Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan Alkohol dan fenol

Pada praktikum kali ini kami mengamati senyawa alcohol dan fenol
berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Sample yang diuji adalah methanol,
etanol, butanol, amyl alcohol, iso amyl alcohol, propylengicol, fenol liquid
dan asam salisilat. Adapun uji yang diamati uji lucas, uji besi (iii) klorida dan
keasaman.
Uji yang pertama ialah Uji Lucas. Uji Lucas dipakai untuk membedakan
alcohol primer, alcohol sekunder, dan alcohol tersier. Uji Lucas merupakan
campuran yang terdiri dari HCl pekat dan ZnCl 2. ZnCl2 adalah asam Lewis,
sebab ZnCl2 bersama HCl akan bereaksi membentuk H 2ZnCl4 yang
mempunyai keasaman lebih kuat daripada HCl sehingga Zncl2 dipakai untuk
meningkatkan keasaman suatu asam klorida. Reaksinya adalah:
ROH HCl
ZnCl2 + 2HCl

RCl + H2O
H2ZnCl4

ROH+

RCl

Pada saat lucas dimasukkan ke dalam masing-masing sample, semua sample


mengalami macam-macam reaksi. Iso amyl alcohol bereaksi pada menit ke 1
lewat 57 detik. Hal ini menunjukkan bahwa iso amyl alcohol merupakan
alcohol tersier. Karena alcohol tersier bereaksi dengan dengan cepat (kurang
dari lima menit) menghasilkan alkil halide yang tidak larut. Adapun
propylengilkol bereaksi lambat (lebih dari lima menit) merupakan alcohol
sekunder. Methanol, etanol, butanol dan amyl alcohol sama sekali tidak
bereaksi yang menunjukkan keempatnya merupakan alcohol pimer.
Sementara fenol liquid dan asam salisilat bukan merupakan alcohol
melainkan fenol.
Uji selanjutnya berdasarkan penambahan FeCl3, untuk membedakan antara
senyawa alcohol dan fenol. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
disajikan bahwa methanol, etanol, butanol, amyl alcohol dan iso amyl alcohol
menghasilkan warna tetap bening sedangkan pada fenol liquid dan asam
salisilat larutan menjadi ungu.
Hal ini dikarenakan methanol, etanol, butanol, amyl alcohol dan iso amyl
alcohol merupakan senyawa alcohol. Penambahan FeCl3 pada senyawa
alcohol hanya menghasilkan warna bening dikarenakan sifat lan dari alcohol
yang ditentukan dari letak gugus hidroksil pada atom C dan sifat alcohol
yang kurang asam dari fenol sehingga menghasilkan warna bening.

Sementara penambahan FeCl3 pada fenol menghasilkan warna ungu.


Meskipun fenol mempunyai rumus struktur yang serupa dengan alcohol,
tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatic, dan dengan
Ar (sebagai Ari) maka rumus umum fenol dituliskan sebagai Ar-OH. Selain itu
pula fenol bersifat lebih karena anion yang dihasilkan dan distabilkan oleh
resonansi, dengan muatan negatifnya disebar (delokalisasi) oleh cincin
aromatic sehingga menghasilkan warna ungu.
Begitu pula warna ungu pada reaksi asam salisilat dan FeCl3 dikarenakan
dalam asam salisilat mengandung gugus fenol sebab semua fenol apabila
direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan senyawa kompleks berwarna
ungu, metode pengidentifikasian ini biasa digunakan untuk melakukan
pengujian terhadap sample obat seperti aspirin untuk membuktikan bahwa
sample mengandung asam salisilat (gugus fenol) atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai