FISIOLOGIS
OLEH:
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2021
1. Seorang perempuan umur 24 tahun G1P0A0 UK39 mg datang puskesmas
dengan keluhan sakit perut hilang timbul sejak kemarin malam. Hasil
pemeriksaan: KU baik, S 36,80C, N. 80x/mt, P 24x/mt, TD 100/60 mmHg,
kontraksi uterus 3x/10 menit > 20 detik, TFU 36 cm, janin tunggal,
presentasi kepala, DJJ 140x/mt. pembukaan 2, ketuban tidak utuh warna
jernih, teraba kepala sutura sagitalis melintang, tulang tulang kepala
janin saling tumpang tindih, penurunan HI. Apakah faktor yang dapat
mempengaruhi proses persalinan pada kasus tersebut?
a. Psikis
b. Power
c. Passage
d. Passager
e. Penolong
Penjelasan :
Faktor yang memepengaruhi persalinan terdiri :
1) Passage/ panggul ibu
2) Power / kekuatan ibu
3) Passanger / buah kehamilan
4) Psikis ibu
5) Penolong,
Penjelasan :
Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang ibu
dan keluarganya. Banyak ibu mengalami psikis (kecemasan, keadaan
emosional wanita) dalam menghadapi persalinan, hal ini perlu
diperhatikan oleh seseorang yang akan menolong persalinan. Perasaan
cemas, khawatir akan mempengaruhi hormone stress yang akan
mengakibatkan komplikasi persalinan. Tetapi sampai saat ini hampir tidak
ada catatan yang menyebutkan mengenai hormone stress terhadap fungsi
uteri, juga tidak ada catatan mengenai hubungan antara kecemasan ibu,
pengaruh lingkungan, hormone stress dan komplikasi persalinan. Namun
demikian seseorang penolong persalinan harus memperhatikan keadaan
psikologis ibu yang akan melahirkan karena keadaan psikologis
mempunyai pengaruh terhadap persalinan dan kelahiran. Dalam hal ini ibu
merasa sedih karena tidak ada yang mendampingi proses persalinannya
dan kehamilan ini tidaklah diinginkan.
Sumber : Buku Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir
Kemenkes RI (2016)
Penjelasan :
Kala I persalianan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaaan servik hingga mencapai pembukaan lengkap (10cm).
Persalinan Kala I berlangsung 18-24 jam dan terbagi menjadi dua fase
yaitu fase laten dan fase aktif :
Fase Aktif terbagi atas 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi maksimal dan
deselerasi. Fase aktif dimulai dari pembukaan servik 4-10cm.
Presentasi adalah apa yang menjadi bagian terendah dari janin. Dipakai
untuk menentukan apa yang menjadi bagian janin yang terendah dan
tiap presentasi terdapat dua macam posisi : kanan dan kiri dan tiap
posisi terdapat tiga macam variasi yaitu depan, lintang, dan belakang
(kiri depan, kiri lintang, dan kiri belakang, kanan depan, kanan lintang,
dan kanan belakang)
Sumber: Buku Persalinan dengan presentasi puncak kepala, dahi muka
(2017)
Tahapan Proses Persalinan (2021). Bidanku.com
Mata Kuliah Fisiologis Persalinan, Anatomi dalam Persalinan dan
Penyakit Penyerta dalam Persalinan Oleh Ibu Dosen Ni Luh Putu Sri
Erawati
Penjelasan :
Salah satu 5 Benang Persalinan adalah Keputusan Klinis. Membuat
keputusan merupakan proses yang menentukan untuk menyelesaikan
masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh pasien. Keputusan
itu harus akurat, komprehensif dan aman, baik bagi pasien dan
keluarganya maupun petugas yang memberikan pertolongan.
Membuat keputusan klinik tersebut dihasilkan melalui serangkaian proses
metode yang sistematik menggunakan informasi dan hasil dari olah
kognitif dan intuisif serta dipadukan dengan kajian teoritis dan intervensi
berdasarkan bukti (evidence-based), ketrampilan dan pengalaman yang
dikembangkan melalui berbagai tahapan yang logis dan diperlukan dalam
upaya untuk menyelesaikan masalah dan terfokus pada pasien (Varney,
1997)
Langkah" membuat keputusan klinis diantaranya:
1) Pengumpulan data
2) Diagnosis
3) Penatalaksanaan
4) Evaluasi
Sumber: Mata Kuliah Fisiologis Persalinan, Anatomi dalam Persalinan
dan Penyakit Penyerta dalam Persalinan Oleh Ibu Dosen Ni Luh Putu Sri
Erawati
Penjelasan :
Berikut empat fase (kala) persalinan normal:
1) Kala 1 Fase ini disebut juga kala pembukaan. Pada tahap ini terjadi
pematangan dan pembukaan mulut rahim hingga cukup untuk jalan
keluar janin. Pada kala 1 terdapat dua fase yaitu : fase Laten dan Fase
Aktif
a) Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar
delapan jam.
b) Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm),
berlangsung sekitar 6 jam.
2) Kala 1 Fase Aktif, Pada tahap ini pembukaan dari 3 cm sampai
lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar enam jam. ibu akan merasakan
kontraksi yang terjadi tiap 10 menit selama 20-30 detik. Frekuensi
kontraksi makin meningkat hingga 2-4 kali tiap 10 menit, dengan
durasi 60-90 detik. Kontraksi terjadi bersamaan dengan keluarnya
darah, lendir, serta pecah ketuban secara spontan. Cairan ketuban yang
keluar sebelum pembukaan 5 cm kerap dikatakan sebagai ketuban
pecah dini.
3) Persalinan Kala 2 :Pada fase ini janin mulai keluar dari dalam
kandungan yang membutuhkan waktu sekitar dua jam. Fase dimulai
saat serviks sudah membuka selebar 10cm hingga bayi lahir lengkap.
Pada kala 2, ketuban sudah pecah atau baru pecah spontan, dengan
kontraksi yang lebih sering terjadi yaitu 3-4 kali tiap 10 menit.
Refleks mengejan juga terjadi akibat rangsangan dari bagian terbawah
janin yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga mengejan dan
kontraksi otot-otot dinding abdomen serta diafragma, membantu ibu
mengeluarkan bayi dari dalam rahim.
4) Persalinan Kala 3 : Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta
ikut keluar dari dalam rahim. Fase ini dimulai saat bayi lahir lengkap
dan diakhiri keluarnya plasenta. Pada tahap ini biasanya kontraksi
bertambah kuat, namun frekuensi dan aktivitas rahim terus menurun.
Plasenta bisa lepas spontan atau tetap menempel dan membutuhkan
bantuan tambahan.
5) Persallinan Kala 4 : Tahap ini merupakan masa satu jam usai
persalinan yang bertujuan untuk mengobservasi persalinan. Pada tahap
ini plasenta telah berhasil dikeluarkan dan tidak boleh ada pendarahan
dari vagina atau organ. Luka-luka pada tubuh ibu harus dirawat dengan
baik dan tidak boleh ada gumpalan darah
6. Seorang perempuan umur 23 tahun G1P0A0 UK aterm datang ke
puskesmas dengan keluhan perut mules mules sejak tadi pagi disertai
keluar lender campur darah. Apakah penyebab keluhan utama yang terjadi
pada kasus tersebut?
a. Meningkatnya estrogen
b. Meningkatnya oksitosin
c. Meningkatnya progesteron
d. Meningkatnya adrenalin
e. Meningkatnya Norepinefrin
Penjelasan :
1) Hormon Estrogen
Estrogen sudah terdapat di tubuh wanita sebelum hamil. Namun
kadarnya akan meningkat secara signifikan sejak terjadi kehamilan.
Kenaikan kadar hormon ini memicu munculnya rasa mual, terutama
pada trimester pertama kehamilan. Pada trimester kedua, hormon ini
turut andil dalam pembesaran saluran susu di payudara.
2) Progesteron
Hormon progesteron juga sudah ada dari sebelum hamil, namun
kadarnya akan mengalami peningkatan saat Anda hamil.
Meningkatnya kadar hormon ini selama kehamilan memicu munculnya
rambut-rambut halus pada bagian payudara atau perut, pusing, mulas,
mual, hingga sembelit.
3) Oksitosin
Hormon oksitosin berperan penting dalam proses melahirkan. Hormon
ini melenturkan leher rahim pada akhir kehamilan, sehingga bayi lebih
mudah untuk keluar. Di saat yang sama, hormon ini juga akan
menstimulasi puting susu untuk memproduksi air susu dan
merangsang kelenjar Montgomery di sekitar puting dan
areola, sehingga setelah lahir bayi langsung bisa menyusu.
4) Hormon Norepinefrin
Secara klinis biasanya dipakai untuk meningkatkan aliran dan tekanan
darah ketika tekanan darah dalam tubuh berada jauh di bawah normal
(syok).
5) Hormon Adrenalin
Ketika memasuki aliran darah, hormon adrenalin akan menimbulkan
efek pada berbagai organ tubuh, seperti: Jantung berdetak lebih cepat
dan bekerja lebih keras, sehingga membuat kewaspadaan meningkat.
Pembuluh darah melebar, sehingga aliran darah menuju otot dan otak
meningkat.
Penjelasan :
Dari kasus bisa disimpulkan sudah memasuki Persalinan kala I.
Adapun Perubahan Fisiologis yang terjadi terkait kondisi kardiovaskuler
adalah peningkatan curah jantung sebesar 20% pada minggu ke-8 dan
hingga 50% pada akhir trimester kedua kehamilan. Perubahan fisiologis
yang berikutnya adalah peningkatan curah jantung lebih lanjut selama
persalinan adalah 15% pada Kala I dan 50% pada Kala II akibat nyeri dan
aktivitas uterus, serta 60-80% segera setelah kehamilan berakhir karena
Vena Kava tidak lagi mengalami kompresi dan autoinfusi.
Sumber : Buku Kegawatan dalam Kehamilan - Persalinan (2010)
Penjelasan :
Dari Kasus Ibu mengalami Penurunan kepala janin adalah sudah Setinggi
Spina Ischiadika.
Bidang Hodge adalah bidang semu sebagai pedoman untuk menentukan
kemajuan persalinan yaitu seberapa jauh Penurunan kepala melalui
pemeriksaan dalam/ vagina toucher (VT).
Adapun bidang Hodge sebagai berikut :
1) Hodge I : Bidang yang setinggi Pintu Atas Panggung (PAP) yang
dibentuk oleh promontorium, Artikulasio sakro Iliaca, sayap sacrum,
linea inominata, ramus superior os pubis dan tepi atas symfisis pubis.
2) Hodge II : Bidang setinggi pinggir bawah symfisis pubis berhimpit
dengan PAP (Hodge I)
3) Hodge III : Bidang setinggi spina ischiadika berhimpit dengan PAP
(Hodge I)
4) Hodge IV : Bidang setinggi ujung os coccygis berhimpit dengan PAP
(Hodge I)
Sumber : Buku Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir
Kemenkes RI (2016)
Penjelasan :
Umur ibu 27 tahun : umur ibu tidak resti yaitu kurang dari 35 tahun
G2P1A0 UK 40 minggu : sudah aterm inpartu
Tanda vital : normal
His 3x/10 menit (30-40)detik : tanda his pada partus kala 1 fase aktif
Djj 150x/menit : normal yaitu 120-160x /menit
Penurunan 2/5 : Bagian terbesar kepala sudah masuk
panggul
v/v normal, PO lunak, : normal
Bukaan 4 cm : tanda partus kala 1 fase aktif
ketuban utuh : normal
presentasi kepala : normal
Moulase (0) : tulang tulang kepala janin terpisah, sutura
dengan mudah dipalpasi
Ttbk/tp ( Tidak teraba bagian kecil janin/tali pusat ) : normal
Jadi sesuai dengan kasus itu diagnosanya adalah Partus Kala 1 Fase aktif,
dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I berlangsung 18 24 jam dan terbagi menjadi dua
fase yaitu fase laten dan fase aktif.
