KELOMPOK I
DEFINISI
■ Rabies (penyakit anjing gila) adalah infeksi
akut susunan saraf pusat oleh virus rabies
(famili Rhabdoviridae, genus Lyssavirus).
Wu, H.H., You, K.H. and Lo, H.Y., 2013. Diagnosis, Management, and
Prevention of Rabies. Epidemiology Bulletin, 29(S), pp.23-32.
DIAGNOSIS
■ Anamnesis :
- Riwayat kontak dengan hewan
- Manifestasi Klinis
■ Pemeriksaan Fisis
- Adanya ditemukan port d’ entry (luka bekas gigitan hewan)
Purnamasari, et al. Pengendalian dan Manajemen Rabies pada Manusia
di Area Endemik. CDK-248/ vol. 44 no. 1 th. 2017
Diagnosis pada Pasien Tergigit Hewan Diagnosis pada Hewan Terinfeksi Rabies
Terinfeksi Rabies (Antemortem) (Postmortem)
Beberapa pemeriksaan dilakukan pada sampel saliva, Hewan yang dicurigai rabies harus dieutanasi untuk
darah, cairan serebrospinal, maupun biopsi kulit pada kemudian otak dari hewan tersebut diambil sebagai sampel
tungkak leher. untuk pemeriksaan PA.
• Pada Saliva dilakukan pemeriksaan isolasi virus Diagnosis rabies dapat ditegakkan apabila hasil PA dari otak
dan PCR sampel ditemukan gambaran inklusi eosinofilik sitoplasmik
yang disebut “Negri Bodies” umumnya pada sel pyramid di
• Pada Darah dan cairan serebrospinal dapat hipokampus dan sel purkinje.
dilakukan tes antibody terhadap virus rabies
• Pada biopsy kulit dapat ditemukan adanya antigen Gambaran lain yang dapat ditemukan berupa perivascular
pada saraf kutaneus di dasar folikel rambut cuffing dan infiltrasi meningeal oleh limfosit dan sel
mononuklear yang menyebar dan beberapa focus kecil dari
nekrosis inflamatorik. Gambaran ini ditemukan pada infeksi
virus pada umumnya.
1. Penanganan luka
Mencuci luka →Antiseptik→Antibiotik +Tetanus toxoid
Tidak dibenarkan penjahitan luka
2. Imunisasi pasif (serum anti rabies)
3. Imunisasi akrif (vaksin anti rabies)
WHO, 2014. World health organization. [Online]
Available at: http://www.who.int/rabies/human/postexp/en/
[Accessed 5 August 2018].
Infodatin, 2014. Petunjuk perencanaan dan penatalaksanaan kasus gigitan
hewan tersangka/rabies di Indonesia, Jakarta: Kemenkes RI.
Komplikasi
Lennette, E.H., et al. 2012. Laboratory Diagnosis of Infectious Diseases Principles and
Practice: VOLUME II Viral, Rickettsial, and Chlamydial Diseases. Springer Science &
Business Media.
DIAGNOSA BANDING
Ensefalitis
■ ensefalitis progresif akut dengan gejala hidrofobia,
aeropobia, pasrestesia, nyeri lokal, kelumpuhan fokal,
dan disfagia
■ Ensefalitis virus (herpesvirus, enterovirus dan
arbovirus).
■ Perlu dilakukan pemeriksaan virus
GBS
Tetanus
■ tidak ditemukan hidrofobia, tetapi ditemukan trismus
Herpes simplex
C, A. Consales and v.l. Bolzan Rabies Review: Immunopathology, Clinical Aspect And Treatment. J.
Venom. Anim. Toxins incl. Trop. Dis., 2007, p6.
PROGNOSIS
Kematian
■ Menyerang sistem saraf pusat
■ Penyebab kematian : kegagalan nafas atau henti jantung
Bertahan hidup
■ Segera mendapatkan perawatan luka, SAR, dan VAR
■ Suatu penelitian di Amerika Serikat, sejak tahun 2004 hanya ada 3 pasien yang
bertahan hidup
■ Faktor penentu:
usia muda
tanda neurologis ringan pada saat terinfeksi
kesehatan yang baik
jenis strain virus yang menyerang
Terima
kasih