Anda di halaman 1dari 9

Laporan Kasus

Dokter Penguji : dr. Hendrik Kunta Adjie, Sp.KK Tanda Tangan :

Nama Co-Ass : Galuh Eka Tantri


NIM : 406171037

- IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. MH
Umur : 25 th
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status perkawinan : Sudah menikah
Suku bangsa : Sunda
Alamat : Pasar Baru
Tanggal periksa : 2 Oktober 2017

ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis, pada tanggal 2 Oktober 2017 pukul 11.00 WIB.

A. Keluhan Utama

Gatal di kaki kiri sejak 2 bulan sebelum ke poliklinik kulit RS Husada

B. Riwayat Penyakit Sekarang

OS berusia 25 tahun datang dengan keluhan gatal di kaki kirinya sejak 2 bulan sebelum ke
poliklinik kulit RS Husada.

1
2 bulan yang lalu OS melahirkan, status G1P1A0, tidak dalam masa haid, haid terakhir 10
Agustus 2017. Setelah melahirkan OS merasa kulitnya jadi kering. Awalnya timbul di lutut kanan
dan kiri lalu menjalar ke kaki sebelah kiri. Lutut kanan dan kiri sudah sembuh tetapi di kaki belum.
OS mandi sehari dua kali dengan menggunakan sabun lifebuoy. OS pernah memakai salep
tetapi tidak ada perubahan.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


OS tidak memiliki riwayat alergi sebelumnya, tidak ada hipertensi maupun diabetes
mellitus. OS tidak pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.

D. Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada riwayat keluarga yang mengalami hal sama dengan OS

E. Status Generalis
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Berat Badan :-
Mata : CA -/- SI -/-
THT : dalam batas normal
Kepala : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Thorax : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Extremitas : sesuai status dermatologikus

2
PEMERIKSAAN FISIK

Status Dermatologikus

Regio : Kaki kiri


Distribusi : Lokalisata
Efloresensi : Papul dengan dasar eritematosa, likenifikasi, ekskoriasi
Ukuran : Lentikular
Jumlah : Multiple

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan darah lengkap
 Pemeriksaan histopatologik

3
RESUME
OS perempuan berusia 25 tahun datang dengan keluhan gatal di kaki kirinya sejak 2 bulan
sebelum ke poliklinik kulit RS Husada. 2 bulan yang lalu OS melahirkan, setelah melahirkan OS
merasa kulitnya jadi kering. Awalnya timbul di lutut kanan dan kiri lalu menjalar ke kaki sebelah
kiri. Lutut kanan dan kiri sudah sembuh tetapi di kaki belum. OS mandi sehari dua kali dengan
menggunakan sabun lifebuoy. OS pernah memakai salep tetapi tidak ada perubahan.
Pada pemeriksaan fisik di kaki kiri terdapat papul dengan dasar eritematosa, likenifikasi
dan ekskoriasi. Distribusi lokalisata, ukuran lentikular, jumlah multipel.

DIAGNOSA BANDING
 Dermatofitosis, Dermatitis kontak

DIAGNOSIS KERJA
 Neurodermatitis

PENATALAKSANAAN
Non-Medikamentosa
 Menghindari trauma garukan
 Memotong kuku agar tetap pendek
 Oleskan krim secara tipis pada luka
 Kontrol ke dokter untuk memantau proses penyembuhan

Medikamentosa
R/ Betametason valerat 0,1% krim tube I
S ue 2 dd
--------------------------------------------------
R/ Cetirizin 10mg tab no.
S 1 dd tab I
--------------------------------------------------
Pro: Ny. MH
Umur: 26 th

4
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanationam : Bonam

5
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Neurodermatitis adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit
tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat
garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik.1

Sinonim
Liken Simpleks Kronikus, Neurodermatitis Sirkumskripta.1

Epidemiologi
Liken simplek kronikus mempengaruhi orang dewasa, terutama dari usia 30 sampai 50.
Wanita lebih sering terkena daripada laki-laki. Pasien dengan dermatitis atopik telah ditemukan
memiliki onset yang lebih dini (rata-rata: 19 tahun) dibandingkan dengan kelompok nonatopik
(rata-rata: 48 tahun).2

Etiologi
Pruritus merupakan penyebab utama pola reaksi kulit. Perlu dicurigai adanya kelainan yang
mendasari, seperti gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroid,
dermatitis atopic hingga psikologis. Pruritus ditimbulkan akibat peningkatan jumlah eosinophil,
calcitonin gene related peptide (CGRP), dan substansi P. zat tersebut merupakan sel mast rentan
terhadap degranulasi, sehingga mudah menimbulkan rasa gatal.3

Gejala Klinis
Penderita mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat mengganggu tidur. Rasa
gatal biasanya pada waktu tidak sibuk. Penderita merasa enak bila digaruk; setelah luka, baru
hilang rasa gatalnya untuk sementara (karena diganti dengan rasa nyeri)
Awalnya berupa plak eritematosa, sedikit edematosa, lambat laun edema dan eritema
menghilang, bagian tengah berskuama dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi; sekitarnya
hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas.

