BUDAYA SOSIAL
diajukan untuk memenuhi syarat salah satu mata kuliah sosioantropologi
disusun oleh:
Ai Istiqomah
Aulia Nisa Alifah
Eka Nurfebriyanti
Hilmi
Mamur Ramdani
Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat ini dipengaruhi oleh banyak
faktor dan juga perubahannya dapat menuju kea rah yang positif maupun menuju arah yang
negatif. Dalam hal ini, berarti perubahan dapat membuat lebih baik, namun juga sebaliknya.
Tentunya perubahan sosial yang terjadi dipengaruhi oleh berbagai faktor dan mempunyai
berbagai dampak bagi kehidupan masyarakat. Dan para ahli mempunyai pendapat yang berbeda
tentang perubahan sosial tersebut. Oleh karena itu, melalui makalah ini, kami ingin mengetahui
bagaimana perubahan sosial dan contoh perubahan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat.
BAB II PEMBAHASAN
Banyak para sosiolog dan ahli-ahli lainnya yang mengemukakan tentang teori-teori perubahan
sosial dan kebudayaan:
1. William F. Ogburn, mengemukakan ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi
unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun immaterial, yang ditekankan adalah
pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
2. Gillin dan Gillin, mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai variasi dari cara-cara
hidup yang telah diterima, baik karena peruabahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan
materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-
penemuan baru dalam masyarakat.
B. TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL
Para ahli filsafat, sejarah, ekonomi dan para sosiolog telah mencoba untuk merumuskan
prinsip-prinsip atau hukum-hukum perubahan-perubahan sosial. Banyak yang berpendapat
bahwa kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejala wajar yang
timbul dari pergaulan hidup manusia.
Yang lain berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam
unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam
unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Kemudian ada pula yang
berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial bersifat periodik dan non periodik. Pokoknya,
pendapat-pendapat tersebut pada umumnya menyatakan bahwa perubahan merupakan lingkaran
kejadian-kejadian. Pitirim A.Sorokin berpendapat bahwa segenap usaha untuk mengemukakan
bahwa ada suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan-perubahan sosial, tidak
akan berhasil baik. Dia meragukan kebenaran akan adanya lingkaran-lingkaran perubahan sosial
tersebut. Akan tetapi perubahan-perubahan tetap ada, dan yang paling penting adalah bahwa
lingkaran terjadinya gejala-gejala sosial harus dipelajari, karena dengan jalan tersebut barulah
akan dapat diperoleh suatu generalisasi.
Beberapa sosiolog berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi sosial premier yang menyebabkan
terjadinya perubahan. Misalnya, kondisi-kondisi ekonomis, teknologis, geografis, atau biologis
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya
(William F. Ogburn menekankan pada kondisi teknologis). Sebaliknya ada pula yang
mengatakan bahwa semua kondisi tersebut sama pentingnya, satu atau semua akan menghasilkan
perubahan-perubahan sosial. Untuk mendapatkan hasil sebagaimana diharapkan, hubungan
antara kondisi dan faktor-faktor tersebut harus diteliti terlebih dahulu. Penelitian yang obyektif
akan dapat memberikan hukum-hukum umum perubahan sosial dan kebudayaan, disamping itu
juga harus diperhatikan waktu serta tempatnya perubahan-perubahan tersebut berlangsung.
C. HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN SOSIAL DAN PERUBAHAN
KEBUDAYAAN
Perubahan sosial tidak terlepas dari perubahan kebudayaan. Kingsley Davis mengatakan
bahwa, “perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan”. Teori perubahan
sosial dan budaya Karl Marx yang merumuskan bahwa perubahan sosial dan budaya sebagai
produk dari sebuah produksi (materialism), sedangkan Max Weber lebih pada sistem gagasan,
sistem pengetahuan, sistem kepercayaan yang justru menjadi sebab perubahan. Perubahan sosial
dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama, yaitu berhubungan dengan suatu penerimaan
cara-cara baru atau perbaikan didalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Hubungan
antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan sangat erat.
Meskipun dalam kenyataan dapat kita lihat bahwa perubahan kebudayaan tidak selamanya
diikuti oleh perubahan sosial. Namun sukar untuk menentukan garis pemisah antara perubahan
sosial dan perubahan kebudayaan, dan sulit dibayangkan jika terjadinya perubahan sosial tanpa
didahului oleh suatu perubahan kebudayaan. Walaupun perubahan sosial dibedakan dari
perubahan kebudayaan, tetapi pembahasan-pembahasan, mengenai perubahan sosial tidak akan
mencapai suatu pengertian yang benar jika tidak mengaitkannya dengan perubahan kebudayaan
yang terwujud dalam masyarakat yang bersangkutan. Hal yang sama juga berlaku dalam
pembahasan-pembahasan mengenai perubahan kebudayaan.
Akibat perubahan sosial tanpa dibarengi perubahan kebudayaan :
1. Timbulnya masalah sosial
2. Timbulnya perubahan sikap hidup
3. Timbulnya krisis masyarakat
Perubahan sosial melekat pada diri suatu masyarakat dengan kebudayaan, karena untuk :
a. Menghadapi masalah-masalah baru.
b. Ketergantungan pada hubungan antarwarga pewaris.
c. Lingkungan yang berubah
Contoh : masyarakat desa yang tadinya memiliki rasa solidaritas tinggi terhadap lingkungan
seperti rajin gotong royong sekarang nilai-nilai itu telah hilang, mereka menggantikan
keberadaan mereka saat gotong royong dengan uang.
Perubahan sosial dan perubahan budaya mana yang lebih dulu terjadi
Antara perubahan sosial dengan perubahan budaya saling berkaitan ketika perubahan sosial
itu ada, maka perubahan budaya juga ada dan begitu sebaliknya. Ruang lingkup perubahan
kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial. Namun dalam praktek di lapangan kedua
jenis perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (Soekanto, 1990). Perubahan kebudayaan
bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial. Pendapat tersebut dikembalikan pada pengertian
masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antar
organisasi dan bukan hubungan antar sel. Kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan
bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan
buah pikiran secara simbolik dan bukan warisan karena keturunan (Davis, 1960). Apabila
diambil definisi kebudayaan menurut Taylor dalam Soekanto (1990), kebudayaan merupakan
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan
setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat. Soemardjan (1982),
mengemukan bahwa perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mempunyai aspek yang sama
yaitu keduanya berhubungan dengan suatu cara penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan
dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi tidak ada yang lebih dahulu ada atau
muncul antara perubahan sosial dengan perubahan budaya. Keduanya muncul bersamaan, karena
diantara keduanya tidak bisa dipisahkan dan saling ketergantungan.
Contoh : ketika teknologi semakin maju, banyak masyarakat menggunakan HP. Perubahan sosial
terjadi karena globalisasi, maka perubahan kebudayaan juga terjadi dari menggunakan surat
untuk berkomunikasi jarak jauh, kini menggunakan HP.
Perubahan sosial budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
itu terdiri dari faktor pendorong dan penghambat yang dapat berasal dari dalam maupun luar
masyarakat. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial dan budaya
dalam masyarakat.
I. MODERNISASI
1. Pengertian Modernisasi
Pengertian modernisasi mencakup suatu transformasi total kehidupan bersama yang
tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, kearah pola-pola
ekonomis dan politis yang menjadi ciri negara-negara barat yang stabil.
Modernisasi merupakan suatu bentuk perubahan sosial. Biasanya merupakan perubahan
sosial yang terarah yang didasarkan pada perencanaan. Modernisasi merupakan suatu persoalan
yang harus dihadapi masyarakat, karena di dalam prosesnya meliputi bidang yang luas,
menyangkut proses disorganisasi, problema-problema sosial, konflik antar kelompok, hambatan-
hambatan terhadap perubahan, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari konsep teori dan pembahasan yang telah disebutkan, dapat diambil kesimpulan bahwa
perbahan-perubahan sosial pada masyarakat juga membawa perubahan-perubahan pada
kebudayaan. Berbagai bentuk perubahan sosial dan kebudayaan disetiap tempat dan daerah tidak
sama, hal ini bisa dilihat dari lambat cepatnya perubahan, kecil besarnya perubahan dan pihak-
pihak yang menginginkan perubahan.
Banyak faktor yang bisa mengakibatkan perubahan sosial dan kebudayaan kemudian
mempengaruhi jalannya proses perubahan tersebut. Setiap perubahan sosial dan kebudayaan
pasti akan menimbulkan disorganisasi, reorganisasi dan cultural lag. Dewasa ini sulit
menentukan kearah mana masyarakat berkembang. Salah satu jenis arah perubahan adalah
modernisasi. Modernisasi pada awalnya mengakibatkan disorganisasi pada masyarakat. Tetapi
masyarakat akan bisa reorganisasi jika modernisasi bersifat preventif (mencegah) dan konstruktif
(membangun).