PERSALINAN
STIKES MITRA HUSADA MEDAN
1. Seorang perempuan umur 27 tahun, hamil pertama 38 minggu datang ke klinik bersalin mengeluh perut tersasa
mules dan keluar lender bercampur darah dari jalan lahir. Hasil pengkajian di dapatkan TD 110/70 mmHg, nadi
82 x/menit, pernafasan 24 x/menit dan suhu 36,60 C, his 3x/10’/45”, tinggi fundus uteri 34 CM, teraba bokong di
fundus, puka, presentasi kepala 2/5, djj 144 x/menit. Hasil pemeriksaan dalam portio lunak, pembukaan 6 cm,
ketuban (+), presentasi kepala, posisi uuk kanan depan, penurunan H II, moulage tidak ada. Apakah kebutuhan
fisiologis pada klien tersebut?
b. Support mental
c. Dukungan suami
Jawaban :
e. Nutrisi, mobilisasi dan eliminasi
Pembahasan
• Kebutuhan pada persalinan kala I fase aktif yakni memenuhi nutrisi ibu
(minum), menganjurkan ibu untuk mobilisasi senyaman mungkin dan
kebutuhan eliminasi.
2. Seorang perempuan umur 27 tahun, hamil pertama 38 minggu datang ke klinik bersalin mengeluh
perut tersasa mules dan keluar lender bercampur darah dari jalan lahir. Hasil pengkajian di
dapatkan TD 110/70 mmHg, nadi 82 x/menit, pernafasan 24 x/menit dan suhu 36,60 C, his
3x/10’/45”, tinggi fundus uteri 34 CM, teraba bokong di fundus, puka, presentasi kepala 2/5, djj 144
x/menit. Hasil pemeriksaan dalam portio lunak, pembukaan 8 cm, ketuban (+), presentasi kepala,
posisi uuk kanan depan, penurunan H III, moulage tidak ada. Apakah rencana asuhan untuk
persalinan klien tersebut?
A. Observasi his, DJJ dan pembukaan
B. Observasi KU, TTV dan DJJ
C. Observasi his, DJJ dan kemajuan persalinan
D. Observasi his, DJJ dan PD setiap 2 jam
E. Observasi KU, TTV dan his
Jawaban :
C. Observasi his, DJJ dan kemajuan persalinan
Pembahasan
• Observasi kemajuan persalinan di lakukan sesuai dengan lembar partograf yang terdiri
dari DJJ dan nadi setiap 30 menit, TD setiap 2 jam, pembukaan dan menurunan kepala
janin setiap 4 jam.
3. Seorang perempuan umur 27 tahun, hamil pertama 38 minggu datang ke klinik bersalin mengeluh perut
tersasa mules dan keluar lender bercampur darah dari jalan lahir. Hasil pengkajian di dapatkan TD 110/70
mmHg, nadi 82 x/menit, pernafasan 24 x/menit dan suhu 36,6 0 C, his 3x/10’/45”, tinggi fundus uteri 34 CM,
teraba bokong di fundus, puka, presentasi kepala 2/5, djj 144 x/menit. Hasil pemeriksaan dalam portio
lunak, pembukaan 8 cm, ketuban (+), presentasi kepala, posisi uuk kanan depan, penurunan H III, moulage
tidak ada. Apakah prioritas asuhan sayang ibu yang harus dilakukan oleh bidan?
A. Mendampingi ibu selama proses persalinan
B. Kebutuhan nutrisi
C. Melakukan periksa dalam setian 2 jam
D. Melakukan kateterisasi
E. Melakukan eliminasi
Jawaban :
A. Mendampingi ibu selama proses persalinan
Pembahasan
• Asuhan sayang ibu yang menjadi prioritas untuk memberikan kenyamanan pada klien
adalan pendampingan. Sehingga dalam proses persalinan, bidan harus mendampingi ibu
untuk memberikan asuhan saying ibu.
4. Seorang perempuan umur 26 tahun hamil cukup bulan, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri
di perut yang menjalar kepinggang yang semakin lama semakin sering sejak 5 jam yang lalu. Hasil
anamnesis: keluar lendir campur darah sejak 2 jam yang lalu, ibu merasa tidak kuat lagi, ibu
menangis setiap ada kontraksi. Hasil pemeriksaan: TD: 120/90 mmHg, Pembukaan: 5 cm,
penurunan: Hodge III, terbawah kepala, ketubah utuh. DJJ: 138 x/menit, kuat dan teratur. Apakah
asuhan sayang ibu yang tepat pada kasus tersebut?
A. Berbicara dengan lemah lembut dan sopan
B. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman
C. Menganjurkan ibu makan dan minum diantara kontraksi
D. Memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang ibu lakukan
E. Mengajarkan teknik relaksasi dengan cara tarik nafas panjang dan dalam saat kontraksi
Jawaban :
E. Mengajarkan teknik relaksasi dengan cara tarik nafas panjang dan dalam saat kontraksi
Pembahasan
• Rasa nyeri pada saat kontraksi adalah respon alamiah dari tubuh. Dan ambang batas
rasa nyeri masing-masing orang berbeda, sehingga akan menimbulkan reaksi yang
berbeda – beda pula pada ibu bersalin.
• Untuk mengatasi nyeri akibat kontraksi pada ibu bersalin kala I adalah dengan membantu
mengajarkan ibu bernafas saat kontraksi, salah satu upaya mengurangi rasa nyeri adalah
dengan teknik nafas panjang dan dalam. Teknik ini terbukti efektif dalam menurunkan
intensitas nyeri.
5. Seorang perempuan usia 32 tahun, G2P1A0 baru saja melahirkan bayi secara spontan di PMB. Hasil
anamnesis: ibu merasa lelah. Hasil pemeriksaan: KU baik ,TD 110/80 mmHg, N 70 x/menit, S 36,5 0C, P 20
x/menit. Setelah bayi lahir, dikeringkan dan diberikan pada ibu untuk dilakukan IMD. Bidan melakukan
asuhan yang efektif untuk membantu melahirkan plasenta. Apakah tujuan dari tindakan yang dilakukan
Bidan tersebut ?
A. Mempercepat lahirnya plasenta
B. Mengurangi risiko terjadi laserasi
C. Mengajari ibu cara masase uterus
D. Menambah risiko subinvolusi uterus
E. Menghasilkan kontraksi uterus yang efektif
Jawaban :
E. Menghasilkan kontraksi uterus yang efektif
Pembahasan
• Asuhan yang efektif dalam melahirkan plasenta adalah penatalaksanaan manajemen aktif
kala III, yaitu penyuntikan oksitosin 10 IU pada 1/3 distal paha, penegangan tali pusat
terkendali dan massase uterus. Adapun tujuan dari MAK III adalah untuk menghasilkan
kontraksi uterus yang efektif
6. Seorang perempuan usia 32 tahun, G2P1A0 baru saja melahirkan bayi secara spontan di PMB. Hasil
anamnesis: ibu merasa lelah. Hasil pemeriksaan: KU baik ,TD 110/80 mmHg, N 70 x/menit, S 36,5 0C, P 20
x/menit. Setelah bayi lahir, dikeringkan dan diberikan pada ibu untuk dilakukan IMD. Bidan melakukan
asuhan yang efektif untuk membantu melahirkan plasenta. Bidan melihat tali pusat tampak lebih
memanjang, kemudian memindahkan klem 5 cm di depan vulva. Apakah tindakan selanjutnya yang
dilakukan oleh Bidan?