Anda di halaman 1dari 11

Ablasio Retina

Definisi
Ablasio retina adalah lepasnya lapisan syaraf
penglihatan dalam bola mata dari lapisan di bawahnya
atau lapisan retina pigmen epitelium (RPE) dengan
akumulasinya cairan sebretina.
Epidemiologi
Secara global insidensi ablasio retina yang sering ditemukan adalah
ablasio retina regmatogen, dimana insidensinya di dunia adalah 1 per
10.000 orang, pertahun. Paling sering ditemukan pasa pasien dengan
usia 40-70 tahun. Ablasio retina akibat trauma lebih sering ditemukan
pada pasien dengan usia 25-40 tahun. Untuk anak-anak, ablasio retina
terjadi sekitar 0,5-8% dari keseluruhan kasus ablasio retina.
Untuk Indoneisa belum ada studi epidemiologi lebih lanjut. Sebuah
penelitian di RS Mata Cicendo selama bulan Oktober 2015-Maret 2016
ditemukan 77 kasus ablasio retina regmatogen, 55 pasien laki-laki, dan
22 perempuan. Pasien terbanyak dengan usia 41-60 tahun.
Etiologi
Ablasio retina dapat terjadi secara spontan atau sekunder setelah trauma, akibat
adanya robekan pada retina, cairan masuk kebelakang dan mendorong retina
(rhematogen) atau tejadi penimbunan eksekudat dibawah retina sehinggan retina
terangkat (non rhematogen), atau tarikan jaringan parut pada badan kaca (traksi).
Penimbunan eksekudat terjadi akibat penyakit koroid, misalnya skleritis, koroditis,
tumor retrobulbar, uveitis dan toksemia gravidarum. Jaringan parut pada badan kaca
dapat disebabkan DM, proliferatife, trauma, infeksi atau pasca bedah.
Klasifikasi
1. Rhegmatogenous Retina Detachment (RRD)
Diawali dengan adanya robekan (break) pada retina yang menyebabkan
masuknya cairan yang berasal dari vitreus yang mencair (liquefaction)
di antara lapisan sensoris retina & RPE.
2. Non Rhegmatogenous Retinal Detachment
a. Traction Retinal Detachment: terlepasnya lapisan sensoris dari RPE
akibat dari tarikan oleh membran vitreoretina.
b. Exudative Retinal Detachment: masuknya cairan yang berasal dari
choriocapillary ke rongga subretina dengan cara menembus/melewati
lapisan RPE yang rusak.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
1. Gejala dini : floaters dan fotopsia (kilatan halilintar kecil pada
lapangan pandang)
2. Gangguan lapang pandang
3. Pandangan seperti tertutup tirai
4. Visus menurun tanpa disertai rasa sakit
5. Visus menurun
6. Gangguan lapang pandang
7. Pada pemeriksaan fundus okuli, tampak retina yang terlepas
berwarna pucat dengan pembuluh darah retina yang berkelok-kelok
disertai atau tanpa robekan retina
Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan Laboratorium, Dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit penyerta
antara lain glaukoma, diabetes
mellitus, maupun kelainan darah.
2. Pemeriksaan Ultrasonografi, yaitu ocular B-Scan ultrasoografi juga digunakan untuk
mendiagnosis ablasio retina dan keadaan patologis lain yang menyertainya seperti
proliverative vitreoretinopati, benda asing intraokuler. Selain itu ultrasonografi juga
digunakan untuk mengetahui kelainan yang menyebabkan ablasio retina eksekudatif
misalnya tumor dan posterior skleritis
3. Scleral indentation
4. Fundus drawing
5. Goldmann triple-mirror
6. Indirect slit lamp biomicroscopy
Tatalaksana
Pembedahan dilakukan sebelum 24 jam psca diagnosis (untuk
mencegah kerusakan darah makula dan penurunan ketajaman
penglihtan).

Anda mungkin juga menyukai