Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Risk Analysis


Analisis Resiko atau Risk Analysis merupakan proses mengelola, mengkarakterisasi serta
menganalisis tentang keberadaan, sifat,faktor yang berkontribusi terhadap resiko yang memiliki
ketidakpastian yang dapat berpotensi mengakibatkan kerugian. Dalam dunia teknik atau proses,
resiko kerugian dapat berasal dari beberapa kemungkinan dan faktor seperti dari manusia,
ekonomi, lingkungan, organisasi, material dan mesin peralatan.

2.2. Cause and Effect Analysis


Cause and Effect Analysis atau Analisa Sebab Akibat merupakan salah satu metode
dari risk analysis yang mana untuk menganalisa suatu masalah dengan memperlihatkan
sekilas tentang huungan antara sebuah hasil dengan banyaknya faktor-faktor penyebab
yang dapat mempengaruhi hasil. Hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan dalam
penggunaan analisa sebab akibat ialah
1. Mulai dengan memilih masalah utama yang paling penting dan mendesak untuk
diselesaikan.
2. Menuliskan masalah tersebut pada ujung kepala ikan dan tempatkan dalam kotak
dimana masalah tersebut merupakan akibat atau efek dari masalah tersebut.
kemudian gambarkan tulang belakang sebagai tempat menuliskan faktor faktor
penyebab
3. Tuliskan faktor utama dari penyebab yang dapat mempengaruhi masalah yang
dituliskan dalam kotak pada kepala ikan sebagai tulang besar. Pemilihan faktor –
faktor penyebab atau kategori-kategori dapat dikembangkan melalui
brainstorming serta dapat menggunakan beberapa pendekatan yang dapat
dijadikan panduan untuk memilih dan merumuskan faktor utama dalam
mengawali pembuatan diagram fish bone nantinya. Berikut adalah pendekatan
yang dapat dilakukan :

a. Pendekatan 4M atau yang biasa digunakan untuk perusahaan-


perushaaan manufaktur. Pada pendekatan ini faktor-faktor utama yang
dapat dijadikan acuan ialah 1) Machine (Equipment), 2) Method
(Process/Inspection), 3) Material (Raw,Consumables,dll), 4) Man
Power.
b. Pendekatan 8P yang biasa digunakan pada industri jasa. Menurut
pendekatan ini, setidaknya ada 8 hal yang dapat dijadikan acuan sebagai
faktor utama, yakni 1) People, 2) Process, 3) Policies, 4) Procedures, 5)
Price, 6) Promotion, 7) Place/Plant, 8) Product.
c. Pendekatan 4S yang digunakan pada industri jasa. Pada pendekatan ini
memberikan 4 faktor utama sebagai acuan, antara lain 1) Surroundings,
2) Suppliers, 3) System, 4) Skills.
d. Pendekatan 4P yang merupakan pendekatan manajemen pemasaran.
Pendekatan ini menggunakan prespektif manajemen penasaran untuk
memberikan acuan sebagai faktor utama yakni 1) Price, 2) Product, 3)
Place, 4) Promotion.
4. Tulis penyebab-penyebab sekunder yang dapat mempengaruhi penyebab utama
(tulang besar), dan penyebab sekunder tersebut dapat digambarkan sebagai tulang
berukuran sedang
5. Tulis penyebab tersier yang dapat mempengaruhi penyebab sekunder, dan hal
tersebut dapat digambarkan sebagai tulang-tulang kecil.
6. Tentukan poin-poin yang penting dari setiap faktor kemudian berikan tanda pada
faktor-faktor penting tertentu yang kelihatan memiliki pengaruh nyata terhadap
masalah utama, untuk mengetahui faktor penyebab dari suatu masalah yang
sedang dikaji, kita dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan seperti “apakah
penyebab itu?”, “ Mengapa kondisi tersebut dapat terjadi?”, pertanyaan –
pertanyaan tersebut dapat diulang beberapa kali sampai menemukan penyebab
yang cukup spesifik untuk dapat diambil sebagai tindakan peningkatan.
2.1.1. Fish Bone Diagram
Pada saar menganalisa resiko dengan metode cause and effect analysis biasanya
dapat menggunakan sebuah diagram yang sering dikenal sebagai diagram tulang ikan atau
fish bone diagram yang diciptakan dan dirancang oleh Kaoru Ishikawa yakni seorang
pelopor manajemen kualitas pada tahun 1943. Dimana teknik ini kemudian dimasukkan
kedalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1990 dengan judul “Pengantar Kontrol
Kualitas”. Fish Bone Diagram biasa disebut juga Ishikawa Diagram karena bentuk
diagram yang lengkap terlihat menyerupai tulang ikan.
Fish Bone Diagram dapat digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab dari suatu
permasalahan, mendapatkan ide-ide yang bisa memberikan solusi atau pemecahan dari
suatu masalah, dan membantu dalam pencarian serta penyelidikan fakta yang lebih lanjut.
Fungsi dasar dari fish bone diagram sendiri adalah untuk mengorganisasi penyebab-
penyebab yang mungkin akan timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan
akar penyebabnya. Dalam pembuatan fish bone diagram dapat dilakukan dengan beberapa
tahapan yakni
1. Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah yang sedang dialami dan akan diselesaikan.
Masalah yang akan di identifikasi merupakan masalah utama yang akan
dijadikan sebagai pusat perhatian dalam proses pembuatan fish bone diagram.
letakkan masalah pada kotak yang ada dibagian paling kanan atau paling kiri
yang digambarkan sebagai kepala. Kemudian tarik garis lurus kebelakang
sebagai tempat untuk meletakkan faktor-faktor penyebab.
Gambar 1. Langkah pertama : Identifikasi Masalah
2. Identifikasi Faktor-Faktor Utama Masalah
Dari masalah yang telah digambarkan, kemudian tentukan faktor-faktor utama
yang menjadi bagian dari permasalahan yang ada. Fakror ini akan digamarkan
sebagai tulang utama dari fish bone diagram. Faktor-faktor ini dapat berupa:
manusia, metode yang digunakan, proses produksi, lingkungan dan material.

