otal
Abstrtk Inring merupakar bagian tedawah dari salunn nafas bagian atas- L.ring berfungsi 6ebagai or8stl
fonasi, respirasi, proteksi, sirkulasi, menelin, dan emosi. Laringcktomi (rindakan pembedahan pada kanker
laring) adalah tindakan pengangkatan laring dan penisahan saluran nafas dari hidutrg,mulut, dan esofagus.
Pasca laringektomi pasi€n bcmafas melaiui satu lubang pada lehe. yaitu sloha. Tindakan la.ingektomi
menycbabkan cacat pada paiiar Pcnganekatan laring bcscrta pita suara yang ada di dalamhyr, maka pasien
akan m€rjadi afonia dan b€rrapas melalui stoma permancn di lehcr. Untuk itu dip€rlukan Ehabilitasi agar
pasjcn dapat bermasyarakat d6n mandid kcmbali, maupun r€habilitasi suara (yoice rehabilitation) agar pasicn
dapat be$icara (bersuara), sehingga nampu berkomunikasi secara vcrbal. Kemampuao bicara, dapat diperoleh
dengan tcEpi bicara .sopbagus (oasophgcal speech), ala! bantu eleftrolaring (elccrrolrryrx), .iau shurr artara
trake dan esofagus (tEcheo-o6ophag€al punctur€). (.rKS 2010; 1:27-36)
Katr kunci : Laryngcctomy, tcmpi bicara, tcrBpi bicara esophagus, al6t bantu el€ktrolaring, TEP
Abstrrct. Laryox is the lowcst part o, thc upper :espiralory tmct. Lsr).ogeal function as an organ fonasi,
rospintioq protection, ebculalion, swallowing, and €motion. Larirgcktomi (surg€ry in laryngeal cancer) is lhc
act ofrcmoval ofthe larynx and sepamtion of the respiratory tmct from the nosc, moulh and esophagus. Post
Iaringeklomi paticnt brcarhes [rcugh a hole in the rcck of the stoma. Laringekromi actions caus€ defects in
paticnts. Appointment oflhc larynx and vocal cords in it, then the paticnt will be afonia and brcarhe through r
permancnt stoma in the rcck. For that nccdcd ,Ehabilit.tion for pati€nts ro community and sclf-retum, and
r€habililnlio, of thc voic€ for palients to spcak , so as to communicatc verbally. The ability lo speak, can be
obtaincd wiih esophae€al spe.ch thempy (o.sophageal sp€cch), a tool elektrolaring (€l€ctrolarynx), or shunt
b€tween the t ach.a and esophags (tmcheo-ocsophageal puncir.e). (JKS 2010; 1:27-36)
di bawah usia 30 tahun. Kanker laring Etiologi pasti sampai saat ini belum
diperkirakan tetjadi 0,7% dari 1,3 juta diketahui, namun didapatkan beberapa hal
kasus kar <er pada orang dewasa pada yal1g berhubungan erat d€ngan terjadinya
tahun 2003. Diperkirakan 9,500 kasus baru keganasan laring yaitu : rokok, alkohol,
kanker laring terjadi pada tahun 2003- sinar radioaktil, virus.polusi udara, radiasi
Ieher dan asbestosis.lJ
27
JURNAL KEDOKTERAN SYIAll KUALA I/olume lA Nomar I April 2010
Untuk nenegakkan diagnosa tumor ganas tidak lagi b_erperan sebagai sumber
laring masih belum memuaskan, hal ini produksi suara.'
disebabkan antala lain karena letaknya Pasien dengan kanker laring sering
yang sulit untuk dicapai sehingga menghadapi berbagai masalah psikologis
dijumpai bukan pada stadium awal lagi. dan fungsional yang berhubungan dengan
Biasanya pasien datang dalam keadaan penyakit dan pengobatannya-
yang sudah berat sehingga hasil Kebutuhan dan manfaat konsultasi sangat
pergobatan yang diberikan kurang penting, pasien memiliki sedikit
memuaskafl. Yang terpenting pada pemahaman tentang peIan laring dan
penanggulangan tumor gaoas laring ialah hubungannya dengan menelan, berbicara,
diagnosa dini. yang mana fungsi-fungsi id akan berubai
Secara umum penatalaksanaan tumor setelah dilakukan total laringektomi.
ganas lariDg adalah dengan Beberapa pasien bahkan menolak operasi
pembedahan, radiasi, sitostatika ataupun karena ketakutan mereka dan pernahaman
kombinasi daripadanya, tergantuog terbatas tentang pasca operasi.l
stadium penyakit dan keadaan umum Pernilihan komunikasj tarpa laring
penderita.r merupakan tangguflg jawab multifaktor
Laryrgektomi total adalah pfosedur tidak hanya meliba&an pasien sendid
mengambil ladng secala keseluruhan. namun juga dokter, keluarg4 atau ahli
Ketika laring diambil, jalur baru unhrk bahasa dan patologi. Banlak pasien post
bomafas harus dibuat. Stoma dibuat di lar,,ngektomi tidak pfitah berkonsultasi
dasar leher dafl hakea kemudian dibuat dengan ahli patologi wicam.bahasa
menonjol kedepan menjadi stoma. Pasien sebelum dilakukan laringekomi.
tidak dapat lagi bernapas melalui hidung Kernampuan bicara, dapat diperoleh
atau mulut dan faring sekarang benar- dengan bicata esophagus, alat bantu
benar terpisah dari jalan napas. Bila elektrolaring, atau sruxr anrara lnkea dan
laringektomi total relah dilakukar, laring esophagus. '
28
Azwar dan Dewi Prahaztuti, Tercpi Bicqru Pasca Laringektomi Total
6
Gambar 1. Struktur Aoatomi bring
29
JURNAL KEDOKTEMN SYIAH KUALA Yolume l0 Notnor 1 April20l0
Fungsi respirasi laring dengan mengatur artikulasi secara relatif utuh, Meskipun
besar kecilnya dma glotis. Bila merupakan jalan yarrg sama bagi udara
m.kikoaritenoid posterior berkontmksi paru-paru dan fonasi, tmkea hanya
akan menyebabkan prosesus vokalis melayani pertukaran udam paru. Pada
kartilago ariteroid trergemk ke lateral, kasus laringektomi total, biasalya
sehingga rima glotis terbuka. Dengan esofagus tetap uhrh sebagai saluran
terjadinya perubaha[ tekanan udara maka penghubung mulut dan faring dengan
didalam kaktus tmkeo-bronkial akan dapat lambung. Maka sumber getaran baru untuk
mempengaruhi si*ulasi darah tubuh. oleh menghasilkan suara perlu dibentuk pada
karena iru laring juga mernpunyai fungsi daerah fariog-esofagus. Daerah ini dikeaal
sebagai alat pengatur sirkulasi darah.5 sebagai pseudoglotis atau neoglotis. Suara
Fungsi laring dalam proses morelan yang baru disebut suala esofagus atau
mempunyai tiga mekanisme yaitu gerakan suara alaringea (tanpa ladng). Sekitar 60
laring bagian bawah keatas, menutup sampai 75%
pasien laringektomi
aditus laringeus, serta mendorong bolus mempelajari beberapa bentuk bicara
makanan hrun ke hipofaring dao tidak esofagus, tramul tidak semuanya mahir
mungkin masuk kedalam laring." ' atau menguasainya. Sekitar l5o/o
Laring juga mernpunyai fimgsi tratuk berkomunikasi dengan memakai alat
mengekspresikan emosi s€perti berteriak, bualan, dan sisanya _ tidal belajar
mengeluh, menangis dan laia-lain yang berkomunikasi secara oral.'
berkaitan dengan fungsinya untuk fonasi
dengan mgmbuat suara serta menentukan Terapi Bicara
tirlggi rendalmya nada. Tinggi rendahaya
nada di atu! oleh peregangan plika vokalis. Tindakan laringektomi akan menyebabkan
Bila plika vokalis dalam aduksi, maka cacat pada pasien. Dengan dilakukarDya
m.kikotiroid akan merotasika! kartila8p pengangkatan laring beserta pita suara
tiroid ke bawah dan ke depan, menjauhi yang ada di dalamaya, maka pasien akan
katilago aritercid. Pada saat yang menjadi afonia dan bemapas melalui
bersamaan m.krikoaritenoid posterior akan stoma pemanen di
leher. Untuk itu
menahan atau memrik kartilago aritenoid diperlukan rehabilitasi terhadap pasien.
ke belakang. Plika vokalis kilidalam baik yang bersifat umum yakni agar pasien
keadaan yang efektif untuk berkontraksi. dapat bermasyarakat dan mandiri kembali,
Sebaliknya kontraksi m.krikoariteooid maupun rehabilitasi khusus yakni
akaa mendorong kanilago aritenoid ke rehabilitassi snaru (yoice rehabilitatiorl)
depan, sehingga plika vokalis akan agar pasien dapat berbicara (bersuara),
mengendor. Kontraksi serta mengendomya sehingga mampu berkomurikasi verbal.
plika vokalis akan menentukan tinggi Suara yang baru dapat dibuat dengaa salah
rendahnya nada.' satu dari cara berikut:a
30
Azyrar dah Dewi PrallaztutL Terapi Bicara Pasca Laringehomi Total
,,,. .\
r,-'
./,---.-\ . l
(('
' l' ,;!i
,
,'it I
72
Azwar da Dewi Prahaztuti, Terapi Bicara Pasca Inringeldo i foral
33
't/olurne
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUAIA l0 Nohlol I April 2010
34
Azwar daa Dewi Prahaztuti, Terqri Bicara Pdsca Laingeldomi Total
35
..i--.::. -
JURNAL KEDOK?ERAN SIIAH KUALA lolume l0 Nomor I April 2010
Drftar Pustaka
36