LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR
PERCOBAAN
Alkana, Alkena, dan Alkuna
Oleh :
NAMA : Diyah Ayu Murti Ningsih No. Regs : 18030194001 / Kls : PKA 2018
Dwi Arifianti No. Regs : 18030194022 / Kls : PKA 2018
Sastika Melda Aprilia No. Regs : 18030194062 / Kls : PKA 2018
Sitti Kholifah Amartyah No. Regs : 18030194077 / Kls : PKA 2018
…………………………..………… No. Regs : ……..…..……………… / Kls :
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
1 | Kimia Organik Alkana, Alkena dan Alkuna
B. Judul Percobaan :
Alkana, Alkena dan Alkuna
C. Tujuan Percobaan:
1. Membedakan jenis reaksi yang terjadi pada Alkana, Alkena dan Alkuna.
2. Mengetahui sifat alkana dan alkuna yang dapat dibakar.
D. Dasar Teori
1. Pengertian Alkana, Alkena dan Alkuna
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa organik yang paling sederhana,
karena atom – atom penyusun hanya terdiri dari hidrogen dan karbon.
Hidrokarbon digolongkan menjadi 3 golongan yaitu hidrokarbon alifatik,
hidrokarbon alisiklik dan yang terakhir adalah hidrokarbon aromatik
[ CITATION SRu07 \l 1033 ].
Alkana merupakan hidrokarbon jenuh. Alkana dinyatakan sebagai
senyawa jenuh karena hanya memiliki ikatan tunggal yaitu C-C dan C-H
saja. Berdasarkan bentuk rantai karbon, alkana digolongkan sebagai
hidrokarbon alifatik, yaitu tersusun dalam satu rantai terbuka (ujung
rantainya tidak saling bertemu)[ CITATION KCT02 \l 1033 ].
Alkena merupakan hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap dua
(─C═C─) pada atom karbonnya. Alkena digolongkan sebagai senyawa
tak jenuh karena memiliki ikatan rangkap. Alkena sering disebut sebagai
olefin dalam literatur lama dan industri kimia[ CITATION Tro07 \l 1033 ].
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki
ikatan rangkap tiga diantara atom C yang saling berututan (─C≡C─).
Untuk membentuk ikatan rangkap tiga diperlukan 6 elektron, sehingga
jumlah atom H yang dapat diikat hanyalah 2. Alkuna memiliki sifat fisis
dan sifat kimia yang serupa dengan alkuna. Alkuna merupakan bahan awal
berbagai senyawa organik. Etuna merupakan alkuna yang paling
sederhana dan lazimnya disebut asetilena. Asetilena merupakan senyawa
yang penting sebab merupakan bahan dasar untuk pembuatan senyawa-
senyawa lainnya yang mempunyai arti penting dalam industri. Asetilena
5 mL air Brom
Hasil Pengamatan
Butiran-butiran karbid
Hasil Pengamatan
2 mL air Brom
Tabung reaksi B
Gas LPG
H3C C CH3
Br (g) +
CH3
H3C C Br
CH3 (g) +
HBr(aq)
H2 H2
H3C C C CH3 (g)
+ Br2 (aq) →
H2 H
H3C C C CH3
Br
(g) +
Br
(g) + HBr (aq)
2. Butiran-butiran karbit Butiran Butiran CaC2 (s) + H2O (l) → Warna nyala api
karbid karbit+air Ca(OH)2 (s) + CH≡CH (g) gas asetilen adalah
1. Dimasukkan kedalam tabung
berwarna timbul gas CH≡CH (g) + O2 (g) → C merah, karena
reaksi A pembakaran tidak
abu-abu asetilen (s) + CO2 (g) + H2O (l)
2. Dimasukkan dengan pipa sempurna.
berbau berbau
bengkok B ketabung C
menyengat. menyengat
3. Ditambah air kedalam tabung A
Aquades = Gas yang
dengan menggunakan pipet
larutan tidak dihasilkan
4. Ditutup kembali tabung A
berwarna memenuhi
5. Diambil dan dibalik tabung C
tabung dan
yang telah berisi penuh dengan
disulut
gas
menggunakan
6. Ditutup dengan tissue
bara lidi
7. Disalut dengan menggunakan
terjadi
korek api
letupan.
