(1813019005)
2019
Abstrak
Sikap individualisme sering dikaitkan dengan gotong royong dalam paper ini dijelaskan
keterkaitan antara individualisme yang akan menghambat bonume commune atau
kesejahteraan dan gotong royong. Sikap gotong royong ini seringkalimelekat pada semua
insan,dan merupakan sikap penting dalam mencapai tujuan bersama terutama tujuan untuk
bonume commune atau kesejahteraan umum negara ini yang dengan gotong royong di dalam
masyarakat secara merata itu akan lebih mudah tercapai dibandingkan kita terinfeksi oleh
individualisme yang melekat pada sesorang di polis. Sebaiknya dihilangkan karena pendiri
bangsa ini berpondasikan gotong royong jadi kita harus menjaga pondasi terebut sampai
tujuan bersama kita tercapai yaitu Indonesia maju dengan segala aspeknya.
1. Pendahuluan
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain dimanapun
berada pasti manusia membutuhkan orang lain, tidak mungkin manusia bisa hidup sendiri
tanpa orang lain, misalnya bila sakit melanda dan tidak bisa apa-apa pasti disitu kita
memerlukan bantuan dari orang lain entah orang tua, saudara, sahabat, dan teman. Ada istilah
mengenai manusia dengan julukabn zoon politicon Istilah ini pertama kali dikemukakakan
oleh Aristoteles.yang berarti bahwa manusia merupakan binatang politik, lebih tepatnya yaitu
sebagai insan yang berpolitik, dan mengandung makna bahwa manusia memiliki suatu
kemampuan untuk berkomunikasi dengan manusia yang lainnya serta membentuk kelompok
yang disebut organisasi.
Perlu diketahui dan dimengerti tentang perbedaan istilah dari individu, individualis
dan individualisme Individu adalah orang itu sendiri/ merupakan pribadi orang itu sendiri.
sedangkan, Individualis adalah ..pribadi seseorang yang
mengedepankan/mengkokohkan/mempertahankan kebebasan diri dan kepribadiannya,
penganut paham individualisme yang mementingkan diri sendiri, egois tidak peduli dengan
lingkungnnya terutama lingkungan masyarakat ataupun organisasi. Yang tidak membutuhkan
sikap egoisme dalam berorganisasi/bermasyarakat karena berkaitan dengan gotong royong
yang pada hakikatnya bekerja sama, jika sikap ini melekat pada seorang anggota masyarakat
atau organisasi maka tujuan yang ingin dicapai tidak bisa terwujud. Dan Sikap individualisme
adalah salah satu paham ygang menganggap manusia secara pribadi perlu kesanggupan dan
kebutuhannya tidak bisa disamaratakan karena menurut penganut paham individualisme ini
mereka tidak memikirikan kebutuhan orang lain karena sibuk untuk memperhatikan dan
memikirkan kebutuhannya/dirinya sendiri, sehingga ada benang merah antara sikap
individualisme dan sikap egoisme. Paham ini juga menghendaki kebebasan berbuat sesuatu/
melakukan sesuatu serta dalam menganut sebuah kepercayaan. Bagi para manusia yang
paham individualisme ini pada kenyataannya mementingkan hak perseorangan di samping
ruang lingkup kepentingan masyarakat atau negara. Paham yg menganggap diri sendiri
(kepribadian) lebih penting daripada orang lain.
2.Pokok Pembahasan
Tahukah kalian Natura Negara Indonesia in? mari kita bahas natura Indonesia
sebagai permulaaan benang merah ke arah gotong royong, Natura Negara diasalkan
dari natura manusia artinya pemahaman tentang negara berarti menyangkut pula
dengan pemahaman manusia. Gotong royong menurut Founding Fathers Indonesia
yaitu Soepomo, Hatta, Radjiman Wedyodiningrat, dan Soekarno menyatakan bahwa
intinya natura Indonesia adalah gotong royong. Dan gotong royong merupakan ciri
khas pandangan hidup masyarakat Indonesia khususnya Pulau Jawa.
Jadi bila dengan adanya gotong royong misalnya di dalam suatu pedesaan/ perkotaan
mengdakan sebuah kegiatan dengan gotong royong royong sebagai fondasi kegiatan
tersebut bila semua ikut dalam kegiatan bergotong royong maka semua kalangan akan
turut serta dalam kegiatan tersebut dan menyatukan semua perbedaan entah dari segi
meteri, budaya, suku, agama dan sebagaianya.
Sikap malas juga bisa menyebabkan sesorang menjauhi dari kumpulan orang
dan timbullah benih-benih sikap individualis. Adapun macam-macam malas seperti
contoh kasus seperti misalnya si A punya dendam tersembunyi dengan B yang
tinggalnya sesama komplek dan semisal ada organisasi karang taruna maka otomatis
si A malas/tidak suka bertemu dengan si B yang mengakibatkan si tidak bisa
melakukan tugas sebagai warga penduduk yang baik melalu wadah karang taruna
tersebut. Lain lagi contoh kasus malas dan inilah momokyang mewabah para pemuda
Indonesia, istilahnya meger (males gerak) dan lebih memilih kasur sebagi tempat
ternyaman untuk bermalas-malasan. Contoh kasus si A ditugaskan ayahnya yang
pergi ke luar kota untuk menggantikan ayahnya yang seharusnya kerja bakti, tetapi
dia memilih untuk acuh-tak acuh dan karena malas tersebut yang mengakibatkan tidak
mau kemana-mana dan memilih untuk di zona nyamanya.
Kembali ke konteks sejarah Bangsa Indonesia, Soekarno pada masa itu ingin
menggagas bahwa perwujudan tertinggi dari hidup manusia untuk meraih kebaikan
bersama. Gagasan Soekarno ini hamper mirip dengan spekulasi dari Aristotele, tapi
kita harus mengerti polis terlebih dahulu. Polis adalah adalah negara atau kota yang
berisi sekumpulan orang yang hidup bersama dan polis ini merupakan puncak dari
persekutuan hidup bersama, maka tujuan polis menurut Aristoteles adalah mengejar
puncak dari kebaikan/ dalam rangka meraih kebaikan yang tertinggi (most sovereign
of all goods).Menurut spekulasi Soekarno, kebaikan dengan ini berisi makna
semangat gotong royong dan dengan ini terdapat benang merah antara gotong royong
dengan bonum commune atau kesejahteraan umum.
Dulu bila hanya Soekarno yang berjuang sendiri kala itu, Indonesia tidak akan
menjadi negara merdeka, dengan asas gotong royong Soekarno tak memikul
mimpinya sendiri, melainkan mimpi itu juga menjadi mimpi semua rakyat Indonesia
maka dari itu banyak orang yang terlibat dalam perjuangan mencapai kemerdekaan,
printilan-printilan itu tidak bisa berjalan sendiri karena hanya satu individu yang
bekerja, melainan banyak aspek yang ikut bekerja sama/ bergotong royong untuk
mencapai tujuan tersebut antara lain (dalam konteks organisasi) BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia).
Kita menilik lagi ke sejarah tepatnya ke zaman pra aksara yang dalam
perkembanganya kegiatan gotong royong antara lain kegiatan berburu pada masa
Paleolithikum atau masa berburu dan mengumpulkan makanan dalam berburu
mereka bekerja sama untuk menangkap suatu hewan perburuan yang dapat dimakan
demi penunjang kehidupannya bukan individu tapi secara kelompok yang akan
mudah untuk mencapai tujuan tersebut.
3.Kesimpulan
Kesimupulannya adalah pada hakekatnya sikap gotong royong melekat pada semua
insan (terutama masyarakat Indonesia),dan merupakan sikap penting dalam mencapai
tujuan bersama terutama negara ini yang harus maju dengan gotong royong secara
merata dan itu akan lebih mudah tercapai dibandingkan kita acuh tak acuh
dan ,individualisme masih melekat kita sebaiknya dihilangkan karena pendiri bangsa
ini berpondasikan gotong royong jadi kita harus menjaga pondasi terebut sampai
tujuan bersama kita tercapai yaitu Indonesia maju.
Daftar Pustaka
https://en.wikipedia.org/wiki/Materialism
https://harisudiyono1.blogspot.com/2013/01/kepentingan-umum-bonum-
commune.html
https://www.edukasippkn.com/2016/01/pengertian-arti-manusia-sebagai-
makhluk.html