0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
104 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas metode fishbone diagram dalam menganalisis penyebab kecelakaan kerja. Fishbone diagram digunakan untuk mengidentifikasi berbagai penyebab potensial suatu masalah melalui brainstorming dan mengelompokkannya ke dalam kategori seperti manusia, mesin, dan lingkungan. Langkah-langkah pembuatan fishbone diagram dijelaskan beserta contoh analisis kasus kecelakaan yang mengidentifikasi tiga penyebab utama kecelakaan terse
Dokumen tersebut membahas metode fishbone diagram dalam menganalisis penyebab kecelakaan kerja. Fishbone diagram digunakan untuk mengidentifikasi berbagai penyebab potensial suatu masalah melalui brainstorming dan mengelompokkannya ke dalam kategori seperti manusia, mesin, dan lingkungan. Langkah-langkah pembuatan fishbone diagram dijelaskan beserta contoh analisis kasus kecelakaan yang mengidentifikasi tiga penyebab utama kecelakaan terse
Dokumen tersebut membahas metode fishbone diagram dalam menganalisis penyebab kecelakaan kerja. Fishbone diagram digunakan untuk mengidentifikasi berbagai penyebab potensial suatu masalah melalui brainstorming dan mengelompokkannya ke dalam kategori seperti manusia, mesin, dan lingkungan. Langkah-langkah pembuatan fishbone diagram dijelaskan beserta contoh analisis kasus kecelakaan yang mengidentifikasi tiga penyebab utama kecelakaan terse
KESELAMATAN KERJA KELOMPOK 1 ANGGOTA KELOMPOK 1: 1. HUDA NAHRUDI 2. ABDUL MUQTADIR 3. IDAM RAFIF 4. REDYNADAM 5. AAP APANDI 6. BRYAN AULINO 7. VIOLADI ANDALUSIA SUBCHAN 8. MUHAMMAD HASAN 9. MUHAMMAD SYAFIQ 10.YOGA DWI GUNA FISHBONE DIAGRAM
■ Fishbone diagram (diagram tulang ikan — karena bentuknya seperti
tulang ikan) sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools). Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas (Tague, 2005, p. 247). ■ Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN FISHBONE DIAGRAM Langkah 1: Menyepakati pernyataan masalah ■ Sepakati sebuah pernyataan masalah (problem statement). Pernyataan masalah ini diinterpretasikan sebagai “effect”, atau secara visual dalam fishbone seperti “kepala ikan”. ■ Tuliskan masalah tersebut di tengah whiteboard di sebelah paling kanan, misal: “Bahaya Potensial Pembersihan Kabut Oli”. ■ Gambarkan sebuah kotak mengelilingi tulisan pernyataan masalah tersebut dan buat panah horizontal panjang menuju ke arah kotak LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN FISHBONE DIAGRAM ■ Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi “cabang”. Setiap cabang mewakili “sebab utama” dari masalah yang ditulis. Sebab ini diinterpretasikan sebagai “cause”, atau secara visual dalam fishbone seperti “tulang ikan”. ■ Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk akal dengan situasi. Kategori- kategori ini antara lain: LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN FISHBONE DIAGRAM ■ Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur: Machine (mesin atau teknologi),Method (metode atau proses),Material (termasuk raw material, consumption, dan informasi),Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) / Mind Power (pekerjaan pikiran: kaizen, saran, dan sebagainya), Measurement (pengukuran atau inspeksi), dan,Milieu / Mother Nature (lingkungan). ■ Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa: Product (produk/jasa), Price (harga), Place (tempat), Promotion (promosi atau hiburan), People (orang), Process (proses), Physical Evidence (bukti fisik), dan Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas). ■ Kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa: Surroundings (lingkungan), Suppliers (pemasok), Systems (sistem), Skills (keterampilan), dan Safety (keselamatan). LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN FISHBONE DIAGRAM Langkah 3: Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming ■ Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming. ■ Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama- sama di mana sebab tersebut harus ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan di bawah kategori yang mana gagasan tersebut harus ditempatkan ■ Sebab-sebab ditulis dengan garis horisontal sehingga banyak “tulang” kecil keluar dari garis diagonal. ■ Pertanyakan kembali “Mengapa sebab itu muncul?” sehingga “tulang” lebih kecil (subsebab) keluar dari garis horisontal tadi ■ Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut berhubungan dengan beberapa kategori. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN FISHBONE DIAGRAM Langkah 4: Mengkaji dan menyepakati sebab- sebab yang paling mungkin ■ Setelah setiap kategori diisi carilah sebab yang paling mungkin di antara semua sebab sebab dan sub- subnya. ■ Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori, kemungkinan merupakan petunjuk sebab yang paling mungkin. ■ Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab yang tampaknya paling memungkinkan) dan tanyakan , “Mengapa ini sebabnya?” ■ Pertanyaan “Mengapa?” akan membantu kita sampai pada sebab pokok dari permasalahan teridentifikasi. ■ Tanyakan “Mengapa ?” sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab lagi. Kalau sudah sampai ke situ sebab pokok telah terindentifikasi. ■ Lingkarilah sebab yang tampaknya paling memungkin pada fishbone diagram ■ Dengan menerapkan diagram Fishbone ini dapat menolong kita untuk dapat menemukan akar “penyebab” terjadinya masalah khususnya di industri manufaktur dimana prosesnya terkenal dengan banyaknya ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti, maka tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya Kaoru Ishikawa, ilmuwan yang banyak menyumbangkan pemikiran di bidang manajemen kualitas ini lahir pada tahun 1915 di Tokyo, Jepang. Alumni teknik kimia Universitas Tokyo ini ingin merubah konsep pemikiran manusia tentang bekerja. Ishikawa mengurai secara rinci prinsip plan-do-check-act W.Edward Deming, sang kreator P-D-C-A menjadi; 1. Plan-P >> Tentukan gol dan target >> Tentukan cara/metode mencapai gol 2. Do-D >> Terlibat dalam pendidikan dan pelatihan >> Implementasi pekerjaan 3. Check-C >> Cek akibat dari implementasi 4. Act-A >> Mengambil tindakan yang sesuai CONTOH ANALISIS FISHBONE CONTOH ANALISIS FISHBONE Hasil analisis fishbone diatas mengenai kasus kecelakaan yang menimpa bapak Muhammad Sofiyan dimana ibu jari kaki kanan retak yang diakibatkan oleh tertimpa tangga besi seberat 100 kg di dapatkan bahwa terdapat 3 faktor penyebab kecelakaan tersebut dapat terjadi. Pertama adalah faktor metode, dimana tidak ada peringatan dari pihak manajemen mengenai bahaya yang akan terjadi apabila pekerja melakukan pekerjaan menggunakan tangga dimana sebaiknya apabila akan melakukan pekerjaan diketinggian hendaknya menggunakan perancahtetap. Faktor kedua adalah manusia, kesalahan yang sangat sering dilakukan oleh para pekerja adalah karena pekerja melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan SOP hal ini merupakan faktor paling sering untuk terjadinya suatu kecelakaan. Kesalahan selanjutnya yang dilakukan oleh pekerja adalah pekerja tidak memperhatikan area kerja dengan baik sehingga tangga besi meluncur jatuh kebawah dikarenakan lantai bengkel yang licin dan tangga tidak diikat atau dipegangi oleh pekerja lainnya. Faktor ketiga adalah lingkungan, dimana kondisi pada saat itu Ruang atau space terbatas (sempit) dan tata graha penempatan barang dan peralatan yang tidak baik. Dari penyebab dasar diatas dapat diberikan rekomendasi perbaikan atau pencegahan sebagai berikut : a) Selalu mentaati peraturan yang ada pada tempat kerja termasuk selalu melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP. b) Melakukan penyuluhan mengenai bahaya ditempat kerja dan selalu mengutamakan keselamatan diri sendiri dan orang lain ditempat kerja. c) Menerapkan 5 R untuk memperbaiki tata graha penempatan peralatan dan barang – barang bengkel dengan baik. THANK YOU QUESTION AND ANSWER TIME