TEORI KONTROL

PENGONTROLAN, SUATU PROSES SECARA OTOMATIS SEBAGAI PENGGANTI MANUSIA,DAN

PERALATAN BEKERJA SECARA EFEKTIF, NON STOP – SEPANJANG MASA.

SISTEM MEMPUNYAI BEBERAPA BAGIAN YANG TERPISAH.

BEBERAPA DARI INSTALASI INI DIPASANG PADA PLANT YANG MENGALAMI KONTAK
LANGSUNG DENGAN PROSES

SE­DANGKAN KOMPONEN LAINNYA DIPASANG SEBAGAI PANEL-PANEL YANG DIKONTROL

SECARA REMOTE.

MESKIPUN LETAKNYA BERJAUHAN, SEMUA KOMPONEN BEKERJA - BERINTERAKSI SATU SAMA

LAINNYA DALAM SUATU PROSES YANG DISEBUT DENGAN "CONTROL LOOP".

GAS OUT

MINYAK MENTAH/ B NET OIL

CRUDE OIL
WATER OUT
CONTROL LOOP

DENGAN CONTROL LOOP SETIAP KOMPONEN MEMILIKI FUNGSI SENDIRI SENDIRI

BILA ADA KESALAHAN DARI SALAH SATU KOMPONEN INI AKAN MEMPENGARUHI
SELURUH OPERASI DARI SISTEM PENGONTROLAN.

CONTOH SISTEM LOOP DAPAT DILIHAT PADA SISTEM PENGONTROLAN PADA LEVEL
DAN PRESSURE CONTROL DALAM SEPARATOR.

PADA SISTEM LOOP INI TERDAPAT TIGA KOMPONEN UTAMA YANG DISEBUT
DENGAN ELEMEN­-ELEMEN, YAITU :

1. DETECTOR ELEMENT, (LEVEL TRANSMITER ATAU PRESSURE TRANS­MITER)

2. CONTROLLER ELEMENT, (LEVEL CONTROL DAN / ATAU PRESSURE CONTROL)

3. CORRECTING ELEMENT, (VALVE)

DETECTOR ELEMENT, (LEVEL TRANSMITER ATAU PRESSURE TRANS­MITER)

ELEMEN INI DIPASANG PADA PROSES YANG MENGALAMI KONTAK DENGAN MINYAK ATAU GAS.
ELEMEN INI MENDETEKSI PERUBAHAN LEVEL MINYAK ATAU TEKANAN, YANG DISEBUT
DENGAN MEASURED VALUE (M.V) DAN MENGHASILKAN PERUBAHAN SINYAL PNEUMATIC.
SINYAL-SINYAL DITRANSMISIKAN MELALUI SMALL BORE TUBE.

CONTROLLER ELEMENT, (IEVEL CONTROL ATAU PRESSURE CONTROL)

PERALATAN INI DIPASANG PADA PANEL. PADA PERALATAN INI MEMILIKI FASILITAS UNTUK
MENSET LEVEL ATAU TEKANAN DARI MIN­YAK YANG DIPERLUKAN DALAM SEPARATOR, YANG
DISEBUT DENGAN DESIRED VALUE (D.V) YANG KADANG-KADANG DISEBUT DENGAN "SET
POINT".

PERALATAN INI MENERIMA SINYAL DARI TRANSMITER DAN DIBANDINGKAN DENGAN D.V
KEMUDIAN CONTROLLER AKAN MENG­HASILKAN SINYAL PNEUMATIC YANG DIKIRIM KE PROSES
DAN DIKEMBALIKAN KEMBALI KE D.V.

PERBEDAAN ANTARA M.V DAN D.V ADALAH DEVIASI. BILA M.V LEBIH BESAR DARI D.V
DISEBUT POSITIVE DEVIATION (+ DENV) DAN SEBALIKNYA DISEBUT DENGAN NEGATIVE
DEVIATION (- DENV).
CORRECTING ELEMENT, (VALVE)
ELEMEN INI DIPASANG PADA PROSES DAN KONTAK LANGSUNG DEN­GAN MINYAK ATAU GAS YANG
MENGALIR DARI SEPARATOR KE OUTLINE.

CORRECTING ELEMENT MENERIMA SINYAL OUTPUT DARI CONTROLLER ELEMENT DAN SECARA
KONTINYU DILANJUTKAN KE PENGATURAN LAJU ALIR GAS ATAU MINYAK.

UNIT INI SERING DISEBUT JUGA DENGAN FINAL CONTROL ELEMENT.

CLOSSED LOOP CIRCUIT

GAMBAR DIBAWAH MEMPERLIHATKAN ELEMEN YANG BERINTERAKSI PADA SISTEM PENGONTROLAN.
DETECTING ELEMENT MENGIRIM SI­NYAL KE CONTROLLER ELEMENT YANG SELANJUTNYA MENGIRIM SIN­
YAL KE CORRECTING ELEMENT.

SEBAGAI HASILNYA CORRECTING ELEMENT MERUBAH DAN MENGATUR LEVEL SERTA TEKANAN. DAN
DARI KONDISI TEKANAN DAN TINGGI PERMUKAAN CAIRAN

MENYEBABKAN DETECTING ELEMEN MERUBAH SINYAL OUTPUT DAN TERUS DILANJUTKAN SEPERTI
DIJELASKAN DI ATAS. BERDASARKAN ALASAN INI ALIRAN SEPERTI INI SERING DISEBUT DENGAN "CLOSED
LOOP".
DIRECT REVERSE ACTION
BERDASARKAN SISTEM LOOP INI KOMPONEN-KOMPONEN AKAN MELAKUKAN DIRECT-ACTING
ATAU REVERSE ACTING. UNTUK MEMAHAMI PRINSIP INI IKUTI PENJELASAN DARI MASING-
MASING ELEMENT BERIKUT INI :

LEVEL TRANSMITTER
BILA MENINGKATNYA LEVEL AKAN MENINGKATNYA OUTPUT MAKA AKSI YANG DILAKUKAN
ADALAH DIRECT, BILA TERJADI PENURUNAN MAKA AKSI YANG DILAKUKAN ADALAH REVERSE.

