Definisi
Demam tifoid adalah salah satu penyakit
infeksi yang menyebabkan morbiditas dan
mortilitas yang tinggi diseluruh dunia
khususnya di negara-negara berkembang.
Demam tifoid adalah penyakit sistemik
yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
enteric aserovar typhi (S.typhi).
Epidemiologi
WHO menyatakan penyakit demam tifoid di dunia
mencapai 11-20 juta kasus per tahun yang
mengakibatkan sekitar 128.000 -161.000 kematian
setiap tahunnya (WHO, 2018).
Penyakit ini mencapai tingkat prevalensi 358
-810/100.000 penduduk di Indonesia.
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun
2010, demam tifoid menduduki peringkat ke-3
dengan jumlah penderita sebanyak 41.081 orang
yaitu 19.706 laki-laki dan 21.375 perempuan.
Sebanyak 274 penderita meninggal dunia.
Kasus demam tifoid ditemukan di
Jakarta sekitar 182,5 kasus setiap hari.
Diantaranya, sebanyak 64% infeksi
demam tifoid terjadi pada penderita
berusia 3 -19 tahun.
Di Sumatera Barat prevalensi demam
tifoid sebesar 1,46%(Riskesdas, 2009)
Faktor Risiko
Higine pribadi yang kurang baik
Usia
Status gizi yang kurang baik
Kurangnya sumber air bersih
Kebiasaan membeli makanan di luar
Riwayat tifoid keluarga
Tidak memiliki jamban yang sehat
Etiologi
Di sebabkan oleh Salmonella typhi
Bakteri Gram-negatif
Flagela, tidak berkapsul, tidak
membentuk spora, fakultatif anaerob
Memiliki antigen somatik (O) yang
terdiri dari oligosakarida, flagelar antigen
(H) yang terdiri dari protein dan envelope
antigen (K) yang terdiri dari polisakarida.
Patogenesis
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi demam tifoid 14 hari
Fase Awal (minggu ke-1)
1. Demam meningkat mulai dari sore-
malam
2. Terkadang diiringi gangguan ssp seperti
kesadaran menurun, penurunan
kesadaran mulai dari apatis sampai koma.
Fase Lanjut (minggu ke-2)
1. Nyeri kepala, malaise, anoreksia,
nausea,myalgia, nyeri perut dan radang
tenggorokan.
2. Gejala gastrointestinal dapat mengeluh
diare, obtipasi, atau optipasi kemudian
disusul dengan diare, lidah tampak kotor
dengan warna putih ditengah,
hepatomegaly dan splenomegal.
Diagnosis
Anamnesis ( cari faktor risiko)
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Uji widal - Pada uji widal terjadi reaksi
aglutinasi antara antigen kuman S.typhi dengan
antibodi penedrita.
b. Uji Typhidot - Hasil positif didapatkan 2-3 hari
setelah infeksi dan dapat mengidentifikasi secara
spesifik antibody IgM dan IgG yang terdapat
dalam antigen Salmonella typhi
c. IgM Dipstick - Uji ini digunakan
untuk mendeteksi antibody IgM spesifik
terhadap S.typhipada specimen serum
2. Kultur darah
3. Imaging – bila terjadi perforasi
Tatalaksana
Tirah baring
Diet dan terapi penunjang
Pemeberian antimikroba
Obat-obatan yang sering digunakan adalah :
1. kloramfenikol- 4 x 500mg/hari O/IV
2. Tiamfenikol – 4 x 500 mg/hari
3. Ampisilin – 50-150 mg/KgBB slm 2 mg
4. kontrimoksasol ( sulfametaksosal 400 mg
+ trimetoprin 80 mg)
Komplikasi
Perdarahan intestinal
Perforasi usus
Gangguan hematologi ( Trombositopenia,
pengingkatan PT,aPTT, KID)
Hepatitis tifosa
Miokarditis
Pankreatitis tifosa
Demam tifoid karier