Tujuan
1. Mempelajari cara penentuan viskositas larutan newton dengan
viskosimeter Ostwald.
2. Mempelajari pengaruh kadar larutan terhadap viskositas larutan
3. Mampu melakukan pengukuran tegangan muka cairan/larutan.
4. Mengetahui cara pengukuran tegangan antar muka 2 cairan tak bercampur.
5. Mampu menentukan konsentrasi misel kritik surfaktan.
2. Tegangan Permukaan
V. Perhitungan
1. Viskositas Larutan Newton
𝑟2 × 𝑡 × 𝑝
Rumus : μ =
8× 𝑙 × ℎ
dengan, r = jari-jari viskometer Ostwald (cm)
t = waktu (s)
p = tekanan (Pa)
l = panjang pipa kapiler (cm)
h = ketinggian antara titik atas dan titik bawah (cm)
a. Alkohol 70 %
𝑟2 × 𝑡 × 𝑝
=
8× 𝑙 × ℎ
0,252 × 30,5 × 1
=
8 × 10 × 2
= 0,0119140625 dyne/cm
b. Larutan Gula 20%
𝑟2 × 𝑡 × 𝑝
=
8× 𝑙 × ℎ
0,252 × 16,9 × 1
=
8 × 10 × 2
= 0,0066015625 dyne/cm
c. Larutan Gula 40%
𝑟2 × 𝑡 × 𝑝
=
8× 𝑙 × ℎ
0,252 × 24,32 × 1
=
8 × 10 × 2
= 0,0095 dyne/cm
d. Larutan Gula 60%
𝑟2 × 𝑡 × 𝑝
=
8× 𝑙 × ℎ
0,252 × 46,38 × 1
=
8 × 10 × 2
= 0,01811719 dyne/cm
e. Larutan Gula x1%
𝑟2 × 𝑡 × 𝑝
=
8× 𝑙 × ℎ
0,252 × 25,69 × 1
=
8 × 10 × 2
= 0,01811719 dyne/cm
f. Larutan Gula x2%
𝑟2 × 𝑡 × 𝑝
=
8× 𝑙 × ℎ
0,252 × 34,86 × 1
=
8 × 10 × 2
= 0.0136171875 dyne/c
2. Tegangan Permukaan
1
Rumus : 𝑟×ℎ×𝑑×𝑔
2
= 0,776825
b. Sodium lauryl sulfate 0.05%
1
= 𝑟×ℎ×𝑑×𝑔
2
1
= 0,0575 × 2,6 × 0,943 × 10
2
= 0,7048925
c. Sodium lauryl sulfate 0.1%
1
= 𝑟×ℎ×𝑑×𝑔
2
1
= 0,0575 × 2,1 × 0,967 × 10
2
= 0,58382625
d. Parafin cair
1
= 𝑟×ℎ×𝑑×𝑔
2
1
= 0,575 × 3,1 × 0,821 × 10
2
= 0,73171625
VI. Pembahasan
1. Viskositas Larutan Newton
Viskositas atau viscosity berasal dari bahasa Latin viscum yang
berarti pekat atau kental. Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu fluida
yang disebabkan oleh intensitas gesekan dalam fluida terkait. Kekentalan
merupakan sifat zat cair (fluida) yang berhubungan dengan hambatan untuk
mengalir. Semakin besar nilai viskositas suatu fluida, maka semakin lambat
fluida tersebut untuk mengalir (kemampuan untuk mengalir rendah) dan
semakin sulit pula suatu benda untuk bergerak di dalam fluida tersebut.
(Khattab, 2012)
Viskositas pada zat cair berkaitan erat dengan gaya kohesi
antarpartikel di dalam zat cair terkait. Sedangkan dalam zat gas, viskositas
disebabkan oleh tumbukan antarmolekul. Perbedaan viskositas pada zat cair
menunjukkan perbedaan fungsi zat cair tersebut (Ibrahim, 2012).
Menurut Yulianti (2016), tingkat viskositas fluida dipengaruhi oleh
beberapa faktor, sebagai berikut.
a. Tekanan
Tekanan hanya akan memengaruhi viskositas fluida cair saja.
Untuk fluida gas, tekanan tidak memengaruhi tingkat viskositas
karena tekanan hanya memengaruhi ikatan molekul pada fluida
cair. Tekanan berbanding lurus dengan viskositas. Semakin
besar tekanan yang diberikan, maka semakin besar pula nilai
viskositas fluida cair tersebut.
b. Suhu atau temperature
Pada fluida cair, suhu akan berbanding terbalik dengan
viskositas. Semakin besar suhu, maka nilai viskositas fluida akan
semakin kecil.
Sedangkan, pada fluida gas, suhu akan berbanding lurus dengan
viskositas. Semakin tinggi suhu yang dikenakan, maka nilai
viskositas akan semakin rendah.
c. Konsentrasi fluida
Konsentrasi fluida berbanding lurus dengan viskositas. Semakin
besar konsentrasi fluida maka semakin besar pula nilai viskositas
fluida tersebut (semakin sulit untuk mengalir).
d. Ukuran dan berat molekul
Ukuran dan berat molekul berbanding lurus dengan viskositas.
Semakin besar ukuran dan berat molekul maka semakin besar
pula nilai viskositasnya.
2. Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan dapat didefinisikan sebagai gaya yang terjadi
pada permukaan suatu cairan yang menghalangi ekspansi cairan tersebut.
Hal ini disebabkan oleh gaya gaya tarik yang tidak seimbang pada antar
muka (interfaces) cairan. Gaya ini bias segera diketahui pada kenaikan
cairanbiasa dalam kapiler dan bentuk spheris suatu tetesan kecil cairan.
(Hidayati S., 2012)
Tegangan permukaan adalah gaya per satuan panjang yang
diberikan sejajar dengan permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam.
Tegangan permukaan pada dasarnya merupakan suatu kemampuan zat cair
untuk menyebar membentuk luas permukaan baru. Tegangan permukaaan
mempunyai satuan dyne dalam cgs. (Juliyanto et. al., 2016).
Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan, antara lain
sebagai berikut.
• Suhu
Suhu berbanding terbalik dengan besar tegangan permukaan.
Semakin besar suhu yang dikenakan, maka semakin kecil nilai
tegangan permukaannya. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan
energi kinetik molekul.
• Zat terlarut (solute)
Zat terlarut (solute) dalam suatu cairan berbanding lurus dengan
tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan
tegangan permukaan. Tetapi, pada kondisi zat cair yang membentuk
lapisan monomolekuler (surfaktan), penambahan zat terlarut akan
menurunkan tegangan permukaan.
• Surfaktan
Surfaktan atau surface active agents adalah zat yang bisa
mengaktifkan permukaan karena cenderung untuk terkonsentrasi
pada permukaan atau antar muka.
• Jenis cairan
Tegangan permukaan berbanding lurus dengan jenis cairan. Jika
cairan tersebut memiliki gaya tarik antar molekul yang besar, maka
tegangan permukaannya juga besar.
• Konsentrasi zat terlarut
Konsentrasi zat terlarut berbanding terbalik dengan tegangan
permukaan. Apabila banyak solut yang ditambahkan ke dalam
larutan, maka tegangan muka akan turun marena memiliki
konsentrasi di permukaan yang lebih besar daripada di dalam
larutan. Begitu pula sebaliknya.
(Juliyanto et. al., 2016)
Menurut Juliyanto et. al. (2016), salah satu cara untuk menentukan
tegangan permukaan yaitu dengan metode kenaikkan pipa kapiler. Metode
ini merupakan metode dimana cairan dari suatu pipa kapiler akan naik ke
pipa sampai ketinggian tertentu. Sebelumnya, tabung pipa kapiler tersebut
diletakkan pada gelas beker yang berisi cairan. Hal ini disebabkan karena
kekuatan adhesi antar molekul molekul cairan dan dinding kapiler lebih
besar daripada kohesi antar molekul molekul cairan. Cairan itu membasahi
dinding kapiler, menyebar, dan meninggi dalam pipa. Metode kenaikan pipa
kapiler bekerja menurut prinsip kesetimbangan gaya tegangan muka (gaya
ke atas) dan efek gravitasi (gaya ke bawah).