Anda di halaman 1dari 39

PRESENTASI KASUS DAN REFERAT

BEDAH
APPENDISITIS

Disusun oleh :

Olivia Tanjung 1102014204


Oman Santoso
Noval Fajrian
Rafid 1102016175

Pembimbing :
dr. Kamal Anas, Sp.B

PEMBELAJARAN JARAK JAUH


KEPANITERAAN KLINIK BEDAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 2021
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama   : Ny. F
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 30 tahun
Alamat : Bintaro, Tangerang selatan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Status perkawinan : menikah
Tanggal masuk   : 05 Maret 2021
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis

 Keluhan Utama
Nyeri perut kanan bawah

 Riwayat Penyakit Sekarang


Ny F datang ke IGD RS YARSI dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 3 hari SMRS. Nyeri yang dirasakan seperti tertusuk tusuk dan terus
menerus. Pada awalnya nyeri dirasakan mulai dari ulu hati kemudian berpindah ke perut kanan bawah. Nyeri dirasakan memberat saat perut ditekan dan
pasien bergerak, sehingga pasien harus membungkukkan badan untuk mengurangi rasa sakitnya. Pasien merasakan nyeri dengan skala 8/10.
Pasien mengalami demam sejak satu hari Sebelum Masuk Rumah Sakit, demam dirasakan terus-menerus sepanjang hari. Selain itu pasien juga merasa
nafsu makan yang menurun, mual tetapi tidak muntah, berat badan menurun, BAB & BAK normal. Riwayat  siklus menstruasi pasien teratur dengan
lama haid 6-7 hari. Pola makan pasien tidak teratur dan suka mengkonsumsi makanan yang pedas, dan jarang memakan sayuran dan buah buahan.
Riwayat
trauma juga di sangkal.
ANAMNESIS
 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
Riwayat asma : disangkal, riwayat hipertensi : disangkal, riwayat DM : disangkal, riwayat penyakit
jantung : disangkal, riwayat alergi obat : disangkal

 Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa dengan pasien.

 Riwayat Kebiasaan
Pola makan pasien tidak teratur dan suka mengkonsumsi makanan yang pedas, dan
jarang memakan sayuran dan buah. Kebiasaan merokok disangkal, alkohol
disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran (GCS) : Composmentis, 15 (E4M5V6)
Tanda vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 38 0C
STATUS GENERALIS

 Kepala : Normocephal, krepitasi (-), deformitas (-)


 Leher : Tidak ada pembesaran KGB
 Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor 3mm/3mm
 Hidung : Normotia, deviasi septum (-), sekret -/-, darah -/-
 Telinga : Normotia, serumen -/-
 Mulut : Caries (-), lidah kotor (-), tonsil T1-T1, faring tidak hiperemis
 Thoraks
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normochest. Pergerakan dinding dada simetris, skar (-)
Palpasi : Vokal fremitus paru kanan dan kiri simetris, nyeri tekan-/-
Perkusi : Sonor dikedua  lapang paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung : BJ I - II Regular, Murmur (-), Gallop (-)

 Abdomen : Stasus Lokalis

 Ekstremitas
Ekstremitas atas : Akral hangat +/+, edema -/-, RCT < 2 detik
Ekstremitas bawah: Akral hangat +/+, edema -/-, RCT < 2 detik
STATUS LOKALIS
REGIO ABDOMEN
INSPEKSI Bentuk simetris, datar
PALPASI • Massa (-)
• Hepatomegali (-)
• Splenomegali (-)
• Nyeri tekan Mc Burney (+)
• Rovsing Sign (+)
• Blumberg Sign (+)
• Psoas Sign (+)
• Obturator Sign (+)

PERKUSI • Nyeri ketok kanan bawah


• Bunyi timpani
AUSKULTASI Bising usus (+) 15x/menit
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 15,0 g/dL 13-18 g/dL
Hematokrit 45% 40-52 %
Eritrosit 5,18 juta/ uL 4,4 – 5,9 juta/uL
MCV/VER 85 fl 80 – 100 fl
MCH/HER 29 pg 26-34 pg
MCHC/KHER 33 g/dL 32-36 g/dL
Leukosit 15.000 / uL 5.000-10.000/uL
Trombosit 350 ribu/uL 150.000 – 400.000/uL
CRP 1 mg/dL < 0,5mg/dL
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap Hasil Nilai Normal
Hitung Jenis
1% 0-2%
• Basofil
1% 0-6%
• Eosinofil
80% 40-70%
• Neutrofil
45% 20-50%
• Limfosit
6% 4-8%
• Monosit
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kimia Klinik

