Anda di halaman 1dari 17

Rizal Subahar dkk., Prevalensi dan intensitas infeksi Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura…...

__________________________________________________________________________________________

PREVALENSI DAN INTENSITAS INFEKSI Ascaris lumbricoides DAN Trichuris trichiura


PADA ANGGOTA KELUARGA DI JAKARTA DAN CIPANAS, JAWA BARAT

1 2 1 1 1
Rizal Subahar , Patra Patiah , Widiastuti , Agus Aulung , Heri Wibowo
1
Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jl. Salemba Raya No.6
Jakarta 10430, Indonesia
E-mail:subaharizal@yahoo.com
2
Kepala Sekolah SMUN34 Jakarta, Jl. Margasatwa Raya No 1, Pondok Labu,
Jakarta Selatan, Indonesia.
______________________________________________________________________________

ABSTRAK

Infeksi Ascaris lumbricoides dan Trichiuris trichiura dapat terjadi di antara anggota keluarga.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi dan intensitas infeksi A.lumbricoides dan
T.trichiura pada anggota keluarga di Jakarta Utara dan Cipanas, Jawa Barat.Penelitian ini
dilakukan di dua sekolah dasar negeri, yaituSDN Kalibaru 07 pagi (Jakarta Utara) dan SDN
Tarigu (Cipanas, Jawa Barat) dengan rancangan cross-sectional. Sampel tinja dari responden
terdiri dari bapak, ibu, anak SD, dan anggota keluarga lainnya. Pemeriksaan tinja dilakukan
dengan metode Kato-Katz. Jumlah sampel tinja yang diperiksa sebanyak 842 sampel terdiri dari
242 sampel tinja dari Kalibaru dan 600 dari Cipanas. Di Kalibaru, prevalensi A. lumbricoides dan
T.trichiura pada bapak sebesar 27,8% dan 13,9%, ibu 32,6% dan 7,0%, anak SD 37,5% dan
36,5%, dan anggota keluarga lainnya 30,5% dan 21,1%. Tidak ditemukan perbedaan yang
bermakna (p>0,05%) prevalensi cacing tersebut diantara bapak, ibu, anak SD, dan anggota
keluarga di Kalibaru. Di Cipanas, prevalensi A. lumbricoides dan T.trichiura pada bapak sebesar
0,0% dan 4,0%, ibu 2,0% dan 4,70%, anak SD 2,0% dan 16,7%, dan anggota keluarga lainnya
0,0% dan 4,7%. Intensitas infeksi A. lumbricoides dan T. trichiura pada anggota keluarga di
Kalibaru dan Cipanas termasuk infeksi ringan dan sedang. Infeksi berat A. lumbricoides hanya
ditemukan pada anak SD di Kalibaru. Anggota keluarga dengan infeksi A. lumbricoides dan T.
trichiura merupakan sumber infeksi untuk penularan cacing usus di masyarakat.

Kata kunci : prevalensi, intensitas infeksi, Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, anggota
keluarga.
______________________________________________________________________________

ABSTRACT

The infection ofAscaris lumbricoides andTrichiuris trichiura may be occured among family
members. The aim ofthe study was to know the prevalence and intensity of A.lumbricoidesand
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017

T.trichiurainfections among family members in Jakarta and Cipanas, West Java. This study was
conducted in two Government Schools, namely SDN Kalibaru 07 Pagi(North Jakarta) and SDN
Tarigu(Cipanas, West Jawa) using a cross-sectional design. The feces samples of respondents
consisted of father, mother, schoolchildren, as well as other family members. The feces samples
were tested by Kato-Katz method.A total of feces samples examined was 842 samples consisting
of 242 samples from Kalibaru and 600Cipanas. The feces samples were examined by Kato-Katz
method. In Kalibaru the prevalences of A. lumbricoides and T.trichiura in father were 27,8% and
13,9%, mother 32,6% and 7,0%, schoolchildren 37,5% and 36,5%, and other family members
30,5% and 21,1% respectively. Statistically, no significant differentiation (p>0.05) of the
prevalences of the intestinal helminths among faher, mother, schoolchildren, and other familiy
members in Kalibaru. In Cipanas, the prevalences of A. lumbricoides andT.trichiura in fahter
were 0,0% and 4,0%, mother 2,0% and 4,70%, schoolchildren 2,0% and 16,7%, and other family
members 0,0% and 4,7%. The intensity of A. lumbricoides and T. trichiura infections among the
family members in Kalibaru and Cipanans was light to moderate. The A. lumbricoides high
infection was only found among schoolchildren in Kalibaru. The family members infected byA.
lumbricoides andT. trichiurawere a source of infection for transmitting the intestinal helminths in
the community.

Keywords : Prevalence, Intensity of infection, Ascaris lumbricoides, Trichuris


trichiura,family members
______________________________________________________________________________

PENDAHULUAN menunjukkan bahwa infeksi STH tersebut


merupakan masalah kesehatan masyarakat
Soil-transmitted helminths (STH) dunia terutama di negara sedang
atau cacing yang ditularkan melalui tanah, berkembang dengan iklim tropik dan
terdiri dari Ascaris lumbricoides (cacing subtropik. Meskipun STH masih merupakan
gelang), Trichuris trichiura (cacing masalah kesehatan global, namun STH
cambuk), dan cacing tambang (Ancylostoma termasuk ke dalam negleted tropical
duodenale dan Necator americanus). 2
desease.
Bethony et.al1 melaporkan bahwa ± 2 Hotez et.al
2 melaporkan bahwa
milayar penduduk dunia terinfeksi STH; infeksi A. lumbricoides dan T. Trichiura
800-1,2 milyar orang terinfeksi A. berhubungan dengan kondisi sanitasi
lumbricoides, T. trichiura sebanyak 604- lingkungan yang buruk, terutama
795.000 orang dan cacing tambang sebanyak ketersediaan toilet dan air bersih yang
576-740.000 orang. Data tersebut terbatas. Konsekuensinya, sering terjadi
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017

pencemaran tinja manusia di sekitar lokasi trichiura dalam keluarga. Di Assam India
tempat tinggal penduduk. Penelitian telah dilaporkan bahwa jumlah anggota
sebelumnya melaporkan bahwa di keluarga yang padat di dalam satu rumah
lingkungan dengan pencemaran tinja mempengaruhi prevalensi A. lumbricoides
8
manusia yang tinggi terutama di tanah dan T. trichiura. Di Thailand Selatan telah
ditemukan telur infektif A. lumbricoides dan dilaporkan bahwa analisis tanah untuk telur
3,4 Ascaris dan Trichuris dapat digunakan
T. Trichiura. Selain itu, di negara sedang
berkembang terutama di daerah kumuh dan sebagai prediktor infeksi cacing tersebut
padat, kontruksi toilet dan saluran air 3
diantara anggota keluarga. Meskipun
buangannya sangat sederhana sehingga demikian, sampai saat ini belum dilakukan
dapat mencemari lingkungan sekitarnya penelitian tentang prevalensi dan intensitas
4
terutama di sekitar rumah. Oleh karena itu, infeksi cacing tersebut pada bapak, ibu,
penularan infeksi cacing tersebut dapat anak, dan anggota keluarga lainnya.
terjadi di sekitar rumah. Kondisi sanitasi Penelitian infeksi A. lumbricoides
yang buruk tersebut merupakan salah satu dan T. trichiura dalam keluarga perlu
faktor yang dapat meningkatkan prevalensi dilakukan untuk mengembangkan
5
cacing tersebut. epidemiologi STH pada tingkat keluarga.
Di Indonesia pada umumnya Dengan angka prevalensi dapat mengetahui
penelitian STH difokuskan pada anak besarnya masalah kesehatan cacing tersebut
6
sekolah dasar, sedangkan penelitian infeksi di masyarakat, menentukan prioritas
A. lumbricoides dan T. trichiura dalam kelompok umur yang berisiko terinfeksi
keluarga belum dilakukan. Meskipun cacing tersebut untuk pemberantasan, dan
demikian, ada satu penelitian cacing banyaknya obat antihelmintik yang harus
lainnnya, yaitu cacing pita yang telah disediakan dalam program
7
dilakukan di dalam keluarga.Subahar et al pemberantasannya. Intensitas infeksi
di Papua, Indonesia, telah meneliti infeksi memberikan makna potensial penularan
cacing pita T. solium di dalam keluarga. infeksi cacing tersebut di masyarakat dan
Hasilnya, infeksi T. solium ditemukan pada morbiditas yang meliputi gejala klinis dari
salah satu anggota keluarga. Penelitian 9
cacing tersebut. Di dalam keluarga terdapat
tersebut mendorong untuk melakukan anak, remaja, dan dewasa. Karena infeksi
penelitian infeksi A. lumbricoides dan T. cacing tersebut dapat menjangkiti semua
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017

5 Penelitian tersebut dilakukan pada Januari-


umur, maka semua anggota keluarga dapat
terinfeksi cacing tersebut. Juni 2012.
Di Kalibaru, Jakarta Utara, telah
diteliti infeksi A. lumbricoides sebesar 48% Lokasi penelitian
pada ibu hamil. Jadi, dengan angka Penelitian ini dilakukan Kelurahan
prevalensi tersebut dapat dijadikan indikator Kalibaru, Jakarta Utara dan desa Tarigu,
bahwa infeksi A. lumbricoides merupakan Cipanas, Jawa Barat. Cipanas merupakan
10 o
masalah kesehatan di lokasi tersebut. daerah pertanian dengan suhu rerata 20-22 C
Berbeda dengan Kalibaru, Cipanas (Jawa dan ketinggian 920 m dari permukaan laut,
2 sedangkan Kalibaru, Jakarta Utara suhu
Barat), dengan ketinggian ± 920 m dari
o
permukaan laut sehingga daerah tersebut rerata 27-29 C dengan ketinggian 3 meter
o
dingin (20-22 C) dan merupakan daerah dari permukaan laut. Data tersebut diperoleh

pertanian yang subur. Sampai saat ini, dari Badan Meteorologi Klimatologi dan

prevalensi cacing tersebut belum diteliti. Geofisika (BMKG) di Jakarta dan Jawa
11
Tujuan penelitian ini adalah untuk Barat.
menganalisis prevalensi dan intensitas
infeksi A.lumbricoides dan T. trichiura di Kriteria Inklusi dan Eksklusi
dalam keluarga, yaitu bapak, ibu, anak, dan Kriteria inklusi meliputi a)
anggota keluarga lainnya di Kelurahan menggunakan daerah penelitian merupakan
Kalibaru, Jakarta Utara dan Cipanas, Jawa daerah kumuh dan padat (terutama di
Barat. Kalibaru), daerah pertanian (Cipanas) yang
dapat terjangkau kendaraan, b) responden
METODE PENELITIAN adalah anggota keluarga (bapak, ibu, anak,
Lolos Kaji Etik dan anggota keluarga lainnya) bersedia
Penelitian ini telah mendapat mengirimkan sampel tinja, c) responden
persetujuan dari Panitia Komisi Kaji Etik merupakan penduduk yang menetap, dan
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bersedia menandatangani informed consent .
Tahun 2010 No.94/PT02FK/ETIK/2010. Kriteria ekslusi antara lain a) responden
Rancangan penelitian tidak bersedia mengirimkan sampel tinja, b)
Rancangan penelitian ini, yaitu responden tinggal sendiri (tanpa suami,
potong lintang atau cross-sectional.
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017

isteri, anak, dan anggota lainnya) dan d) dan eksklusi. Data responden terutama nama
kurang 1 tahun tinggal di lokasi penelitian. orang tua (bapak dan ibu) didapatkan dari
data murid SDN Kalibaru 07 Pagi Jakarta
Penyuluhan dan SDN Tarigu, Cipanas, Jawa Barat.
Tim Peneliti melakukan penyuluhan Pemilihan responden dilakukan secara acak
tentang penyakit cacing usus. Materi dengan menggunakan Tabel Random.
peyuluhan meliputi pengenalan spesies STH, Sampel dalam penelitian ini adalah
gejala klinis, diagnosis, pengobatan, dan tinja yang berasal dari responden yang
pencegahan. Metode penyuluhan dilakukan terpilih secara acak. Semua anggota keluarga
dengan ceramah dan diskusi interaktif diberikan pot tinja yang telah diberi label
dengan respoden. Penyuluhan diberikan nama, nama sekolah, tanggal, dan nama
kepada siswa, orang tua, dan guru SD kepala keluarga (KK). Dalam penelitian ini,
Kalibaru 07 Jakarta dan SDN Tarigu, jumlah sampel tinja yang diperiksa sebanyak
Cipanas, Jawa Barat. 842 sampel terdiri dari 242 sampel tinja dari
responden Kalibaru dan 600 dari Cipanas.
Data Demografi Responden
Data demografi responden diperoleh Pemeriksaan sampel tinja
dengan wawancara dengan menggunakan Sampel tinja diperiksa di
kuestioner. Kuesioner berisi data demografi Laboratorium Departemen Parasitologi
responden (jenis, kelamin, umur, pendidikan, Faklutas Kedokteran Universitas Indonesia.
12
pekerjaan, toilet, sumber air, jumlah anggota dengan metode Kato-Katz. Sifat metode
keluarga, dan lain-lain). Responden yang Kato-Katz yaitu kuantitatif sehingga dapat
diwawancarai langsung adalah ibu anak SD. menghitung telur per gram tinja (TPG) untuk
menentukan intensitas infeksi STH.
Sampel Penelitian Klasifikasi intensitas infeksi berdasarkan
Responden penelitian ini adalah yang telah dideskripsikan oleh Montresor et
anggota keluarga; bapak, ibu, anak, dan al (1998).
anggota keluarga lainnya. Responden
tersebut berasal dari Kalibaru dan Cipanas Analisis Data
yang telah memenuhi syarat kriteria inklusi Analisis data dilakukan dengan
menggunakan program SPSS ver. 17 pada
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017

PC Computer. Statistik deskripsi dilakukan dan anggota keluarga lainnya 59 sampel. Di


untuk mengetahui frekuensi, standar deviasi Cipanas, sebanyak 150 sampel tinja dari
(SD), standar error (SE), rerata, median, dan bapak, 150 ibu, 150 anak SD dan 150
modus dari data penelitian ini. Analisis anggota lainnya.
statistik deskripsi menggunakan Crosstab Tabel 1 memperlihatkan karakteristik
antara variabel bebas (umur, jenis kelamin, demografi responden di Kalibaru dan
pendidikan, dan lain-lain) dan tidak bebas Cipanas. Secara umum, di Kalibaru dan
(lokasi penelitian, A. lumbricoides +/-, dan Cipanas, jumlah bapak yang berumur 37-46
T.trichiura +/-) dilakukan dengan tahun lebih banyak dibandingkan dengan
13 kelompok umur lainnya. Secara statistik
mengunakan uji chi-square.
Data penelitian tersebut tidak normal umur bapak di Kalibaru dan Cipanas
meskipun telah dilakukan transformasi data. berbeda bermakna. Di Kalibaru, bapak yang
Oleh karena itu, statistik nonparametrik berpendidikan SMP dan SMA lebih banyak,
digunakan dalam penelitian ini, yaitu uji sedangkan di Cipanas lebih banyak yang
untuk beberapa variabel yang bebas (test for berpendidikan SD. Secara statistik,
k independent samples, Kruskal-Wallis H) pendidikan bapak di Kalibaru berbeda
dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan dengan di Cipanas. Sehubungan dengan
prevalensi STH pada bapak, ibu, anak, dan pekerjaan bapak, yaitu pedagang dan buruh
anggotakeluargadiJakartadan lebih banyak di Kalibaru dan Cipanas.
13
Cipanas. Perhitungan angka prevalensi dan Karena Kalibaru di dekat pantai Jakarta,
intensitas infeksi STH seperti yang telah maka ada responden yang bekerja sebagai
14 nelayan. Selain itu, di Cipanas yang
dideskripsikan sebelumnya.
merupakan daerah pertanian didapatkan
HASIL PENELITIAN bapak yang berkerja sebagai petani.
Dalam penelitian ini, jumlah sampel Dalam penelitian ini data demografi
tinja yang berhasil dikumpulkan sebanyak untuk responden ibu diperlihatkan dalam
842 sampel. Sampel tinja tersebut terdiri dari Tabel 1. Umur ibu lebih muda dibandingkan
242 sampel dari Kalibaru dan 600 sampel dengan umur bapak. Umur ibu yang paling
dari Cipanas. Di Kalibaru, responden bapak muda 23 tahun dan umur tertua lebih dari 42
yang mengirimkan sampel tinja sebanyak 36 tahun. Secara statistik, umur ibu di Kalibaru
sampel, ibu 43 sampel, anak SD 104 sampel, dan Cipanas berbeda bermakna. Di Cipanas,
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017

pada umumnya, jumlah ibu yang alami. Secara statistik, tidak terdapat
berpendidikan rendah lebih banyak perbedaan sumber air di Kalibaru dan
dibandingkan di Kalibaru dan secara Cipanas. Di kedua lokasi penelitian,
statistik, pendidikan ibu tersebut di Kalibaru sebagian besar responden memiliki toilet di
berbeda bermakna dengan di Cipanas. Di dalam rumah. Meskipun demikian, masih
dua lokasi penelitian, sebagian besar ada responden yang tidak memiliki toilet dan
pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga. menggunakan toilet umum. Hal itu
Hasil uji statistik dari pekerjaan tersebut menunjukkan bahwa fasilitas toilet perlu
tidak terdapat perbedaan yang bermakna di disediakan untuk mengurangi pencemaran
Kalibaru dan Cipanas. tinja. Secara statistik, tidak terdapat
Tabel 1 memperlihatkan status rumah perbedaan ketersediaan toilet di Kalibaru
responden, yaitu rumah pribadi, kontrakan, dan Cipanas (Tabel 1).
dan milik orang tua. Di Kalibaru lebih Pada Tabel 2 memperlihatkan bahwa
banyak responden mengontrak rumah di Jakarta Utara, secara keseluruhan
dibandingkan dengan responden yang prevalensi A. lumbricoides pada anggota
memiliki rumah sendiri. Berbeda dengan di keluarga (orang tua, anak SD, dan anggota
Cipanas, sebgian besar responden memiliki lainnya) sebesar 33,5% dan T. trichiura
rumah sendiri. Hasil uji statistik didapatkan 21,1%, sedangkan di Cipanas sebesar 1,0 %
terdapat perbedaan status rumah responden dan 7,5%. Hasil penelitian ini
di Kalibaru dan Cipanas. memeprlihatkan bahwa orang tua, anak SD,
Berdasarkan aspek lingkungan, yaitu dan anggota keluarga lainnya yang
sumber air dan toilet yang digunakan sehari- bertempat tinggal di Kalibaru dan Cipanas
hari oleh responden diperlihatkan pada Tabel dapat terinfeksi dengan A. lumbricoides dan
1. Di Kalibaru, sebagian responden T. trichiura.
menggunakan sumber air dari PDAM Prevalensi A. lumbricoides dan T.
(Perusahaan Daerah Air Minum) untuk trichiura pada orang tua terutama ibu lebih
kegiatan sehari-hari, sedangkan responden di tinggi dibandingkan dengan bapak.
Cipanas lebih banyak menggunakan sumber Berdasarkan lokasi penelitian, di Jakarta
air dari sumur. Hal itu menunjukkan bapak-bapak dapat terinfeksi A.
bahwa Cipanas merupakan daerah lumbricoides dan T. trichiura, sedangkan di
pegunungan dimana air tersebut masih Cipanas hanya infeksi T. trichiura.
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017

Meskipun demikian, prevalensi A. nonparametrik digunakan dalam penelitian


lumbricoides dan T. trichiura ditemukan ini, yaitu uji untuk beberapa variabel yang
pada ibu yang tinggal di Jakarta Utara dan bebas (test for k independent samples,
Cipanas. Hasil penelitian ini menunjukkan Kruskal-Wallis H) dengan tujuan untuk
bahwa ibu lebih sering terinfeksi A. mengetahui perbedaan prevalensi STH pada
lumbricoides dan T. trichiura dibandingkan bapak, ibu, anak, dan anggota keluarga di
bapak (Tabel 2). 13
Jakarta dan Cipanas. Hasil analisis
Pada anak SD di Jakarta Utara, memperlihatkan bahwa tidak ditemukan
prevalensi A. lumbricoides dan T. trichiura perbedaan yang bermakna (p>0,05%)
lebih tinggi dibadningkan dengan Cipanas. prevalensi A.lumbricoides dan T. trichiura
Diantara anggota keluarga, prevalensi A. tersebut diantara bapak, ibu, anak SD, dan
lumbricoides dan T. trichiura pada anak SD anggota keluarga di Kalibaru.
lebih tinggi dibandingkan dengan orang tua
(bapak dan ibu) dan anggota keluarga Tabel 1. Karakteristik demografi
lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan orang tua
bahwa anak SD lebih rentan dengan infeksi Cross-
Variabel Kalibaru Tarigu tabs
A. lumbricoides dan T. trichiura (Tabel 2) Bapak
Pada Tabel 2 memperlihatkan Umur (Tahun) p<0,05
27-36 28 29
prevalensi A. lumbricoides dan T. trichiura 37-46 61 73
juga ditemukan pada anggota keluarga 47-56 12 45
>56 3 3
lainnya. Di Jakarta, ditemukan infeksi A.
Pendidikan p<0,05
lumbricoides dan T. trichiura pada anggota Tidak sekolah 0 2
keluarga lannya, sedangkan di Cipanas SD 20 109
SMP 45 20
hanya infeksi T. trichiura. Dibandingkan
SMA 35 16
dengan orang tua dan anak SD, prevalensi A. Perguruan Tinggi 4 2
lumbricoides dan T. trichiura pada anggota Pekerjaan p<0,05
Tidak bekerja 1 0
keluarga lainnya lebih sedikit. Pedagang 34 96
Data penelitian tersebut terutama Buruh 33 21
Pegawai 23 5
prevalensi dan intensitas infeksi tidak
Nelayan 13 0
normal meskipun telah dilakukan Petani 0 34
transformasi data. Oleh karena itu, statistik
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017

Variabel Kalibaru Tarigu ditemukan pada orang tua, anak SD, dan
Ibu
anggota lain di Jakarta dibandingkan dengan
Umur (Tahun)
23-32 34 42 di Cipanas. Selain itu, di Cipanas ditemukan
33-42 56 81 intensitas infeksi T. trichiura lebih banyak
> 42 14 27
Pendidikan
dibandingkan dengan A. lumbricoides (Tabel
Tidak sekolah 1 2 3).
SD 61 117
Pada orang tua, intensitas infeksi A.
SMP 21 15
SMA 17 16 lumbricoides dan T. trichiura lebih banyak
Perguruan Tinggi 4 0 ditemukan pada ibu dibandingkan dengan
Pekerjaan
bapak baik di Kalibaru dan Cipanas.
Ibu Rumah
Tangga 91 135 Intensitas infeksi ringan A. lumbricoides dan
Pedagang 6 12
Buruh 1 1 T. trichiura lebih banyak dibandingkan
Pegawai 5 2 dengan intensitas infeksi yang sedang (Tabel
Guru 1 0
3). Hal itu menunjukkan bahwa infeksi A.
Status
Rumah Milik Pribadi 34 138 lumbricodes dan T. trichiura yang kronik
Kontrakan 46 8 pada orang dewasa dapat meningkatkan
Milik Orang Tua 24 4
morbiditas terutama intensitas infeksi yang
Sumber
air sedang.
bersih Sumur 6 138
Pompa 3 8 Pada Tabel 2 memperlihatkan
PDAM 95 4 intensitas infeksi A. lumbricoides dan T.
Toilet
trichiura pada anak SD dan anggota
Tidak ada 9 12
Ada di dalam keluarga lainnya. Pada anak SD, intensitas
rumah 85 99
Umum 10 14 infeksi ringan A. lumbricoides dan T.
trichiura mendominasi infeksi sedang dan
berat. Di Jakarta Utara dan Cipanas, jumlah
Dalam penelitian ini, intensitas infeksi A.
anak SD dengan intensitas infeksi A.
lumbricoides dan T. trichiura dikategorikan
lumbricoides dan T. trichiura lebih banyak
ringan dan sedang. Infeksi berat A.
dibandingkan dengan orang tua.Infeksi berat
lumbricoides hanya ditemukan di Jakarta
hanya ditemukan pada A. lumbricoides. Di
Utara terutama pada anak SD. Hal yang
Cipanas, intensitas infeksi ringan T.
sama dengan prevalensi, intensitas infeksi A.
trichiura lebih banyak ditemukan
lumbricoides dan T. trichiura banyak
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017

dibandingkan dengan A. lumbricoides. Hal lumbricoides dan T. trichiura mendominasi


yang sama ditemukan pada anggota keluarga infeksi sedang dan berat.
lainnya, yaitu intensitas infeksi ringan A.
Tabel 2. Prevalensi A. lumbricoides dan T. trichiura pada anggota Keluarga

Anggota Jakarta Utara Cipanas


Keluarga n A.l T.t N Al Tt
n % n % n % N %
Bapak 36 10 27,8 5 13,9 150 0 0,0 6 4,0
Ibu 43 14 32,6 3 7,0 150 3 2,0 7 4,7

Anak SD 104 39 37,5 38 36,5 150 3 2,0 25 16,7

Anggota

keluarga lain 59 18 30,5 5 8,5 150 0 0,0 7 4,7


Total 242 81 33,5 51 21,1 600 6 1,0 45 7,5

Keterangan: Al =A. lumbricoides, Tt = T. Trichiura


Tabel 3. Intensitas infeksi A. lumbricoides dan T. trichiura pada anggota keluarga

Anggota Intensitas Jakarta Utara Intensitas Cipanas


Keluarga N Infeksi A.l T.t N Infeksi Al Tt
n % n % n % n %
Bapak 36 Ringan 6 16,7 5 13,9 150 Ringan 0 0,0 6 4,0
Sedang 4 11,1 0 0,0 Sedang 0 0,0 0 0,0
Berat 0 0,0 0 0,0 Berat 0 0,0 0 0,0
Ibu 43 Ringan 11 32,6 3 7,0 150 Ringan 3 2,0 7 4,7
Sedang 3 25,6 0 0,0 Sedang 0 0,0 0 0,0
Berat 0 7,0 0 0,0 Berat 0 0,0 0 0,0
Anak
SD 104 Ringan 27 26,0 36 34,6 150 Ringan 3 2,0 25 16,7
Sedang 11 10,6 2 2,0 Sedang 0 0,0 0 0,0
Berat 1 0,1 0 0,0 Berat 0 0,0 0 0,0
59 Ringan 14 23,7 5 0,8 150 Ringan 0 0,0 7 4,7
Sedang 4 6,8 0 0,0 Sedang 0 0,0 0 0,0
Berat 0 0,0 0 0,0 Berat 0 0,0 0 0,0
Keterangan: Al =A. lumbricoides, Tt = T. trichiura
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017

PEMBAHASAN pemukinan di perkotaan dan pedesaan. Hal


Infeksi STH dapat menjangkiti itu menujukkan bahwa pencemaran tinja
semua umur dari balita hingga orang dewasa manusia terjadi di sekitar rumah terutama di
dan semua jenis kelamin laki-laki dan daerah kumuh dan pada diamana toilet dan
perempuan. Selain itu, infeksi tersebut dapat air bersih terbatas.
2,5

terjadi per individu maupun kelompok atau


Tabel 1 memperlihatkan karakteristik
satu keluarga. Prevalensi dan intensitas
demografi responden di Kalibaru dan
infeksi STH bervariasi di setiap umur dan
Cipanas. Kondisi sosial ekonomi keluarga
2,5
jenis kelamin. Intensitas infeksi tersebut yang rendah seperti pendidikan rendah,
mempengaruhi morbiitas terutama pada pekerjaan, dan umur mempengaruhi
1
infeksi yang berat. besarnya angka prevalensi dan intensitas
Dalam penelitian ini terbukti bahwa infeksi A. lumbricoides dan T. trichiura.
ineksi A. lumbricoides dan T. trichiura Selain itu, ketersediaan toilet dan air bersih
terjadi di dalam keluarga. Penelitian ini sama juga merupakan faktor risiko infeksi cacing
dengan infeksi cacing pita terutama tersebut.
1,2,5,10,11
Jadi penelitian ini
neurosistiserkosis yang terjadi di dalam membuktikan bahwa angka prevalensi dan
keluarga. Cara penularan infeksi A. intensitas infeksi A. lumbricoides dan T.
lumbricoides dan T. trichiura pada anggota trichiura pada anggota keluarga dipengaruhi
keluarga melalui tanah. Hal itu disebabkan oleh faktor social-ekonomi, keterbatasan
karena di tanah telur cacing tersebut menjadi toilet dan air bersih. Oleh karena itu,
matang atau bentuk infektif. Jika salah satu prevalensi A. lumbricoidesa dan T.
anggota keluarga tertelan telur bentuk trichiuradi kedua lokasi penelitian
infektif, maka telur tersebut akan menetas bervariasi. Di Jakarta Utara, secara
menjadi larva dan larva menjadi cacing keseluruhan prevalensi A. lumbricoidesa
1,2 dan T. trichiura pada anggota keluarga
dewasa.
Penelitian telur STH yang ditemukan (orang tua, anak SD, dan anggota lainnya)

di tanah telah dilaporkan. Pada umumnya, lebih besar dibandingkan dengan Cipanas.
telur A. lumbricoides dan T. trichiura Sorinho et al (2010) melaporkan di
ditemukan di tanah sekitar rumah terutama kota besar Brazil dengan kondisi padat dan

tanah di sekitar toilet.


3
Selain itu, telur kumuh ditemukan prevalensi A.
15
tersebut juga ditemukan di tanah pada lumbricoides sebesar ± 30%. Hal yang
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017

sama ditemukan pada penelitian ini, yaitu dikategorikan ringan dan sedang baik di
prevalensi A. lumbricoides di Kalibaru Jakarta Utara dan Cipanas. Hal itu
sebesar 33,5%. Negara Brazil dan Indonesia menunjukkan jumlah cacing yang ada di
merupakan negara sedang berkembang dalam usus individu tidak banyak, sehingga
dengan iklim tropik. Selain itu, kebiasaan gejala klinis dari infeksi cacing tersebut
penduduk BAB, keterbatasan sumber air dan tidak tampak jelas. Bethony et al
1

toilet, dan faktor sosioekonomi yang rendah (melaporkan sebagian besar infeksi ringan
di negara sedang berkembang merupakan A. lumbricoides dan T. trichiura tidak
5,2
faktor risiko untuk infeksi STH. Oleh memperlihatkan gejala klinis atau
karena itu, prevalensi STH tinggi di negara asimptomatik. Meskipun demikian, individu
tersebut. dengan intensitas infeksi ringan dan sedang
Studi epidemiologi STH merupakan sumber untuk penularan infeksi
memperlihatkan bahwa anak SD merupakan cacing tersebut di masyarakat.
faktor risiko untuk infeksi A. lumbricoides Infeksi berat A. lumbricoides hanya
2
dan T. trichiura. Hal yang sama ditemukan ditemukan di Kalibaru terutama pada anak
SD.Hal itu menunjukkan bahwa reinfeksi
dalam penelitian ini, dimana prevalensi A.
yang tinggi sering terjadi pada anak-
lumbricoides dan T. trichiura pada anak SD
anak.Hal ini disebabkan bahwa cacing STH
lebih tinggi dibandingkan dengan bapak, ibu,
mudah terjadi reinfeksi terutama di daerah
dan anggota keluarga lainnya. Hal tersebut
5
disebabkan anak SD sering terpajan dengan sanitasi lingkungan yang buruk.
(terpapar) oleh telur infektif A. lumbricoides Selain itu, dengan ditemukan anggota
dan T. trichiura yang ada di tanah, terutama keluarga dengan infeksi berat STH maka
pada saat mereka bermain di tanah. Selain individu tersebut merupakan sumber utama
itu,faktor lainnya yang menyebabkan penularan cacing tersebut di sekitar rumah.
tingginya prevalensi cacing tersebut, yaitu Oleh karena itu, pengobatan STH dengan
kebiasaan anak-anak senang bermain di antihelmintik untuk anggota keluarga yang
tempat kotor, makan tanpa mencuci tangan, terinfeksi STH mutlak diperlukan.
BAB di sembarangan tempat, dan immunitas Pada penelitian ini memperlihatkan
anak yang rentan terhadap infeksi STH. prevalensi A. lumbricoides dan T. trichiura
Dalam penelitian ini, intensitas lebih banyak ditemukan pada ibu
infeksi A. lumbricoides dan T. trichiura dibandingkan dengan bapak baik di Kalibaru
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017

16-19

pendapat keluarga yang rendah

dan Cipanas. Ibu lebih banyak mengurus mengakibatkan ketersediaan air bersih dan

rumah tangga dan anak. Biasanya, ibu toilet menjadi terbatas. Dengan keterbatasan

menemani anaknya yang sering bermain tersebut mengakibatkan semua anggota

dengan tanah atau kotoran sehingga ibu keluarga dapat terinfeksi STH.

lebih sering terpajan telur A. lumbricoides Laporan penelitian


menyebutkan
dan T.trichiura dibandingkan dengan bapak.
Selain itu, ibu dengan pendidikan rendah dan
5
Hotez et al melaporkan bahwa
daerah pegunungan dengan suhu yang dingin
dapat ditemukan infeksi A. lumbricoides dan
5
T. trichiura pada penduduk tersebut.
20
bahwa cacing STH termasuk A. lumbricoides dan T. trichiura dapat memodulasi sitem imun ke arah sel T helper 2
Kunwar et al melaporkan daerah
(Th2) dan dapat mempengaruhi sel T regulator (Treg) sehingga menghasilkan sitokin interleukin 10 (IL-10). Oleh
karena itu, mempengaruhi keismbangan rasio sel Th1/Th2. Karena ada IL-10 maka cacing STH dapat bertahan di dalam
tubuh.
pegunungan Himalaya di Nefal dengan
ketinggian 2100 meter dari permukaan laut
Karena A. lumbricoides dan T. didapatkan prevalensi A.lumbricoides
trichiura dapat memodulasi sistem imun sebesar 20,0% dan T. trichiura 2,7%.
20
Hal
maka memberi dampak yang luas terhadap yang sama ditemukan pada penelitian ini,
penyakit lainnya seperti malaria, asma, dimana di Cipanas yang merupakan daerah
tuberculosis (TBC), dan lainnya. Penelitian pegunungan ditemukan infeksi A.
pengaruh infeksi cacing terhadap penyakit lumbricoides dan T. trichiura sebesar
tersebut tersebut meberikan hasil yang sebesar 1,0 % dan 7,5%. Meskipun
17-19 demikian, perlu diteliti lebih lanjut
bervariasi.
prevalensi A. lumbricoides dan T. trichiura
di desa lain di Cipanas, agar memberikan
gambaran prevalensi cacing tersebut yang
sebenarnya di masyarakat tersebut.
Di masa yang akan datang ada
beberapa usulan penelitian tentang infeksi
STH pada anggota keluarga. Sebenarnya
penelitian tersebut ruang lingkupnya luas,
tetapi dalam makalah ini hanya diusulkan
beberapa saja. Secara singkatnya, pertama,
diperlukan penelitian kelompok keluarga
yang berisiko untuk penyakit cacing STH,
yaitu petani miskin, pemulung, dan tuna
wisma. Kedua, saat ini, banyak anak sekolah
dasar di DKI Jakarta menerima Kartu
Jakarta Pintar (KJP). Keluarga yang
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017

menerima KJP digolongkan keluarga miskin. sedangkan intensitas infeksinya ringan dan
Timbul pertanyaan, apakah terdapat sedang. Anggota keluarga yang terinfeksi
hubungan kemiskinan (keluarga penerima cacing tersebut merupakan sumber infeksi
KJP) dengan infeksi STH. Ketiga, dari aspek untuk penularan cacing tersebut di
lingkungan, pengaruh sumber air bersih, air masyarakat
limbah, dan fasilitas toilet terhadap infeksi
STH pada keluarga perlu juga diteliti. SARAN
Terakhir, di Indonesia terdapat beberapa obat Diperlukan pengobatan untuk
tradisional untuk STH seperti petai cina. keluarga yang mengalami infeksi soil-
Perlu diteliti efektivitas obat tradisional transmitted helminths, agar cacing tersebut
tersebut dibandingkan dengan antihelmintik. mati, sehingga mengurangi morbiditas
diantara anggota keluarga. Selain itu, untuk
KESIMPULAN pencegahan, perlu dilakukan penyuluhan
Dalam penelitian ini dapat kesehatan untuk semua anggota masyarakat.
disimpulkan bahwa infeksi A. lumbricoides
dan T. trichiura dapat terjadi diantara UCAPAN TERIM A KASIH
anggota keluarga, yaitu bapak, ibu, anak Tim peneliti mengucapkan terima
sekolah dasar, dan anggota keluarga lainnya kasih kepada Kepala Sekolah SDN 07
yang tinggal di perkotaan Jakarta Utaradan Kalibaru, Jakarta Utara dan SD Tarigu,
pedesaan Cipanas, Jawa Barat dengan suhu Cipanas, Jawa Barat. Selain itu, Tim
lebih dingin dibandingkan dengan Jakarta. penelitian juga mengucapkan terima kasih
Prevalensi A. lumbricoides dan T. trichiura kepada semua pihak yang telah membantu
diantara anggota keluargabervariasi, penelitian.

DAFTAR PUSTAKA 2. Hotez PJ, Bottazi ME, Franco-Paredes


1. Bethony J, Brooker S, Albonico M, C, Ault SK, Periago MR. The negleted
Geiger SM, Loukas A, Diemert D. Soil- tropical diseases of Latin America and
transmitted helminth infections, the Caribean: a review of disease burden
ascariasis, trichuriasis, and hookworm. and distribution and a roadmap for
Lancet. 2006;1:1521-37. control and elimination. Plos Negl Trop
Dis. 2008; 2:1-11.
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017

3. Chongsuvivatwong V, Uga S, Nagnaen 8. Traub RJ, Robertson ID, Irwin P,


W. .Soil contamination and infections by Mencke N, Thompson RCA. The
soil-transmitted helminths in an endemic prevalence, intensities, and risk factors
village in Southern Thailand. Southeast associated with geohelminth infection in
Asian J Trop Med Public tea-growing communities of Assam,
Health.1999.30:64-67. India. Trop Med Internat Health .
4. Ziegelbauer K, Speich B, Ma¨usezahl D, 2004;9:.688-701.
Bos R, Keiser J, Utzinger J..Effect of 9. O’Lorcain P, Holland CV.The public
Sanitation on Soil-Transmitted Helminth health importance of Ascaris
Infection: Systematic Review and Meta- lumbricoides. Parasitology. 2000;121:
Analysis. PLoS Med. 2012; 9:.1-17. Suppl.51-71.
5. Hotez PJ, Brooker S, Bethony JM, 10. Subahar R. Pengaruh pemberian vitamin
Bottazzi ME, Loukas A, Xiao S. A dosis rendah terhadap respons imun
Hookworm infection. N Engl J Med. sitokin proinflamasi dan antiinflamasi
2004; 351:.799-807. pada ibu hamil terinfeksi Ascaris
6. Albright JW, Hidayati NR, Basaric- lumbricoides. (disertasi), Program
Keys J..Behavioral and hygenic Doktor Biomedik, Fakultas Kedokteran,
characteristics of primary Universitas Indonesia, Jakarta.;2012
schoolchildren which can be modified to 11. Patiah P. Prevalensi, intensitas infeksi,
reduce the prevalence of geohelminth dan faktor risiko soil-transmitted
infections: a study in Central helminths pada anak sekolah dasar dan
Java,Indonesia. Southeast Asian J Trop anggota keluarga di Jakarta dan
Med Publich Health. 2005;.36: 629-40. Cipanas. (tesis). Program Magister
7. Subahar R, Hamid A, Purba W, Biomedik Fakultas Kedokteran,
Widarso, Ito A, Margono Universitas Indonesia, Jakarta; 2012.
SS.Taeniasis/sistserkosis diantara angota 12. Suzuki N.1977. Color atlas of human
keluarga di beberapa desa, Kabupaten helminthic eggs. Japan: JAPC &
Jayawijaya, Papua. Makara Kesehatan. JOICEP;1977
2005; 9:.9-14. 13. Santoso S. Statistik nonparametrik,
konsep dan aplikasi dengan SPSS.
Jakarta: PT Gramedia; 2010.
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017

14. Montresor A, Crampton DWT, Hall A, 19. Maizels RM, Yazdanbakhsh M. Immune
Bundy DAP, Savioli L. Guidelines for regulation by helminth parasites:
the evaluation of soil-transmitted cellular and molecular mechanisms.
helminthiasis and schistosomiasis at Nature Rev. 2003;.3:733-44.
community level. WHO/CTD/SIP/98,
Geneva;1998. 20. Kunwar CB, Chapagain RH, Subba B,
15. Sorinho ES, Medeiros D, Silva A, Rizzo Shrestha M, Jha B, Subedi J, et al.
JA. Specific IgE anti-Ascaris in Occurence of soil-transmitted helminths
Brazillian children and adolescents. in women at teh Hmalayan region of
WAO Journal. 2010;.3:.53-6. Nepal. Kathmandu Univ Med J. 2006;
16. Kindt TJ, Goldby RA, Osborne BA. 4:.444-7.
th
Kuby immunology. 6 Ed. New York:
WH Freeman and Company; 2007
17. Anthony RM, Haartgers FC,
Yazdanbakhsh M. Chronic helminth
infections induce immunomodulates in
helminth infection. Nature Rev .
2007;.7:.975-89.
18. Everst B, Smith HH, Hokke CH,
Yazdanbakhsh M. Helminth and
dendrite cells: sensing and regulating
via pattern recognition receptors Th2 and
Treg responses. Eur J Immunol. 2010;
40: 1525-37.

Anda mungkin juga menyukai