Oleh:
Nama : Ahmad Sahla Rahman
NIM : 201910901016
Kelompok :5
Asisten : Candra Nisfa Nandika
………………(3.1)
Dimana Vs adalah kecepatan pengendapan, g adalah percepatan gravitasi
bumi, d adalah diameter partikel, ρ adalah densitas partikel, γ adalah viskositas
cairan
Padatan
- disiapkan padatan kapur 100 gram dan 80 mL air di dalam
gelas ukur
- diaduk dan ditambahkan air ke dalam gelas ukur
- dihitung padatan dalam gelas ukur
- diaduk kembali dengan baik dan biarkan mengendap
- dicatat ketinggian cairan bersih dan endapan setiap selang
waktu tertentu
- diulangi dengan menambahkan flocculating reagent
sebanyak 5 gram
- diamati perbedaanya dengan sebelumnya
- dihitung persentase solid, laju pengendapan tanpa
flocculating reagent, laju pengendapan dengan flocculating
reagent, dan laju pengendapan menurut hukum stokes
- dibuat kurva dari penambahan flocculating reagent dan
sebelum penambahan flocculating reagent.
Hasil -
4.3 Prosedur Kerja
Padatan kapur 100 gram dan 80 mL air disiapkan di dalam gelas ukur. Setelah
itu diaduk dan ditambahkan air ke dalam gelas ukur. Kemudian, dihitung kembali
padatan dalam gelas ukur dan diaduk kembali dengan baik serta biarkan
mengendap. Perhitungan selesai maka dicatat ketinggian cairan bersih dan endapan
setiap selang waktu tertentu. Setelah itu diulangi dengan menambahkan
flocculating reagent sebanyak 5 gram dan amati perbedaanya dengan sebelumnya.
Kemudian, dihitung persentase solid, laju pengendapan tanpa flocculating
reagent, laju pengendapan dengan flocculating reagent, dan laju pengendapan
menurut hukum stokes. Dibuat kurva dari penambahan flocculating reagent dan
sebelum penambahan flocculating reagent.
V. DATA DAN PERHITUNGAN
5.1 Data
5.1.1 Tanpa Penambahan flocculating reagent
Tinggi endapan awal = 1,5 cm
Tinggi larutan awal = 10 cm
W Solid = 100
W air = 80
Percepatan gravitasi = 9,8 m/s2
P solid = 2,21
P Medium = 1
Diameter Partikel = 0,000168
Viskositas Fluida = 0,001
Tabel 5.1 Tanpa flocculating reagent
Tinggi Endapan Volume Cairan Bersih
No t (detik) (cm) (ml)
1 90 0.4 80
2 180 0.8 80
3 270 1 80
4 360 1.2 80
5.2.3 Dilusi
𝑊 𝑎𝑖𝑟
Dilusi = 𝑊 𝑔𝑎𝑙𝑒𝑛𝑎
Keterangan :
d = diameter partikel (cm)
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
Y = Viskositas Fluida (air = 10-3)
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Hasil
6.1.1 Pengendapan tanpa flokulan
Tabel 6.1 Hasil perhitungan tanpa flokulan
Volum
t Tinggi e Laju
N % Dillu Laju Endapan
(deti Endapa Cairan pengendap
o Solid si Teori
k) n (cm) Bersih an (m/s)
(ml)
0.1066666
1 90 0.4 80
67
0.0511111
2 180 0.8 80
11
0.5555 0.000018482834
0.8
6 03
0.0333333
3 270 1 80
33
0.0244444
4 360 1.2 80
44
0.106666667
0.1
0.08
Laju Pengendapan
0.06
0.051111111
0.04
0.033333333
0.024444444
0.02
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Waktu
6.1.2 Pengendapan dengan flokulan
Tabel 6.2 Hasil perhitungan tanpa flokulan
Volum
t Tinggi e Laju
N % Dillu Laju Endapan
(deti Endapa Cairan pengendap
o Solid si Teori
k) n (cm) Bersih an (m/s)
(ml)
1 55 1.2 80 0.16
2 60 1.6 80 0.14
0.5675 0.761 0.000018482834
7 9 03
0.1261538
3 65 1.8 80
46
0.1128571
4 70 2.1 80
43
0.16 0.16
0.14 0.14
0.126153846
0.12
Laju Pengendapan
0.112857143
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu
6.2 Pembahasan
Uji pengendapan (settling test) adalah proses pengujian pada bijih untuk
mengetahui laju pengendapannya. Laju pengendapan partikel dalam fluida diatur
dengan Hukum Stokes (Modul 4, 2022). Dari perhitungan secara teoritis
menggunakan hukum stokes diperoleh nilai laju pengendapan sebesar v =
0,00001848283403 cm/s.
Pada percobaan pengendapan tanpa flokulan digunakan beberapa waktu yaitu
dari 90s, 180s, 270s, sampai 360s untuk mengetahui laju pengendapannya,
didapatlan juga %solid 0,56 dan dilusi 0,8. Di menit 90 detik dialakukan
pencampuran kapur 100 gr dengan aquades 80 ml di dapatkan ketinggian endapan
0,4= cm serta laju pengendapan 0,1067= cm/s. Pada 180s dengan pencampuran
yang sama didapatkan di dapatkan ketinggian endapan 0,8= cm dan laju
pengendapan 0,051= cm/s. Pada 270s didapatkan di dapatkan ketinggian endapan
1= cm, laju pengendapan 0,03 = cm/s dan 360s didapatkan di dapatkan ketinggian
endapan 1,2 = cm, laju pengendapan 0,24 = cm/s. Terjadi banyak galat pada hasil
teoritis dan hasil percobaan. Hal ini diakibatkan oleh bergabai faktor. Faktor faktor
tersebut antara lain adalah ketidakakuratan takaran dari setiap variabelnya seperti
jumlah solid yang digunakan tidak pas 100 gr karena pada saat praktikum
kurangnya alat untuk menimbang takaran yang disediakan. Garis ukur pada tabung
settling test yang digunakan juga tidak sesuai dengan takaran sehingga
mengakibatkan pengamat kesulitan dalam mengamati di setiap waktunya.
Pada percobaan menggunakan flocculant didapatkan nilai laju pengendapan
yang jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan percobaan tanpa flocculant. Pada
saat pencampuran di dapat %solid 0,567568 dan dilusi 0,761905 berbeda dengan
percobaan pertama dikarenakan pada percobaan ini dilakukan penambahan
flokulan sebanyak 5gr. Pada menit 55 s didapatkan di dapatkan ketinggian endapan
1,2 = cm serta laju pengendapan 0,16 = cm/s. Pada 60s dengan pencampuran yang
sama didapatkan di dapatkan ketinggian endapan 1,6 = cm, laju pengendapan =
0,14 cm/s. Pada 65s dengan pencampuran yang sama didapatkan di dapatkan
ketinggian endapan 1,8 = cm, laju pengendapan 0,126153846 = cm/s. dan pada
waktu 70s didapatkan di dapatkan ketinggian endapan 2,1 = cm, laju pengendapan
0,1128743 = cm/s. Hal ini terjadi karena reagen flocculant tersebut mengikat
partikel partikel kecil dan menggumpalkannya menjadi partikel yang lebih besar,
sehingga mengakibatkan pengendapannya lebih cepat. Dengan volume yang sama
dan di tambahkan flokulan laju pengendapannya sangatlah cepat. Hal ini
berhubungan dengan pengaruh dilusi dalam settling test. Dimana laju pengendapan
akan terjadi lebih cepat pada larutan dengan dilusi yang besar, karena partikel akan
lebih bebas bergerak dengan ruang yang ada pada dilusi tinggi, sedangkan pada
dilusi rendah partikel akan saling bertumbukan dan menghambat pengendapan.
Pada grafik percobaan tanpa flocculant didapatkan grafik yang agak konstan
membentuk garis linear tetapi sedikit melandai. Hal ini diakibatkan oleh gerakan
partikel partikel solid yang bergerak dengan kecepatan konstan, karena tidak
dipengaruhi oleh zat-zat lain. Sedangkan pada grafik percobaan mengguanakan
flokulan di didapatkan grafik yang cukup konstan ke atas membentuk garis linear.
Hal ini diakibatkan oleh pengaruh flocculant yang tinggi pada awal percobaan
karena partikel solid masih memiliki banyak ruang untuk bergerak ke bawah,
sehingga mengakibatkan laju pengendapannya semakin cepat.
