Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS/ CASE REPORT

PNEUMOCYSTIS JIROVECII
PNEUMONIA/PNEUMOCYSTIS
CARINII PNEUMONIA (PCP)
PADA PASIEN HIV (B20)

dr. Putri Dwi Apriyanti

DPJP
dr. Ascer, Sp.PD
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. BA
Umur : 29 tahun
No. RM : 030166
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : -
Tgl MRS : 16/9/2021
Tgl pemeriksaan : 18 September 2021
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Lemah sisi tubuh kiri
Anamnesis Terpimpin :
Pasien pria usia 29 tahun MRS dengan keluhan lemah sisi
tubuh kiri yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu sebelum
masuk rumah sakit (SMRS). keluhan ini dirasakan tiba-
tiba, keluhan lain yang dirasakan adanya keringat malam,
dan penurunan berat badan. terdapat demam sejak satu
minggu SMRS yang bersifat hilang timbul. Sakit kepala
(+), batuk tidak berlendir (+), sesak napas (-), mual (+),
muntah (+), penurunan nafsu makan (+), BAB tidak
lancar, dan BAK seperti biasa, keluhan lain disangkal.
 Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengaku pernah mengalami keluhan BAB encer selama 3 minggu. Riwayat HT
(-), DM (-), Penyakit Kuning (-), Gangguan Jantung (-), Gangguan Ginjal (-), Riwayat
Operasi sebelumnya (-), Riwayat trauma atau operasi dibagian abdomen sebelumnya (-).

 Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang serupa.

 Riwayat pengobatan
 Pengobatan dari PKM Tataba dengan terapi :
 Inj. Cefotaxime 1 gr/24 jam IV
 Paracetamole 3 x 500 mg tab PO
 Ambroxol 2 x 30 mg tab PO
 Vit C 1 x 50 mg tab PO
 Status generalisata : Lemah , compos mentis, GCS : E4M6V5
 Tanda vital :
 Tekanan darah : 108/72 mmHg
 Nadi : 94 kali/menit
 Pernafasan : 20 kali/menit
 Suhu aksilla : 38,2 oC (Suhu Axilla)
 Kepala : Bentuk : Normochepal
 Konjungtiva : Anemis (+/-)
 Sclera : Ikterik (-/-)
 Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
 Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Pemeriksaan Thorax :
Paru paru :
 Inspeksi : Tampak Simetris Bilateral (+/+)

 Palpasi : Vocal fremitus dextra=sinitra meningkat,


nyeri tekan (-)
 Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru (+/+)

 Auskultasi : Broncovesikuler (+/+), rhonki basah


halus (+/-), whezzing (-/-)
Jantung :
 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

 Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea

midclavivula sinistra
 Perkusi : batas kanan jantung pada ICS III linea

parasternal dextra, batas kiri pada ICS V linea


midklavikularis sinistra
 Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 murni regular,

gallop (-), murmur (-)


Pemeriksaan Abdomen :

Inspeksi : Tampak permukaan datar (+), Distensi


Abdomen (-)
Auskultasi : Peristaltik ( ), Bising usus kesan menurun
Perkusi : Nyeri ketok pada permukaan abdomen (-),
Tymphani (+)
Palpasi : Nyeri pada permukaan perut (-), Massa (-),
hepar tak teraba, lien tak teraba, Defans muscular (-)
seluruh kuadran.
Genitalia : Genitalia dalam batas normal
Inguinal : Teraba denyut arteri femoralis (+)
 Ekstremitas
Superior Inferior
Edema (-/-) Edema (-/-)
Sianosis (-/-) Sianosis (-/-)
CRT < 2 detik CRT < 2 detik
RF (+/+) RF (+/+)
RP (-/-) RP (-/-)
Tonus otot (N/N) Tonus otot (N/N)
Hipotrofi Hipotrofi
Kekuatan otot (4/2) Kekuatan otot (4/2)
Pemeriksaan DL tgl 16/9/2021

1. WBC 9,4 x 103

2. RBC 4,51 106

3. HGB 13,3 gr/dl

4. HCT 42,0 %

5. PLT 189 x 103


1. GDS 125 mg/dl

2. Kreatinin 0,8 mg/dl

3. Sipilis Non Reaktif

4. HIV Reaktif
 Pemeriksaan Foto Thorax tanggal 17/9/2021
Hasil :
- Bercak retikuler pada kedua lapangan paru
- Cor tidak membesar
- Sinus dan diafragma baik
- Tulang-tulang intak
 Kesimpulan : Bercak retikuler Sugg. PCP
Resume
 Laki-laki usia 29 tahun masuk rumah sakit dengan
keluhan Lemah sisi tubuh kiri yang dirasakan sejak
3 hari yang lalu. keluhan lain yang dirasakan
adanya demam (+) yang bersifat hilang timbul,
Sakit kepala (+), batuk tidak produktif (+), mual
(+), muntah (+), Anorexia (+), Letargi (+), BAB (-)
sejak 5 hari yang lalu, BAK lancar. Riwayat
menderita penyakit Diare selama 3 minggu.
 Pemeriksaan Fisik :
 KU : Lemah
 Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6
 Tanda vital : TD : 108/72 mmHg, N : 94 x/menit,
RR : 20 x/menit, S: 38,2 oC (Suhu Axilla)
 Pada pemeriksaan fisik :
 Conjunctiva anemis (+/-)
 Palpasi didapatkan Vocal fremitus dextra dan sinistra yang
meningkat
 Auskultasi regio thorax didapatkan suara Bronchovesiculer
(+/+), Rhonci basah halus (+/-)
 Auskultasi regio abdomen didapatkan bising usus yang
menurun

Pemeriksaan Extremitas :

Hipotrofi Hipotrofi
Kekuatan otot (4/2) Kekuatan otot (4/2)
 Pada pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan imunoserologi
HIV pada tanggal 16 September 2021 didapatkan Reaktif HIV.
Foto thorax tanggal 16 September 2021 ditemukan Tampak
Bercak retikuler pada kedua lapangan paru dengan Kesimpulan
: Sugestif PCP.
DIAGNOSIS KERJA

 B20 + Hemiparesis sinistra e.c Susp.


Toxoplasmosis cerebri + Susp. PCP
PENATALAKSANAAN

Medikamentosa :
 IVFD RL : D5 : Aminofusin (1 : 1 : 1) 20 tpm

 Inj. Ceftriaxone 2 gr / 24 jam IV

 Cotrimoxazole 1 x 960 mg Tab PO

 Paracetamole 3 x 500 mg Tab PO

 Ondancentron 3 x 8 mg Tab PO

 Nystatin drop 3 x 2 tetes

 Edukasi Diet Bubur Saring


PROGNOSIS

 Dubia et Malam
FOLLOW UP
S O A P
20/9/2021 1. IVFD Rl : D5 :
Aminofusin
KU : Lemah B20 + Hemiparesis (1 : 1 : 1) 20 tpm
Cephalgia (+), TD : 110/73 mmHg sinistra e.c Susp. 2. Inj. Ceftriaxone 2
Batuk kering (+), N : 74x/m Toxoplasmosis gr/24 jam IV
Lemas (+), BAB (-) R : 22 x/m cerebri + Susp. PCP 3. Cotrimoxazole 1
selama 5 hari. S : 36,8`C x 960 mg tab PO
Kepala : An (+/-), 4. Nystatin drop 3 x
Ikt (-/-) 2 tetes
Thorax : Rh (+/-), 5. Paracetamole 3 x
Wh (-/-) 500 mg tab PO
Abdomen : 6. Clindamycin 300
Peristaltik Kesan mg 4 x 2 cap PO
menurun 7. Edukasi diet
Extremitas : Kiri TKTP dan bubur
sulit digerakkan saring
PEMBAHASAN
Infeksi PCP

Pasien Teori Teori HIV/AIDS, PCP, serta


Toxoplasmosis cerebri
1. Keluhan : Lemah sisi tubuh bagian kiri - Pada pasien immunocompromise pada
pasien dengan HIV/AIDS, terjadi defisiensi
2. Pemeriksaan Fisik : imun limfosit T (T Helper). Subset sel T ini
- Pemeriksaan Ekstremitas superior digambarkan secara fenotip oleh ekspresi
- Ukuran otot --> Hipotrofi pada permukaan sel molekul CD4 yang
- Kekuatan otot 4/2 bekerja sebagai reseptor primer terhadap
HIV.
- Pemeriksaan Ekstremitas inferior
- Ukuran otot --> Hipotrofi - Pada pasien HIV terjadi penurunan CD4
- Kekuatan otot 4/2 dibawah level kritis (<200/ul) sehingga
pasien menjadi sangat rentan terhadap
infeksi oportunistik.
HIV AIDS/B20

Infeksi Oportunistik

Toxoplasmosis cerebri

Gangguan sistem saraf


pusat

Manifestasi klinik
Pasien Teori HIV/AIDS, PCP, serta
Toxoplasmosis cerebri

1. Keluhan penyerta : Demam yang - Akibat terjadi defisiensi imun limfosit T (T


bersifat hilang timbul Helper), sehingga sangat rentan untuk
terjadi infeksi oportunistik

- Toxoplasmosis dan PCP yang


menimbulkan suatu respon inflamasi
sehingga terjadi aktivasi dari sel PMN
Neutrofil dan Makrofag yang merangsang
pirogen di Hipothalamus terjadi pelepasan
dari prostaglandin dan memicu kerja
thermostat dari hipothalamus yang
menyebabkan hipertermi.
Pasien Teori HIV/AIDS, PCP, serta
Toxoplasmosis cerebri

1. Keluhan penyerta : Cephalgia (+) - Toxoplasmosis cerebri menyebabkan lesi


unifokal, jarang lesi yang difus. Gejala
klinis tergantung pada lokasi dan jumlah
lesi. Gejala yang paling sering dikeluhkan
meliputi Sakit kepala (49-63%), Demam
(41-68 %), Defisit lokal (22-80%), Kejang
(19 - 29 %), Letargi (12-44%), Kelemahan
saraf kranial (12-19%), dan Gangguan
penglihatan (8-15%).
Pasien Teori HIV/AIDS dan PCP,

1. Keluhan penyerta : Batuk tidak - Adanya infeksi PCP memiliki gambaran


produktif (+) klinis yang bervariasi yaitu keluhan demam,
sesak dan/atau batuk yang tidak produktif.

- Gejala PCP biasanya ringan dan memberat


dalam hitungan hari hingga minggu.
Namun, sekitar 7% pasien dengan PCP tidak
bergejala. Pada pasien ini, baru diketahui
HIV dengan keluhan batuk kering, dan
demam yang tidak tinggi dirasakan sejak 1
minggu SMRS.
Pasien Teori HIV/AIDS dan PCP
1. Keluhan penyerta : Mual dan muntah - Adanya PCP menyebabkan proses invasif
ke Traktus GI sehingga terjadi gangguan
pada isi lambung yang ditandai dengan
adanya peningkatan HCl yang menyebabkan
reaksi mual dan muntah.

- Adanya proses infeksi dan inflamasi


sistemik menyebabkan terjadinya reaksi atau
kompensasi dari tubuh untuk mengeluarkan
infeksi tersebut dengan memicu pusat
muntah di Kemoreseptor Trigger zone di
batang otak sehingga terjadi aktivasi pada
saraf yang memicu peningkatan tekanan
intraabdominal.
Pasien Teori HIV/AIDS dan PCP

1. Keluhan penyerta : Letargi - Adanya PCP menyebabkan terganggunya


proses reabsorbsi cairan dan mengganggu
proses pertukaran nutirent yang
menyebabkan terjadinya dehidrasi serta
intake oral yang berkurang dan
menyebabkan letargi.
Pasien Teori HIV/AIDS dan PCP

1. Keluhan penyerta : Tidak BAB selama 5 - Akibat adanya toksin dari infeksi PCP
hari sehingga terjadi blok saraf pada plexus
myenterikus sehingga Peristaltik usus
menurun sampai hilang akibat kelumpuhan
sementara usus yang menyebabkan
penurunan kontraksi usus dalam
mengeluarkan sisa metabolisme yaitu feses.

- Hal ini juga ditandai dengan adanya


gerakan peristaltik yang menurun.
Penyebab pneumonia pada kasus ini

 Pada kasus ini Pneumocystis Carinii Pneumonia (PCP)


dapat disebabkan oleh infeksi oportunistik HIV, karena
:
 Pada pemeriksaan radiologi yaitu Foto thorax,
ditemukan kesan Tampak Bercak retikuler pada kedua
lapangan paru dengan Kesimpulan : Sugestif PCP.
Tatalaksana pada kasus

Prinsip umum terapi :

 Penggantian cairan dan elektrolit yang hilang yang dilakukan


secara intravena karena peradangan yang menyeluruh
 Pemberian antibiotik yang sesuai
 Dekompresi saluran cerna dengan pemasangan pipa nasogastrik
dan intestinal
 Melakukan intervensi gizi agar asupan adekuat dan optimal
 Pemberian terapi untuk infeksi oportunistik lain serta gejala
yang ditimbulkan.
 Terapi antibiotik harus diberikan sesegera diagnosis yang
mengarah PCP dibuat. Antibiotik berspektrum luas
diberikan secara empiris, dan kemudian Terapi antibiotik
pilihan pasien dengan PCP yaitu trimetroprim
sulfametoksazole (TMX-SMX) selama 21 hari dan respon
terapi umumnya terjadi pada 8 hari pertama seperti yang
diperlihatkan pasien pada kasus ini.

 Untuk menekan angka morbiditas dan mortalitas,


profilaksis terhadap PCP penting dilakukan dengan
pemberian TMX-SMX hingga seumur hidup dengan
melihat nilai CD4.
 Terapi primer dari PCP adalah mengobati penyebab
dasar penyakit yaitu HIV, dapat diberikan dengan
memulai terapi ARV.
Risiko Komplikasi

 Beratnya infeksi dan tingginya angka mortalitas pada


PCP menjadikan pencegahan sangat penting dilakukan
pada kelompok yang berisiko.

 Onset penyakit berjalan dengan cepat pada penderita


dengan imunodefisiensi, bila PCP ditemukan maka
persentase kematian dapat mencapai 100 %.

Anda mungkin juga menyukai