Anda di halaman 1dari 13

METODE FISHBONE DALAM

KESELAMATAN KERJA
KELOMPOK 1
ANGGOTA KELOMPOK 1:
1. HUDA NAHRUDI
2. ABDUL MUQTADIR
3. IDAM RAFIF
4. REDYNADAM
5. AAP APANDI
6. BRYAN AULINO
7. VIOLADI ANDALUSIA SUBCHAN
8. MUHAMMAD HASAN
9. MUHAMMAD SYAFIQ
10.YOGA DWI GUNA
FISHBONE DIAGRAM

■ Fishbone diagram (diagram tulang ikan — karena bentuknya seperti


tulang ikan) sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa
Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli
pengendalian kualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas
dasar (7 basic quality tools). Fishbone diagram digunakan ketika kita
ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan terutama
ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas (Tague, 2005,
p. 247).
■ Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari
satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi
brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang
berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan
sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu
diuraikan melalui sesi brainstorming.
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN
FISHBONE DIAGRAM
Langkah 1: Menyepakati pernyataan masalah
■ Sepakati sebuah pernyataan masalah
(problem statement). Pernyataan masalah
ini diinterpretasikan sebagai “effect”, atau
secara visual dalam fishbone seperti
“kepala ikan”.
■ Tuliskan masalah tersebut di tengah
whiteboard di sebelah paling kanan, misal:
“Bahaya Potensial Pembersihan Kabut Oli”.
■ Gambarkan sebuah kotak mengelilingi
tulisan pernyataan masalah tersebut dan
buat panah horizontal panjang menuju ke
arah kotak
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN
FISHBONE DIAGRAM
■ Dari garis horisontal utama, buat
garis diagonal yang menjadi
“cabang”. Setiap cabang mewakili
“sebab utama” dari masalah yang
ditulis. Sebab ini diinterpretasikan
sebagai “cause”, atau secara visual
dalam fishbone seperti “tulang
ikan”.
■ Kategori sebab utama
mengorganisasikan sebab
sedemikian rupa sehingga masuk
akal dengan situasi. Kategori-
kategori ini antara lain:
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN
FISHBONE DIAGRAM
■ Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri
manufaktur:
Machine (mesin atau teknologi),Method (metode atau
proses),Material (termasuk raw material, consumption,
dan informasi),Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan
fisik) / Mind Power (pekerjaan pikiran: kaizen, saran, dan
sebagainya), Measurement (pengukuran atau inspeksi),
dan,Milieu / Mother Nature (lingkungan).
■ Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa:
Product (produk/jasa), Price (harga), Place (tempat),
Promotion (promosi atau hiburan), People (orang),
Process (proses),
Physical Evidence (bukti fisik), dan Productivity & Quality
(produktivitas dan kualitas).
■ Kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa:
Surroundings (lingkungan), Suppliers (pemasok), Systems
(sistem), Skills (keterampilan), dan Safety (keselamatan).
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN
FISHBONE DIAGRAM
Langkah 3: Menemukan sebab-sebab potensial
dengan cara brainstorming
■ Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu
diuraikan melalui sesi brainstorming.
■ Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-
sama di mana sebab tersebut harus ditempatkan
dalam fishbone diagram, yaitu tentukan di bawah
kategori yang mana gagasan tersebut harus
ditempatkan
■ Sebab-sebab ditulis dengan garis horisontal sehingga
banyak “tulang” kecil keluar dari garis diagonal.
■ Pertanyakan kembali “Mengapa sebab itu muncul?”
sehingga “tulang” lebih kecil (subsebab) keluar dari
garis horisontal tadi
■ Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab
tersebut berhubungan dengan beberapa kategori.
