Anda di halaman 1dari 11

MODUL 3 PRAKTIKUM

MANAJEMEN MUTU TERPADU

LABORATORIUM PERGUDANGAN
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN LOGISTIK INDONESIA

III-1
SEVEN TOOLS
(Fishbone Diagram )

Waktu: 100 menit praktikum,

A. Fishbone Diagram
Diagram Cause and Effect atau Diagram Sebab Akibat adalah alat yang
membantu mengidentifikasi, memilah, dan menampilkan berbagai penyebab
yang mungkin dari suatu masalah atau karakteristik kualitas tertentu. Diagram
ini menggambarkan hubungan antara masalah dengan semua faktor penyebab
yang mempengaruhi masalah tersebut. Jenis diagram ini kadang-kadang sebut
dengan diagram “Ishikawa” karena ditemukan oleh Kaoru Ishikawa, atau
diagram “Fishbone” atau “Tulang Ikan” karena bentuknya mirip dengan tulang
ikan. Penemunya adalah seorang ilmuwan Jepang pada tahun 60-an. Bernama
Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran 1915 di Tokyo Jepang yang juga
merupakan alumni dari teknik kimia Universitas Tokyo. Sehingga sering juga
disebut dengan diagram ishikawa. Metode tersebut awalnya lebih banyak
digunakan untuk manajemen kualitas. Yang menggunakan data verbal (non-
numerical) atau data kualitatif. Dr. Ishikawa juga ditengarai sebagai orang
pertama yang memperkenalkan 7 alat atau metode pengendalian kualitas
(Seven Tools).

 Manfaat Fishbone Diagram


Fungsi dasar diagram Fishbone adalah untuk mengidentifikasi dan
mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek
spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya. Sering dijumpai
orang mengatakan “penyebab yang mungkin” dan dalam kebanyakan
kasus harus menguji apakah penyebab untuk hipotesa adalah nyata, dan
apakah memperbesar atau menguranginya akan memberikan hasil yang
diinginkan.

III-2
Dengan adanya diagram Fishbone ini sebenarnya memberi banyak
keuntungan bagi dunia bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas yang
menjadi perhatian penting perusahaan. Masalah–masalah klasik lainnya
juga dapat diselesaikan. Masalah–masalah klasik yang ada di industri
manufaktur khusunya antara lain adalah:
a) Keterlambatan proses produksi,
b) Tingkat defect (cacat) produk yang tinggi,
c) Mesin produksi yang sering mengalami trouble,
d) Output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya plan
produksi,
e) Produktivitas yang tidak mencapai target,
f) Complain pelanggan yang terus berulang
g) dan lain-lain
Namun, pada dasarnya diagram Fishbone dapat dipergunakan untuk
kebutuhan-kebutuhan berikut:
a) Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah,
b) Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah,
c) Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut,
d) Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan
hasil yang diinginkan,
e) Membahas isu secara lengkap dan rapi,
f) Menghasilkan pemikiran baru.
Jadi ditemukannya diagram Fishbone memberikan kemudahan dan
menjadi bagian penting bagi penyelesaian masalah yang mucul bagi
perusahaan.

 Kelebihan dan Kekurangan Diagram Fishbone


 Kelebihan Diagram Fishbone :
Dapat menjabarkan setiap masalah yang terjadi dan setiap orang
yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan saran yang
mungkin menjadi penyebab masalah tersebut.

III-3
 Kekurangan Fishbone diagram :
Adalah opinion based on tool dan di design membatasi kemampuan
tim/pengguna secara visual dalam menjabarkan masalah yang
mengunakan metode “level why” yang dalam, kecuali bila kertas
yang digunakan benar-benar besar untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan tersebut. Serta biasanya voting digunakan untuk memilih
penyebab yang paling mungkin yang terdaftar pada diagram
tersebut.