• Ureum 15mg/dL 15 – 40mg/dL


• Kreatinin 0,55 mg/dL 0,51-0,95 mg/dL
Elektrolit

• Natrium 137 mg/dL 136-146 mg/dL


• Kalium 3,7 mEq/L 3,5 – 5,0 mEq/L
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Urinalisa Hasil Nilai Normal


Makroskopis
Kuning kuning
• Warna
Jernih jernih
• Kekeruhan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisa Hasil Nilai Normal
Kimia Urin
6.0 5.0-9.0
• pH
1.010 1.001 – 1.035
• Berat Jenis
Negatif Negatif
• Glukosa Urin
Negatif Negatif
• Protein Urin
0,5 <1,0
• Urobilinogen
negatif Negatif
• Bilirubin
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Urinalisa Hasil Nilai Normal


Sedimen
0/LPB 0-2/LPB
• Eritosit
0/LPB 0-2/LPB
• Leukosit
Negatif Negatif
• Sel Epitel
Negatif Negatif
• Silinder
Negatif Negatif
• Bakteri
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG Abdomen
Longitudinal (a) dan transversal (b)
Ureter
• Tidak nampak ada batu pada ureter
Ovarium
• Tidak nampak adanya kista
Apendiks
• Penebalan dinding apendiks
• Target sign, diameter >6mm dan free fluid mengelilingi
appendiks
• Non compressible
• Tidak peristaltik

Kesan : Appendisitis Ak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kriteria Diagnostik Nilai Hasil
Alvarado Score Migration pain to 1 1
Migration
RLQ pain to 1 1
RLQ
Anorexia/acetone in 1 -
Anorexia/acetone
urine in 1 -
urine
Nausea-vomiting 1 1
Nausea-vomiting 1 1
Tenderness in RLQ 2 2
Tenderness in RLQ 2 2
Rebound pain 1 1
Rebound pain 1 1
Temperature 37.3 1 1
1 1
Leucocytosis 2 2
(>10x10 /L)
Leucocytosis 2 2
 
Nilai 7 menunjukkan (>10x10
Leucocyte/L)shift to 1 -
risiko tinggi appendisitis left (>75%)shift to
Leucocyte 1 -
left
Total(>75%)
Hasil 8
Total Hasil 8
DIAGNOSIS 1. Appendisitis Akut
2. Kista ovarium

BANDING
3. Kehamilan Ektopik

DIAGNOSIS Appendisitis Akut


RENCANA TERAPI
PRE-OPERATIF
 IV Paracetamol 3x500 mg
 Konsultasi ke dokter spesialis bedah
 
OPERATIF
 Apendectomy
PROGNOSIS

ad vitam : Dubia ad bonam


ad functionam : Dubia ad bonam
ad sanationam :Dubia ad bonam
RESUME
Ny F datang ke IGD RS YARSI dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 3 hari
SMRS. Nyeri yang dirasakan seperti tertusuk tusuk dan terus menerus. Awalnya nyeri
dirasakan mulai dari ulu hati kemudian berpindah ke perut kanan bawah. Nyeri
dirasakan memberat saat perut ditekan. Pasien merasakan nyeri dengan skala 8/10.
Pasien mengalami demam sejak satu hari Sebelum Masuk Rumah Sakit, demam
dirasakan terus-menerus. Pasien juga merasa nafsu makan yang menurun, mual tetapi
tidak muntah, berat badan menurun, BAB & BAK normal. Riwayat menstruasi normal.
Pola makan pasien tidak teratur dan suka mengkonsumsi makanan yang pedas, dan
jarang memakan sayuran dan buah.
Pada pemeriksaan fisik tampak sakit ringan, tekanan darah 120/80 mmhg, suhu 380C.
Pada pemeriksaan abdomen nyeri tekan McBurney (+), Rovsing sign (+), Blumberg
sign (+), Psoas sign (+), Obturator sign (+).
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI APPENDIKS
Appendiks: organ limfoid membentuk
immunoglobulin, berbentuk tabung,
panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran 3-
15 cm), diameter 0,5-1 cm, dan
berpangkal di caecum.
Lumennya sempit di bagian proksimal dan
melebar di bagian distal.
Appendiks terletak di kuadran kanan bawah
abdomen, di ileocaecum, pertemuan ketiga taenia
coli (taenia libera, taenia colica, dan taenia
omentum)
Struktur appendiks mirip dengan usus
mempunyai 4 lapisan: mukosa, submukosa,
muskularis eksterna/propria (otot
longitudinal dan sirkuler) dan serosa
Jenis Posisi Appendiks
Promontorik Paracaecal
ujung appendiks menunjuk ke arah appendiks terletak horizontal di belakang
promontorium sacri. caecum.

Retrocolic
appendiks berada di belakang kolon ascenden dan Pelvic Descenden
biasanya retroperitoneal. Appendiks menggantung ke arah pelvis minor.

