Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK KEWIRAUSAHAAN

“ANALISIS TULANG IKAN ( FISHBONE ANALISA)”


Kelompok 2 Reguler B

Dosen Pengampu :
Heru Sulistijono, S.Kep.Ns., M.Kes

Nama Anggota Kelompok :

1. Alya Devi Rahmadhani (P27820321051)


2. Amelia Zuha Risnanda (P27820321052)
3. Anastasia Karina Yulia (P27820321053)
4. Anggesti Dwi Salsa Billah (P27820321054
5. Anik Wulandari (P27820321055
6. Aninda Rizcna Feby (P27820321056)
7. Anna Fasia Ardha (P27820321057)
8. Arum widyawati (P27820321058)
9. Audy Puspita Rani (P27820321059)
10. Ayunda Cahya Mufida (P2782032105)

PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SUTOPO

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

TAHUN 2022
A. Pengertian Diagram Fishbone
Diagram tulang ikan atau fishbone adalah salah satu metode / tool di dalam
meningkatkankualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram Sebab-Akibat
atau cause effectdiagram. Penemunya adalah seorang ilmuwan jepang pada tahun 60-
an. Bernama Dr. KaoruIshikawa, ilmuwan kelahiran 1915 di Tikyo Jepang yang juga
alumni teknik kimia UniversitasTokyo. Sehingga sering juga disebut dengan diagram
ishikawa. Metode tersebut awalnya lebih banyak digunakan untuk manajemen
kualitas. Yang menggunakan data verbal (non-numerical)atau data kualitatif. Dr.
Ishikawa juga ditengarai sebagai orang pertama yang memperkenalkan7 alat atau
metode pengendalian kualitas (7 tools). Yakni fishbone diagram, control chart,
runchart, histogram, scatter diagram, pareto chart, dan flowchart.
Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan) karena memang berbentuk mirip
dengantulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan
menunjukkansebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai
penyebabnya. Efek atauakibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang
ikan diisi oleh sebab-sebab sesuaidengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan
diagram Cause and Effect (Sebab dan Akibat)karena diagram tersebut menunjukkan
hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian
proses statistikal, diagram sebab-akibat dipergunakan untuk untuk
menunjukkanfaktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang
disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu.
B. Tujuan Diagram Fishbone
Fishbone Diagrams (Diagram Tulang Ikan) adalah diagram sebab akibat yang
dapatdigunakan untuk mengidentifikasi potensi masalah kinerja. Diagram tulang
ikanmenyediakan struktur untuk diskusi kelompok sekitar potensi penyebab
masalahtersebut. Tujuan utama dari diagram tulang ikan adalah untuk
menggambarkan secara grafik cara hubungan antara penyampaian akibat dan semua
faktor yang berpengaruh pada akibat ini.
Fishbone Diagrams adalah alat analisis yang menyediakan cara sistematis melihatefek
dan penyebab yang membuat atau berkontribusi terhadap efek tersebut. Karenafungsi
diagram Fishbone, dapat disebut sebagai diagram sebab-akibat (Watson, 2004).
Fungsi dasar diagram tulang ikan adalah untuk mengidentifikasi dan
mengorganisasi penyebabpenyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan 
kemudianmemisahkan akar penyebabnya.

C. Manfaat Diagram Fishbone
Dengan adanya diagram tulang ikan ini sebenarnya memberi banyak sekali
keuntungan bagi dunia bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas yang
menjadi perhatian penting perusahaan, masalah klasik  yang dapat diselesaikan di
industri antara lain:
a) Keterlambatan proses produksi. 
b) Tingkat defect (cacat) produk yang tinggi.
c) Mesin produksi yang sering mengalami masalah. 
d) Output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya rencana produksi.
e) Produktivitas yang tidak mencapai target.
f) Komplain pelanggan yang terus berulang. 

Namun, pada dasarnya diagram tulang ikan dapat dipergunakan untuk kebutuhan-
kebutuhan berikut :
1. Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah dari suatu masalah.
2. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah.
3. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut.
4. Mengidentifikasi tindakan untuk menciptakan hasil yang diinginkan.
5. Membuat issue secara lengkap dan rapi.
6. Menghasilkan pemikiran baru.

Beberapa manfaat lainnya dari membangun diagram tulang ikan adalah membantu
menentukan akar penyebab masalah atau karakteristik kualitas menggunakan
pendekatan terstruktur, mendorong partisipasi kelompok dan memanfaatkan
pengetahuan kelompok proses, serta mengidentifikasi area dimanadata harus
dikumpulkan untuk studi lebih lanjut (Balanced Scorecard Institute,2009).
 
D. Langkah-Langkah Pembuatan Diagram Fishbone

Diagram tulang ikan atau sebab akibat merupakan pendekatan terstruktur


yangmemungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan
penyebab- penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada (Gas
versz (1997: 112)).Terdapat 6 langkah yang harus dilakukan dalam melakukan
analisis dengan diagram tulangikan yaitu:

1) Menyepakati permasalahan utama yang terjadi dan diungkapkan bahwa masalah


tersebut merupakan suatu pernyataan masalah ( problem statement ).

Masalah merupakan perbedaan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang
diinginkan (W. Pounds, 1969 dalam Robbins dan Coulter, 2012). Pada langkah
pertamaini, harus dilakukan kesepakatan terhadap sebuah pernyataan masalah
(problem statement).
Pernyataan masalah tersebut kemudian diinterpretasilan sebagai “effect” atau
secara visualdalam fishbone seperti “kepala ikan”. Selanjutnya menuliskan
problem statement disebelah kanan diagram dan menggambar sebuah kotak yang
mengelilingi tulisan pernyataan masalah tersebut dan membuat panah horizontal
panjang menuju ke arah kotak.
 

 
2) Mengidentifikasi penyebab masalah yang mungkin.

Identifikasi ini dilakukan dengan metode brainstorming. Menurut Scarvada


(2004), penyebab permasalahan dapat dikelompokkan dalam enam kelompok yait
u materials(bahan baku), machines and equipment (mesin dan peralatan),
manpower (sumber dayamanusia), methods (metode), mother nature/environment
(lingkungan), dan measurement(pengukuran). Gaspersz dan Fontana (2011)
mengelompokkan penyebab masalah menjaditujuh yaitu manpower (SDM),
machines (mesin dan peralatan), methods (metode),materials (bahan baku),
media, motivation (motivasi), dan money (keuangan). Kelompok penyebab
masalah ini ditempatkan di Diagram Fishbone pada sirip ikan. Pada tahap
keduaini, dilanjutkan dengan pengisian penyebab masalah yang disepakati seperti
pada gambar berikut:

3) Identifikasi kategori penyebab.Dimulai dari garis horizontal utama, membuat


garis diagonal yang menjadi cabang.Setiap cabang mewakili sebab utama dari
masalah yang ditulis. Sebab ini diinterpretasikan sebagai cause, secara visual
dalam fishbone seperti tulang ikan. Kategori sebab utamamengorganisasikan
sebab sedemikian rupa sehingga masuk akal dengan situasi. Kategori-kategori ini
antara lain:
A. Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur:

1. Machine (mesin atau teknologi)


2. Method (metode atau proses)
3. Material (termasuk raw material, consumption, dan informasi)
4. Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) / Mind Power (pekerjaan
pikiran:kaizen, saran, dan sebagainya)
5. Measurement (pengukuran atau inspeksi)
6. Milieu / Mother Nature (lingkungan) 

B. Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa:


1. Product (produk/jasa)
2. Price (harga)
3. Place (tempat)
4. Promotion (promosi atau hiburan)
5. People (orang)
6. Process (proses)
7. Physical Evidence (bukti fisik)
8. Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas)

C. Kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa:


1. Surroundings (lingkungan)
2. Suppliers (pemasok)
3. Systems (sistem)
4. Skills (keterampilan)
5. Safety (keselamatan)

Kategori di atas hanya sebagai saran, bisa digunakan kategori lain yang dapat
membantumengatur gagasan-gagasan. Jumlah kategori biasanya sekitar 4
sampai dengan 6 kategori.
 
4) Menemukan sebab potensial Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu
diuraikan melaui brainstorming. Saat sebab-
sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama dimana sebab tersebut harus
ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan dibawah kategori yangmana
gagasan tersebut harus ditempatkan. Sebab-sebab ditulis dengan garis horizontal
sehingga banyak “tulang” kecil keluar dari garis diagonal.Pertanyakan kembali
“Mengapa sebab itu muncul?” sehingga “tulang” lebih kecil (sub-sebab) keluar
dari garis horizontal tadi. Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jikasebab
tersebut berhubungan dengan beberapa kategori.
5) Mengkaji Kembali

Setelah menemukan penyebab potensial dari setiap penyebab yang


mungkin,kemudian dikaji kembali urutan penyebab hingga ditemukan
akar penyebabnya. Setelah itutempatkan akar penyebab masalah tersebut pada
cabang yang sesuai dengan kategoriutama sehingga membentuk seperti tulang-
tulang kecil dari ikan. Selanjutnya adalahmenginterpretasikan dan mengkaji
kembali diagram sebab akibat tersebut mulai darimasalah awal hingga
ditemukannya akar penyebab tersebut.
 
6) Mencapai kesepakatan
Setelah proses interpretasi dengan melihat penyebab yang muncul secara
berulang,didapatkan kesepakatan melalui konsensus tentang penyebab itu,
sehingga sudah dapatdilakukan pemilihan penyebab yang paling penting dan
dapat diatasi. Selanjutnya adalahmemfokus perhatian pada penyebab yang terpilih
melalui konsensus tersebut untuk hasilyang lebih optimal. Penerapan hasil analisis
dengan menggunakan diagram tersebut adalahdengan cara mengembangkan dan
mengimplementasikan tindakan korektif, sertamemonitor hasil-hasil untuk
menjamin bahwa tindakan korektif yang dilakukan itu efektifdengan hilangnya
penyebab masalah yang dihadapi.

E. Pemecahan Masalah dengan Diagram Fishbone
 Contoh Kasus :
Instalasi Farmasi RSUD Blambangan merupakan revenue center bagi Rumah Sakit.
Waktutunggu pelayanan Apotek Rawat Jalan RSUD Blambangan belum sesuai SPM
DepartemenKesehatan Republik Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi,
menentukan akar permasalahan dan menentukan alternatif solusi atas permasalahan
waktu tunggu pelayanan Instalasi Farmasi. Metode untuk mengidentifikasi akar
masalah digunakan analisis tulang ikan ( fish boneishikawa) dan dilakukan
Focus Group Discussion. Untuk memprioritaskan akar masalah inidigunakan
metode USG (Urgency, Serious, and Growth). Metode untuk alternatif solusi adalah
Mc.Namara. hasil penelitian menunjukan 3 akar masalah yaitu process screening
lama dan satu loket, jauhnya poli penyakit dalam sebagai resep terbanyak, tempat
penerimaan resep BPJS dan umum jadi satu loket. Solusi nilai tertinggi adalah
menambah tenaga screening  dan loket antrian, waktu tunggu rata-rata obat jadi
70,81menit, racikan 139,85 menit. Setelah solusi waktu tunggu rata-rata obat jadi
63,88 menit, racikan108 menit. Hasil solusi waktu tunggu mengalami penurunan,
obat jadi 7 menit, racikan 31 menit.

PENYELESAIAN :
Hari Rabu tanggal 10 September 2014 jam 11.00 WIB menentukan akar masalah waktu tunggu
antrian di Apotek Rawat Jalan.Beberapa akar masalah yang ditemukan adalah:
1. Tenaga asisten apoteker kurang
2. Tenaga asisten apoteker masih sebagai cadangan untuk farmasi satu dan tiga
3. Tidak semua petugas apotek paham administrasi
4. Tempat penerimaan resep BPJS dan umum jadi satu loket
5. Ketersediaan obat tidak lancer
6. Computer   ada dua
7. Proses screening   lama dan satu loket
8. Prasarana tempat penerimaan obat kurang
9. Peresepan elektronik belum berjalan
10. Lemot dan program belum lengkap
11. Tempat duduk tunggu BPJS dan umum sama
12. Jauhnya Poli Penyakit Dalam sebagai resep terbanyak 
13. Ruang tunggu pasien kurang nyaman dan kurang luas
14. Resep poli datang bersamaan.
DIAGRAM FISHBONE

SOLUSI :
Hasil FGD (Focus Grup Discussion) pada tangal 10 September 2014 menghasilkan beberapa
solusi yaitu:
1. Membedakan loket umum dan BPJS
2. Menambah tenaga screening dan loket antrian
3. Menambah computer
4. Memfokuskan tenaga khusus farmasi rawat jalan
5. Sistem peresepan elektronik
6. Membuka pelayanan obat di Poli Penyakit Dalam

F. CARA MENGGUNAKAN DIAGRAM FISHBONE


Ketika Anda menggunakan diagram ini, sebenarnya Anda sedang menyusun sebuah tampilan
bergambar yang terstruktur dari daftar penyebab yang terorganisir untuk menunjukkan
hubunganya terhadap sebuah akibat tertentu.
Langkah‐langkah untuk menyusun dan menganalisa diagram fishbone sebagai berikut:
1. Identifikasi dan definisikan dengan jelas hasil atau akibat yang akan dianalisis
 Hasil atau akibat disini adalah karakteristik dari kualitas tertentu, permasalahan yang
terjadi pada kerja, tujuan perencanaan, dan sebagainya.
 Gunakan definisi yang bersifat operasional untuk hasil atau akibat agar mudah
dipahami.
 Hasil atau akibat dapat berupa positif (suatu tujuan, hasil) atau negatif (suatu
masalah, akibat). Hasil atau akibat yang negatif yaitu berupa masalah biasanya lebih
mudah untuk dikerjakan. Lebih mudah bagi kita untuk memahami sesuatu yang
sudah terjadi
(kesalahan) daripada menentukan sesuatu yang belum terjadi (hasil yang diharapkan)
 Kita bisa menggunakan diagram pareto untuk membantu menentukan hasil atau
akibat
yang akan dianalisis

2. Gambar garis panah horisontal ke kanan yang akan menjadi tulang belakang.
 Disebelah kanan garis panah, tulis deskripsi singkat hasil atau akibat yang dihasilkan
oleh proses yang akan dianalisis
 Buat kotak yang mengelilingi hasil atau akibat tersebut

* : Untuk keperluan diagram digunakan contoh kasus penggunaan bahan bakar


kendaraan perusahaan yang boros.

3. Identifikasi penyebab‐penyebab utama yang mempengaruhi hasil atau akibat.


 Penyebab Ini akan menjadi label cabang utama diagram dan menjadi kategori yang
akan berisi berbagai  penyebab yang menyebabkan penyebab utama.
 Untuk menentukan penyebab utama seringkali merupakan pekerjaan yang tidak
mudah. Untuk itu kita dapat mencoba memulai dengan menulis daftar seluruh
penyebab yang mungkin. Kemudian penyebab‐penyebab tersebut dikelompokkan
berdasarkan hubungannya satu sama lain. Untuk membantu mengelompokkan atau
mengkategorikan penyebab ini ada beberapa pedoman yang dapat digunakan.
Berikut ini beberapa panduan yang sering digunakan:
a) Industri jasa, biasanya menggunakan pengkategorian 4S, yaitu: surrounding,
supplier, system, skill.
b) Di bidang administrasi dan pemasaran, biasanya menggunakan 8P, yaitu: product
atau service, price, people, place, promotion, procedures, processes,policies.
c) Industri manufaktur, biasanya menggunakan 6M, yaitu: Man (pelatihan,
manajemen, sertifikasi, dan sejenisnya), Machine (perawatan, pemeriksaan,
pemrograman, pengujian, update perangkat lunak dan keras), Material (bahan
mentah, barang konsumsi, dan informasi), Method (pemrosesan, pengujian,
pengendalian, perancangan, instruksi), Measurement (kalibrasi), Mother Nature
(kondisi lingkungan seperti bising, kelembaban, temperatur)

Masih ada lagi jenis pengkategorian yang lain. Dalam menerapkannya, kita bebas untuk
menentukan pengkategorian disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, ada variasi lain dalam
menentukan penyebab‐penyebab. Dalam hal ini, daripada berusaha untuk menggolongkan
seluruh penyebab kedalam berbagai kategori, tentukan saja penyebab berdasarkan urutan proses
yang digunakan. Jadi, pada garishorisontal “tulang punggung ikan”, tuliskan semua proses utama
dari kiri ke kanan.
 Tulis penyebab utama tersebut disebelah kiri kotak hasil atau akibat, beberapa tulis
diatas garis horisontal, selebihnya dibawah garis.
 Buat kotak untuk masing‐masing penyebab utama tersebut
Contoh:
4. Untuk setiap penyebab utama, identifikasi faktor‐faktor yang menjadi penyebab dari
penyebab utama
 Identifikasi sebanyak mungkin faktor penyebab dan tulis sebagai sub cabang utama
 Jika penyebab‐penyebab minor menjadi penyebab dari lebih dari satu penyebab
utama, tuliskan pada semua penyebab utama tersebut.
Contoh:

5. Identifikasi lebih detail lagi secara bertingkat berbagai penyebab dan lanjutkan
mengorganisasikannya dibawah kategori atau penyebab yang berhubungan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan “mengapa”. Contoh
pertanyaan untuk contoh kasus disini, adalah:
Contoh pertanyaan:
 Pertanyaan: Mengapa pengemudi menggunakan gigi persneling yang salah?
Jawaban: Pengemudi tidak mendengar suara mesin
Pertanyaan: Mengapa pengemudi tidak mendengar suara mesin?
Jawaban: Radio dinyalakan dengan suara terlalu keras
Jawaban: pendengaran tidak bagus
 Pertanyaan: Mengapa ban sering kempes?
Jawaban: Tidak ada catatan ukuran tekanan ban
Jawaban: Ban sering bocor halus
Pertanyaan: Mengapa ban sering bocor halus?
Jawaban: kualitas ban tidak bagus
 Pertanyaan: Mengapa perawatan tidak baik?
Jawaban: Kekurangan dana
Jawaban: tidak ada kesadaran
 Pertanyaan: Mengapa menggunakan BBM dengan kandungan oktan yang tidak tepat?
Jawaban: Tidak mengetahui kandungan oktan yang direkomendasikan
Pertanyaan: Mengapa tidak ada rekomendasi kandungan oktan
Jawaban: Tidak ada buku manual kepemilikan kendaraan

Catatan: Jika sebuah cabang memiliki banyak sub cabang dapat dipecah menjadi diagram yang
lebih kecil.Diagram diatas belum semua penyebab minor digambarkan.

6. Menganalisis diagram
Analisis membantu kita mengidentifikasi penyebab yang menjamin pemeriksaan lebih
lanjut. Diagram fishbone ini hanya mengidentifikasi kemungkinan penyebab. Diagram
pareto dapat digunakan untuk membantu kita menentukan penyebab yang akan pertama
kita fokuskan.
 Lihat keseimbangan diagram:
a) Jika ada kelompok dengan banyak item pada suatu area dapat mengindikasikan perlunya
pengkajian lebih lanjut
b) Jika ada kategori utama dengan sedikit penyebab minor dapat mengindikasikan perlunya
indentifikasi lagi penyebab minornya.
c) Jika ada beberapa cabang kategori utama hanya memiliki sedikit sub cabang, mungkin
kita perlu mengkombinasikannya dalam satu kategori.   
 Cari penyebab yang muncul berulang, mungkin penyebab ini adalah penyebab akar
 Cari apa yang bisa diukur dari setiap penyebab sehingga kita dapat mengkuantitaskan
hasil atau akibat dari setiap perubahan yang kita lakukan
 Dan yang terpenting, identifikasi penyebab‐penyebab yang dapat diambil Tindakan

Dari contoh kasus, hasil analisisnya adalah:


 Tingkat detail sudah seimbang
 Tidak ada penyebab yang berulang
 Perawatan buruk sepertinya menjadi penyebab yang dapat dilakukan pengukuran
terhadapnya
 Perawatan buruk sepertinya juga menjadi penyebab yang dapat dilakukan Tindakan
terhadapnya.

Anda mungkin juga menyukai