Tujuan
Menghitung ukuran partikel dengan metode pengayakan bertingkat
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Ayakan bertingkat
b. Gelas Beker
c. Stopwatch
d. Timbangan analitik
e. Kertas perkamen
2. Bahan
a. Amilum
C. Cara Kerja
Mikromeritik
No.
No. d (mm) g N (%) n×d Diameter partikel
Mesh
1 18 0,141 0 - -
2 30 0,084 0 - -
3 40 0,06 0,09 4,109 0,24654
0,034684
4 50 0,05 0,70 31,96 1,598
5 100 0,0254 1,40 63,92 1,623568
Total 2,19 99,989 3,468108
E. Perhitungan Mikromeritik
2,54
Rumus : 𝑑 =
𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑠ℎ
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛 ×𝑑
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛 %
a. Nomor mesh 18
2,54
𝑑=
𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑠ℎ
2,54
=
18
= 0,141
g=0
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑚𝑒𝑠ℎ
𝑛 (%) = × 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑔𝑟𝑎𝑚
0
= × 100%
2,19
= 0
𝑛 × 𝑑 = 0 × 0,141
=0
b. Nomor mesh 30
2,54
𝑑=
𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑠ℎ
2,54
=
30
= 0,084
g=0
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑚𝑒𝑠ℎ
𝑛 (%) = × 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑔𝑟𝑎𝑚
0
= × 100%
2,19
= 0
𝑛 × 𝑑 = 0 × 0,084
=0
c. Nomor mesh 40
2,54
𝑑=
𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑠ℎ
2,54
=
40
= 0,06
g = 0,09
0,09
= × 100%
2,19
= 4,109
𝑛 × 𝑑 = 4,109 × 0,06
= 0,245654
d. Nomor mesh 50
2,54
𝑑=
𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑠ℎ
2,54
=
50
= 0,05
g = 0,70
0,7
= × 100 %
2,19
= 31, 96 %
𝑛 × 𝑑 = 31,96 × 0,05
= 1,598
2,54
=
100
= 0,254
g = 1,40
1,4
= × 100%
2,19
= 63,92 %
𝑛 × 𝑑 = 63,92 × 0,0254
= 1,623568
Diameter partikel
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛 ×𝑑
=
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛 %
3,468108
=
99,989
= 0,034684 mm
F. Pembahasan
Menurut Hardani et al., (2022) Ilmu partikel mikromeritik yaitu suatu
ilmu dan teknologi yang mempelajari tentang partikel kecil terutama mengenai
ukuran partikel. Ukuran partikel dalam bidang farmasi sangat krusial karena
berhubungan dengan kestabilan dan pelepasan obat dari suatu bentuk sediaan.
Selain itu, ukuran partikel juga menentukan sistem dispersi sediaan farmasi.
Oleh karena itu, ukuran partikel memiliki peran yang penting dari suatu obat.
1. Pengayakan
Metode pengayakan merupakan metode menentukan ukuran partikel
yang sederhana dengan menggunakan alat ayakan bertingkat yang memiliki
kecepatan dan ukuran mesh masing-masing. Metode ayakan ini digunakan
untuk mengukur ukuran partikel yang memiliki ukuran minimak 44
mikrometer. (Sinala, 2016).
Bahan yang akan diukur diayak di ayakan bertingkat dengan
susunan ayakan yang urut berdasarkan nomor meshnya. Ayakan dengan
nomor mesh kecil memiliki lubang ayakan yang besar. Nomor mesh
melambangkan jumlah lubang yang ada dalam setiap inci. (Sinala, 2016)
2. Mikroskopik Optik
Pengukuran ukuran partikel dengan menggunakan mikroskop
digunakan untuk mengukur partikel yang berukuran dari 0,2 µm sampai
kira-kira 100 µm. Metode ini bisa digunakan untuk menghitung partikel
pada sediaan emulsi dan suspensi. Jumlah partikel yang terdapat saat
pengukuran, dihitung satu persatu kemudian dicatat dan dimasukkan ke
dalam data. Pengukuran debgan metode mikroskopik memiliki beberapa
kelebihan diantaranya dalam mengukur ukuran partikel, apabila terdapat
gumpalan bisa terlihat; dilakukan dengan metode langsung. Selain itu,
terdapat pula beberapa kekurangan diantaranya hanya bisa mengukur
diameter 2 dimensi, memerlukan banyak waktu dan tenaga, terjadinya
variasi antar operator besar. (Sinala, 2016)
3. Sedimentasi
Prinsip pengukuran menggunakan metode sedimentasi diantaranya,
sebagai berikut.
a. Berdasarkan Pengukuran partikel dlm zona retensi/retention zone.
b. Pengukuran non-retention zone.
(Sinala, 2016)
1.8
1.6
1.4
1.2
1
n×d
0.8
0.6
0.4
0.2
0
18 30 40 50 100
Nomor mesh
G. Tugas Pendahuluan
1. Sebutkan dan jelaskan secara lengkap metode-metode yang dapat
digunakan untuk menghitung ukuran partikel!
Jawab : Ukuran partikel dapat ditentukan melalui beberapa metode. Metode
tersebut antara lain, sebagai berikut.
a. Pengayakan
Metode pengayakan merupakan metode menentukan ukuran partikel
yang sederhana dengan menggunakan alat ayakan bertingkat yang
memiliki kecepatan dan ukuran mesh masing-masing. Metode ayakan
ini digunakan untuk mengukur ukuran partikel yang memiliki ukuran
minimak 44 mikrometer.
Bahan yang akan diukur diayak di ayakan bertingkat dengan
susunan ayakan yang urut berdasarkan nomor meshnya. Ayakan dengan
nomor mesh kecil memiliki lubang ayakan yang besar. Nomor mesh
melambangkan jumlah lubang yang ada dalam setiap inci.
b. Mikroskopik Optik
Pengukuran ukuran partikel dengan menggunakan mikroskop
digunakan untuk mengukur partikel yang berukuran dari 0,2 µm sampai
kira-kira 100 µm. Metode ini bisa digunakan untuk menghitung partikel
pada sediaan emulsi dan suspensi. Jumlah partikel yang terdapat saat
pengukuran, dihitung satu persatu kemudian dicatat dan dimasukkan ke
dalam data. Pengukuran debgan metode mikroskopik memiliki beberapa
kelebihan diantaranya dalam mengukur ukuran partikel, apabila terdapat
gumpalan bisa terlihat; dilakukan dengan metode langsung. Selain itu,
terdapat pula beberapa kekurangan diantaranya hanya bisa mengukur
diameter 2 dimensi, memerlukan banyak waktu dan tenaga, terjadinya
variasi antar operator besar. (Sinala, 2016)
c. Sedimentasi
Prinsip pengukuran menggunakan metode sedimentasi adlaah
berdasarkan pengukuran partikel dlm zona retensi/retention zone dan
pengukuran non-retention zone. Contoh metode non-retention zone
measurement adalah metode pipet/ pipette method. Volume suspensi
yang diketahui dialirkan dan perbedaan konsentrasi ditentukan seiring
terhadap waktu. Metode populer dikenalkan dan dikembangkan oleh
Andreasen dan Lundberg; dikenal dengan Andreasen pipette.
d. Pengukuran Volume Partikel (Coulter Counter)
Metode pengukuran volume partikel menggunakan prinsip partikel
disuspensikan dalam suatu cairan elektrolit, kemudian dilewatkan
melalui suatu lubang kecil yang pada kedua sisinya ada elektroda. Saat
partikel melewati lubang akan memindahkan sejumlah elektrolit sesuai
dengan volumenya, maka akan terjadi suatu perubahan tahanan listrik.
Metode pengukuran volume partikel dapat dimanfaatkan sebagai
berikut.
• Menyelidiki diskusi
• Menyelidiki efek zat antibakteri terhadap pertumbuhan
mikroorganisme.
H. Kesimpulan
Praktikum mikromeritik sudah sesuai dengan literatur. Dari praktikum
mikrometer, didapatkan bahwa diameter rata-rata amilum adalah 0,034684 mm.
Hal tersebut sesuai dengan kajian literatur yang menyatakan bahwa diameter
amilum adalah kurang dari 0,18 mm.