Anda di halaman 1dari 43

DIAGNOSIS KOMUNITAS

UPAYA MENGETAHUI FAKTOR RENDAHNYA CAPAIAN IMUNISASI PCV


DAN PENINGKATAN CAKUPAN BAYI YANG MENDAPAT IMUNISASI PCV
DI KELURAHAN KEBON BARU

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Persyaratan Dalam Menempuh


Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:

Bilal Nurdiansya 030.17.022


Risyi Rospiani Mustika L 030.17.098
Yoga Rizky Pratama 030.17.125

Pembimbing:

Evi Susanti Sinaga, SKM, MPH


dr. Kartika Putri
dr. Iqbal Kurniawan

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PUSKESMAS KECAMATAN TEBET
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 27 FEBRUARI 2023 – 06 MEI 2023
JAKARTA

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan hasil “Diagnosis Komunitas Upaya Mengetahui
Faktor Rendahnya Capaian Imunisasi PCV dan Peningkatan Cakupan Bayi yang
Mendapat Imunisasi PCV di Kelurahan Kebon Baru”. Laporan Diagnosis Komunitas ini
dibuat guna memenuhi salah satu tugas kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas Kecamatan Tebet pada 27 Februari - 06 Mei 2023. Dalam usaha
penyelesaian Diagnosis Komunitas ini, kami banyak memperoleh bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Evi Susanti Sinaga, SKM, MPH, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi kepada kami.
2. dr. Myrna Kantjananingrat selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Tebet.
3. dr. Kartika Putri selaku pembimbing di Puskesmas Kecamatan Tebet.
4. drg. Agriaty Ritha selaku Kepala Puskesmas Kelurahan Kebon Baru.
5. dr. Iqbal Kurniawan selaku pembimbing di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru.
6. Kepada semua pihak di Puskesmas Kecamatan Tebet dan Puskesmas Kelurahan Kebon
Baru yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan diagnosis komunitas ini.

Kami menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan oleh
karena itu kami menerima semua saran dan kritikan yang membangun guna penyempurnaan
tugas ini.

Jakarta, April 2023

Penulis

2
LEMBAR PENGESAHAN

DIAGNOSIS KOMUNITAS
UPAYA MENGETAHUI FAKTOR RENDAHNYA CAPAIAN IMUNISASI PCV
DAN PENINGKATAN CAKUPAN BAYI YANG MENDAPAT IMUNISASI PCV
DI KELURAHAN KEBON BARU

Telah diajukan dan diterima oleh pembimbing, sebagai syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik
Kedokteran komunitas/Ilmu Kesehatan Masyarakat
Periode 27 Februari – 06 Mei 2023

Disusun Oleh :
Bilal Nurdiansya 030001700022
Risyi Rospiani Mustika Lestari 030001700098
Yoga Rizky Pratama 030001700125

Telah diterima dan disetujui oleh:


Evi Susanti Sinaga, SKM, MPH

Selaku dosen pembimbing


Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Jakarta, April 2023


Pembimbing

Evi Susanti Sinaga, SKM, MPH

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pneumonia adalah bentuk infeksi saluran pernapasan akut menyerang paru-paru. Paru-
paru terdiri dari kantung-kantung kecil yang disebut alveoli, yang terisi dengan udara ketika
orang yang sehat bernafas. Ketika seseorang menderita pneumonia, alveoli dipenuhi dengan
nanah dan cairan, yang membuat pernapasan terasa sakit dan membatasi asupan oksigen.
Pneumonia adalah penyebab kematian infeksi tunggal terbesar pada anak-anak di seluruh dunia.
Pneumonia membunuh 740.180 anak di bawah usia 5 tahun pada 2019, terhitung 14% dari
semua kematian anak di bawah lima tahun, tetapi 22% dari semua kematian pada anak berusia 1
hingga 5 tahun. Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab paling umum kematian pada
pneumonia anak.
Vaksin pneumokokus (atau PCV : Pneumococcal Conjugate Vaccine) adalah vaksin
berisi protein konjugasi yang bertujuan mencegah penyakit akibat infeksi bakteri Streptococcus
pneumoniae atau lebih sering disebut kuman pneumokokus. Vaksin ini ditujukan untuk mereka
yang memiliki risiko tinggi terserang kuman pneumokokus. Penyakit yang disebabkan oleh
kuman pneumokokus sering juga disebut sebagai penyakit pneumokokus. Penyakit ini dapat
menyerang siapa saja dengan angka tertinggi menyerang anak usia kurang dari 5 tahun dan usia
di atas 50 tahun. Terdapat kelompok lain yang memiliki resiko tinggi terserang pneumokokus
(meskipun dari segi usia bukan risiko tinggi), yaitu anak dengan penyakit jantung bawaan, HIV,
thalassemia, dan anak dengan keganasan yang sedang mendapatkan  kemoterapi serta kondisi
medis lain yang menyebabkan kekebalan tubuh berkurang.
Vaksin pneumokokus pada anak diberikan dalam 3 kali dosis dasar dan 1 kali
dosis boosting. Pada dewasa pemberian vaksin dibagi menjadi dua tahapan. Pertama, vaksin
pneumokokus jenis konjugasi dan selanjutnya diberikan jenis vaksin pneumokokus polisakarida.
Sedangkan pada anak diberikan pada usia di bawah 1 tahun dengan dosis 3 kali, yaitu pada usia
2, 4 dan 6 bulan. Prinsip pemberian vaksin pneumokokus pada anak adalah vaksin diberikan
pada anak usia 2 bulan dengan interval  4 – 8 minggu dan diberikan selama 3 kali.
Vaksin pneumokokus memiliki efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan vaksin jenis
lain, seperti vaksin DPT. Tidak ada kontraindikasi absolut memberikan vaksin, hanya saja

4
pemberian pada bayi yang sedang demam dapat mempengaruhi rasa nyaman bayi. Pemberian
vaksin tersebut ditakutkan akan menimbulkan kekhawatiran orangtua terhadap perjalanan
penyakitnya yang semakin berat padahal tidak terkait imunisasi. Untuk itu, idealnya vaksin
diberikan pada saat kondisi bayi atau anak yang sehat, meskipun kondisi sakit ringan bukan
kontraindikasi pemberian vaksin.
Implementasi program imunisasi PCV di Puskesmas Kecamatan Tebet telah
dilaksanakan sejak bulan September, dimana imunisasi PCV baru saja ditetapkan sebagai
imunisasi rutin maka target tahunan yang perlu dicapai ialah 100%. Sedangkan capaian
kumulatif 2022 hanya mencapai 50,42%. Sedangkan, capaian terendah imunisasi PCV di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tebet yaitu di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru yang
hanya mencapai 15,0%. Hal ini perlu diperhatikan karena perlu diketahui bahwa imunisasi PCV
memegang peranan penting bagi kesehatan balita sehingga diperlukan adanya peningkatan
terhadap capaian tersebut dengan meningkatkan pengetahuan mengenai PCV baik pada kader
dan orang tua di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tebet

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah yang menjadi bahan
laporan diagnosis komunitas adalah : “Bagaimana cara meningkatkan capaian cakupan bayi
yang mendapatkan imunisasi PCV di kelurahan Kebon Baru? Bagaimana cara mengetahui
faktor rendahnya capaian imunisasi di kelurahan Kebon Baru?”

