Anda di halaman 1dari 1

Pancasila

Studi Kasus:
Pasal Penghinaan Presiden
Latar Belakang
Pada bulan September 2019,DPR dan pemerintah merencanakan
mengesahkan draft final RKUHP yang berisi delik-delik yang
kontroversial. Tetapi karena demonstrasi besar dari para mahasiswa,
RKUHP ditunda pengesahannya .Tahun ini, pemerintah kembali berusaha
meloloskan RUU kontroversial ini. Pasal bermasalah tetap dipertahankan,
Bab II Tindak Pidana Terhadap Martabat Presiden dan Wakil Presiden
Pasal 218 ayat 1
- Pasal 218 ayat (1) RKUHP menyebutkan, "Setiap Orang yang dimuka
umum menyerang kehormatan atau harkat martabat diri Presiden atau
Wakil Presiden dipidana dengan pidana penjara paling lama 3(tiga) tahun
6(enam) bulan atau pidana denda paling banyak kategori IV".
- Pasal 218 ayat (2) menyebutkan, "Tidak merupakan penyerangan
penghormatan atau harkat dan martabat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) jika perbuatan dilakukan untuk kepentingan umum atau
pembelaan diri".

Argumen /Alasan:
1. Pancasila sebagai dasar negara, hal ini berarti bahwa setiap tindakan
rakyat dan Negara Indonesia harus sesuai dengan Pancasila.
2. Dibatasinya hak berpendapat dengan alasan pemerintah menjadikan
kewaspadaan terhadap nilai liberal menyebabkan pelanggaran
terhhadap Sila Ke-4
3. Bahwa “Presiden sebagai Simbol Negara” dan “Personifikasi
Masyarakat” yang dipakai pemerintah untuk menjustifikasi pasal
penghinaan presiden ke dalam RKUHP adalah salah.

Solusi:
1. Yang pertama,menurut sudut pandang hukum nasional kebebasan berpendapat
adalah hak yang dapat diupayakan dengan perlindungan sesuai Pancasila Sila Ke
4 serta diatur dalam Pasal 28 E Ayat (3) 1945.
2. Yang kedua,pengabaian terhadap perlindungan hak kebebasan berpendapat bisa
menyebabkan menurunya tingkat partisipasi dan kreativitas dari warga negara.
Cara untuk menyampaikan pendapat juga aspek yang tidak boleh dilupakan
sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Yang ketiga,pemerintah harus menimbang kembali,setiap tindakan untuk
mencapai tujuan apakah tujuan tersebut positif atau negatif,harus memberikan
justifikasi yang lebih kuat
Seharusnya isi kalimat RKHUP yang sesuai pancasila adalah:"Mengkritik Presiden
beserta wakilnya diperbolehkan asal tidak merendahkan",karena indonesia adalah
negara yang liberal bebas berpendapat sehingga dapat mewujudkan sila ke-4.

Referensi:
1. https://pshk.or.id/publikasi/siaran-pers/5-alasan-menolak-pasal-penghinaan-presiden-
dimasukkan-kembali-ke-dalam-rkuhp/
2. https://pshk.uii.ac.id/2018/03/menyoal-konstitusionalitas-pasal-penghinaan-presiden/
3. https://jurnal.komisiyudisial.go.id/index.php/jy/article/view/421/pdf
4. https://fh.umj.ac.id/internalisasi-nilai-nilai-pancasila-dalam-pembentukan-peraturan-
perundang-undangan/
5. https://tirto.id/pasal-penghinaan-presiden-dibatalkan-mk-muncul-lagi-di-ruu-kuhp-ggLt
6. https://lbhpengayoman.unpar.ac.id/hak-kebebasan-berpendapat-di-indonesia-sebagai-
upaya-mencerdaskan-kehidupan-bangsa/

Antaresta Caraka Putra (2035211052)


Maulana Muhammad Alif Alfarizi (2035211058)
Riski Darmawan (2035211066)
Zahra Nandi Aquila (2035211067)
Diska Farah Najaah (2035211069)
Achmad Nuruddin Al Arsy (2035211070)
Dyah Ayu Widya Eganingrum (2035211089)

Anda mungkin juga menyukai