Anda di halaman 1dari 108

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN VAKSINASI COVID 19

PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS SRAGI I KECAMATAN SRAGI
KABUPATEN PEKALONGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan


Program Strata Satu (S1) Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pekalongan

Oleh:

Nama: Ardy Sofiyan

Npm: 0618013911

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEKALONGAN

2022

i
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN VAKSINASI COVID 19
PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SRAGI I KECAMATAN SRAGI
KABUPATEN PEKALONGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan


Program Strata Satu (S1) Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pekalongan

Oleh:

Nama: Ardy Sofiyan

Npm: 0618013911

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEKALONGAN

2022

ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pekalongan, 20 Januari 2023


Yang Membuat Pernyataan

Ardy Sofiyan

iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN VAKSINASI COVID 19 PADA


MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KERJA PUSKESMAS SRAGI I,
KABUPATEN PEKALONGAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan


Strara Satu (S1) Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Universitas Pekalongan
Oleh :

Nama : Ardy Sofiyan


NPM : 0618013911

Pembimbing I Pembimbing II

Nur Hilal, S.KM.,M.Kes Wahyuningsih,S.KM.,M.Kes


NIP/NPP. 196204071981021002 NPP. 111017360

Penguji I Penguji II

Suwondo,S.KM.,M.Kes Teguh Irawan, S.KM


NIP/NPP.196407191987031044 NPP. 111009182

Telah dipertahankan dihadapan sidang Tim Penguji Skripsi

Pada tanggal : 26 Januari 2023

Dekan

Rr. Vita Nurlatif, S.KM., M.Kes.


NIP/NPP. 111009183

iv
RIWAYAT HIDUP PENELITI

IDENTITAS DIRI

Nama : Ardy Sofiyan

Tempat, tanggal lahir : Pekalongan 17 juni 1999

NPM : 0618013911

Program Studi : Kesehatan Masyarakat

Peminatan : Promosi Kesehatan

Alamat : Ds. Purwodadi Kec. Sragi Kab. Pekalongan

Alamat Email : Ardysofiyan83@gmail.com

PENDIDIKAN

1. SD Purwodadi (2005-2011)

2. SMP 1 SRAGI (2012-2014)

3. SMA 1 SRAGI (2015-2017)

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena atas nikmat-Nya lah penulis dapat mneyelesaikan skripsi yang berjudul

“IMPLEMENTASI KEBIJAKAN VAKSINASI COVID 19 PADA

MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SRAGI I

KECAMATAN SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN", guna memenuhi

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Selama

penyusunan skripsi mulai dari awal hingga akhir selesainya skripsi ini penulis

banyak mendapat bimbingan, dukungan, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak H. Andi Kushermanto, S.E, M.M, selaku Rektor Universitas

Pekalongan.

2. Ibu Rr. Vita Nurlatif, SKM, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Pekalongan.

3. Ibu Ristiawati, SKM, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pekalongan.

4. Bapak Nur Hilal,S.KM.,M.Kes, selaku dosen Pembimbing I yang telah

memberikan masukan, saran, dukungan, dan bimbingan selama penyusunan

skripsi ini hingga selesai.

5. Ibu Wahyuningsih, SKM., M.Kes, selaku dosen Pembimbing II yang telah

memberikan masukan, saran, dan bimbingan serta dukungan kepada penulis

selama penyusunan skripsi.

vi
6. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ilmu Kesehatan dan Program Studi Kesehatan

Masyarakat yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis menjadi

mahasiswa di FIK Unikal.

vii
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan
Universitas Pekalongan
Januari 2023

ABSTRAK

Ardy Sofiyan
Implementasi Kebijakan Vaksinasi Covid 19 Pada Masyarakat Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sragi I, Kabupaten Pekalongan, Program Studi Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan, 2023
Pendahuluan : Corona virus merupakan salah satu virus yang tergolong dapat
menyerang manusia dan hewan. Penyebaran virus COVID-19 ini berlangsung
cepat dan mengalami peningkatan dari hari ke hari. Oleh karena itu, diperlukan
suatu upaya penanggulangan salah satunya adalah dengan program vaksinasi.
Namun, hingga saat ini capaian vaksinasi Covid-19 di Indonesia masih terbilang
cukup rendah. Di Puskesmas I Sragi, Presentase capaian total vaksinasi Covid-19
juga masih tergolong rendah. Terhitung pada Juni 2022 capaian Dosis I hanya
57,71%, Dosis II 45.39% dan Dosis III 7,38%.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Kebijakan
Vaksinasi Covid 19 Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Sragi I,
Kabupaten Pekalongan.
Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode
wawancara mendalam terhadap 12 Informan yang terdiri dari petugas pelaksana
program vaksinasi Covid-19 (4 orang) dan masyarakat yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Sragi berjumlah 8 orang (4 informan sudah di vaksin dan 4
informan belum di vaksin).
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan vaksinasi
Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Sragi I dilihat dari indikator penilaian
berdasarkan teori Edward III (1980) yang meliputi indikator komunikasi, sumber
daya, disposisi, dan struktur birokrasi menunjukkan penerapan kebijakan
vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Sragi I sudah cukup baik namun masih tetap ada
beberapa kendala yang menjadi penyebab tidak tercapainya keseluruhan sasaran.
Kesimpulan : Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan
pertimbangan dalam peningkatan penerapan kebijakan agar kedepannya semakin
baik sesuai kebutuhan dan tujuan program.

Kata Kunci : Covid-19, Vaksinasi Covid-19, Teori Edward II

viii
Department of Public Health Sciences
health faculty
Pekalongan University
January 2023

ABSTRACT

Ardy Sofiyan
Implementation of the Covid 19 Vaccination Policy in Communities in the
Work Area of the Sragi I Health Center, Pekalongan Regency, Public Health
Study Program, Faculty of Health Sciences, Pekalongan University, 2023

Introduction : Corona virus is one of the viruses that can attack humans and
animals. The spread of the COVID-19 virus is fast and increasing day by day.
Therefore, we need a countermeasure, one of which is the vaccination program.
However, until now the achievement of Covid-19 vaccination in Indonesia is still
quite low. At the Sragi Health Center I, the percentage of total achievements of
Covid-19 vaccination is also still relatively low. As of June 2022, the results for
Dose I were only 57.71%, Dose II 45.39% and Dose III 7.38%.
Purpose: This study aims to determine the Implementation of the Covid 19
Vaccination Policy in Communities in the Work Area of the Sragi I Health
Center, Pekalongan Regency.
Method : This type of research is descriptive qualitative with in-depth interview
method of 12 informants consisting of officers implementing the Covid-19
vaccination program (4 people) and 8 people in the working area of the Sragi
Health Center (4 informants who have been vaccinated and 4 informants not yet
vaccinated).
Results : The results showed that the implementation of the Covid-19 vaccination
policy in the work area of the Sragi I Health Center was seen from the assessment
indicators based on Edward III's theory (1980) which included indicators of
communication, resources, dispositions, and bureaucratic structures indicating the
implementation of the Covid-19 vaccination policy in The Sragi I Public Health
Center is quite good but there are still some obstacles that cause the overall target
not to be achieved.
Conclusion : The research results are expected to be input and consideration in
improving the application of policies so that in the future it will be better
according to the needs and objectives of the program.

Keywords : Covid-19, Covid-19 Vaccination, Theory of Edward III

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................... Error! Bookmark not defined.


RIWAYAT HIDUP PENELITI ...............................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii
BAB I ...................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 2
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 8
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 11
1.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................................ 12
BAB II TINAJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 18
2.1 Implementasi Program............................................................................ 18
2.2 Covid 19 ................................................................................................. 19
2.3 Vaksin Covid 19 ..................................................................................... 21
2.4 Vaksinasi ................................................................................................ 24
2.5 Kerangka Teori ....................................................................................... 25
BAB III.................................................................................................................. 29
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 29
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 29
3.2 Fokus Penelitian ..................................................................................... 29
3.3 Alur Pikir ................................................................................................ 30
3.4 Definisi Operasional ............................................................................... 31
3.5 Informan Penelitian ................................................................................ 34
3.6 Desain Penelitian .................................................................................... 35

x
3.7 Tahapan Penelitian ................................................................................. 35
3.8 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 37
3.9 Instrument Penelitian .............................................................................. 37
3.10 Teknik Keabsahan dan Analisis Data ..................................................... 38
BAB IV ................................................................................................................. 41
HASIL PENELITIAN ........................................................................................... 41
4.1 Gambaran Umum ................................................................................... 41
4.2 Komunikasi............................................................................................. 43
4.3 Sumber Daya .......................................................................................... 54
4.4 Disposisi ................................................................................................. 60
4.5 Kebijakan Struktur Birokrasi.................................................................. 63
BAB V ................................................................................................................... 76
PEMBAHASAN ................................................................................................... 76
5.1 Komunikasi............................................................................................. 77
5.2 Sumber Daya .......................................................................................... 78
5.3 Disposisi ................................................................................................. 80
5.4 Struktur Birokrasi ................................................................................... 80
BAB VI ................................................................................................................. 83
PENUTUP ............................................................................................................. 83
6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 83
6.2 Saran ....................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 78

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Penelitian Terdahulu.................................................................................. 12