Retrocaecal
Antecaecal
Intraperitonal atau retroperitoneal; appendiks
appendiks berada di depan caecum.
berputar ke atas ke belakang caecum.
Vaskularisasi Appendiks
Persarafan parasimpatis
berasal dari cabang
N.Vagus yang mengikuti
A.Mesenterika superior dan
A. Appendikularis
Persarafan simpatis berasal
dari N. Torakalis X
Nyeri visceral pada
appendicitis bermula di
sekitar umbilikus.
Pendarahan appendiks berasal dari A.
Appendikularis yang merupakan arteri
tanpa kolateral.
Jika arteri ini tersumbat,
misalnya karena trombosis
pada infeksi, appendiks
akan mengalami gangren
DEFINISI

Apendisitis Akut adalah inflamasi pada


dari vermiform appendiks dan ini merupakan kasus
operasi intraabdominal tersering  yang memerlukan
tindakan bedah.

Sumber: Williams B A, Schizas A M P, Management of Complex


Appendicitis. Elsevier. 2010. Surgery 28:11. p544048
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian appendicitis cukup tinggi didunia. Berdasarkan WHO (2010) yang dikutip oleh
Naulibasa (2011), angka mortalitas akibat appendicitis adalah 21.000 jiwa, dimana populasi
laki-laki lebih banyak dibandingkan populasi perempuan. Terdapat 70.000 kasus appendisitis di
Amerika Serikat tiap tahunnya (Sulung & Rani, 2017).

Sedangkan data yang dirilis oleh Kemenkes RI pada tahun 2011 jumlah penderita appendicitis di
Indonesia mencapai 591.819 orang dan meningkat pada tahun 2012 sebesar 596.132 orang.
Kelompok usia yang umumnya mengalami appendicitis yaitu pada usia 10-30 tahun. Dimana
insiden laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan (Hadija, Tunny, dkk, 2016).

SUMBER : Nababan T, dkk. 2019. Pengaruh Teknik Back Massage Terhadap Penurunan Intensistas Nyeri
Pada Pasien Post Operasi Appendisitis Di RSU Royal Prima Medan 2018. Medan: Jurnal Keperawatan
Prioriy
ETIOLOGI
Infeksi bakteri

Faktor pencetusnya adalah :


Hiperplasia Jaringan
Limfoid
Fekalit
Tumor Apendiks
Cacing Askaris
E. Histolitica
Kebiasaan makan - makanan rendah serat dan
menyebabkan konstipasi

Sumber : Sjamsuhidajat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta :
EGC
Penyumbatan lumen appendiks appendicitis Arteri terganggu akan terjadi infark
o/ hiperplasia folikel limfoid, supuratif akut dinding appendiks yg diikuti
fekalit, benda asing, striktur dengan gangren. Stadium ini
karena fibrosis disebut dengan appendicitis
peradangan/neoplasma. gangrenosa

Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan


terus meningkat. menyebabkan obstruksi Bila dinding yang telah
Obstruksi menyebabkan vena, edema bertambah, dan bakteri akan rapuh itu pecah, terjadi
peningkatan sekresi normal menembus dinding. Peradangan meluas appendicitis perforasi
dari mukosa appendiks dan mengenai peritoneum sehingga
yang distensi menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah

Mukus makin banyak, Bila proses di atas berjalan


elastisitas dinding appendiks lambat, omentum dan usus yang
terbatas menyebabkan Appendicitis akut fokal berdekatan akan bergerak ke
peningkatan tekanan yang ditandai oleh nyeri arah appendiks hingga timbul
intralumen epigastrium suatu massa lokal yang disebut
infiltrate appendicularis.

Tekanan yang meningkat


menyebabkan appendiks Infeksi menyebabkan

PATOFISIOLOGI
pembengkakan appendiks
mengalami hipoksia, bertambah (edema) dan semakin
menghambat aliran limfe, terjadi iskemik karena terjadi trombosis
ulserasi mukosa dan invasi pembuluh darah intramural (dinding
bakteri. appendiks) SUMBER: Sjamsuhidajat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta :
EGC
MANIFESTASI KLINIS

• Nyeri tekan kuadran kanan bawah


• Nyeri berpindah
• Anoreksia
• Mual atau muntah
• Nafsu makan menurun
• Demam Ringan 37,5°-38°
(Siswandi Andi, 2015)

Siswandi Andi. 2015. Gambaran Klinis Pasien Apendisitis Akut Dengan Menggunakan Penilaian Tzanakis Skor Dan
Alvarado Skor di RSUD DR H Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2014. Vol 2(3): 110 – 114.
PEMERIKSAAN FISIK
 Inspeksi abdomen
Tidak ditemukan gambaran spesifik. Kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi
perforasi
 Palpasi Abdomen
• Tampak datar atau sedikit kembung
• Nyeri tekan (+) Mc. Burney
• Nyeri lepas (+) karena rangsangan peritoneum
• Defans muskuler (+) karena rangsangan m. rektus abdominis
• Rovsing sign (+). Rovsing sign adalah nyeri abdomen di kuadran kanan bawah apabila dilakukan
penekanan pada abdomen bagian kiri bawah, hal ini diakibatkan oleh adanya nyeri lepas yang
dijalarkan karena iritasi peritoneal pada sisi yang berlawanan
 Psoas sign
Psoas sign terjadi karena adanya rangsangan muskulus psoas oleh peradangan yang
terjadi pada apendiks. Penderita dalam posisi terlentang, tungkai kanan lurus ditahan
pemeriksa, penderita disuruh hiperekstensi. Psoas sign (+) bila terasa nyeri abdomen
kanan bawah.

 Obturator sign
Obturator sign adalah rasa nyeri yang terjadi bila panggul dan lutut difleksikan kemudian
dirotasikan ke arah dalam dan luar secara pasif, hal tersebut menunjukkan peradangan apendiks
terletak pada daerah hipogastrium
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan
USG
Laboratorium
• Leukositosis ringan • Diameter anteroposterior
(10.000 – 20.000/uL) apendiks yang lebih
• Peningkatan jumlah besar dari 7 mm
neutrofil • Penebalan dinding,
• Urinalisis : ketonuria struktur lumen yang
• Tes kehamilan (wanita) : tidak dapat dikompresi
untuk menyingkirkan (lesi target)
KET • Atau adanya apendikolit
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dapat dilihat berdasarkan usia :

Perempuan usia
Bayi Anak Dewasa subur
• Stenosis • Intususepsi, • Pielonefritis • Pelvic
• Pilorus divertikulitis • Kolitis Inflammatory
• Obstruksi usus Meckel divertikulitis Disease (PID)
• Gastroenteritis • Pankreatitis • Abses tubo-
akut ovarium
• Limfadenitis • Ruptur kista
mesentrik ovarium atau
• IBD torsio ovarium,
• Kehamilan
ektopik.
TATALAKSANA

Gambar dari Acute Appendicitis:


Efficient Diagnosis and Management
oleh Snyder MJ, 2018 (American
Academy of Family Physicians)
Laparatomi Laparaskopi
Pasca-operatif
◦ Perlu dilakukan observasi tanda vital untuk
mengantisipasi adanya perdarahan dalam, syok,
hipertermia, atau gangguan pernapasan. Pasien
dibaringkan dalam posisi Fowler dan selama 12 jam
dipuasakan terlebih dahulu.
◦ Berikan antibiotik oral dan analgesik.
KOMPLIKASI
◦ Perforasi usus
◦ Peritonitis umum
◦ Abses apendiks
◦ Tromboflebitis supuratif sistem porta
◦ Abses subfrenikus
◦ Sepsis
◦ Obstruksi usus.
PROGNOSIS
Tingkat mortalitas dan morbiditas sangat kecil dengan
diagnosis yang akurat serta pembedahan.
◦ Tingkat mortalitas keseluruhan : 0,2 – 0,8% dan
disebabkan oleh komplikasi.
◦ Pada anak : 0,1-1%
◦ Pada pasien diatas usia >70 tahun angka mortalitas
meningkat >20%
DAFTAR PUSTAKA
Fugazzola P et al. 2020. The SIFIPAC/WSES/SICG/SIMEU guidelinesfor diagnosis and treatment of
acuteappendicitis in the elderly. World Journal of Emergency Surgery. 15:19 Pp 1-15.
Nababan T, dkk. 2019. Pengaruh Teknik Back Massage Terhadap Penurunan Intensistas Nyeri Pada Pasien
Post Operasi Appendisitis Di RSU Royal Prima Medan 2018. Medan: Jurnal Keperawatan Prioriy
Siswandi Andi. 2015. Gambaran Klinis Pasien Apendisitis Akut Dengan Menggunakan Penilaian Tzanakis
Skor Dan Alvarado Skor di RSUD DR H Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2014. Vol 2(3): 110 – 114.
Sjamsuhidajat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta : EGC
Snyder MJ et al. 2018. Acute Appendicitis: Efficient Diagnosis and Management. American Family
Physician. Vol 98. No 1. Pp 25-33A
Wibisono, Alita. Jeo, Wifanto Saditya. 2014. “Apendisitis”. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV Jilid I (hlm.
213-216). Jakarta : Media Aesculapius.
Williams B A, Schizas A M P, Management of Complex Appendicitis. Elsevier. 2010. Surgery 28:11.
p544048

Anda mungkin juga menyukai