SKRIPSI
Oleh:
Npm: 0618013911
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2022
i
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN VAKSINASI COVID 19
PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SRAGI I KECAMATAN SRAGI
KABUPATEN PEKALONGAN
SKRIPSI
Oleh:
Npm: 0618013911
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2022
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Ardy Sofiyan
iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji I Penguji II
Dekan
iv
RIWAYAT HIDUP PENELITI
IDENTITAS DIRI
NPM : 0618013911
PENDIDIKAN
1. SD Purwodadi (2005-2011)
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas nikmat-Nya lah penulis dapat mneyelesaikan skripsi yang berjudul
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Selama
penyusunan skripsi mulai dari awal hingga akhir selesainya skripsi ini penulis
banyak mendapat bimbingan, dukungan, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
Pekalongan.
2. Ibu Rr. Vita Nurlatif, SKM, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pekalongan.
vi
6. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ilmu Kesehatan dan Program Studi Kesehatan
vii
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan
Universitas Pekalongan
Januari 2023
ABSTRAK
Ardy Sofiyan
Implementasi Kebijakan Vaksinasi Covid 19 Pada Masyarakat Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sragi I, Kabupaten Pekalongan, Program Studi Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan, 2023
Pendahuluan : Corona virus merupakan salah satu virus yang tergolong dapat
menyerang manusia dan hewan. Penyebaran virus COVID-19 ini berlangsung
cepat dan mengalami peningkatan dari hari ke hari. Oleh karena itu, diperlukan
suatu upaya penanggulangan salah satunya adalah dengan program vaksinasi.
Namun, hingga saat ini capaian vaksinasi Covid-19 di Indonesia masih terbilang
cukup rendah. Di Puskesmas I Sragi, Presentase capaian total vaksinasi Covid-19
juga masih tergolong rendah. Terhitung pada Juni 2022 capaian Dosis I hanya
57,71%, Dosis II 45.39% dan Dosis III 7,38%.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Kebijakan
Vaksinasi Covid 19 Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Sragi I,
Kabupaten Pekalongan.
Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode
wawancara mendalam terhadap 12 Informan yang terdiri dari petugas pelaksana
program vaksinasi Covid-19 (4 orang) dan masyarakat yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Sragi berjumlah 8 orang (4 informan sudah di vaksin dan 4
informan belum di vaksin).
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan vaksinasi
Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Sragi I dilihat dari indikator penilaian
berdasarkan teori Edward III (1980) yang meliputi indikator komunikasi, sumber
daya, disposisi, dan struktur birokrasi menunjukkan penerapan kebijakan
vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Sragi I sudah cukup baik namun masih tetap ada
beberapa kendala yang menjadi penyebab tidak tercapainya keseluruhan sasaran.
Kesimpulan : Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan
pertimbangan dalam peningkatan penerapan kebijakan agar kedepannya semakin
baik sesuai kebutuhan dan tujuan program.
viii
Department of Public Health Sciences
health faculty
Pekalongan University
January 2023
ABSTRACT
Ardy Sofiyan
Implementation of the Covid 19 Vaccination Policy in Communities in the
Work Area of the Sragi I Health Center, Pekalongan Regency, Public Health
Study Program, Faculty of Health Sciences, Pekalongan University, 2023
Introduction : Corona virus is one of the viruses that can attack humans and
animals. The spread of the COVID-19 virus is fast and increasing day by day.
Therefore, we need a countermeasure, one of which is the vaccination program.
However, until now the achievement of Covid-19 vaccination in Indonesia is still
quite low. At the Sragi Health Center I, the percentage of total achievements of
Covid-19 vaccination is also still relatively low. As of June 2022, the results for
Dose I were only 57.71%, Dose II 45.39% and Dose III 7.38%.
Purpose: This study aims to determine the Implementation of the Covid 19
Vaccination Policy in Communities in the Work Area of the Sragi I Health
Center, Pekalongan Regency.
Method : This type of research is descriptive qualitative with in-depth interview
method of 12 informants consisting of officers implementing the Covid-19
vaccination program (4 people) and 8 people in the working area of the Sragi
Health Center (4 informants who have been vaccinated and 4 informants not yet
vaccinated).
Results : The results showed that the implementation of the Covid-19 vaccination
policy in the work area of the Sragi I Health Center was seen from the assessment
indicators based on Edward III's theory (1980) which included indicators of
communication, resources, dispositions, and bureaucratic structures indicating the
implementation of the Covid-19 vaccination policy in The Sragi I Public Health
Center is quite good but there are still some obstacles that cause the overall target
not to be achieved.
Conclusion : The research results are expected to be input and consideration in
improving the application of policies so that in the future it will be better
according to the needs and objectives of the program.
ix
DAFTAR ISI
x
3.7 Tahapan Penelitian ................................................................................. 35
3.8 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 37
3.9 Instrument Penelitian .............................................................................. 37
3.10 Teknik Keabsahan dan Analisis Data ..................................................... 38
BAB IV ................................................................................................................. 41
HASIL PENELITIAN ........................................................................................... 41
4.1 Gambaran Umum ................................................................................... 41
4.2 Komunikasi............................................................................................. 43
4.3 Sumber Daya .......................................................................................... 54
4.4 Disposisi ................................................................................................. 60
4.5 Kebijakan Struktur Birokrasi.................................................................. 63
BAB V ................................................................................................................... 76
PEMBAHASAN ................................................................................................... 76
5.1 Komunikasi............................................................................................. 77
5.2 Sumber Daya .......................................................................................... 78
5.3 Disposisi ................................................................................................. 80
5.4 Struktur Birokrasi ................................................................................... 80
BAB VI ................................................................................................................. 83
PENUTUP ............................................................................................................. 83
6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 83
6.2 Saran ....................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 78
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
2
BAB I
PENDAHULUAN
Corona virus merupakan salah satu virus yang tergolong dapat menyerang
manusia dan hewan. Penyebaran virus COVID-19 ini secara global berlangsung
cepat dan mengalami peningkatan dari hari ke hari. Dalam rangka menurunkan
diperlukan suatu upaya seperti promotif dan preventif yang tentunya sangat perlu
Puskesmas. Data yang diperoleh Jawa Tengah sebagai salah satu daerah
COVID-19 sebanyak 492 orang, dan 0 masih dirawat (positif aktif), serta 7.232
Salah satu upaya yang saat ini sedang dilakukan oleh pemerintah adalah
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 18 Tahun 2021 yang disahkan oleh
tersebut secara umum bertujuan untuk mengurangi transmisi atau penularan Covid
19, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid 19, mencapai
masyarakat dari Covid 19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi. Tujuan
isolasi, dan perawatan yang cepat agar tercipta implementasi sistem yang kuat
untuk menghentikan penyebaran Covid 19 (Sun, 2020). Maka salah satu bentuk
proteksi diri yang dilakukan adalah dapat berupa menerapkan protokol kesehatan,
masyarakat dalam menangkal dan menjaga diri dari kemungkinan terpapar Covid-
4
dibagi menjadi tiga. Penyimpanan vaksin itu sendiri harus sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional (SPO) dalam rangka menjamin kualitas vaksin tetap terjaga
sampai diterima oleh sasaran. Penyimpanan vaksin yang pertama adalah pada
suhu 2-8 °C, yang kedua pada pada Suhu -20 °C, dan yang ketiga pada suhu -70
°C.
berlangsung selama 15 bulan, mulai dari bulan Januari 2021 sampai bulan Maret
2022, dilakukan secara merata pada seluruh masyarakat dengan pemberian dosis
tahap. Pertama dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan April 2021
dengan prioritas penerima Vaksin Covid 19 adalah untuk 1,3 juta tenaga
Kedua digelar selama 11 bulan, mulai bulan April 2021 sampai dengan bulan
Maret 2022. Sehingga dengan estimasi ini akan menjangkau jumlah masyarakat
nasional secara resmi telah diluncurkan pada tanggal 13 Januari 2021 dengan
dosis lanjutan (Booster) masih sebesar 6,42% yang terdiri dari masyarakat umum
dan rentan (8,71%), lansia (9,38%), petugas publik (12,62%), kelompok usia 12-
Adapun presentase jumlah capaian total vaksinasi Covid-19 pada Juni 2022 di
Puskesmas Sragi I untuk dosis I sebesar 57,71% dan untuk dosis II sebanyak
indonesia atau setara dengan 182 Juta jiwa harus mendapatkan Vaksin Covid 19.
semua negara terdampak Covid 19 juga memiliki prioritas untuk dapat mengakses
Vaksin Covid 19, ditambah dengan kondisi terbatasnya Penyedia Vaksin yang
sudah memenuhi kualifikasi untuk Covid 19, sebagaimana yang disampaikan oleh
Vaksin Covid 19, hal ini bertujuan untuk memulihkan warga dan membangkitkan
opini, narasi, dan Gerakan anti vaksinasi. Akibat fonomena ini, saat ini vaksin-
pun akhirnya menuai respon yang beragam dari masyarakat. Sebagian masyarakat
menerima untuk divaksin, dan Sebagian besar lainnya masih menaruh keragu-
raguan untuk divaksin, (Tim Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, 2021). Secara garis
6
besar dapat disimpulkan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak meyakini
bahwa vaksinasi covid 19 dapat menjadi salah satu alterbatif dalam penyelesaian
Fenomena yang beragam mengenai vaksinasi covid 19 ini juga dialami oleh
awal yang telah dilakukan dengan Ibu Wiretno yang merupakan petugas
2022 menyatakan bahwa hampir 75% masyarakat Sragi menolak untuk divaksin.
Sragi untuk melakuan vaksinasi Covid 19 adalah karena adanya anggapan bahwa
melalui media sosial mengenai dampak vaksin Covid 19 secara tidak langsung
Sehingga pada awal pelaksanaan vaksin Covid 19 hanya 25% dari total
Dor to Dor kepada masyarakat untuk merubah pola pikir masyarat mengenai
mengenai vaksinasi covid 19, serta dampak yang muncul apabila masyarakat tidak
pemerintah, selain itu efek yang lebih serius adalah bagi masyarakat yang tidak
melakukan vaksin akan lebih mudah terpapar Covid 19. Hasil capaian dari
berkenan untuk mengikuti Vaksin Covid 19, meskipun masih banyak masyarakat
vaksinasi covid 19. Petugas yang merupakan sumber daya pelaksana selain
masing agar program vaksinasi covid 19 dapat sukses dilaksanakan dan dapat
Segala upaya dilakukan agar program vaksinasi covid 19 dapat diterima oleh
dicarikan sebuah solusi dan strategi yang tepat supaya pelaksanaan program
belakang inilah yang menarik penulis untuk melakukan penelitian dengan Judul
meninggal.
I, Kabupaten Pekalongan?”
9
Tujuan dari penelitian ini dibedakan menjadi 2 tujuan yaitu, tujuan umum dan
tujuan khusus
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Pekalongan
Pekalongan
1. Manfaat Teoritis
10
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
b. Bagi masyarakat
c. Bagi Institusi
3. Manfaat Strategis
11
penelitian ini hingga ujian hasil penelitian dijadwalkan bulan Januari sampai
TINAJAUAN PUSTAKA
Pembuatan suatu kebijakan haruslah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
masyarakat agar kebijakan tersebut tepat pada sasaran dan pencapaian tujuan yang
maksimal sesuai dengan yang tertera pada dasar hukumnya (Mulyono, 2009).
Kebijakan yang telah disarankan atau diputuskan untuk dipilih sebagai yang
utama atau baku oleh pembuat kebijakan bukanlah jaminan bahwa kebijakan
tersebut bisa pasti berhasil dalam implementasinya. Ada banyak hal yang dapat
Edward III dalam (Mulyono, 2009) menguraikan beberapa hal yang dapat
18
19
1. Communication
2. Resources
3. Dispositions
4. Bureacratic Structure
Model implementasi menurut Edward III di atas sangat jelas tertulis bahwa
ada 4 (empat) faktor yang masing-masing faktor tersebut saling berhubungan satu
2.2 Covid 19
pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi
saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe
pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020 yang kemudian diberi
pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus.
kasus dan 136 kasus kematian. Tingkat mortalitas COVID-19 di Indonesia sebesar
batuk kering, dan sesak napas. Jika ada orang yang dalam 14 hari sebelum muncul
menyebabkan gejala ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam.
Sekitar 80% kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap
6 orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau
kematian penyakit ini masih rendah (sekitar 3%), namun bagi orang yang berusia
lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti
diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih
rentan untuk menjadi sakit parah. Melihat perkembangan hingga saat ini, lebih
dari 50% kasus konfirmasi telah dinyatakan membaik, dan angka kesembuhan
CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau
bersin dari hidung atau mulut. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di
sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah
terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung
atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID19. Atau bisa
21
juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari
penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga
kurang lebih satu meter dari orang yang sakit. Selain itu, telah diteliti bahwa
sebesar 1,4 hingga 2,5. Namun, studi lain memperkirakan R0 sebesar 3,28
pemberian vaksin tersebut (Kemenkes, 2021). Oleh karena itu, vaksin merupakan
senjata utama yang digunakan dalam menghentikan laju suatu wabah, khususnya
diedarkan secara berkala dan sesuai dengan tingkat risiko pekerjaan atau usia yang
mudah terpapar virus COVID-19. Pada gelombang satu periode Januari – April
petugas pelayanan publik, dan masyarakat lanjut usia. Tak berhenti sampai disana,
pada gelombang dua periode April 2021 – Maret 2022, giliran masyarakat rentan
yang tinggal di daerah mudah tertular dan masyarakat lainnya yang mendapat
19, 2021).
lanjutan pasca imunisasi (KIPI), dan komunikasi. Upaya dalam area kualitas dan
keamanan vaksin meliputi adanya uji klinis oleh Badan Pengawas Obat dan
melalui TNI/Polri, dengan penyediaan fasilitas cold chain yang memadai sesuai
dan multilateral) dan pengadaan vaksin serta logistik sesuai amanah Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2020. Selain itu, dalam pelayanan
dan memadai, penyediaan sistem informasi untuk proses registrasi, pencatatan dan
KIPI. Lalu, pada area terakhir yaitu komunikasi, upaya yang dapat dilakukan
23
dengan cara melalui media komunikasi, informasi dan edukasi vaksinasi dan 3M
Vaksin yang diproduksi secara massal telah melalui proses yang panjang dan
harus memenuhi syarat utama yaitu aman, efektif, stabil, dan efisien dari segi
biaya. Melalui beberapa tahap uji klinis yang benar dan sesuai terhadap prinsip
dan standar ilmiah serta kesehatan, keamanan vaksin dapat dipastikan. Intinya,
keamanan, manfaat, atau khasiat vaksin. Pemerintah saat ini menyediakan vaksin
COVID-19 yang sudah terbukti aman, telah lolos uji klinis, dan sudah
mendapatkan emergency use authorization (EUA) dari BPOM. Hingga saat ini
ada beberapa jenis vaksin yang disebarluaskan dan lulus uji BPOM seperti
Sinovac Biotech Ltd, PT. Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer-
Jenis vaksin yang memiliki potensi dan disetujui untuk melewati tahap uji
coba meliputi: (1) virus yang diinaktivasi atau dilemahkan, jenis yang tidak
imun yang bersifat protektif (CoVaxin & Sinovac Biotech); (2) protein-based,
mengandung fragmen virus yang tidak berbahaya, seperti protein spike atau
vaksin vektor virus, menggunakan carrier virus yang berfungsi untuk membawa
gen yang memproduksi protein virus korona pada inang untuk menimbulkan
(4) vaksin RNA dan DNA, menggunakan modifikasi gen mRNA atau DNA untuk
24
Selain itu, vaksin lainnya yang juga diresmikan di Amerika Serikat, seperti
memiliki efektivitas hingga 70% dengan penggunaan dosis penuh dan 90%
2.4 Vaksinasi
Berkaitan dengan pandemi ini, ada empat tujuan vaksinasi COVID-19. Pertama,
bukan berarti dapat abai dalam menerapkan protokol kesehatan. Tetap jaga
kesehatan dan tetap ikuti protokol kesehatan 3M serta siap saat menerima
suatu kebijakan yang pada dasarnya dilakukan untuk meraih kinerja implentasi
kebijakan publik yang tinggi, yang berlangsung dala hubungan berbagai variabel.
kebijakan.
Implementasi yang akan terjadi apabila para pembuat keputusan (decision maker)
sudah mengetahui apa yang akan mereka kerjakan. Pengetahuan atas apa yang
akan mereka kerjakan baru dapat berjalan manakala komunikasi berjalan dengan
Selain itu, kebijakan yang dikomunikasikan pun harus tepat, akurat dan konsisten.
suatu kebijakan adalah sumber daya. Sumber daya merupakan hal penting lainnya
digunakan untuk melihat sejauhmana sumberdaya dapat berjalan dengan baik dan
adalah disposisi. Disposisi atau sikap dari pelaksana kebijakan adalah faktor
implementasi suatu kebijakan ingin efektif, maka para pelaksana kebijakan tidak
hanya harus mengetahui apa yang akan dilakukan tetapi juga harus memiliki
bias. Hal-hal penting yang perlu dicermati pada variabel disposisi adalah
atau terealisasi masih tetap ada karena terdapatnya kelemahan dalam struktur
orang, ketika struktur birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka
maka kerangka teori pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
27
BAB III
METODE PENELITIAN
meringkas berbagai kondisi dan fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat
yang menjadi objek penelitian dan menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu
ciri, karakter, sifat, model,tanda atau gambar tentang kondisi, situasi ataupun
struktur birokrasi, sumber daya dan disposisi pada Implementasi Vaksin Covid 19
29
30
Alur pikir adalah konsep yang digunakan untuk menjabarkan kerangka teori,
1. Komunikasi
2. Sumber Daya
3. Disposisi
4. Struktur Birokrasi
Implementasi kebijakan
Vaksinasi Covid 19
31
Definisi operasional variabel adalah definisi yang didasarkan pada sifat yang
mudah diamati, mempunyai rumusan yang jelas dan pasti serta tidak
membingungkan.
Pengambilan
Data
beberapa orang,
kelompok,
organisasi, dan
masyarakat
menciptakan dan
menggunakan
informasi agar
terhubung
dengan
32
lingkungan dan
orang lain.
Komunikasi juga
merupakan
sarana untuk
menyebarluaskan
informasi, baik
dari atas ke
bawah maupun
dari bawah ke
atas.
finansial dan
sumber daya
manusia untuk
melaksanakan
program atau
kebijakan.
oleh
implementor,
seperti
komitmen,
kejujuran, sifat
demokratis.
Apabila
implementor
memiliki
disposisi yang
baik, maka
implementor
tersebut dapat
menjalankan
kebijakan
dengan baik
diinginkan oleh
pembuat
kebijakan.
dan pola-pola
hubungan yang
terjadi berulang-
ulang dalam
badan-badan
eksekutif yang
mempunyai
hubungan baik
potensial
maupun nyata
mereka miliki
dalam
menjalankan
kebijakan
Teknik penentuan informan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
orang yaitu : Petugas promkes, pemegang program vaksin dan bidan, kabid
Sragi I, dan 4 orang informan lain yang belum melaksanakan vaksin covid 19.
1. Tahap pra lapangan Dalam kegiatan pra lapangan atau persiapan ini adalah
pada waktu pengajuan usulan penelitian dan diulang kembali pada waktu
36
d. Melakukan pengurusan surat izin. Dalam hal ini peneliti harus mengurus
Tahap ini merupakan tahap dari analisis data yang diperoleh dari
4. Tahap kesimpulan
5. Tahap pelaporan
37
Tahap ini merupakan tahap penulisan laporan atau tahap akhir dari
Agar diperoleh data yang valid dalam penelitian ini perlu ditentukan
teknikteknik pengumpulan data yang sesuai. Dalam hal ini peneliti menggunakan
metode:
oleh peneliti kepada petugas promosi Kesehatan dan Petugas Pelayanan Vaksinasi
2. Dokumentasi
informan yang kemudian dapat dicatat atau diambil gambar oleh peneliti.
data dapat dikumpulkan. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dialaog yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari responden
interview guide.
1. Tekhnik Keabsahan
yang lain diluar data itu. Trianggulasi meliputi trianggulasi sumber, penyidik,
teori, dan metode. Maka pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian dilakukan
sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
orang yang pada akhirnya akan diketahui pandangan yang berbeda. Dengan teknik
2. Tekhnik Analisis
39
Untuk menghasilkan dan memperoleh data yang akurat dan objektif sesuai
dengan apa yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, maka analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif dengan cara
analisis konteks dari telaah pustaka dan analisis pernyataan dari hasil wawancara
dari informan. Dalam melakukan analisis data peneliti mengacu pada beberapa
tahapan yang dijelaskan (Miles & Huberman, 1992) yang terdiri dari beberapa
bentuk teks naratif, grafik jaringan, tabel, dan bagan yang bertujuan
menggunakan metode yang variatif dan tepat agar diperoleh data yang dapat
Untuk dapat mengetahui kualitas data seorang peneliti dapat menilai melalui
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Puskesmas Sragi Iterdiri dari 6 Desa dan 1 Kelurahan dengan luas 1315 M2
adalah:
Wiradesa
laut,Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sragi I terdiri dari Desa dan Kelurahan
yaitu :
1. Kelurahan Sragi
2. Desa Tegalontar
3. Desa Bulakpelem
4. Desa Purwodadi
42
5. Desa Klunjukan
6. Desa Kedungjaran
7. Desa Sijeruk
yang terdiri dari 2(Dua) orang bidan, 1(satu) Kasubag TataUsaha, 1(Satu) petugas
dan 4 (Empat) orang masyarakat yang belum melaksanakan vaskinasi covid 19.
Adapun karakteristik informan dalam penelitian ini disajikan dalam tabel sebagai
berikut:
4.2 Komunikasi
penyalur komunikasi yang baik dan berdampak pada implementasi yang baik.
44
Hasil wawancara mengenai bentuk komunikasi yang telah dilakukan oleh petugas
NO Pertanyaan IU 1 IU 2 IU 3 IU 4
1 Bagaimana Menjalin Memberikan Bekerjasama Komunikasi
bentuk komunikasi informasi terlebih dengan dengan
komunikasi yang baik dahulu seputar pemerintah desa seluruh
Petugas terlebih vaksinasi covid untuk pihak dalam
Kesehatan dahulu. 19 kepada mensosialisasikan sosialisasi
Puskesmas Komunikasi masyarakat agenda vaksinasi vaksinasi
SragiI dalam dua arah melalui media covid 19 covid 19
melakukan antara pejabat seperti pamphlet sehingga
kegiatan atasan yang ada di masyarakat
program mengenai Puskesmas, serta bersedia
vaksinasi bagaimana memutarkan untuk
kepada tekhnis video singkat divaksin
masyarakat? pelaksanaan mengenai
vaksinasi vaksinasi covid
covid 19 dan 19 sehingga
kepada masyarakat yang
masyarakat mengunjungi
sebagai puskesmas bisa
(bawahan) melihat informasi
atau sasaran mengenai
program vaksinasi covid
19 tersebut.
2 Apakah Sejauh ini Sudah baik Sudah terlaksana Sudah
kegiatan sudah akan karena dalam dengan baik, terlaksana
sosialisasi tetapi Ketika proses sosialisasi akan tetapi dengan
vaksinasi diawal tidak petugas dilapangan masih baik,
covid 19 banyak menyampaikan ada masyarakat menyeluruh,
sudah masyarakat informasi terkait yang belum meskipun
dilaksanakan yang bersedia vaksinasi covid bersedia untuk diawal
oleh di vaskin 19 dengan divaksin karena sempat
Puskesmas lengkap dan jelas, berbagai faktor ditolak, dan
45
memanfaatkan
fasilitas ini
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam hal komunikasi
petugas vaksinasi Covid 19 sudah menjalin komunikasi yang baik dengan seluruh
masyarakat Sragi mengenai vaksinasi covid 19 baik dari segi tujuan, manfaat dan
dampak dari vaksinasi covid 19. Komunikasi yang dijalin juga berjalan dengan
No Pertanyaan IT 1 IT 2 IT 3 IT 4 IT 5 IT 6 IT 7 IT 8
1 Apakah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah
petugas melakuka melaku melak melak melaku melak melak melaku
pelaksana n kan ukan ukan kan ukan ukan kan
program kegiatan sosialis sosiali sosiali sosialis sosiali sosiali sosialis
vaskinasi sosialisas asi dan sasi sasi asi sasi sasi asi
covid 19 i kepada komuni
sudah masyarak kasi
melaksana at yang
kan, mengenai sangat
komunikas vaksinasi jelas
i, dan covid 19
sosialisasi melalui
dengan sosial
bahasa media
yang lugas dan
dan mudah beberapa
difahami? petugas
kelurahan
2 Apakah Hambata Hambat Masya Kuran Ketakut Ketak Ketak Kurang
terdapat nnya annya rakat g an utan utan begitu
hambatan banyak masih masih begitu masyara masya masya menget
dalam berita banyak ragu- menge kat rakat rakat ahui
prosessos simpang masyara ragu tahui mengen menge menge hambat
ialisasi? siur kat jika hamba ai efek nai nai an apa
mengenai yang vaksin tan vaksina efek efek saja
48
vaksinasi melalui
covid 19 loket
atau
pusat
informa
si
4 Bagaimana Komunik Selalu Komu Petuga Komuni Kmun Komu Komuni
bentuk asi berkom nikasi s kasi ikasi nikasi kasi
komunikas terjalin unikasi terjain selalu terjalin baik jelas sudah
i yang dengan dengan denga menjal dengan dan berjalan
dijalin baik, masyara n in baik mudah dengan
antara terbuka kat sangat komu untuk sangat
petugas dan jelas nikasi bertan baik,
pelaksana trasnpara denga ya jika dan
program nt n masih informa
vaksinasi masya bingu si yang
covid 19 rakat ng diberika
dengan terkait n sangat
masyarakat vaskin jelas
? asi
covid
19
5 Bagaimana Komunik Semua Sudah Sudah Kurang Komu Sudah Komuni
komunikas asi antar penang baik baik begitu nikasi baik kasi
i antar penangun gung karna mengert sudah lancar
penanggun g jawab jawab semua i karna baik dan
g jawab sudah menget oetuga jarang karna semua
dengan baik ahui s bisa berkom semua mengua
masyarakat karna dan memb unikasi petuga sai
jika ada memah erikan dengan s jika mengen
masyarak ami inform petugas ditany ai
at yang mengen asi a informa
bertanya ai yang menge si
tidak vaksina masya nai vaksina
perlu si covid rakat vaksin si covid
dilempa- 19 butuh asi 19
lempar kan covid
harus menge dapat
bertanya nai memb
pada vaksin erikan
siapa asi jawab
an
yang
dapat
dipaha
mi
50
oleh
masyr
akat
dan memadai mengenai vaksinasi Covid 19. Informasi terebut sebagian besar
didapatkan dari petugas Puskesmas Sragi 01 yang dalam hal komuniksi tidak
diinginkan.
cara menggunakan aplikasi sosial media yang dapat mudah dijangkau oleh
masyarakat. Adapun hasil wawancara salah satu masyarakat dalam wilayah kerja
berikut :
Vaksinasi Covid 19 sudah dilakukan dengan sangat jelas dan terbuka kepada
masyarakat, akan tetapi masih ada beberapa masyarakat yang merasa keberatan
dalam melaksanakan vaksinasi Covid 19. Hal ini sesuai dengan informasi yang
“Saya rasa memang sudah jelas mengenai informasinya, bahkan saya juga
tau kalau nantinya sertivikat vaksin yang kita peroleh setelah vaksin akan
53
memudahkan kita untuk beberapa aktivitas. Tapi jujur saya masih takut
melakukan vaksin, dan kebetulan saya juga punya penyakit bawaan yang
tidak memperbolehkan untu divaksin”. (Wawancara dengan IT 5, 15
Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa meskipun
sudah mengandung informasi yang jelas, akan tetapi masih terdapat faktor lain
yang menjadikan masyarakat Sragi takut untuk melakukan vaksinasi Covid 19.
Salah satu alasan kuatnya adalah karena penyakit bawaan yang dimiliki.
dikatakan cukup efektif. Hanya saja masih terdapat masyarakat yang tidak
melakukan vaksinasi covid 19 bukan karena tidak mendapat informasi yang jelas
mengenai vaksinasi covid 19, akan tetapi disebabkan karena adanya faktor lain
Peran sumber daya merupakan hal yang penting sebagai penentu keberhasilan
Sarana dan Prasarana. Hasil wawancara mengenai sumber daya oleh petugas
No Pertanyaan IU 1 IU 2 IU 3 IU 4
1.Berapa jumlah Jumlah Jumlahnya Jumlahnya Jumlahnya
SDM/pegawai di petugas sudah sesuai sudah yang jelas
Puskesmas Sragi I, pelaksana dengan memadai, sudah sesuai
terkait dengan vaksinasi kebutuhan sesuai dengan dan hampir
kebijakan vaksinasi covid 19 masyarakat kebutuhan seluruh
covid 19? apakah disesuaikan masyarakat petugas
mencukupi? dengan dan sesuai kesehatan di
kebutuhan di dengan Puskesmas
lapangan. tugasnya terlibat.
masing-
masing
2.Bagaimana Kemampuan Petugas sudah Kemampuan Kemampuan
kemampuan petugas memiliki petugas dalam petugas
implementor dalam sudah sangat pengetahuan vaksin sudah sudah sangat
pelaksanaankebijakan? baik dan mngenai baik baik dan
memahami vaksinasi covid memahami
mengenai 19 dan memiliki mengenai
dosis Vaksin ketrampilan dosis Vaksin
Covid 19 yang baik Covid 19
55
5.Darimana sumber Dana berasal Dana berasal Dana berasal Dana berasal
anggaran pelaksanaan dari dari Pemerintah dari dari
kebijakan vaksinasi Pemerintah Pemerintah Pemerintah
covid 19 berasal?
Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa jumlah petugas vaksinasi covid
lapangan para petugas kesehatan sudah tidak lagi mendapati kendala yang berarti
dan vaksinasi covid 19 dapat berjalan dengan lanca serta diiukuti seluruh warga
Sragi
manusia yang baik sangat di perlukan guna untuk melaksanakan kebijakan yang
tercapai dengan baik. Adapun hal ini sesuai dengan informasi yang diberikan oleh
memanfaatkan SDM yang di Puskesmas saja akan tetapi juga meminta bantuan
serangan Virus Covid19. Hal ini sesuai dengan informasi yang diberikan oleh
“Peran yang paling penting dalam upaya penerapan kebijakan ini dengan
baik yaitu berada di staff pelayanan, karena mereka yang berhadapan
dengan masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan vaksinasi covid 19 ,
maka dari itu kami selalu menghimbau kepada semua pihak yang terlibat
agar selalu memberi pelayanan yang baik”.(Wawancara dengan IU 3, 13
Agustus 2022)
upaya yang dilakukan untuk menghimbau SDM yang ada agar dapat menjalankan
tugas dan kebijakan tersebut dengan baik. Adapun hasil wawancara dengan
Sumber Daya Manusia yang ada dalam kegiatan Vaksin Covid-19 adalah sebagai
berikut :
disalurkan dengan baik kepada masyarakat yang telah bisa memenuhi syarat
target Vaksinasi Covid-19, maka dari itu adanya penyaluran Sumber daya vaksin
yang cukup banyak disalah satunya adalah di Puskesmas yang ada di Kecamattan
59
Sragi, dimana ini juga merupakan upaya pemerintah untuk mencapai tujuan dari
Selain SDM, sarana dan prasarana juga menjadi salah satu unsur yang
adanya Fasilitas sarana dan prasana yang menunjang dan mendukung maka
implementasi kebijakan tidak akan berhasil secara maksmimal. Hal ini sejalan
dengan informasi yang diberikan oleh salah satu informan dalam wawancara
berikut ini:
daya yang digunakan bukan hanya tentang SDM maupun Fasilitas yang ada
namun wewenang dan sumber daya informasi juga menjadi faktor pendukung
Kebijakan Vaksinasi Covid-19 bisa di katakan efektif karena sumber Daya yang
ada sudah digunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Selain
itu sarana dan prasarana yang dibutuhkan juga sudah cukup memadai, sehingga
hal ini cukup membantu dalam implementasi kebijakan vaksinasi Covid 19. Hal
ini sesuai dengan informasi yang diberikan oleh informan dalam hasil wawancara
berikut ini:
60
“Sejauh ini sarana dan prasarana sudah cukup memadai. Jadi kami tidak
begitu terkendala dalam masalah sarana dan prasarana. Ya mungkin karna
memang semua berusaha bersinergi kepada kesuksesan pelaksanaan
vaksinasi covid 19 jadi semuanya memang tersedia dengan baik dan
lengkap”. (Wawancara dengan IU 1, 10 Agustus 2022).
Hal serupa juga disampaikan oleh masyarakat yang menyatakan dalam proses
kesehatan. Informasi tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan oleh informan
“Saya merasakan sudah semua, bahkan kadang setalh vaksin kami diberikan
makanan kecil seperti bakpao, pernah juga kita diberikan souvenir seperti
jilbab. Sambil menunggu antrian vaksin juga kita disediakan snack, dan the
hangat gratis”. (Wawancara dengan IT 2, 15 Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang
berkaitan dengan SDM, Sarana dan Prasarana semua sudah sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan vaksinasi Covid 19. Kedua hal tersebut juga sudah banyak
4.4 Disposisi
No Pertanyaan IU 1 IU 2 IU 3 IU 4
1.Bagaimana sikap Sikap kami Selalu Mendukung Mendukung
pelaksana kebijakan tentu bersikap program dengan cara
terhadap mendukung, positif dan Pemerintah memberikan
implementasi pogram dan berusaha berusaha dengan pelayanan
vaksinasi ini? melakukan untuk melaksanakan sebagusbagusnya
dengan sebaik memudahkan sebaik-
mungkin baiknya
2.Apakah Dinas Sangat Mendukung Mendukung mendukung
Kesehatan mendukung dan terkadang
mendukung penuh memberi
dengan adanya bantuan
implementasi
kebijakan vaksinasi
Covid 19 ini?
3.Bagaimana komitmen Berusaha Berkomitmen Berkomitmen Beusaha
61
No Pertanyaan IT 1 IT 2 IT 3 IT 4 IT 5 IT 6 IT 7 IT 8
Bagaimana
1. Sikap Baik Sikap Baik Sangat Sangat Sikap Sikap
sikap petugas petugas baik dan baik petugas petuga
Petugas sangat baik, menyena dangat s
Kesehatan baik taah dan ngkan ramah selalu
terhadap informat terhadap memb
implement if pasien antu
asi perda pasien
kebijakan
vaksinasi
covid 19
ini?
Bagaimana
2. DIlaksan Dilaksa Dilaksana Dilaksa DIlaksana Dilaksa Dilaksan Diselen
pelaksana akan di nakan kan nakan kan di nakan akan ggraka
an teknis kelurah kadan berulang beebra keluraha beberp bersama n oleh
dari an- g kali pa kali n- a kali an anggot
implemen kelurah bersa di keluraha dalam dengan a DPR
tasi an maan kelura n sebula kegiatan dan
kebijakan denga han, n kesehata bekerj
62
pelayanan kesehatan sudah berusaha memberi pelayanan yang terbaik agar tujuan
vaksinasi covid 19 berjalan dengan baik, dan diwujudkan melalui pelayanan yang
kebijakan vaksinasi covid 19 ini kemudian juga direspon baik oleh masyarakat,
memilih untuk tidak melakukan vaksinasi Covid 19. Hal ini dikarenakan beberapa
lokasi terlalu jauh maupun antrian yang terlalu Panjang. Hal ini sesuai dengan
“Saya memang senang ada vaksinasi covid, saya pun juga tau tapi terkadang
lokasi pelaksanaan terlalu jauh, kadang waktunya juga pas saya bekerja,
kemudian yang paling membuat malas adalah antriannya terlalu Panjang”.
(Wawancara dengan IT, 5 14 Agustus 2022).
Berdasarkan penyampaian hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
karena masyarakat takut akan efek dari vaksin akan tetapi lebih kepada alasan
N Pertanyaan IU 1 IU 2 IU 3 IU 4
o
64
No Pertanya IT 1 IT 2 IT 3 IT 4 IT 5 IT 6 IT 7 IT 8
an
1.Bagaim Peran Kurang Tid Setau Tidak Tidak Kuran Saya
ana secara begitu ak saya begitu tahu g tidak
mengen pasti tahu tahu ikut menge menge meng
ai peran tidak untuk mema rti rti etahu
kepala tahu peran ntau tugas i
puskesm karna kepala proses kepala karna
asn Ketika puskes pelaks sekola tidak
dalam dilapa mas aan h meng
Pelaksa ngan vaksin enal
na yang asi kepal
Implem kami covid a
entasi tau ya 19 puske
Kebijak pokon smas
an ya nya
Vaksina semua
si Covid petuga
19? s
puskes
mas
2.Apa Peran Peranny Per Selam Meny Memb Menol Seba
peran nya a ana a ini untik erikan ong gai
petuga melak melaksa n petuga dan inform masya tenag
s sanaka nakan petu s memb asi rakat a
pelaks n program gas memb erikan tentan untuk Kese
ana vaksin vaksinas unt antu vaksin g dapat hatan
progra asi i covid uk memb vaksin vaksin yang
m covid 19, dan me erikan mem
vaksin 19, mendek mba inform berik
asi nyunti ati ntu asi an
covid k, dan masyara mas tentan infor
19 menso kat agar yara g masi
dalam sialisa bersedia kat vaksin serta
mengi sikan untuk unt dan sunti
mplem divaksin uk memb kan
entasik men antu vaksi
an dap dalam n
vaksin atka pelaks sesua
66
asi n anaan i
covid vak vaksin dosis
19? sina
si
covi
d
19.
3.Bagaim Masya Semaki Mas Vaksi Masya Masya Semak Tered
ana rakat n yara n rakat rakat in ukasi
hasil jadi banyak kat menja teredu sragi menge tenta
adanya mau masyara jadi di kasi terbant tahui ng
kebijaka untuk kat yang tau tidak menge u manfa vaksi
n vaksin tau vak menge nai denga at dan n
vaksinas vaksin sin rikan vaksin na dampa
i covid dan mau untuk danya k dari
19 bagi divaksin masya penera vaksin
masyara rakat pan
kat vaksin
sragi? ,
sehing
ga
masya
rakat
tau
kapan
jadwal
vaksin
dan
manfa
at
vaksin
tanggung jawab pada tiap individu dalam menjalankan vaksinasi Covid-19. Selain
vaksinasi Covid-19. Oleh sebab itu, SOP bergitu penting dalam pelaksanaan
sebagai berikut :
masyarakat dari virus Covid 19, tujuan vaksinasi covid dilaksanakan agar bisa
SOP yang berlaku, dan dalam pelaksanaannya juga memerlukan sebuah struktur
birokrasi agar tujun vaksinasi covid 19 dapat tercapai dengan maksimal. Adapun
menciptakan kerja sama antara berbagai pihak, bukan hanya antara pihak
pihak kesehatan, seperti petugas Vaksin maupun Gugus Covid-19 dan juga
dengan pihak keamanan yang ada. Berdasarkan beberapa hasil wawancara di atas
dapat disimpulkan bahwa struktur birokrasi yang terdiri dari SOP dan dalam
implementasi sebuah kebijakan merupakan hal yang penting agar sebuah tujuan
69
dari kebijakan bisa terlaksana dengan baik, dengan adanya koordinasi dan
kerjasama antar berbagai pihak maka masalah yang ditemukan bisa di segera
diselesaikan, seperti yang kita ketahui tujuan dikeluarkan kebijakan wajib Vaksin
untuk mempercepat laju penerima Vaksin Covid-19 Dosis satu maupun Dosis
kedua sehingga kerja sama antar berbagai pihak sangat penting untuk mencapai
PEMBAHASAN
Covid 19, selain itu kebijakan wajib vaksinasi Covid 19 dapat digunakan untuk
Kebijakan Wajib Vaksin Covid-19 oleh Pemerintah yang menjadi syarat untuk
masyarakat mau tidak mau harus melakukan vaksinasi karena disetiap tuntutan
hak ada kewajiban yang perlu dilaksanakan. Masyarakat Sragi yang tidak
melakukan vaksinasi Covid 19 dapat meminta surat keterangan dari dokter atau
rumah sakit yang menerangkan mengapa tidak melakukan vaksinasi Covid 19.
76
kesehatan dengan masyarakat. Bentuk komunikasi tersebut diwujudkan mealui
informasi secara langsung yaitu antara petugas dan masyarakat, dan juga
komunikasi secara tidak langsung baik melalui sosial media, maupun brosur yang
karena kurang efektifnya kegiatan vaskinasi covid 19 yang sudah dilakukan oleh
pemerintah dan petugas kesehatan, akan tetapi karena adanya ketakutan mengenai
efek vaskinasi covid 19 dan adanya penyakit bawaan yang tidak memperbolehkan
untuk mendapatkan vaskinasi covid 19 baik dari dosis pertma hingga dosis
5.1 Komunikasi
Pada Impementasi kebijakan Wajib Sertifikat Vaksin Covid-19 ini yang menjadi
ukuran dan tujuan kebijakan yaitu komunikasi antara pembuat kebijakan dan tiap
masyarakat baik secara langsung maupun melalui media sosial seperti grup
77
Tujuan membangun komunikasi yang intens ini dengan masyarakat adalah
membantu masyarakat agar tidak mudah percaya dengan berita hoaks mengenai
vaksinasi covid 19. Dalam proses komunikasi yang dibangun masyarakat akan
itu masyarakat juga akan diberikan informasi mengenai jenis vaksinasi covid 19
(1980) Pada poin Komunikasi yang sudah dilakukan dalam menerapkan program
vaksinasi covid 19 dapat dikatakan sudah tepat kerena ada upaya yang dilakukan
Wajib Vaksinasi Covid-19 diedarkan pada tanggal 30 November 2021 ini sudah
ini meliputi SDM jumlah staf, keahlian dari para pelaksana, informasi yang
78
diharapkan, serta adanya fasilitas-fasilitas pendukung yang dapat dipakai untuk
Secara keseluruhan Sumber Daya Manusia yang dalam hal ini petugas
19. Dalam proses pelaksanaan tidak ada petugas yang memegang peranan ganda,
hal ini dimaksudkan agar petugas dapat fokus dengan tugasnya masing-masing.
sudah disediakan secara lengkap selama proses vaksinasi covid 19. Adapun
dengan dosis yang bertahap yaitu dosis 1 hingga dosis 3 sesuai jadwal yang
ditentukan
(1980), dalam poin Sumber Daya telah dimanfaatkan dan digunakan dengan baik
sarana dan prasarana juga sudah tersedia dengan lengkap serta dapat mendukung
79
5.3 Disposisi
merespon masalah yang mucul dengan rasa tanggung jawab, jujur dan komitmen
implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh Edward III (1980) pada poin
disposisi dapat dikatakan cukup berhasil karena Petugas Vaksinasi Covid 19 dapat
masyarakat.
kebijakan yang bersifat komplek menuntut adanya kerja sama banyak pihak
yang berpedoman kepada SOP dan fragementasi. Ketika struktur birokrasi tidak
kondusif terhadap implementasi suatu kebijakan, maka hal ini akan menyebabkan
pada poin struktur birokrasi dapat dikatakan cukup baik karena adanya hubungan
80
Indikator yang berkaitan dengan implementasi sudah dilaksanakan dengan
kesehatan dan masyarakat. Seluruh masyarakat sudah merespon baik semua upaya
sosialisasi vaksinasi covid 19, hanya saja dalam pelaksanaan vaksinasi covid 19
kebertana untuk divaksin. Alasan atau faktor yang menjadikan masyarakat tidak
bersedia di vaksin adalah bukan karena faktor yang berasal dari pelayanan
kesehatan akan tetapi karna faktor yang berasal dari dalam diri yaitu karena
adanya penyakit bawan yang diderita yang kemudian memkasa mereka tidak
melaksanakan vaksinasi covid 19. Faktor lainnya yang berkaitan dengan isu-isu
divaksin.
covid 19, selain itu juga menghimbau masyarakat dengan tidak mudah percaya
atas isu-isu negative mengenai vaksiasi covid 19. Penepisan isui-su tersebut
bersedia untuk divaksin, dan juga pemberian obat maupun vitamin pada
81
masyarakat setelah vaksin sehingga tidak memicu kekhawatiran masyarakat akan
sakit setelah divaksin. Selain kedua hal tersebut petugas kesehatan juga
syarat sertifikat vaksin bagi masyarakat yang hendak mendapat pelayanan umum
82
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
bahwa :
Covid 19 seperti SDM, wewenang, informasi, dan fasilitas yang ada bisa
83
76
perlu disusun struktur birokrasi yang jelas dan Kerjasama agar masing-
terhitung masih rendah. Hal ini disebabkan karena pengaruh stigma negatif
6.2 Saran
1. Kriteria Komunikasi
intesn lagi dengan masyarakat terkai vaksinasi covid 19 terutama pada masyarakat
Sumber daya yang ada yaitu petugas pelaksana vaksinasi covid 19 seharus
vaksinasi covid 19, dan bagi masyarakat hendaknya lebih merespon positif
puskesmas setempat
77
3. Kriteria Disposisi
tidak ingin divaksin merupakan salah satu wujud terjadinya disposisi, sehingga
negatif maupun informasi yang tidak benar mengenai vaksinasi covid 19,
keamanan TNI, POLRI, dan layanan Kesehatan perlu melakukan upaya dalam
dengan mudah menyerang kesehatan diri sendiri maupun orang lain dengan cara
melakukan sosialisasi setiap triwulan dan dengan sosialisasi di media sosial yang
ada.
78
DAFTAR PUSTAKA
covid19-diperlukan
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata . Nana Syaodih. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan,.
Bandung : Remaja Rosdakarya. Remaja Rosdakarya.
Tim Dosen Fakultas Kedokteran Unisba. Bunga rampai artikel penyakit virus
corona ( COVID-19 ) Editor : Titik Respati.
Singh, B. R. 2021. Pros and Cons of Covid-19 vaccines and vaccination.
Infectious Diseases Research, 2(1), 5. DOI: 10.12032/IDR2021B0207001
Trinata, D. (2019). Analisis Implementasi Strategi Promosi Kesehatan Dalam
Pencegahan Filariasis Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Sengkuang
Kecamatan Batu Ampar Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau.
http://repository.helvetia.ac.id/id/eprint/2627/
Virgiana, V., Munawwir, A., & Demak, I. P. K. 2021. Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksinasi Covid-19 Di Area Kerja Puskesmas
Donggala. Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 12(2), 366-366
80
Peneliti
Ardy Sofiyan
81
Dalam menandatangani lembar ini, saya TIDAK ADA PAKSAAN dari pihak
manapun sehingga Saya bersedia untuk mengikuti penelitian.
Informan
( )
82
IDENTITAS INFORMAN
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Jabatan :
5. Pendidikan :
6. No. Hp :
Pewawancara Informan
(……………………..) (……………………..)
83
PEDOMAN WAWANCARA I
SUBJEKPENELITIAN : Petugas Pelaksana Vaksinasi Covid 19 Di
Puskesmas Sragi :
Pertanyaan :
STRUKTUR BIROKRASI
program vaksinasi ?
komunikasi?
KOMUNIKASI
SUMBER DAYA
berasal?
pelaksanaankebijakan?
vaksinasi ini?
PEDOMAN WAWANCARA II
SUBJEKPENELITIAN : Petugas Promkes Puskesmas Sragi I
Pertanyaan :
STRUKTUR BIROKRASI :
antarbagian?
19?
KOMUNIKASI
terlibat prosessosialisasi?
SUMBER DAYA
pelaksanaankebijakan?
Pertanyaan :
STRUKTUR BIROKRASI
sragi?
19?
KOMUNIKASI
prosessosialisasi?
SUMBER DAYA
berasal?
pelaksanaankebijakan?
PEDOMAN WAWANCARA IV
Pertanyaan :
oleh puskesmas?
puskesmas?
DOKUMENTASI KEGIATAN
91
92
93