1.3 Tujuan Diagnosis Komunitas


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui faktor rendahnya capaian imunisasi PCV di kelurahan Kebon Baru
Meningkatkan capaian cakupan imunisasi PCV di kelurahan Kebon Baru.

1.3.2 Tujuan Khusus


1) Identifikasi masalah terkait pelaksanaan imunisasi PCV di kelurahan Kebon Baru.
2) Menyusun plan of action untuk penyelesaian masalah di kelurahan Kebon Baru.

5
1.4 Manfaat Diagnosis Komunitas
1.4.1 Manfaat Bagi Puskesmas
Puskesmas dapat melakukan peninjauan ulang terhadap program imunisasi PCV sehingga
cakupan program pelayanan imunisasi PCV dapat tercapai.

1.4.2 Manfaat Bagi Dokter Muda


Meningkatkan kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ditemukan pada
program pelayanan imunisasi PCV.

6
BAB II
METODE DIAGNOSTIK KOMUNITAS

2.1. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan dengan melakukan pendekatan secara kualitatif yang


dilakukan dengan wawancara yang dilakukan kepada pembimbing lapangan di Puskesmas
Kecamatan Tebet, Penanggung Jawab program Imunisasi di Kecamatan Tebet, dan Kelurahan
Kebon Baru.

2.1.1 Desain studi diagnosis komunitas


Desain studi yang digunakan dalam diagnosis komunitas ini yaitu studi kuantitatif
dengan pendekatan deskriptif observasional. Penilaian dilakukan kepada warga yang berada di
Kelurahan Kebon Baru melalui beberapa kegiatan seperti wawancara, penyuluhan, pre test dan
post test.

2.1.2 Populasi dan sampel diagnosis komunitas


 Populasi dalam diagnosis komunitas ini adalah ibu hamil berjumlah 55 orang di
Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.
 Sampel pada diagnosis komunitas ini adalah ibu hamil di Kelurahan Kebon Baru.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam studi ini adalah dengan total
sampling.

Populasi infinit:
2 2
z x p xq 1,96 x 0,15 x 0,85
n 0= 2
→ n 0= 2
d 0.05
3,84 x 0,15 x 0,85
n 0= =195
0,0025

Keterangan:
n0: Besar sampel optimal yang dibutuhkan
z: Tingkat kemaknaan 95% besarnya 1,96
p: Cakupan persentase imunisasi PCV di Kelurahan Kebon baru (15%)

7
q: (1-p) = (1- 0,15) = 0,85
d: Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,052)

Populasi finit:
n0
n=→ n=
(n 0)
1+
(N )
195
n=
195
1+
65
n=45

Keterangan:
n: Besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit
n0: Besar sampel dari populasi infinit
N: Besar populasi finit.

Untuk menghindari adanya data yang tidak lengkap atau hilang (drop out), maka ditambahkan
10% dari sampel. Sehingga sampel minimal yang akan diambil adalah 45 orang, dengan
perhitungan:
n2 = n1 + 10% n1
= 45 + 10%
= 50 responden

8
2.2 Penyebab Masalah

Tabel 1. Identifikasi penyebab masalah berdasarkan Input

Proses Kelebihan Kekurangan Alternatif

Man ● Terdapat petugas imunisasi PCV di PKC Tebet (dokter, Merangkapnya tugas penanggungjawab Membuat timetable atau kalender
perawat, bidan) & PKL Kebon baru. program sehingga tidak terfokuskan yang terintegrasi masing masing
● Terdapat masing-masing 1 bidan sebagai penanggung karena memegang banyak program pemegang program agar tidak
jawab kegiatan imunisasi anak di setiap kelurahan. terjadi bentrok jadwal

Money ● Vaksin diperoleh dari Kemenkes, promosi kegiatan ● Warga harus membayar 10.000 ● Menyarankan warga
PCV menggunakan dana operasional Puskesmas. bagi yang tidak menggunakan BPJS yang belum mempunyai BPJS
● Vaksin dapat diperoleh gratis menggunakan BPJS untuk membuat BPJS.

Method ● Telah dilakukan penyuluhaan mengenai imunisasi PCV


baik di posyandu ataupun di perkumpulan warga ● Pelaksanaan imunisasi PCV ● Mengadakan pekan
● Pelaksanaan imunisasi PCV dilakukan setiap hari selama bulan puasa hanya bisa pelaksanaan imunisasi PCV di
dihari kerja yaitu Senin - Jumat dipuskesmas kecamatan dan didapatkan di puskesmas saja puskesmas kelurahan
kelurahan, namun dipuskessmas kelurahan dilakukan dua kali ● Melaksanakan posko
dalam seminggu Selasa - Kamis. imunisasi di kegiatan posyandu

6
Material ● Puskesmas Kecamatan Tebet : Menggunakan poster, ● Puskesmas kelurahan memiliki ● Membuat media edukasi
leaflet, sosial media berupa instagram dan radio untuk promosi media promosi leaflet berjumlah sedikit, berupa video/ e-poster yang
mengenai vaksin PCV sehingga sulit untuk penyuluhan dapat lebih bisa dipahami oleh
● Puskesmas Kelurahan Kebon Baru : X-Banner, leaflet masyarakat awam yang dapat
digunakan sebagai media promosi ke masyarakat diputarkan di puskesmas dan di
tempel
● Mendistribusikan media
edukasi yang sudah dibuat di
grup WA dan ke kader kesehatan
agar dapat diteruskan kembali ke
warga

P1 ● Sudah terdapat jadwal ● Berjalannya imunisasi Membuat perencanaan target


(perencan Pelaksanaan imunisasi PCV dilaksanakan pada Senin - Jumat di menyesuaikan dengan stok vaksin yang vaksin perbulannya dan diajukan
aan) PKC Tebet tidak selamanya selalu available kepada pihak logistik agar
● Sudah terdapat kejasama dan kemitraan bersama klinik - mendapatkan jatah vaksin setiap
klinik dan BPM dua bulannya untuk menghindari
kekosongan

7
P2 ● Terdapat kegiatan lintas program dengan bagian ● Sosialisasi tentang Imunisasi Melakukan pemberdayaan kader
(Penggera PROMKES terkait pengetahuan mengenai imunisasi PCV PCV tidak merata kepada masyarakat kesehatan untuk membantu
k & ● Sudah ada sosialisasi lintas sektoral (Lurah, RT, RW, umum mengajak masyarakat dan
pelaksana Kader Posyandu) terkait Imunisasi PCV secara langsung berpartisipasi dalam imunisasi
an) ● Sudah ada kerjasama dengan klinik - klinik dan BPM PCV
setempat.

P3 ● Masing masing warga dapat melihat pencatatan vaksin ● Pelaporan data di kelurahan dan ● Membuat pendataan
(monitorin pada buku KIA pink kecamatan berbeda sehingga sulit untuk berbasis online untuk kecamatan
g & ● Sudah ada pelaporan data di puskesmas kecamatan menentukan berapa capaian real untuk dan kelurahan sehingga masing
evaluasi) maupun kelurahan immunisasi PCV masing kelurahan dan kecamatan
memegang data real
● Pelaporan data bayi yang
divaksin dari BPM dan klinik sering
terlambat / tidak melapor.

8
Lingkunga ● Terdapat 20 Posyandu aktif di wilayah Puskesmas ● Tidak semua kader aktif karena ● Penyuluhan
n Kelurahan Kebon Baru beberapa kader sudah berusia tua meningkatkan pengetahuan
● Terdapat 124 kader di kelurahan Kebon Baru sehingga menjadi sulit untuk banyak mengenai imunisasi PCV kepada
berkontribusi warga dan kader.
● Kurangnya pengetahuan sikap
dan perilaku masyarakat mengenai
vaksinasi PCV
● Masyarakat mengira bahwa
imunisasi dasar saja sudah cukup
sehingga tidak perlu vaksinasi PCV lagi
● Penyuluhan yang sudah
diberikan tidak merata kepada seluruh
warga
● Jadwal pelaksanaan imunisasi di
puskesmas kelurahan yang diketahui
warga hanya sekali seminggu dan di jam
kerja

9
2.3 Fish Bone

Gambar 1. Fishbone

● Pelaksanaan imunisasi
Merangkapnya tugas PCV selama bulan puasa Puskesmas kelurahan memiliki
hanya bisa didapatkan di media promosi leaflet
penanggungjawab program sehingga puskesmas saja berjumlah sedikit, sehingga
tidak terfokuskan karena memegang sulit untuk penyuluhan
● Jadwal pelaksanaan
Belum ada media edukasi
banyak program imunisasi di puskesmas
kelurahan yang diketahui
imunisasi PCV terbaru di Klinik
dan BPM di Kebon Baru
warga hanya sekali
seminggu dan di jam
Tidak ada kerja

MAN MONEY METHOD MATERIAL Capaian


vaksinasi PCV
pada tahun
2023 adalah
P1 P2 P3 Lingkungan
15% (dari target
sasaran 95%)
Berjalannya Sosialisasi tentang Tidak semua kader aktif
imunisasi ● Pelaporan data di Kurangnya pengetahuan sikap dan
Imunisasi PCV tidak kelurahan dan perilaku mmasyarakat
menyesuaikan
merata kepada kecamatan berbeda mengenai vaksinasi PCV
dengan stok sehingga sulit untuk Masyarakat mengira bahwa
vaksin yang masyarakat umum menentukan berapa imunisasi dasar saja sudah
cukup sehingga tidak perlu
tidak selamanya capaian real untuk
vaksinasi PCV lagi
immunisasi PCV
selalu available Penyuluhan yang sudah diberikan
tidak merata kepada seluruh
● Pelaporan data bayi
warga
yang divaksin dari
BPM dan klinik
sering terlambat /
tidak melapor.
2.4 Alternatif pemecahan masalah

Identifikasi alternatif pemecahan masalah dapat dibantu dengan analisis SWOT (Strength –
Weakness – Opportunity – Threat). Analisis menggunakan prinsip mengurangi atau mengeliminasi
faktor risiko dengan dilakukannya intervensi terhadap faktor risiko kunci. Capaian bayi mendapat
imunisasi PCV di kelurahan Kebon Baru masih rendah, sehingga diperlukan inventarisasi faktor
kunci secara internal dan eksternal baik dari segi positif maupun negatifnya. Berikut penentuan
faktor risiko dengan format SWOT :

Tabel 2. Tabel Pemecahan Masalah dengan SWOT

Parameter Positif Negatif

Internal Strength Weakness

● Terdapat petugas ● Kurangnya SDM


imunisasi PCV di PKC Tebet petugas kesehatan untuk
(dokter, perawat, bidan). program imunisasi di
● Terdapat puskesmas kelurahan sehingga
masing-masing 1 bidan kegiatan imunisasi terutama di
sebagai penanggung jawab posyandu kurang maksimal
kegiatan imunisasi anak di ● Pelaksanaan imunisasi
setiap kelurahan. PCV selama bulan puasa
● Telah dilakukan hanya bisa didapatkan di
penyuluhan mengenai puskesmas saja
imunisasi PCV pada saat ● Jadwal pelaksanaan
kegiatan di luar gedung imunisasi di puskesmas
● Puskesmas kelurahan yang diketahui
Kecamatan Tebet : warga hanya sekali seminggu
Menggunakan instagram dan dan di jam kerja
radio untuk promosi mengenai
vaksin PCV
● Puskesmas Kelurahan
Kebon Baru : X-Banner dan
leaflet digunakan sebagai
media

11
promosi ke masyarakat ● Puskesmas kelurahan
● Sudah terdapat jadwal memiliki media promosi
Pelaksanaan imunisasi PCV leaflet berjumlah sedikit,
dilaksanakan senin - jumat di sehingga sulit untuk
PKC Tebet penyuluhan
● Terdapat peraturan ● Belum ada media
Kemenkes No: edukasi imunisasi
HK.01.07/MENKES/7 PCV terbaru di Klinik dan
79/2022 tentang Pemberian BPM
Imunisasi Pneumokokus ● Pelaporan data di
sebagai imunisasi dasar wajib kelurahan dan kecamatan
anak. berbeda sehingga sulit untuk
● Membuat menentukan berapa capaian
microplanning untuk real untuk immunisasi PCV
kebutuhan petugas dan logistik
● Terdapat kegiatan ● Pelaporan data bayi
lintas program dengan bagian yang divaksin dari BPM dan
PROMKES terkait klinik sering terlambat / tidak
pengetahuan mengenai melapor
imunisasi PCV
● Vaksin PCV
didistribusikan ke klinik dan
BPM atas arahan puskesmas,
dengan ketentuan yang
memiliki BPJS tidak
dikenakan biaya dan yang
tidak memiliki BPJS
dikenakan biaya Rp. 10.000
● Sudah ada kerjasama
dengan klinik - klinik dan
BPM setempat.
● Puskesmas
Kecamatan Tebet : Terdapat
monitoring pra-pelaksanaan
imunisasi PCV sesuai juknis
PCV meliputi microplanning,

