Disusun Oleh:
Pembimbing:
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan hasil “Diagnosis Komunitas Upaya Mengetahui
Faktor Rendahnya Capaian Imunisasi PCV dan Peningkatan Cakupan Bayi yang
Mendapat Imunisasi PCV di Kelurahan Kebon Baru”. Laporan Diagnosis Komunitas ini
dibuat guna memenuhi salah satu tugas kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas Kecamatan Tebet pada 27 Februari - 06 Mei 2023. Dalam usaha
penyelesaian Diagnosis Komunitas ini, kami banyak memperoleh bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Evi Susanti Sinaga, SKM, MPH, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi kepada kami.
2. dr. Myrna Kantjananingrat selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Tebet.
3. dr. Kartika Putri selaku pembimbing di Puskesmas Kecamatan Tebet.
4. drg. Agriaty Ritha selaku Kepala Puskesmas Kelurahan Kebon Baru.
5. dr. Iqbal Kurniawan selaku pembimbing di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru.
6. Kepada semua pihak di Puskesmas Kecamatan Tebet dan Puskesmas Kelurahan Kebon
Baru yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan diagnosis komunitas ini.
Kami menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan oleh
karena itu kami menerima semua saran dan kritikan yang membangun guna penyempurnaan
tugas ini.
Penulis
2
LEMBAR PENGESAHAN
DIAGNOSIS KOMUNITAS
UPAYA MENGETAHUI FAKTOR RENDAHNYA CAPAIAN IMUNISASI PCV
DAN PENINGKATAN CAKUPAN BAYI YANG MENDAPAT IMUNISASI PCV
DI KELURAHAN KEBON BARU
Telah diajukan dan diterima oleh pembimbing, sebagai syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik
Kedokteran komunitas/Ilmu Kesehatan Masyarakat
Periode 27 Februari – 06 Mei 2023
Disusun Oleh :
Bilal Nurdiansya 030001700022
Risyi Rospiani Mustika Lestari 030001700098
Yoga Rizky Pratama 030001700125
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pneumonia adalah bentuk infeksi saluran pernapasan akut menyerang paru-paru. Paru-
paru terdiri dari kantung-kantung kecil yang disebut alveoli, yang terisi dengan udara ketika
orang yang sehat bernafas. Ketika seseorang menderita pneumonia, alveoli dipenuhi dengan
nanah dan cairan, yang membuat pernapasan terasa sakit dan membatasi asupan oksigen.
Pneumonia adalah penyebab kematian infeksi tunggal terbesar pada anak-anak di seluruh dunia.
Pneumonia membunuh 740.180 anak di bawah usia 5 tahun pada 2019, terhitung 14% dari
semua kematian anak di bawah lima tahun, tetapi 22% dari semua kematian pada anak berusia 1
hingga 5 tahun. Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab paling umum kematian pada
pneumonia anak.
Vaksin pneumokokus (atau PCV : Pneumococcal Conjugate Vaccine) adalah vaksin
berisi protein konjugasi yang bertujuan mencegah penyakit akibat infeksi bakteri Streptococcus
pneumoniae atau lebih sering disebut kuman pneumokokus. Vaksin ini ditujukan untuk mereka
yang memiliki risiko tinggi terserang kuman pneumokokus. Penyakit yang disebabkan oleh
kuman pneumokokus sering juga disebut sebagai penyakit pneumokokus. Penyakit ini dapat
menyerang siapa saja dengan angka tertinggi menyerang anak usia kurang dari 5 tahun dan usia
di atas 50 tahun. Terdapat kelompok lain yang memiliki resiko tinggi terserang pneumokokus
(meskipun dari segi usia bukan risiko tinggi), yaitu anak dengan penyakit jantung bawaan, HIV,
thalassemia, dan anak dengan keganasan yang sedang mendapatkan kemoterapi serta kondisi
medis lain yang menyebabkan kekebalan tubuh berkurang.
Vaksin pneumokokus pada anak diberikan dalam 3 kali dosis dasar dan 1 kali
dosis boosting. Pada dewasa pemberian vaksin dibagi menjadi dua tahapan. Pertama, vaksin
pneumokokus jenis konjugasi dan selanjutnya diberikan jenis vaksin pneumokokus polisakarida.
Sedangkan pada anak diberikan pada usia di bawah 1 tahun dengan dosis 3 kali, yaitu pada usia
2, 4 dan 6 bulan. Prinsip pemberian vaksin pneumokokus pada anak adalah vaksin diberikan
pada anak usia 2 bulan dengan interval 4 – 8 minggu dan diberikan selama 3 kali.
Vaksin pneumokokus memiliki efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan vaksin jenis
lain, seperti vaksin DPT. Tidak ada kontraindikasi absolut memberikan vaksin, hanya saja
4
pemberian pada bayi yang sedang demam dapat mempengaruhi rasa nyaman bayi. Pemberian
vaksin tersebut ditakutkan akan menimbulkan kekhawatiran orangtua terhadap perjalanan
penyakitnya yang semakin berat padahal tidak terkait imunisasi. Untuk itu, idealnya vaksin
diberikan pada saat kondisi bayi atau anak yang sehat, meskipun kondisi sakit ringan bukan
kontraindikasi pemberian vaksin.
Implementasi program imunisasi PCV di Puskesmas Kecamatan Tebet telah
dilaksanakan sejak bulan September, dimana imunisasi PCV baru saja ditetapkan sebagai
imunisasi rutin maka target tahunan yang perlu dicapai ialah 100%. Sedangkan capaian
kumulatif 2022 hanya mencapai 50,42%. Sedangkan, capaian terendah imunisasi PCV di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tebet yaitu di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru yang
hanya mencapai 15,0%. Hal ini perlu diperhatikan karena perlu diketahui bahwa imunisasi PCV
memegang peranan penting bagi kesehatan balita sehingga diperlukan adanya peningkatan
terhadap capaian tersebut dengan meningkatkan pengetahuan mengenai PCV baik pada kader
dan orang tua di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tebet
5
1.4 Manfaat Diagnosis Komunitas
1.4.1 Manfaat Bagi Puskesmas
Puskesmas dapat melakukan peninjauan ulang terhadap program imunisasi PCV sehingga
cakupan program pelayanan imunisasi PCV dapat tercapai.
6
BAB II
METODE DIAGNOSTIK KOMUNITAS
Populasi infinit:
2 2
z x p xq 1,96 x 0,15 x 0,85
n 0= 2
→ n 0= 2
d 0.05
3,84 x 0,15 x 0,85
n 0= =195
0,0025
Keterangan:
n0: Besar sampel optimal yang dibutuhkan
z: Tingkat kemaknaan 95% besarnya 1,96
p: Cakupan persentase imunisasi PCV di Kelurahan Kebon baru (15%)
7
q: (1-p) = (1- 0,15) = 0,85
d: Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,052)
Populasi finit:
n0
n=→ n=
(n 0)
1+
(N )
195
n=
195
1+
65
n=45
Keterangan:
n: Besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit
n0: Besar sampel dari populasi infinit
N: Besar populasi finit.
Untuk menghindari adanya data yang tidak lengkap atau hilang (drop out), maka ditambahkan
10% dari sampel. Sehingga sampel minimal yang akan diambil adalah 45 orang, dengan
perhitungan:
n2 = n1 + 10% n1
= 45 + 10%
= 50 responden
8
2.2 Penyebab Masalah
Man ● Terdapat petugas imunisasi PCV di PKC Tebet (dokter, Merangkapnya tugas penanggungjawab Membuat timetable atau kalender
perawat, bidan) & PKL Kebon baru. program sehingga tidak terfokuskan yang terintegrasi masing masing
● Terdapat masing-masing 1 bidan sebagai penanggung karena memegang banyak program pemegang program agar tidak
jawab kegiatan imunisasi anak di setiap kelurahan. terjadi bentrok jadwal
Money ● Vaksin diperoleh dari Kemenkes, promosi kegiatan ● Warga harus membayar 10.000 ● Menyarankan warga
PCV menggunakan dana operasional Puskesmas. bagi yang tidak menggunakan BPJS yang belum mempunyai BPJS
● Vaksin dapat diperoleh gratis menggunakan BPJS untuk membuat BPJS.
6
Material ● Puskesmas Kecamatan Tebet : Menggunakan poster, ● Puskesmas kelurahan memiliki ● Membuat media edukasi
leaflet, sosial media berupa instagram dan radio untuk promosi media promosi leaflet berjumlah sedikit, berupa video/ e-poster yang
mengenai vaksin PCV sehingga sulit untuk penyuluhan dapat lebih bisa dipahami oleh
● Puskesmas Kelurahan Kebon Baru : X-Banner, leaflet masyarakat awam yang dapat
digunakan sebagai media promosi ke masyarakat diputarkan di puskesmas dan di
tempel
● Mendistribusikan media
edukasi yang sudah dibuat di
grup WA dan ke kader kesehatan
agar dapat diteruskan kembali ke
warga
7
P2 ● Terdapat kegiatan lintas program dengan bagian ● Sosialisasi tentang Imunisasi Melakukan pemberdayaan kader
(Penggera PROMKES terkait pengetahuan mengenai imunisasi PCV PCV tidak merata kepada masyarakat kesehatan untuk membantu
k & ● Sudah ada sosialisasi lintas sektoral (Lurah, RT, RW, umum mengajak masyarakat dan
pelaksana Kader Posyandu) terkait Imunisasi PCV secara langsung berpartisipasi dalam imunisasi
an) ● Sudah ada kerjasama dengan klinik - klinik dan BPM PCV
setempat.
P3 ● Masing masing warga dapat melihat pencatatan vaksin ● Pelaporan data di kelurahan dan ● Membuat pendataan
(monitorin pada buku KIA pink kecamatan berbeda sehingga sulit untuk berbasis online untuk kecamatan
g & ● Sudah ada pelaporan data di puskesmas kecamatan menentukan berapa capaian real untuk dan kelurahan sehingga masing
evaluasi) maupun kelurahan immunisasi PCV masing kelurahan dan kecamatan
memegang data real
● Pelaporan data bayi yang
divaksin dari BPM dan klinik sering
terlambat / tidak melapor.
8
Lingkunga ● Terdapat 20 Posyandu aktif di wilayah Puskesmas ● Tidak semua kader aktif karena ● Penyuluhan
n Kelurahan Kebon Baru beberapa kader sudah berusia tua meningkatkan pengetahuan
● Terdapat 124 kader di kelurahan Kebon Baru sehingga menjadi sulit untuk banyak mengenai imunisasi PCV kepada
berkontribusi warga dan kader.
● Kurangnya pengetahuan sikap
dan perilaku masyarakat mengenai
vaksinasi PCV
● Masyarakat mengira bahwa
imunisasi dasar saja sudah cukup
sehingga tidak perlu vaksinasi PCV lagi
● Penyuluhan yang sudah
diberikan tidak merata kepada seluruh
warga
● Jadwal pelaksanaan imunisasi di
puskesmas kelurahan yang diketahui
warga hanya sekali seminggu dan di jam
kerja
9
2.3 Fish Bone
Gambar 1. Fishbone
● Pelaksanaan imunisasi
Merangkapnya tugas PCV selama bulan puasa Puskesmas kelurahan memiliki
hanya bisa didapatkan di media promosi leaflet
penanggungjawab program sehingga puskesmas saja berjumlah sedikit, sehingga
tidak terfokuskan karena memegang sulit untuk penyuluhan
● Jadwal pelaksanaan
Belum ada media edukasi
banyak program imunisasi di puskesmas
kelurahan yang diketahui
imunisasi PCV terbaru di Klinik
dan BPM di Kebon Baru
warga hanya sekali
seminggu dan di jam
Tidak ada kerja
Identifikasi alternatif pemecahan masalah dapat dibantu dengan analisis SWOT (Strength –
Weakness – Opportunity – Threat). Analisis menggunakan prinsip mengurangi atau mengeliminasi
faktor risiko dengan dilakukannya intervensi terhadap faktor risiko kunci. Capaian bayi mendapat
imunisasi PCV di kelurahan Kebon Baru masih rendah, sehingga diperlukan inventarisasi faktor
kunci secara internal dan eksternal baik dari segi positif maupun negatifnya. Berikut penentuan
faktor risiko dengan format SWOT :
11
promosi ke masyarakat ● Puskesmas kelurahan
● Sudah terdapat jadwal memiliki media promosi
Pelaksanaan imunisasi PCV leaflet berjumlah sedikit,
dilaksanakan senin - jumat di sehingga sulit untuk
PKC Tebet penyuluhan
● Terdapat peraturan ● Belum ada media
Kemenkes No: edukasi imunisasi
HK.01.07/MENKES/7 PCV terbaru di Klinik dan
79/2022 tentang Pemberian BPM
Imunisasi Pneumokokus ● Pelaporan data di
sebagai imunisasi dasar wajib kelurahan dan kecamatan
anak. berbeda sehingga sulit untuk
● Membuat menentukan berapa capaian
microplanning untuk real untuk immunisasi PCV
kebutuhan petugas dan logistik
● Terdapat kegiatan ● Pelaporan data bayi
lintas program dengan bagian yang divaksin dari BPM dan
PROMKES terkait klinik sering terlambat / tidak
pengetahuan mengenai melapor
imunisasi PCV
● Vaksin PCV
didistribusikan ke klinik dan
BPM atas arahan puskesmas,
dengan ketentuan yang
memiliki BPJS tidak
dikenakan biaya dan yang
tidak memiliki BPJS
dikenakan biaya Rp. 10.000
● Sudah ada kerjasama
dengan klinik - klinik dan
BPM setempat.
● Puskesmas
Kecamatan Tebet : Terdapat
monitoring pra-pelaksanaan
imunisasi PCV sesuai juknis
PCV meliputi microplanning,
12
ketersediaan distribusi dan
logistik, ketersediaan
anafilaktik dan APD, dan
rantai dingin vaksin, serta
mobilisasi masyarakat
● Terdapat buku KIA
untuk pemantauan dan
pencatatan status imunisasi
bayi
13
2.5 Penentuan Prioritas Masalah
a. Sangat mendesak 5
b. Mendesak 4
c. Cukup mendesak 3
d. Kurang mendesak 2
e. Tidak mendesak 1
2. Tingkat besar kecilnya masalah (seriousness) dinilai sebagai berikut:
a. Sangat gawat 5
b. Gawat 4
c. Cukup gawat 3
d. Kurang gawat 2
e. Tidak gawat 1
3. Tingkat penyebaran/meluasnya masalah (growth) dinilai sebagai berikut:
a. Sangat mudah menyebar/meluas 5
b. Mudah menyebar/meluas 4
c. Cukup menyebar/meluas 3
d. Sulit menyebar/meluas 2
e. Tidak menyebar/meluas 1
14
Tabel 4. Penentuan prioritas masalah
15
a. Plan of Action
Tabel 14. Rencana Aksi Pemecah Masalah
Targe
Indikator Penangg
t Pelaksa
No Upaya Keberhasila Kegiatan Hasil Dana ung Tempat
Sasar na an
n Jawab
an
Penyuluhan
Melakukan
kepada ibu yang Dokter Posyandu/
penyuluhan Peningkatan
memiliki anak Muda, Puskesmas/
mengenai pengetahuan , sikap
Peningkatan yang belum Puskes Ibu Dokter April Balai
1. vaksinasi PCV dan perilaku
pengetahuan melakukan mas hamil Muda 2023 Warga/Kant
yang disertai mengenai vaksinasi
vaksinasi PCV Kelura or Lurah
dengan pre-test PCV
dengan media han
dan post-test
powerpoint
2. Pembuatan Pembuatan Sosialisasi dan Masyarakat dapat Dokter Ibu Dokte r April Wilayah
media edukasi media penyebaran leaflet memahami Muda hamil, Muda 2023 kerja
Batas Keterangan
18
Puskesmas kecamatan Tebet merupakan puskesmas perkotaan yang terletak di Jl. Tebet Timur II No. 3
RT 06/RW 05, Kecamatan Tebet, Kota Jakarta Selatan. Puskesmas ini dikategorikan sebagai Puskesmas
perkotaan karena memenuhi tiga dari empat kriteria puskesmas perkotaan yang dicantumkan pada
PERMENKES No. 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, yaitu :
1) Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya berada pada sektor non – agraris,
terutama industri, perdagangan, dan jasa.
2) Memiliki fasilitas perkotaan, antara lain sekolah dengan radius 2,5 km, pasar dengan radius 2 km,
memiliki rumah sakit dengan radius kurang 5 km, bioskop atau hotel.
3) Terdapat akses jalan raya dan transportasi jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.
Secara umum, tidak terdapat perbedaan yang cukup jauh antara jumlah penduduk laki – laki dan
perempuan. Namun jumlah penduduk di setiap wilayah kelurahan bisa dibedakan berdasarkan luas
wilayahnya.
19
Berdasarkan data pada tabel daerah terluas yaitu kelurahan menteng dalam seluas 210.6 Ha sedangkan
yang paling kecil wilayahnya yaitu Manggarai Selatan 51.4 Ha. Jumlah RW dan RT di Kecamatan Tebet
yaitu 79 RW dan 925 RT. Dari 7 kelurahan yang paling banyak memiliki RW dan RT adalah Kebon BAru
yang terdapat 14 RW dan 153 RT sedangkan jumlah yang paling sedikit adalah Tebet Barat yaitu 8 RW
dan 102 RT.
Secara umum, tidak terdapat perbedaan yang cukup jauh antara jumlah penduduk laki- laki dan
perempuan. Jumlah penduduk di Kecamatan Tebet sampai dengan bulan Desember 2021 adalah 239.816
jiwa yang terdiri dari 120.215 laki – laki dan 119.571 perempuan. Namun jumlah penduduk di setiap
wilayah kelurahan bisa dibedakan berdasarkan luas wilayahnya. Wilayah yang mengalami padat
penduduk adalah wilayah Manggarai.
20
Tabel 9. Data Penduduk Kecamatan Tebet Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Tahun 2021
JUMLAH PENDUDUK
KELOMPOK UMUR LAKI-LAKI +
(TAHUN) LAKI-LAKI PEREMPUAN PEREMPUAN
0-4 15.844 12.183 28.027
21
Gambar 3. Piramida Penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin di wilayah Kecamatan
Tebet
Tabel 10. Jumlah Posyandu Per Kelurahan di Kecamatan Tebet tahun 2022
Menteng Dalam 20
Tebet Barat 13
Tebet Timur 12
Kebon Baru 20
Bukit Duri 21
Manggarai 24
Manggarai Selatan 20
Total 130
22
b. Jumlah Surviving Infant
Tabel 11. Jumlah Surviving Infant di Kecamatan Tebet tahun 2022
Kelurahan Jumlah
Manggarai 529
Manggarai Selatan 424
Total 3.583
Kelurahan Jumlah
Manggarai 175
Manggarai Selatan 141
Total 1.194
23
d. Capaian imunisasi PCV September - Desember 2022
Tabel 13.Capaian imunisasi PCV September - Desember 2022
Kelurahan Jumlah
Menteng Dalam 2
Tebet Barat 2
Tebet Timur 2
Kebon Baru 2
24
Bukit Duri 2
Manggarai 2
Manggarai Selatan 2
Total 14
Dokter gigi 1
Perawat umum 3
Bidan 3
Kesehatan lingkungan 1
Gizi 2
Keteknesian medis 1
Manajemen 4
Total 19
25
Tabel 17. DSM Puskesmas Kelurahan Tebet barat
Tenaga Jumlah
Dokter umum 3
Dokter gigi 1
Perawat umum 3
Bidan 3
Kesehatan lingkungan 1
Gizi 1
Manajemen 4
Total 17
Dokter gigi 3
Perawat umum 21
Bidan 20
Apoteker 4
Kesehatan masyarakat 2
Kesehatan lingkungan 2
Gizi 4
Manajemen 60
Ahli laboratorium 6
Keteknisian medis 2
Pejabat structural 1
Total 157
26
Tabel 19. SDM Puskesmas kelurahan Kebon Baru
Tenaga Jumlah
Dokter umum 2
Dokter gigi 1
Perawat umum 2
Bidan 3
Kesehatan lingkungan 1
Gizi 1
Manajemen 4
Keteknisian medis 1
Total 16
Dokter gigi 1
Perawat umum 2
Bidan 3
Kesehatan lingkungan 1
Gizi 1
Manajemen 5
Keteknisian medis 1
Total 18
27
Tabel 21. SDM Puskesmas kelurahan Manggarai
Tenaga Jumlah
Dokter umum 3
Dokter gigi 1
Perawat umum 2
Bidan 3
Kesehatan lingkungan 1
Gizi 1
Manajemen 5
Keteknisian medis 1
Total 18
Dokter gigi 1
Perawat umum 3
Bidan 2
Kesehatan lingkungan 1
Gizi 1
Manajemen 5
Keteknisian medis 1
Total 18
28
3.2.2 Data Kualitatif (Data Primer)
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan pembimbing koass di
Puskesmas Kecamatan Tebet, pemegang program Imunisasi di Puskesmas Kecamatan Tebet dan
Puskesmas Kelurahan Kebon Baru, serta kader posyandu. Pengukuran pengetahuan mengenai imunisasi
PCV dengan melakukan pre-test dan post-test.
a. Wawancara dengan pembimbing koass dan pemegang program
Tabel 23. Hasil Wawancara pembimbing koass dan pemegang program
29
● Banyak orang tua masih
takut akan terjadi KIPI
● Media edukasi mengenai
imunisasi PCV masih kurang di
puskesmas kelurahan
● Pelaporan dari klinik dan
BPM ke puskesmas kelurahan
terlambat
2 Pembimbing koas (dr. Kartika) Pemilihan Wilayah Kelurahan Kebon Baru dipilih
karena capaian paling rendah
yaitu 21,30% (periode Januari-
Desember 2022) dan 15%
(periode Januari-Maret 2023)
3 Kader posyandu ● Sosialisasi ke kader yang
kurang merata, dimana kader
banyak yang berusia lansia
● Kader yang aktif hanya
2-4 orang posyandu
● Sosialisasi ke ibu hamil
masih kurang
● Banyak orang tua masih
takut akan terjadi KIPI
● Media edukasi mengenai
imunisasi PCV masih kurang di
puskesmas kelurahan
b. Tingkat Pengetahuan
Penentuan pengetahuan untuk melihat evaluasi dari intervensi dilakukan dengan
pre-test dan post-test.
Pengetahuan baik : jika nilai > 50
Pengetahuan kurang : jika nilai ≤ 50
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
31
Pemecahan Pelaksanaan
No. Masalah Penyebab Masalah Tanggal
Masalah Tempat Kegiatan
1. Kurangnya sosialisasi Mengadakan 13 April 2023 PKL Kebon ● Sosialisasi mengenai jadwal
Masyarakat tidak mengenai jadwal sosialisasi terkait Baru pelayanan imunisasi yang tersedia di
mengetahui jadwal
pelayanan imunisasi jadwal pelayanan PKL Kebon Baru
imunisasi di PKL
yang tersedia di PKL imunisasi di PKL
Kebon Baru Kebon Baru
Kebon Baru
2. Kurangnya Kurangnya sosialisasi Mengadakan 13 April 2023 PKL Kebon ● Sosialisasi mengenai program
sosialisasi program mengenai program sosialiasi terkait Baru Imunisasi PCV
Imunisasi PCV Imunisasi PCV program Imunisasi ● Pengisian pre dan post test
bersifat wajib dan PCV
tidak dipungut biaya
3. Belum dilakukan Melakukan survey 14-21 April Posyandu RW ● Penyebaran kuesioner secara
Belum dalam bentuk 2023 9 dan RW 10,
kegiatan evaluasi dalam langsung di poyandu RW 9 dan
teridentifikasinya kuesioner kepada ibu serta
mencari faktor penyebab RW 10 serta mengadakan
faktor-faktor yang yang emmiliki bayi penyebaran
rendahnya capaian sosialisasi singkat mengenai
menyebabkan usia 0-6 bulan gform melalui
cakupan bayi yang imunisasi PCV
masyarakat belum kader setiap
membawa anaknya menerima imunisasi ● Penyebaran kuesioner dalam bentuk
PCV RW gform melalui kader setiap RW
untuk imunisasi PCV
4. Kurang Membuat media 13 April 2022 PKL Kebon ● Penyuluhan mengenai jadwal dan
Kurangnya informasi
tersampaikannya media promosi leaflet Baru program Imunisasi PCV
dari media
informasi yang ada (X- dalam penyampaian
cetak/elektronik
Banner) yang ada di sosialisasi dan
terkait imunisasi
PKL Kebon Baru menyimpannya di
PCV dari Puskesmas
PKL Kebon Baru
4.2 Defini Operasional
1. Isu Sosial adalah situasi yang dinyatakan sebagai sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai
oleh warga masyarakat yang cukup signifikan, dimana mereka sepakat dibutuhkannya suatu tindakan
untuk mengubah situasi tersebut
2. Kepercayaan adalah sikap dimana kita menjunjung tinggi suatu keyakinan yang dianggap benar dan
mengikuti sesuatu tersebut karena bernilai kebaikan dan kebenaran, serta dianggap baik dan benar
oleh orang banyak
3. Budaya adalah pola pengertian atau makna menyeluruh dalam simbol-simbol yang ditransmisikan
secara historis; sistem konsepsi-konsepsi yang diwariskan: dalam bentuk-bentuk simbolis yang dan
mengembangkan pengetahuan dan sikap mereka terhadap kehidupan.
4.3 Hasil Survey Imunisasi PCV
Survey mengenai imunisasi PCV dilakukan dengan wawancara kepada seluruh ibu di
wilayah kebon baru. Dari wawancara tersebut didapatkan 50 responden. Pertanyaan dalam
kuesioner tersebut mengenai data umum, status imunisasi, pengetahuan, kepercayaan,
budaya dan isu sosial.
1. Analisis Univariat
No
Variabel n %
.
1. Usia
<= 25 tahun 9 18
> 25 tahun 41 82
2. Jenis Kelamin
Laki Laki 0 0
Perempuaan 50 100
3. Pendidikan
SD 5 10
SMP 9 18
SMA 25 50
Perguruan Tinggi 11 22
4. Pekerjaan
Tidak bekerja
(termasuk Ibu Rumah 46 92
Tangga)
Bekerja 4 8
5. Usia Bayi
1 bulan 4 8
2 bulan 10 20
33
3 bulan 7 14
4 bulan 4 8
5 bulan 6 12
6 bulan 19 38
6 Pendapatan
<2.000.000 9 18
>2.000.000 41 82
7. Jumlah Anak
1 anak 14 25
2 anak 14 25
>3 anak 22 45
8. Kepesertaan BPJS
Memiliki
41 82
Asuransi/BPJS
Tidak 9 18
No. Variabel n %
1. Status Imunisasi
Belum 31 62
Sudah 19 46
2. Pengetahuan
Cukup 28 64
Kurang 18 36
3. Kepercayaan
Tidak 28 64
Ya 18 36
4. Budaya 0
Tidak 45 90
Ya 5 10
34
5. Isu Sosial
Tidak 43 86
Ya 7 14
Analisis Bivariat
Value df Asymptotic
Significance
(2-sided)
Pearson Chi-Square 9.899a 2 .007
35
Likelihood Ratio 10.107 2 .006
Linear-by-Linear 6.540 1 .011
Association
N of Valid Cases 54
Berdasarkan analisis dengan menggunakan uji chi square yang sudah dilakukan untuk
menilai hubungan variabel pengetahuan dan status imunisasi PCV, didapatkan p = 0.007,
yang artinya tidak terdapat hubungan antara variabel pengetahuan dan status imunisasi PCV
Belum Sudah
Isusosial Percaya n 4 3 7
% 57.1% 42.9% 100.0%
Tidak n 25 18 43
Percaya % 57.4% 42.6% 100.0%
P
Pearson Chi-Square .988
Fisher's Exact Test 1.000
Berdasarkan analisis dengan menggunakan uji fisher yang sudah dilakukan untuk menilai
hubungan variabel isu sosial dan status imunisasi PCV, didapaykan p = 1.000, yang artinya
tidak terdapat hubungan antara variabel isu sosial dan status imunisasi PCV.
PCV Total
Belum Sudah
Budaya Percaya n 2 3 5
% 40.0% 60.0% 100.0%
Tidak n 25 20 45
Percaya % 59.2% 40.8% 100.0%
P
Pearson Chi-Square .409
Fisher's Exact Test .640
Berdasarkan analisis dengan menggunakan uji fisher yang sudah dilakukan untuk menilai
hubungan variabel budaya dan status imunisasi PCV, didapaykan p = 1.000, yang artinya
36
tidak terdapat hubungan antara variabel budaya dan status imunisasi PCV.
PCV Total
Belum Sudah
Kepercayaan Percaya n 9 9 18
% 50.0% 50.0% 100.0%
Tidak n 22 10 32
Percaya % 61.1% 38.9% 100.0%
Asymptotic
Significance
(2-sided)
Pearson Chi-Square .436
Fisher's Exact Test .561
Berdasarkan analisis dengan menggunakan uji fisher yang sudah dilakukan untuk menilai
hubungan variabel kepercayaan dan status imunisasi PCV, didapaykan p = 0.436 , yang
artinya tidak terdapat hubungan antara variabel kepercayaan dan status imunisasi PCV.
Tabel 18. Hasil pre-test dan post-test penyuluhan mengenai jamban sehat
n % n %
38
Kurang 36 80 12 26,6
(nilai ≤
7)
Shapiro-Wilk
P
Pretest .055
Posttest .000
Berdasarkan tabel diatas, dari total 46 responden, didapatkan nilai p uji normalitas
pre-test dan post-test yaitu 0,000 yang artinya p < 0.005 dimana data terdistribusi tidak
normal, oleh karena itu perlu dilakukan uji Wilcoxon.
N
Posttest - Penurunan Nilai 1
Pretest Peningkatan Nilai 33
Nilai Sama 12
Total 46
Posttest -
Pretest
P .000
Berdasarkan tabel di atas, dari hasil uji wilcoxon didapatkan nilai p < 0.001 dimana terdapat
perbedaan yang bermakna, sehingga dapat disimpulkan bahwa penyuluhan yang diberikan
efektif dan mampu meningkatkan pengetahuan responden.
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data kuesioner dan penelitian dalam diagnosis
komunitas di fasyankes kecamatan Tebet pada bulan April dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
a. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, pendidikan,
pengetahuan, kepercayaan, isu social, dan budaya mengenai imunisasi PCV
b. Telah dilakukan penyuluhan kepada ibu terkait dengan Imunisasi PCV
1.2 Saran
Beberapa hal yang dapat kami sarankan demi kemajuan dan peningkatan dari
program ini adalah:
a. Puskesmas dapat meningkatkan promosi kesehatan di dalam maupun di luar
gedung mengenai penggunaan imunisasi PCV dan penyuluhan
b. Puskesmas dapat meningkatkan kerja sama dengan lintas sektor seperti Dinas
Pemberdayaan Perlindungan anak untuk ikut berperan dalam pemantauan dan
pencatatan laporan imunisasi PCV
c. Puskesmas dapat melakukan pelatihan dan pembinaan secara berkala untuk
kader kesehatan mengenai imunisasi PCV
d. Diharapkan kepada Peneliti lain untuk menilai peningkatan pengetahuan,
sikap dan perilaku ibu terhadap imunisasi PCV
40