BEDAH
APPENDISITIS
Disusun oleh :
Pembimbing :
dr. Kamal Anas, Sp.B
Keluhan Utama
Nyeri perut kanan bawah
Riwayat Kebiasaan
Pola makan pasien tidak teratur dan suka mengkonsumsi makanan yang pedas, dan
jarang memakan sayuran dan buah. Kebiasaan merokok disangkal, alkohol
disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran (GCS) : Composmentis, 15 (E4M5V6)
Tanda vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 38 0C
STATUS GENERALIS
Ekstremitas
Ekstremitas atas : Akral hangat +/+, edema -/-, RCT < 2 detik
Ekstremitas bawah: Akral hangat +/+, edema -/-, RCT < 2 detik
STATUS LOKALIS
REGIO ABDOMEN
INSPEKSI Bentuk simetris, datar
PALPASI • Massa (-)
• Hepatomegali (-)
• Splenomegali (-)
• Nyeri tekan Mc Burney (+)
• Rovsing Sign (+)
• Blumberg Sign (+)
• Psoas Sign (+)
• Obturator Sign (+)
Kimia Klinik
Kesan : Appendisitis Ak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kriteria Diagnostik Nilai Hasil
Alvarado Score Migration pain to 1 1
Migration
RLQ pain to 1 1
RLQ
Anorexia/acetone in 1 -
Anorexia/acetone
urine in 1 -
urine
Nausea-vomiting 1 1
Nausea-vomiting 1 1
Tenderness in RLQ 2 2
Tenderness in RLQ 2 2
Rebound pain 1 1
Rebound pain 1 1
Temperature 37.3 1 1
1 1
Leucocytosis 2 2
(>10x10 /L)
Leucocytosis 2 2
Nilai 7 menunjukkan (>10x10
Leucocyte/L)shift to 1 -
risiko tinggi appendisitis left (>75%)shift to
Leucocyte 1 -
left
Total(>75%)
Hasil 8
Total Hasil 8
DIAGNOSIS 1. Appendisitis Akut
2. Kista ovarium
BANDING
3. Kehamilan Ektopik
Retrocolic
appendiks berada di belakang kolon ascenden dan Pelvic Descenden
biasanya retroperitoneal. Appendiks menggantung ke arah pelvis minor.
Retrocaecal
Antecaecal
Intraperitonal atau retroperitoneal; appendiks
appendiks berada di depan caecum.
berputar ke atas ke belakang caecum.
Vaskularisasi Appendiks
Persarafan parasimpatis
berasal dari cabang
N.Vagus yang mengikuti
A.Mesenterika superior dan
A. Appendikularis
Persarafan simpatis berasal
dari N. Torakalis X
Nyeri visceral pada
appendicitis bermula di
sekitar umbilikus.
Pendarahan appendiks berasal dari A.
Appendikularis yang merupakan arteri
tanpa kolateral.
Jika arteri ini tersumbat,
misalnya karena trombosis
pada infeksi, appendiks
akan mengalami gangren
DEFINISI
Sedangkan data yang dirilis oleh Kemenkes RI pada tahun 2011 jumlah penderita appendicitis di
Indonesia mencapai 591.819 orang dan meningkat pada tahun 2012 sebesar 596.132 orang.
Kelompok usia yang umumnya mengalami appendicitis yaitu pada usia 10-30 tahun. Dimana
insiden laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan (Hadija, Tunny, dkk, 2016).
SUMBER : Nababan T, dkk. 2019. Pengaruh Teknik Back Massage Terhadap Penurunan Intensistas Nyeri
Pada Pasien Post Operasi Appendisitis Di RSU Royal Prima Medan 2018. Medan: Jurnal Keperawatan
Prioriy
ETIOLOGI
Infeksi bakteri
Sumber : Sjamsuhidajat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta :
EGC
Penyumbatan lumen appendiks appendicitis Arteri terganggu akan terjadi infark
o/ hiperplasia folikel limfoid, supuratif akut dinding appendiks yg diikuti
fekalit, benda asing, striktur dengan gangren. Stadium ini
karena fibrosis disebut dengan appendicitis
peradangan/neoplasma. gangrenosa
PATOFISIOLOGI
pembengkakan appendiks
mengalami hipoksia, bertambah (edema) dan semakin
menghambat aliran limfe, terjadi iskemik karena terjadi trombosis
ulserasi mukosa dan invasi pembuluh darah intramural (dinding
bakteri. appendiks) SUMBER: Sjamsuhidajat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta :
EGC
MANIFESTASI KLINIS
Siswandi Andi. 2015. Gambaran Klinis Pasien Apendisitis Akut Dengan Menggunakan Penilaian Tzanakis Skor Dan
Alvarado Skor di RSUD DR H Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2014. Vol 2(3): 110 – 114.
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi abdomen
Tidak ditemukan gambaran spesifik. Kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi
perforasi
Palpasi Abdomen
• Tampak datar atau sedikit kembung
• Nyeri tekan (+) Mc. Burney
• Nyeri lepas (+) karena rangsangan peritoneum
• Defans muskuler (+) karena rangsangan m. rektus abdominis
• Rovsing sign (+). Rovsing sign adalah nyeri abdomen di kuadran kanan bawah apabila dilakukan
penekanan pada abdomen bagian kiri bawah, hal ini diakibatkan oleh adanya nyeri lepas yang
dijalarkan karena iritasi peritoneal pada sisi yang berlawanan
Psoas sign
Psoas sign terjadi karena adanya rangsangan muskulus psoas oleh peradangan yang
terjadi pada apendiks. Penderita dalam posisi terlentang, tungkai kanan lurus ditahan
pemeriksa, penderita disuruh hiperekstensi. Psoas sign (+) bila terasa nyeri abdomen
kanan bawah.
Obturator sign
Obturator sign adalah rasa nyeri yang terjadi bila panggul dan lutut difleksikan kemudian
dirotasikan ke arah dalam dan luar secara pasif, hal tersebut menunjukkan peradangan apendiks
terletak pada daerah hipogastrium
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan
USG
Laboratorium
• Leukositosis ringan • Diameter anteroposterior
(10.000 – 20.000/uL) apendiks yang lebih
• Peningkatan jumlah besar dari 7 mm
neutrofil • Penebalan dinding,
• Urinalisis : ketonuria struktur lumen yang
• Tes kehamilan (wanita) : tidak dapat dikompresi
untuk menyingkirkan (lesi target)
KET • Atau adanya apendikolit
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dapat dilihat berdasarkan usia :
Perempuan usia
Bayi Anak Dewasa subur
• Stenosis • Intususepsi, • Pielonefritis • Pelvic
• Pilorus divertikulitis • Kolitis Inflammatory
• Obstruksi usus Meckel divertikulitis Disease (PID)
• Gastroenteritis • Pankreatitis • Abses tubo-
akut ovarium
• Limfadenitis • Ruptur kista
mesentrik ovarium atau
• IBD torsio ovarium,
• Kehamilan
ektopik.
TATALAKSANA