Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

TENTANG

RANCANGAN PERCOBAAN ALKOHOL

DI

Oleh :
SAQIFA KHAIRUN NIDA
SURYA WIRAWAN
WAHYUNI
ZAHRA FEBRIANTI

Kelas : XII IPA 1

SMA NEGERI 1 BANTAN

Jl. Soekarno Hatta Selatbaru

T.A 2021/2022
JUDUL

IDENTIFIKASI ALKOHOL

TUJUAN: Untuk mengetahui sifat-sifat alkanol (alcohol)

DASAR TEORI:

Dalam kimia, alcohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organic apapun
yng memiliki gugua hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom
hydrogen dan atau atom karbon lain (Wikipedia, 2014)

Alcohol merupakan senyawa yang mempunyai rumus umum R – OH dimana R adalah gugus alkil
tersubstitusi. Gugus unit dapat merupakan rantai terbuka, rantai tertutup (siklis) dan dapat mempunyai
ikatan rangkap atau ,mengikat gugus aromatic. Sedangkan OH adalah gugus fungsional yang
menentukan sifat karakteristik dari golongan alcohol (Anonim, 2014)

Perbedaan gugus R mempengaruhi sifat-sifat, kecepatan reaksi dan kadang kadang jenis
reaksinya. Senyawa dengan gugus OH yang langsung terikat pada gugus aromatic bukan alcohol,
melainkan fenol. Golongan senyawa ini mempunyai sifat sifat yang berbeda dari alcohol itu sendiri
(Anonim, 2014)

Gugus fungsional alcohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi sp3 . ada
tiga jenis utama alcohol –‘primer’ , ‘sekunder’ , dan ‘tersier’. Nama-nama ini merujuk pada jumlah
karbon yang terikat pada karbon C-OH (Wikipedia, 2014)

Alkohol dapat dikelompokkan menjadi alkohol primer (1 °) sekunder (2 °) atau tersier (3 °)


tergantung dari berapa banyak atom karbon lain yang berikatan dengan karbon yang juga mengikat
Gugus Hidroksil. Alkohol primer mempunyai rumus umum RCH2OH; alkohol Sekunder umumnya
RR’CHOH; Dan alkohol Tersier umumnya RR’R”COH, di mana R,R’ dan R” melambangkan Gugus Alkil.
Etanol dan n-propil alkohol Adalah contoh alkohol primer; isopropil Akohol adalah contoh akohol
Sekunder. Penggunaan Awalan sek- (atau s-) dan tert- (atau t-), biasanya ditulis dengan huruf miring,
dapat digunakan sebelum nama Gugus Alkil untuk membedakan alkohol Sekunder Dan alkohol Tersier
dari alkohol primer. Contohnya isopropil alkohol juga dapat disebut sek-propil alkohol, dan alkohol
tersier (CH3)3COH, atau 2-metil-2-propanal juga dapat disebut dengan tert-butil alkohol atau tert-
butanol (wikipedia,2014)

Alkohol primer, Sekunder dan tersier dapat dibedakan dengan cara oksidasi. Jika alkohol primer di
oksidasi maka akan terbentuk alkanal (Aldehid) , Bilang oksidasi dilanjutkan akan terbentuk asam silat.
Alkohol Sekunder di oksidasi akan terbentuk alkanon (keton). Sedangkan alkohol tersier tidak dapat di
oksidasi atom C pada Gugus Fungsional (-OH) tidak mengikat atom H (Anonim,2014).
Alkohol adalah asam lemah, karena perbedaan ke elektronegatifan antara oksigen Dan hidrogen pada
Gugus Hidroksil, yang mampu kan hidrogen lepas dengan mudah. Bila di dekat karbon hidroksi terdapat
Gugus Penarik elektron seperti fenil atau halogen, maka keasaman meningkat. Sebaliknya maka semakin
banyak Gugus Pendorong elektron seperti rantai Alkana, keasaman menurun (Wikipedia,2014)

Gugus Hidroksil (-OH), Yang terdapat pada alkohol, bersifat polar atau Hidrofilik tapi rantai karbon nya
bersifat Non-polar sehingga hidrofobik. Molekul nya secara umum menjadi Nonpolar dan semakin tak
larut dalam air ketika rantai karbon nya menjadi semakin panjang (Wikipedia,2014)

