Anda di halaman 1dari 58

REFERAT

TERAPI OKSIGEN
Diajukan guna melengkapi tugas kepaniteraan senior
Departemen Anestesi Dan Intensive Care
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh: Kelompok 3


Pembimbing : dr. Satrio Adi Wicaksono, Sp. An
Anggota Kelompok:
Muhammad Iqbal Fauzi Cindy Calista Chandra
22010119220130 22010119220045
Fatin Camilla Azhary Yovita Emerentia Septantie Laka
22010119220144 22010119220022
Maudina Hati Fatimah Diantoro Klemens Carlos Sernanda Djuang
22010119220142 22010119220021
Muhammad Naufal Widyatmaka Diah Ayu Siti Sarah
22010119220056 22010119220181
Amelia Putri Dhafin Aghnia Putri
22010119220126 22010118220178
Nanda Putri Mardiana Sinaga
22010119210005
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

Sel membutuhkan energi untuk pemeliharaan,


pertumbuhan, pertahanan, dan pembelahan sel yang
didapatkan melalui mekanisme aerobik yang
membutuhkan oksigen dan menghasilkan
karbondioksida.
PENDAHULUAN

• Pada kondisi normal, manusia mampu menghirup udara


atmosfer yang mengandung sebanyak 21% oksigen
• Pemberian oksigen pada pasien-pasien dengan hipoksemia
dapat memperbaiki harapan hidup dan hemodinamik paru
• Terapi oksigen merupakan salah satu tatalaksana dalam
perawatan pasien sesuai dengan indikasinya
ANATOMI SISTEM
PERNAPASAN
Sistem Pernapasan
Saluran napas dibagi menjadi dua :
1. Saluran napas atas:
Cavum nasi
Cavum oris
Sinus paranasal
Faring
Laring

2. Saluran napas bawah:


Trakea
Bronkial tree
FISIOLOGI RESPIRASI
Inspirasi dan Ekspirasi
• Inspirasi (inhalasi) adalah masuknya O2 dari atmosfir & CO2 ke
dlm jalan nafas.
• Otot utama
- Diafragma  n phrenicus ( cervical 3,4,5)
- M. intercostalis externus  n intercostal
• Otot tambahan
- M. sternoclleideus  mengangkat sternum ke atas
- M. scalenus  Mengangkat costa 1,2
• Ekspirasi (exhalasi) adalah keluarnya CO2 dari paru ke atmosfir
melalui jalan nafas.
• Diafragma relaksasi
• Otot-otot abdomen : m rectus abdominis menarik ke arah bawah pada
costa bagian bawah
• M. intercostalis internus menarik kebawah dan kedalam
Tekanan di Dalam Paru
1 Tekanan pleura
• Tekanan cairan antara pleura parietal dan pleura visceral.
• Tekanan pleura normal sekitar -5 cm H2O selama
• Selama inspirasi akan terjadi elevasi otot rangka -> tekanan menjadi lebih negative (-7,5 cm H2O).
agar udara masuk

2 Tekanan alveolus
• Tekanan udara di bagian dalam alveoli paru
• Selama fase akhir ekspirasi dan awal inspirasi tidak ada udara yang mengalir sehingga tekanan
alveoli = tekanan atmosfer

3 Tekanan transpulmonal
• Perbedaan antara tekanan alveoli dan tekanan pada permukaan luar paru, dan ini adalah nilai daya
elastis dalam paru yang cenderung mengempiskan paru pada setiap pernafasan, yang disebut
tekanan daya lenting paru
Pengukuran Volume Paru
• Fungsi paru, yg mencerminkan mekanisme ventilasi disebut
volume paru dan kapasitas paru. Volume paru dibagi
menjadi:
 Volume tidal (TV) yaitu volume udara yang dihirup dan
dihembuskan setiap kali bernafas.
 Volume cadangan inspirasi (IRV) , yaitu volume udara maksimal
yang dapat dihirup setelah inhalasi normal.
 Volume Cadangan Ekspirasi (ERV), volume udara maksimal yang
dapat dihembuskan dengan kuat setelah exhalasi normal.
 Volume residual (RV) volume udara yg tersisa dalam paru-paru
setelah ekhalasi maksimal.
Kapasitas Paru
• Kapasitas vital (VC): volume udara maksimal dari poin
inspirasi maksimal.
• Kapasitas inspirasi (IC): Volume udara maksimal yg dihirup
setelah ekspirasi normal.
• Kapasitas residual fungsional (FRC): volume udara yang
tersisa dalam paru-paru setelah ekspirasi normal.
• Kapasitas total paru (TLC): volume udara dalam paru setelah
inspirasi maksimal.
PEMBAHASAN
Overview Leak Detection System di
Pipeline PT PGN SSWJ
• Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi
dari yang ditemukan dalam atmosfir lingkungan untuk meningkatkan kadar
oksigen pada jaringan tubuh (Depkes)
• Konsentrasi oksigen dalam ruangan : 21%
• Kadar oksigen yang diberikan bergantung pada tipe gagal napas pada pasien
• Tipe 1 / hipoksemik : kegagalan napas akibat rendahnya kadar oksigen dalam darah
(asma dan pneumonia)
• Tipe 2 / hiperkapneik : kegagalan napas akibat tingginya kadar CO2 di dalam darah
(PPOK, bronkietaksis, dan fibrosis kistik)
• Digunakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen pada inspirasi, yang
dapat dilakukan dengan cara:
a. Meningkatkan kadar oksigen inspirasi / FiO2 (Orthobarik)
b. Meningkatkan tekanan oksigen (Hiperbarik)
Tujuan / Kegunaan
• Meningkatkan konsentrasi O2 pada
darah arteri sehingga masuk ke
jaringan untuk memfasilitasi
metabolisme aerob
• Mempertahankan PaO2 > 60 mmHg
atau SaO2 > 90 %
– Mencegah dan mengatasi hipoksemia /
hipoksia serta mempertahankan
oksigenasi jaringan yang adekuat.
– Menurunkan kerja nafas dan miokard.
– Menilai fungsi pertukaran gas
Indikasi
1. Pasien hipoksia
2. Oksigenasi kurang sedangkan paru normal
3. Oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal
4. Oksigenasi cukup, paru normal, sedangkan sirkulasi tidak
normal
5. Pasien yang membutuhkan pemberian oksigen konsentrasi
tinggi
6. Pasien dengan tekanan partial karbondioksida (PaCO2)
rendah
Hipoksia
• Kondisi penurunan pemasukan oksigen ke jaringan sampai di
bawah tingkat fisiologik meskipun perfusi jaringan oleh darah
memadai
• Sedangkan hipoksemia adalah suatu keadaan dimana terjadi
penurunan konsentrasi oksigen dalam darah arteri
• Hipoksia akut : kurangnya pasokan oksigen secara mendadak atau
cepat dalam menit-jam yang disebabkan oleh asfiksia, obstruksi
jalan napas, perdarahan akut, penyumbatan alveoli oleh edema
atau eksudat infeksius, atau kegagalan kardiorespirasi mendadak
• Hipoksia kronik : berkurangnya pasokan oksigen secara lambat
dengan durasi jam ke hari
Hipoksia hipoksik Hipoksia stagnan

• Disebabkan karena kurangnya oksigen yang masuk ke paru


sehingga oksigen tidak dapat mencapai darah dan gagal • Disebabkan karena hemoglobin tidak mampu membawa
untuk masuk dalam sirkulas oksigen ke jaringan oleh karena kegagalan sirkulasi
• Kegagalan ini bisa disebabkan adanya sumbatan atau • pada heart failure atau embolisme
obstruksi di saluran pernapasan

Hipoksia anemik Hipoksia histotoksik

• Disebabkan hemoglobin tidak dapat mengikat atau membawa


• disebabkan karena jaringan yang tidak mampu menyerap
oksigen yang cukup untuk metabolisme seluler
oksigen, contohnya pada keracunan sianida
• Pada keracunan karbon monoksida karena afinitas CO
• Sianida akan menginaktifkan beberapa enzim oksidatif
terhadap hemoglobin jauh lebih tinggi dibandingkan afinitas
dengan mengikat bagian ferric heme group dari oksigen
oksigen dengan hemoglobin.
yang dibawa darah.
• Proses oksidasi-reduksi dalam sel tidak dapat berlangsung,
oksihemoglobin tidak dapat berdisosiasi melepaskan
oksigen ke sel jaringan  timbul hipoksia jaringan.
Kontraindikasi
1. Kanul nasal / Kateter binasal / nasal prong : jika ada
obstruksi nasal
2. Kateter nasofaringeal / kateter nasal : jika ada fraktur
dasar tengkorak kepala, trauma maksilofasial, dan
obstruksi nasal
3. Sungkup muka dengan kantong rebreathing : pada
pasien dengan PaCO2 tinggi, akan lebih
meningkatkan kadar PaCO2 nya lagi
Alat-alat yang Diperlukan
• Kateter nasal • Plester.
• Kanul nasal/binasal/nasal • Gunting.
prong • Sumber oksigen.
• Sungkup muka sederhana. • Humidifier.
• Sungkup muka rebreathing • Flow meter.
dengan kantong oksigen.
• Aqua steril.
• Sungkup muka non • Selang oksigen
rebreathing dengan kantong
oksigen.
• Sungkup muka Venturi
• Jelly.
Syarat-syarat Pemberian Oksigen
• Mampu mengatur konsentrasi atau fraksi oksigen
(O2) (FiO2) udara inspirasi
• Tidak menyebabkan akumulasi karbon dioksida
(CO2)
• Tahanan terhadap pernapasan mininal
• Irit dan efisien dalam penggunaan oksigen (O2)
• Diterima dan nyaman digunakan oleh pasien
PROTOKOL
• Aliran Rendah (Low Flow)
Nasal Kateter
Merupakan suatu alat
sederhana yang dapat
memberikan oksigen secara
kontinyu dengan aliran 1 – 6
liter/mnt dengan konsentrasi
24% - 44%. Prosedur
pemasangan kateter ini
meliputi insersi kateter
oksigen ke dalam hidung
sampai nasofaring.
Nasal kateter
• Keuntungan • Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi
Pemberian oksigen stabil, pasien bebas
oksigen bergerak,
yang lebih dari 44%, teknik
makan dan berbicara, dan membersihkan
memasukan nasalmulut, murah
kateter lebih sulit
dari pada kanula nasal, nyeri saat
dan nyaman. Dapat digunakan dalam jangka waktu
kateter melewati nasofaring, dan
yang lama mukosa nasal akan mengalami
trauma, terjadi iritasi selaput lendir
nasofaring, aliran dengan lebih dari 6
liter/mnt dapat menyebabkan nyeri
sinus dan mengeringkan mukosa
hidung
Nasal Kateter
Keuntungan Kerugian
• Pemberian oksigen stabil • Tidak dapat memberikan konsentrasi
oksigen yang lebih dari 44%
• Pasien bebas bergerak, makan
• Teknik memasukan nasal kateter
dan berbicara, dan
lebih sulit dari pada kanula nasal
membersihkan mulut
• Nyeri pada nasofaring
• Murah • Trauma mukosa nasal
• Nyaman • Terjadi iritasi
• Dapat digunakan dalam jangka • Aliran dengan lebih dari 6 liter/mnt
waktu yang lama dapat menyebabkan nyeri sinus dan
mengeringkan mukosa hidung
Nasal Kanul
Merupakan suatu alat sederhana
yang dapat memberikan oksigen
kontinyu dengan aliran 1 – 6
liter/mnt dengan konsentrasi
oksigen sama dengan kateter
nasal yaitu 24 % - 44%.
Persentase O2 pasti tergantung
ventilasi per menit pasien.
Pada pemberian oksigen dengan
nasal kanula jalan nafas harus
paten, dapat digunakan pada
pasien dengan pernafasan mulut.
Nasal Kanul
Keuntungan Kerugian
• Pemberian oksigen stabil • Tidak dapat memberikan konsentrasi
oksigen lebih dari 44%
dengan volume tidal dan laju
• Suplai oksigen berkurang bila pasien
pernafasan teratur bernafas melalui mulut
• Pemasangannya mudah • Mudah lepas karena kedalaman kanul
dibandingkan nasal kateter hanya 1/1.5 cm
• Tidak dapat diberikan pada pasien
• Murah dengan obstruksi nasal.
• Disposibel • Kecepatan aliran lebih dari 4 liter/menit
• jarang digunakan
Pasien bebas makan, minum,
• Dapat menyebabkan kerusakan kulit
bergerak, berbicara, dan terasa diatas telinga dan di hidung akibat
nyaman pemasangan yang terlalu ketat
Sungkup Muka Sederhana
• 5-8 L/ menit
• Konsentrasi 40-60%
– 5-6 Liter/menit : 40 %
– 6-7 Liter/ menit : 50 %
– 7-8 Liter/ menit : 60 %
Sungkup Muka Sederhana
Keuntungan Kerugian
• Berguna untuk penggunaan • Menimbulkan rasa tidak nyaman
jangka pendek ketika aliran >6L/menit
• Terapi terganggu ketika makan,
• Memberi aliran FiO2 yang lebih
batuk, muntah
disbanding nasal kateter dan • Bisa menginduksi rasa
nasal kanul claustrophobia di beberapa pasien
• Menggunakan aliran oksigen tinggi
• Dapat terjadi CO2 rebreathing
• Pasien bisa menolak menggunakan
bila dirasa tidak nyaman
Sungkup Muka dengan Kantong Nonrebreathing
• 10-12L/menit
• Konsentrasi 80-100%
• Prinsip : udara inspirasi tidak
bercampur dengan udara ekspirasi
karena mempunyai 2 katup.
– 1 katup terbuka pada saat inspirasi
dan tertutup pada saat ekspirasi
– 1 katup lagi yang fungsinya
mencegah udara kamar masuk pada
saat inspirasi dan akan membuka
pada saat ekspirasi
Sungkup Muka dengan Kantong
Nonrebreathing
Keuntungan Kerugian
• Tidak menghirup kembali udara • Dapat digunakan hanya dengan pasien
yang bernapas spontan
ekspirasi
• Tidak ditoleransi dengan baik pada pasien
• Oksigen yang diberi dapat dispnea berat
diterima dengan konsetrasi • Bisa jadi tidak nyaman
>80%. Seharusnya 100% yang • Sulit mendengar pasien berbicara ketika
diterima, namun karena sulit perangkat ada di tempatnya
untuk menempel ketat dengan • Harus dilepas saat makan
wajah pasien, beberapa udara • Masker harus pas pada wajah pasien untuk
mencegah udara ruangan bercampur
ruangan masuk dan dengan oksigen yang dihirup dari kantong
konsentrasinya menurun reservoir
Sungkup Muka dengan Kantong
Rebreathing
• 8-12 L/menit
• Konsentrasi 40-60%
• Perbedaan dengan
Sungkup muka
sederhana : alat
pengumpul oksigen
terlampir di dasar masker
yang diisi sebelum
digunakan pasien.
Sungkup Muka dengan Kantong
Rebreathing
Keuntungan Kerugian
• • Hanya dapat digunakan pada pasien yang
Bisa mengalirkan oksigen lebih bernapas spontan
dari nasal kanul dan nasal • Tidak ditoleransi dengan baik pada pasien
kateter dispnea berat
• Bisa jadi tidak nyaman
• Sulit mendengar pasien berbicara ketika
perangkat ada di tempatnya
• Harus dilepas saat makan
• Membutuhkan penutup wajah yang ketat untuk
mencegah kebocoran oksigen
• Potensi bahaya mati lemas
• Laju aliran oksigen lebih dari 10 L/menit tidak
meningkatkan konsentrasi oksigen yang dikirim
PROTOKOL
• Aliran Tinggi (High Flow)
Terdapat dua indikasi klinis untuk penggunaan terapi oksigen (O2) dengan arus
tinggi, di antaranya adalah pasien dengan hipoksia yang memerlukan
pengendalian fraksi oksigen (FiO2) dan pasien hipoksia dengan ventilasi yang
abnormal