12
ketersediaan distribusi dan
logistik, ketersediaan
anafilaktik dan APD, dan
rantai dingin vaksin, serta
mobilisasi masyarakat
● Terdapat buku KIA
untuk pemantauan dan
pencatatan status imunisasi
bayi

Eksternal Opportunity Threat

● Terdapat 20 posyandu di ● Tidak semua kader


kelurahan Kebon Baru dan aktif
aktif melakukan pelayanan ● Tidak semua warga
imunisasi rutin mempunyai BPJS
● Terdapat 124 kader di ● Kurangnya
kelurahan Kebon Baru pengetahuan sikap
● Sudah ada sosialisas dan perilaku
lintas sektoral (Lurah, RT, RW, mmasyarakat
Kader Posyandu) terkait mengenai vaksinasi
● Imunisasi PCV secara PCV
langsungVaksin diperoleh dari ● Masyarakat mengira
Kemenkes bahwa imunisasi dasar
● Promosi kegiatan PCV saja sudah cukup
menggunakan dana sehingga tidak perlu
operasional Puskesmas. vaksinasi PCV lagi
● Vaksin dapat diperoleh ● Penyuluhan yang
gratis menggunakan BPJS sudah diberikan tidak
merata kepada seluruh
warga

13
2.5 Penentuan Prioritas Masalah

Dalam penentuan masalah ini, penentuan prioritas masalah dilakukan dengan


scoring technique (kuantitas) yaitu dengan USG (Urgency – Seriousness – Growth).
Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat urgensi (U), besarnya masalah (S),
dan tingkat penyebaran/meluasnya (G) yang dimiliki untuk mengatasi tiap masalah dengan
sistem skoring dengan skor 1 – 5
1. Tingkat urgensi (urgency) dinilai sebagai berikut:

a. Sangat mendesak 5
b. Mendesak 4
c. Cukup mendesak 3
d. Kurang mendesak 2

e. Tidak mendesak 1
2. Tingkat besar kecilnya masalah (seriousness) dinilai sebagai berikut:
a. Sangat gawat 5
b. Gawat 4
c. Cukup gawat 3
d. Kurang gawat 2

e. Tidak gawat 1
3. Tingkat penyebaran/meluasnya masalah (growth) dinilai sebagai berikut:
a. Sangat mudah menyebar/meluas 5
b. Mudah menyebar/meluas 4
c. Cukup menyebar/meluas 3
d. Sulit menyebar/meluas 2
e. Tidak menyebar/meluas 1

14
Tabel 4. Penentuan prioritas masalah

No Masalah U S G Jumlah Urutan

1. Informasi kurang merata di antara 4 4 5 13 II


kader dan warga mengenai imunisasi
PCV

2. Pelaporan data di kelurahan dan 5 5 5 15 I


kecamatan berbeda sehingga sulit
untuk menentukan berapa capaian
real untuk immunisasi PCV

3. Pelaksanaan imunisasi PCV selama 4 4 4 12 III


bulan puasa hanya bisa didapatkan
di puskesmas saja

15
a. Plan of Action
Tabel 14. Rencana Aksi Pemecah Masalah

Targe
Indikator Penangg
t Pelaksa
No Upaya Keberhasila Kegiatan Hasil Dana ung Tempat
Sasar na an
n Jawab
an
Penyuluhan
Melakukan
kepada ibu yang Dokter Posyandu/
penyuluhan Peningkatan
memiliki anak Muda, Puskesmas/
mengenai pengetahuan , sikap
Peningkatan yang belum Puskes Ibu Dokter April Balai
1. vaksinasi PCV dan perilaku
pengetahuan melakukan mas hamil Muda 2023 Warga/Kant
yang disertai mengenai vaksinasi
vaksinasi PCV Kelura or Lurah
dengan pre-test PCV
dengan media han
dan post-test
powerpoint
2. Pembuatan Pembuatan Sosialisasi dan Masyarakat dapat Dokter Ibu Dokte r April Wilayah

media edukasi media penyebaran leaflet memahami Muda hamil, Muda 2023 kerja

berupa leaflet edukasi kepada informasi yang ibu Puskesmas


promosi masyarakat diberikan denga Kelurahan
kesehatan n bayi Kebon Baru
yang <6
disesuaikan bulan
dengan tema
penyuluhan
Mengetahui
Teridentifika hubungan status
Memberikan
si faktor imunisasi PCV Ibu Wilayah
Melakukan angket survey
yang dengan tingkat denga kerja
Survey kepada untuk di-isi oleh Dokter Dokter April
3. mempengaru pengetahuan, sosial, n bayi Puskesmas
masyarakat/sasa ibu dengan bayi < Muda Muda 2023
h imunisasi budaya, dan <6 Kelurahan
ran 6 bulan pada saat
PCV pada kepercayaan bulan Kebon Baru
penyuluhan
bayi masyarakat/sasaran
terkait imunasi PCV
BAB III
DATA UMUM DAN DATA KHUSUS

3.1 Data Umum Puskesmas


3.1.1 Data Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Tebet merupakan salah satu dari sepuluh kecamatan yang ada di Wilayah Kota Madya Jakarta
Selatan dengan luas wilayah 904,5 Ha yang terbagi menjadi 7 kelurahan, 79 RW dan 925 RT.
Tabel 6. Batas – Batas Wilayah Kecamatan Tebet

Batas Keterangan

Sebelah Utara Kelurahan Bukit Duri

Sebelah Selatan Sungai Ciliwung, dan kelurahan Cikoko, Kecamatan


Pancoran

Sebelah Timur Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara

Sebelah Barat Kelurahan Tebet Timur

Gambar 2. Peta Wilayah Kecamatan Tebet

18
Puskesmas kecamatan Tebet merupakan puskesmas perkotaan yang terletak di Jl. Tebet Timur II No. 3
RT 06/RW 05, Kecamatan Tebet, Kota Jakarta Selatan. Puskesmas ini dikategorikan sebagai Puskesmas
perkotaan karena memenuhi tiga dari empat kriteria puskesmas perkotaan yang dicantumkan pada
PERMENKES No. 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, yaitu :
1) Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya berada pada sektor non – agraris,
terutama industri, perdagangan, dan jasa.
2) Memiliki fasilitas perkotaan, antara lain sekolah dengan radius 2,5 km, pasar dengan radius 2 km,
memiliki rumah sakit dengan radius kurang 5 km, bioskop atau hotel.
3) Terdapat akses jalan raya dan transportasi jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.
Secara umum, tidak terdapat perbedaan yang cukup jauh antara jumlah penduduk laki – laki dan
perempuan. Namun jumlah penduduk di setiap wilayah kelurahan bisa dibedakan berdasarkan luas
wilayahnya.

3.1.2 Data Kependudukan Wilayah Tebet


Tabel 7. Data Luas Wilayah, Jumlah RT dan RW di Kecamatan Tebet

No Kelurahan Luas Wilayah RW RT

1 Menteng Dalam 210.6 12 131

2 Tebet Barat 171.6 8 102

3 Tebet Timur 138.9 11 110

4 Kebon Baru 129.3 14 153

5 Bukit Duri 107.4 12 149

6 Manggarai Selatan 95.3 10 128

7 Manggarai 52.4 12 152

Jumlah 904.3 79 925

19
Berdasarkan data pada tabel daerah terluas yaitu kelurahan menteng dalam seluas 210.6 Ha sedangkan
yang paling kecil wilayahnya yaitu Manggarai Selatan 51.4 Ha. Jumlah RW dan RT di Kecamatan Tebet
yaitu 79 RW dan 925 RT. Dari 7 kelurahan yang paling banyak memiliki RW dan RT adalah Kebon BAru
yang terdapat 14 RW dan 153 RT sedangkan jumlah yang paling sedikit adalah Tebet Barat yaitu 8 RW
dan 102 RT.
Secara umum, tidak terdapat perbedaan yang cukup jauh antara jumlah penduduk laki- laki dan
perempuan. Jumlah penduduk di Kecamatan Tebet sampai dengan bulan Desember 2021 adalah 239.816
jiwa yang terdiri dari 120.215 laki – laki dan 119.571 perempuan. Namun jumlah penduduk di setiap
wilayah kelurahan bisa dibedakan berdasarkan luas wilayahnya. Wilayah yang mengalami padat
penduduk adalah wilayah Manggarai.

No Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah Kepadatan Penduduk


Luas/K m2 Penduduk
Orang/Km2

1 Tebet Timur 138.9 10.299 11.022 21,321 153.5

2 Tebet Barat 171.6 12.425 12.996 25,421 148.1

3 Menteng Dalam 210.6 22.402 22.588 44,990 213.6

4 Kebon Baru 129.3 21.620 21.604 43,224 334.3

5 Bukit Duri 107.4 21.833 19.777 41,610 387.4

6 Manggarai Selatan 95.3 14.138 14.210 28,348 297.5

7 Manggarai 51.4 17.498 17.404 34,902 678.6

Jumlah 904.5 120.215 119.571 239.816 265.1


Tabel 8. Perincian Penduduk Menurut Jenis Kelamin di 7 Kelurahan Se – Kecamatan Tebet Tahun 2022

20
Tabel 9. Data Penduduk Kecamatan Tebet Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Tahun 2021

JUMLAH PENDUDUK
KELOMPOK UMUR LAKI-LAKI +
(TAHUN) LAKI-LAKI PEREMPUAN PEREMPUAN
0-4 15.844 12.183 28.027

5-9 9.288 9.690 18.978

10 - 14 9.955 10.236 20.191

15 - 19 8.793 8.777 17.570

20 - 24 9.010 9.504 18.514

25 - 29 9.897 9.931 19.828

30 - 34 10.220 9.528 19.748

35 - 39 8.033 8.568 16.601

40 - 44 9.145 9.292 18.437

45 - 49 8.222 7.924 16.146

50 - 54 7.982 8.278 16.260

55 - 59 4.747 4.682 9.429

60 - 64 3.200 3.991 7.191

65 - 69 2.432 3.650 6.082

70 - 74 1.309 1.647 2.956

75+ 2.138 1.720 3.858

JUMLAH 120.215 119.601 239.816

21
Gambar 3. Piramida Penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin di wilayah Kecamatan
Tebet

3.2 Analisis Situasi


3.2.1 Data Kuantitatif (Data Sekunder)
a. Jumlah Posyandu Per Kelurahan di Kecamatan Tebet

Tabel 10. Jumlah Posyandu Per Kelurahan di Kecamatan Tebet tahun 2022

Kelurahan Posyandu Aktif

Menteng Dalam 20

Tebet Barat 13

Tebet Timur 12

Kebon Baru 20

Bukit Duri 21

Manggarai 24

Manggarai Selatan 20

Total 130

22
b. Jumlah Surviving Infant
Tabel 11. Jumlah Surviving Infant di Kecamatan Tebet tahun 2022

Kelurahan Jumlah

Menteng Dalam 661

Tebet Barat 377

Tebet Timur 321

Kebon Baru 648

Bukit Duri 623

Manggarai 529
Manggarai Selatan 424

Total 3.583

c. Target Sasaran Imunisasi PCV 2022


Tabel 12.Target Sasaran Imunisasi PCV 2022

Kelurahan Jumlah

Menteng Dalam 221

Tebet Barat 126

Tebet Timur 107

Kebon Baru 216

Bukit Duri 208

Manggarai 175
Manggarai Selatan 141
Total 1.194

23
d. Capaian imunisasi PCV September - Desember 2022
Tabel 13.Capaian imunisasi PCV September - Desember 2022

Tabel 14. Cakupan PCV 1 imunisasi PCV Desember 2022


Nama Kelurahan Sasaran PCV Cakupan PCV 1 %
TEBET TIMUR 107 155 144,86
TEBET BARAT 126 133 105,56
BUKIT DURI 208 98 47,12
KEBON BARU 216 46 21,30
MANGGARAI SELATAN 141 33 23,40
MANGGARAI 175 75 42,86
MENTENG DALAM 221 62 28,05
TOTAL 1194 602 50,42

e. Jumlah Kader Posyandu Aktif Per Kelurahan


Tabel 15. SDM Puskesmas Kelurahan Menteng Dalam

Kelurahan Jumlah
Menteng Dalam 2

Tebet Barat 2

Tebet Timur 2

Kebon Baru 2

24
Bukit Duri 2

Manggarai 2
Manggarai Selatan 2
Total 14

f. Jumlah SDM Puskesmas Kelurahan cakupan kecamatan Tebet


Tabel 16. SDM Puskesmas Kelurahan Menteng Dalam
Tenaga Jumlah
Dokter umum 3

Dokter gigi 1

Perawat umum 3

Bidan 3

Tenaga teknis kefarmasian 1

Kesehatan lingkungan 1

Gizi 2

Keteknesian medis 1
Manajemen 4
Total 19

25
Tabel 17. DSM Puskesmas Kelurahan Tebet barat
Tenaga Jumlah
Dokter umum 3

Dokter gigi 1

Perawat umum 3

Bidan 3

Tenaga teknis kefarmasian 1

Kesehatan lingkungan 1

Gizi 1
Manajemen 4
Total 17

Tabel 18. SDM Puskesmas Kelurahan Tebet Timur


Tenaga Jumlah
Dokter umum 25

Dokter gigi 3

Perawat umum 21

Bidan 20

Tenaga teknis kefarmasian 7

Apoteker 4

Kesehatan masyarakat 2

Kesehatan lingkungan 2

Gizi 4

Manajemen 60

Ahli laboratorium 6

Keteknisian medis 2
Pejabat structural 1
Total 157

26
Tabel 19. SDM Puskesmas kelurahan Kebon Baru
Tenaga Jumlah
Dokter umum 2

Dokter gigi 1

Perawat umum 2

Bidan 3

Tenaga teknis kefarmasian 1

Kesehatan lingkungan 1

Gizi 1

Manajemen 4
Keteknisian medis 1
Total 16

Tabel 20. SDM Puskesmas kelurahan Bukit Duri


Tenaga Jumlah
Dokter umum 3

Dokter gigi 1

Perawat umum 2

Bidan 3

Tenaga teknis kefarmasian 1

Kesehatan lingkungan 1

Gizi 1

Manajemen 5
Keteknisian medis 1
Total 18

27
Tabel 21. SDM Puskesmas kelurahan Manggarai
Tenaga Jumlah

Dokter umum 3

Dokter gigi 1

Perawat umum 2

Bidan 3

Tenaga teknis kefarmasian 1

Kesehatan lingkungan 1

Gizi 1

Manajemen 5

Keteknisian medis 1
Total 18

Tabel 22. SDM Puskesmas kelurahan Manggarai Selatan


Tenaga Jumlah
Dokter umum 3

Dokter gigi 1

Perawat umum 3

Bidan 2

Tenaga teknis kefarmasian 1

Kesehatan lingkungan 1

Gizi 1

Manajemen 5

Keteknisian medis 1
Total 18

28
3.2.2 Data Kualitatif (Data Primer)
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan pembimbing koass di
Puskesmas Kecamatan Tebet, pemegang program Imunisasi di Puskesmas Kecamatan Tebet dan
Puskesmas Kelurahan Kebon Baru, serta kader posyandu. Pengukuran pengetahuan mengenai imunisasi
PCV dengan melakukan pre-test dan post-test.
a. Wawancara dengan pembimbing koass dan pemegang program
Tabel 23. Hasil Wawancara pembimbing koass dan pemegang program

No. Subjek wawancara Pelaksana Kendala

1 Pemegang program di Puskesmas Program balita yang ● Kurangnya SDM tenaga


Kecamatan Tebet dan kelurahan mendapat imunisasi kesehatan dalam program
Kebon Baru PCV imunisasi sehingga kegiatan
imunisasi terutama di posyandu
kurang maksimal
● Tidak semua warga
memiliki BPJS
● Imunisasi PCV dosis
pertama harus didapatkan di
puskesmas
● Jadwal pelaksanaan
imunisasi di puskesmas kelurahan
yang diketahui warga hanya 3
kali seminggu dan di jam kerja
● Distribusi tidak merata
sejak imunisasi PCV launching
● Terdapat satu RW yang
tidak memiliki posyandu
● Sosialisasi ke kader yang
kurang merata, dimana kader
banyak yang berusia lansia
● Kader yang aktif hanya
2-4 orang posyandu
● Sosialisasi ke ibu hamil
masih kurang

29
● Banyak orang tua masih
takut akan terjadi KIPI
● Media edukasi mengenai
imunisasi PCV masih kurang di
puskesmas kelurahan
● Pelaporan dari klinik dan
BPM ke puskesmas kelurahan
terlambat

2 Pembimbing koas (dr. Kartika) Pemilihan Wilayah Kelurahan Kebon Baru dipilih
karena capaian paling rendah
yaitu 21,30% (periode Januari-
Desember 2022) dan 15%
(periode Januari-Maret 2023)
3 Kader posyandu ● Sosialisasi ke kader yang
kurang merata, dimana kader
banyak yang berusia lansia
● Kader yang aktif hanya
2-4 orang posyandu
● Sosialisasi ke ibu hamil
masih kurang
● Banyak orang tua masih
takut akan terjadi KIPI
● Media edukasi mengenai
imunisasi PCV masih kurang di
puskesmas kelurahan

b. Tingkat Pengetahuan
Penentuan pengetahuan untuk melihat evaluasi dari intervensi dilakukan dengan
pre-test dan post-test.
 Pengetahuan baik : jika nilai > 50
 Pengetahuan kurang : jika nilai ≤ 50

30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Daftar Kegiatan Diagnosis Komunitas


No. Tanggal Kegiatan
Perkenalan kepada Kepala PKL Kebon Baru,
1 03 April 2023 Pembimbing di PKL Kebon Baru, dan PJ Program
Imunisasi PKL Kebon Baru
Penyampaian gagasan POA dan bimbingan dengan
2 06 April 2023
Pembimbing di PKL Kebon Baru
Penyebaran undangan untuk Penyuluhan di PKL Kebon
3 10 April 2023 Baru

● Pertemuan dengan PJ program untuk memperoleh


data informasi capaian imunisasi PCV di PKL Kebon
4 Baru
11 April 2023
● Memperoleh data jumlah anak yang sudah imunisasi
PCV
● Pertemuan dengan PJ program untuk memperoleh
5 12 April 2023
data informasi jumlah ibu hamil di PKL Kebon Baru
● Penyuluhan imunisasi PCV kepada ibu hamil di PKL
Kebon Baru
● Pembagian lembar pre tests dan post test
6 13 April 2023
● Pendistribusian leaflet imunisasi PCV target siapa,
jumlah yg dibagikan, lokasi pembagian

● Penyuluhan imunisasi PCV kepada ibu yang memiliki


7 14 April 2023 anak usia kurang 6 bulan diposyandu RW 10
● Pembagian kuesioner survey
● Pendistribusian leaflet imunisasi PCV
● Penyuluhan imunisasi PCV kepada ibu yang memiliki
anak usia kurang 6 bulan diposyandu RW 09
8 17 April 2023
● Pembagian kuesioner survey
● Pendistribusian leaflet imunisasi PCV
Penyebaran Google Form Kuesioner Survey melalui
Grup WA Kader oleh PJ Program Imunisasi di PKL
9 18-21 April 2023
Kebon Baru

31
Pemecahan Pelaksanaan
No. Masalah Penyebab Masalah Tanggal
Masalah Tempat Kegiatan
1. Kurangnya sosialisasi Mengadakan 13 April 2023 PKL Kebon ● Sosialisasi mengenai jadwal
Masyarakat tidak mengenai jadwal sosialisasi terkait Baru pelayanan imunisasi yang tersedia di
mengetahui jadwal
pelayanan imunisasi jadwal pelayanan PKL Kebon Baru
imunisasi di PKL
yang tersedia di PKL imunisasi di PKL
Kebon Baru Kebon Baru
Kebon Baru
2. Kurangnya Kurangnya sosialisasi Mengadakan 13 April 2023 PKL Kebon ● Sosialisasi mengenai program
sosialisasi program mengenai program sosialiasi terkait Baru Imunisasi PCV
Imunisasi PCV Imunisasi PCV program Imunisasi ● Pengisian pre dan post test
bersifat wajib dan PCV
tidak dipungut biaya

3. Belum dilakukan Melakukan survey 14-21 April Posyandu RW ● Penyebaran kuesioner secara
Belum dalam bentuk 2023 9 dan RW 10,
kegiatan evaluasi dalam langsung di poyandu RW 9 dan
teridentifikasinya kuesioner kepada ibu serta
mencari faktor penyebab RW 10 serta mengadakan
faktor-faktor yang yang emmiliki bayi penyebaran
rendahnya capaian sosialisasi singkat mengenai
menyebabkan usia 0-6 bulan gform melalui
cakupan bayi yang imunisasi PCV
masyarakat belum kader setiap
membawa anaknya menerima imunisasi ● Penyebaran kuesioner dalam bentuk
PCV RW gform melalui kader setiap RW
untuk imunisasi PCV
4. Kurang Membuat media 13 April 2022 PKL Kebon ● Penyuluhan mengenai jadwal dan
Kurangnya informasi
tersampaikannya media promosi leaflet Baru program Imunisasi PCV
dari media
informasi yang ada (X- dalam penyampaian
cetak/elektronik
Banner) yang ada di sosialisasi dan
terkait imunisasi
PKL Kebon Baru menyimpannya di
PCV dari Puskesmas
PKL Kebon Baru
4.2 Defini Operasional
1. Isu Sosial adalah situasi yang dinyatakan sebagai sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai
oleh warga masyarakat yang cukup signifikan, dimana mereka sepakat dibutuhkannya suatu tindakan
untuk mengubah situasi tersebut
2. Kepercayaan adalah sikap dimana kita menjunjung tinggi suatu keyakinan yang dianggap benar dan
mengikuti sesuatu tersebut karena bernilai kebaikan dan kebenaran, serta dianggap baik dan benar
oleh orang banyak
3. Budaya adalah pola pengertian atau makna menyeluruh dalam simbol-simbol yang ditransmisikan
secara historis; sistem konsepsi-konsepsi yang diwariskan: dalam bentuk-bentuk simbolis yang dan
mengembangkan pengetahuan dan sikap mereka terhadap kehidupan.
4.3 Hasil Survey Imunisasi PCV
Survey mengenai imunisasi PCV dilakukan dengan wawancara kepada seluruh ibu di
wilayah kebon baru. Dari wawancara tersebut didapatkan 50 responden. Pertanyaan dalam
kuesioner tersebut mengenai data umum, status imunisasi, pengetahuan, kepercayaan,
budaya dan isu sosial.

A. Karakteristik Responden Survey

1. Analisis Univariat

No
Variabel n %
.
1. Usia
 <= 25 tahun 9 18
 > 25 tahun 41 82
2. Jenis Kelamin
 Laki Laki 0 0
 Perempuaan 50 100
3. Pendidikan
 SD 5 10
 SMP 9 18
 SMA 25 50
 Perguruan Tinggi 11 22
4. Pekerjaan
 Tidak bekerja
(termasuk Ibu Rumah 46 92
Tangga)
 Bekerja 4 8
5. Usia Bayi
 1 bulan 4 8
 2 bulan 10 20
33
 3 bulan 7 14
 4 bulan 4 8
 5 bulan 6 12
 6 bulan 19 38
6 Pendapatan
 <2.000.000 9 18
 >2.000.000 41 82
7. Jumlah Anak
 1 anak 14 25
 2 anak 14 25
 >3 anak 22 45
8. Kepesertaan BPJS
 Memiliki
41 82
Asuransi/BPJS
 Tidak 9 18

Berdasarkan survey yang sudah dilakukan didapatkan responden mayoritas berusia


>25 tahun yaitu didapatkan pada 41 responden (82%). Sembilan esponden berusia
<25tahun (18%). Untuk hasil survey yang dilakukan didapatkan seluruh responden
berjenis kelamin perempuan (100%). Didapatkan mayoritas 25 responden memiliki
Pendidikan terakhir SMA (50%). 11 responden memiliki Pendidikan terakhir
Perguruan Tinggi (22%).9 responden memiliki Pendidikan terakhir SMP (18%). 5
responden memiliki Pendidikan terakhir SD (10%). Didapatkan 26 responden tidak
bekerja (92%). 4 responden bekerja (8%). Usia bayi responden mayoritas berusia 6
bulan yaitu 19 responden (28%).Mayoritas memiliki pendapatan >2.000.000
(41responden; 82%). Mayoritas memiliki kepesertaan BPJS (91%)

No. Variabel n %
1. Status Imunisasi
Belum 31 62
Sudah 19 46
2. Pengetahuan
Cukup 28 64
Kurang 18 36
3. Kepercayaan
Tidak 28 64
Ya 18 36
4. Budaya 0
Tidak 45 90
Ya 5 10
34
5. Isu Sosial
Tidak 43 86
Ya 7 14

Mayoritas responden sebanyak 31 responden belum melakukan imunisasi PCV


(62%). 23 responden sudah melakukan imunisasi PCV (46%). Mayoritas responden
sebanyak 32 responden memiliki pengetahuan cukup (52%). 18 responden memiliki
pengetahuan rendah (36%). Terdapat 43 responden tidak percaya pada isu sosial
(86%). Ada 7 responden percaya pada isu sosial (14%). Isu social yang dibahas pada
kasus ini merupakan perkara yang mempengaruhi kebanyakan atau kesemua anggota
masyarakat, baik secara langsung mahupun tidak langsung, dan dianggap sebagai
masalah, kontroversi yang berkaitan dengan nilai moral, atau kedua-duanya. 45
responden tidak memiliki budaya (90%). Sebanyak 5 responden memiliki
kepercayaan budaya (10%) yang mana merupakan keyakinaan atau sesuatu yang
dianggap benar oleh masyarakat atau kelompok di suatu tempat atau etnis tertentu,

Analisis Bivariat

Variabel PCV Total


Belum Sudah
Pengetahuan Rendah n 4 2 6
% 66.7% 33.3% 100.0
%
Sedang n 17 7 24
% 75.0% 25.0% 100.0
%
Tinggi n 6 14 20
% 30.0% 70.0% 100.0
%

Value df Asymptotic
Significance
(2-sided)
Pearson Chi-Square 9.899a 2 .007
35
Likelihood Ratio 10.107 2 .006
Linear-by-Linear 6.540 1 .011
Association
N of Valid Cases 54

Berdasarkan analisis dengan menggunakan uji chi square yang sudah dilakukan untuk
menilai hubungan variabel pengetahuan dan status imunisasi PCV, didapatkan p = 0.007,
yang artinya tidak terdapat hubungan antara variabel pengetahuan dan status imunisasi PCV

Belum Sudah
Isusosial Percaya n 4 3 7
% 57.1% 42.9% 100.0%
Tidak n 25 18 43
Percaya % 57.4% 42.6% 100.0%

P
Pearson Chi-Square .988
Fisher's Exact Test 1.000

Berdasarkan analisis dengan menggunakan uji fisher yang sudah dilakukan untuk menilai
hubungan variabel isu sosial dan status imunisasi PCV, didapaykan p = 1.000, yang artinya
tidak terdapat hubungan antara variabel isu sosial dan status imunisasi PCV.

