Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

SECTIO CAESAREA ATAS


INDIKASI
OLIGOHIDRAMNION + HRP
Oleh:
Injilita N. Tangkuman
070111086
Pembimbing:
Prof. dr. Najoan N. Warouw, SpOG-K

Istilah Seksio sesarea berasal dari


perkataan Latin caedere yang artinya
memotong.
Seksio sesarea adalah suatu
pembedahan guna melahirkan anak
lewat insisi pada dinding abdomen dan
uterus.

Badan Kesehatan Dunia (WHO)


persalinan dengan bedah sesar adalah
sekitar 10-15 % dari semua proses
persalinan di negara-negara berkembang.
Di Indonesia sendiri, presentasi operasi
caesarsekitar 5 %.
Sementara data lain dari RSUD Cipto
Mangkusumo Jakarta tahun 1999 2000
jumlah persalinan sebanyak 404 persalinan
dan 121 (31 %) di antaranya merupakan
persalinan Sectio caesarea.1

Indikasi seksio saesarea:

Indikasi ibu, yakni panggul sempit; plasenta


previa; disproporsi cefalopelvik; ruptur uteri
mengancam; persalinan yang tidak maju;
bekas seksio sesarea; distosia; hipertensi,
preeklamsia dan eklamsia.
Indikasi janin diantaranya kelainan letak,
janin besar, hidrosefalus, dan gawat janin.

Kontra indikasi kelainan kongenital yang


berat; infeksi intrauterin; syok/anemia yang
belum teratasi; janin mati.

Pada ibu perdarahan post partum, rasa nyeri


dan masa penyembuhan luka yang lebih
panjang dibandingkan patrus pervaginam,
infeksi saluran kemih, infeksi pada luka operasi
dan endometriosis.
Pada janin aspirasi mekonium, laserasi
akibat insisi,Apgar score yang rendah akibat
penggunaan obat anestesi

Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana


jumlah air ketuban lebih sedikit dari normal,
kurang dari 500 cc.
Biasanya cairannya kental, keruh, dan sampai
berwarna kuning kehijau-hijauan.
Olighidramnion dapat terjadi pada kehamilan
muda dan kehamilan lanjut.

Pada kehamilan muda gangguan bagi


pertumbuhan janin, bahkan bisa terjadi foetus
papyreceous, yaitu picak seperti kertas karena
tekanan-tekanan.
Pada kehamilan lanjut cacat bawaan karena
tekanan dan kulit janin menjadi tebal dan kering, juga
dapat mengakibatkan kelainan pada sistem otot.

Berkurangnya volume cairan amnion dapat


menimbulkan hipoksia janin sebagai akibat
dari kompresi tali pusat karena gerakan
janin atau kontraksi rahim.
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion
masih belum diketahui.

Secara umum oligohidramnion berhubungan


dengan salah satu kondisi dibawah ini:
Pecahnya selaput ketuban.
Kelainan bawaan pada saluran ginjal dan atau
saluran kemih janin.
Produksi urin janin yang kurang secara kronis.
Hamil lewat waktu (Postterm)
Oligohidramnion lebih sering ditemukan pada
kehamilan yang sudah cukup bulan volume air
ketuban biasanya menurun saat hamil sudah
cukup bulan.
Ditemukan pada sekitar 12 % kehamilan yang
mencapai 41 minggu.

Kehamilan Resiko Tinggi (High Risk


Pregnancy) suatu kehamilan yang
memiliki resiko lebih besar dari biasanya
(baik bagi ibu maupun bayinya), akan
terjadi penyakit atau kematian sebelum
maupun sesudah persalinan.
WHO memperkirakan setiap tahunnya
500.000 ibu meninggal sebagai akibat
langsung dari kehamilan.

Menurut Podjie Rochyati, kahamilan resiko tinggi


memiliki batasan faktor resiko atau masalah yang
terbagi menjadi 3 yaitu:

APGO: primimuda, primitua, primitua sekunder,


grande multipara, umur 35 tahun atau lebih, tinggi
badan 145 cm atau kurang, riwayat obstetrik jelek
(BOH), persalinan yang lalu dengan tindakan, bekas
SC.
AGO: penyakit pada ibu hamil (anemia, malaria, TB
paru, penyakit jantung, DM, HIV/AIDS,
toksoplasmosis), gemeli, hidramnion, IUFD, kehamilan
lewat waktu (serotinous), letak sungsang, letak
lintang.
AGDO: perdarahan antepartum, preeklampsi
berat/ekampsi.