6
Letak lesi dapat timbul di mana saja, tetapi yang biasa ditemukan ialah di scalp, tengkuk,
samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, medial tungkai atas, lutut,
lateral tungkai bawah, pergelangan kaki bagian depan dan punggung kaki.
Variasi klinis neurodermatitis dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan atau korekan
tangan penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat. Lesi berupa nodus berbentuk kubah,
permukaan mengalami erosi tertutup krusta dan skuama, lambat laun menjadi keras dan berwarna
lebih gelap (hiperpigmentasi). Lesi biasanya multiple, lokasi tersering di ekstremitas, ukuran mulai
beberapa milimeter sampai 2 cm.1

Pembantu Diagnosis
Pada pasien dengan prurigo nodularis yang dicurigai mendasari penyebab pruritus
sistemik, hitung darah lengkap dengan hitungan diferensial, ginjal, hati, dan tes fungsi tiroid dapat
dilakukan. Foto thoraks dapat dilakukan untuk mengetes adanya limfoma. Tes HIV juga dapat
diindikasikan. Kebutuhan akan evaluasi yang lebih ekstensif dapat dilakukan berdasarkan riwayat
individual pasien dan hasil tes di atas.
Pada bagian histopatologis, liken simpleks kronikus menunjukkan derajat hiperkeratosis
yang bervariasi dengan parakeratosis dan ortokeratosis, hipergranulosis, dan psoriasiform
hiperplasia epidermal. Papiler dermal menunjukkan penebalan kolagen dengan bundel kolagen
kasar dan garis-garis vertikal. Ada variabel inflamasi menyusup di sekitar pleksus vaskular
superfisial dengan limfosit, histiosit, dan eosinofil. Biopsi Mungkin juga mengungkap gangguan
pruritus primer yang dimilikinya menyebabkan likenifikasi sekunder, seperti psoriasis. Temuan
epidermal pada prurigo nodularis mirip dengan liken simpleks kronikus. Lesi lebih menonjol
dengan hiperplasia epidermal bulat. Papiler dermal juga berubah menyerupai liken simpleks
kronikus. Mungkin ada hipertrofi syaraf kutaneous dengan bundel saraf yang menebal dan
meningkat serat saraf dengan pewarnaan S-100. Temuan ini terlihat di minoritas kasus dalam
sebuah studi baru-baru ini.2

7
Diagnosis Banding
Hampir seperti dermatitis atopik, psoriasis, liken planus hipertrofik. Pada genitalia
mungkin dapat dicurigai Paget’s disease, vulva dan perianal kemungkinan liken sclerosus, HPV
atau tinea cruris, pada skrotum dapat kemungkinan HPV atau tinea kruris.2

Pengobatan
Pengobatan ditujukan untuk mengurangi siklus garuk-gatal. Kedua komponen tersebut
harus diatasi. Sistemik Penyebab gatal harus diidentifikasi dan ditangani. Dalam kedua kondisi
tersebut, langkah-langkah lini pertama mengendalikan gatal termasuk steroid topikal poten serta
preparat nonsteroidal antipruritus seperti mentol, fenol, atau pramoksin emolien adalah tambahan
yang penting. Steroid intrinsik, seperti triamcinolone acetonide, diberikan dalam berbagai
konsentrasi sesuai dengan ketebalan plak atau nodul sangat bermanfaat. Topikal tacrolimus telah
berhasil digunakan sebagai agen hemat steroid. Antihistamin sedatif, seperti hydroxyzine, atau
antidepresan trisiklik, seperti doxepin, bisa digunakan untuk menghilangkan gatal di malam hari
pada kondisi keduanya. Penghambat reuptake serotonin selektif (SSRI) telah direkomendasikan
untuk bantuan pruritus siang hari atau pada pasien dengan OCD.
Capsaicin, kalsipotrien, dan krioterapi, dengan atau tanpa suntikan steroid intrustal,
semuanya sudah berhasil digunakan pada prurigo nodularis. Baik ultraviolet B spectrum luas
maupun sempit, serta topikal atau PUVA oral menunjukkan khasiatnya dan diindikasikan kasus
meluas. Cahaya monokromatik eksimer 308 nm, fototerapi UVA1, dan naltreksone semuanya
efektif dalam rangkaian kecil. Talidomid dan siklosporin juga telah terbukti bermanfaat.
Pentingnya menghindari goresan seharusnya dianjurkan untuk pasien. Kuku harus dijaga
tetap pendek dan tindakan oklusif, seperti film plastik, topical tape steroid, atau sepatu unna dalam
kasus yang meluas dibutuhkan.

Komplikasi
Studi tentang tidur menunjukkan bahwa terdapat gangguan pada siklus tidur pada liken simpleks
kronikus. Siklus tidur non-REM terganggu dan pasien memiliki indeks terbangun meningkat
(terbangun singkat dari tidur) disebabkan oleh aktifitas menggaruk.2

8
Prognosis
Prognosis bergantung pada penyebab pruritus (penyakit yang mendasari) dan status
psikologik penderita.1

Kesimpulan
Neurodermatitis adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit
tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat
garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik. Pada
pemeriksaan histopatologis, liken simpleks kronikus menunjukkan derajat hiperkeratosis yang
bervariasi dengan parakeratosis dan ortokeratosis, hipergranulosis, dan psoriasiform hiperplasia
epidermal. Pengobatan ditujukan untuk mengurangi siklus garuk-gatal. Lini pertama
mengendalikan gatal termasuk steroid topikal poten serta preparat nonsteroidal antipruritus seperti
mentol, fenol, atau pramoksin emolien adalah tambahan yang penting.

Daftar Pustaka :
1. Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Ed ke 7.
Jakarta; FKUI: 2015.
2. Fitzpatrick’s. Dermatology in General Medicine. Vol II. Ed 8. 2012.
3. Kapita Selekta. Essentials of Medicine. Vol I. Ed 4. 2014

Anda mungkin juga menyukai