Sifat sifat alkohol yaitu methanol, Etanol dan propanol dapat bercampur dengan air dalam semua
perbandingan. Titik didih Dan.chair nya makin besar jika Bobot molekul zat semakin besar. Reaksi
oksidasi alkohol digunakan untuk membedakan alkohol primer Sekunder dan tersier karena hasilnya
berlainan (Anonim, 2014)

ALAT DAN BAHAN:

1. ALAT :
a. Tabung reaksi :13 buah
b. Pipet tetes: 2 buah
c. Kompor listrik : 1 buah
d. Rak tabung reaksi : 1 buah
e. Sendok: 2 buah
f. Penjepit: 4 buah
g. Pipet ukur; 4 buah

2. BAHAN
a. Methanol: 4 ml
b. 3,5-dinitrobenzoat : 4 sendok kecil
c. Isopropyl alcohol: 12 tetes
d. Iodium (I2) : 4ml
e. NaOH ; 8 tetes dan 4 ml
f. M- kresol : 4 ml
g. FeCl 5% : 56 tetes dan 8 ml
h. Benzin alcohol :3 tetes
i. HNO3: 8 ml
j. Benzyl alcohol : 4 tetes
k. Fenol: 4 ml
l. β- napthol: 8 ml
CARA KERJA:

1. Metil alcohol (methanol) BP = 65 C


masukkan 1 ml methanol ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 1 ml formaldehid dengan pipet
ukur. Panaskan dalam pemanas air, kemudian masukkan 3,5 dinitrobenzoat (BP = 107 C) satu
sendok kecil.
2. Etil alcohol (etanol), BP 78 C
Sediakan dua tabung reaksi dan isi masing-masing dengan 1 ml etano
a. Tabung reaksi 1 ditambah sedikit larutan CuSO4 (biru) 1 ml dan panaskan hingga putih
b. Tabung reaksi 2 ditambah 1 ml iodium dan teteskan larutan NaOH hingga warna coklat
iodium hilang.
3. Isopropi alcohol, BP = 82 C
Sediakan dua tabung reaksi dengan diisi tiga Tetes isopropil alkohol
a. Tabung reaksi 1 ditambah 1 ml larutan iodium (I2), Kemudian ditambah 2 Tetes NaOH
sehingga membentuk orang coklat

b. Tabung reaksi dua ditambah asam asetat satu ml dan 5 tetes H2SO4 60%

4. M-kresol
Siapkan sebuah tabung reaksi dan isi dengan m-kresol salah 1 ml ,ditambahkan FeCl3 5% Dan
amati perubahan yang terjadi

5. Benzyl alkohol, BP = 205 C


a. Tabung reaksi diisi dengan dua ml HNO3 Dan satu Tetes Benzyl alkohol
b. Tabung reaksi diisi dengan dua ml KMnO4, didihkan, tambahkan 1 ml Benzil alkohol dan 1 ml
HCl

6. Fenol, BP = 187 C
Sediakan sebuah tabung reaksi dan isilah dengan 1 ml Fenol, lalu tambahkan 1 ml FeCl3 5%

7. Resorsinol, BP = 110 C
a. Tabung reaksi diisi dengan satu sendok ptalat aneh Hidrida, dua sendok resor zainol dan satu
ml asam Sulfat pekat. Panaskan campuran tersebut hingga terjadi warna kuning coklat.
b. Tabung reaksi diisi dengan dua sendok resor zainol dan tambahkan satu ml NaOH dan 1 ml
CHCl3 sehingga terbentuk warna merah.

8. β- napthol, MP = 123 C
a. Tabung reaksi diisi dengan satu ml beta-tol dan tambahkan delapan Tetes larutan FeCl3 5%,
jika berwarna violate berarti merupakan alfa-naptol, Karena beta-naptol tidak berwarna.
b. Tabung reaksi diisi dengan 0,5 ml beta-naptol Dan tambahkan NaOH dan CHCl3, maka akan
terbentuk warna biru. Jika tidak berwarna berarti alfa-naptol

HASIL PENGAMATAN:

No. Acara Perubahan warna Keterangan


Sesudah reaksi Sebelum reaksi
1. Metil alcohol bening Putih keruh Ada endapan
2. etanol 1. Biru bening Biru keruh Terjadi endapan
2. Putih keruh Tidak ada endapan
4. Isopropil alkohol Kuning tua coklat Tidak menyengat
bening bening Bau menyengat
6. m-kresol coklat Coklat kehitaman Terbentuk emusi
7. Benzyl alkohol 1. bening Bening muda Bau menyengat
2. ungu Bening + coklat Ada endapan
9. fenol coklat Ungu kehitaman Tidak ada endapan
10. resorsinol 1. kuning Kuning pekat Menyengat
2. bening coklat Terbentuk lapisan
12. β- napthol Coklat tua + orange Kuning keruh Tidak ada endapan
Coklat tua + bening keruh Membentuk emulsi

PEMBAHASAN:

Pada percobaan kali ini praktikan Mengidentifikasi alkohol dengan tujuan untuk mengetahui
sifat sifat alkohol. Masing masing alkohol dicampur dengan senyawa senyawa tertentu untuk
menghasilkan sifat sifat alkohol itu sendiri pemberian zat zat baru pada tiap tiap alkohol memberikan
reaksi yang berbeda beda. Dari percobaan yang dilakukan, dihasilkan reaksi reaksi berupa perubahan
warna, pembentukan mendapan, pembentukan emulsi dan timbulnya bau pada beberapa alkohol.
Alkohol merupakan senyawa yang mempunyai rumus umum R – OH dimana R adalah gugus alkil
tersubstitusi. Gugus unit dapat merupakan rantai terbuka, rantai tertutup (siklis) dan dapat mempunyai
ikatan rangkap atau ,mengikat gugus aromatic. Sedangkan OH adalah gugus fungsional yang
menentukan sifat karakteristik dari golongan alcohol (Anonim, 2014)

Alkohol dapat dikelompokkan menjadi alkohol primer (1 ° ) sekunder (2 °) atau tersier (3 °)


tergantung dari berapa banyak atom karbon lain yang berikatan dengan karbon yang juga mengikat
Gugus Hidroksil. Alkohol primer mempunyai rumus umum RCH2OH; alkohol Sekunder umumnya
RR’CHOH; Dan alkohol Tersier umumnya RR’R”COH, di mana R,R’ dan R” melambangkan Gugus Alkil.
Etanol dan n-propil alkohol Adalah contoh alkohol primer; isopropil Akohol adalah contoh akohol
Sekunder. Penggunaan Awalan sek- (atau s-) dan tert- (atau t-), biasanya ditulis dengan huruf miring,
dapat digunakan sebelum nama Gugus Alkil untuk membedakan alkohol Sekunder Dan alkohol Tersier
dari alkohol primer. Contohnya isopropil alkohol juga dapat disebut sek-propil alkohol, dan alkohol
tersier (CH3)3COH, atau 2-metil-2-propanal juga dapat disebut dengan tert-butil alkohol atau tert-
butanol (wikipedia,2014)
Pada acara ini terdapat delapan percobaan yang menggunakan jenis alcohol yang berbeda beda.
Percobaan pertama hingga kedelapan berturut- turut Menggunakan methanol, Etanol, isoproply
alkohol, m-kresol, benzyl alkohol, Fenol, resor zainol, dan β- napthol. Perlakuan pada percobaan juga
berbeda beda tergantung jenis alkohol.

Percobaan pertama adalah metil alkohol (methanol). Methanol berupa cairan tidak berwarna,
jernih dan berbau khas. methanol merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan
Bentuk alkohol paling sederhana. Pada “keadaan atmosfer” iya berbentuk cairan yang ringan, mudah
menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan
daripada etanol) (Wikipedia,2014)

Methanol direaksikan dengan formaldehid (juga disebut metanal, atau formalin), merupakan
Aldehida dengan rumus kimia CH2O, Yang berbentuk gas atau cair yang dikenal juga dengan Formalin
(Wikipedia, 2014)

Lalu ditambahkan 3,5-dinitrobenzoat Dan dipanaskan. Hasilnya adalah cairan berubah dari
bening menjadi keruh dan terdapat mendapan.

Percobaan kedua menggunakan Etil alkohol (etanol) Yang merupakan salah satu alkohol primer.
Etanol berupa cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, berbau khas, rasa panas. Mudah terbakar
dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap. Sangat mudah larut dalam air, dalam Kloroform P &
dalam eter P. (Dewi Anagustiwi, 2013).

Pada tabung pertama Etanol ditambahkan dengan CuSO4 atau tembaga (2) Sulfat yang juga
dikenal dengan Chu free Sulfat, merupakan sebuah senyawa kimia dengan rumus molekul CuSO4.
Senyawa garam ini Exis di bumi dengan ke derajat hidrasi yang berbeda beda. Bentuk Anhidrat nya
berbentuk bubuk hijau pucat atau abuabu putih, sedangkan bentuk pentahidratnya (CuSO4-5H2O),
berwarna biru terang (Wikipedia, 2014).

Etanol dan tembaga (II) sulfat lalu dipanaskan hingga putih. Dari percobaan ini terjadi perubahan
warna dari biru bening menjadi biru keruh dan terjadi endapan. Ditabung kedua, etanol direaksikan
dengan iodium yang berwarna coklat, lalu ditambahkan NaOH hingga warna coklat hilang.Dari
percobaaan ini tidak didapatkan endapan.

Percobaan ketiga menggunakan isopropyl alcohol. Isopropil

alkohol adalah nama populer dari senyawa kimia dengan rumus molekul C3H8O atau C3H7-OH.
Senyawa ini merupakan senyawa tak berwama, mudah terbakar dengan bau menyengat. Senyawa ini
merupakan alkohol sekunder yang paling sederhana, dimana atom karbon yang mengikat gugus alkohol
juga mengikat 2 atom karbon lain (CH3)2CHOH. Merupakan isomer struktur dari l-propanol (Wikipedia,
2014).

Pada tabung pertama, 3 tetes isopropyl alcohol direaksikan dengan 1 ml iodium kemudian
ditambahkan NaOH hingga membentuk warna coklat. Hasil dari reaksi ini berupa perubahan warna dari
kuning tua menjadi coklat dan tidak ditemukan bau yang menyengat.
Ditabung kedua, isopropyl alcohol direaksikan dengan asam asetat 1 ml dan 5 tetes H2SO4 60%.
Hasilnya tidak terjadi perubahan warna dan juga tidak terdapat endapan maupun bau menyengat.

Percobaan keempat yaitu menggunakan m-kresol atau meta-kresol atau 3-metilphenol adalah
senyawa organik dengan rumus CH3C6H4(OH). Merupakan derivative dari phenol dan isomer dari p-
kresol dan o-kresol (Wikipedia2014).

m-kresol direaksikan dengan 2 tetes FeCl3 5% dan hasilnya adalah terbentuk emulsi. Hal ini
disebabkan polaritas dari kedua zat berbeda sehingga tidak dapat bergabung. Percobaan kelima
menggunakan benzil alkohol yaitu Benzil

alkohol termasuk dalam golongan alkohol primer dan oksidasi alkohol primer menggunakan zat
pengoksidasi H2CrO4 menghasilkan benzaldehida dan asam benzoate, (Matsjeh, 1992). Tabung yang
pertama 1 tetes benzyl alkohol direaksikan dengan 2 ml HNO 3. Maka terbentuk emulsi berwarna kuning
dengan bau yang kuat. Sedangkan pada tabung kedua 2 ml KmnO 4 dididihkan kemudian ditambahkan 1
ml benzil alkohol dan 1 ml HCl atau asam clorida. Hasil dari percobaan ini adalah pada tabung pertama
terjadi perubahan warna dari bening menjadi bening muda dan bau menyengat. Dan pada tabung kedua
terjadi perubahan warna dari ungu menjadi bening + coklat dan terdapat endapan. Percobaan keenam
yaitu menggunakan fenol. Fenol adalah senyawa yang memiliki sebuah gugus hidroksil yang terikat
langsung pada cincin benzena. Meskipun memiliki persamaan dengan alkohol, namun secara kimiawi
fenol berbeda dengan alcohol. Larutan pekat dari senyawa fenol sangat toksik dan dapat menyebabkan
luka bakar pada kulit. Fenol berupa cairan, tidak berwarna atau agak kemerahan, bau khas kaustik. Larut
dalam 11 bagian air, dalam etanol (95 % ) P, dalam eter P dan dalam gliserol P (Dewi Anagustiwi, 2013).
Pada percobaan ini 1 ml fenol direaksikan dengan 1 ml FeCl3 5%. Hasilnya adalah berupa perubahan
warna dari coklat menjadi ungu kehitaman dan tanpa endapan. Percobaan ketujuh menggunakan
resorsinol. Pada tabung pertama, diisi dengan 1 sendok ptalat anhidrida, 2 sendok resorsinol dan 1 ml
asam sulfat pekat. Campuran tersebut dipanaskan. Hasil dari percobaan ini berupa perubahan warna
dari kuning menjadi kuning pekat (mendekati coklat) dengan bau yang menyengat.

Pada tabung kedua,2 sendok resorsinol ditambahkan dengan 1 ml NaOH dan 1 ml CHCI3 hingga
teerbentuk warna merah. Tetapi pada saat percobaan dilakukan hasilnya berupa perubahan warna dari
bening menjadi coklat dan terbentuk lapisan. Seharusnya perubahan warna menjadi merah. Percobaan
kedelapan yaitu β- napthol. β- napthol merupakan suatu bentuk isomer naptol dengan rumus kimia
C10H7-OH. Senyawa ini berbentuk Kristal putih yang digunakan dalam pembuatan antioksidan, pigmen,
dan pewarna( Matsjeh 1992).

Pada tabung reaksi pertama,1 ml β- napthol ditambahkan dengan 8 tetes larutan FeCl₃
5%.perubahan warna yang terjadi yaitu warna coklat tua + Oren menjadi kuning keruh dan tidak
terbentuk endapan.

Pada tabung reaksi yang kedua 0,5 ml - napthol ditambahkan dengan NaOH dan CHCl₃ ,maka akan
terbentuk warna biru.Tetapi ketika percobaan dilakukan, warna yang didapatkan adalah bening keruh
dan terbentuk emulsi. Berati bukan β-napthol melainkan α-napthol. perbedaan antara β-napthol dengan
α -napthol adalah...
KESIMPULAN:

Adapun. Kesimpulan yang dapat diambil praktikan setelah melakukan kegiatan praktikum identifikasi
alkohol antara lain:

1.cara mengidentifikasi suatu alkohol salah satunya adalah dengan cara oksidasi.

2.alkohol primer teroksidasi menjadi alkanal, alkohol sekunder teroksidasi menjadi keton, alkohol tersier
tidak dapat teroksidasi karena atom C pada gigi fungsional tidak mengikat atom H.

3. Emulsi dapat terbentuk jika senyawa nonpolar dan polar bercampur.senyawa polar mudah larut
dalam air sedangkan senyawa nonpolar tidak.

4.dalam sebuah reaksi ada beberapa zat yang bersifat katalis. beberapa katalis dapat mempengaruhi
reaksi.contohnya katalis yang bersifat oksidator.

5.pada percobaan methanol terjadi perubahan warna bening menjadi keruh, percobaan etanol pada
tabung pertama terjadi perubahan warna dari biru bening menjadi biru keruh,dan pada tabung kedua
perubahan warna dari coklat menjadi putih keruh.percobaan isoproply alkohol pada tabung pertama
terjadi perubahan warna kuning tua menjadi coklat,pada tabung kedua tidak terjadi perubahan
warna.percobaan m- kresol terjadi perubahan warna coklat menjadi coklat kehitaman, percobaan
benzyl alkohol terjadi perubahan warna bening menjadi bening muda,dan ungu menjadi bening+coklat.
Percobaan fenol menjadi perubahan warna coklat menjadi ungu kehitaman ,dan percobaan β - napthol
pertama terjadi perubahan warna coklat tua + Orange menjadi kuning keruh serta percobaan β - napthol
yang kedua menjadi perubahan warna coklat tua + bening menjadi bening.

DAFTAR PUSTAKA

Saqifa Khairun Nida Surya Wirawan, Wahyuni, Zahra Febrianti Percobaan Identifikasi Alkohol
[Journal] // academia.edu Rizqi Sunarso Putri. - 2014. - pp. 7-9.

Anda mungkin juga menyukai