Laporan Kasus

IDENTITAS
Nama
Umur
Pendidikan :
Alamat
Pekerjaan :
Agama
Suku
Bangsa
Nama suami
Pendidikan :
Pekerjaan :
MRS
:

: Ny. D. H
: 41 tahun
Tamat S1
: Perkamil Lingkungan II
IRT
: Islam
: Gorontalo
: Indonesia
: Tn. M. S.
Tamat SMA
Wiraswasta
14 Desember 2012

ANAMNESIS
Keluhan utama :
Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan
belum dirasakan.
Pelepasan lendir campur darah dari jalan
lahir (-).
Pelepasan air ketuban dari jalan lahir (-).
Pergerakan janin masih dirasakan saat MRS.
BAK/BAB biasa

RiwayatPenyakit Dahulu :
Penyakit jantung (-)
Penyakit Paru (-)
Penyakit ginjal (-)
Penyakit hati (-)
Penyakit kencing manis (-)
Penyakit darah tinggi (-)

Anamnesis Kebidanan :
Riwayat Kehamilan Sekarang
Muntah-muntah (-), bengkak (-), penglihatan
terganggu (-), sakit kepala (-), kencing biasa,
perdarahan (-), keluar darah (-), defekasi
teratur (-), pasien tidak merokok dan minum
alkohol.
Pemeriksaan Antenatal (PAN)
PAN: 2x di Puskesmas Ranomut, 3x di dokter
spesialis

Riwayat Haid
Menarche umur 14 tahun, siklus teratur, lamanya
haid 7 hari.
HPHT
: ? April 2012
TTP: ? Januari 2013
Riwayat Keluarga
Perkawinan 1 kali dengan suami sekarang 17 tahun.
Jumlah anak sekarang 3 orang.
Riwayat KB
Pernah ikut KB suntik 3 bulan.
Setelah melahirkan akan ikut KB dengan cara
sterilisasi.

Riwayat Kehamilan Dahulu


P1, perempuan, spontan letak belakang
kepala, BBL 4700 gr, PBL 56 cm, lahir di RS
Gorontalo oleh dokter, tahun 1995, hidup.
P2, laki-laki, letak sungsang, BBL 4700,
PBL 56 cm, lahir di RS Gorontalo oleh
dokter, tahun 2000, hidup.
P3, perempuan, letak sungsang, BBL 4800
gr, PBL 50 cm, lahir di RSUP Manado oleh
dokter, tahun 2007, hidup.

Pemeriksaan Kebidanan
Status Praesens :
- Keadaan umum : cukup
- Kesadaran : compos mentis
- Tensi
: 140/100 mmHg
- Nadi
: 80x/mnt
- Respirasi
: 20x/mnt
- Suhu badan : 36,5o C
- Tinggi Badan
: 157 cm
- Berat Badan : 51 kg
- Gizi
: cukup

Kulit : Turgor N
Kepala: simetris, deformitas (-)
Mata : conj : an -/-, skl : ikt -/Hidung
: sekret -/Mulut/gigi : caries (+)
Dada : cor & pulmo tak
Perut : hepar & lien sukar dievaluasi
Kelamin
: perempuan, tak
Anggota gerak: Oedema (-), RF (+) N

Status Obstetrik
Tinggi Fundus uteri : 31 cm
Letak anak
: Letak kepala U puki
BJA
: 140-145 dpm
His
: (-)
Gerakan Janin
: (+)
TBBA
: 2945 gr
Hal-hal lain
: Ibu merasa sedikit
nyeri saat merasakan pergerakan janin,
pergerakan janin jelas terasa

Pemeriksaan Penunjang:
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 11.9 g/dL
Leukosit : 9.900 /mm3
Trombosit
: 182 103/mm3
Hematokrit
: 33.2%
Eritrosit : 3.88 106/mm3
Proteinuria
: (+)
Hasil konsul kardiologi: EKG dalam batas normal
USG
Kesan: Hamil aterm dengan oligohidramnion

Resume Masuk :
G P A 41 tahun, MRS tanggal 14
4 3 0,
Desember 2012 dikirim dari poliklinik
dengan diagnosa G4P3A0 41 tahun hamil
aterm belum inpartu + PER janin intra
uterin tunggal hidup letak kepala +
oligohidramnion. Rencana SC. Tanda
inpartu (-), pelepasan air (-), pergerakan
janin (+), keluhan sakit kepala (-), riwayat
hipertensi (-), RPD(-).

Status praesens :
T : 140/100 mmHg
N : 80x/mnt
R : 20x/mnt
S: 36,5C

Status obstetrik :
TFU : 31 cm
Let anak : let kep U puki
His (-)
TBBA 2945 gr

Diagnosis:
G4P3A0, 41 tahun, hamil aterm, belum
inpartu + PER+ HRP
Janin intauterin tunggal hidup letak
kepala + Oligohidramnion

Sikap :
Sectio Caesarea
Konseling, Informed consent
Sedia darah
Lab, USG, NST, EKG
Observasi TNRS, his, BJJ
Lapor konsulen advis: SC semicito
tanggal 15 Desember 2012

Observasi
14 Desember 2012
Jam 11.00-12.00
BJA:
Jam 12.00-13.00
BJA:
His: (-)
Jam 13.00-14.00
BJA:
Jam 14.00-15.00
BJA:
Jam 15.00-16.00
BJA:
Jam 16.00-17.00
BJA:

142-154 dpm His: (-)


144-156 dpm
140-148
136-150
140-148
144-152

dpm His:
dpm His:
dpm His:
dpm His:

(-)
(-)
(-)
(-)

15 Desember 2012
S: (-)
O: KU: cukup Kes: CM
TD: 130/80 mmHg N: 80x/m
R: 20x/m S:36,5C
His: (-)
BJA: 140-148 dpm
A: G4P3A0, 41 tahun, hamil aterm, belum inpartu + PER+ HRP
Janin intauterin tunggal hidup letak kepala + Oligohidramnion
P: SC hari ini
Observasi TNRS, His, BJJ
Jam 14.30
Penderita didorong ke OK Cito
Jam 15.37
Operasi dimulai dan dilakukan SCTP dilanjutkan dengan sterilisasi
Pomeroy

Laporan operasi
Penderita ditidurkan terlentang di atas meja operasi. Dilakukan
antisepsis dengan povidon iodine pada abdomen dan
sekitarnya. Setelah general anestesi dilakukan irisan linea
mediana inferior. Irisan diperdalam lapis demi lapis secara
tajam dan tumpul, setelah tampak peritoneum, peritoneum
dijepit dengan dua pingset digunting kecil diperlebar ke atas
dan ke bawah. Tampak uterus gravidatum, identifikasi plika
vesiko uterine, digunting kecil diperlebar ke kiri dan ke kanan.
Vesika urinaria disisihkan dan dilindungi dengan haak
abdomen. Irisan semilunar pada SBR, tampak selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan putih keruh dengan suction
diperkirakan sebanyak kurang lebih 100 cc. Eksplorasi janin
letak kepala, dengan menarik kepala. Jam 15.43 lahir bayi lakilaki BBL 3250 gr BPL 47 cm AS 7-9. Tali pusat diklem dengan
dua cunam kocher dandigunting dianttaranya; sementara itu
jalan napas bayi dibersihkan, bayi diserahkan ke sejawat
neonati untuk perawatan lebih lanjut. Plasenta dilahirkan
secara manual, dijumpai infark plasenta 30%.

Luka SBR dijahit dua lapis secara simpul danjelujur dengan catgut.
Dilanjutkan dengan sterilisasi pomeroy. Hak kecil dimasukkan
kemudian tuba diidentifikasi dengan menelusuri fundus uteri.
Setelah tuba didapat, dijepit dan diangkat ke permukaan, dijahit
pada pertengahan tuba, kemudian dilanjutkan menjahit secara
sirkuler sehingga tuba berbentuk loop. Lalu jaringan tuba digunting
di atas jahitan tadi. Tuba didisinfeksi dengan betadine. Setelah
yakin perdarahan (-), chromic digunting, tuba dimasukkan kembali.
Demikian juga dilakukan pada tuba di sebelahnya. Setelah tuba
sebelahnya selesai, dinding abdomen ditutup lapis demi lapis.
Kontrol perdarahan (-). Dilakukan reperitonealisasi, control
perdarahan ulang (-). Cavum abdomen dibersihkan dari sisa-sisa
pembekuan darah. Eksplorasi uterus bentuk normal. Dinding
abdomen ditutup lapis demi lapis, peritoneum dijahit secara jelujur
dengan chromic catgut, otot dijahit secara simpula dengan
chromic catgut, fascia dijahit secara jelujur dengandexon 1,0, fat
dijahit secara simpul dengan plain catgut, kulit dijahit secara
subkutikuler. Luka dibersihakan dan ditutup dengan kasa betadine.
Operasi selesai.

Jam 16.40
Operasi selesai
KU Post op.
T : 130/80 mmHg
N : 82x/mnt
R : 22x/mnt
S: 36,2C
Kontraksi uterus baik
Perdarahan (-)

Sikap Post SCTP :

T, N, R, S, diuresis, perdarahan
Puasa sampai peristaltik (+), flatus (+)
IVFD D5%:RL 2:2 30 gtt/m
Metronidazole 2x1 drips
Pitogin 3x1 amp
Ceftriaxone 3x1 gr IV
As. Traneksamat 3x1 amp IV
Kaltrofen supp 1xII
Vit C 3x1
Cek Hb 2 jam dan 6 jam Post Operasi
Bila Hb <10 g/dL transfusi

Follow Up
16 Desember 2012
S: Nyeri luka operasi
O: KU Cukup Kes. CM
T: 120/80mmHg N: 80x/m
R: 20x/m
S: 36,3C
Mammae : laktasi -/-, infeksi -/Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat
Kontraksi baik
Luka operasi terawat
Rembesan darah (-), Pus (-)
A: P4A0, 41 tahun post SCTP+sterilisasi H2 a/i Oligohidramnion+HRP
Lahir bayi laki-laki, BBL 3250 gr, PBL 47 cm, AS 7-9
P: - Diet lunak
- Mobilisasi
- Rawat luka
- Cefadroxil 3x1
- Vit C 3x1
- SF 1x1

17 Desember 2012
S: O: KU Cukup Kes. CM
T: 110/80mmHg
N: 80x/m
R: 20x/m
S: 36,5C
Mammae : laktasi +/+, infeksi -/Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat
Kontraksi baik
Luka operasi terawat
Rembesan darah (-), Pus (-)
A: P4A0, 41 tahun post SCTP+sterilisasi H3 a/i Oligohidramnion+HRP
Lahir bayi laki-laki, BBL 3250 gr, PBL 47 cm, AS 7-9
P: - Diet TKTP
- Mobilisasi
- Asi on demand
- Rawat luka
- Cefadroxil 3x1
- Vit C 3x1
- SF 1x1

18 Desember 2012
S: O: KU Cukup Kes. CM
T: 120/80mmHg
N: 80x/m
R: 20x/m
S: 36,7C
Mammae : laktasi +/+, infeksi -/Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat
Kontraksi baik
Luka operasi terawat
Rembesan darah (-), Pus (-)
A: P4A0, 41 tahun post SCTP+sterilisasi H4 a/i Oligohidramnion+HRP
Lahir bayi laki-laki, BBL 3250 gr, PBL 47 cm, AS 7-9
P: - Diet TKTP
- Mobilisasi
- Asi on demand
- Rawat luka
- Cefadroxil 3x1
- Vit C 3x1
- SF 1x1

DISKUSI
Seorang penderita G4P3A0, 41 tahun, hamil
aterm, belum inpartu + PER+HRP
janin intrauterin tunggal hidup letak
kepala+Oligohidramnion
Yang akan dibahas dalam bagian ini adalah :
Diagnosis
Penanganan
Komplikasi
Prognosis

