Anda di halaman 1dari 9

IDENTIFIKASI ALKOHOL

Anggit Pramudita

Abstrak

lkohol adalah senyawa dengan rumus umum ROH, di mana R adalah alkil atau gugus alkil
tersubstitusi. Gugus satuan dapat terbuka, tertutup (siklik) dan dapat memiliki ikatan rangkap atau
ikatan dengan gugus aromatik. Di sisi lain, OH adalah gugus fungsi yang menentukan sifat
karakteristik gugus alkohol. Alkohol primer, sekunder dan tersier dapat dibedakan dengan oksidasi.
Oksidasi alkohol primer membentuk alkanol (aldehida), dan oksidasi lanjutan menghasilkan asam
karboksilat. Alkohol sekunder dioksidasi menjadi alkanon (keton). Karena atom C dari gugus fungsi
(OH) tidak berikatan dengan atom H, alkohol tersier tidak dapat dioksidasi, tetapi karena
elektronegativitas oksigen dan hidrogen dari gugus hidroksil berbeda, alkohol adalah asam lemah yang
mudah melepaskan hidrogen. Jika ada gugus penarik elektron seperti fenil dan halogen di dekat
karbon hidroksi, keasaman akan meningkat. Sebaliknya, semakin banyak gugus penyumbang elektron
seperti rantai alkana, semakin rendah keasamannya.

Kata kunci : Alkohol, gugus fungsi, reaksi kimia

1. PENDAHULUAN
Etanol (alkohol) adalah nama sekelompok senyawa organik. Mengandung unsur C, H dan O.
Dalam kimia, etanol adalah etil alkohol C2H5OH. Rumus umum alkohol adalah R - OH. dari
Struktur alkohol sama dengan air, tetapi salah satu gugus hidrogennya adalah tersubstitusi dengan
gugus alkil. Gugus fungsi alkohol adalah gugus hidroksil, Lima. Nama alkohol biasanya diberikan
dengan mengacu pada nama alkil. Setelah terikat pada gugus OH, alkohol (Siregar, 1998)
Menurut data World Health Organization (WHO), saat ini terdapat 64 juta pecandu alkohol di
seluruh dunia (Maula dan Yuniastuti, 2017). Menurut Badan Pusat Statistik, total konsumsi alkohol
Indonesia (15+) per kapita pada tahun 2017 adalah 0,27 di perkotaan dan 0,85 di pedesaan. Badan
Narkotika Nasional (BNN) memperkirakan 3,2 juta orang (1,5% dari total penduduk) di Indonesia,
termasuk 46 pengguna alkohol, menggunakan narkoba (Triyono, 2014). Data dari Badan Litbang
Badan Litbang Polri (2014), remaja peminum usia 1416 (47,7%), usia 1720 tahun (51,1%) dan 2124
tahun (31%). Asupan etanol mempengaruhi metabolisme manusia dengan merangsang respon insulin
sekretori awal, sehingga menurunkan kadar gula darah.
Hal ini dirangsang oleh glukosa, yang dapat menyebabkan hipoglikemia sementara
(McMonagle dan Felig, 1975). Asupan etanol dapat mempengaruhi tingkat genetik dalam tubuh, dan
secara umum efeknya bervariasi dari orang ke orang. dalam beberapa kasus Asupan etanol
menyebabkan hilangnya kesadaran dan bahkanDalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah
yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada
atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan atau atom karbon lain (Wikipedia,
2014).
Alkohol merupakan senyawa yang mempunyai rumus umum R-OH dimana R adalah gugus
alkil atau alkil tersubstitusi. Gugus unit dapat merupakan rantai terbuka, rantai tertutup (siklis) dan
dapat mempunyai ikatan rangkap atau mengikat gugus aromatik. Sedangkan OH adalah gugus
fungsional yang menentukan sifat karakteristik dari golongan alkohol (Anonim, 2014).
Perbedaan gugus R mempengaruhi sifat-sifat, kecepatan reaksi dan kadang-kadang jenis reaksinya.
Senyawa dengan gugus OH yang langsung terikat pada gugus aromatic bukan alcohol, melainkan
fenol. Golongan senyawa ini mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari alcohol itu sendiri (Anonim,
2014).
Gugus fungsi alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibrid sp3. Ada tiga
jenis utama alkohol "primer", "sekunder", dan "tersier". Nama-nama tersebut menunjukkan jumlah
karbon yang melekat pada karbon COH (Wikipedia, 2014). 4.444 alkohol dapat berupa alkohol
primer (1°), sekunder (2°), atau tersier (3°), tergantung pada jumlah atom karbon lain yang terikat
pada atom karbon yang juga terikat pada gugus hidroksil. Rumus umum alkohol primer adalah
RCH2OH. Rumus umum alkohol sekunder adalah RR'CHOH. Rumus umum untuk alkohol tersier
adalah RR'R "COH, di mana R, R', R" mewakili gugus alkil. Etanol dan propil alkohol adalah contoh
alkohol primer. Isopropil alkohol adalah contoh alkohol sekunder. Awalan sek (atau s) dan tert (atau
t) biasanya ditulis miring dan dapat digunakan sebelum nama gugus alkil untuk membedakan antara
alkohol sekunder dan tersier dan alkohol primer. .. Misalnya, isopropil alkohol terkadang disebut
isopropil alkohol, dan alkohol tersier (CH3) 3COH atau 2-metil-2propanol terkadang disebut tert-
butil alkohol atau tert-butanol (Wikipedia, 2014).
Alkohol primer, sekunder dan tersier dapat dibedakan dengan oksidasi. Oksidasi alkohol primer
membentuk alkanol (aldehida), dan oksidasi lanjutan menghasilkan asam karboksilat. Alkohol
sekunder dioksidasi menjadi alkanon (keton). Namun, alkohol tersier tidak dapat dioksidasi karena
atom karbon dari gugus fungsi (OH) tidak mengikat atom hidrogen (anonim, 2014).
Alkohol adalah asam lemah karena perbedaan elektronegativitas oksigen dan hidrogen dari gugus
hidroksil, dan hidrogen dapat dengan mudah dilepaskan. Jika ada gugus penarik elektron seperti fenil
dan halogen di dekat karbon hidroksi, keasaman akan meningkat. Sebaliknya, semakin banyak gugus
penyumbang elektron seperti rantai alkana, semakin rendah keasamannya (Wikipedia, 2014). Gugus
hidroksil (OH) yang ada dalam
alkohol bersifat polar dan hidrofilik, tetapi rantai karbonnya non-polar dan karenanya hidrofobik.
Molekul umumnya menjadi non-polar dan menjadi semakin tidak larut dalam air seiring dengan
meningkatnya rantai karbon (Wikipedia, 2014).
Alkohol memiliki sifat bahwa metanol, etanol, dan propanol dapat larut dengan air dalam semua
perbandingan. Ketika berat molekul suatu zat meningkat, titik didih dan titik lelehnya meningkat.
Karena hasil yang berbeda, reaksi oksidasi alkohol digunakan untuk membedakan antara alkohol
primer, sekunder, dan tersier. Alkohol primer pertama menghasilkan alkanal dan kemudian
mengoksidasi menjadi asam karboksilat. Alkohol sekunder menghasilkan alkanon, yang tidak dapat
dioksidasi lebih lanjut tanpa didekomposisi menjadi senyawa dengan kandungan karbon tereduksi.
Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi tanpa didekomposisi. Reaksi alkanol anhidrat kering dengan
Na atau K menghasilkan senyawa baru yang disebut alkanoat. Arcanoates hanya diawetkan jika tidak
ada air. Setelah kontak dengan air, tetesan langsung terurai dengan alkohol dan NaOH. Ketika
alkanol bereaksi dengan PCl3, gugus -OH alkanol mudah digantikan oleh halogen. Esterifikasi
alkanol dapat dilakukan pada semua asam organik dan anorganik. Karena sifat-sifat tersebut, alkanol
banyak digunakan dalam pembuatan cairan, bahan industri, dll (anonim, 2014).

2. MATERIAL DAN METODE

2.1. Material
Pada pratikum acara 5, yaitu identifikasi alcohol, bahan yang dibutuhkan antara lain 4 mL
methanol, 4 sendok kecil 3,5-dinitrobenzoat, 12 tetes isopropil alcohol, 4 mL iodium I 2, 8 tetes dan
4 mL NaOH, 4 mL M-kresol, 56 tetes dan 8 mL FeCl 5%, 3 tetes benzin alcohol, 8 mL HNO3, 4
tetes benzyl alcohol, 4 mL fenol, 8 mL β – naptol.
2.2. Alat/Instrumen
Pada pratikum acara 5, yaitu identifikasi alcohol, membutuhkan tabung reaksi sebanyak 13, 2
pipet tetes, kompor listrik, rak tabung reaksi, 2 sendok, 4 penjepit, dan 4 pipet ukur.

2.3. Prosedur Kerja

etil alkohol (etanol), BP =78 isopropi alcohol ,BP= 82 C


metil alkohol (methanol), C sediakan 2 tabung reksi sediakan dua tabung reaksi
BP= 65C masukkan 1 ml dan isi masing - masing dan diisi dengan 3 tetes
metanol kedalam tabung dengan 1 ml etanol. isopropyl alcohol.
reaksi dan tambahkan 1 ml -Tabung reaksi I tambah -tabung reaksi I tambah 1
formal dehid dengan pipet sedikit larutan CuSO4 (biru) ml larutan iodium (I2),
ukur panaskan dalam 1ml dipanaskan hingga kemudian ditambah 2 tetes
pemanas air kemudian putih. NaOH hingga membentuk
masukkan - Tabung reaksi II ditambah warna coklat
3,5dinitrobenzoat (BP= 1 ml iodium dan teteskan -tabung reaksi II ditambah
107C) 1 sendok kecil larutan NaOH hingga warna asam asetat 1ml dan 5
coklat iodium hilang tetes H2SO 4 60%

Benzyl alcohol, BP=205C


- tabung reaksi diisi
dengan 2 ml HNO3 dan
m-kresol siapkan sebuah 1 tetes benzyl alcohol, Fenol, BP_ 187 C
tabung reaksi dan isi terjadi emulsi dengan sediakan sebuah tabung
dengan m-kresol 1 ml, warna kuning dengan reaksi dan isilah dengan
tambahkan FeCl3 5% bau yang kuat. 1 ml fenol, lalu
dan amati perubahan - tabung reaksi diisi tambahkan 1 ml FeCl3
yang terjadi dengan 2 ml KMnO4, 5%
didikan, tanbahkan 1 ml
benzil alcohol dan 1 ml
HCL
Resorsinol, BP= 110 C
- tabung reaksi diisi dengan 1 -tabung reaksi diisi dengan 1
sendok ptalat anhidrida, 2 ml dan tambahkan 8 tetes
sendok resorsinol dan 1 ml larutan FeCl3 5% jika
asam sulfat pekat. panaskan berwarna violet berarti
campuran tersebut hingga merupakan - naptol , karena -
terjadi warna kuning coklat naptol tidak berwarna
- tabung reaksi diisi dengan 2 - tabung reaksi diisi dengan
sendok resorsinol dna 0,5 ml -naptol dan tambahkan
tambahakan 1 ml NaOH dan 1 NaOH dan CHCl3, maka akan
ml CHCl3 sehingga terbentuk terbentuk warna biru. jika
warna merah tidak berwarna berarti -naptol

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perubahan Warna
No
Acara Keterangan
.
Sebelum Reaksi Sesudah Reaksi

1. Metil Alkohol Bening Putih keruh Ada endapan

Biru benimg Biru keruh Tejadi endapan


2. Etanol
Coklat Putih keruh Tidak ada endapan

Kuning tua Coklat Tidak menyengat


3. Isopropil Alkohol
Bening Bening Bau Menyengat

Coklat
4. m-Kresol Coklat Terbentuk emulsi
kehitaman

Bening Bening muda Bau menyengat


5. Benzil Alkohol
Ungu Bening + Coklat Ada endapan

6. Fenol Coklat Ungu kehitaman Tidak ada endapan


Kuning Kuning pekat Menyengat
7. Resorsinol
Bening Coklat Terbentuk lapisan

Coklat tua +
8. β – naptol Kuning keruh Tidak ada endapan
Orange
Coklat tua +
Keruh Membentuk Emulsi
Bening

Jenis Alkohol MSDS (Material Safety Data Sheet)

Bahan pengoksidasi
Bahan beracun
Methanol
Bahan Karsinogenik, mutagenik,
teragenik

Bahan mudah terbakar


Etanol
Bahan berbahaya

Bahan mudah terbakar


Isopropil Alkohol
Bahan berbahaya

Bahan pengkorosi
m-Kresol
Bahan beracun

Benzil Alkohol Bahan berbahaya

Bahan beracun
Bahan pengkorosi
Fenol Bahan Karsinogenik, mutagenik,
teragenik
Bahan berbahaya bagi lingkungan
Bahan berbahaya
Resorsinol
Bahan berbahaya bagi lingkungan

Bahan berbahaya
β -Naptol
Bahan berbahaya bagi lingkungan

Jenis Alkohol Rumus Kimia Titik Didih Berat Molekul

Methanol CH 3 OH 64.7 °C 32.04 g/mol

Etanol C 2 H 5 OH 78,29°C 46,06844 g/mol

Isopropil Alkohol C3 H8 O 82,6 °C 60,10 g/mol

m-Kresol C7 H8 O 202,8 ° C 108.14 g/mol

Benzil Alkohol C7 H8 O 205.3 °C 08.140 g/mol

Fenol C6 H6 O 181,7 °C 94,11 g/mol

Resorsinol C 6 H 6 O2 277 °C 110,1 g / mol

β -Naptol C 10 H 8 O 285 °C 144.173 g/mol

Pada percobaan kali ini praktikan mengidentifikasi alcohol dengan tujuan untuk
mengetahui sifat-sifat alcohol. Masing-masing alkohol dicampur dengan senyawa-senyawa
tertentu untuk mengidentifikasi sifat-sifat alkohol itu sendiri. Pemberian zat-zat baru pada tiap-
tiap alkohol memberikan reaksi yang berbeda-beda. Dari percobaan yang dilakukan, dihasilkan
reaksi-reaksi berupa perubahan warna, pembentukan endapan, pembentukan emulsi dan
timbulnya bau pada beberapa alkohol. Alkohol merupakan senyawa yang mempunyai rumus
umum R-OH dimana R adalah gugus alkil atau alkil tersubstitusi. Gugus unit dapat merupakan
rantai terbuka, rantai tertutup (siklis) dan dapat mempunyai ikatan rangkap atau mengikat
gugus aromatik. Sedangkan OH adalah gugus fungsional yang menentukan sifat karakteristik
dari golongan alkohol (Anonim, 2014).
Alkohol dapat dikelompokkan menjadi alkohol primer (1°), sekunder (2°), atau tersier
(3°), tergantung dari berapa banyak atom karbon lain yang berikatan dengan atom karbon yang
juga mengikat gugus hidroksil. Alkohol primer mempunyai rumus umum RCH 2OH; alkohol
sekunder rumus umumnya RR'CHOH; dan alkohol tersier rumus umumnya RR'R"COH,
dimana R, R', dan R" melambangkan gugus alkil (Wikipedia, 2014).
Pada acara ini terdapat delapan percobaan yang menggunakan jenis alcohol yang berbeda-
beda. Percobaan pertama hingga kedelapan berturut-turut menggunakan methanol, etanol,
isopropyl alcohol, m-kresol, benzyl alcohol, fenol, resorsinol, dan β -naptol. Perlakuan pada
setiap percobaan juga berbeda-beda tergantung jenis alcohol.
Percobaan pertama adalah metil alcohol (methanol). Methanol berupa cairan tidak
berwarna, jernih, dan berbau khas. Metanol merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia
CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk
cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau
yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol) (Wikipedia, 2014).Methanol direaksikan
dengan formaldehid (juga disebut metanal, atau formalin), merupakan aldehida dengan rumus
kimia CH2O, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan
yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane (Wikipedia, 2014).Lalu ditambahkan
3,5-dinitrobenzoat dan dipanaskan. Hasilnya adalah cairan berubah dari bening menjadi keruh
dan terdapat endapan.
Percobaan kedua menggunakan Etil alcohol (etanol) yang merupakan salah satu alcohol
primer. Etanol berupa cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, berbau khas;, rasa panas.
Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap. Sangat mudah larut dalam
air, dalam kloroform P dan dalam eter P. (Dewi Anagustiwi, 2013). Pada tabung pertama etanol
ditambahkan dengan CuSO4 atau tembaga (II) sulfat yang juga dikenal dengan cupri sulfat,
merupakan sebuah senyawa kimia dengan rumus molekul CuSO4. Senyawa garam ini eksis di
bumi dengan kederajatan hidrasi yang berbeda-beda. Bentuk anhidratnya berbentuk bubuk
hijau pucat atau abu-abu putih, sedangkan bentuk pentahidratnya (CuSO 4·5H2O), berwarna biru
terang (Wikipedia, 2014). Etanol dan tembaga (II) sulfat lalu dipanaskan hingga putih. Dari
percobaan ini terjadi perubahan warna dari biru bening menjadi biru keruh dan terjadi endapan.
Ditabung kedua, etanol direaksikan dengan iodium yang berwarna coklat, lalu ditambahkan
NaOH hingga warna coklat hilang. Dari percobaaan ini tidak didapatkan endapan.
Percobaan ketiga menggunakan isopropyl alcohol. Isopropil alkohol adalah nama populer
dari senyawa kimia dengan rumus molekul C3H8O atau C3H7OH. Senyawa ini merupakan
senyawa tak berwarna, mudah terbakar dengan bau menyengat. Senyawa ini merupakan
alkohol sekunder yang paling sederhana, dimana atom karbon yang mengikat gugus alkohol
juga mengikat 2 atom karbon lain (CH 3)2CHOH. Merupakan isomer struktur dari 1-propanol
(Wikipedia, 2014).Pada tabung pertama, 3 tetes isopropyl alcohol direaksikan dengan 1 ml
iodium kemudian ditambahkan NaOH hingga membentuk warna coklat. Hasil dari reaksi ini
berupa perubahan warna dari kuning tua menjadi coklat dan tidak ditemukan bau yang
menyengat. Ditabung kedua, isopropyl alcohol direaksikan dengan asam asetat 1 ml dan 5 tetes
H2SO4 60%. Hasilnya tidak terjadi perubahan warna dan juga tidak terdapat endapan maupun
bau menyengat.
Percobaan keempat yaitu menggunakan m-kresol atau meta-kresol atau 3-metilphenol
adalah senyawa organik dengan rumus CH 3C6H4(OH). Merupakan derivative dari phenol dan
isomer dari p-kresol dan o-kresol (Wikipedia, 2014). M-kresol direaksikan dengan 2 tetes FeCl 3
5% dan hasilnya adalah terbentuk emulsi. Hal ini disebabkan polaritas dari kedua zat berbeda
sehingga tidak dapat bergabung. Percobaan kelima menggunakan benzil alkohol yaitu Benzil
alkohol termasuk dalam golongan alkohol primer dan oksidasi alkohol primer menggunakan
zat pengoksidasi H2CrO4 menghasilkan benzaldehida dan asam benzoate, (Matsjeh, 1992).
Tabung yang pertama 1 tetes benzil alkohol direaksikan dengan 2 ml HNO 3. Maka terbentuk
emulsi berwarna kuning dengan bau yang kuat. Sedangkan pada tabung kedua 2 ml KmnO 4
dididihkan kemudian ditambahkan 1 ml benzil alkohol dan 1 ml HCl atau asam clorida. Hasil
dari percobaan ini adalah pada tabung pertama terjadi perubahan warna dari bening menjadi
bening muda dan bau menyengat. Dan pada tabung kedua terjadi perubahan warna dari ungu
menjadi bening + coklat dan terdapat endapan.
Percobaan keenam yaitu menggunakan fenol. Fenol adalah senyawa yang memiliki
sebuah gugus hidroksil yang terikat langsung pada cincin benzena. Meskipun memiliki
persamaan dengan alkohol, namun secara kimiawi fenol berbeda dengan alcohol. Larutan pekat
dari senyawa fenol sangat toksik dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit. Fenol berupa
cairan, tidak berwarna atau agak kemerahan, bau khas kaustik. Larut dalam 11 bagian air,
dalam etanol (95 % ) P, dalam eter P dan dalam gliserol P (Dewi Anagustiwi, 2013). Pada
percobaan ini 1 ml fenol direaksikan dengan 1 ml FeCl3 5%. Hasilnya adalah berupa perubahan
warna dari coklat menjadi ungu kehitaman dan tanpa endapan.
Percobaan ketujuh menggunakan resorsinol. Pada tabung pertama, diisi dengan 1 sendok
ptalat anhidrida, 2 sendok resorsinol dan 1 ml asam sulfat pekat. Campuran tersebut
dipanaskan. Hasil dari percobaan ini berupa perubahan warna dari kuning menjadi kuning
pekat (mendekati coklat) dengan bau yang menyengat. Pada tabung kedua,2 sendok resorsinol
ditambahkan dengan 1 ml NaOH dan 1 ml CHCl 3 hingga teerbentuk warna merah. Tetapi pada
saat percobaan dilakukan hasilnya berupa perubahan warna dari bening menjadi coklat dan
terbentuk lapisan. Seharusnya perubahan warna menjadi merah.
Percobaan kedelapan yaitu β – naptol. β – naptol merupakan suatu bentuk isomer naptol
dengan rumus kimia C10H7OH. Senyawa ini berbentuk kristal putih dan digunakan dalam
pembuatan antioksidan, pigmen, dan pewarna (Matsjeh, 1992). Pada tabung reaksi pertama, 1
ml β – naptol ditambahkan dengan 8 tetes larutan FeCl3 5%. Perubahan warna yang terjadi yaitu
warna coklat tua + orange menjadi kuning keruh dan tidak terbentuk endapan. Pada tabung
reaksi yang kedua, 0,5 ml β – naptol ditambahkan dengan NaOH dan CHCl3. Maka akan
terbentuk warna biru. Tetapi ketika percobaan dilakukan, warna yang didapatkan adalah warna
bening keruh dan terbentuk emulsi. Berarti bukan β – naptol melainkan α -naptol.

4. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil praktikan setelah melakukan kegiatan praktikum
Identifikasi Alkohol antara lain :
1. Cara mengidentifikasikan suatu alcohol salah satunya adalah dengan cara oksidasi.
2. Alcohol primer teroksidasi menjadi alkanal, alcohol sekunder teroksidasi menjadi keton.
Alcohol tersier tidak dapat teroksidasi karena atom C pada gugus fungsional tidak mengikat
atom H.
3. Emulsi dapat terbentuk jika senyawa nonpolar dan polar bercampur. Senyawa polar mudah
larut dalam air sedangkan senyawa nonpolar tidak.
4. Dalam sebuah reaksi ada beberapa zat yang bersifat katalis. Beberapa katalis dapat
mempengaruhi reaksi. Contohnya katalis yang bersifat oksidator.

REFERENSI

Anonim, 2014. “Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar”. Institut Pertanian Stiper, Yogyakarta.
Anagustiwi, Dewi, 2013. “Identifikasi Senyawa Alkohol dan Fenol”.
Matsjeh, Sabirin. 1992. Kimia Organik Dasar I. Yogyakarta: UGM-Press.
Wikipedia, 2014. “Alkohol”.

Anda mungkin juga menyukai