Hasil Pengamatan
Tabung reaksi B
4. Gas LPG Gas LPG yang H2 Warna nyala api
Gas LPG H3C C CH3 (g) +
gas LPG adalah
menyala
5O2 (g) → 4H2O (l) + biru karena terjadi
berwarna
Dinyalakan melalui pembakar
3CO2 (g) pembakaran
biru
Bunsen H2 H2
sempurna.
Diamati warna yang terjadi H3C C C CH3 (g)
H3C C CH3
H (g) +
13/2O2 (g) → 5H2O (l) +
4CO2 (g)
H2 H2
H3 C C C Br (g) + HBr (aq)
CH3
H3C C Br
H2 H2
H3C C C CH3 (g) + Br2 (aq) →
H2 H H2 H2
H3C C C CH3 H3C C C CH2
Br (g) + Br (g) +
HBr (aq)
Setelah tabung reaksi sudah terisi penuh oleh gas asetilena atau etuna,
maka tabung tersebutdiuji dengan nyala api. Api yang dihasilkan berwarna
merah, terdapat letupan dan terdapat karbon. Persamaan reaksi yang terjadi
adalah :
CH≡CH (g) + O2 (g) → C (s) + CO2 (g) + H2O (l)
Pembakaran gas asetilena merupakan pembakaran tidak sempurna karena
adanya karbon dan timbus gas karbondioksida. Warna nyala api gas asetilena
berwarna merah. Warna nyala api pada alkuna berbeda dengan nyala pada
alkana karena perbedaan kuat ikatan di dalam senyawa tersebut[ CITATION
Dia16 \l 1033 ].
3. Percobaan Ketiga
Gas karbit direaksikan dengan 5 mL air brom. Warna air brom yang
awalnya berwarna kuning berubah menjadi larutan tidak berwana. Perubahan
warna air brom tersebut menandakan bahwa senyawa asetilena pada gas karbit
telah mengalami reaksi adisi dengan Bromin[ CITATION Dia16 \l 1033 ].
Brom dapat mengadisi ikatan rangkap karbon-karbon akan menghasilkan
senyawa dibromida. Suatu alkena (tak berwarna) jika direaksikan dengan
larutan brom berwarna kuning maka akan dihasilkan senyawa bromoalkana
yang tidak bewarna[ CITATION AAr06 \l 1033 ]. Ketika jumlah air brom yang
sedikit akan mengadisi alkuna menjadi alkena dan air bromnya berlebih maka
dapat mengadisi alkena menjadi alkana. Persamaan reaksinya adalah :
a. Butiran karbid dengan air menghasilkan gas asetilen
CaC2 (s) + H2O (l) → Ca(OH)2 (s) + CH≡CH (g)
b. Gas asetilen bereaksi dengan Br2 (aq)
Br Br
HC CH HC CH
H2 H2
H3C C C CH3 (g) + 13/2O2 (g) → 5H2O (l) + 4CO2 (g)
CH3
H3C C CH3
H (g) + 13/2O2 (g) → 5H2O (l) + 4CO2 (g)
I. Kesimpulan
1. Percobaan pertama, alkana dapat mengalami reaksi substitusi. Reaksi
subtitusi merupakan reaksi penggantian atom hidrogen dengan halogen
(halogenasi).
2. Percobaan kedua, alkuna mengalami reaksi pembakaran tidak sempurna
dengan menghasilkan karbon monoksida, karbon dan air.
3. Percobaan keempat, alkuna dapat diadisi oleh halogen menjadi alkena
kemudian pada alkena diadisi oleh halogen menjadi alkana. Gas etuna
bereaksi dengan larutan brom, larutan brom awalnya kuning menjadi tidak
berwarna. Gas etuna mengalami reaksi adisi.
4. Percobaan ketiga, alkuna mengalami rekasi pembakaran sempurna
menghasilkan karbondioksida dan air, dibuktikan uji nyala api berwarna
biru dan tidak timbul karbon.
J. Daftar Pustaka
Arora, A. (2006). Hydrocarbon (Alkanes, Alkenes, and Alkynes). New Delhi:
Discovery Publishing House. .
Dewick, P. (2006). Essentials of Organic Chemistry. England: John Wiley &
Sons Ltd.
HC CH + Br2 HC CH + Br2 HC CH
Br Br Br Br