Contoh sistem aliran tinggi :


Sungkup muka dengan venturi / Masker Venturi (High flow low
concentration).
Bag and Mask / resuscitator manual

Large Volume Aerosol Sistem :


Selang T / T piece / Briggs adaptor
Sungkup terbuka / Face tent
Collar trakeostomi
Masker Venturi
Metode ini memungkinkan
konsentrasi oksigen yang konstan
untuk dihirup yang tidak tergantung
pada kedalaman dan kecepatan
pernafasan. Diberikan pada pasien
hyperkarbia kronik (CO2 yang tinggi)
seperti PPOK yang terutama
tergantung pada kendali hipoksia
untuk bernafas, dan pada pasien
hipoksemia sedang sampai berat
Masker Venturi
Keuntungan Kerugian
• Konsentrasi oksigen yang • Harus diikat dengan
diberikan konstan / tepat kencang untuk mencegah
sesuai dengan petunjuk oksigen mengenai mata.
pada alat • Tidak memungkinkan
• Temperatur dan makan atau batuk, masker
kelembaban gas dapat harus dilepaskan bila
dikontrol pasien makan, minum, atau
• Tidak terjadi penumpukan minum obat
CO2
Bag and mask
Digunakan pada pasien cardiac arrest, respiratory failure ataupun
sebelum, selama dan sesudah suction
Syarat – syarat Resusitator manual
• Kemampuan kantong untuk memberikan oksigen 100 % pada
kondisi akut.
• Masker bila dibutuhkan harus transparan untuk memudahkan
observasi terhadap muntah / darah yang dapat mengakibatkan
aspirasi.
• Sistem katup yang berfungsi tanpa gangguan pada kondisi akut.
• Pembersihan dan pendauran ketahanan kantong
Selang T
Oksigen dialirkan ke humidifier, aliran harus
cukup tinggi untuk menutup ventilasi pasien
per menit. Dengan Oksigen T-piece
memungkinkan pelembaban untuk selang ETT
(Endo Trakeal Tube) atau trakeostomi tidak
akan menimbulkan kondensasi dalam selang.

Flow rate yang direkomendasikan adalah 10


liter/menit dengan nebuliser set untuk menjaga
inspired oxygen concentration (FiO2)
Sungkup Terbuka / Face Tent
Sama dengan selang T,
digunakan untuk memberikan
pelembaban pada pasien di
ruang pemulihan atau setelah
ekstubasi. Bila pasien
merasakan masker terlalu
menyekap, maka masker
wajah harus ditambahkan.
Sungkup Terbuka / Face Tent
Keuntungan Kerugian
• Lebih nyaman untuk anak • Posisi face tent sulit
• Dapat digunakan sebagai dipertahankan
alternatif pemberian • FiO2 sulit dikontrol
aerosol
• Dapat memberikan
kelembaban yang tinggi
Trakeostomi
Trakeostomi merupakan tindakan pembuatan lubang pada
anterior trakea untuk memintas jalan napas. Pada awalnya
tindakan tracheostomi dilakukan dengan indikasi sumbatan jalan
napas atas namun kini lebih sering digunakan atas indikasi
intubasi lama (prolonged intubation) dan penggunaan mesin
ventilasi dalam jangka waktu lama. Tindakan ini biasanya
dilakukan pada pasien yang memiliki gangguan pada jalan napas
atas seperti trauma maxilla, angioderma, tumor yang
menyebabkan obstruksi saluran napas atas dan sebagainya.
Trakeostomi
Keuntungan Kerugian
• Sama dengan selang T, • Sekresi dan lapisan kulit
Memberikan pelembaban untuk sekitar stoma dapat
pasien dengan trakeostomi
menyebabkan iritasi dan
• Gelang – gelang adaptor
mencegah bunyi gemuruh selang infeksi
trakeostomi
• Bagian depan memungkinkan
penghisapan tanpa melepas
masker
• Kondensasi dalam collar dapat
dialirkan ke dalam selang pasien
Fraksi Oksigen (O2) (FiO2) pada
Alat Terapi Oksigen (O2) Arus Rendah dan Arus Tinggi
Sungkup dengan reservoir
6 Liter/menit 60
7 Liter/menit 70
8 Liter/menit 80
9 Liter/menit 90
10 Liter/menit >99
Nonrebreathing
4-10 Liter/menit 60-100
Sistem Arus Tinggi (Sungkup Venturi)
3 Liter/menit 24
6 Liter/menit 28
9 Liter/menit 40
12 Liter/menit 40
15 Liter/menit 50
Fraksi Oksigen (O2) (FiO2) pada
Alat Terapi Oksigen (O2) Arus Rendah dan Arus Tinggi
Aliran Oksigen (O2) 100% Fraksi Oksigen (FiO2)
Nasal Kanul
1 Liter/menit 24
2 Liter/menit 28
3 Liter/menit 32
4 Liter/menit 36
5 Liter/menit 40
6 Liter/menit 44
Transtrakeal
0,5-4 Liter/menit 24-40
Sungkup Oksigen
5-6 Liter/menit 40
6-7 Liter/menit 50
7-8 Liter/menit 60
Keamanan
• Mengingatkan pasien bahwa oksigen yg diberikan
merupakan terapi/obat sehingga tidak boleh diubah2 atau
dilepas tanpa sepengetahuan dokter atau tenaga medis.
• Saat menggunakan tabung oksigen, simpan dengan tegak,
dirantai, atau di tempat yang sesuai agar tidak jatuh.
• Oksigen sangat mudah terbakar, sehingga tidak
disarankan merokok disekitar alat penghantar oksigen
atau disekitar rumah sakit atau lingkungan rumah.
Keamanan
• Jauhkan tabung oksigen sekitar 1,5 m dari sumber
yang dapat menimbulkan panas.
• Pastikan sumber arus listrik dalam keadaan baik
sehingga tidak menimbulkan percikan di sekitar
tabung gas sehingga tidak memicu kebakaran.
• Periksa kadar oksigen tangki portabel sebelum
membawa pasien keluar untuk memastikan bahwa
ada cukup oksigen di dalam tangki.
Keamanan
• Terapi oksigen konsentrasi tinggi harus dipantau
secara ketat dengan penilaian formal (pulse
oximetry dan BGA).
• Memastikan bahwa selangnya benar-benar masuk
ke dalam saluran pernapasan. Selang atau kateter
yang masuk ke dalam saluran napas harus steril
Hal yang Harus Dilaporkan dan
Didokumentasikan
• Observasi dan catat terhadap penurunan
kecemasan, peningkatan pengetahuan, penurunan
kelemahan, penurunan frekuensi nafas, perubahan
warna kulit, peningkatan saturasi oksigen.
• hasil BGA dan pulse oksimetri untuk menilai
keefektifan terapi oksigen. Therapy Oksigen berhasil
jika : Nilai PaO2 dan PaCO2 yang diharapkan tercapai
: PaO2 = ( 4 – 5 ) x FiO2.
Hal yang Harus Dilaporkan dan
Didokumentasikan
• Monitor dan dokumentasikan kulit disekitar telinga,
hidung , mukosa hidung terhadap iritasi.
• Monitor dan dokumentasikan terjadinya efek
samping / bahaya terapi oksigen yang lain.
• Observasi dan catat posisi alat (kanula/masker, dll)
yang tepat pada pasien.
• Catat metode yang digunakan, berapa liter/ menit
alirannya atau berapa FiO2 yang diberikan.
RISIKO TERAPI OKSIGEN
Risiko Terapi Oksigen

Hypoventilasi/Hipoxi • Pemberian konsentrasi oksigen yang tinggi,


menghilangkan keinginan utama untuk bernapas sehingga
c Drive hipoventilasi atau apnea dapat terjadi.

• Pada konsentrasi oksigen tinggi, nitrogen dipindahkan.


Ketika oksigen berdifusi melintasi membran alveolar-
Atelektasis Absorbsi kapiler ke dalam aliran darah, nitrogen tidak ada sehingga
alveoli mengempis (disebut pencucian nitrogen).

• Konsentrasi oksigen yang tinggi, dalam jangka waktu yang


lama, dapat meningkatkan pembentukan radikal bebas,
Keracunan Oksigen yang menyebabkan membran, protein, dan struktur sel
yang rusak di paru-paru.
KESIMPULAN
Kesimpulan
• Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen
tambahan dari luar ke paru melalui saluran
pernafasan dengan menggunakan alat sesuai
kebutuhan.
• Tujuan : untuk meningkatkan konsentrasi O2 pada
darah arteri sehingga masuk ke jaringan untuk
memfasilitasi metabolisme aerob, mempertahankan
PaO2 > 60 mmHg atau SaO2 > 90 %.
Kesimpulan
• Indikasi terapi oksigen ini :
pasien hipoksia, oksigenasi kurang sedangkan paru
normal, oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal,
oksigenasi cukup, paru normal, sedangkan sirkulasi
tidak normal, pasien yang membutuhkan pemberian
oksigen konsentrasi tinggi, pasien dengan tekanan
partial karbondioksida ( PaCO2 ) rendah.
Kesimpulan
• Berdasarkan cara pemberiannya juga dibagi menjadi
2 yaitu terapi oksigen aliran tinggi dan terapi oksigen
aliran rendah dimana masing masingnya memiliki
kelebihan dan kekurangan.
• Terapi oksigen menjadi terapi yang penting dan
dapat meningkatkan kualitas hidup apabila diberikan
sesuai dengan indikasi, pilihan terapi yang tepat,
jumlah yang tepat sehingga mendapatkan hasil yang
maksimal.

Anda mungkin juga menyukai