BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan nama penyakit darah tinggi
adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari
dewasa di atas 18 tahun). Penyakit ini disebut sebagai the silent killer
atau tersembunyi. Di Belanda lebih dari satu juta orang menderita tekanan
darah tinggi tetapi yang mengherankan ialah lebih dari separuhnya tidak
(Dekker, 2006).
Menurut Lubis (2010), hipertensi diklasifikasikan atas hipertensi primer
oleh faktor genetik dan lingkungan. Peranan faktor genetik pada etiologi
dan lain-lain.
1
2
dunia adalah sebesar 26,4% dan diperkirakan tahun 2025 akan mencapai
orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun
2025. Di China, 98,5 juta orang dan akan meningkat menjadi 151,7 juta
orang pada tahun 2025. Di Asia tercatat 38,4 juta penderita hipertensi
pada tahun 2000 dan diprediksi akan meningkat menjadi 67,4 juta orang
pada tahun 2025. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
Penyakit sistem sirkulasi dari hasil SKRT tahun 1992, 1995, dan 2001
perawatan yang serius dan harus ditangani dengan cepat karena dapat
31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60%
(Sadiyah, 2007).
Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menyadarkan
B. Rumusan Masalah
4
Bangkala?.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan pengetahuan pasien penderita Hipertensi
Tujuan Khusus
a. Diidentifikasinya pengetahuan pasien penderita Hipertensi tentang
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Merupakan bentuk pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama
kejadian stroke.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Instituti Pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi instansi pendidikan dalam upaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Pengetahuan
telinga tentang fakta dan kenyataan, selain itu juga melalui pengalaman
informal.
(Notoatmodjo, 2010).
6
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Bloom dalam buku Notoadmojo (2010) tingkat pengetahuan
(recall) suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
b. Memahami (Komprahension)
Memahami diartikan
6 sebagai suatu kemampuan untuk
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang real
(sebenarnya).
d. Analisis (Analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Syntetis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan
sesuai tidak dengan budaya yang ada dan agama yang di anut
(Notoatmodjo, 2010).
e. Pengalaman
Pengalaman disini berkaitan dengan umur, dengan tingkat
(Notoatmodjo, 2010).
dan tidaknya stimulus tersebut terhadap dirinya. Hal ini berarti sikap
orang sudah lebih baik lagi. Trial, dimana subjek mulai mencoba
sebagai berikut :
a. Umur adalah umur orang dalam tahun terakhir orang. Umur sangat
pengetahuannya.
mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat ini atau
diperoleh dari :
lain
kesehatan
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
maupun tua, kaya maupun miskin dan merupakan salah satu penyakit
seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal (Adib,
darah bagi dewasa usia 18 tahun ke atas yang tidak sedang dalam
>145/95 mmHg.
c. Wanita dikatakan hipertensi jika mempunyai tekanan darah 160/95
mmHg.
Gordon H.Williams.
3. Gejala Hipertensi
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan
hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala,
antara lain sakit kepala, kelelahan, mual dan muntah, sesak napas,
(jarang dilaporkan).
Daftar keluhan berikut ini adalah yang paling sering disebutkan
keluhan itu muncul sama seringnya dengan orang pada kelompok usia
sama yang tidak mengidap tekanan darah tinggi, gejala itu bisa
4. Penyebab Hipertensi
Menurut Indriyani (2009), hipertensi menurut penyebabnya
genetik (90%).
b. Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari
minuman beralkohol.
2009). Oleh karena itu, hipertensi karena faktor keturunan tidak dapat
hipertensi.
5. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi dapat berakibat fatal jika tidak dikontrol dengan baik
sangat tinggi dalam waktu lama dan organ-organ yang paling sering
rusak antara lain otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta
otak akibat hipertensi ini adalah demensia atau pikun. Ini adalah
seperti balon pada dinding pembuluh darah akibat melemah atau tidak
karena plak, hipertropi bilik kiri jantung akibat ototnya yang bekerja
tubuh.
Pada ginjal, komplikasi hipertensi timbul karena pembuluh
terlalu tinggi sehingga aliran darah ke ginjal akan menurun dan ginjal
dilakukan adalah pengobatan. Ada dua pilihan terapi yang bisa dipilih,
2009).
Jenis-jenis obat antihipertensi adalah :
a. Diuretik
Obat jenis ini biasanya merupakan obat yang pertama diberikan
tekanan menurun.
f. Alpa Blockers
Alpa Blockers membuat otot-otot tertentu menjadi rileks dan
ringan hingga sedang seperti jalan kaki cepat, berenang, joging, dan
lain-lain.
dengan empat cara yaitu diet rendah garam, diet rendah kolesterol
dan lemak terbatas, diet tinggi serat, dan diet rendah energi (bagi yang
badan.
d. Diet DASH
Diet DASH (Dietary Aproaches to Stop Hypertension) menunjukkan
tiba-tiba (Adib, 2009). Masih menurut Adib, otak mendapat aliran darah
sel-sel otak.
Menurut Marliani (2007), secara garis besar, stroke dibagi dua,
yaitu :
18
ke otak tak lancar. Stroke iskemik meliputi kurang lebih 88% dari
semua stroke.
b. Stroke perdarahan, atau biasa dikenal dengan stroke hemoragis,
pada waktu bangun tidur atau sedang istirahat. Infark otak ini
paling sering terjadi pada usia tua dengan hipertensi atau usia
Perdarahan otak umumnya terjadi pada usia tua atau setengah tua,
yang disebut dengan faktor risiko. Faktor risiko stroke itu terdiri atas
dua hal, yang pertama adalah faktor risiko mayor dan kedua adalah
Faktor risiko minor ini antara lain adalah kadar lemak darah yang
secara teratur.
20
komplikasi lain.
menyebabkan kematian.
b. Hindari memberi minum atau makanan pada penderita yang
dengan orang normal. Hal ini untuk mencegah agar air atau
tersebut.
c. Bila penderita mengalami salah satu gejala yang disebutkan di
penderita.
d. Sebaiknya tidak panik bila menemukan seseorang terserang
hasilnya akan lebih baik daripada kita panik dan akhirnya tidak
melakukan apa-apa.
21
dokter.
D. Kriteria Objektif
1. Pengetahuan
Kriteria objektif :
Kriteria objektif :
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
2010).
1. Populasi
2. Sampel
berikut:
Kriteria inklusi :
Kriteria eksklusi
26
C. Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
pada nomor 1, 2, 3, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 16, 17, 20. Dengan jawaban
negative pada nomor 4, 5, 7, 11, 13, 15, 18, 19. Dengan jawaban
berdasarkan kriteria Baik apabila total skor yang diperoleh orang >
10 dan kurang apabila total skor yang diperoleh orang < 10. Untuk
yang diperoleh orang > 15 dan kurang apabila total skor yang
a. Lokasi
b. Waktu
kuesioner.
b. Pengolahan Data
berikut:
1) Editing
2) Koding
3) Tabulasi Data
4. Analisa Data
1) Analisa univariat
Analisa ini dilakukan untuk tiap-tiap variabel yang diteliti dari hasil
yang diteliti.
2) Analisa Bivariat
Keterangan :
X2 : chi-square
O : Nilai Observasi
: Jumlah data
Penilaian :
26
D. Etika Penelitian
orang.
c. Kerahasiaan (Confidentiality)
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Studi kasus ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Bangkala pa
Tabel 1.1
Disrtibusi Orang Menurut Umur
Di Puskesmas Bangkala
Frekuensi
Umur (Tahun) Persentase (%)
(f)
<35-44 Tahun 11 27,5
45-54 Tahun 13 32,5
>55 Tahun 16 40,0
(27,5%) orang.
31
Frekuensi
Jenis Kelamin Persentase (%)
(f)
Laki-laki 17 42,5
Perempuan 23 57,5
Jumlah (n) 40 100
Sumber : Data Primer
(57,5%) orang.
Tabel 1.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Di Puskesmas Bangkala
Frekuensi
Pendidikan Persentase (%)
(f)
SD 6 15,0
SMP 6 15,0
SMA 28 70,0
Jumlah (n) 40 100
Sumber : Data Primer
29
Tabel 1.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan
Di Puskesmas Bangkala
Frekuensi
Pekerjaan Persentase (%)
(f)
IRT 22 55,0
Petani 2 5,0
Lain-lain 9 22,5
Tidak Bekerja 7 17,5
Jumlah (n) 40 100
Sumber : Data Primer
Tabel 1.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemeriksaan Tekanan
Darah Di Puskesmas Bangkala
Frekuensi
Tekanan Darah Persentase (%)
(f)
Ringan 21 52,5
Sedang 18 45,0
Berat 1 2,5
Jumlah (n) 40 100
Sumber : Data Primer
30
1 (2,5%) orang.
Tabel 5.7
Analisa Hubungan Pengetahuan Pasien Penderita Hipertensi
dengan Upaya Mencegah Kejadian Stroke Di Puskesmas Bangkala
Upaya Mencegah Kejadian
Stroke Total
Pengetahuan
Baik Kurang
F % F % n %
Kurang 21 52,5 4 10,0 25 62,5
Baik 0 0,0 15 37,5 15 37,5
Jumlah (n) 21 52,5 19 47,5 40 100
Sumber : Data Primer
Bangkala.
B. Pembahasan
32
dengan pengetahuan yang kurang maka akan pasien lebih tidak berupaya
dalam mencegah kejadian stroke, hal ini dikarenakan orang yang memiliki
baik tetapi memiliki upaya yang kurang dalam mencegah kejadian stroke,
pavoritnya, selain itu gaya hidupnya yang tidak bisa diubah karena sudah
dilakukan dengan empat cara yaitu diet rendah garam, diet rendah
kolesterol dan lemak terbatas, diet tinggi serat, dan diet rendah energi
menurut asumsi peneliti hal ini pengetahuan yang kurang disebabkan oleh
hipertensi. Hal ini didukung oleh Hary(1996) dalam Hendra (2008) bahwa
seseorang.
Hasil uji statistik pada table 2 x 2 menggunakan uji chi square dengan
turunan Fisher Exact dengan taraf signifikan 0,05. Berdasarkan hasil uji
semakin tinggi nilai pengetahuan maka semakin tinggi pula nilai upaya.
semakin baik pula upaya mencegah kejadian stroke. Hal ini didukung oleh
pengetahuan.
34
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
orang dengan pengetahuan baik serta memiliki upaya yang baik dalam
3. Hasil uji statistik pada table 2 x 2 menggunakan uji chi square dengan
38
B. Saran
sebagai berikut:
1. Bagi Praktek Keperawatan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bagaimana gambaran