a) Fase laten persalinan
(1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan servix secara bertahap
(2) Pembukaan servix kurang dari 4 cm
(3) Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
b) Fase aktif persalinan Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu
akselerasi, dilatasi maximal, dan deselerasi
(1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau
lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik
atau lebih
(2) Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1
cm atau lebih perjam hingga permbukaan lengkap (10 cm)
(3) Terjadi penurunan bagian terendah janin
Sumber: Buku Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru larir
Kemenkes RI (2016)
Penjelasan :
Diagnosa dari kasus di atas adalah Partus kala satu fase aktif. Asuhan yang
diberikan bidan adalah memfasilitasi pengurangan rasa nyeri.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri yang dialami
diantaranya dengan melakukan kompres panas atau dingin kemudian
sentuhan dan pemijatan ringan dengan remasan, pijatan melingkar yang
halus dan ringan (pemijatan dalam kategori rangsangan dan sentuhan
ringan dan halus).
1) Kompres panas
Kompres dapat dilakukan dengan menggunakan handuk panas, silika
gel yang telah dipanaskan, kantong nasi panas atau botol yang telah
diiisi air panas. Dapat juga langsung dengan menggunakan shower air
panas langsung pada bahu, perut atau punggung jika dia merasa
nyaman. Kompres panas dapat meningkatkan suhu lokal pada kulit
sehingga meningkatkan sirkulasi pada jaringan untuk proses
metabolisme tubuh. Hal tersebut dapat mengurangi spasme otot dan
mengurangi nyeri Indikasi pemberian kompres panas Saat yang tepat
pemberian kompres panas, yaitu saat ibu mengeluh sakit atau nyeri
pada daerah tertentu, saat ibu mengeluh adanya tanda - tanda
ketegangan otot saat ibu mengeluh ada perasaan tidak nyaman.
Kompres panas tidak diberikan pada ibu dalam keadaan demam dan
disertai tanda - tanda peradangan lain, mengompres daerah yang
mengalami peradangan (ditandai dengan bengkak, panas, dan merah)
dapat memperluas peradangan, atau kompres panas tidak dilakukan jika
petugas takut dengan kemungkinan terjadinya demam akibat kompres
hangat. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir 47
2) Kompres dingin
Cara pemberian kompres dingin adalah dengan meletakkan kompres
dingin butiran es, handuk basah dan dingin, sarung tanagn karet yang
diisi dengan butiran es, botol plastik dengan air es pada punggung atau
perieum. Selain itu kompres dingin dapat digunakan pada wajah ibu
yang bengkak, tangan dan kaki serta dapat diletakkan pada anus untuk
mengurangi nyeri haemorrhoid pada kala II. Kompres dingin sangat
berguna untuk mengurangi ketegangan otot dan nyeri dengan menekan
spasme otot (lebih lama daripada kompres panas) serta memperlambat
proses penghantaran rasa sakit dari neuron ke organ. Kompres dingin
juga mengurangi bengkak dan mendinginkan kulit. Kompres dingin
diberikan pada kondisi nyeri punggung, rasa panas saat inpartu,
hemoroid yang menimbulkan sakit. Setelah persalinan, kompres dingin
dapat digunakan pada perineum. Kompres dingin tidak diberikan pada
saat ibu menggigil atau jika ibu nengatakan tidak ada perubahan dengan
kompres panas dan menimbulkan iritasi.
3) Hidroterapi
Hidroterapi adalah jenis terapi yang menggunakan media air dengan
suhunya tidak lebih 37 37,5 0 C untuk mengurangi rasa sakit,
ketegangan otot, nyeri atau cemas pada beberapa wanita. Hidroterapi
juga dapat mengurangi nyeri punggung dengan menggunakan teknik
tertentu, diantaranya sebagai berikut:
a) Hip Squeeze Kedua tangan memberi tekanan pada otot gluteal
(daerah bokong) bergerak ke atas. Teknik ini mengurangi
ketegangan pada sakro iliaka dan juga pada ligamentum.
b) Knee Press. Dilakukan penekanan pada lutut dengan posisi duduk.
Cara ini dapat mengurangi nyeri punggung.
Beberapa teknik dukungan/pendekatan untuk mengurangi rasa
sakit dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
(1) Kehadiran seorang pendamping yang terus menerus, sentuhan
yang nyaman dan dorongan dari orang yang memberikan
dukungan
(2) Perubahan posisi dan pergerakan
(3) Sentuhan dan massage
(4) Counter pressure untuk mengurangi tegangan pada ligamen
(5) Pijatan ganda pada pinggul
(6) Penekanan pada lutut
(7) Kompres hangat dan kompres dingin
(8) Berendam
(9) Pengeluaran suara
(10) Visualisasi dan pemusatan perhatian (dengan berdoa)
(11) Musik yang lembut dan menyenangkan ibu
Sumber: Buku Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru larir
Kemenkes RI (2016)
Penjelasan :
Pada pengisian partograf 1 kotak artinya jumlah kontraksi dalam 10 menit.
1 kotak arsir penuh artinya jumlah kontraksi dalam 10 menit yang lamanya
lebih dari 40 detik. Pada soal diatas dijelaskan bahwa kontraksi pasien 3-
4x dalam 10 menit dengan durasi 40-45 detik
Sumber: Buku APN (2017)
Penjelasan :
Kemajuan persalinan dinilai melalui pemeriksaan dalam. Hal yang perlu
dipantau seperti pembukaan dan penurunan bagian terbawah janin.
Kemajuan persalinan dilakukan setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika
ada tanda tanda penyulit).
Sumber: Buku APN (2017)
Penjelasan :
Gejala dan tanda kala dua persalinan ;
1) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau
vagina
3) Perineum menonjol
4) Vulva dan sfingter ani membuka
5) Meningkatnya pengeluaran lender campur darah
Sumber : Buku APN (2017)
Penjelasan :
Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketubansetiap kali pemeriksaan dalam dengan menggunakan
lambing sebagai berikut :
U : Jika ketuban Utuh belum pecah
J : Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban Jernih
M : Jika air ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur dengan
meconium
D : Jika air ketuban pecah dan air ketuban bersampur dengan Darah
K : Jika Ketuban sudah pecah dan air ketuban Kering
Sumber : Buku APN (2017)
Penjelasan :
Bidang hodge adalah bidang sebagai pedoman untuk menentukan
kemajuan persalinan, yaitu seberapa juah penurunan kepala melalui
pemeriksaan VT. Penurunan di hodge III + artinya bidang setinggi
ischiadika berhimpit dengan PAP. Berdasarkan soal diatas pada
pemeriksaan dalam UUK teraba pada posisi jam 11, yang artinya
penurunan kepala 2/5. Penurunan kepala 2/5 artinya 3/5 bagian telah turun
melewati bidang tengah rongga panggul (tidak dapat digerakkan).
Sumber: Buku APN (2017), Buku Perawatan Ibu Bersalin (2008)
16. Seorang perempuan umur 25 tahun G2P1A0 UK aterm bersalin di
Puskesmas. Hasil PD: vulva dan vagina normal, pembukaan 6 cm, eff 100
% ketuban (-) jernih, UUK posisi jam 11 penurunan terendah di hodge III,
moulage (0), ttbk/tp. Berapakah panjang canalis cervikalis bila dilihat dari
hasil pemeriksaan tersebut?
a. 2 cm
b. 1,5 cm
c. 1 cm
d. 0,5 cm
e. Setipis kertas
Penjelasan :
Salah satu perubahan fisiologis dalam persalinan adalah perubahan serviks
dalam hal ini adalah pendataran serviks (effacement). Effacement
merupakan pemendekan canalis servikalis dari 1-2 cm menjadi lubang saja
dengan pinggir yang tipis seperti kertas perkamen. Penipisan serviks:
2 cm = eff 0%
1 cm = eff 50%
Tipis (kertas perkamen) = eff 100%
Berdasarkan soal diatas, pada pemeriksaan dalam didapatkan hasil
effacement 100% yang artinya panjang canalis servikalisnya seperti setipis
kertas.
Sumber: Buku Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir
Kemenkes RI ( 2016)
Penjelasan :
Ibu hamil kedua dan masih bukaan 3,tulang kepa saling terpisah dan
ketuban masih utuh sesuai dengan kasus ditas maka asuhan yang dapat
diberikan ibu untuk kebutuhan fisiknya yaitu kebutuhan istirahat.
Kebutuhan fisik untuk ibu bersalin,diantaranya yaitu:
1. Kebutuhan nutrisi dan cairan
Persatuan dokter kandungan dan ginekologi Kanada
merekomendasikan kepada tenaga kesehatan untuk menawarkan Ibu
bersalin diet makanan ringan dan cairan selama persalinan (Persatuan
dokter kandungan dan ginekologi Kanada, 1998 dalam William L, and
Wilkins, 2010).
2. Makanan yang di anjurkan selama persalinan
Ibu melahirkan harus dimotivasi untuk minum sesuai kebutuhan atau
tingkat kehausannya. Jika asupan cairan Ibu tidak adekuat atau
mengalami muntah, dia akan menjadi dehidrasi, terutama ketika
melahirkan menjadikannya banyak berkeringat (Micklewirght &
Champion, 2002 dalam Thorpe et al, 2009).
3. Kebutuhan hygine
Kebutuhan hygiene (kebersihan) ibu bersalin perlu diperhatikan bidan
dalam memberikan asuhan pada ibu bersalin, karena personal hygiene
yang baik dapat membuat ibu merasa aman dan relax, mengurangi
kelelahan, mencegah infeksi, mencegah gangguan sirkulasi darah,
mempertahankan integritas pada jaringan dan memelihara
kesejahteraan fisik dan psikis.
4. Kebutuhan istirahat
Selama proses persalinan berlangsung, kebutuhan istirahat pada ibu
bersalin tetap harus dipenuhi. Istirahat selama proses persalinan (kala
I, II, III maupun IV) yang dimaksud adalah bidan memberikan
kesempatan pada ibu untuk mencoba relax tanpa adanya tekanan
emosional dan fisik. Hal ini dilakukan selama tidak ada his
(diselaselahis).Ibu bisa Berhenti sejenak untuk melepas rasa sakit
akibat his,makan atau minum, atau melakukan hal menyenangkan yang
lain untuk melepas lelah, atau apabila memungkinkan ibu dapat tidur.
Namun pada kala II,sebaiknya ibu diusahakan untuk tidak mengantuk.
5. Posisi dan ambulasi
Bidan dapat membantu ibu agar tetap tenang dan rileks, maka bidan
sebaiknya tidak mengatur posisi persalinan dan posisi meneran
ibu.Bidan harus memfasilitasi ibu dalam memilih sendiri posisi
persalinan dan posisi meneran, serta menjelaskan alternatif-alternatif
posisi persalinan dan posisi meneran bila posisiyang dipilih ibu tidak
efektif. Bidan harus memahami posisi-posisi melahirkan, bertujuan
untuk menjaga agar proses kelahiran bayi dapat berjalan senormal
mungkin. Dengan memahami posisi persalinan yang tepat, maka
diharapkan dapat menghindari intervensi yang tidak perlu, sehingga
meningkatkan persalinan normal. Semakin normal proses kelahiran,
semakin aman kelahiran bayi itu sendiri.
Sumber : Buku Askeb Persalinan PT.Indomedia Pustak (2019)
Penjelasan :
Penyusupan (molase) tulang kepala
Penyusupan tulang kepala merupakan indikasi penting seberapa jauh janin
dapat menyesuaikan dengan tulang panggul ibu. Semakin besar
penyusupan
semakin besar kemungkinan disporposi kepal panggul. Lambang yang
digunakan:
0: tulang tulang kepala janin terpisah, sutura mudah dipalpasi
1: tulang-tulang kepala janin sudah saling bersentuhan
2: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tapi masih bisa
dipisahkan
3: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan
Sumber : Buku Askeb Persalinan PT.Indomedia Pustak (2019)
Penjelasan :
Penjelasan :
DJJ dinilai setiap 30 menit (lebih sering jika ada tandagawat janin).
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal angka 180
dan 100, niali normal sekitar 120 sampai 160, apabila ditemukan DJJ di
bawah 120 dan di atas 160, maka penolong harus waspada.
Sumber: Buku Ajar Asuhan Persalinan dan Managemen Nyeri Persalinan
(2019)