BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
hidupnya terhadap kondisi lingkungan, baik faktor iklim maupun dari herbivora,
serangga dan hama penyakit, oleh karena itu mempunyai bioaktivitas yang
dapat dimanfaatkan oleh manusia antara lain sebagai sumber obat-obatan (Nohong
diinginkan ialah ekstraksi. Cara ekstraksi sederhana yang dilakukan dengan cara
meredam serbuk sampel dalam pelarut organik selama satu hari pada temperatur
kamar dan terlindungi dari cahaya ialah metode maserasi. Maserasi dapat
menggunakan metanol secara langsung, kemudian partisi dilakukan dengan
Salah satu tanaman adalah daun pacar air (Impatiens balsamica L.).
kumarin, tanin, flavanoid, dan steroid (Kusuma, dkk, 2010: 20). Berdasarkan latar
belakang diatas maka dilakukanlah percobaan ini dengan ekstraksi bahan alam
1
2
B. Rumusan Masalah
proses maserasi?
2. Berapa bobot ekstrak kental dari daun pacar air (Impatiens balsamina
L.)?
C. Tujuan
2. Untuk mengetahui bobot dari ekstrak kental daun pacar air (Impatiens
balsamina L.).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kimia organik bahan alam merupakan suatu cabang ilmu kimia yang
atau organisme hidup, baik dari tumbuhan, hewan maupun sel. Cabang ilmu ini
kimia dari senyawa yang diproduksi oleh organisme hidup. Kajian ilmu kimia
organik bahan alam yang mengkaji tentang organisme yang terdapat di daratan
dan kimia bahan alam yang mengkaji tentang organisme laut (Ilyas, 2011: 1).
Menurut Ilyas (2011: 1), menyatakan bahwa bahan alam adalah produk
steroid, gula, terpenoid, dll, yang diisolasi dari tumbuhan, hewan dan
mikroorganisme.
metabolit sekunder. Metabolit primer yang dibentuk dalam jumlah terbatas adalah
tidak digunakan untuk pertumbuhan dan dibentuk dari metabolit primer pada
3
4
dapat bersumber dari darat dan laut, diantaranya tumbuhan (misalnya taxol dari
taxus brevifolia), hewan misalnya (Vitamin A dan D dari minyak ikan kod) atau
2).
dari spesies, memainkan fungsi aktif dalam fotosintesis dan respirasi. Ketiadaan
dianggap ikut berperan dalam mekanisme pertahanan tubuhnya (Ilyas, 2011: 3).
fenolat (seperti asam fenolik, kumarin, lignan, stilben, flavonoid, tanin dan lignin)
beragam dari bahan alam, mulai dari struktur linear sampai pada molekul
polisiklik dan dalam segi ukuran mulai dari hemiterpen dengan lima karbon
hingga karet alam, yang terdiri dari ribuan unit isopren. Istila terpenoid berasal
dari fakta bahwa senyawa pertama dari kelompok ini diisolasi dari minyak
5
terpentin (destilat dari resin pohon sejenis pinus). Biasanya terpenoid diekstraksi
melalui kromatografi menggunakan silika gel atau alumina dengan pelarut yang
mempunyai ciri utama yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau lebih
sehingga cenderung mudah larut dalam air. Kelompok utama dari golongan
senyawa ini antara lain fenol sederhana, fenil propanoid dan poliketida serta
Senyawa fenolik tersebar luas di alam. Struktur kimia dari senyawa ini
dapat sangat bervariasi, termasuk kerangka fenol sederhana (C6) seperti senyawa
turunan asam hidrobenzoat dan senyawa katekol, serta polimer rantai panjang
dengan berat molekul tinggi lignin (C6-C3) dan tanin terkondensasi (C6-C3-C6)n.
Lebih menarik dengan keberadaan senyawa fenolik dengan berat molekul sedang
dan memiliki banyak aktivitas larmakologi dan biologi (Ilyas, 2011: 63).
tumbuhan lain berdasarkan sifat basanya (kation). Oleh karena itu senyawa ini
biasanya terdapat dalam tumbuhan sebagai garam dengan asam hidroklorida dan
asam sulfat. Garam ini disebut garam alkaloid bebas. Berupa senyawa padat
pakaiannya dibidang farmasi, tetapi fungsinya pada tumbuhan sama sekali tidak
buangan nitrogen seperti urea dan asam urat dalam hewan merupakan salah satu
6
yang mengandung alkaloid lebih besar dari 0,5% bobot kering (Robinson, 1995:
283).
yang terkandung dalam suatu bahan alam. Isolasi senyawa pada bahan alam terdiri
dari beberapa tahap, mulai dari ekstraksi, fraksinasi kemudian pemurnian dan
secepat-cepatnya, tanpa menggunakan suhu tinggi, lebih baik dengan aliran udara
yang baik. Setelah betul-betul kering tumbuhan dapat disimpan untuk jangka
perpindahan massa komponen kimia yang terdapat dalam sampel bahan alam ke
dalam pelarut. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut ke dalam
senyawa organik bahan alam yang umum digunakan antara lain maserasi,
(untuk industri susu sampai kadar padatan sekitar 50%). Proses ini dibatasi oleh
terlalu pekat. Kebutuhan panas untuk penguapan air relatif Iebih sedikit. Tujuan
dari evaporasi adalah memekatkan larutan yang mengandung zat yang sulit
7
menguap (non-volatil solut) dan pelarut yang mudah menguap (volatil solvent)
dan dibuang. Sebagai contoh adalah pemekatan larutan susu, sebelum dibuat
menjadi susu bubuk. Beberapa sistem evaporasi bertujuan untuk mengambil air
pelarutnya, misalnya dalam unit desalinasi air laut untuk mengambil air tawarnya.
Prinsip kerja pemekatan larutan dengan evaporasi didasarkan pada perbedaan titik
didih yang sangat besar antara zat-zat yang yang terlarut dengan pelarutnya. Pada
industri susu, titik didih normal air (sebagai pelarut susu) 100°C, sedang padatan
susu praktis tidak bisa menguap. Jadi, dengan menguapnya air dan tidak
menguapnya padatan, akan diperoleh larutan yang makin pekat (Foust, 1980: 1).
Pacar air (I balsamica L), berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara, ada
juga yang menyebutkan dari India. Tanaman ini diperkenalkan di Amerika pada
abad ke-19. Tanaman ini memiliki bunga dengan beragam warna, semisal pink,
merah, putih, oranye, peach, atau salem. Tinggi dari tanaman pacar air ini
mencapai 30-80 cm, biasanya bagian yang dijadikan ekstrak yaitu daun, batang,
dan bunga. Habitat dari tanaman pacar air ini dapat hidup pada daerah beriklim
semi tropical, namun tidak dapat hidup pada daerah yang kering dan gersang.
Tanaman pacar air merupakan tumbuhan yang dapat di pelihara dengan gampang,
tingginya 30– 80 cm (Dalimartha, 2014). Tanaman ini sangat peka terhadap hama,
pekarangan rumah pada ketinggian 1-900 m dengan hanya menebar biji dari buah
tanaman pacar air. Metabolit sekunder diketahui bahwa tanaman pacar air
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
1. Alat
neraca ohauss, aerator, gelas kimia 250 mL, gunting dan batang pengaduk.
2. Bahan
balsamica L.), es batu, metanol, kain blacu, kertas saring, tissue dan vaselin.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini yaitu mengeringkan sampel tanpa sinar
menimbang sampel daun pacar air (Impatiens balsamica L.) sebanyak 100 gram
sampai terendam 2 cm dari permukaan sampel lalu mendiamkan selama 1x24 jam.
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel pengamatan
2. Analisis Data
9
10
bobotekstak
% ekstak pacar air = x 100%
bobot sampel
8,4821 gram
% ekstak pacar air= 100,0 gram ¿ x 100%
¿
B. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan ekstraksi senyawa bahan alam dari daun
pacar air (Impatiens balsamica L.) dengan metode maserasi menggunakan pelarut
metanol. Dimana maserasi adalah salah satu metode ekstraksi yang pengerjaannya
relatif sederhana karena dilakukan pada suhu kamar dan tidak terlalu
Pertama merendam daun pacar air kering yang telah digerus dengan
pelarut metanol. Proses perendaman selama 1 x 24 jam, hal ini bertujuan agar
pelarut yang digunakan dapat mengekstrak secara sempurna dimana pelarut ini
dengan menggunakan kain kasa yang selanjutnya ekstrak yang diperoleh akan
kental dan memisahkan pelarut. Hal ini bertujuan untuk menurunkan tekanan
11
uap pelarut, sehingga pelarut akan mendidih pada temperatur yang lebih
rendah dari titik didih yang sebenarnya. Ekstrak kental yang diperoleh ditampung
Hasil yang diperoleh pada percobaan ini yaitu dari 100 gram sampel
daun pacar air kering yang dimaserasi dengan metanol diperoleh kadar ekstrak
BAB V
12
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan evaporasi.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
12
13
Kusuma, Galih Arif, dkk. “Uji Daya Hambat Dari Ekstrak Tanaman Pacar Air
(Impatiens Balsamina L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aeromonas
hydrophilia”.Jurnal Ilmiah Vol. 2 No. 4, Manado: UNSRAT, 2009: 01-
05.
Nohong dan Hadijah Sabarwati. “Isolasi Metabolit Sekunder dari Kulit Batang
Kembang Sepatu (Hibiscus Rosasinensis)”. Kimia FMIPA Unhalu, 2006:
1-6.