Gambar 2. Langkah kedua : identifikasi faktor utama


3. Menemukan Kemungkinan Penyebab dari Setiap Faktor
Dari setiap faktor utama yang dijadikan pangkal masalah, kemudian perlu
ditemukan kemungkinan dari penyebab faktor utama. Kemungkinan penyebab
dari faktor utama digambarkan sebagai tulang kecil pada tulang utama.
Kemudian kemungkinan tersebut juga perlu dicari tau penyebabnya sehingga
dapat digambarkan tulang pada tulang kecil yang merupakan penyebab
sebelumnya. Penyebab tersebut dapat diuraikan melalui brainstorming.
Gambar 3. Langkah ketiga : menemukan sebab-sebab potensial
4. Lakukan analisa hasil diargam yang telah dibuat.
Setelah membuat fish bone diagram, maka akan terlihat semua akar penyebab
dari masalah. Dari akar-akar penyebab tersebut kemudian dianalisa lebih jauh
prioritas dan signifikasi dari penyebabnya.
Kemudian tanyakan “mengapa ini sebabnya?” sehingga dari pertanyaan
“mengapa” tersebut dapat membantu kita sampai ke pokok permasalahan. Jika
sudah ditemukan, kemudian lingkari sebab yang tampak paling
memungkinkan pada fish bone diagram.

Gambar 4. Langkah keempat: melingkari sebab yang paling memungkinkan


2.3. Kesimpulan dari metode Cause and Effect Analysis
Penggunaan metode cause and effect analysis dengan menggunakan teknik fish bone
diagram telah menciptakan sebuah ide cemerlang yang sangat berguna dimana teknik
tersebut dapat membantu serta membuat setiap orang atau organisasi/perusahaan bisa
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi tuntas sampai ke akar permaslahannya.
Kebiasaan untuk mengumpulkan beberapa orang yang mempunyai pengalaman dan
keahlian yang memadai dalam menyangkut masalah yang dihadapi oleh perusahaan, dalam
hal ini semua anggota tim dapat memberikan pandangan serta suara pendapat dalam
mengidentifikasi semua pertimbangan tentang penyebab dari masalah yang sedang terjadi.
Selain itu, kebersamaan sangat diperlukan didalam pembuatan teknik fish bone diagram ini,
serta kebebasan dalam memberikan pendapat dan pandangan pada setiap individu. Sehingga
dengan adanya diagram ini sangat bermanfaat dan dapat diterapkan pada perusahaan
sehingga perusahaan tidak hanya dapat menyelesaikan masalah sampai ke akarnya namun
juga dapat mengasah kemampuan berpendapat bagi orang-orang yang terlibat didalam tim
identifikasi masalah perusahaan yang dalam mencari sebab masalah menggunakan diagram
tulang ikan
2.4. Manfaat dari penerapan Cause and Effect Analysis
Dengan adanya fish bone diagram memberikan banyak keuntungan bagi dunia bisnis
dan lainny. Selain memecahkan masalah kualitas yang menjadi perhatian perusahaan,
masalah-masalah lainnya juga dapat terseleaikan. Masalah-masalah yang kerap ada di
industri manufaktur khususnya antara lain :
a. Keterlambatan proses produksi
b. Tingkat defect (cacat) produk yang tinggi
c. Mesin produksi yang sering mengalami trouble
d. Output lini produksi yang tidak stabil dan berakibat kacaunya plan produksi
e. Komplain dan keluhan pelanggan yang terus berulang
Selain itu diagram ini juga dapat digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut
:
a. Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah
b. Membantu membangkitkan ide-ide untuk pemecahan masalah
c. Membantu dalam penyelidikan atau pencaian fakta yang lebih lengkap
d. Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil yang
diinginkan
e. Membahas issue secara lengkap dan rapi
f. Menghasilkan pemikiran baru
2.5. Contoh penerapan Cause and Effect Analysis
Referensi :
Kusnadi,Eris. 2011. Fishbone Diagram dan Langkah –Langkah pembuatannya. Diakses
dari https://eriskusnadi.com/2011/12/24/fishbone-diagram-dan-langkah-langkah-
pembuatannya/

Tague, N. R. 2005. The quality toolbox. (2th ed.). Milwaukee, Wisconsin: ASQ
Quality Press. Available from http://asq.org/quality-press/display-
item/index.html?item=H1224
Dewi Ali, S. 2017. Fishbone Diagram. Diakses
darihttps://sis.binus.ac.id/2017/05/15/fishbone-diagram/
Mind Tools Editorial Team. (2014, Maret 5). Cause and Effect Analysis. Diakses 29
Februari 2019, dari Mind Tools:
https://www.mindtools.com/pages/article/newTMC_03.htm

Anda mungkin juga menyukai