PCV Total
Belum Sudah
Budaya Percaya n 2 3 5
% 40.0% 60.0% 100.0%
Tidak n 25 20 45
Percaya % 59.2% 40.8% 100.0%

P
Pearson Chi-Square .409
Fisher's Exact Test .640
Berdasarkan analisis dengan menggunakan uji fisher yang sudah dilakukan untuk menilai
hubungan variabel budaya dan status imunisasi PCV, didapaykan p = 1.000, yang artinya
36
tidak terdapat hubungan antara variabel budaya dan status imunisasi PCV.

PCV Total
Belum Sudah
Kepercayaan Percaya n 9 9 18
% 50.0% 50.0% 100.0%
Tidak n 22 10 32
Percaya % 61.1% 38.9% 100.0%

Asymptotic
Significance
(2-sided)
Pearson Chi-Square .436
Fisher's Exact Test .561

Berdasarkan analisis dengan menggunakan uji fisher yang sudah dilakukan untuk menilai
hubungan variabel kepercayaan dan status imunisasi PCV, didapaykan p = 0.436 , yang
artinya tidak terdapat hubungan antara variabel kepercayaan dan status imunisasi PCV.

4.3 Hasil Penyuluhan


A. Data pre-test dan post-test

Sebelum dilakukan kegiatan penyuluhan, kami menyebarkan soal pre-test dan


setelah dilakukan penyuluhan, kami menyebarkan post-test.

Tabel 18. Hasil pre-test dan post-test penyuluhan mengenai jamban sehat

NO NAMA PRE TEST POST TEST


1 WAQINAH 5 35.7 5 35.7
2 NURHALIFAH 7 50 10 71.4
3 OLIS SATIYAH 8 57.1 14 100
4 YULIANI 4 28.5 4 28.5
5 ERNA 4 28.5 4 28.5
6 YAYAH 5 35.7 4 28.5
7 NURLAILY 5 35.7 12 85.7
8 NINIK 6 42.8 11 78.5
9 MURNIATI 8 57.1 14 100
10 DIANA 9 64.2 13 92.8
11 MULYASAROH 4 28.5 9 64.2
37
12 DESI 4 28.5 10 71.4
13 AMALIA 6 42.8 13 78.5
14 VITRA YURDA 6 42.8 6 42.8
15 SITI ROPIAH 7 50 7 50
16 SRI REZEKI 4 28.5 9 64.2
17 ROBIAH 3 21.4 10 71.4
18 MAULIYA 6 42.8 13 92.8
19 HENI WAHYUNI 9 64.2 14 100
20 TIKA 5 35.7 5 35.7
21 SITI MULATIFAH 6 42.8 14 100
22 EUIS 4 28.5 10 71.4
23 AI ETIN 5 35.7 10 71.4
24 NAFA 6 42.8 6 42.8
25 AULIA 5 35.7 5 35.7
26 INDAH 6 42.8 12 85.7
27 KHOLILAH 7 50 7 50
28 AISYAH 7 50 14 100
29 FARAH 6 42.8 6 42.8
30 HALIMAH 4 28.5 11 78.5
31 YUNI 3 21.4 3 21.4
32 MAESAROH 7 50 13 92.8
33 LAILA 8 57.1 13 92.8
34 FARADINA 9 64.2 14 100
35 PUTRI 7 50 13 92.8
36 RUPIAH 8 57.1 14 100
37 ERLANI 6 42.8 12 85.7
38 SITI 8 57.1 12 85.7
39 ADE 5 35.7 12 85.7
40 YANTI 6 42.8 14 100
41 SALIMAH 6 42.8 14 100
42 FATIMAH 8 57.1 8 57.1
43 YULIANTI 7 50 13 92.8
44 ROSA 7 50 14 100
45 ANITA 3 21.4 10 71.4

Tabel 19. Hasil pre-test dan post-test

Nilai Pre test Post test

n % n %

Baik (nilai 9 20 33 73,4


>7)

38
Kurang 36 80 12 26,6
(nilai ≤
7)

Shapiro-Wilk
P
Pretest .055
Posttest .000

Berdasarkan tabel diatas, dari total 46 responden, didapatkan nilai p uji normalitas
pre-test dan post-test yaitu 0,000 yang artinya p < 0.005 dimana data terdistribusi tidak
normal, oleh karena itu perlu dilakukan uji Wilcoxon.

Tabel 22. Wilcoxon

N
Posttest - Penurunan Nilai 1
Pretest Peningkatan Nilai 33
Nilai Sama 12
Total 46

Posttest -
Pretest
P .000

Berdasarkan tabel di atas, dari hasil uji wilcoxon didapatkan nilai p < 0.001 dimana terdapat
perbedaan yang bermakna, sehingga dapat disimpulkan bahwa penyuluhan yang diberikan
efektif dan mampu meningkatkan pengetahuan responden.

39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data kuesioner dan penelitian dalam diagnosis
komunitas di fasyankes kecamatan Tebet pada bulan April dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
a. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, pendidikan,
pengetahuan, kepercayaan, isu social, dan budaya mengenai imunisasi PCV
b. Telah dilakukan penyuluhan kepada ibu terkait dengan Imunisasi PCV
1.2 Saran
Beberapa hal yang dapat kami sarankan demi kemajuan dan peningkatan dari
program ini adalah:
a. Puskesmas dapat meningkatkan promosi kesehatan di dalam maupun di luar
gedung mengenai penggunaan imunisasi PCV dan penyuluhan
b. Puskesmas dapat meningkatkan kerja sama dengan lintas sektor seperti Dinas
Pemberdayaan Perlindungan anak untuk ikut berperan dalam pemantauan dan
pencatatan laporan imunisasi PCV
c. Puskesmas dapat melakukan pelatihan dan pembinaan secara berkala untuk
kader kesehatan mengenai imunisasi PCV
d. Diharapkan kepada Peneliti lain untuk menilai peningkatan pengetahuan,
sikap dan perilaku ibu terhadap imunisasi PCV

40

Anda mungkin juga menyukai