsip pengoprasian pemotong terdiri dari serangkaian
pisau menempel pada rotor horizontal yang bertindak terhadap
serangkaian pisau stasioner melekat ke alat. Selama pengerusan,
terjadi dengan fraktur partikel antara dua set pisau, yang memiliki
jarak beberapa milimeter. Sebuah layar dipasang di dasar casing
alat dan bertindak untuk mempertahankan bahan dalam alat
sampai ukuran yang diinginkan.
Metode cutting biasa digunakan untuk memperkecil ukuran
dari granulasi basah sebelum pembuatan tablet dan bahan mentah
obat seperti akar, kulit sebelum ekstraksi.

H. Kesimpulan
Praktikum mikromeritik sudah sesuai dengan literatur. Dari praktikum
mikrometer, didapatkan bahwa diameter rata-rata amilum adalah 0,034684 mm.
Hal tersebut sesuai dengan kajian literatur yang menyatakan bahwa diameter
amilum adalah kurang dari 0,18 mm.

Anda mungkin juga menyukai