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN
FISHBONE DIAGRAM
Langkah 4: Mengkaji dan menyepakati sebab-
sebab yang paling mungkin
■ Setelah setiap kategori diisi carilah sebab yang paling
mungkin di antara semua sebab sebab dan sub-
subnya.
■ Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari
satu kategori, kemungkinan merupakan petunjuk
sebab yang paling mungkin.
■ Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan
(sebab yang tampaknya paling memungkinkan) dan
tanyakan , “Mengapa ini sebabnya?”
■ Pertanyaan “Mengapa?” akan membantu kita sampai
pada sebab pokok dari permasalahan teridentifikasi.
■ Tanyakan “Mengapa ?” sampai saat pertanyaan itu
tidak bisa dijawab lagi. Kalau sudah sampai ke situ
sebab pokok telah terindentifikasi.
■ Lingkarilah sebab yang tampaknya paling memungkin
pada fishbone diagram
■ Dengan menerapkan diagram Fishbone ini dapat menolong
kita untuk dapat menemukan akar “penyebab” terjadinya
masalah khususnya di industri manufaktur dimana
prosesnya terkenal dengan banyaknya ragam variabel yang
berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan. Apabila
“masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti,
maka tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah
dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya menjadi lebih
jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua
kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar”
permasalahan sebenarnya
Kaoru Ishikawa, ilmuwan yang banyak menyumbangkan
pemikiran di bidang manajemen kualitas ini lahir pada
tahun 1915 di Tokyo, Jepang. Alumni teknik kimia
Universitas Tokyo ini ingin merubah konsep pemikiran
manusia tentang bekerja. Ishikawa mengurai secara rinci
prinsip plan-do-check-act W.Edward Deming, sang kreator
P-D-C-A menjadi;
1. Plan-P
>> Tentukan gol dan target
>> Tentukan cara/metode mencapai gol
2. Do-D
>> Terlibat dalam pendidikan dan pelatihan
>> Implementasi pekerjaan
3. Check-C
>> Cek akibat dari implementasi
4. Act-A
>> Mengambil tindakan yang sesuai
CONTOH ANALISIS FISHBONE
CONTOH ANALISIS FISHBONE
Hasil analisis fishbone diatas mengenai kasus kecelakaan yang menimpa bapak Muhammad Sofiyan dimana
ibu jari kaki kanan retak yang diakibatkan oleh tertimpa tangga besi seberat 100 kg di dapatkan bahwa
terdapat 3 faktor penyebab kecelakaan tersebut dapat terjadi. Pertama adalah faktor metode, dimana tidak
ada peringatan dari pihak manajemen mengenai bahaya yang akan terjadi apabila pekerja melakukan
pekerjaan menggunakan tangga dimana sebaiknya apabila akan melakukan pekerjaan diketinggian hendaknya
menggunakan perancahtetap. Faktor kedua adalah manusia, kesalahan yang sangat sering dilakukan oleh
para pekerja adalah karena pekerja melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan SOP hal ini merupakan faktor
paling sering untuk terjadinya suatu kecelakaan. Kesalahan selanjutnya yang dilakukan oleh pekerja adalah
pekerja tidak memperhatikan area kerja dengan baik sehingga tangga besi meluncur jatuh kebawah
dikarenakan lantai bengkel yang licin dan tangga tidak diikat atau dipegangi oleh pekerja lainnya. Faktor
ketiga adalah lingkungan, dimana kondisi pada saat itu Ruang atau space terbatas (sempit) dan tata graha
penempatan barang dan peralatan yang tidak baik. Dari penyebab dasar diatas dapat diberikan rekomendasi
perbaikan atau pencegahan sebagai berikut :
a) Selalu mentaati peraturan yang ada pada tempat kerja termasuk selalu melakukan pekerjaan sesuai
dengan SOP.
b) Melakukan penyuluhan mengenai bahaya ditempat kerja dan selalu mengutamakan keselamatan diri sendiri
dan orang lain ditempat kerja.
c) Menerapkan 5 R untuk memperbaiki tata graha penempatan peralatan dan barang – barang bengkel
dengan baik.
THANK YOU
QUESTION AND ANSWER TIME

Anda mungkin juga menyukai