 Cara Membuat Diagram Fishbone


Dalam hal melakukan Analisis Fishbone, ada beberapa tahapan yang
harus dilakukan, yakni
1. Menyiapkan sesi analisa tulang ikan.
2. Mengidentifikasi akibat atau masalah.
3. Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama.
4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.
5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama.
6. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
Berikut ini merupakan langkah‐langkah untuk menyusun dan
menganalisa diagram fishbone sebagai berikut:
1. Identifikasi dan definisikan dengan jelas hasil atau akibat yang
akan dianalisis
 Hasil atau akibat disini adalah karakteristik dari kualitas
tertentu, permasalahan yang terjadi pada kerja, tujuan
perencanaan, dan sebagainya.
 Gunakan definisi yang bersifat operasional untuk hasil atau
akibat agar mudah dipahami.
 Hasil atau akibat dapat berupa positif (suatu tujuan, hasil)
atau negatif (suatu masalah, akibat). Hasil atau akibat yang
negatif yaitu berupa masalah biasanya lebih mudah untuk
dikerjakan. Lebih mudah bagi kita untuk memahami sesuatu

III-4
yang sudah terjadi (kesalahan) daripada menentukan sesuatu
yang belum terjadi (hasil yang diharapkan).
 Kita bisa menggunakan diagram pareto untuk membantu
menentukan hasil atau akibat yang akan dianalisis
2. Gambar garis panah horisontal ke kanan yang akan menjadi tulang
belakang.
 Disebelah kanan garis panah, tulis deskripsi singkat hasil
atau akibat yang dihasilkan oleh proses yang akan dianalisis
 Buat kotak yang mengelilingi hasil atau akibat tersebut

*Untuk keperluan diagram digunakan contoh kasus penggunaan bahan


bakar kendaraan perusahaan yang boros.

3. Identifikasi penyebab‐penyebab utama yang mempengaruhi hasil


atau akibat.
 Penyebab Ini akan menjadi label cabang utama diagram dan
menjadi kategori yang akan berisi berbagai penyebab yang
menyebabkan penyebab utama.
 Untuk menentukan penyebab utama seringkali merupakan
pekerjaan yang tidak mudah. Untuk itu kita dapat mencoba
memulai dengan menulis daftar seluruh penyebab yang
mungkin. Kemudian penyebab‐penyebab tersebut
dikelompokkan berdasarkan hubungannya satu sama lain.
Untuk membantu mengelompokkan atau mengkategorikan
penyebab ini ada beberapa pedoman yang dapat digunakan.
Berikut ini beberapa panduan yang sering digunakan:
o Industri jasa, biasanya menggunakan pengkategorian
4S, yaitu: surrounding, supplier, system, skill.

III-5
o Di bidang administrasi dan pemasaran, biasanya
menggunakan 8P, yaitu: product atau service, price,
people, place, promotion, procedures, processes,
policies.
o Industri manufaktur, biasanya menggunakan 6M,
yaitu: Man (pelatihan, manajemen, sertifikasi, dan
sejenisnya), Machine (perawatan, pemeriksaan,
pemrograman, pengujian, update perangkat lunak dan
keras), Material (bahan mentah, barang konsumsi, dan
informasi), Method (pemrosesan, pengujian,
pengendalian, perancangan, instruksi), Measurement
(kalibrasi), Mother Nature (kondisi lingkungan seperti
bising, kelembaban, temperatur).
Masih ada lagi jenis pengkategorian yang lain. Dalam
menerapkannya, kita bebas untuk menentukan pengkategorian
disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, ada variasi lain dalam
menentukan penyebab‐penyebab. Dalam hal ini, daripada berusaha
untuk menggolongkan seluruh penyebab kedalam berbagai
kategori, Penggunaan BBM kendaraan perusahaan boros *
tentukan saja penyebab berdasarkan urutan proses yang digunakan.
Jadi, pada garis horisontal “tulang punggung ikan”, tuliskan semua
proses utama dari kiri ke kanan.
o Tulis penyebab utama tersebut disebelah kiri kotak hasil atau
akibat, beberapa tulis diatas garis horisontal, selebihnya
dibawah garis.
o Buat kotak untuk masing‐masing penyebab utama tersebut
Contoh:

III-6
4. Untuk setiap penyebab utama, identifikasi faktor‐faktor yang
menjadi penyebab dari penyebab utama
o Identifikasi sebanyak mungkin faktor penyebab dan tulis sebagai
sub cabang utama
o Jika penyebab‐penyebab minor menjadi penyebab dari lebih dari
satu penyebab utama, tuliskan pada semua penyebab utama
tersebut. Contoh:

5. Identifikasi lebih detail lagi secara bertingkat berbagai penyebab dan


lanjutkan mengorganisasikannya dibawah kategori atau penyebab
yang berhubungan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengajukan
serangkaian pertanyaan “mengapa”. Contoh pertanyaan untuk contoh
kasus disini, adalah:
Contoh pertanyaan:

III-7
 Pertanyaan: Mengapa pengemudi menggunakan gigi persneling
yang salah?
 Jawaban: Pengemudi tidak mendengar suara mesin
 Pertanyaan: Mengapa pengemudi tidak mendengar suara
mesin?
 Jawaban: Radio dinyalakan dengan suara terlalu keras
 Jawaban: pendengaran tidak bagus
 Pertanyaan: Mengapa ban sering kempes?
 Jawaban: Tidak ada catatan ukuran tekanan ban
 Jawaban: Ban sering bocor halus
 Pertanyaan: Mengapa ban sering bocor halus?
 Jawaban: kualitas ban tidak bagus
 Pertanyaan: Mengapa perawatan tidak baik?
 Jawaban: Kekurangan dana
 Jawaban: tidak ada kesadaran
 Pertanyaan: Mengapa menggunakan BBM dengan kandungan
oktan yang tidak tepat?
 Jawaban: Tidak mengetahui kandungan oktan yang
direkomendasikan
 Pertanyaan: Mengapa tidak ada rekomendasi kandungan
oktan
 Jawaban: Tidak ada buku manual kepemilikan kendaraan

III-8
Catatan: Jika sebuah cabang memiliki banyak sub cabang dapat
dipecah menjadi diagram yang lebih kecil.Diagram diatas belum
semua penyebab minor digambarkan.

6. Menganalisis diagram Analisis membantu kita mengidentifikasi


penyebab yang menjamin pemeriksaan lebih lanjut. Diagram
fishbone ini hanya mengidentifikasi kemungkinan penyebab.
Diagram pareto dapat digunakan untuk membantu kita menentukan
penyebab yang akan pertama kita fokuskan.
 Lihat keseimbangan diagram:
o Jika ada kelompok dengan banyak item pada suatu area
dapat mengindikasikan perlunya pengkajian lebih lanjut
o Jika ada kategori utama dengan sedikit penyebab minor
dapat mengindikasikan perlunya indentifikasi lagi
penyebab minornya.
o Jika ada beberapa cabang kategori utama hanya memiliki
sedikit sub cabang, mungkin kita perlu
mengkombinasikannya dalam satu kategori.
 Cari penyebab yang muncul berulang, mungkin penyebab ini
adalah penyebab akar

III-9
 Cari apa yang bisa diukur dari setiap penyebab sehingga kita
dapat mengkuantitaskan hasil atau akibat dari setiap perubahan
yang kita lakukan
 Dan yang terpenting, identifikasi penyebab‐penyebab yang
dapat diambil tindakan

Dari contoh kasus, hasil analisisnya adalah:


 Tingkat detail sudah seimbang
 Tidak ada penyebab yang berulang
 Perawatan buruk sepertinya menjadi penyebab yang dapat
dilakukan pengukuran terhadapnya
 Perawatan buruk sepertinya juga menjadi penyebab yang dapat
dilakukan tindakan terhadapnya.

III-10
LATIHAN

1. Perusahaan XYZ bergerak di bidang Manufaktur, perusahaan ini memproduksi


karpet, karena begitu pesatnya pertumbuhan pasar sehingga memaksa
perusahaan ini menjaga kualitas agar tetap bisa bersaing dengan para
pesaingnya. Namun pada akhir tahun 2016 perusahaan ini mengalami
penuruanan penjualan karena produk dinilai cacat oleh distributor. Untuk
mengatasi permasalahan ini, manajer produksi diminta menganalisa dan
mencari akar permasalahan sehingga banyak produk yang cacat, sehingga
diharapkan penjualan produk awal tahun depan bisa meningkat. Namun
sebelum manajer produksi melakukan analisa, sudah ada evaluasi yang
menjelaskan bahwa banyaknya produk cacat dikarenakan rendahnya kualitas
bahan baku karpet yang didapat. Manajer produksi, akhirnya menetapkan ingin
menggunakan Diagram Cause and Effect sebagai bahan pencari akar penyebab
dari masalah tersebut.

III-11

Anda mungkin juga menyukai