DIAGNOSIS

Penderita ini telah hamil sebanyak 4 kali, pernah


melahirkan 3 kali, saat ini penderita berumur 41
tahun.
Penderita sedang hamil dengan kehamilan aterm
belum inpartu, pelepasan lendir campur darah (-),
pelepasan air dari jalan lahir (-), pergerakan janin
masih dirasakan sampai saat masuk rumah sakit.
Pada pemeriksaan kebidanan teraba bagian lunak,
tidak melenting pada fundus uteri dan teraba keras,
bundar, dan melenting pada bagian simfisis.
Usia penderita 41 tahun termasuk dalam kriteria
resiko tinggi dimana berdasarkan teori salah satu
faktor resiko dari kehamilan resiko tinggi yaitu usia 35
tahun atau lebih.

Oligohidramnion pada anamnesis sering


merasa sedikit nyeri apabila janin bergerak
dan pergerakan janin jelas terasa.
USG kesan hamil aterm dengan
oligohidramnion.
Saat operasi volume air ketuban berjumlah
kurang lebih 100 cc.
Dalam kepustakaan volume air ketuban
kurang dari 500 cc disebut oligohidramnion.

PENATALAKSANAAN

Penatalaksaan pada kasus ini sectio secarea cito


karena usia ibu lebih dari 35 tahun yaitu 41 tahun
dimana hal tersebut termasuk dalam kehamilan
risiko tinggi dan terdapat oligohidramnion.
Persalinan perabdominal tindakan yang tepat
karena apabila dilakukan persalinan pervaginam
maka banyak resiko yang akan didapat oleh ibu dan
janin.
Kompresi tali pusat selama proses persalinan biasa
terjadi pada oligohidramnion karena itu
persalinan dengan section caesarea merupakan
pilihan terbaik pada kasus oligohidramnion.
Menurut kepustakaan terdiagnosis
oligohidramnion segera diterminasi.

KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi.


Oligohidramnion pada awal kehamilan cacat bawaan dan
gangguan pertumbuhan, partus prematurus, bahkan janin dapat
berbentuk picak seperti kertas kusut karena janin mengalami
tekanan dinding rahim.
Oligohidramnion pada kehamilan yang lebih lanjut cacat
bawaan seperti club-foot, janin dapat berbentuk picak seperti
kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
Gawat janin merupakan akibat langsung dari oligohidramnion
gangguan sirkulasi uteroplasenter.
Pada ibu perdarahan post partum, preeklamsi, serta persalinan
tidak lancar/macet

Namun pada kasus ini tidak ditemukan adanya komplikasi seperti


yang telah disebutkan tadi.

PROGNOSIS

Pada kasus ini untuk janin prognosisnya baik,


dimana tindakan seksio sesarea cito telah dapat
dilakukan sebelum terjadinya gawat janin.
Prognosis selama operasi dubia at bonam,
karena operasi berjalan dengan baik tanpa
komplikasi yang bermakna.
Prognosis post operasi juga dubia ad bonam

Pada ibu post sectio caesarea tidak ada keluhan


yang bermakna ataupun terjadi komplikasi post
sectio seperti perdarahan post partum dan infeksi.
Pada janin, dubia ad bonam karena didapati apgar
7-9 .

KESIMPULAN

Penanganan pasien ketika di rumah sakit telah


tepat, mengingat telah sesuai dengan indikasi
dan protokol rumah sakit.
Sectio caesarea pada kasus ini atas indikasi
high risk pregnancy karena ibu berusia 41
tahun dan oligohidramnion yaitu suatu keadaan
dimana jumlah air ketuban lebih sedikit dari
normal, kurang dari 500 cc.
Terminasi kehamilan segera setelah
terdiagnosis oligohidramnion memperkecil
komplikasi yang mungkin timbul pada janin.
Prognosis untuk ibu dan janin baik.

SARAN

Pemeriksaan kehamilan sangat penting


terutama pada kehamilan resiko tinggi.
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya
dilakukan setiap bulan sampai umur
kehamilan 28 minggu, setiap 2 minggu
sekali sampai umur 36 minggu, dan setiap
minggu untuk kehamilan lebih dari 36
minggu.
Penderita sebaiknya tidak segera kembali
hamil.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai