Fitri octaviana
Neurology department
Faculty of medicine universitas Indonesia
Cipto mangunkusumo hospital
Symptomatic Seizure
■ Symptomatic Seizures adalah kejang yang terjadi karena adanya etiologi yang mendasari.
■ Klasifikasi:
ACUTE SYMPTOMATIC
EPILEPSY
SEIZURE
ETIOLOGI
Penyakit lain/infeksi yang menyertai
Riwayat bepergian atau riwayat penyakit
seksual menular
Konsumsi alcohol, penggunaan ilicit drug
Penggunaan obat-obat lain/ OTC
Riwayat penyakit dahulu
UMUM
NEUROLOGIS
Kesadaran: GCS
Tanda peningkatan TIK
PEMERIKSAAN FISIK Tanda rangsang meningeal
Defisit neurologis fokal
Gerakan-gerakan ongoing seizures (nystagmoid,
subtle myoclonus, twitching)
Pemeriksaan Penunjang
ESENSIAL:
LABORATORIUM DPL, Glukosa, Elektrolit, Ureum, Creatinin, Magnesium,
Kalsium, Fosfat, Fungsi hati
KHUSUS
Tanda sepsis: Kultur darah dan urin
Gangguan sistemik (rash, arthralgia):
• LED, ANA, anti ds-DNA, Serum Complement, anti-phospholipid
antibody, anti-cardiolipin antibody, lupus anticoagulant
Faktor Risiko:
• HIV, PCR-TB
• Skrining toksikologi alcohol, drug abuse
• Serum amonia
Gangguan kognitif/ neuropsikiatri akut
• Reseptor NMDA, antibody thyroid
Pemeriksaan Penunjang
LABORATORIUM
CT SCAN
NEUROIMAGING
MRI
LUMBAL PUNGSI
Etiologi pada Acute Symptomatic Seizures
■ FENITOIN
– 15-20mg/kgBB dengan kecepatan 50mg/menit
– Monitor EKG: hati-hati aritmia
– Banyak interaksi dengan penggunaan obat-obat lain, sehingga kurang disukai
jika digunakan sebagai obat rumatan
■ LEVETIRACETAM
– Efektif pada Acute Symptomatic Seizure
– Dapat diberikan hingga dosis 30mg/kgBB berupa loading dose
– Tidak ada interaksi obat dengan obat lain
• Midazolam IM (BB>=40kg: 10mg; BB<40 kg: 5mg) tidak lebih inferior dibandingkah Lorazepam IV
• Midazolam IM Dapat digunakan pada dewasa atau anak-anak (BB>13kg)
Bioavailability comparison VPA and LEV oral and IV
VPA LEV
• Obat yang membuat efek sedasi paling besar, sebaiknya dihentikan terlebih dahulu
• Jika menggunakan obat anesthesia, maka obat anesthesia dihentikan terlebih dahulu
• Untuk OAE, fenobarbital dihentikan terlebih dahulu karena memiliki efek sedasi yang kuat.
• VPA atau LEV atau PHT dapat dipertahankan dalam dosis optimal untuk mencegah rekurensi
kejang namun tidak membuat efek sedasi
APAKAH OAE TERUS DIBERIKAN DAN KAPAN MENGHENTIKAN?
ILUSTRASI KASUS I
■ Wanita, 60 tahun
■ Kejang umum tonik klonik
■ Natrium: 108
■ Assessment: Hiponatremia e.c SIADH,
Pneumonia
■ OAE: VPA 1750mg/hari
EEG 1; 4 Mei 2020 EEG 2; 12 Mei 2020
Patient Seizure
Age
Sex
Urgency
AED Underlying disease
Compliance
Nation-specific
variables
AED Selection
Patient
Patient
AED
Must be • Carbamazepine
titrated to • Lamotrigine
effective dose • Topiramate
• Zonisamide
(4-8 weeks)
Enzyme inducer Enzyme inhibitor
•Carbamazepine •Oxcarbazepine*
•Phenytoin (CYP2C19)
•Phenobarbital •Topiramate*
•Oxcarbazepine (CYP2C19)
•Topiramate •Valproate
(>200mg/day)*