TENTANG
“TAWURAN ANTAR PELAJAR”
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 1
DINA SENTIA
SURYA DHARMA
RAFIJAL
FADLI PANGESTI
KHAIRUNNISA
DIMAS MANDALA PUTRA
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Banyaknya tawuran antar pelajar di kota-kota besar di Indonesia merupakan fenomena
menarik untuk dibahas. Banyaknya tontonan yang menggambarkan perilaku agresif dan
games yang bisa dimainkan di play station atau computer di duga bisa memengaruhi
perilaku.
Tawuran sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Namun yang saat ini
menjadi sorotan adalah tawuran antar pelajar. Mengingat mereka adalah calon-calon penentu
masa depan negara Indonesia yang tercinta.
Seringkali masalahnya sederhana, bermula saling ejek di media social. Adapun tradisi
permusuhan antar sekolah yang terjadi turun-temurun. Tawuran pelajar saat ini sudah
menjadi momok bagi masyarakat. Perilaku tawuran pelajar bukan hanya mengakibatkan
kerugian harta benda atau korban cedera, tetapi sudah merenggut ratusan nyawa melayang
sia-sia selama sepuluh tahun terakhir.
“Miris” itulah yang terfikir di benak kita ketika menyaksikan rangkaian peristiwa
tawuran dan kekerasan yang dilakukan oleh sebagian pelajar mahasiswa di negeri ini. Namun
inilah fenomena nyata yang terjadi di dunia pendidikan.
Tawuran sepertinya sudah menjadi bagian dari budaya Indonesia. Itu sebabnya penulis
menulis sebuah karya ilmiah dengan mengangkat judul fenomena tawuran antar pelajar.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang masalah diatas, rumusan masalah yang dapat di tarik adalah sebagai
berikut.
1. Apa yang memicu pelajar untuk melakukan tawuran tersebut?
2. Dampak apa yang di rasakan oleh pelaku dan korban dari tawuran tersebut?
3. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadi kasus tawuran antar pelajar?
1
C.Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui sebab terjadinya tawuran antar pelajar.
2. Mengetahui dampak yang terjadi dalam permasalahan tawuran antar pelajar.
3. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran antar pelajar.
D. Manfaat penelitian
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai fenomena
tawuran pelajar di berbagai daerah di Indonesia serta mengetahui faktor penyebeb, dampak
negatif dan upaya menanggulangi tawuran pelajar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
C. Dampak negatif tawuran antar pelajar
Dampak negatif tawuran pelajar sangat jelas merugikan banyak pihak. Dampak
negatif dari tawuran pelajar yaitu:
Pelajar dan keluarga yang terlibat perkelahian sendiri jelas mengalami dampak negatif.
Contohnya mengalami cedera atau bahkan tewas, rusaknya fasilitas umum dimana lokasi
tawuran berlangsung, tergangguanya proses belajar sekolah, kurangnya penghargaan siswa
terhadap toleransi, perdamaian, dan nilai-nilai hidup orang lain.
4
2. Upaya represiv
Upaya menangani peristiwa tawuran pelajar yang sudah terjadi bisa dilakukan
oleh beberapa pihak, seperti kedepankan tindakan persuasif.
Ada dua tindakan yang diambil polisi terhadap para pelaku tawuran antar pelajar.
Yakni, tindakan persuasif berupa pembinaan dan tindakan represif dengan menangkap
para pemicu tawuran tersebut.
E. Hipotesis
Berdasarkan konsep-konsep yang telah dituangkan dalam kerangka berfikir, maka
hipotesis (Ha) yang dapat di ajukan adalah sebagai berikut.
1. Bahwa masih marak tindakan tawuran di kalangan pelajar SMA.
2. Bahwa dorongan atau motivasi yang sering memengaruhi pelaku untuk melakukan
tindakan tawuran yaitu datang dari pengaruh media maupun teman sebaya.
3. Ada beberapa dampak yang dirasakan korban karena adanya tindakan tawuran ini,
antara lain cedera, luka-luka, bahkan tewas.
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
6
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Angket (Kuesioner)
Teknik ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data dengan cara menyebarkan
sejumlah lembar kertas berupa pertanyaan yang harus dijawab oleh para responden
dengan menjawab iya, tidak, atau kadang-kadang.
2. Observasi (Pengamatan)
Teknik ini digunakan penulis yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung
terjadap objek yang diteliti, kemudian dalam pengamatan penelitian ini penulis
menyiapkan instrumen berupa lembar observasi yang ditandai dengan tanda (√) check
list.
3. Dokumentasi
Teknik metode dokumentasi dapat dipahami atau diartikan sebagai suatu cara
pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan
yang tersimpan, baik itu berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.
N
F= X 100%
P
Keterangan :
F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N : Jumlah frekuensi atau banyaknya individu
P : Angka persentase
7
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-
orang di sekitarnya. Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis
identitas dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian
dari orang tua; minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan
pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan. Untuk
menanggulanginya Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang
dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya merupakan hal-hal yang bisa dilakukan juga
mampu mengatasi kenakalan remaja.
Adapun solusi dalam menghadapi kenakalan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
o Tindakan preventif, yaitu tindakan untuk mengantisipasi terjadinya kenakalan remaja
o Tindakan represif, yaitu memberikan sanksi tegas kepada pelaku kenakalan remaja
o Tindakan kuratif dan rehabilitasi, yaitu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan
memberikan pendidikan lagi.
B. Saran
a. Orangtua
Disarankan kepada orangtua untuk dapat menjaga hubungan yang hangatdalam keluarga dengan
cara saling menghargai, pengertian, dan penuh kasihsayang serta tidak bertengkar di depan anak.
Serta memberi pengarahan tentang cara bergaul. Orang tua harus bisa menjadi teman, agar anak
dapat terbuka dan anak dapat menjadikan orang tua sebagai seorang sahabat terpercaya.
b. Pihak Sekolah
8
Pihak sekolah disarankan dapat membantu siswa untuk mengenali potensi-potensi yang dimiliki
siswa. Sehingga dapat meningkatkan konsep diri siswa, serta dapatmeminimalisir penggunaan
kata-kata atau sikap yang dapat menurunkan konsep diri siswa.
c. Pihak Pemerintah
Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di Indonesia
agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
d. Masyarakat Umum
Bagi masyarakat umum hendaknya ikut berpartisipasi guna pencegahannya. Apabila melihat hal-
hal yang tidak wajar yang dilakukan oleh para remaja segera laporkan ke penegak hukum
setempat agar diberi penyuluhan dan pengarahan.
e. Para Remaja
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai
remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Agar
kita dapat menjadi remaja yang baik dan agar kita bisa menciptakan Negara dan bangsa yang
sukses.
9
10