KETIDAKPASTIAN
ANALISA HPLC
PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA SIRUP
L A B M A N I A I N D O N E S I A
PENETAPAN ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUJIAN
KADAR VITAMIN C PADA SIRUP SECARA KROMATOGRAFI
CAIR KINERJA TINGGI (HPLC)
Pagi hari yang cerah, saat nya Adit mulai berangkat bekerja. Hari ini adalah hari dimana
dia akan mempelajari penetapan estimasi ketidakpastian metode kromatografi oleh Bu Melin.
“Selamat pagi Bu Melin, hari yang cerah ya bu, tapi besok terakhir disini” ujar Adit sambil
menunjukkan wajah sedihnya.
“Hehe iyah Dit, harus semanga dong, kan nanti besok terakhir diawasin saya” ujar Bu
Melin sambil tertawa.
“Loh siapa yang seneng bu, ada juga saya sedih ga diawasin lagi sama Bu Melin, nanti ga
ada yang ngingetin saya lgai kalo saya salah” ujar Adit.
“Bisa aja kamu, yaudah sekarang kita lanjutkan ke metode selanjutnya ya yaitu pengujian
kadar Vitamin C pada sampel sirup dengan menggunakan HPLC. Kamu biasa menggunakan
HPLC bukan Dit?” tanya Bu Melin.
“Iyah bu, memang kami disini melakukan pengujian kadar Vitamin C menggunakan HPLC
menggunakan metode yang ada pada IK kami” ujar Adit.
“Sudah atuh bu, kalo belum divalidasi, mana berani kita pakai untuk pengujian sampel
customer hehe” ujar Adit.
“Oke deh, karena besok saya terakhir disini, jadi sekarang kamu mulai menjelaskan kepada
saya langkah-langkah dalam penetapan estimasi ketidakpastian pengujian kadar Vitamin C ini ya”
ujar Bu Melin.
“Tapi tetep harus diawasin Bu Melin ya bu ?” ujar Adit sambil menatap serius.
“Iya iya, tetep diawasin saya, kan saya masih disini, kecuali saya sudah ga disini lagi, itu
tandanya saya ga ngawasin kamu hehe” canda Bu Melin.
“Hehe ibu bisa saja, yasudah bu kita mulai saja ya pengujiannya. Saya siapkan bahan dan
alatnya dulu” ujar Adit.
Aditpun mulai menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan saat pengujian. Mula-mula dia
membuat deret standar, kemudian dia lanjutkan dengan preparasi sampel sebanyak 6 kali ulangan.
Lalu dia injeksikan kedalam HPLC yang sudah dia optimasi. Setelah 1 jam melakukan pengujian
dari mulai preparasi sampai mendapatkan hasil, Aditpun menghampiri Bu Melin dan memberikan
data hasil percobaannya.
“Ini bu saya sudah dapatkan data hasil pengujiannya” ujar Adit sambil menyerahkan hasil
pengujiannya kepada Bu Melin.
Konsentrasi
Luas Area
(mg/L)
0 0,0000
2 700825
4 1299768
6 1999543
8 2550618
10 3288883
“Nah, sekarang coba kamu jelaskan kepada saya langkah-langkah penetapan estimasi
ketidakpastiannya ya Dit” ujar Bu Melin.
“Oke bu, berarti sesuai penjelasan ibu diawal pertemuan, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menentukan spesifikasi dengan menggunakan rumus atau formula, ya intinya
cari rumus penentuan kadar Vitamin C menggunakan HPLC” ujar Adit sambil menuliskan rumus
mencari kadar Asesulfam.
𝑚𝑔
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠𝑒𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑚 ( ) = 𝐶 × 𝐹𝑝
𝐿
Dimana :
C : KonsentrasiVitamin C (mg/L)
Fp : Faktor pengenceran yang digunakan dalam pengujian
“Nah setelah menuliskan rumus dari pengujian kita, kita lanjutkan ke langkah yang ke-2,
yaitu mengidentifikasi sumber ketidakpastian pengujian kadar Vitamin C dengan menggunakan
diagram fish bone” jelas Adit yang disambung dengan anggukkan Bu Melin.
Aditpun mulai menggambarkan diagram fishbone dari pengujian yang dia lakukan dan
didapatkan diagram fish bone sebagai berikut :
Kadar Vitamin C
(mg/L)
u faktor pengenceran
Dan :
∑(𝑌𝑖 − 𝑌𝑐)2
𝑅𝑆𝐷 = √
(𝑛 − 2)
Dimana :
Keterangan :
Xi = Konsentrasi deret standar ke-I
Yi = Absorbansi standar ke – i (hasil pengamatan/pengukuran)
Yc = Absorbansi hasil perhitungan berdasarkan persamaan kurva kalibrasi yang
diperoleh
Xr = Rata-rata konsentrasi deret standar yang dibuat
Yr = Rata-rata dari absorbansi hasil pengukuran deret standar
Yo = Absorbansi rata-rata hasil pengukuran larutan sampel
“Nah dari rumus tersebut kita buatkan tabel untuk mengihitung ketidakpastian asal
kurva kalibrasi sesuai rumus yang ada” ujar Adit sambil membuat tabel di Microsoft
Excel yang dia miliki.
(Xi-
xi Yi yc yi-yc (yi-yc)2 xi-xr
Xr)2
0 0,0 18970 -18970 359860900 -5,0 25,0
2 700825,0 667358 33467 1120040089 -3,0 9,0
4 1299768,0 1315746 -15978 255296484 -1,0 1,0
6 1999543,0 1964134 35409 1253797281 1,0 1,0
8 2550618,0 2612522 -61904 3832105216 3,0 9,0
10 3288883,0 3260910 27973 782488729 5,0 25,0
∑(Yi-Yc)2 7603588699 ∑(Xi-Xr)2 70,0
Sehingga :
7603588699
𝑅𝑆𝐷 = √
4
𝑅𝑆𝐷 = 43599,28
43599,28 1 87561347192,112
𝑢 𝑟𝑒𝑔 = √1 + +
324193,84 6 324193,842 × 70
Dimana :
Diketahui :
Sehingga :
0,05
𝑢𝐾𝑎𝑙 = = 0,0289 𝑚𝐿
√3
Dan :
𝑢 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 = 0,0606 𝑚𝐿
Jadi :
Diketahui :
Sehingga :
0,01
𝑢𝐾𝑎𝑙 = = 0,0058 𝑚𝐿
√3
Dan :
𝑉 × ∆𝑇 × 𝐾𝑜𝑒𝑓. 𝑀𝑢𝑎𝑖 𝐴𝑖𝑟
𝑢𝐸𝑓𝑒𝑘 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 =
√3
5 𝑚𝐿 × 5°𝐶 × 0,00021°𝐶 −1
𝑢 𝑒𝑓𝑒𝑘 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 =
√3
𝑢 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 = 0,0030 𝑚𝐿
Jadi :
0,0349 𝑚𝐿 2 0,0119 𝑚𝐿 2
𝑢𝐹𝑃 = 10 × √( ) +( )
50 𝑚𝐿 5 𝑚𝐿
𝑢𝐹𝑃 = 0,0249
“Dan akhirnya ketidakpastian asal presisi metode adalah nilai standar deviasinya
yakni 0,0856 mg/L, selesai deh, sekarang langsung lanjutin ke langkah paling akhir
yaitu menghitung ketidakastian gabungan dan ketidakpastian diperluas” ujar Adit
disambung dengan anggukkan bu Melin.
Sumber Nilai
Simbol Satuan µ µ/x (µ/x)²
Ketidakpastian (x)
Kurva kalibrasi µreg 8,1745 mg/L 0,1445 0,017682843 0,00031268
Presisi Metode µPM 81,7450 mg/L 0,0856 0,001047593 0,00000110
Faktor
Pengenceran µFp 20 0,0187 0,000935971 0,00000088
Kadar Vitamin
C dalam sampel µCSx 81,7450 mg/L 0 0
Jumlah 0,0003
Sehingga :
𝑢 𝐺𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑢 𝑟𝑒𝑔 2 𝑢 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑖 2 𝑢𝐹𝑝 2
= √( ) +( ) +( )
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠𝑒𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑚 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑂𝐷 𝐹𝑝
𝑢 𝐺𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑚𝑔 = √0,0003
81,7450
𝐿
𝑚𝑔
𝑢 𝐺𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 81,7450 × 0,01774
𝐿
𝑚𝑔
𝑢 𝐺𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 1,45
𝐿
𝑚𝑔
𝑈 = 1,45 ×2
𝐿
𝑈 = 2,9001 𝑚𝑔/𝐿