Tabel 3. 1 Definisi Operasional.................................................................................. 31
Tabel 4. 1 Karakteristik Informan Utama .................................................................... 42
Tabel 4. 2 Karakteristik Informan Pendukung ............................................................. 42
Tabel 4. 3 Hasil Unstructured Interview Informan Utama Variabel Komunikasi............ 44
Tabel 4. 4 Hasil Unstructured Interview Informan Triangulasi Variabel Komunikasi..... 47
Tabel 4. 5 Hasil Unstructured Interview Informan Utama Variabel Sumber Daya ......... 54
Tabel 4. 6 Hasil Unstructured Interview Informan Triangulasi ..................................... 55
Tabel 4. 7 Hasil Unstructured Interview Informan Utama Variabel Disposisi ................ 60
Tabel 4. 8 Hasil Unstructured Interview Informan Triangulasi Variabel Disposisi ........ 61
Tabel 4. 9 Hasil Unstructued Interview Informan Utama ............................................. 63
Tabel 4. 10 Hasil Unstructued Interview Informan Triangulasi..................................... 65

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Penjelasan Penelitian ................................................................. 80


Lampiran 2 Informed Consent.................................................................................... 81
Lampiran 3 Identitas Informan................................................................................... 82
Lampiran 4 Pedoman Wawancara ............................................................................. 83
Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan ............................................................................ 90
Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin Penelitian ............................................................. 93

xiii
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Corona virus merupakan salah satu virus yang tergolong dapat menyerang

manusia dan hewan. Penyebaran virus COVID-19 ini secara global berlangsung

cepat dan mengalami peningkatan dari hari ke hari. Dalam rangka menurunkan

angka kasus COVID-19 dan melakukan penanganan terhadap COVID-19,

diperlukan suatu upaya seperti promotif dan preventif yang tentunya sangat perlu

menjadi perhatian atau dilakukan oleh pelayanan kesehatan terutama di

Puskesmas. Data yang diperoleh Jawa Tengah sebagai salah satu daerah

kepulauan dengan jumlah kasus positif sebanyak 486.968 dengan prosentase

11.%, sedangkan mengenai angka kasus Covid 19 di Kabupaten Pekalongan

menunjukkan jumlah kasus konfirmasi positif virus corona di Kabupaten

Pekalongan telah mencapai 7.724 orang.Selanjutnya yang meninggal karena

COVID-19 sebanyak 492 orang, dan 0 masih dirawat (positif aktif), serta 7.232

orang dinyatakan sembuh.

Salah satu upaya yang saat ini sedang dilakukan oleh pemerintah adalah

Vaksinasi Covid 19 yang ditujukan untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Percepatan program vaksinasi COVID-19 ini demi untuk membantu penyusunan

imunitas tubuh individu sehingga diharapkan hal ini bisa mempersingkat

terbentuknya Herd Immunity (kekebalan kelompok) yang berpengaruh terhadap

turunnya kasus yang terinfeksi.


3

Kementrian Kesehatan memperbarui aturan mengenai pelaksanaan

vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandemi COVID-19 untuk

meningkatkan cakupan program vaksinasi nasional. Ketentuan ini tertuang

dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 18 Tahun 2021 yang disahkan oleh

Menteri Kesehatan pada tanggal 28 Mei 2021, menggantikan Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021 dengan sejumlah perubahan

menyesuaikan situasi dan kondisi saat ini.

Pemerintah mengambil kebijakan yang dituangkan dalam bentuk Program

Pengadaan Vaksin dan pemberian Vaksinasi Covid 19 sebagai bagian dari

penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Pemberian vaksinasi

tersebut secara umum bertujuan untuk mengurangi transmisi atau penularan Covid

19, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid 19, mencapai

kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity), selain itu juga melindungi

masyarakat dari Covid 19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi. Tujuan

diadakannya Vaksinasi Covid 19 ini adalah untuk memproteksi masyarakat dari

kemungkinan terpapar Covid 19.

The IHR Emergency Committee for COVID-19 telah menyatakan bahwa

penyebaran Covid 19 dapat dihentikan jika dilakukan proteksi, deteksi dini,

isolasi, dan perawatan yang cepat agar tercipta implementasi sistem yang kuat

untuk menghentikan penyebaran Covid 19 (Sun, 2020). Maka salah satu bentuk

proteksi diri yang dilakukan adalah dapat berupa menerapkan protokol kesehatan,

serta pemberian vaksinasi kepada seluruh masyarakat supaya dapat membantu

masyarakat dalam menangkal dan menjaga diri dari kemungkinan terpapar Covid-
4

19. Berdasarkan prosedur atau manajemen penyimpanannya, vaksin COVID-19

dibagi menjadi tiga. Penyimpanan vaksin itu sendiri harus sesuai dengan Standar

Prosedur Operasional (SPO) dalam rangka menjamin kualitas vaksin tetap terjaga

sampai diterima oleh sasaran. Penyimpanan vaksin yang pertama adalah pada

suhu 2-8 °C, yang kedua pada pada Suhu -20 °C, dan yang ketiga pada suhu -70

°C.

Kementerian Kesehatan memperkirakan bahwa proses vaksinasi akan

berlangsung selama 15 bulan, mulai dari bulan Januari 2021 sampai bulan Maret

2022, dilakukan secara merata pada seluruh masyarakat dengan pemberian dosis

pertama kemudian dilanjutkan dengan pemberian dosis kedua. Vaksinasi Covid

19 akan diselenggarakan di 34 Provinsi di seluruh Indonesia yang terbagi dalam 2

tahap. Pertama dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan April 2021

dengan prioritas penerima Vaksin Covid 19 adalah untuk 1,3 juta tenaga

kesehatan dan 17,4 juta petugas pelayanan publik di 34 provinsi di Indonesia.

Kedua digelar selama 11 bulan, mulai bulan April 2021 sampai dengan bulan

Maret 2022. Sehingga dengan estimasi ini akan menjangkau jumlah masyarakat

yang di Vaksinasi mencapai populasi 181,5 juta orang. Program vaksinasi

nasional secara resmi telah diluncurkan pada tanggal 13 Januari 2021 dengan

Presiden RI sebagai penerima Vaksin Covid 19 pertama.

Hingga saat ini capaian vaksinasi Covid-19 di Indonesia masih terbilang

cukup rendah. Data pada tanggal 10 November 2021 sebanyak 127.335.266

jiwa pada vaksinasi pertama dan 80.954.139 jiwa pada vaksinasi

kedua(Febriyanti et al., 2022). Data per tanggal 16 Maret 2022 cakupan


5

dosis lanjutan (Booster) masih sebesar 6,42% yang terdiri dari masyarakat umum

dan rentan (8,71%), lansia (9,38%), petugas publik (12,62%), kelompok usia 12-

17 tahun (0,46%), dantenaga pendidik (0,98%) (Kemenkes, 2022).

Adapun presentase jumlah capaian total vaksinasi Covid-19 pada Juni 2022 di

Puskesmas Sragi I untuk dosis I sebesar 57,71% dan untuk dosis II sebanyak

45,39% sedangkan untuk dosis III sebesar 7,38%.

Keberadaan Vaksin Covid 19 adalah untuk membentuk kekebalan kelompok

di masyarakat, maka diperkirakan setidaknya 70% dari populasi masyarakat

indonesia atau setara dengan 182 Juta jiwa harus mendapatkan Vaksin Covid 19.

Namun tidak mudah untuk mendapatkan Vaksin Covid 19 mengingat hampir

semua negara terdampak Covid 19 juga memiliki prioritas untuk dapat mengakses

Vaksin Covid 19, ditambah dengan kondisi terbatasnya Penyedia Vaksin yang

sudah memenuhi kualifikasi untuk Covid 19, sebagaimana yang disampaikan oleh

Presiden RI bahwa semua negara di dunia berlomba-lomba untuk memperoleh

Vaksin Covid 19, hal ini bertujuan untuk memulihkan warga dan membangkitkan

kondisi perekonomian, (Munafiah, 2021).

Salah satu kendala dalam pemberian vaksinasi covid 19 adalah mengenai

opini, narasi, dan Gerakan anti vaksinasi. Akibat fonomena ini, saat ini vaksin-

vaksin konvensional mengalami penurunan cakupan pada tingkat dunia (Tim

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, 2021). Kebijakan mengenai Vaksinasi Covid 19

pun akhirnya menuai respon yang beragam dari masyarakat. Sebagian masyarakat

menerima untuk divaksin, dan Sebagian besar lainnya masih menaruh keragu-

raguan untuk divaksin, (Tim Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, 2021). Secara garis
6

besar dapat disimpulkan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak meyakini

bahwa vaksinasi covid 19 dapat menjadi salah satu alterbatif dalam penyelesaian

masalah pandemi covid 19.

Fenomena yang beragam mengenai vaksinasi covid 19 ini juga dialami oleh

masyarakat di Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan. Berdasarkan observasi

awal yang telah dilakukan dengan Ibu Wiretno yang merupakan petugas

pelaksana program vaksinasi Covid 19 Puskesmas Sragi I, pada bulan januari

2022 menyatakan bahwa hampir 75% masyarakat Sragi menolak untuk divaksin.

Masalah pertama yang dihadapi oleh petugas kesehatan dalam pemberian

vaksinasi covid 19 adalah mengenai stigma negatif masyarat mengenai vaksinasi

covid 19 yang kemudian memunculkan sikap penolakan untuk divaksin pada

masyarakat terutama pada lansia. Tidak bersedianya masyarakat di Kecamatan

Sragi untuk melakuan vaksinasi Covid 19 adalah karena adanya anggapan bahwa

Vaksin Covid 19 dapat menimbulkan efek yang negatif bagi Kesehatan

masyarakat hingga menimbulkan kematian. Berita-berita yang beredar bebas

melalui media sosial mengenai dampak vaksin Covid 19 secara tidak langsung

mempengaruhi minat dan kesediaan masyarakat terhadap vaksin Covid 19.

Sehingga pada awal pelaksanaan vaksin Covid 19 hanya 25% dari total

masyarakat Sragi yang bersedia untuk divaksin. Fenomena penolakan vaksin

Covid 19 ini kemudian menjadikan para petugas pelayanan kesehatan, dan

petugas promosi kesehatan pada Puskesmas Sragi I Idan II melakukan sosialisasi

Dor to Dor kepada masyarakat untuk merubah pola pikir masyarat mengenai

Vaksin Covid 19.


7

Kegiatan vaksinasi Covid 19 yang dilakukan oleh Puskesmas Sragi I diawali

dengan proses pemberian informasi kepada masyarakat. Informasi tersebut

berkaitan dengan jadwal pelaksanaan dan tempat-tempat yang menyediakan

layanan vaksin. Berdasarkan hasil observasi awal menunjukkan bahwa petugas

puskesmas sudah melakukan program sosialisasi kepada para masyarakat

mengenai vaksinasi covid 19, serta dampak yang muncul apabila masyarakat tidak

berkenan di vaksin adalah masyarakat akan sulit untuk mendapat bantuan

pemerintah, selain itu efek yang lebih serius adalah bagi masyarakat yang tidak

melakukan vaksin akan lebih mudah terpapar Covid 19. Hasil capaian dari

program sosialisasi tersebut adalah beberapa masyarakat Desa Sragi sudah

berkenan untuk mengikuti Vaksin Covid 19, meskipun masih banyak masyarakat

Desa Sragi yang belum berkenan untuk divaksin.

Vaksinasi Covid 19 diawali dengan membangun komunikasi intens kepada

masyarakat terutama dalam menghalau berita-berita negatif tentang dampak

vaksinasi covid 19. Petugas yang merupakan sumber daya pelaksana selain

berusaha memberikan informasi, juga berusaha menjalankan tugasnya masing-

masing agar program vaksinasi covid 19 dapat sukses dilaksanakan dan dapat

mencakup sebagian besar lapisan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sragi 1.

Segala upaya dilakukan agar program vaksinasi covid 19 dapat diterima oleh

masyarakat, akan tetapi fakta di lapangan masih menunjukkan bahwa dalam

pelaksanaannya vaksinasi covid 19 masih sering mendapat penolakan di

masyarakat. Sehingga dalam pelaksanaan vaksinasi covid 19 puskesmas Sragi 1


8

masih menduduki peringkat bawah karena masih banyak masyarakatnya yang

belum berkenan untu divaksin.

Fenomena penolakan terhadap vaksinasi covid 19 ini perlu dilakukan

dicarikan sebuah solusi dan strategi yang tepat supaya pelaksanaan program

vaksinasi covid 19 dapat terlaksana secara maksimal dan dapat menjangkau

seluruh lapisan masyarakat. Mengingat program Vaksin Covid 19 ini merupakan

suatu keharusan demi meningkatkan drajat kesehatan masyarakat dan

menghentikan kasus Pandemi Covid 19. Berdasarkan fnomena pada latar

belakang inilah yang menarik penulis untuk melakukan penelitian dengan Judul

“Implementasi Kebijakan Vaksinasi Covid 19 Pada Masyarakat Di Wilayah

Kerja Puskesmas Sragi I, Kabupaten Pekalongan”.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Cakupan presentase vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Sragi I dosis I

hanya mencapai 57,71%, dosis II 45,39%, dan dosis III 7,38%.

2. Adanya stigma negatif dari masyarakat menganai vaksinasi Covid-19

yaitu efek samping vaksin yang dapat menyebabkan masyarakat

meninggal.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat

dirumuskan masalah penelitian yaitu “Bagaimana Implementasi Kebijakan

Vaksinasi Covid 19 Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Sragi

I, Kabupaten Pekalongan?”
9

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini dibedakan menjadi 2 tujuan yaitu, tujuan umum dan

tujuan khusus

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui

Implementasi Kebijakan Vaksinasi Covid 19 Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja

Puskesmas Sragi I, Kabupaten Pekalongan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan implementasi kebijakan vaksinasi Covid 19 yang

indikatornya meliputi komunikasi, struktur birokrasi, sumber daya dan

disposisi pada masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Sragi I, Kabupaten

Pekalongan

b. Mendeskripsikan sumber daya dalam implementasi kebijakan vaksinasi

Covid 19 pada masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Sragi I, Kabupaten

Pekalongan

c. Mendeskripsikan kebijakan atau struktur birokrasi dalam implementasi

kebijakan vaksinasi Covid 19 pada masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas

Sragi I, Kabupaten Pekalongan

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
10

a. Hasil penelitian ini dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya

ilmu kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan kebijakan implementasi

mengenai vaksinasi Covid 19

b. Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah dan referensi di bidang

ilmukesehatan masyarakat berkaitan kebijakan implementasi mengenai

Vaksinasi Covid 19 di Puskesmas Sragi I

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi wawasan dalam mengembangkan

ilmu pengetahuan dan melakukan penelitian tentang kebijakan implementasi

Vaksinasi Covid 19.

b. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi

masyarakat berkaitan dengan kebijakan implementasi Vaksinasi Covid 19

c. Bagi Institusi

Bagi institusi pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi dan pengetahuan ilmiah yang bermanfaat dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian serta penyelidikan

berkaitan dengan penyakit Covid serta Vaksinasi Covid 19.

3. Manfaat Strategis
11

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dalam rangka

meningkatkan implementasi kebikana vaksinasi Covid-19 di wilayah kerja

Pusesmas Sragi I Kabupaten Pekalongan

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup waktu

Proposal penelitian ini dikerjakan sejak bulan Januari 2022. Pelaksanaan

penelitian ini hingga ujian hasil penelitian dijadwalkan bulan Januari sampai

bulan Mei 2022.

2. Ruang lingkup tempat

Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Sragi I I, Kabupaten pekalongan.

3. Ruang lingkup materi

Termasuk dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat, khususnya mengenai kebijakan

dan penyuluhan Vaksin Covid 19.


12

1.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Tabel 1. 1 Penelitian Terdahulu

No Identitas Hasil Penelitian Metode Nama Jurnal Perbedaan


Jurnal Penelitian
1. (Munawwir Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kuantitatif Jurnal Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
et al., 2021) responden yang setuju untuk mendapatkan Kesehatan metode kuantitatif, sedangkan pada penelitian
Persepsi vaksinasi berdasarkan persepsi terkait Masyarakat selanjutnya yang akan diteliti menggunakan
Masyarakat keberhasilan tujuan vaksinasi berjumlah metode kualitatif, sedangkan fokus penelitian pada
Terhadap 76 orang (65,5%), berdasarkan persepsi penelitia ini adalah hanya pada vaksin covid 19.
Vaksinasi terkait keamanan vaksin berjumlah 71 Sedangkan fokus penelitian selanjutnya selain
Covid-19 Di orang (61,2%), berdasarkan persepsi vaksin Covid 19 adalah pelayanan vaksin covid 19
Area Kerja terkait efektivitas vaksin berjumlah 73 di Puskesmas.
Puskesmas orang (62,9 %), dan berdasarkan persepsi
Donggala. terkait pandangan agama berjumlah 81
orang (69,8 %). Persepsi masyarakat
terhadap vaksinasi Covid-19 sangat
bervariasi dan berdasarkan persepsi
13

tersebut diketahui bahwa rata-rata


persentase responden yang setuju untuk
mendapatkan vaksinasi adalah 64,7%.
2. (Lasmita, Hasil analisis bivariat menggunakan SPSS Deskriptif Jurnal Ilmu Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
2021) menunjukkan bahwa adanya hubungan Kuantitatif Kesehatan metode kuantitatif, sedangkan pada penelitian
Analisis antara pengetahuan (nilai p 0,041), Masyarakat selanjutnya yang akan diteliti menggunakan
Penerimaan ketersediaan akses informasi (nilai p metode kualitati
Vaksinasi 0,009) dan dukungan keluarga (nilai p
Covid-19 Di 0,000) dengan penerimaan program
Kalangan vaksinasi Covid-19, faktor yang
Masyarakat mempengaruhi penerimaan vaksinasi
Covid-19 di kalangan masyarakat antara
lain pengetahuan, ketersediaan akses
informasi dan dukungan keluarga,
sehingga perlu upaya yang dilakukan
kepada masyarakat dalam meningkatkan
pengetahuan, akses informasi terkait
vaksinasi Covid-19 dan dukungan dari
keluarga untuk meningkatkan penerimaan
14

masyarakat terhadap program vaksinasi


Covid-19.
3. (Argista, Menunjukkan bahwa dari 440 responden Deskriptif Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
2021), terdapat 277 responden (63%) memiliki Kuantitatif metode kuantitatif, sedangkan pada penelitian
Persepsi persepsi yang positif terhadap vaksin selanjutnya yang akan diteliti menggunakan
Masyarakat covid-19 dan 163 responden (37%) metode kualitatif, dan fokus penelitian yang akan
Terhadap memiliki persepsi yang negatif terhadap diteliti tidak hanya pada penerimaan masyarakat
Vaksin vaksin covid-19. Variabel yang mengenai vaksin covid 19 akan tetapi juga
Covid-19 Di berhubungan dengan persepsi masyarakat mengenai pelayanan covid 19 di fasilitas layanan
Sumatera terhadap vaksin covid-19 adalah variabel Kesehatan seperti Puskesmas
Selatan pengetahuan (P=0,000), kesediaan untuk
divaksin (P=0,000), status pendidikan
(P=0,038) dan status pernikahan
(P=0,023). Adapun variabel yang tidak
berhubungan adalah umur (P=0,099), Jenis
Kelamin (P=0,411), pekerjaan (P=0,593),
riwayat penyakit tidak menular (P=0,437),
riwayat penyakit covid-19 (P=0,716),
budaya (P=0,731), keamanan vaksin
15

(P=0,111) dan status ekonomi (P=0,183).


Kemudian variabel yang dominan dalam
mempengaruhi persepsi masyarakat
terhadap vaksin covid-19 adalah variabel
pengetahuan dengan (P value 0,005; PR =
1,592 ; 95 % CI = (0,971 – 2,610).
4. (Astuti et al., Persepsi masyarakat yang salah tentang Mix Jurnal Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
2021), kegiatan vaksinasi COVID-19 disebabkan Metode Keperawatan mix metode yaitu dengan menggabungkan antara
Persepsi oleh kurangnya pemahaman dari yaitu penelitian deskriptif kualitatif, kuantitatif dan
Masyarakat masyarakat. Didapati persepsi yang salah deskriptif reseacrch sedangkan pada penelitian selanjutnya
terhadap ini muncul karena kurangnya komunikasi kualitatif, akan menggunakan metode kualitatif
Penerimaan yang baik dari pihak-pihak berwajib kuantitatif,
Vaksinasi seperti tenaga kesehatan untuk dan Survei
Covid-19 menyakinkan masyarakat tentang
keefektifan vaksin COVID-19. Dampak
lain yang timbul jika masyarakat terus
menimbun keraguraguan dan tidak
membiarkan diri untuk di vaksin ialah
akan terjadi kelumpuhan ekonomi, sosial
16

dan pariwisata di seluruh dunia. Selain itu


angka pengangguran akan melonjak
semakin tinggi dan menimbulkan masalah
kesehatan lain
5. (Arumsari et Hasil dari penelitian terhadap penerimaan Deskriptif Indonesian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
al., 2021) vaksin Covid-19 di Kota Semarang ini Kuantitatif Journal of metode kuantitatif, sedangkan pada penelitian
Gambaran menunjukkan bahwa sebagian besar Health selanjutnya metode yang akan digunakan adalah
Penerimaan responden berjenis kelamin perempuan Community metode kualitatif
Vaksin (77,7%). Responden paling banyak berada
COVID-19 pada rentang usia 25-32 tahun (48%) dan
di Kota 18-24 tahun (18%). Jenjang pendidikan
Semarang responden dalam penelitian ini sebagian
besar adalah SMA/SMK/MA (40,5%).
Menurut hasil penelitian, 9 pernyataan
paling banyak direspon secara negatif oleh
responden diantaranya: 54,1% responden
tidak setuju bahwa Vaksin COVID-19
aman untuk digunakan; 59,5% responden
merasa vaksin tidak dapat menekan
17

penyebaran Virus Corona; 42,6%


responden ragu-ragu terhadap efektivitas
Vaksin COVID19; 50% responden
mempertanyakan kehalalan Vaksin; 58,1%
responden setuju bahwa manusia tidak
memerlukan vaksin; 52,0% responden
juga menyatakan setuju jika Virus Corona
akan hilang dengan sendirinya jika
manusia berserah sepenuhnya kepada
Tuhan; 47,3% responden setuju bahwa
hanya dengan tindakan pencegahan berupa
3M dapat menekan penyebaran Virus;
48,0% responden setuju dengan anggapan
bahwa COVID-19 bisa disembuhkan
dengan ramuan jamu/rimpang-rimpangan
khas Indonesia; 51,4% responden setuju
bahwa dengan pendapat bahwa Pandemi
COVID-19 merupakan produk
propaganda, konspirasi dan lain
18

sebagainya; dan 57,4% responden tidak


yakin bahwa pemerintah mampu
mengatasi pandemi COVID-19 dengan
baik.
BAB II

TINAJAUAN PUSTAKA

2.1 Implementasi Program

Implementasi atau pelaksanaan merupakan kegiatan yang penting dari

keseluruhan proses perencanaan program atau kebijakan. Implementasi

sesungguhnya bukanlah sekedar bersangkut paut dengan mekanisme penjabaran

keputusan- keputusan politik ke dalam prosedur-prosedur rutin lewat

saluransaluran birokrasi, melainkan lebih dari itu, ia menyangkut masalah konflik,

keputusan, dan apa yang dapat diperoleh dari suatu program/kebijakan.

Pembuatan suatu kebijakan haruslah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh

masyarakat agar kebijakan tersebut tepat pada sasaran dan pencapaian tujuan yang

maksimal sesuai dengan yang tertera pada dasar hukumnya (Mulyono, 2009).

Kebijakan yang telah disarankan atau diputuskan untuk dipilih sebagai yang

utama atau baku oleh pembuat kebijakan bukanlah jaminan bahwa kebijakan

tersebut bisa pasti berhasil dalam implementasinya. Ada banyak hal yang dapat

memengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan baik itu yang bersifat

perorangan maupun kelompok atau juga institusi. Implementasi dari suatu

program sangat melibatkan upaya-upaya pembuat kebijakan untuk memengaruhi

perilaku pelaksana agar bersedia memberikan pelayanan dan mengatur perilaku

kelompok sasaran. Berdasarkan pengertian implementasi menurut George C.

Edward III dalam (Mulyono, 2009) menguraikan beberapa hal yang dapat

memengaruhi keberhasilan implementasi suatu kebijakan, yaitu:

18
19

1. Communication

2. Resources

3. Dispositions

4. Bureacratic Structure

Model implementasi menurut Edward III di atas sangat jelas tertulis bahwa

ada 4 (empat) faktor yang masing-masing faktor tersebut saling berhubungan satu

sama lainnya, kemudian secara bersama-sama bisa memengaruhi implementasi

yang sedang dijalankan atau dilaksanakan.

2.2 Covid 19

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit

pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi

saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle

East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe

Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan

pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,

Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020 yang kemudian diberi

nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan

menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19). COVID-19

pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus.

Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang terkonfirmasi berjumlah 1.528

kasus dan 136 kasus kematian. Tingkat mortalitas COVID-19 di Indonesia sebesar

8,9%, angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.


20

Gejala penderita COVID-19 pada umumnya umum berupa demam ≥380C,

batuk kering, dan sesak napas. Jika ada orang yang dalam 14 hari sebelum muncul

gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah

merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19, maka terhadap orang tersebut

akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan

diagnosisnya. Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 dapat

menyebabkan gejala ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam.

Sekitar 80% kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap

6 orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau

kesulitan bernafas, yang biasanya muncul secara bertahap. Walaupun angka

kematian penyakit ini masih rendah (sekitar 3%), namun bagi orang yang berusia

lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti

diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih

rentan untuk menjadi sakit parah. Melihat perkembangan hingga saat ini, lebih

dari 50% kasus konfirmasi telah dinyatakan membaik, dan angka kesembuhan

akan terus meningkat.

Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber

transmisi utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif. Transmisi SARS-

CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau

bersin dari hidung atau mulut. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di

sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah

terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung

atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID19. Atau bisa
21

juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari

penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga

kurang lebih satu meter dari orang yang sakit. Selain itu, telah diteliti bahwa

SARS-CoV-2 dapat viabel pada aerosol (dihasilkan melalui nebulizer) selama

setidaknya 3 jam. WHO memperkirakan reproductive number (R0) COVID-19

sebesar 1,4 hingga 2,5. Namun, studi lain memperkirakan R0 sebesar 3,28

2.3 Vaksin Covid 19

Vaksin COVID-19 dapat melindungi tubuh dari penyakit yang disebabkan

oleh COVID-19 dengan cara menstimulasi imunitas spesifik tubuh dengan

pemberian vaksin tersebut (Kemenkes, 2021). Oleh karena itu, vaksin merupakan

senjata utama yang digunakan dalam menghentikan laju suatu wabah, khususnya

kini pada pandemi COVID-19. Indonesia sendiri melakukan langkah antisipasi

yang ketat pencegah COVID-19 dalam bentuk program vaksinasi. Vaksin

diedarkan secara berkala dan sesuai dengan tingkat risiko pekerjaan atau usia yang

mudah terpapar virus COVID-19. Pada gelombang satu periode Januari – April

2021 pemerintah mewacanakan distribusi vaksin tertuju kepada tenaga kesehatan,

petugas pelayanan publik, dan masyarakat lanjut usia. Tak berhenti sampai disana,

pada gelombang dua periode April 2021 – Maret 2022, giliran masyarakat rentan

yang tinggal di daerah mudah tertular dan masyarakat lainnya yang mendapat

vaksinasi COVID-19 (Iskandar et al., 2021). Menurunkan angka kematian akibat

COVID-19, mencapai imunisasi kelompok untuk melindungi masyarakat,

melindungi dan memperkuat seluruh sistem kesehatan, serta menjaga

produktivitas untuk meminimalkan dampak sosial dan ekonomi merupakan tujuan


22

dari program vaksinasi COVID-19 yang dilakukan pemerintah (Satgas COVID-

19, 2021).

Ada beberapa upaya pemerintah dalam penyebarluasan vaksin COVID-19

terkhususnya di area kualitas dan keamanan vaksin, ketersediaan vaksin, kejadian

lanjutan pasca imunisasi (KIPI), dan komunikasi. Upaya dalam area kualitas dan

keamanan vaksin meliputi adanya uji klinis oleh Badan Pengawas Obat dan

Makanan (BPOM) dan diterbitkannya emergency use authorization (EUA).

Upaya mewujudkan keamanan wilayah distribusi vaksin dilakukan dengan

menerapkan sistem informasi dan proses distribusi vaksin yang terintegrasi

melalui TNI/Polri, dengan penyediaan fasilitas cold chain yang memadai sesuai

standarisasi WHO. Selanjutnya, upaya dalam area ketersediaan vaksin dilakukan

dengan cara diplomasi ketersediaan vaksin (sesuai kerangka kerjasama bilateral

dan multilateral) dan pengadaan vaksin serta logistik sesuai amanah Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2020. Selain itu, dalam pelayanan

vaksinasi yang baik agar ketersediaan vaksin dapat dimanfaatkan secara

maksimal, perlu diperhatikan penyediaan sumber daya manusia yang kompeten

dan memadai, penyediaan sistem informasi untuk proses registrasi, pencatatan dan

pelaporan, serta penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu melakukan

vaksinasi. Kemudian, pada area kejadian lanjutan pasca imunisasi (KIPI),

dilakukan upaya peningkatan kapasitas SDM (Komnas, Komda dan Focal

Point KIPI) di seluruh daerah dan koordinasi intensif dengan Komnas/Komda PP

KIPI. Lalu, pada area terakhir yaitu komunikasi, upaya yang dapat dilakukan
23

dengan cara melalui media komunikasi, informasi dan edukasi vaksinasi dan 3M

(Iskandar, H, Nugroho, R, Laudder, M & Matulessy, A, 2021).

Vaksin yang diproduksi secara massal telah melalui proses yang panjang dan

harus memenuhi syarat utama yaitu aman, efektif, stabil, dan efisien dari segi

biaya. Melalui beberapa tahap uji klinis yang benar dan sesuai terhadap prinsip

dan standar ilmiah serta kesehatan, keamanan vaksin dapat dipastikan. Intinya,

pemerintah tidak terburu-buru melaksanakan vaksinasi dan terus mengedepankan

keamanan, manfaat, atau khasiat vaksin. Pemerintah saat ini menyediakan vaksin

COVID-19 yang sudah terbukti aman, telah lolos uji klinis, dan sudah

mendapatkan emergency use authorization (EUA) dari BPOM. Hingga saat ini

ada beberapa jenis vaksin yang disebarluaskan dan lulus uji BPOM seperti

Sinovac Biotech Ltd, PT. Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer-

BioNTech, dan Novavax (Kemenkes, 2021).

Jenis vaksin yang memiliki potensi dan disetujui untuk melewati tahap uji

coba meliputi: (1) virus yang diinaktivasi atau dilemahkan, jenis yang tidak

memiliki kemampuan untuk menyebabkan penyakit, tetapi dapat memicu respon

imun yang bersifat protektif (CoVaxin & Sinovac Biotech); (2) protein-based,

mengandung fragmen virus yang tidak berbahaya, seperti protein spike atau

cangkang protein yang menyerupai COVID-19 (Epivac Corona Vaccine); (3)

vaksin vektor virus, menggunakan carrier virus yang berfungsi untuk membawa

gen yang memproduksi protein virus korona pada inang untuk menimbulkan

respon imun (Gam-Covid-Vac/Sputnik V & AstraZeneca/Oxford Vaccine Trial);

(4) vaksin RNA dan DNA, menggunakan modifikasi gen mRNA atau DNA untuk
24

menghasilkan protein yang menginduksi sistem imun (Moderna Vaccine

Trial/mRNA 1273 dan Pfizer/BioNTech Vaccine Trial/BNT162b2) (Shmerling,

2021; Singh, 2021).

Melalui pengamatan dan penelitian yang melibatkan masyarakat sebagai

sukarelawan, dihasilkan data mengenai efektivitas masing-masing jenis vaksin.

Vaksin yang diresmikan di Amerika Serikat, yaitu Pfizer/BioNTech Vaccine

Trial/BNT162b2, melibatkan 44.000 orang dan terbukti efektif hingga 95%.

Selain itu, vaksin lainnya yang juga diresmikan di Amerika Serikat, seperti

Moderna Vaccine Trial/mRNA 1273 memiliki efektivitas hingga 94% dan

Johnson & Johnson/Janssen memiliki efektivitas hingga 66% secara keseluruhan.

Vaksin yang diresmikan di Inggris, seperti AstraZeneca/Oxford Vaccine Trial

memiliki efektivitas hingga 70% dengan penggunaan dosis penuh dan 90%

dengan penggunaan dosis yang lebih rendah (Shmerling, 2021).

2.4 Vaksinasi

Vaksinasi adalah pemberian vaksin yang khusus diberikan dalam rangka

meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit.

Berkaitan dengan pandemi ini, ada empat tujuan vaksinasi COVID-19. Pertama,

mengurangi penularan COVID-19. Kedua, menurunkan angka kesakitan dan

kematian akibat COVID-19. Ketiga, mencapai herd immunity. Terakhir,

melindungi masyarakat agar tetap produktif. Meski telah divaksin, masyarakat

bukan berarti dapat abai dalam menerapkan protokol kesehatan. Tetap jaga

kesehatan dan tetap ikuti protokol kesehatan 3M serta siap saat menerima

vaksin.(SK Dirjen Juknis Vaksinasi COVID-19)


25

2.5 Kerangka Teori

Proses implementasi ini merupakan sebuah abstraksi atau performansi dari

suatu kebijakan yang pada dasarnya dilakukan untuk meraih kinerja implentasi

kebijakan publik yang tinggi, yang berlangsung dala hubungan berbagai variabel.

Model ini mengumpamakan implementasi kebijakan berjalan secara linier dari

komunikasi, sumber daya politik yang tersediadan pelaksanaan implementasi

kebijakan.

Pertama, yang mempengaruhi keberhasilan implementasi dari suatu

kebijakan, adalah komunikasi. Menurut Edwards III komunikasi sangat

menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan publik.

Implementasi yang akan terjadi apabila para pembuat keputusan (decision maker)

sudah mengetahui apa yang akan mereka kerjakan. Pengetahuan atas apa yang

akan mereka kerjakan baru dapat berjalan manakala komunikasi berjalan dengan

baik, sehingga setiap keputusan kebijakan dan peraturan implementasi harus

ditransmisikan (atau dikomunikasikan) kepada bagian personalia yang tepat.

Selain itu, kebijakan yang dikomunikasikan pun harus tepat, akurat dan konsisten.

Komunikasi (atau pentransmisian informasi) diperlukan agar para pembuat

keputusan dan para implementor semakin konsisten dalam melaksanakan setiap

kebijakan yang akan diterapkan dalam masyarakat.

Kedua, menurut Edwards III yang mempengaruhi keberhasilan implementasi

suatu kebijakan adalah sumber daya. Sumber daya merupakan hal penting lainnya

dalam mengimplementasikan kebijakan dengan baik. Indikator-indikator yang


26

digunakan untuk melihat sejauhmana sumberdaya dapat berjalan dengan baik dan

rapi, yaitu staf, informasi, wewenang dan fasilitas.

Ketiga, variabel yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu kebijakan

adalah disposisi. Disposisi atau sikap dari pelaksana kebijakan adalah faktor

penting ketiga dalam pendekatan mengenai implementasi suatu kebijakan. Jika

implementasi suatu kebijakan ingin efektif, maka para pelaksana kebijakan tidak

hanya harus mengetahui apa yang akan dilakukan tetapi juga harus memiliki

kemampuan untuk mekaksanakannya, sehingga dalam praktiknya tidak menjadi

bias. Hal-hal penting yang perlu dicermati pada variabel disposisi adalah

pengangkatan birokrat dan insentif.

Keempat, menurut Edwards III yang mempengaruhi keberhasilan implementasi

suatu kebijakan adalah struktur birokrasi. Walaupun sumber-sumber untuk

melaksanakan suatu kebijakan tersedia, atau para pelaksana kebijakan mengetahui

apa yang harusnya dilakukan dan mempunyai keinginan untuk melaksanakan

suatu kebijakan, tetapi kemungkinan kebijakan tersebut tidak dapat terlaksana

atau terealisasi masih tetap ada karena terdapatnya kelemahan dalam struktur

birokrasi. Kebijakan yang begitu kompleks menuntut adanya kerjasama banyak

orang, ketika struktur birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka

hal ini akan menyebabkan sumber-sumbernya.. Berdasarkan penjelsan diatas

maka kerangka teori pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
27

(Sumber: Edward III dalam Widodo, 2017)


29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan,

meringkas berbagai kondisi dan fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat

yang menjadi objek penelitian dan menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu

ciri, karakter, sifat, model,tanda atau gambar tentang kondisi, situasi ataupun

fenomena tertentu (Bungin, 2007).

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi,

struktur birokrasi, sumber daya dan disposisi pada Implementasi Vaksin Covid 19

Pada Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sragi I.

29
30

3.3 Alur Pikir

Alur pikir adalah konsep yang digunakan untuk menjabarkan kerangka teori,

agar lebih mudah menetukan proses pelaksanaan analisis situas

Kebijakan Vaksinasi Covid


19

1. Komunikasi
2. Sumber Daya
3. Disposisi
4. Struktur Birokrasi

Implementasi kebijakan
Vaksinasi Covid 19
31

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah definisi yang didasarkan pada sifat yang

mudah diamati, mempunyai rumusan yang jelas dan pasti serta tidak

membingungkan.

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Cara

Pengambilan

Data

Komunikasi Komunikasi 1. Transmisi Pedoman Wawancara

merupakan suatu 2. Kejelasan atau

proses dimana 3. Konsistensi Instrumen

seseorang atau Wawancara

beberapa orang,

kelompok,

organisasi, dan

masyarakat

menciptakan dan

menggunakan

informasi agar

terhubung

dengan
32

lingkungan dan

orang lain.

Komunikasi juga

merupakan

sarana untuk

menyebarluaskan

informasi, baik

dari atas ke

bawah maupun

dari bawah ke

atas.

Sumber Sumber daya 1. Sumber Daya Pedoman Wawancara

Daya menunjukan Manusia atau

kepada seberapa 2. Sarana dan Instrumen

besar dukungan Prasarana Wawancara

finansial dan

sumber daya

manusia untuk

melaksanakan

program atau

kebijakan.

Disposisi Disposisi adalah 1. Komitmen Pedoman Wawancara

watak dan 2. Kejujuran atau


33

karakteristik 3. Sikap Instrumen

yang dimiliki Demokratik Wawancara

oleh

implementor,

seperti

komitmen,

kejujuran, sifat

demokratis.

Apabila

implementor

memiliki

disposisi yang

baik, maka

implementor

tersebut dapat

menjalankan

kebijakan

dengan baik

seperti apa yang

diinginkan oleh

pembuat

kebijakan.

Kebijakan Struktur 1. SOP Pedoman Wawancara


34

atau birokrasi adalah 2. Fragmentasi atau

Struktur karakteristik, Instrumen

Birokrasi norma-norma, Wawancara

dan pola-pola

hubungan yang

terjadi berulang-

ulang dalam

badan-badan

eksekutif yang

mempunyai

hubungan baik

potensial

maupun nyata

dengan apa yang

mereka miliki

dalam

menjalankan

kebijakan

3.5 Informan Penelitian

Teknik penentuan informan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono,“teknik purposive sampling

adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”


35

(Sugiyono, 2010). Purposive sampling dalam penelitian ini membagi informan

menjadi 3 kelompok, yaitu:

1. Petugas pelaksana program covid 19 Puskesmas Sragi I yang berjumlah 4

orang yaitu : Petugas promkes, pemegang program vaksin dan bidan, kabid

Puskesmas sragi 01.

2. Masyarakat Sragi yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sragi I , yang

terdiri dari 4 orang yang sudah melaksanakan Vaksin Covid 19 di Puskesmas

Sragi I, dan 4 orang informan lain yang belum melaksanakan vaksin covid 19.

3.6 Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif.

Penggunaan metode deskriptif kualitatif ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui

dan meneliti secara mendalam mengenai Implementasi Kebijakan dan Penyuluhan

Program Vaksinasi Covid 19 Pada Masyarakat di Wilayah Puskesmas Sragi I,

Kabupaten Pekalongan. Dimana seluruh proses penelitian yang akan dilakukan

nantinya sesuai dengan kaidah penelitian Kualitatif.

3.7 Tahapan Penelitian

Berdasarkan kajian kepustakaan yang ada menurut (Moleong, 2014) tahap-

tahap penelitian kualitatif terdiri dari :

1. Tahap pra lapangan Dalam kegiatan pra lapangan atau persiapan ini adalah

beberapa tahapan yaitu:

a. Merumuskan masalah yang ingin dibahas. Perumusan masalah dilakukan

pada waktu pengajuan usulan penelitian dan diulang kembali pada waktu
36

penulisan laporan karena rumusan masalah merupakan salah satu unsur

yang tidak dapat dipindahkan.

b. Peneliti menentukan tempat untuk penelitan, dalam penelitian ini peneliti

mengambil lokasi penelitian di Puskesmas Sragi I

c. Penyusunan proposal adalah syarat dalam menyampaikan penelitian

kepada pihak terkait.

d. Melakukan pengurusan surat izin. Dalam hal ini peneliti harus mengurus

di Universitas Pekalongan, BAPEDA, Dinas Kesehatan Kabupaten

Pekalongan. Dan Puskesmas Sragi I. Surat izin penelitian ini berfungsi

untuk sebagai bukti bahwa bisa melakukan penelitian

2. Tahap pelaksanaan atau proses lapangan

Tahap ini merupakan tahap bekerja dilapangan yang meliputi tahap

pengumpulan data dan tahap penyusunan data.

3. Tahap analisa data.

Tahap ini merupakan tahap dari analisis data yang diperoleh dari

responden atau informan sesuai dengan rumusan masalah yang telah

disusun secara sistematis.

4. Tahap kesimpulan

Tahap ini merupakan tahap untuk menarik kesimpulan data yang

sudah di analisis dari responden atau informan.

5. Tahap pelaporan
37

Tahap ini merupakan tahap penulisan laporan atau tahap akhir dari

serangkaian dari beberapa prosedur penelitian kualitatif. Dalam tahap

pelaporan peneliti melakukan penyusunan laporan penelitian secara

sistematis dengan data yang didapat dari responden atau informan.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Agar diperoleh data yang valid dalam penelitian ini perlu ditentukan

teknikteknik pengumpulan data yang sesuai. Dalam hal ini peneliti menggunakan

metode:

1. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali data mengenai masalah

pada rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian. Wawancara dilakukan

oleh peneliti kepada petugas promosi Kesehatan dan Petugas Pelayanan Vaksinasi

Covid 19 di Puskesmas Sragi I, serta dengan masyarakat Sragi yang

melaksanakan Vaksinasi Covid 19 di Puskesmas Sragi I.

2. Dokumentasi

Dokumen yang digunakan pada penelitian ini berupa daftar rinforman

penelitian, foto-foto yang berkaitan dengan penelitian, data informasi mengenai

informan yang kemudian dapat dicatat atau diambil gambar oleh peneliti.

3.9 Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang diperlukan atau dipergunakan

untuk mengumpulkan data. Ini berarti, dengan menggunakan alat-alat tersebut


38

data dapat dikumpulkan. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari Instrument Wawancara. Instrument wawancara merupakan suatu bentuk

dialaog yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari responden

dinamakan interview. Instrumennya dinamakan pedoman wawancara atau

interview guide.

3.10 Teknik Keabsahan dan Analisis Data

1. Tekhnik Keabsahan

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data itu. Trianggulasi meliputi trianggulasi sumber, penyidik,

teori, dan metode. Maka pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian dilakukan

dengan cara trianggulasi. Pemeriksaan keabsahan data yang lain seperti

direkomendasikan oleh Moleong, dilakukan melalui uraian rinci, kecukupan

refrensi, dan auditing. Dalam penelitian (Denzin, 1978) membedakan empat

macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan

sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

teknik trianggulasi sumber sebagai sumber pemeriksaan data. Trianggulasi dengan

sumber berarti peneliti memeriksa keabsahan data dengan cara membandingkan

keadaan dengan perspektif seorang dengan berbagai pendapat dan pandangan

orang yang pada akhirnya akan diketahui pandangan yang berbeda. Dengan teknik

trianggulasi sumber ini, peneliti membandingkan hasil wawancara yang telah

diperoleh dari informan.

2. Tekhnik Analisis
39

Untuk menghasilkan dan memperoleh data yang akurat dan objektif sesuai

dengan apa yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, maka analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif dengan cara

analisis konteks dari telaah pustaka dan analisis pernyataan dari hasil wawancara

dari informan. Dalam melakukan analisis data peneliti mengacu pada beberapa

tahapan yang dijelaskan (Miles & Huberman, 1992) yang terdiri dari beberapa

tahapan antara lain:

a. Pengumpulan informasi melalui wawancara terhadap key informan yang

compatible terhadap penelitian.

b. Reduksi data (data reduction) yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, tranformasi data kasar yang muncul dari catatan-

catatan di lapangan selama meneliti tujuan diadakannya transkip data

(transformasi data) untuk memilih informasi mana yang dianggap sesuai

dengan masalah yang menjadi pusat penelitian di lapangan.

c. Uji Confirmability, yaitu menguji hasil penelitian. bila hasil penelitian

merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian

tersebut telah memenuhi standar confirmability nya

d. Penyajian data (data display) yaitu kegiatan sekumpulan informasi dalam

bentuk teks naratif, grafik jaringan, tabel, dan bagan yang bertujuan

mempertajam pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih

kemudian disajikan dalam tabel ataupun uraian penjelasan.

e. Pada tahap akhir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclution

drawing/verivication), yang mencari pola-pola penjelasan, konfigurasi yang


40

mungkin, alur sebab akibat dan proposisi. Penarikan kesimpulan dilakukan

secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada

catatan-catatan di lapangan sehingga data-data di uji validitasnya. Proses

tersebut disamping membutuhkan ketelitian dan kecermatan, peneliti harus

menggunakan metode yang variatif dan tepat agar diperoleh data yang dapat

digunakan untuk tujuan reduksi. Untuk mencapai tujuan tersebut beberapa

taktik penting termasuk testing atau mengkonfirmasi makna menghindari

bias, meyakinkan kualitas perlu dilakukan selama melakukan analisis data.

Untuk dapat mengetahui kualitas data seorang peneliti dapat menilai melalui

beberapa metode seperti berikut:

1) Mengecek data dari pengaruh peneliti

2) Mengecek melalui trianggulasi

3) Membuat perbandingan atau mengkontraskan data


41

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum

1. Gambaran Umum Puskesmas Sragi 1

UPTD Puskesmas Sragi I merupakan Puskesmas yang terletak di Kelurahan

Sragi Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan. Peta Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Sragi Iterdiri dari 6 Desa dan 1 Kelurahan dengan luas 1315 M2

adalah:

a. Sebelah utara : Wilayah Kerja Puskesmas Siwalan

b. Sebelah Timur : Wilayah Kerja Kecamatan Bojong dan Kecamatan

Wiradesa

c. Sebelah Selatan : Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sragi II

d. Sebelah Barat : Wilayah Kerja Kabupaten Pekalongan

Wilayah Kerja Puskesmas Sragi I Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan

merupakan daerah rendah dengan ketinggian ± 4-8 m diatas permukaan air

laut,Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sragi I terdiri dari Desa dan Kelurahan

yaitu :

1. Kelurahan Sragi

2. Desa Tegalontar

3. Desa Bulakpelem

4. Desa Purwodadi
42

5. Desa Klunjukan

6. Desa Kedungjaran

7. Desa Sijeruk

2. Gambaran Karakteristik Informan

Informan penelitian terdiri dari petugas pelaksana program vaksinasi covid 19

yang terdiri dari 2(Dua) orang bidan, 1(satu) Kasubag TataUsaha, 1(Satu) petugas

promkes, 4(Empat) orang masyrakat yang sudah melaksanakan vaksinasi covid 19

dan 4 (Empat) orang masyarakat yang belum melaksanakan vaskinasi covid 19.

Adapun karakteristik informan dalam penelitian ini disajikan dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 4. 1 Karakteristik Informan Utama

NO Kode Jabatan Jenis Usia Pendidikan


Informan Kelamin
1 Informan Petugas Laki-Laki 34 Tahun Sarjana (S1)
1 Promkes
2 Informan Kasubag Tata Perempuan 45 Tahun Sarjana (S1)
2 Usaha
3 Informan Bidan Perempuan 35 Tahun Sarjana (S1)
3 Puskesmas
4 Informan Pemegang Perempuan 37 Tahun Sarjana (S1)
4 program
vaksinasi
Covid-19

Tabel 4. 2 Karakteristik Informan Pendukung

NO Kode Jabatan Jenis Usia Pendidikan


Informan Kelamin Terakhir
43

1 Informan Mayarakat Laki-Laki 58 Tahun SMP


5 yang sudah
vaksin
2 Informan Mayarakat Perempuan 47 Tahun SD
6 yang sudah
vaksin
3 Informan Mayarakat Perempuan 35 Tahun SMA
7 yang sudah
vaksin
4 Informan Mayarakat Perempuan 26 Tahun SMP
8 yang sudah
vaksin
5 Informan Mayarakat Perempuan 54 Tahun SMP
9 yang belum
vaksin
6 Informan Mayarakat Laki-Laki 34 Tahun SD
10 yang belum
vaksin
7 Informan Mayarakat Laki-Laki 33 Tahun SMP
11 yang belum
vaksin
8 Informan Mayarakat Laki-Laki 30 Tahun SMP
12 yang belum
vaksin

4.2 Komunikasi

Komunikasi bertujuan sebagai distribusi informasi yang mudah dimengerti

oleh orang lain. Selain itu, informasi yang di distribusikan diharapkan

menghasilkan umpan balik yaitu berdampak positif dari penerima informasi.

Kemudian, dalam komunikasi terdapat beberapa indikator untuk mengetahui

komunikasi berjalan dengan baik dalam mengimplementasi keberhasilan

kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah yaitu komunikasi transmisi,

komunikasi kejelasan, dan komunikasi kosistensi. Komunikasi transmisi menjadi

penyalur komunikasi yang baik dan berdampak pada implementasi yang baik.
44

Dalam rangka mempercepat capaian vaksinasi Covid-19 para petugas pelaksana

program vaksinasi covid 19 mengambil langkah strategi dalam melakukan

komunikasi untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Wilayah Puskesmas Sragi.

Hasil wawancara mengenai bentuk komunikasi yang telah dilakukan oleh petugas

pelaksana vaksinasi Covid-19 Puskesmas Sragi adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 3 Hasil Unstructured Interview Informan Utama Variabel


Komunikasi

NO Pertanyaan IU 1 IU 2 IU 3 IU 4
1 Bagaimana Menjalin Memberikan Bekerjasama Komunikasi
bentuk komunikasi informasi terlebih dengan dengan
komunikasi yang baik dahulu seputar pemerintah desa seluruh
Petugas terlebih vaksinasi covid untuk pihak dalam
Kesehatan dahulu. 19 kepada mensosialisasikan sosialisasi
Puskesmas Komunikasi masyarakat agenda vaksinasi vaksinasi
SragiI dalam dua arah melalui media covid 19 covid 19
melakukan antara pejabat seperti pamphlet sehingga
kegiatan atasan yang ada di masyarakat
program mengenai Puskesmas, serta bersedia
vaksinasi bagaimana memutarkan untuk
kepada tekhnis video singkat divaksin
masyarakat? pelaksanaan mengenai
vaksinasi vaksinasi covid
covid 19 dan 19 sehingga
kepada masyarakat yang
masyarakat mengunjungi
sebagai puskesmas bisa
(bawahan) melihat informasi
atau sasaran mengenai
program vaksinasi covid
19 tersebut.
2 Apakah Sejauh ini Sudah baik Sudah terlaksana Sudah
kegiatan sudah akan karena dalam dengan baik, terlaksana
sosialisasi tetapi Ketika proses sosialisasi akan tetapi dengan
vaksinasi diawal tidak petugas dilapangan masih baik,
covid 19 banyak menyampaikan ada masyarakat menyeluruh,
sudah masyarakat informasi terkait yang belum meskipun
dilaksanakan yang bersedia vaksinasi covid bersedia untuk diawal
oleh di vaskin 19 dengan divaksin karena sempat
Puskesmas lengkap dan jelas, berbagai faktor ditolak, dan
45

Sragi I? akan tetapi seperti punya masih ada


dilapangan masih penyakit bawaan, yang belum
ada masyarakat takut karena efek tervaksin
yang belum vaksin, dan juga
bersedia untuk merasa vaksinasi
divaksin karena covid 19 tidak
berbagai alasan. penting
3 Apakah Hambatan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
terdapat dalam hal hambatan dalam hambatan apapun hambatan
hambatan komunikasi komunikasi, dalam hal apapun
dalam tidak ada, dalam hal komunikasi dalam hal
proses hanya saja komunikasi komunikasi
pelaksanaan masyarakat semua berjalan
komunikasi kurang
dalam merespon
proses mengenai
sosialisasi informasi
kegiatan seputar
vaksinasi vaksinasi
Covid-19? covid 19

