Anda di halaman 1dari 100

TUTOR 2

SKENARIO 2
Kok mengeluarkan darah, kan belum HPL?

• Nama : Ny. ST • Nama Suami : Tn. S


• Usia : 38 tahun • Usia : 39 tahun
• Pendidikan : SD • Pendidikan : SD
• Pekerjaan :Ibu RT • Pekerjaan : Tani
• Alamat : Sumobito-
Jombang
• Kamar bersalin : 6 April 2019 jam 11.30
Keluhan Utama : keluar darah dari jalan
lahir
Anamnesis :
Px datang ke kamar bersalin rujukan Bidan. Px merasa hamil anak ke
empat, umur kehamilan 7 bulan. Px mengeluh keluar darah dari jalan
lahir, berwarna merah segar, banyak(3 kain), bergumpal-gumpal sejak
jam 10.00. Tetapi saat tiba di kamar bersalin darah yang keluar hanya
mengalir sedikir. Kenceng-kenceng jarang. HPHT : 21-08-2018, tidak
pernah ANC dan KB (-)
R. Obstetri :
1. Laki laki/ Aterm/ Spontan/2800 g/ 10 tahun
2. Laki-laki/Aterm/spt/bidan/2500 g/meninggal usia 1 tahun
3. Keguguran saat hamil 3 bulan, dikuret di RSUD Jombang
4. Hamil ini
RPD : Tidak pernah menderita penyakit paru, jantung, hati, ginjal,
DM dan hipertensi
RPK: Tidak ada anggota keluarga yang pernah menderita
penyakit paru, jantung, hati, ginjal, DM
RPSOS : Pijat hamil(-), Minum jamu (-)
Rhaid :
Menarche : Lupa
Siklus Menstruasi : teratur 29-30 hari. Lama haid : 6-7 hari
Nyeri haid -> Sebelum : (-) ; saat haid (-)
Jumlah hais : 1 hari ganti 2-3x pembalut
• Pemeriksaan fisik :
• KU : cukup
• GCS : 456
• T : 90/60
• Nadi : 100x/menit
• RR : 24x/menit
• T: 37,4 C
• BB : 55kg, TB : 155 cm
• Kepala : Anemnis +/+ Ict : (-); Cyanosis (-); Dyspneu (-)
• Leher : Pembesaran Kelenjar (-), Bendungan Vena (-)
• Thorax : Simeris, retraksi (-)
• Pulmo : Suara nafas vesikuler, Rh -/-, Whz -/-
• Cor : Murmur (-)
• Abdomen : BU +/N
• Ekstremitas : Oedema (-), Varises (-)
• Status Obstetri
Leopold I : Teraba bagian janin yg keras, bulat dan melenting TFU
29 cm, His (+) jarang
Leopold II : Puka DJJ + 13.13.14
Leopold III : Teraba lunak, kurang bulat dan tidak melenting
(bokong), belum masuk PAP
Leopold IV : Bagian terbawah bulat lunak, belum masuk PAP (5/5)
Inspekulo : Fluxus (+) mengalir dari OUI
Laboratorium
Darah lengkap
Hemoglobin : 6,9 gr/dl
Hemoglobin : 12.700/cmm
Hematokrit : 24,5 %
Eritrosit : 2.840.000/ cmm
Trombosit : 297.000/cmm
USG :
Bagian terendah Bokong/ Tunggal/ DJJ (+)
BPD : 83,2 -30-31 mgg, FL : 55,2- 30,31 mgg EFW : 1621 gr-30-31mgg
Placenta corpus depan meluas menutupi seluruh pui/ gr II/ketuban cukup
Keyword
1. Wanita, 38 tahun
2. Hamil anak keempat
3. Keluar darah dari jalan lahir berwarna merah segar
4. Placenta corpus depan meluas menutupi seluruh oui
5. Tidak pernah ANC dan KB
Klarifikasi Istilah
1. Aterm : usia cukup bulan adalah usia kehamilan 37 sampai dengan
42 minggu. (Sandra, 2018)
2. Menarche : merupakan pembentukan atau permulaan fungsi
menstruasi. (Dorland edisi 29, 2015)
3. DJJ : Denyut Jantung Janin. (Chabibah, 2017)
4. PAP : Pintu Atas Panggl yang dibentuk oleh promontorium corpus
vertebrae sacral 1, linea terminalis, dan pinggir atas simphisis
pubis.(Al-Muqsith, 2018)
5. OUI (Ostium Uteri Internum) : adalah pintu masuk serviks bagian
dalam atau endoserviks. (Rohmawati, 2017)
6.BPD : Biparietal diameter yaitu ukuran tulang pelipis kiri dan kanan
yang biasa digunakan untuk mengukur janin di trimester 2 dan 3.
(Hualim, 2017)
7.FL : singkatan femur line adalah keterangan terkait ukuran panjang
tulang paha janin yang digunakan untuk menentukan usia gestasional.
(Putri, 2016)
8.EFW : Taksiran berat janin yang diukur dengan mengalikan 155
dengan TFU yang dikurangi konstanta. (Sancaka, 2011)
Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan pasien mengalami perdarahan pada usia kehamilan 7
bulan?
2. Bagaimana hubungan riwayat tidak pernah ANC dan KB dengan keluhan
perdarahan pada pasien?
3. Mengapa saat di ruang bersalin darah yang keluar hanya sedikit?
4. Bagiamana interpretasi hasil status pemeriksaan pasien (fisik, obstetri, lab) dan
hubungannya dengan diagnosis pasien?
5. Apakah kemungkinan diagnosis dan DD dari pasien tersebut?
6. Bagaimana tatalaksana awal kasus pada skenario tersebut?
7. Apa komplikasi yang dapat terjadi dan mengapa?
8. Bagaimana prognosis kasus pada skenario tersebut?
9. Apa faktor resiko pada kelainan yg di derita oleh pasien tersebut?
10. Apa saja pencegahan yang dapat di lakukan oleh tenaga kesehatan untuk
mengurangi angka kejadian kasus tersebut?
Hipotesis
1. Apa yang menyebabkan pasien mengalami perdarahan pada usia
kehamilan 7 bulan?
1. Apa yang menyebabkan pasien mengalami
perdarahan pada usia kehamilan 7 bulan?
• Perdarahan trimester 3 bisa karena banyak hal, yaitu :
1.Plasenta previa, dimana perkembangan janin mendesak plasenta yang
menyebabkan plasenta terdesak dan mengalami pendarahan
2.Abrupsio plasenta, kejadian dimana plasenta lepas dari Rahim sebelum
keluarnya janin
3. Ruptur uterus, perlukaan dinding Rahim

Ilmu Kebidanan Sarwono, 2016.

(Azhiroh,khalif jatmiko)
2. Bagaimana hubungan riwayat tidak pernah ANC, KB dan riwayat
cesarean section dengan keluhan perdarahan pada pasien?

Pendarahan yang terjadi akibat dar berkurang dan perubahan atrofi


pada vaskularisasi dibagian desidua akibat persalinan masa lampau.
Aliran darah ke bagian plasenta tidak cukup dan memperluas bagian
permukanannya.

Menurut penelitian dari Hassan S. Abduljabbar :


Tidak pernah ANC, KB, dan riwayat cesarean section di penelitan
Hassan S. Abduljabbar merupakan suatu dari faktor resiko tertinggi dari
Placenta previa

Abduljabbar, Hassan S. 2016. Placenta previa . Saudi Med J . Vol. 37 pp 762- 766
3. Mengapa saat di ruang bersalin darah yang
keluar hanya sedikit?

Karena ada faktor pembekuan darah maka perdarahan berhenti. Pada kehamilan,
fungsi koagulasi dan fibrinolisis meningkat. Terdapat peningkatan konsentrasi
pada semua faktor pembekuan, kecuali faktor XI dan XIII.
Cunningham, dkk. 2014

(Rahma mulyani,Nova)
4. Bagaimana interpretasi hasil status pemeriksaan
pasien (fisik, obstetri, lab) dan hubungannya dengan
diagnosis pasien?
• Pmx fisik :
Normal kecuali tanda anemis dan hipotensi karena terjadi perdarahan

• Status Obstetri :
Leopold I: Sesuai umur kehamilan, teraba bagian kepala, letak sungsang
Leopold II : Puka, DJJ fetal takikardi 160x/menit -> janin hipoksia/ anemia
Leopold III : teraba bokong, belum masuk PAP
Leopold IV: belum masuk PAP
Inspeksi : Fluxus (+) mengalir dari OUI -> kemungkinan dx plasenta previa
• Pmx lab :
Hb : menurun
Hct : menurun
Eritrosit : menurun
Leukosit : meningkat
Anemia karena perdarahan
USG :
Plasenta corpus menutupi seluruh OUI, kehamilan preterm

(Adillah,Budian Pangestu)
5. Apakah kemungkinan diagnosis dan DD dari
pasien tersebut?
Syok hemoregik et causa placenta previa totalis
Usia kehamilan : 30-32 minggu
DD : Solusio plasenta

Sumber : (sarwono,2016)

(Haris fadillah dan Bella adelia)


6. Bagaimana tatalaksana
skenario tersebut? awal kasus pada
1. MRS
2. Airway : Clear , Breathing : Oksigen dengan Nasal kanul, Circulation :
pasang iv line
3. Atasi perdarahan : transfusi PRC hingga Hb mencapai 10-11 g/dl
4. Resusitasi cairan dengan salin atau RL
5. Pasang kateter untuk monitoring cairan
6. Antibiotik : Ampicillin
7. Berikan oksigen murni -> RR : 24x/menit ?
8. Terapi konservatif : Pemberian kortikosteroid untuk pematangan paru-
paru janin
MgSO4 menghambat kontraksi dari uterus
7. Konsul obgyn untuk dilakukan sc
NST
(Ehwanul dan Rahma mulyani)
7. Apa komplikasi yang dapat terjadi dan
mengapa?
Komplikasi Ibu
Anemia : Karena Pendarahan yang tidak terkontrol
Infeksi : Karena penanganan yang tidak adekuat
Shock Haemorragic : Karena kekurangan darah yang berlebih (500-1000 cc)

Komplikasi Janin
-Fetal Distress (Hipoxia) : karena kurangnya asupan oksigen dan nutrisi dari placenta
-Pertumbuhan Janin Terhambat
-Fetal death : karena kurangnya asupan oksigen dan nutrisi dari placenta
dalam jangka waktu yang lama
- Prematuritas

(Fara jihan dan taskia)

Royal College of Obstetrician and Gynecologist . 2011. Guidline Antepartum Haemorragic. 2011.
8. Bagaimana prognosis kasus pada skenario
tersebut ?
• Prognosis ibu pada plasenta previa total baik bila di diagnosis lebih
dini, ketersediaan transfusi darah, dan infus cairan.

Sumber : Cut Meurah Yeni dkk,2017. PLASENTA PREVIA TOTALIS PADA PRIMIGRAVIDA,JURNAL
KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 17 Nomor 1

(Bella adelia – Okky puspitasari)


9. Apa faktor resiko pada kelainan yg di derita
oleh pasien tersebut?
• Multiparitas
• Riwayat abortus, kuretase
• Kehamilan usia tua >35 tahun
• Merokok
• Kehamilan ganda
9. Apa faktor resiko pada kelainan yg di derita
oleh pasien tersebut?
• Plasenta previa sebelumnya
• seksio sesarea sebelumnya
• Pengakhiran kehamilan (aborsi) sebelumnya
• Multiparitas
• Usia ibu lanjut (> 40 tahun)
• Kehamilan ganda
• Merokok
• multiparitas
• Defisiensi endometrium karena adanya atau riwayat: parut uterus,
endometritis, pengangkatan plasenta secara manual, kuretase, fibroid sub-
mukosa, konsepsi berbantuan.
Nottingham University Hospitals. 2018. Management of Placenta Praevia. NHS UK

(Azhiroh dan Adillah muntazery).


10. Apa saja pencegahan yang dapat di lakukan
oleh tenaga kesehatan untuk mengurangi angka
kejadian kasus tersebut?
• ANC
• Kapan dirujuk? Trimester kedua
LO
1. Anterpartum Bleeding
(plasenta previa dan vassa previa, solusio plasenta,ruptur uteri)
2. Sistem rujukam obstetri
3. POMR
4.Pembahasan
5.Peta Konsep
LO 1
ANTEPARTUM BLEEDING
Plasenta Previa
Plasenta previa
definisi
• Plasenta previa dalah plasenta
yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim demikian rupa
sehingga menutuoi seluruh atau
sebagian dari osteum uteri
internum
klasifikasi
• Plasenta previa totalis
• Plasenta previa parsialis
• Plasenta plasenta marginalis
Gambaran klinis
• Perdarahan uterus tanpa rasa nyeri
• Perdarahan terjadi pada trimester kedua ke atas
Etiologi
• Paritas tinggi
• Usia lanjut
• Cacat rahim (bedah sesar,kerokan,miomektomi)
Patofisiologi

• Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa


umumnya terjadi pada triwulan ketiga karena saat itu segmen bawah
uterus lebih mengalami perubahan berkaitan dengan semakin tuanya
kehamilan, segmen bawah uterus akan semakin melebar, dan serviks
mulai membuka.
• Perdarahan ini terjadi apabila plasenta terletak diatas ostium uteri
interna atau di bagian bawah segmen rahim. Pembentukan segmen
bawah rahim dan pembukaan ostium interna akan menyebabkan
robekan plasenta pada tempat perlekatannya.
• Darah yang berwarna merah segar, sumber perdarahan dari plasenta
previa ini ialah sinus uterus yang robek karena terlepasnya plasenta
dari dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari
plasenta.
• Perdarahannnya tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan
serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan
perdarahan tersebut, tidak sama dengan serabut otot uterus
menghentikan perdarahan pada kala III pada plasenta yang letaknya
normal.
• Semakin rendah letak plasenta, maka semakin dini perdarahan yang
terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada plasenta previa totalis akan
terjadi lebih dini daripada plasenta letak rendah yang mungkin baru
berdarah setelah persalinan mulai.
Komplikasi
• Menurut Dutta (2004) komplikasi dapat terjadi pada ibu dan bayi
yaitu: Selama kehamilan pada ibu dapat menimbulkan perdarahan
antepartum yang dapat menimbulkan syok, kelainan letak pada janin
sehingga meningkatnya letak bokong dan letak lintang. Selain itu juga
dapat mengakibatkan kelahiran prematur.
• Selama persalinan plasenta previa dapat menyebabkan ruptur atau
robekan jalan lahir, prolaps tali pusat, perdarahan postpartum,
perdarahan intrapartum, serta dapat menyebakan melekatnya
plasenta sehingga harus dikeluarkan secara manual atau bahkan
dilakukan kuretase.
• Sedangkan pada janin plasenta previa ini dapat mengakibatkan bayi
lahir dengan berat badan rendah, munculnya asfiksia, kematian janin
dalan uterus, kelainan kongenital serta cidera akibat intervensi
kelahiran.
Penatalaksanaan
Menurut Mose (2004) penatalaksanaan pada plasenta previa dapat
dibagi dalam 2 golongan, yaitu:
1. Ekspektatif, dilakukan apabila janin masih kecil sehingga
kemungkinan hidup di dunia masih kecil baginya. Sikap ekspektasi
tertentu hanya dapat dibenarkan jika keadaan ibu baik dan
perdarahannya sudah berhenti atau sedikit sekali. Dahulu ada
anggapan bahwa kehamilan dengan plasenta previa harus segera
diakhiri untuk menghindari perdarahan yang fatal.
2. Terminasi, dilakukan dengan segera mengakhiri kehamilan sebelum terjadi
perdarahan yang dapat menimbulkan kematian, misalnya: kehamilan telah
cukup bulan, perdarahan banyak, dan anak telah meninggal. Terminasi ini
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Cara vaginal yang bermaksud untuk mengadakan tekanan pada plasenta,
dengan cara ini maka pembuluh-pembuluh darah yang terbuka dapat
tertutup kembali (tamponade pada plasenta).
b. b. Dengan cara seksio sesarea, yang dimaksud untuk mengosongkan
rahim sehingga rahim dapat berkontraksi dan menghentikan perdarahan.
Selain itu seksio sesarea juga dapat mencegah terjadinya robekan serviks
dan segmen bawah rahim yang sering terjadi pada persalinan
pervaginam.
Patofisiologi

• Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa


umumnya terjadi pada triwulan ketiga karena saat itu segmen bawah
uterus lebih mengalami perubahan berkaitan dengan semakin tuanya
kehamilan, segmen bawah uterus akan semakin melebar, dan serviks
mulai membuka.
• Perdarahan ini terjadi apabila plasenta terletak diatas ostium uteri
interna atau di bagian bawah segmen rahim. Pembentukan segmen
bawah rahim dan pembukaan ostium interna akan menyebabkan
robekan plasenta pada tempat perlekatannya.
• Darah yang berwarna merah segar, sumber perdarahan dari plasenta
previa ini ialah sinus uterus yang robek karena terlepasnya plasenta
dari dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari
plasenta.
• Perdarahannnya tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan
serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan
perdarahan tersebut, tidak sama dengan serabut otot uterus
menghentikan perdarahan pada kala III pada plasenta yang letaknya
normal.
• Semakin rendah letak plasenta, maka semakin dini perdarahan yang
terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada plasenta previa totalis akan
terjadi lebih dini daripada plasenta letak rendah yang mungkin baru
berdarah setelah persalinan mulai.
Komplikasi
• Menurut Dutta (2004) komplikasi dapat terjadi pada ibu dan bayi
yaitu: Selama kehamilan pada ibu dapat menimbulkan perdarahan
antepartum yang dapat menimbulkan syok, kelainan letak pada janin
sehingga meningkatnya letak bokong dan letak lintang. Selain itu juga
dapat mengakibatkan kelahiran prematur.
• Selama persalinan plasenta previa dapat menyebabkan ruptur atau
robekan jalan lahir, prolaps tali pusat, perdarahan postpartum,
perdarahan intrapartum, serta dapat menyebakan melekatnya
plasenta sehingga harus dikeluarkan secara manual atau bahkan
dilakukan kuretase.
• Sedangkan pada janin plasenta previa ini dapat mengakibatkan bayi
lahir dengan berat badan rendah, munculnya asfiksia, kematian janin
dalan uterus, kelainan kongenital serta cidera akibat intervensi
kelahiran.
Penatalaksanaan
Menurut Mose (2004) penatalaksanaan pada plasenta previa dapat
dibagi dalam 2 golongan, yaitu:
1. Ekspektatif, dilakukan apabila janin masih kecil sehingga
kemungkinan hidup di dunia masih kecil baginya. Sikap ekspektasi
tertentu hanya dapat dibenarkan jika keadaan ibu baik dan
perdarahannya sudah berhenti atau sedikit sekali. Dahulu ada
anggapan bahwa kehamilan dengan plasenta previa harus segera
diakhiri untuk menghindari perdarahan yang fatal.
2. Terminasi, dilakukan dengan segera mengakhiri kehamilan sebelum terjadi
perdarahan yang dapat menimbulkan kematian, misalnya: kehamilan telah
cukup bulan, perdarahan banyak, dan anak telah meninggal. Terminasi ini
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Cara vaginal yang bermaksud untuk mengadakan tekanan pada plasenta,
dengan cara ini maka pembuluh-pembuluh darah yang terbuka dapat
tertutup kembali (tamponade pada plasenta).
b. b. Dengan cara seksio sesarea, yang dimaksud untuk mengosongkan
rahim sehingga rahim dapat berkontraksi dan menghentikan perdarahan.
Selain itu seksio sesarea juga dapat mencegah terjadinya robekan serviks
dan segmen bawah rahim yang sering terjadi pada persalinan
pervaginam.
Vassa previa
VASA PREVIA
Definisi
• Vasa previa adalah keadaan dimana pembuluh darah janin berada di
dalam selaput ketuban dan melewati ostium uteri internnum untuk
kemudian sampai ke dalam insersinya di tali pusat.

Sumber :
Prawirohardo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka
Etiologi
• Pembuluh darah janin melintasi selaput ketuban yang berada di
depan ostium uteri internum. Pembuluh darah tersebut dapat berasal
dari insersio velametosa dari tali pusat atau bagian dari lobus
suksenteriata (lobus aksesorius).

Sumber :
Prawirohardo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka
Faktor resiko
• Plasenta bilobalata
• Plasenta suksenturiata
• Plasenta letak rendah
• Kehamilan pada vertilisasi in viyto
• Kehamilan ganda terutama triplet

Sumber :
Prawirohardo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka
Patofisiologi
Manifestasi klinis
• Preterm contractions
• Painless vaginal bleeding
• Cervix is effaced and dilated
• Membranes cervix rupture spontaneously or are ruptured artificially

Rachel G. Sinkey, MD; Anthony O. Odibo, MD, MSCE; Jodi S. Dashe, MD.2015.Diagnosis and management of
vasa previa. American Journal of Obstetrics & Gynecology
Pemeriksaan penunjang
• Prenatal diagnosis of vasa previa by ultrasound scanning is most often
made at 18-26 weeks of gestation, and identification is less effective if
the ultrasound examination was performed only in the third
trimester. If diagnosed in the second trimester, approximately 20% of
cases resolved before delivery.

• Rachel G. Sinkey, MD; Anthony O. Odibo, MD, MSCE; Jodi S. Dashe, MD.2015.Diagnosis and management of
vasa previa. American Journal of Obstetrics & Gynecology
Tata laksana
• Caesarean section
• Antenatal diagnosis and aggressive neonatal resuscitation

Robert Gagnon, MD, Montreal QC.2009. Guidelines for the Management of Vasa Previa. J Obstet Gynaecol Can
vol.31 no.8
Prognosis
When there has been bleeding from the fetal vessels, the fetal
prognosis is generally considered to be poor.

Robert Gagnon, MD, Montreal QC.2009. Guidelines for the Management of Vasa Previa. J Obstet Gynaecol Can
vol.31 no.8
Kompikasi
• Rupture of the vessels carrying fetal blood
• Hypoxia
• Postnatal complications
 Hyalinemembrane disease
 Bronchopulmonary dysplasia
 Transient tachypnea
 Respiratory distress syndrome
 Anemia
 Hypovolemic shock

Yasmine Derbala MD,Frantisek Grochal MD, Philippe JeantymMD, PhD. 2007. Vasa Previa. Journal of Prenatal
Medicine vol.1 no.1
Solutio plasenta
Solutio Placenta/Placenta
Abruption
Definisi

Kondisi lepasnya placenta


yang letaknya normal
Dari dinding uterus
sebelum waktunya

Hacker Neville. Et al. 2016. Hacker & Moore Essential of Obstetric Gynecology. Elsevier inc
Ilmu Kebidanan Sarwono Edisi ke 3. 2010
Etiologi
Kemungkinan karena Implantasi plasenta yang tidak
adekuat

Hacker Neville. Et al. 2016. Hacker & Moore Essential of Obstetric Gynecology. Elsevier inc
Patofisiologi
IMPLANTASI PLASENTA
FAKTOR RESIKO
INADEKUAT

ANOMALI ARTERIOL
SPIRALIS
Tikkanen, Minna. 2010. Etiology, Clinical
Manifestations, and Prediction of Placental
Abruption. Acta Obstetricia Et PENDARAHAN DI
Gynecologica Scandinavica
DESIDUA BASALIS
Hacker Neville. Et al. 2016. Hacker & Moore
Essential of Obstetric Gynecology. Elsevier
inc PEMBENTUKAN
HEMATOM

KERUSAKAN JARINGAN PENDARAHAN


PLASENTA
Gejala Klinis
- Nyeri perut disertai kontraksi uterus
- Pendarahan pervaginam/non pervaginam disertai nyeri
Klasifikasi Pendarahan
Spotting : bercak bercak darah
Minor haemorrhage : kehilangan darah <50 ml
Mayor haemorrhage : kehilangan darah 50-1000 ml, belum ada gejala syok
Massive Haemorrhage : kehilangan darah >1000 ml ada gejala syok
- Fetal Distress
- Fetal Death
Royal College of Obstetrician and Gynecologist . 2011. Guidline Antepartum Haemorragic. 2011.
Hacker Neville. Et al. 2016. Hacker & Moore
Essential of Obstetric Gynecology. Elsevier inc
Grading

Grade 1 : Perdarahan vagina ringan dan iritabilitas uterus biasanya terjadi. Tekanan
darah ibu, dan kadar fibrinogen tidak terpengaruh. DJJ tetap normal.

Grade 2 : Perdarahan vagina ringan sampai sedang terlihat, kontraksi rahim (+/-),
Tekanan darah biasanya normal, kemungkinan takikardia.kemungkinan hipotensi
postural. Fibrinogen menurun (di bawah 250 mg persen) mungkin ada bukti gawat
janin.

Grade 3 : Pendarahan sedang sampai berat. Rahim kontraksi nyeri. Hipotensi ibu
biasanya muncul. Kematian janin telah terjadi. Kadar fibrinogen kurang dari 150 mg
persen , trombositopenia dan kelainan koagulasi.

Gabbe S., Niebyl JR, Simpson JL. 2016. Obstetrics: Normal and Problem Pregnancies
ed 7 ; p.579 Churchill Livingstone
Pemeriksaan Fisik
- TTV
- Kondisi Umum Ibu
- Head To Toe terutama abdomen dan genitalia eksterna maupun
interna
- Pemeriksaan Obstetrik
- Evaluasi Keluhan

Ilmu Kebidanan Sarwono Edisi ke 3. 2010


Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan ultrasound berguna dalam menentukan lokasi plasenta dan menghilangkan
diagnosis plasenta previa.

 biophysical profile dapat digunakan dalam manajemen pasien dengan solusio plasenta
marginal yang sedang dirawat secara konservatif. Skor 6 atau lebih rendah adalah
indikator status janin yang dikompromikan.

 pemeriksaan darah, termasuk CBC, studi pembekuan (fibrinogen dan PT / a-PTT), dan
BUN memberikan parameter dasar untuk mengevaluasi perubahan dalam status pasien.
Jenis dan Rh telah diperoleh jika diperlukan transfusi darah.

 Tes Kleihauer-Betke, yang mendeteksi sel-sel darah janin dalam sirkulasi ibu. Tes
Kleihauer-Betke tidak mendiagnosis adanya solusio plasenta, tetapi tes ini mengukur
keberadaan darah janin ke dalam sirkulasi ibu.
Sumber:
Sarwono. 2018. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Schmidt and Raines. 2019. Placental Abruption (Abruptio Placentae).ncbi.
Differential Diagnosis

Informasi di bawah ini membandingkan presentasi solusio plasenta dan plasenta


previa pada parameter umum yang termasuk dalam pemeriksaan obstetri.

Timbulnya gejala tiba-tiba dan intens untuk solusio plasenta tetapi diam dan
berbahaya untuk plasenta previa
Pendarahan dapat terlihat atau tidak pada solusio plasenta dan bersifat eksternal
dan terlihat dengan plasenta previa
Tingkat anemia atau syok lebih besar daripada kehilangan darah yang terlihat
pada solusio plasenta dan sama dengan kehilangan darah pada plasenta previa.
Nyeri intens dan akut pada solusio plasenta dan tidak berhubungan dengan
plasenta previa.
kontraksi uterus tegas dan seperti papan pada solusio plasenta dan lunak dan
santai di plasenta previa.
Sumber:
Sarwono. 2018. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Schmidt and Raines. 2019. Placental Abruption (Abruptio Placentae).ncbi.
Treatment
1. MRS
2. Pemeriksaan Darah Lengkap
3. pendarahan cukup banyak pemberian transfusi darah dan
kristaloid
4. Persalinan
a.Janin masih hidup , belum ada tanda-tanda persalinan pervaginam
dan cukup bulan  bedah sesar darurat
b. Telah terjadi kematian janin  persalinan pervaginam
Sumber:
Sarwono. 2018. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Schmidt and Raines. 2019. Placental Abruption (Abruptio Placentae).ncbi.
Prognosis
Solutio plasenta mempunyai prognosis yang buruk bagi ibu hamil dan
lebih buruk lagi bagi janin dibandingkan dengan plasenta previa.

Sumber:
Sarwono. 2018. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Schmidt and Raines. 2019. Placental Abruption (Abruptio Placentae).ncbi.
komplikasi
• Severe hemorrhage
• Fetal demise
• Maternal death

Sumber:
Sarwono. 2018. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Schmidt and Raines. 2019. Placental Abruption (Abruptio Placentae).ncbi.
Ruptur uteri
Definisi
• Ruptur uteri adalah Keadaan robekan pada rahim dimana telah
terjadihubungan langsung antara rongga amnion dan rongga
peritoneum atau hubungankedua rongga masih dibatasi oleh
peritoneum viserale. (Sarwono, 2010)
Penyebab (Etiologi)

Penyebab (etiologi) dari ruptur uteri adalah sebagai berikut :


1. Riwayat pembedahan terhadap fundus atau korpus uterus
2.Induksi dengan oksitosin yang sembarangan atau persalinan yang
lama
3.Presentasi abnormal ( terutama terjadi penipisan pada segmen
bawah uterus )

Sumber : Gibson Horas,2014. RUPTUR UTERI, FAKULTAS


KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA.
Secara etiologi penyebabnya dibagi menjadi 2:
a. Karena dinding rahim yang lemah dan cacat, misalnya pada bekas
SC,miomektomi,perforasi waktu kuretase, histerorafia, pelepasan plasenta
secara manual
b.Karena peregangan yang luar biasa pada rahim, misalnya pada panggul
sempit atau kelainan bentuk panggul, janin besar seperti janin penderita
DM, hidrops fetalis, post maturitas dan grande multipara.

Sumber : Gibson Horas,2014. RUPTUR UTERI, FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA.
Pasien yang berisiko tinggi antara lain
A.persalinan yang mengalami distosia, grande multipara, penggunaan
oksitosinatau prostaglandin untuk mempercepat persalina
B.pasien hamil yang pernah melahirkan sebelumnya melalui bedah
seksiosesarea atau operasi lain pada rahimnya
C. pernah histerorafi
D.Pelaksanaan trial of labor terutama pada pasien bekas seksio
sesarea, dansebagainya

Sumber : Gibson Horas,2014. RUPTUR UTERI, FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA.
PATOFISIOLOGI

• Saat his korpus uteri berkontraksi dan mengalami retraksi. Dengan


demikian,dinding korpus uteri atau segmen atas rahim menjadi lebih tebal
dan volume korpusuteri menjadi lebih kecil. Akibatnya tubuh janin yang
menempati korpus uteriterdorong ke dalam segmen bawah rahim. Segmen
bawah rahim menjadi lebih lebardan karenanya dindingnya menjadi lebih
tipis karena tertarik keatas oleh kontraksisegmen atas rahim yang kuat,
berulang dan sering sehingga lingkaran retraksi yangmembatasi kedua
segmen semakin bertambah tinggi

Sumber : JIVITA CATLEYA BASARAH,2015. jurnal REFERAT RUPTUR


UTERI.
Tanda-Tanda Ruptur Uteri

1. Nyeri abdomen
Dapat terjadi tiba-tiba, tajam dan seperti di sayat pisau. Apabila tejadiruptur
saat persalinan, kontraksi uterus yang intermiten dan kuat
akan berhenti secara tiba-
tiba, dan pasien akan mengeluh nyeri uterus yangmenetap.

2. Pendarahan pervaginan
Dapat simptomatik karena karena pendarahan aktif dari pembuluh
darahyang robek.

Sumber : JIVITA CATLEYA BASARAH,2015. jurnal REFERAT RUPTUR UTERI.


Pemeriksaan Penunjang
• CBC
• CTG (prolonged fetal bradycardia is the first sign in over 70 % of cases
of uterine rupture)
• USG
• Laparotomy
Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis
Meskipun seringkali bertahan hidup, potensi reproduksi di masa depan
berkurang atau hilang selamanya.
LO 2
SISTEM RUJUKAN OBSTETRI
SISTEM DAN CARA RUJUKAN
• Rujukan ibu hamil dan neonatus yang berisiko tinggi merupakan komponen
yang penting dalam sistem pelayanan kesehatan maternal. Dengan
memahami sistem dan cara rujukan yang baik, tenaga kesehatan
diharapkan dapat memperbaiki kualitas pelayanan pasien

KEMENKES RI.PELAYANAN KESEHATAN IBU DI FASILITAS KESEHATAN DASAR


DAN RUJUKAN.2013.
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
• Secara umum, rujukan dilakukan apabila tenaga dan perlengkapan di
suatu fasilitas kesehatan tidak mampu menatalaksana komplikasi
yang mungkin terjadi. Dalam pelayanan kesehatan maternal dan
pernatal, terdapat dua alasan untuk merujuk ibu hamil, yaitu ibu
dan/atau janin yang dikandungnya.

• KEMENKES RI.PELAYANAN KESEHATAN IBU DI FASILITAS KESEHATAN


DASAR DAN RUJUKAN.2013.
Berdasarkan sifatnya, rujukan ibu hamil dibedakan
menjadi:
• Rujukan kegawatdaruratan
Rujukan kegawatdaruratan adalah rujukan yang dilakukan sesegera mungkin
karena berhubungan dengan kondisi kegawatdaruratan yang mendesak.
• Rujukan berencana
Rujukan berencana adalah rujukan yang dilakukan dengan persiapan yang
lebih panjang ketika keadaan umum ibu masih relatif lebih baik, misalnya di
masa antenatal atau awal persalinan ketika didapati kemungkinan risiko
komplikasi. Karena tidak dilakukan dalam kondisi gawat darurat, rujukan ini
dapat dilakukan dengan pilihan modalitas transportasi yang lebih beragam,
nyaman, dan aman bagi pasien.
KEMENKES RI.PELAYANAN KESEHATAN IBU DI FASILITAS KESEHATAN DASAR
DAN RUJUKAN.2013.
PERENCANAAN RUJUKAN
1. Komunikasikan rencana merujuk dengan ibu dan keluarganya, Beberapa hal yang disampaikan sebaiknya meliputi:

• Diagnosis dan tindakan medis yangdiperlukan


• Alasan untuk merujuk ibu
• Risiko yang dapat timbul bila rujukan tidakdilakukan
• Risiko yang dapat timbul selama rujukandilakukan
• Waktu yang tepat untuk merujuk dan durasi yang dibutuhkan untuk merujuk
• Tujuan rujukan
• Modalitas dan cara transportasi yangdigunakan
• Nama tenaga kesehatan yang akan menemaniibu
• Jam operasional dan nomer telepon rumah sakit/pusat layanan kesehatan yang dituju
• Perkiraan lamanya waktu perawatan
• Perkiraan biaya dan sistem pembiayaan (termasuk dokumen kelengkapan untuk Jampersal, Jamkesmas, atau asuransi kesehatan)
• Petunjuk arah dan cara menuju tujuan rujukan dengan menggunakan modalitas transportasi lain
• Pilihan akomodasi untuk keluarga

KEMENKES RI.PELAYANAN KESEHATAN IBU DI FASILITAS KESEHATAN DASAR DAN RUJUKAN.2013.


2. Hubungi pusat layanan kesehatan yang menjadi tujuan rujukan dan sampaikan
kepada tenaga kesehatan yang akan menerima pasien hal-hal berikut ini:

• Indikasi rujukan
• Kondisi ibu dan janin
• Rencana terkait prosedur teknis rujukan (termasuk kondisi ingkungan dan
cuaca menuju tujuan rujukan)
• Kesiapan sarana dan prasarana di tujuan rujukan
• Penatalaksanaan yang sebaiknya dilakukan selama dan sebelum
transportasi, berdasarkan pengalaman-pengalaman rujukan sebelumnya

• KEMENKES RI.PELAYANAN KESEHATAN IBU DI FASILITAS KESEHATAN


DASAR DAN RUJUKAN.2013.
3. Hal yang perlu dicatat oleh pusat layanan
kesehatan yang akan menerima pasien adalah:
• Nama pasien
• Nama tenaga kesehatan yang merujuk
• Indikasi rujukan
• Kondisi ibu dan janin
• Penatalaksanaan yang telah dilakukan sebelumnya
• Nama dan profesi tenaga kesehatan yang mendampingi pasien

KEMENKES RI.PELAYANAN KESEHATAN IBU DI FASILITAS KESEHATAN DASAR


DAN RUJUKAN.2013.
4. Saat berkomunikasi lewat telepon, pastikan hal-
hal tersebut telah dicatat dan diketahui oleh
tenaga kesehatan di pusat layanan kesehatan yang
akan menerima pasien.

• KEMENKES RI.PELAYANAN KESEHATAN IBU DI FASILITAS KESEHATAN


DASAR DAN RUJUKAN.2013.
5.Lengkapi dan kirimlah berkas-berkas berikut ini
(secara langsung ataupun melalui faksimili) sesegera
mungkin:
• Formulir rujukan pasien (minimal berisi identitas ibu, hasil pemeriksaan,
diagnosis kerja, terapi yang telah diberikan, tujuan rujukan, serta nama dan
tanda tangan tenaga kesehatan yang memberi pelayanan)
• Fotokopi rekam medis kunjungan antenatal
• Fotokopi rekam medis yang berkaitan dengan kondisi saat ini
• Hasil pemeriksaan penunjang
• Berkas-berkas lain untuk pembiayaan menggunakan jaminan kesehatan

• KEMENKES RI.PELAYANAN KESEHATAN IBU DI FASILITAS KESEHATAN


DASAR DAN RUJUKAN.2013.
6. Pastikan ibu yang dirujuk telah mengenakan gelang identifikasi
7.Bila terdapat indikasi, pasien dapat dipasang jalur intravena dengan kanul berukuran 16 atau 18
8.Mulai penatalaksanaan dan pemberian obat-obatan sesuai indikasi segera setelah berdiskusi
dengan tenaga kesehatan di tujuan rujukan. Semua resusitasi, penanganan kegawatdaruratan
dilakukan sebelum memindahkan pasien.
9.Periksa kelengkapan alat dan perlengkapan yang akan digunakan untuk merujuk, dengan
mempertimbangkan juga kemungkinan yang dapat terjadi selama transportasi.
10. Selalu siap sedia untuk kemungkinan terburuk.
11.Nilai kembali kondisi pasien sebelum merujuk
12.PERLENGKAPAN

KEMENKES RI.PELAYANAN KESEHATAN IBU DI FASILITAS KESEHATAN DASAR DAN RUJUKAN.2013.


PEMBAHASAN
Perbeda Disease
an Plasenta previa Vasa Previa Solusio plasenta Ruptur uteri

Etiologi -Penyebab belum Pembuluh darah - Kemungkinan ₋ Anomali atau


diketahui pasti janin melintasi karena Implantasi kerusakan yang
-Beresiko pada selaput ketuban plasenta yang tidak sudah ada di rahim
ibu dengan paritas yang berada di adekuat sebelumnya
tinggi, usia lanjut, depan ostium ₋ Trauma
cacat rahim dan uteri internum ₋ Komplikasi
miomektomi persalinan
Gejala -Pendarahan • Preterm • Nyeri perut ₋ Pendarahan
pervaginam tanpa contractions disertai kontraksi pervaginam hebat
rasa nyeri • Painless uterus ₋ nyeri abdomen
-Pendarahan vaginal • Pendarahan hebat
berulang yang bleeding pervaginam/non ₋ BJJ sering tidak
semakin banyak • Cervix is pervaginam terdengar
-Darah merah effaced and disertai nyeri ₋ Tekanan darah turun
segar dan dilated ₋ Nadi cepat
bergumpal • Membranes ₋ Pernafasan yang sulit
-Sering disertai cervix rupture
kelainan letak spontaneously
janin atau janin or are ruptured
mengambang artificially
diatas pintu
Tata - MRS • Caesarean 1. MRS - MRS
laksana - Tirah baring section 2. pendarahan - Prevention is
sambil • Antenatal cukup better than cure
dievaluasi diagnosis banyak - Pasien beresiko
ketat and transfusi harus dirujuk ke
- Bila janin aggressive darah dan fasilitas yang
dalam neonatal kristaloid memadai
keadaan resuscitation 3. Persalinan - Bila sudah
sehat dan a.Janin masih ruptura
masih hidup , belum ada laparotomi,
prematur tanda-tanda histerektomi
dapat rawat persalinan
jalan tapi pervaginam dan
dalam cukup bulan 
pengawasan bedah sesar
ketat darurat
- Seksio b. Telah terjadi
sesarea kematian janin 
persalinan
pervaginam
petkon
Ny. ST 38 thn

Perdarahan abnormal
Perdarahan normal

UK <14 mgg UK >14 mgg


(Trimester 1) (Trimester 2 dan 3)

Plasenta Previa Vasa Previa Solusio Plasenta Ruptur Uteri

Gejala: Tatalaksana :
Klasifikasi:
• Perdarahan uterus
•Plasenta previa totalis
keluar mll vagina Tatalaksana Umum
•Plasenta previa parsialis
tanpa rasa nyeri • Infus cairan NaCl 0,9% atau Ringer Laktat secara iv
•Plasenta previa
•Perdarahan
marginalis
berulang Tatalaksana Khusus
• Plasenta letak rendah
•Perdarahan sedikit •MRS, tirah baring, antibiotik profilaksis
sampai banyak •Berikan tokolitik bila ada kontraksi yaitu MgSO4 4g
iv dosis awal dilanjut 4g setiap 6 jam
POMR

Anda mungkin juga menyukai