Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Belakangan ini banyak kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja. Untuk mengatasi
hal ini harus ada suatu metode yang dapat digunakan untuk menekan angka kecelakaan mulai
dari menejemen pelaksanaan suatu kegiatan kerja. Banyak metode yang digunakan untuk
menganalisa suatu kejadian kecelakaan. Namun jika tidak sampai akarnya pasti akan
bermunculan masalah atau kejadian kecelakaan yang berulang. Maka untuk metode analisa
kecelakaan pasti ada Root Cause (Root Cause Analysis).
Root Cause Analysis dipercaya mampu menurunkan terjadinya kejadian yang tidak
diharapkan. Root Cause Analysis merupakan suatu proses mengidentifikasi penyebab utama
suatu permasalahan dengan menggunakan pendekatan yang tersetruktur dengan teknik yang telah
di desain untuk berfokus pada identifikasi dan penyelesaian masalah.
BAB II
ROOT CAUSE ANALISIS

1.1 Pengertian Root Cause Analisis


Ketika kita berbicara tentang analisa akar masalah (root cause analysis), sekilas kita pasti
berpikir bahwa hal tersebut merupakan suatu cara yang digunakan untuk menganalisis suatu
masalah agar dapat tercapainya suatu cara yang efektif untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Adapun pendapat para ahli mengenai Root Cause Analisis ini sendiri adalah:
“Root cause analysis (RCA) is a methodology for finding and correcting the most important
reasons for performance problems. It differs from troubleshooting and problem-solving in that
these disciplines typically seek solutions to specific difficulties, whereas RCA is directed at
underlying issues.” ( bill-wilson.net )

Dari bersumber wikipedia pun mengatakan bahwa Analisis akar penyebab adaalah cara
mengatasi masalah yang bertujuan untuk mengenali akar penyebab masalah atau kejadian.
Dari kedua sumber tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa analisa akar masalah (Root
Cause Analysis / RCA) adalah sebuah cara untuk mencari dan menemukan akar masalah dari
suatu insiden yang telah terjadi. Menemukan akar masalah merupakan kata kunci dari metode ini
karena tanpa mengetahui akar masalahnya, suatu insiden atau kejadiann tidak dapat ditangani
dengan tepat, yang berakibatkan pada berulangnya kejadian atau insiden tersebut dikemudian
hari.

1.2 Manfaat Root Cause Analysis


Manfaat Root Cause Analysis diantaranya adalah:
1. Membantu memecahkan permasalahan serta memusatkan perhatian pada area terbaik untuk
mengatasi kegagalan sebagai solusi jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
2. Mengidentifikasi, menganalisa dan mengurangi kesenjangan antara situasi saat ini dan
kehandalan peralatan operasi.
3. Mengurangi limbah.
4. Komunikasi efektif saat terjadi kesalahan.
5. Membantu dalam menciptakan lingkungan yang dapat mendorong adanya perbaikan.
1.3 Tahapan Umum Pada Root Cause Analisis
Tahapan umum saat melakukan root cause analysis adalah dengan why why analysis, yang
diantaranya adalah:
1. Menentukan masalahnya dan area masalahnya.
2. Mengumpulkan team untuk brainstorming sehingga kita bisa memiliki berbagai
pandangan, pengetahuan, pengalaman, dan pendekatan yang berbeda terhadap masalah.
3. Melakukan gemba (turun ke lapangan) untuk melihat actual tempat, actual object, dan
actual data.
4. Mulai bertanya menggunakan why why.
Setelah sampai pada akar masalah, ujilah setiap jawaban dari yang terbawah
apakah jawaban tersebut akan berdampak pada akibat di level atasnya. Contoh: apakah
kalau ada jadwal rutin maintenance maka akan mudah buat maintenance untuk
melakukan penggantian komponen secara rutin. Apakah hal tersebut paling masuk akal
dalam menyebabkan dampak di level atasnya. Apakah ada alternatif kemungkinan
penyebab lainnya?Pada umumnya solusi tidak mengarah pada menyalahkan ke orang tapi
bagaimana cara melakukan perbaikan sistem atau prosedur.
5. Jika akar penyebab sudah diketahui maka segera implementasikan solusinya.
6. Monitor terus performancenya untuk memastikan bahwa masalah tersebut tidak terulang
lagi.

1.4 Metode Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis)


Adapun macam-macam metode yang dapat digunakan dalam menganalisis akar masalah
adalah sebagai berikut:
a. Event Tree Analysis
Adalah teknik analisis untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi urutan peristiwa
dalam skenario kecelakaan yang potensial. ETA menggunakan struktur pohon logika visual
yang dikenal sebagai pohon kejadian (ET). Tujuan dari ETA adalah untuk
menentukanapakah suatu kejadian akan berkembang menjadi sebuah kecelakaan serius atau
jika peristiwatersebut dapat dikendalikan oleh sistem keselamatan dan prosedur yang
diterapkan dalam desain sistem. ETA dapat menghasilkan berbagai kemungkinan hasil
keluaran dari sebuah kejadian awal, dan dapat memprediksi kemungkinan terjadinya
kecelakaan untuk setiap hasil keluaran.
b. Fault Tree Analysis
Merupakan teknik yang memberikan penjelasan sistematis dari kombinasi kejadian-
kejadian yang mungkin dalam sistem yang mengakibatkan kerusakan. Pada dasarnya, fault
tree adalah diagram logika dimana gerbang-gerbang logika digunakan untuk menentukan
hubungan antara peristiwa-peristiwa dimasukkan dan peristiwa-peristiwa dikeluaran.
c. Failure Mode & Effect Analysis (FMEA)
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah pendekatan sistematik yang
menerapkan suatu metode pentabelan untuk membantu proses pemikiran yang digunakan
oleh engineers untuk mengidentifikasi mode kegagalan potensial dan efeknya. FMEA
merupakan teknik evaluasi tingkat keandalan dari sebuah sistem untuk menentukan efek dari
kegagalan dari sistem tersebut. Kegagalan digolongkan berdasarkan dampak yang diberikan
terhadap kesuksesan suatu misi dari sebuah sistem.
d. Systematic Cause and Analysis Tools (SCAT)
Suatu Tool yang digunakan untuk mengevaluasi dan menginvestigasi Incident
dengan menggunakan SCAT Chart .
e. Bird & Loftus – Loss Causation
Bird & Loftus menggambarkan penyebab terjadinya accident yang dapat
menimbulkan injury/loss. Menurut Bird & Loftus adalah meliputi kejadian-kejadian
mendahuluinya berupa perilaku dan kondisi tidak aman, penyebab-penyebab langsung dan
rendahnya kontrol managemen. Teori ini menggaris bawahi atau membedakan antara
penyebab langsung dengan peran managemen. Dari teori ini sudah terlihat bahwa pada
akhirnya sebuah accident terjadi karena menyangkut sistem manajemen.
f. Fish Bone Diagram
Diagram Fishbone dari Ishikawa menjadi satu tool yang sangat populer dan dipakai
dalam mengidentifikasi faktor penyebab masalah. Fishbone diagram tergolong praktis, dan
memandu setiap orang untuk terus berpikir menemukan penyebab utama suatu permasalahan.
Diagram “tulang ikan” ini dikenal dengan cause and effect diagram. Kenapa Diagram
Ishikawa juga disebut dengan “tulang ikan”? Kerangka analisis diagram Fishbone bentuknya
ada kemiripan dengan tulang-ikan, dimana ada bagian kepala (sebagai effect) dan bagian
tubuh ikan berupa rangka serta duri-durinya digambarkan sebagai penyebab (cause) suatu
permasalahan yang timbul.
Diagram ”Tulang Ikan” atau Fishbone diagram sering pula disebut Ishikawa diagram
sehubungan dengan perangkat diagram sebab akibat ini pertama kali diperkenalkan oleh Prof.
Kaoru Ishikawa dari Jepang. Gasversz (1997: 112) mengungkapkan bahwa ”Diagram sebab
akibat ini merupakan pendekatan terstruktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis
lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan
kesenjangan yang ada. Selanjutnya diungkapkan bahwa diagram ini bisa digunakan dalam
situasi: terdapat pertemuan diskusi dengan menggunakan brainstorming untuk
mengidentifikasi mengapa suatu masalah terjadi, diperlukan analisis lebih terperinci terhadap
suatu masalah, dan terdapat kesulitan untuk memisahkan penyebab dan akibat.
Berikut disarikan dari Gasversz (1997, 112:114) tentang langkah-langkah
penggunaan diagram Fishbone:
1. Dapatkan kesepakatan tentang masalah yang terjadi dan diungkapkan masalah itu sebagai
suatu pertanyaan masalah (problem question).
2. Bangkitkan sekumpulan penyebab yang mungkin, dengan menggunakan teknik
brainstorming atau membentuk anggota tim yang memiliki ide-ide berkaitan dengan
masalah yang sedang dihadapi.
3. Gambarkan diagram dengan pertanyaan masalah ditempatkan pada sisi kanan
(membentuk kepala ikan) dan kategori utama seperti: material, metode, manusia, mesin,
pengukuran dan lingkungan ditempatkan pada cabang-cabang utama (membentuk tulang-
tulang besar dari ikan). Kategori utama ini bisa diubah sesuai dengan kebutuhan.
4. Tetapkan setiap penyebab dalam kategori utama yang sesuai dengan menempatkan pada
cabang yang sesusai.
5. Untuk setiap penyebab yang mungkin, tanyakan ”mengapa?” untuk menemukan akar
penyebab, kemudian daftarkan akar-akar penyebab masalah itu pada cabang-cabang yang
sesuai dengan kategori utama (membentuk tulang-tulang kecil dari ikan). Untuk
menemukan akar penyebab, kita adapat menggunakan teknik bertanya mengapa lima kali
(Five Why).
6. Interpretasikan diagram sebab akibat itu dengan melihat penyebab-penyebab yang
muncul secara berulang, kemudian dapatkan kesepakatan melalui konsensus tentang
penyebab itu. Selanjutnya fokuskan perhatian pada penyebab yang dipilih melalui
konsensus itu.
7. Terapkan hasil analisis dengan menggunakan diagram sebab-akibat itu dengan cara
mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan korektif, serta memonitor hasil-
hasil untuk menjamin bahwa tindakan korektif yang dilakukan itu efektif karena telah
menghilangkan akar penyebab dari masalah yang dihadapi.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai