OBSTRUKTIF-C2
Rusiani Nasilah 1102016193
Salsabila Dwi Mulya 1102016197
Shintadewi Rachmah Setiowati 1102016206
Shiva Fairuz 1102016207
Sony Septiawan 1102016208
Ny. MP, 37 tahun datang ke IGD dengan perut kembung sejak 5 hari SMRS dengan
disertai nyeri perut yang hilang timbul dan juga BAB berlendir bercampur darah. Saat
ini pasien mengaku sudah 3 hari SMRS tidak bisa BAB, namun masih bisa kentut.
Pasien juga mengalami muntah berwarna kuning sejak 2 hari yang lalu sebanyak 3 kali
dalam sehari. Pasien muntah setiap kali makan, sehingga pasien mengalami
penurunan nafsu makan dan pasien juga mengalami demam sejak 1 hari SMRS.
Pasien belum mengkonsumsi obat untuk mengurangi keluhan yang dirasakan.
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum: Tampak sakit sedang
Tanda-Tanda Vital
- BB: 55kg
- TD: 120/80 mmHg - TB: 165 cm
- Nadi: 90 x/ menit - IMT: 20,2 kg/m2 (normoweight)
- Pernapasan: 18x/ menit
- Suhu: 38℃ Aksila
- VAS: 7
Pemeriksaan
Fisik
Status Generalisata
1. Kepala
- Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), RCL (+/+), RCTL (+/+)
- Telinga: otore (-/-)
- Hidung: rinore (-/-)
- Tenggorokan: hiperemis (-/-), T1/T1
2. Leher: Pembesaran KGB (-/-)
3. Toraks:
- Inspeksi: simetris, tidak tampak retraksi, iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi: fremitus taktil simetris, iktus kordis tidak teraba
- Perkusi: sonor kedua lapang paru, batas paru dan hepar pada ICS V
- Auskultasi: - Cor: BJ I/II reguler, murmur (-/-), gallop (-/-)
- Pulmo: suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
4. Abdomen: dapat dilihat di status lokalis
5. Ekstremitas: akral hangat, edema (-/-), CRT < 2 detik
6. Rectal toucher: ampula kolaps, feses (-), lendir (-), darah (-)
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis
Abdomen:
6. Bleeding Time 2 detik 1 - 3 detik 4. Kalsium bebas 4,7 mg/dL 4.65–5.28 mg/dL
(Masa Perdarahan)
7. Gula Darah Sewaktu 94 mg/dL <200 mg / dL 5. Magnesium 1,9 mg/dL 1,8-2,2 mg/dL
Pemeriksaan Penunjang
Gastroenteritis
Tatalaksana
Ileus obstruktif adalah suatu keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak
dapat disalurkan ke distal karena adanya sumbatan atau hambatan mekanik
yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus
yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang
menyebabkan nekrosis segmen usus tersebut.
Sjamsuhidajat de jong, Karnadihaja W, dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Bedah Ed 3. Jakarta; ECG
Rilianti, Dwitya dan Rasmi Zakiah O. Radiografi Abdomen 3 Posisi pada Kasus Neonatus dengan Meteorismus. J Medula Unila. 2017; 7 (2): 42-47 p.
Epidemiolo Etiologi
● gi80% obstruksi usus terjadi di usus
Sebesar Obstruksi usus yang sering terjadi di Usus
halus. Halus :
● Angka kematian pasien dengan obstruksi
usus halus keseluruhan adalah <3%. 1. Adhesi
● Obstruksi usus besar 4-5 kali lebih jarang 2. Hernia inkarserata
dari obstruksi usus halus, namun
3. Askariasis
diperkirakan 2-4% kasus memerlukan
4. Invaginasi
tindakan bedah.
5. Volvulus
● Obstruksi usus halus paling banyak
6. Tumor
disebabkan oleh adhesi/perlengketan (55-
75%), sedangkan obstruksi usus besar
sering kali di picu oleh kanker (60%).
Catena, F., Belinda, D.S., Federico, C., Salomone, D.S., Massimo, S. dan Luca, A. 2019. ‘Bowel Obstruction: A Narative Review for All Physician’, World of Journal Emergency Surgery. 14(20):1-2
Long, B., Robertson, J. and Koyfman, A., 2018. Emergency Medicine Evaluation and Management of Small Bowel Obstruction: Evidence-Based Recommendations. The Journal of Emergency Medicine, 56(2), pp.166-176.
Ramanthan, S., Vijayanadh, O., Ravi, V. dan Arpit, N. 2017. ‘Large Bowel Obstruction in The Emergency Departement: Imaging Spectrum of Common and Uncommon Causes’, Journal of Clinical Imaging Science. 7: 1-2
Sjamjuhidayat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC.p. 623-631
Klasifikasi
Berdasarkan letaknya:
Adhesi adalah penyebab paling umum dari obstruksi usus halus di AS, terhitung 50%
sampai 70% dari semua kasus.
Harvard Health Publiching of Harvard Medical School, Harvard University, 2020. available online at:
https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/bowel-obstruction-a-to-z
Hernia Inkarserata
1.Terdapat kelemahan struktural pada otot dinding perut.
2.Sebagian usus kecil menonjol melalui area yang melemah, dan muncul sebagai benjolan.
3.Bagian usus yang menonjol ini disebut hernia.
4.Aliran usus dapat terhambat jika hernia terperangkap atau terjepit dengan kuat di titik di mana
ia menembus dinding perut, bahkan suplai darah pun bisa terputus
Hernia adalah penyebab paling umum kedua dari obstruksi usus halus di AS,
terhitung sekitar 25% dari semua kasus.
Askariasis
1.Cacing askaris hidup di usus halus, jumlahnya bisa puluhan hingga ratusan ekor.
2.Obstruksi umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan padat terdiri atas sisa makanan dan
puluhan ekor cacing. Segmen usus yang penuh dengan cacing berisiko tinggi untuk mengalami
volvulus, strangulasi, dan perforasi.
Harvard Health Publiching of Harvard Medical School, Harvard University, 2020. available online at:
https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/bowel-obstruction-a-to-z
Tumor
1.Tumor / kanker dapat menyebabkan obstruksi usus halus dengan menekan
bagian luar usus dan mencubitnya hingga tertutup.
2.Atau dengan tumbuh di dalam dinding usus dan perlahan-lahan
menghalangi jalan.
Kebanyakan kasus tumor tidak dimulai di usus itu sendiri, tapi karena metastasis dari tumor di organ lain.
Invaginasi / Intususepsi
1.Intususepsi ileosekal yang masuk naik ke kolon ascendens.
2.Dapat menyebabkan nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk dengan
komplikasi perforasi dan peritonitis.
Volvulus
Puntiran abnormal dari segmen usus. Gerakan memutar ini biasanya menghasilkan lingkaran
usus yang tertutup dengan dasar yang terjepit, yang menyebabkan obstruksi usus.
●Harvard Health Publiching of Harvard Medical School, Harvard University, 2020. available online
at: https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/bowel-obstruction-a-to-z
●Indrayani, Margaretha Novi. 2013. Ileus Obstruction, Diagnosis, and Management. Vol 2 No 4: e-
jurnal medika udayana. Diunduh di URL: http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/5113.
Manifestasi
Klinis
Pada anak dapat berupa: Pada dewasa dapat berupa:
- Nyeri abdomen kolik - Mual
- Currant jelly stool
- Letargi
- Distensi abdomen
- Rewel - Muntah
- Kembung
- Timbul benjolan pada perut
- Konstipasi
- Lemas
Diagnos
is
ANAMNESIS
➢ Pasien datang dengan keluhan: mual, muntah, nyeri perut kolik dan konstipasi
➢ Kasus ileus obstruksi letak tinggi: emesis mengandung makanan yang tidak tercerna, nyeri
perut disebut dengan rasa tidak nyaman pada perut bagian atas,
➢ Ileus obstruksi letak rendah: nyeri perut yang menyebar. Perlu ditanyakan apakah pasien
memiliki riwayat keganasan? Atau pasca operasi? → Untuk memastikan kecurigaan terhadap
keganasan.
Doherty, Gerard M. 2015. Current Diagnosis & Treatment Surgery. Ed 14. Mc Graw Hill Education
PEMERIKSAAN FISIK (Regio Abdomen)
● Inspeksi : apakah perut pasien terlihat cembung atau kembung? Apakah terdapat bekas
operasi? Apakah ada hernia (benjolan pada regio inguinal, femoral atau skrotum), intususepsi
(massa di abdomen berbentuk sosis), hiperperistaltik saat serangan kolik. Pada perut yang
distensi dapat ditemukan darm contour (gambaran kontur usus) atau darm steifung (gambaran
gerakan usus).
● Palpasi : massa? distensi abdomen?
● Auskultasi : terdengar gemerincing logam bernada tinggi (metallic sound)
● Perkusi : hipertimpani (tanda adanya obstruksi)
● Colok dubur : menilai keadaan perianal, perineum, tonus sphincter, refleks bulbocavernosus
(BCR), mukosa dan ampula rekti.
Sjamsuhidajat de jong, Karnadihaja W, dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Bedah Ed 3. Jakarta; ECG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan penurunan volume dan dehidrasi
intravaskular. Peningkatan hematokrit merupakan indikasi hemokonsentrasi. Leukositosis sering
kali disebabkan oleh dehidrasi dan respon stress akut daripada infeksi. Pada pemeriksaan kimia
darah didapatkan peningkatan kreatinin serum dan asidosis metabolik.
● Radiologi
● Foto polos abdomen dengan posisi pasien supinasi untuk memastikan diagnosis
tampak air fluid level in step ladder appearance (gambaran dilatasi ileus)
● CT scan abdomen dengan kontras menunjukkan lokasi spesifik dari obstruksi yang
menunjukkan perbedaan antara bagian usus proksimal yang dilatasi dan bagian distal yang
kolaps.
Doherty, Gerad M. 2015. Current Diagnosis & Treatment Surgery. Ed 14. Mc Graw Hill Education
Diagnosis
Banding
1. Pankreatitis akut
2. Gastroenteritis akut
3. Apendisitis akut
● Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim. 2003. Buku Ajar Ilmu Bedah . Edisi 2. Jakarta : EGC. Hal: 623.
● Tenner, Scott MD., Bailie, John., DeWitt, John., Vege, Santhi S. American College of Gastroenterology
Guideline: Management of Acute Pancreatitis.AMJ Gastroenterol 2013;10: 1-16
Tatalaksa
na
1. Dekompresi gastrointestinal dengan selang nasogastrik
Pemasangan NGT : untuk mengurangi muntah, mencegah resiko terjadinya aspirasi pulmonal dan
distensi abdomen
2. Rehidrasi
● Kemudian dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit dengan RL atau NaCL untuk perbaikan
keadaan umum
● Monitoring output urin dan pemeriksaan elektrolit
1. Tindakan Laparatomi
● Setelah keadaan optimum tercapai barulah dilakukan laparatomi
● Pembedahan darurat diindikasikan pada hernia eksterna incarserata dan bila terdapat bukti
klinis dan radiologis adanya strangulasi, gangren, atau perforasi.
Bailey & Love’s. 2008. Short Practice of Surgery 25th Ed. Edward Arnold Publisher.
Towsend CM, David CS. 2016. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basic of Modern Surgical Practice. 20th ed. Philadelphia: Saunders
Kulaylat MN, Doerr RJ. Small bowel obstruction. In: Holzheimer RG, Mannick JA, editors. Surgical Treatment: Evidence-Based and Problem-Orient
Munich: Zuckschwerdt; 2001. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK6873/
Komplik
asi
● Dehidrasi
● Gagal ginjal
● Gangguan elektrolit
● Malnutrisi
● Aspirasi
● Sepsis (disebabkan oleh translokasi bakteri saluran intestinal dari kerusakan jaringan)
● Short-bowel syndrome (hasil dari pembedahan berulang)
● Kelumpuhan dan kematian (pada manajemen yang terlambat )
Vilz, T. O., Stoffels, B., Strassburg, C., Schild, H. H., & Kalff, J. C. (2017). Ileus in Adults. Deutsches Arzteblatt international,
114(29-30), 508–518. https://doi.org/10.3238/arztebl.2017.0508
Ramnarine M. Small-Bowel Obstruction. Medscape. Updated: 2017 https://emedicine.medscape.com/article/774140-overview#a7
Prognos
is
● Diagnosis dan tatalaksana dengan cepat serta tepat akan meningkatkan hasil yang baik atau
mortalitas menurun
● Secara umum, tingkat kekambuhan berdasarkan tindakan operatif lebih rendah dibandingkan
non-operatif
● Pertimbangkan diagnosis mengarah kepada keganasan pada usia lanjut, segera lakukan operasi
pembedahan
● Brill A, Lopez RA. Intussusception In Adults. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545264/
● Smith DA, Kashyap S, Nehring SM. Bowel Obstruction. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441975/
● Hadid T, Elazzamy H, Kafri Z: Bowel Intussusception in Adults: Think Cancer!. Case Rep Gastroenterol 2020;14:27-33. doi: 10.1159/000505511
Daftar
1.
Pustaka
Brill A, Lopez RA. Intussusception In Adults. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545264/
2. Hadid T, Elazzamy H, Kafri Z: Bowel Intussusception in Adults: Think Cancer!. Case Rep Gastroenterol 2020;14:27-33. doi:
10.1159/000505511
3. Smith DA, Kashyap S, Nehring SM. Bowel Obstruction. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441975/
4. Doherty, Gerard M. 2015. Current Diagnosis & Treatment Surgery. Ed 14. Mc Graw Hill Education
5. Sjamsuhidajat de jong, Karnadihaja W, dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Bedah Ed 3. Jakarta; ECG
6. Bailey & Love’s. 2008. Short Practice of Surgery 25th Ed. Edward Arnold Publisher.
7. Towsend CM, David CS. 2016. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basic of Modern Surgical Practice. 20th ed. Philadelphia:
Saunders
8. Kulaylat MN, Doerr RJ. Small bowel obstruction. In: Holzheimer RG, Mannick JA, editors. Surgical Treatment: Evidence-Based and
Problem-Oriented. Munich: Zuckschwerdt; 2001. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK6873/
9. Catena, F., Belinda, D.S., Federico, C., Salomone, D.S., Massimo, S. dan Luca, A. 2019. ‘Bowel Obstruction: A Narative Review for All
Physician’, World of Journal Emergency Surgery. 14(20):1-2
10. Long, B., Robertson, J. and Koyfman, A., 2018. Emergency Medicine Evaluation and Management of Small Bowel Obstruction: Evidence-
Based Recommendations. The Journal of Emergency Medicine, 56(2), pp.166-176.
11. Ramanthan, S., Vijayanadh, O., Ravi, V. dan Arpit, N. 2017. ‘Large Bowel Obstruction in The Emergency Departement: Imaging Spectrum
of Common and Uncommon Causes’, Journal of Clinical Imaging Science. 7: 1-2
12. Rilianti, Dwitya dan Rasmi Zakiah O. Radiografi Abdomen 3 Posisi pada Kasus Neonatus dengan Meteorismus. J Medula Unila. 2017; 7 (2): 42-47 p.
13. Harvard Health Publiching of Harvard Medical School, Harvard University, 2020. available online at:
https://www.health.harvard.edu/ diseases-and-conditions/ bowel-obstruction-a-to-z
14. Indrayani, Margaretha Novi. 2013. Ileus Obstruction, Diagnosis, and Management. Vol 2 No 4: e-jurnal medika udayana. Diunduh di URL:
http://ojs.unud.ac.id/index. php/eum/article/view/5113.