CONTROLLER
BILA MENINGKATNYA SINYAL M.V MENYEBABKAN PE­NINGKATAN OUTPUT MAKA DISEBUT
DENGAN AKSI DIRECT, BILA TERJADI SEBALIKNYA, PENURUNAN, MAKA DISEBUT DENGAN AKSI
REVERSE.

VALVE
BILA TERJADI PENINGKATAN SINYAL CONTROLLER YANG MENYEBABKAN VALVE TERTUTUP
MAKA AKSI YANG DILAKUKAN ADALAH DIRECT, DAN BILA TERJADI PEMBUKAAN VALVE DISEBUT
DENGAN AKSI REVERSE.
PROPOTIONAL ACTION

GERAKAN VALVE DISEBUT DENGAN "STROKE" DAN VALVE DISEBUT DENGAN FULLY STROKE
DIANTARA FULLY CLOSED DAN FULLY OPEN, ATAU 0 % - 100% TERBUKA.

BILA CONTROL LOOP DALAM OPERASI VALVE SELALU TERBUKA DALAM PROSENTASE TERTENTU.

BILA PROSES BERLANGSUNG STEADY PADA D.V MAKA VALVE JUGA AKAN BERJALAN SECARA
STEADY.

BILA TERJADI DEVIASI KEMUDIAN VALVE AKAN BERGERAK KE POSISI YANG BARU UNTUK
MENGKOREKSI JALAN­NYA PROSES.

DEVIASI PASTI TERJADI SEBELUM VALVE BERGERAK, YANG

PERGERAKANNYA TERGANTUNG DARI PROPORSI PENYIMPANGANNYA.

PROPORSI INI DAPAT DITETAPKAN PADA RASIO YANG BERBEDA DEN­GAN MENGGUNAKAN SISTEM
PENGATUR MANUAL

DIDALAM CONTROLLER. PENGATURAN INI MENGATUR "PROPORSIONAL BAND" YANG MEMILIKI

SKALA DALAM RASIO PROSENTASE. SKALA BIASANYA DARI 1 % SAMPAI 100%.
 UNTUK MENGERTI LEBIH JELAS ARTI DAN EFEK DARI PENGATURAN PROPORTIONAL BAND,
PERHATIKAN OIL LEVEL CONTROL LOOP.

LEVEL TRANSMITER, SALAH SATU DALAM OIL LOOP, UMUMNYA MEMPUNYAI NILAI YANG PASTI,
DENGAN PALING PENDEK SEKITAR 20 CM ATAU DENGAN LEBIH PANJANG BEBERAPA METER, TAPI
DALAM PENJELASAN INI DIASUMSIKAN DENGAN PANJANG 50 CM.

BILA PROPORTIONAL BAND 100 % MAKA VALVE AKAN FULLY STROKE

BILA TOTAL DEVIASI 50 CM. 50 CM .X 100% = 50 CM

BILA PROPORSIONAL BAND 50% MAKA VALVE AKAN FULLY STROKE DAN BILA

TOTAL DEVIASI 25 CM. 50 CM X 50 % = 25 CM

BILA PROPORSIONAL BAND 10% MAKA VALVE AKAN FULLY STROKE BILA TOTAL DEVIASI 5 CM. 50 CM X
10% = 5 CM
GAMBAR DIBAWAH MEMPERLIHATKAN KONDISI DARI (1), (2) DAN (3) EFEK DARI GERAKAN VALVE.
 HUBUNGAN ANTARA GERAKAN
VALVE DAN PROPORTIONAL BAND

ADALAH MELIHAT SEBERAPA BESAR VALVE AKAN BERGERAK TERHADAP DEVIASI YANG KECIL.

LIHAT GAMBAR HARGA D.V DISET PADA 25 CM DAN DEVIASI DIASUMSIKAN + 2.5 CM.
DAPAT DILIHAT DARI DIAPRAGMA BAHWA BILA PROPORTIONAL BAND DITURUNKAN MAKA VALVE GERAKAN VALVE
MENINGKAT.

HAL INI SANGAT PENTING DAN HARUS DIMENGERTI BILA INGIN MELAKUKAN PENGATURAN PROPORTIONAL BAND
UNTUK OPERASI PENGONTROLAN. BILA PROPORTIONAL BAND TERLALU SEMPIT MAKA VALVE AKAN TIDAK
TERKONTROL DAN KONDISI PROSES AKAN TERJADI FLUKTUASI.

PROSENTASI PEMBUKAAN VALVE DITENTUKAN OLEH DUA BESARAN YAITU

•HARGA D.V DAN
•LEBAR PROPORTIONAL BAND.
BILA TERJADI DEVIASI /PENYIMPANGAN PROPORTIONAL BAND AKAN BERAKSI DEN­GAN MENGGERAKKAN VALVE
UNTUK MENGKOREKSI PROSES.

BESAR GERAKKAN VALVE DITENTUKAN OLEH UKURAN DARI DEVIASI DAN LEBAR DARI PROPORTIONAL BAND. BILA
PROSES TELAH DIKOREKSI, PROPORTIONAL BAND AKAN MEMPERTAHANKAN KONDISI TETAP STABIL.
TEORI KONTROL

PENGONTROLAN, SUATU PROSES SECARA OTOMATIS SEBAGAI PENGGANTI MANUSIA,DAN

PERALATAN BEKERJA SECARA EFEKTIF, NON STOP – SEPANJANG MASA.

SISTEM MEMPUNYAI BEBERAPA BAGIAN YANG TERPISAH.

BEBERAPA DARI INSTALASI INI DIPASANG PADA PLANT YANG MENGALAMI KONTAK
LANGSUNG DENGAN PROSES

SE­DANGKAN KOMPONEN LAINNYA DIPASANG SEBAGAI PANEL-PANEL YANG DIKONTROL

SECARA REMOTE.

MESKIPUN LETAKNYA BERJAUHAN, SEMUA KOMPONEN BEKERJA - BERINTERAKSI SATU SAMA

LAINNYA DALAM SUATU PROSES YANG DISEBUT DENGAN "CONTROL LOOP".

GAS OUT

MINYAK MENTAH/ B NET OIL

CRUDE OIL
WATER OUT
 LEVEL CONTROLLER
FISHER TYPE 2500

LEVEL CONTROLLER ADALAH ALAT UNTUK MENGONTROL

KETINGGIAN DARI MINYAK YANG TERDAPAT DALAM TANGKI.

SECARA OTOMATIS TINGGI RENDAHNYA MINYAK DAPAT

DIATUR DENGAN MEMUTAR DIAL RISE LEVEL KEKANAN ATAU
KEKIRI.

LEVEL CONTROL INI DILENGKAPI DISPLACER YANG

TERPASANG DALAM CHAMBER (EXTERNAL MOUNTED
SENSOR).

CONTORLLER YANG TERPASANG UNTUK SENSOR PADA SATU

POSITION

PRINSIP KERJA
LEVEL CONTROLLER INI DILENGKAPI DENGAN DISPLACER YANG BEKERJA BERDASARKAN HUKUM ARCHIMIDES.
PRINSIP ARCHIMIDES PADA DASARNYA BERAT BENDA YANG DICELUPKAN PADA ZAT CAIR AKAN BERKURANG
BERATNYA SEBESAR BERAT ZAT CAIR YANG DIPINDAHKAN.
CONTORLLER YANG TERPASANG UNTUK SENSOR PADA SATU POSITION

CAGE CONNECTION BIASANYA MEMPUNYAI UKURAN ANTARA 1 ½ ” DAN

2”. DENGAN FLANGE BOLT CONNECTION.

LEVEL CONTROLLER TYPE 2500

(PROPORTIONAL ONLY CONTROLLER).
DILENGKAPI DENGAN AIR REGULATOR UNTUK AIR SUPPLY SEBESAR 22 PSI
(UNTUK OUTPUT 3 – 15 PSIG) ATAU 35 PSI (UNTUK OUTPUT 6 – 30 PSIG).

PROPORTIONAL BAND ADJUSTMENT.

FULL OUTPUT PRESSURE CHANGE ADJUSTABLE OVER 10 TO 100% DARI
PANJANG FLOATING.

INPUT SIGNAL.
FLUID LEVEL DARI 0 TO 100% DARI PANJANG FLOATING. STANDART UNTUK
SEMUA DISPLACER ADALAH PANJANGNYA 14”.
 PERUBAHAN KETINGGIAN CAIRAN / LEVEL DIDALAM SEPARATOR
MENYEBABKAN BERAT DISPLACER BERKURANG KEMUDIAN
DIUBAH MENJADI GERAKAN PUNTIR MELALUI TORQUE TUBE.

DISPLACER
DISPLACER TORQUE
TORQUETUBE
TUBE CONTROLLER
CONTROLLER

POSITIONER
ALAT YANG BERFUNGSI MENINGKATKAN AKURASI GERAKAN
BUKA / TUTUP VALVE DAN MENINGKATKAN KESTABILAN
PROSES.
DIGUNAKAN PADA VALVE > 2” DAN TEKANAN SAMPAI 200 PSIG
KARENA PERUBAHAN BERAT DISPLACER YANG DISEBABKAN OLEH PERUBAHAN CAIRAN DALAM TANGKI DAN
AKAN
MERUBAH
POSISI FLAPPER DAN NOZZLE DAN TORQUE TUBE SPINDLE.

PERUBAHAN DARI CAIRAN AKAN SEBANDING DENGAN PERUBAHAN OUTPUT YANG DIHASILKAN OLEH
GERAKAN MECHANIS FLAPPER DAN NOZZLE.

OUTPUT DARI CONTROLLER

ADALAH 3-15 PSI (UNTUK AIR SUPPLY 22 PSI) ATAU
6-30 PSI (UNTUK AIR SUPPLY 35 PSI).

PADA MINIMUM LEVEL

OUTPUT AKAN 3 PSI ATAU 6 PSI

DAN

PADA MAXIMUM LEVEL

OUTPUT AKAN 15 PSI ATAU 30 PSI.

FUNGSI DARI ZERO ADJUSMENT

ADALAH UNTUK MENENTUKAN SETTING OUTPUT PRESSURE YANG SESUAI DENGAN LEVEL.

SPECIFIC GRAVITY ADJUSMENT SAMA FUNGSINYA DENGAN PROPORTIONAL BAND ADJUSMENT.

FULL OUTPUT PRESSURE CHANGE ADJUSTABLE OVER 10 TO 100% DARI PANJANG FLOATING.

OUTPUT DARI CONTROLLER DIHUBUNGKAN KE CONTROL ROOM SEBAGAI INDIKASI TINGGI LEVEL PADA
GROSS SEPARATOR.
PROPORTIONAL VALVE ADALAH 3 WAY VALVE YANG BISA DIATUR UNTUK MERUBAH OUTPUT
SEBAGAI FEEDBACK KE BOURDON TUBE BAGIAN LUAR,
SEHINGGA BOURDON TUBE BERUBAH MENJAUHI NOZZLE SAMPAI OUTPUT STABIL.

A WIDE PROPORTIONAL BAND (FULLY COUNTERCLOCK WISE),

AKAN MENGHASILKAN 100% PROPORTIONAL RESPONSE.

A CLOSED (FULLY CLOCKWISE)

AKAN MENGHASILKAN SEDIKIT PROPORTIONAL RESPONSE KARENA SEBAGIAN OUTPUT
TERBUANG MELALUI PROPORTIONAL VALVE EXHAUST.

INPUT SIGNAL.
FLUID LEVEL DARI 0 TO 100% DARI PANJANG FLOATING. UKURAN STANDART UNTUK SEMUA
DISPLACER PANJANGNYA 14”.

OUTPUT DARI CONTROLLER DIGUNAKAN UNTUK MENGOPERASIKAN

FINAL CONTROL ELEMENT ( CONTROL VALVE ).
UNTUK MENENTUKAN TINGGI DAN RENDAHNYA CAIRAN PADA TANGKI
DENGAN MERUBAH RAISE LEVEL.
LEVEL CONTROLLER & SEPARATOR
 LEVEL CONTROLLER
LEVEL CONTROLLER
ADALAH ALAT UNTUK MENGONTROL / MENJAGA AGAR LEVEL DIDALAM SEPARATOR
TETAP PADA RANGE ANTARA HI – LEVEL DAN LOW LEVEL

LEVEL CONTROLER

CONTROL VALVE

BILA LEVEL DIDALAM SEPARATOR TENDENSI NAIK MAKA  LEVEL CONTROLLER 

MEMERINTAH CONTROL VALVE UNTUK MULAI PERLAHAN MEMBUKA LEBIH LEBAR
SEDIKIT  BILA SEBALIKNYA
BILA LEVEL MULAI MENURUN  LEVEL CONTROLLER  MEMERINTAH CONTROL
VALVE  UNTUK MULAI MENJEPIT
6. PRESSURE RELIEF VALVE
VALVE INI AKAN BEKERJA BILA TEKANAN DIDALAM PIPA ATAU VESSEL MELEBIHI SETTING
PRESSURNYA
CARA KERJANYA ADALAH BILA TEKANAN PADA SISTIM BERLEBIH MAKA AKAN MENEKAN “ PRV “
DAN TEKANAN TADI AKAN TERBUANG KESALURAN PEMBUANGAN DAN SETELAH TEKANAN PADA
SISTIM KEMBALI NORMAL MAKA PRV AKAN MENUTUP SENDIRI KARENA ADA PER YANG BEKERJA
UNTUK MENUTUP.
RANGKAIAN VALVE SEBAGAI ISOLATOR

Next
 ACTUATOR
ACTUATOR ADALAH ALAT YANG DIHUBUNGKAN DANGAN VALVE GUNANYA UNTUK
MEMBUKA / MENUTUP SECARA OTOMATIS, DENGAN BANTUAN PNEUMATIC,
ELECTRONIC,DAN HYDRAULIC.

JADI ACTUATOR MERUBAH CARA KERJA DARI

PNEUMATIC  MEKANIK
ELECTRONIC  MEKANIK
HYDRAULIC  MEKANIK
 ACTUATOR

ADA DUA CARA UNTUK MENG – OPERATE ( MEMBUKA / MENUTUP ) VALAVE YAITU :

1. DENGAN CARA MANUAL

MENGGUNAKAN HANDWHEEL UNTUK MEMBUKA / MENTUP GATE VALVE & GLOB VALVE
MENGGUNAKAN HAND LEVER UNTUK MEMBUKA / MENUTUP BUTTERFLY & BALL VALVE

2. DENGAN CARA OTOMATIS

DENGAN MENGGUNAKAN TAMBAHAN ALAT ( ACTUATOR ) YANG MERUBAH GERAKAN
DARI PNEUMATK / ELECTRONIC / HYDRAULIC MENJADI GERAKAN MEKANIK YANG
DAPAT MEMBUKA / MENUTUP VALVE.

SUMBER TENAGA UNTUK MENGGERAKKAN ACTUATOR ADA TIGA

• PNEUMATIC ACTUATOR

• ELECTRONIC
ACTUATOR

• HYDRAULIC ACTUATOR
PNEUMATIC ACTUATOR
SERING DIJUMPAI PADA INDUSTRI PERMINYAKAN, DAN DIKELOMPOKKAN MENJADI
“ PNEUMATIC DIAPHRAGM “ DAN “ PNEUMATIC PISTON “
ACTUATOR MENDAPAT SUMBER TENAGA DARI INSTRUMENT – AIR, YANG
MENGGERAKKAN PISTON / DIAPHRAGM DAN SELANJUTNYA MENDORONG STEM / PISTON
UNTUK MEMBUKA / MENUTUP VALVE

ELECTRONIC ACTUATOR
DENGAN MENGGUNAKAN “ MOTOR LISTRIK “ AKAN MENGGERAKKAN STEM UNTUK
MEMBUKA / MENUTUP VALVE.
BILA DIGUNAKAN DIINDUSTRI PERMINYAKAN HARUS MEMILIKI CLASS KHUSUS “
EXPLOSION PROOF “ YANG MEMENUHI STANDARD API – F14
HYDRAULIC ACTUATOR
DENGAN MENGGUNAKAN TENAGA - HYDRAULIC AKAN MENGGERAKKAN STEM UNTUK MEMBUKA /
MENUTUP VALVE.
CONTOH :
PADA S.S.S.V. YANG DIGUNAKAN DI WELL SEBAGAI PENGAMAN DIDALAM SUMUR MINYAK
PNEUMATIC DIAPHRAGM ACTUATOR ELECTRIC MOTOR ACTUATOR

PNEUMATIC PISTON ACTUATOR ELECTRO HYDAULIC ACTUATOR

 CONTROL VALVE

CONTROL VALVE
ADALAH COMBINASI ANTARA VALVE + ACTUATOR, DIMANA ACTUATOR BISA
DIGERAKKAN OLEH PNEUMATIC, ELECTRIC DAN HYDRAULIC.

SEDANGKAN VALVE NYA KHUSUS YAITU:

1. ROTARY VALVE:
GERAKAN BUKA / TUTUP STEM MEMUTAR 90 O
CONTOHNYA JENIS  BALL VALVE & BATTERFLY VALVE

2. SLIDING VAVE :
DIKENAL KARENA GERAKAN BUKA / TUTUP STEM SECARA LINIER
CONTOHNYA CONTROL VALVE JENIS  GLOBE
 CONTROL VALVE

FUNGSI CONTROL VALVE :

• UNTUK MEMBUKA ATAU MENUTUP ALIRAN

• MENGATUR BESAR KECILNYA ALIRAN

• SEBAGAI ALAT SAFETY

BILA SALAH MEMILIH VALVE DENGAN ALIRAN KARAKTERISTIK

TERTENTU MAKA AKAN MENYEBABKAN :
a. GANGGUAN PADA APLIKASI METERING, KURANG AKURAT
UNTUK JENIS FLOW METER – VORTEX DAN TURBINE
b. KONTROL PROSES MENJADI TIDAK STABIL
 SLIDING STEM VALVE
JENIS SLIDING STEM VALVE ADALAH :
a. GLOBE VALVE DENGAN TRIM CAGE
BANYAK SEKALI DIPAKAI DIDUNIA PERMINYAKAN UNTUK MENGATUR FLOW RATE
a. GLOBE VALVE DENGAN SINGLE ATAU DOUBLE PORT
DIPAKAI PADA FLUIDA YANG MASIH MENGANDUNG SOLID / SEDIMENT / SAND DAN ABRASIVE
a. GLOBE VALVE DENGAN ANGLE BODY
DIPAKAI PADA TEMPAT YANG MEMILIKI PRESSURE DROP YANG TINGGI
a. GLOBE VALVE 3 – WAY
DIGUNAKAN SEBAGAI SELECTOR UNTUK MENGALIHKAN ATAU MENCAMPUR ALIRAN

KEUNTUNGAN KEKURANGAN

KEMAMPUAN
BOBOT BERAT
THROTTLING BAGUS

KEMAMPUAN SHUT – OFF

HARGA MAHAL
YANG BAGUS

BAIK UNTUK AIR, STEAM , PADA PRESSURE DROP

GAS TINGGI  NOISY

ALIRAN PADA CAGE -

--
TRIM
 ROTARY VALVE
JENIS ROTARY VALVE ADALAH :
a. BALL VALVE
MENGGUNAKAN SEJENIS BOLA BERONGGA, UNTUK MENGATUR ALIRAN
TERSEDIA JENIS VEE – BALL DAN COMPLETE SPHERE BALL ( KARAKTERISTIK EQUAL PERSENTAGE )

b. 3 - WAY
DIGUNAKAN SEBAGAI PENGALIH ALIRAN DAN PENCAMPUR ALIRAN
BIASANYA DIPAKAI PADA WELL TEST SECARA AUTOMATIC

KEUNTUNGAN KEKURANGAN

HARGA & PERAWATAN

TIPE BALL BISA TERKIKIS
MURAH

GAMBAR APLIKASI PADA TIDAK BAGUS UNTUK

TEMPERATURE TINGGI THROTTLING
3 A – 75 / 6
KAPASITAS BESAR -

MENGGUNAKAN
ACTUATOR DENGAN --
TORSI KECIL
 BUTTERFLY VALVE
JENIS BUTTERFLY VALVE ADALAH :
BUTTERFLY VALVE MEMANFAATKAN SEBUAH CAKRAM / DISC SEBAGAI ALAT PENGATUR ALIRAN FLUIDA
TIPE INI MEMBUTUHKAN ACTUATOR YANG KUAT, KARENA LETAK DISC MENGHALANGI ALIRAN SEHINGGA
BERAT MENAHANNYA

KEUNTUNGAN KEKURANGAN

SIMPLE , RINGAN DISC MUDAH TERKIKIS

MURAH HARGA & MAINTENANCENYA TIDAK BAGUS UNTUK FULL FLOW

BAGUS UNTUK THROTTLING

-
DENGAN KAPASITAS TINGGI

SHUT OFF BAGUS --

 CONTROL VALVE
ADALAH MERUPAKAN RANGKAIAN ANTARA VALVE + ACTUATOR YANG BERFUNGSI SEBAGAI
PENGONTROL ALIRAN FLUIDA ATAU TEKANAN FLUIDA
DISEBUT LEVEL CONTROL VALVE  BILA YANG DIKONTROL LEVEL & ALIRAN
DISEBUT PRESSURE CONTROL VALVE  BILA YANG DIKONTROL ADALAH TEKANAN

RANGKAIN CONTROL VALVE TERDIRI DARI ACTUATOR DAN VALVE – BODY

ACTUATOR MENERIMA SINYAL DARI PENGATUR ( CONTROLLER ) DAN MEMBERI
PERINTAH / REAKSI UNTUK MEMBUKA / MENUTUP VALVE.
PENTING:
SISTIM PENGONTROLAN ADA DUA YAITU : FAIL - CLOSE ATAU FAIL – OPEN
FAIL – CLOSED :
VALVE AKAN STATUS MENUTUP APABILA TIDAK MENDAPAT SINYAL ATAU TIDAK
MENDAPAT SUPPLY SINYAL.DALAM KEADAAN NORMAL OPERASI STATUS VALVE AKAN
TERBUKA
FAIL – OPENED
VALVE AKAN DALAM KONDISI TERBUKA BILA TIDAK MENDAPAT SENSING DAN DALAM
KEADAAN NORMAL VALVE AKAN TERTUTUP

VENT AIR

AIR VENT
 AKSI ACTUATOR

DIRECT ACTUATOR

DIMANA CONTROL SIGNAL MASUK DARI

SEBELAH ATAS DIAPHRAGMA, KENAIKAN
SIGNAL AKAN MENGGERAKKAN STEM KEBAWAH
/ MENEKAN SPRING.

REVERSE ACTUATOR

DIMANA CONTROL SIGNAL MASUK DARI

SEBELAH BAWAH DIAPHRAGMA, KENAIKAN
SIGNAL AKAN MENGGERAKKAN STEM KEATAS.
BIASANYA SPRING BERADA DIATAS
DIAPHRAGMA DAN AKAN TERTEKAN.
 AKSI CONTROL VALVE

AIR TO OPEN (ATO) / FAIL CLOSE (FO),

ARTINYA APABILA CONTROL VALVE MENDAPATKAN SINYAL DARI CONTROLLER MAKA
CONTROL VALVE TERSEBUT AKAN MEMBUKA DAN AKAN MENUTUP APABILA TIDAK
MENDAPAT SINYAL DARI CONTROLLER.

AIR TO CLOSE (ATC) / FAIL OPEN (FO),

ARTINYA APABILA CONTROL VALVE MENDAPATKAN SINYAL DARI CONTROLLER MAKA
CONTROL VALVE TERSEBUT AKAN MENUTUP, DAN AKAN MEMBUKA APABILA TIDAK
MENDAPAT SINYAL DARI CONTROLLER.

PNEUMATIC GAS PLANT

GAS
COMPRESSOR

GAS OUT FC

HI PRESS. FLARE
PRODUCTION FO
SEPARATOR
 AIR DRYER - DESICCANT
3 - 15 PSIG
INSTRUMENT
100 – 150 PSIG
OUTLET
DRY AIR

AIR DRYER - DESICCANT REGULATORS

INLET FOR
WET AIR OTHER USED

WATER OUT
 TYPICAL GAS INSTRUMENT
AT REMOTE PLATFORM

FROM GAS WELL

TO GAS LIFT

GAS OUT

INCOMING
FROM WELL
FILTER INSTRUMENT GAS
TEST SEPARATOR

INSTRUMENT GAS
HYDRAULIC PANEL

TEXTEAM PUMP
OIL OUT
GAS SCRUBBER

KETERANGAN: KETERANGAN:

BILA PADA WELL PLATFORM TERDAPAT “ GAS WELL “ BILA PADA WELL PLATFORM TIDAK TERDAPAT “ GAS
MAKA DISAMPING UNTUK GAS LIFT – INJECTION JUGA WELL “ MAKA DIGUNAKAN GAS OUTLET DARI TEST
BERFUNGSI SEBAGAI INSTRUMENT GAS -SEPARATOR SEBAGAI GAS SOURCE UNTUK INSTRUMENT
 KARAKTERISTIK CONTROL VALVE

KARAKTERISTIK CONTROL VALVE TERDIRI DARI TIGA MACAM, YAITU:

1. QUICK OPENING

2. LINEAR

3. E QUAL PERCENTAGE
 KARAKTERISTIK CONTROL VALVE

FLOW ( % )

100
90
80
70
60
EQUAL PERCENTAGE
50
40
30
20
10
0
LINEAR
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
POSISI STEM VALVE ( % BUKAAN )

A. INHERENT CHARACTERISTIC – EQUAL PERCENTAGE

B. INHERENT CHARACTERISTIC – LINEAR
C. INHERENT CHARACTERISTIC – QUICK OPENING
QUICK OPENING
INSTALASI CHARACTERISTIC CONTROL VALVE :
A. EQUAL PERCENTAGE CHARACTERISTIC

• UNTUK PROSES YANG CEPAT.

• JIKA RANGE ABILITY TINGGI DIPERLUKAN.
• JIKA SISTEM DINAMIS TIDAK DIKETAHUI DENGAN BAIK.
• PADA HEAT EXCHARGER DIMANA KENAIKAN YANG LEBIH BESAR
DALAM MEDIA PEMANASAN ATAU PENDINGINAN.

B. QUICK OPENING

• UNTUK ON-OFF CONTROL.

• INPUT KECIL MAKSIMUM OPENING DIPEROLEH DENGAN CEPAT.
• LINEARITAS QUICK OPENING TERJADI + 1/4 BUKAAN DARI
VALVE SHUT OFF

C. LINEAR CHARACTERISTIC

• UNTUK PROSES YANG LAMBAT.

• BILA PRESURE DROP DARI VALVE LEBIH DARI 40 %.
• PERUBAHAN PROSES DIAKIBATKAN ADANYA PERUBAHAN BEBAN
YANG TIDAK TERLALU BESAR
PEMILIHAN CONTROL VALVE

MENENTUKAN PILIHAN CONTROL VALVE:

 AKSI CONTROL VALVE

 RATING

 POSITIONER

 CHARACTERISTIC

 RANGEABILITY

 CAPACITY
 AKSI CONTROL VALVE

AKSI CONTROL VALVE ADALAH GERAKAN / KERJA

CONTROL VALVE BILA MENDAPATKAN SIGNAL
1. FAILED - OPEN  AIR TO CLOSE
2. FAILED – CLOSE  AIR TO OPEN
 RATING

KEMAMPUAN UNTUK MEMBERIKAN AKSI YANG TEPAT

PADA RANGE DAN PRESSURE TERTENTU

CONTOH :
TEMPERATURE : 700C (1580F)
TEKANAN OPERASI : 22 KG/CM2 (323 PSI)

POSITIONER
• UNTUK MEYAKINKAN POSISI PLUG SELALU PROPORSI
DENGAN OUTPUT CONTROLLER
(MENGHILANGI GESEKAN PACKING BOX, RUGI HISTERISIS)
• MEMPERCEPAT REAKSI CONTROL VALVE
• MENINGKATKAN AKURASI GERAKAN BUKA / TUTUP VALVE
DAN MENINGKATKAN KESTABILAN OPERASI.
 RANGEABILITY

PERBANDINGAN FLOW MAKSIMUM DAN FLOW MINIMUM

YANG MAMPU DIKENDALIKAN
OLEH CONTROL VALVE

(LUAS DIMANA VALVE DAPAT BEKERJA DENGAN BAIK)

MISALKAN
RANGEABILITY 50 : 1

MAKSIMAL  50 GPM
MINIMAL  1 GPM
 CAPACITY VALVE

• BILA CONTROL VALVE TERLALU KECIL MAKA

CONTROL VALVE AKAN MEMBUKA PENUH SEBELUM PV
SESUAI DENGAN HARGA YANG DIINGINKAN SEHINGGA
PV SULIT DICAPAI

• BILA CV TERLALU BESAR CONTROL VALVE AKAN

BERADA PADA DAERAH MINIMUM
YANG AKAN MENGAKIBATKAN PV SULIT DICAPAI
(PROSES RENTAN TERHADAP PERUBAHAN)
 AKSI CONTROL VALVE

AIR TO CLOSE (ATC) = FAIL TO OPEN (FO)

KENAIKAN SIGNAL INPUT MENGAKIBATKAN VALVE SEMAKIN MENUTUP

JIKA KEHILANGAN SIGNAL INPUT VALVE DALAM KONDISI TERBUKA

AIR TO OPEN (ATO) = FAIL TO CLOSE (FC)

KENAIKAN SIGNAL INPUT MENGAKIBATKAN VALVE SEMAKIN MEMBUKA

JIKA KEHILANGAN SIGNAL INPUT VALVE DALAM KONDISI TERTUTUP
 CONTROL VALVE SIZING

MENENTUKAN BESARNYA CONTROL VALVE

PADA WAKTU MERENCANAKAN SEBUAH SYSTEM

PENGENDALIAN HAL UTAMA YANG HARUS DIKETAHUI
ADALAH DAERAH DIMANA PROSES AKAN DIKENDALIKAN
CONTROL VALVE HARUS DAPAT MEMENUHI
MINIMAL TIGA KEBUTUHAN

1. KEBUTUHAN PROSES MINIMUM  25%

2. KEBUTUHAN PROSES NORMAL  50%

3. KEBUTUHAN PROSES MAKSIMUM  75%

 DAERAH KERJA CONTROL VALVE

CONTROL VALVE  LEBIH BESAR

(OVER SIZE)
CV AKAN BEKERJA DI DAERAH YANG HAMPIR TERTUTUP PENUH (MINIMUM)
BAGIAN PLUG DAN SEATNYA TENTU AKAN CEPAT AUS AKIBAT EROSI
KARENA
KECEPATAN FLUIDA DAN SINYAL CONTROLLER MINIMUM (10-25%)

CONTROL VALVE  LEBIH KECIL

(UNDER SIZE)

CV AKAN BEKERJA DI DAERAH YANG HAMPIR TERBUKA PENUH

TIDAK AKAN MENGHASILKAN RESPON SISTEM PENGENDALIAN YANG BAGUS
(KARENA SISTEM AKAN BEREAKSI SANGAT LAMBAT)
PV AKAN SERING-SERING BERADA DIBAWAH SP.
 FLOW LIQUID PADA CONTROL VALVE

MENURUT HUKUM FISIKA FLOW PADA CONTROL VALVE TERGANTUNG PADA

PERBEDAAN
TEKANAN INLET-OUTLET ATAU UPSTREAM-DOWN STREAM

m C ΔP
L V G

DIMANA :
mL = FLOW RATE DARI FLUIDA CAIR DALAM GPM DENGAN SPESIFIC
GRAVITY SEBESAR G.
G = SPESIFIC GRAVITY DARI ZAT CAIR YANG MENGALIR PADA
KONDISI FLOWING ATAU KONDISI STANDARD
CV = VALVE COEFFICIENT
P = BEDA TEKANAN INLET-OUTLET (PSI)
 FLOW GAS PADA CONTROL VALVE

mg  63,3.C Y ΔP
V. Y
1

DIMANA :
MG = FLOW RATE DARI GAS
CV = VALVE COEFFICIENT YANG DIDAPAT DARI ZAT CAIR
P = BEDA TEKANAN INLET-OUTLET
Y1 = SPECIFIC WEIGHT PADA KONDISI UPSTREAM (OUTLET)
Y = EXPANSION FACTOR, PERBANDINGAN FLOW COEFFICIENT
ANTARA GAS DAN ZAT CAIR PADA BILANGAN REYNOLDS YANG SAMA
BESARNYA ANTARA 0.667 SAMPAI 1.0
PNEUMATIC SUPPLY
TERDAPAT DUA SISTEM YANG SERING DIGUNAKAN UNTUK MENGGERAKKAN SISTEM PNEUMATIK, YAITU :

1. PNEUMATIC GAS
2. PENUMATIC UDARA,

PNUMATIC UDARA
MENGAMBIL UDARA DARI ATMOSPHERE, DITEKAN DAN DIKERINGKAN DAN DIALIRKAN KE STORAGE DRUM
DAN DIKELUARKAN MELALUI RING MAIN SEPERTI TAMPAK PADA GAMBAR 9.21

AIR COMPRESSOR
KOMPRESOR YANG SERING DIGUNAKAN ADALAH TYPE RECIPROCATING DENGAN SATU ATAU DUA
TINGKAT, YANG DIGERAKKAN OLEH MOTOR LISTRIK ATAU MESIN GAS/DIESEL. KELUARAN KOMPRESOR
MASUK KE RECIEVER/PENERIMA (TANKI UDARA) YANG DILENGKAPI DENGAN CONTROL VALVE. CONTROL
VALVE INI MENGHEN­TIKAN (UNLOAD) KOMPRESOR BILA TEKANAN YANG DIPERLUKAN TELAH TERCA­PAI.

PNEUMATIC GAS SUPPLY

INSTRUMENTATION DI REMOTE AREA / PLATFORM BIASANYA MENGGUNAKAN GAS SEBAGAI INSTRUMENT
SUPPLY.

GAS DIAMBIL DARI GAS – WELL DAN SEBELUM DIALIRKAN KE GAS INSTRUMENT DIALIRKAN TERLEBIH
DAHULU KE GAS SCRUBBER, UNTUK MENAMPUNG UAP AIR YANG TERBAWA DALAM GAS, DAN
SELANJUTNYA AIRNYA DIBUANG, MELALUI WASTE – SYSTEM.

BILA TIDAK MEMILIKI GAS WELL, DIAMBIL DARI “ GAS – OUT “ TEST SEPARATOR, SETERUSNYA
DIALIRKAN KE GAS – SCRUBBER, BARU GAS DIGUNKAN UNTUK INSTRUMENT
 AIR COMPRESSOR

AIR COMPRESSOR
PRINSIP KERJA AIR COMPRESSOR SAMA DENGAN
GAS COMPRESSOR.
KEGUNAANNYA BERBEDA, BAHWA AIR COMPRESSOR KITA GUNAKAN
UNTUK “ INSTRUMENT – AIR “
DARI DISCHARGE AIR COMPRESSOR ADA TANGKI YANG DISEBUT
AKUMULATOR - TANGKI ANGIN BERTEKANAN, SEKALIGUAS UNTUK
TANGKI PEMAMPATAN.
SETELAH MASUK TANGKI AKUMULATOR “ INSTRUMENT AIR “ AKAN
MELALUI FILTER DENGAN MEDIA DESICCANTS YAITU SEMACAM BUTIRAN
– BUTIRAN SEBESAR KEDELAI YANG FUNGSINYA MENYERAP UDARA
BASAH, SEHINGGA YANG DIKIRIM KE INSTRUMENT ADALAH UDARA -
KERING
 AIR DRYER - DESICCANT
3 - 15 PSIG
INSTRUMENT
100 – 150 PSIG
OUTLET
DRY AIR

AIR DRYER - DESICCANT REGULATORS

INLET FOR
WET AIR OTHER USED

WATER OUT
 TYPICAL GAS INSTRUMENT
AT REMOTE PLATFORM

FROM GAS WELL

TO GAS LIFT

GAS OUT

INCOMING
FROM WELL
FILTER INSTRUMENT GAS
TEST SEPARATOR

INSTRUMENT GAS
HYDRAULIC PANEL

TEXTEAM PUMP
OIL OUT
GAS SCRUBBER

KETERANGAN: KETERANGAN:

BILA PADA WELL PLATFORM TERDAPAT “ GAS WELL “ BILA PADA WELL PLATFORM TIDAK TERDAPAT “ GAS
MAKA DISAMPING UNTUK GAS LIFT – INJECTION JUGA WELL “ MAKA DIGUNAKAN GAS OUTLET DARI TEST
BERFUNGSI SEBAGAI INSTRUMENT GAS -SEPARATOR SEBAGAI GAS SOURCE UNTUK INSTRUMENT
 PROCESS SHUT DOWN SYSTEM SCHEMATIC

ESD
20 PSIG

100 PSIG

TO FLARE
SUPPLY – 100

FC
PNEUMATIC

psig

PSH PC

OLC
LSH FO
TO GAS COMP.

LSL WLC

FC
FC
FC

KARENA ITU SETIAP OPERATOR HARUS MENGUASAI

SHUT DOWN SYSTEM  HUKUMNYA WAJIB
DRIER

UDARA TERKOMPRESI MENGANDUNG SEJUMLAH AIR YANG TIDAK BAIK UNTUK VALVE DAN AKTUATOR.

UNTUK MEMPERKECIL KANDUNGAN AIR, UDARA YANG TERKOMPRESI DIKIRIM KE TANKI PENGUMPUL, UNTUK
MEMBUANG KANDUNGAN AIR SUPAYA UDARA TERSEBUT MENJADI KERING.

DRIER (PENGERING) UMUMNYA TERDIRI DUA TABUNG VERTIKAL YANG BEKERJA SECARA BERGANTIAN DAN
MASING - MASING TELAH DIISI DENGAN DESSICANT ATAU BAHAN PENGERING, BIASANYA SILICA GEL ATAU
ACTIVIATED ALUMINA.

UDARA YANG LEWAT MELALUI DESSICANT KANDUNGAN UAP AIRNYA AKAN DISERAP.

BILA KONDISI PENGERING SUDAH JENUH, MAKA DESSICANT HARUS DIKERINGKAN KEMBALI DENGAN PE­
MANASAN ATAU DIGANTI DENGAN YANG BARU.

ALTERNATIF LAIN YANG DIGUNAKAN ADALAH DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP "DEW POINT" ATAU TITIK
EMBUN, YAITU DENGAN MENDINGINKAN UDARA SAMPAI TITIK EMBUNNYA SEHINGGA UDARA YANG DIEM­
BUNKAN AKAN TERKUMPUL DAN SEGERA DIBUANG (BLEED AWAY).

TYPE PENGERING INI TIDAK EFISIENSI PENGGUNAANNYA DIBANDINGKAN SECARA KIMIAWI.

FILTER REGULATOR

FILTER REGULATOR DIPASANG PADA SETIAP UNIT PNEUMATIC UNTUK MENGAMBIL GAS ATAU UDARA DARI
RING MAIN, DAN MENURUNKAN TEKANAN SAMPAI KONDISI TEKANAN KERJA DARI UNIT TERSEBUT.

OPERASI DARI FILTER REGULATOR TERGANTUNG PADA KESETIMBANGAN ANTARA CONTROL SPRING (PER
PENGON­TROL) DENGAN CONTROL PRESSURE (PENGONTROL TEKANAN).

BILA TEKANAN KELUARANNYA TERLALU TINGGI MAKA AKAN MENEKAN DIPRAGMA KE ATAS DAN MENUTUP
VALVE.

JIKA TEKANAN KELUARANNYA TERLALU RENDAH PER AKAN MEMBUKA VALVE KEMBALI SEHINGGA UDARA/GAS
DAPAT DISUPLAI KEMBALI.

JADI KELUARAN TEKANAN TERGANTUNG PADA TENSION DARI PER YANG DAPAT DIATUR DENGAN MENGATUR
SEKRUP YANG TERDAPAT PADA PERALATAN TERSEBUT.

CAIRAN AKAN JATUH DAN TERKUMPUL DIBOTTOM DARI PADA TANGKI DAN SELANJUTNYA DIBUANG KE DALAM
SUMP TANK (PENGUMPUI AIR/MINYAK).
PRESSURE REGULATOR

AKTUATOR HARUS BEKERJA SECARA TEPAT DAN DENGAN KONDISI TEKANAN YANG STABIL. UNTUK
MEMENUHI KONDISI TERSEBUT MAKA DIPASANG PERALATAN PRESSURE REGULATOR DALAM PNEUMATIC
LINE.

STANDARD PRESSURE REGULATOR TERDIRI DARI BODY YANG DILENGKAPI DIAPRAGMA FLEKSIBEL.

DIAPRAGMA DIHUBUNGKAN DENGAN VALVE DAN TOP LOADED DIHUBUNGKAN DENGAN PER YANG DAPAT
DIATUR.

SISTEM ATAU UDARA PRIMER MENEKAN PADA BAGIAN BAWAH DIAPRAGMA, MAKA DIAPRAGMA AKAN
MELENGKUNG DAN MEMBUKA VALVE SERTA MEM­BERIKAN UDARA MENGALIR KE BAGIAN OUTLET YANG
DIKENAL DENGAN UDARA SEKUNDER.

BAGIAN KECIL DARI UDARA SEKUNDER MENEKAN KE BAGIAN ATAS DIAPRAGMA BERSAMAAN DENGAN PER
MENDORONG DIAPRAGMA KE BAWAH DAN MENGOPERASIKAN VALVE.

SETIAP PERUBAHAN TEKANAN UDARA UTAMA AKAN MENYEBABKAN GERAKAN DIAPRAGMA UNTUK
PEMBUKAAN DAN PE­NUTUPAN VALVE DAN MENSTABILKAN UDARA SEKUNDER.

PERUBAHAN PERMANEN PADA TEKANAN UDARA SEKUNDER DAPAT DILAKUKAN DENGAN MENGATUR
TEKANAN PADA PER - PENGATUR DENGAN MENGGUNAKAN OBENG.