Pada percobaan praktikum pengendapan ini terdapat berbagai faktor yang
berpengaruh, antara lain adanya flocculant, persen solid, dilusi, keidealan alat, serta
keakuratan pengamat. Persen solid berpengaruh pada laju pengendapan
berkebalikan dengan dilusi. Dilusi menyatakan perbandingan jumlah air dengan
jumlah solid. Nilai dilusi yang tinggi mengakibatkan ruang partikel solid untuk
bergerak semakin besar, sehingga partikel dapat dengan mudah mengendap dengan
kata lain laju pengendapan akan lebih tinggi dibanding larutan dengan nilai dilusi
yang rendah. Keidealan alat berhubungan juga dengan keakuratan pengukuran
mulai dari penimbangan bahan-bahan dan pengukuran. Karena apabila alat tidak
ideal maka akan mengakibatkan banyak eror dalam pengukuran terutama pada
keakuratan pengamat dalam mengamati kejadian yang perlu dicatat selama
praktikum. Faktor lain yang sangat berpengaruh dalam settling test ini adalah
adanya penambahan flocculant yang jauh mempercepat laju pengendapan dengan
cara menggumpalkan partikel partikel solid kecil menjadi lebih besar sehingga
dapat mengendap lebih cepat
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Pada praktikum uji pengendapan didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Laju pengendapan partikel dalam fluida diatur dengan Hukum Stokes. Dari
perhitungan secara teoritis menggunakan hukum stokes diperoleh nilai laju
pengendapan sebesar v = 0,00001848283403 cm/s.
2. Pada percobaan pengendapan tanpa flokulan di dapat sebagai berikut :
Tabel 7.1 Tanpa Flokulan
t Tinggi Endapan Laju pengendapan
% Solid Dillusi
(detik) (cm) (m/s)
90 0.4 0.106666667
180 0.8 0.051111111
0.55556 0.8
270 1 0.033333333
360 1.2 0.024444444
Sedangkan pada pengendapan dengan penambahan flokulan yaitu :
Tabel 7.1 Dengan Flokulan
t Tinggi Endapan Laju pengendapan
% Solid Dillusi
(detik) (cm) (m/s)
55 1.2 0.16
60 1.6 0.14
0.56757 0.7619
65 1.8 0.126153846
70 2.1 0.112857143
Dari penambahan flokulan diperoleh nilai laju pengendapan lebih tinggi
dibanding dengan percobaan lainnya. Hal ini disebabkan oleh penambahan
flocculant yang dapat mempercepat pengendapan dengan cara
menggumpalkan partikel kecil menjadi lebih besar sehingga dapat dengan
mudah mengendap.
3. Faktor yang berpengaruh praktikum laju pengendapan antara lain adanya
flocculant, persen solid, dilusi, keidealan alat, serta keakuratan pengamat.
7.2 Saran
Adapun saran dari praktikum selanjutnya adalah keidealan dan kesedian alat
yang harus di perhatikan. Karean alat-alat yang digunakan sangat mempengaruhi
hasil praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Isnaniawardhani Dkk, 2010. Tipe Sedimen Permukaan Dasar Laut Selatan Dan
Utara Kepulauan Tambelan Perairan Natuna Selatan. Pusat Penelitian
Oseanografi (P2O) LIPI. Bandung
Kelly, Errol G. & David J. Spottiswood. 1982. Introduction to Mineral Processing.
USA: John Wiley & Sons
Wills, B. A., Napier-Munn, Tim. 2006. Will’s Mineral Processing Technology “An
Introduction to The Practical Aspects of Ore Treatment and Mineral
Recovery”. Elsevier Science & Technology Books.
https://kurets08.wordpress.com/. (Diakses pada tanggal 30 Oktober 2022 pukul
20:00)
http://shintarosalia.lecture.ub.ac.id/files/2012/03/SRD_koagulasi-flokulasi.pdf.
(Diakses pada tanggal 30 Oktober 2022 pukul 20:00)
http://rumushitung.com/2013/11/09/hukum-stokeskecepatan-terminal/.(Diakses
pada tanggal 30 Oktober 2022 pukul 20:00)
.
LAMPIRAN
Tabel pengamatan dan rumus Mengukur Pengendapan Tanpa
Flokulan pada waktu 90 s