4 Bagaimana Komunikasi Melakukan Komunikasi Komunikasi


komunikasi dengan sebuah strategi dengan semua dengan
dengan seluruh pihak komunikasi yang pihak bagus semua pihak
pihak-pihak berjalan meliputi termasuk bagus
intern dan dengan baik, Advokasi komunikasi termasuk
ektern dalam sehingga pemerintah dengan komunikasi
kebijakan segala bentuk daerah agar bisa masyarakat dengan
vaksinasi pembaruan mengerakan Ketika proses masyarakat
covid 19? informasi seluruh pelaksanaan Ketika
ataupun hal- komponen yang sosialisasi proses
hal yang ada secara maupun pelaksanaan
bersifat birokratik bukan pelaksanaan sosialisasi
dengan hanya jajaran vaksinasi covid maupun
tekhnik Dinas Kesehatan 19 pelaksanaan
pelaksanaan Kabupaten vaksinasi
sosialisasi Pekalongan. covid 19
covid 19 Namun berbagai
selalu pihak untuk
tersampaikan mensosialisasikan
dengan cepat vaksinasi Covid-
19. Dalam hal ini,
berisi apa itu
vaksin, kehalalan,
manfaat, uji
vaksin, dosis,
46

jenis vaksin, kipi,


dan tindakan yang
akan diambil; (2)
Bina suasana
merupakan suatu
upaya
menciptakan
lingkungan sosial
yang mendorong
individu untuk
mau melakukan
apa yang
disosialisasikan
terkait vaksinasi
Covid-19; (3)
Pemberdayaan,
semua
diberdayakan
hingga pada
tingkat yang
paling bawah
yaitu tingkat desa
5 Bagaimana Komunikasi Seluruh petugas Semua petugas Komunikasi
komunikasi terjalin sudah menjalin dengan berjalan
antar dengan baik, komunikasi yang masyarakat sudah dengan
penanggung lancar, baik dengan selalu baik, dan
jawab petugas selalu masyarakat. berkomunikasi lancer.
dengan komunikatif Gunanya untuk dengan baik. Petugas
masyarakat apabila menghimbau, Puskesmas juga selalu
masyarakat mengajak, dan menyediakan melayani
membutuhkan mengedukasi layanan seluruh
informasi masyarakat komunikasi via masyarakat
mengenai mengenai whatsapp bagi jika ingin
vaksinasi pentingnya vaksin masyarakat yang bertanya
covid 19 covid 19 ingin bertanya seputar
seputar vaksin, vaksinasi
jadwal vaksin, covid 19
maupun ingin
mendaftarkan diri
untuk
melaksanakan
vaksin secara
online. Meskipun
masih belum
banyak
masyarakat yang
47

memanfaatkan
fasilitas ini
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam hal komunikasi

petugas vaksinasi Covid 19 sudah menjalin komunikasi yang baik dengan seluruh

masyarakat Sragi mengenai vaksinasi covid 19 baik dari segi tujuan, manfaat dan

dampak dari vaksinasi covid 19. Komunikasi yang dijalin juga berjalan dengan

baik, lancer, dan petugas selalu bersikap komunikatif apabila masyarakat

membutuhkan informasi mengenai vaksinasi Covid 19. Dengan demikian, dalam

hal komunikasi dapat disimpulkan bahwa komunikasi sudah berjalan 2 arah

anatara petugas vaksinasi covid 19 dan masyarakat Sragi

Tabel 4. 4 Hasil Unstructured Interview Informan Triangulasi Variabel Komunikasi

No Pertanyaan IT 1 IT 2 IT 3 IT 4 IT 5 IT 6 IT 7 IT 8
1 Apakah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah
petugas melakuka melaku melak melak melaku melak melak melaku
pelaksana n kan ukan ukan kan ukan ukan kan
program kegiatan sosialis sosiali sosiali sosialis sosiali sosiali sosialis
vaskinasi sosialisas asi dan sasi sasi asi sasi sasi asi
covid 19 i kepada komuni
sudah masyarak kasi
melaksana at yang
kan, mengenai sangat
komunikas vaksinasi jelas
i, dan covid 19
sosialisasi melalui
dengan sosial
bahasa media
yang lugas dan
dan mudah beberapa
difahami? petugas
kelurahan
2 Apakah Hambata Hambat Masya Kuran Ketakut Ketak Ketak Kurang
terdapat nnya annya rakat g an utan utan begitu
hambatan banyak masih masih begitu masyara masya masya menget
dalam berita banyak ragu- menge kat rakat rakat ahui
prosessos simpang masyara ragu tahui mengen menge menge hambat
ialisasi? siur kat jika hamba ai efek nai nai an apa
mengenai yang vaksin tan vaksina efek efek saja
48

efek sepertin dapat apa si covid vaksin vaksin dalam


vaskinasi ya tidak mengh saja 19 asi asi proses
covid 19 ikut indark dalam covid covid sosialis
dalam an proses 19 dan 19 dan asi
kegiata dari sosiali berita- berita- vaksina
n covid sasi beita beita si covid
vaksina 19 dan vaksin negati negati 19
si covid adany asi ve ve
19 a rasa covid menge menge
takut 19 nai nai
akan vaskin vaskin
efek asi asi
yang covid covid
ditimb 19 19
ulkan
jika
bersed
ia
divaks
in
3 Apakah Komunik Komuni Komu Komu Komuni Komu Petuga Komuni
terjalin asi antara kasi nikasi nikasi kasi nikasi s kasi
komunikas petugas antara antara terjali antara terjali ramah petugas
i yang baik dan petugas petuga n masyara n , kalau dan
antara masyarak dan s dan secara kat denga ditany masyara
petugas at sudah masyara masya intens dengan n baik a kat
pelaksana terjalin kat rakat karena petugas yaitu selalu terjalin
vaksinasi dengan sudah sudah petuga terkada petuga menja ketika
covid 19 baik. terjalin terjali s ng s tidak wab pelaksa
dengan Petugas dengan n memb dilaksan pernah naan
masyarakat selalu baik. denga eri akan marah vaksin
? memberi n baik. nomer melalui ketika atau
informasi layana whatsap ditany juga
seputar n p atau ai oleh ketika
vaksinasi terkait juga masar dipuske
dan covid petugas akat smas
selalu 19 dan selalu sepuut
menjawa vaksin member ar
b asi i vaksin
pertanyaa covid informa
n 19 si
masyarak ketika
at yang masyara
masih kat
ragu-ragu bertany
terhadap a
49

vaksinasi melalui
covid 19 loket
atau
pusat
informa
si
4 Bagaimana Komunik Selalu Komu Petuga Komuni Kmun Komu Komuni
bentuk asi berkom nikasi s kasi ikasi nikasi kasi
komunikas terjalin unikasi terjain selalu terjalin baik jelas sudah
i yang dengan dengan denga menjal dengan dan berjalan
dijalin baik, masyara n in baik mudah dengan
antara terbuka kat sangat komu untuk sangat
petugas dan jelas nikasi bertan baik,
pelaksana trasnpara denga ya jika dan
program nt n masih informa
vaksinasi masya bingu si yang
covid 19 rakat ng diberika
dengan terkait n sangat
masyarakat vaskin jelas
? asi
covid
19
5 Bagaimana Komunik Semua Sudah Sudah Kurang Komu Sudah Komuni
komunikas asi antar penang baik baik begitu nikasi baik kasi
i antar penangun gung karna mengert sudah lancar
penanggun g jawab jawab semua i karna baik dan
g jawab sudah menget oetuga jarang karna semua
dengan baik ahui s bisa berkom semua mengua
masyarakat karna dan memb unikasi petuga sai
jika ada memah erikan dengan s jika mengen
masyarak ami inform petugas ditany ai
at yang mengen asi a informa
bertanya ai yang menge si
tidak vaksina masya nai vaksina
perlu si covid rakat vaksin si covid
dilempa- 19 butuh asi 19
lempar kan covid
harus menge dapat
bertanya nai memb
pada vaksin erikan
siapa asi jawab
an
yang
dapat
dipaha
mi
50

oleh
masyr
akat

Hasil wawancara dalam tabel diatas dengan informan triangulasi

menunjukkan bahwa masyarakat sudah mendapatkan informasi yang cukup jelas

dan memadai mengenai vaksinasi Covid 19. Informasi terebut sebagian besar

didapatkan dari petugas Puskesmas Sragi 01 yang dalam hal komuniksi tidak

pernah menyulitkan masyarakat apabila masyarakat membutuhkan informasi yang

diinginkan.

Komunikasi merupakan salah satu variabel penting yang mempengaruhi

keberhasilan pencapaian tujuan dari Implementasi kebijakan publik. Komunikasi

dalam implementasi kebijakan memiliki 3 indikator yaitu transmisi, kejelasan, dan

konsisten. Komunikasi transmisi kepada para pelaksana kebijakan yaitu dengan

cara sosialisasi, menginformasikan menggunakan media sosial, dan

menyampaikan langsung kepada masyarakat saat melakukan pelayanan. Berikut

hasil wawancara dengan Informan mengenai komunikasi perihal Penerapan

Kebijakan Vaksin Covid-19 adalah sebagai berikut:

“Sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan mengenai vaksinasi covid 19,


maka Kami melakukan komunikasi perihal kebijakan ini dengan cara
mengsosialisasikan kepada Lurah-lurah, perangkat, kepala lingkungan
kemudian diteruskan kepada masyarakat di wilayahnya masing-masing,
kami juga mencantumkan informasi tentang kebijakan tersebut di loket
pelayanan dan menginformasikan melalui sosial media ”.(Wawancara IU
1, 10 Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa adanya

komunikasi dengan indicator transmisi dilakukan oleh pemerinah dengan


51

melakukan sosialisasi dan memberikan informasi melalui media sosial maupun

disampaikan langsung kepada masyarakat saat melakukan pelayanan. Adapun

hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas Sragi 01 mengenai cara penyaluran

informasi pelaksanaan Vaksinasi sebagai berikut:

“Kami menginformasikan kepada setiap Kelurahan bahwa adanya kegiatan


vaksin Covid-19 dengan menyertakan jenis Vaksin, dosis, lokasi dan
waktu pelaksanaan vaksin dengan cara menggunakan aplikasi WhatsApp
kemudian kelurahan menyampaikan kepada warganya secara langsung
maupun melalui Sosial Media ” (Wawancara dengan IU 2, 11 Agustus
2022).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa transmisi

mengenai pelaksanaan vaksin Covid-19 dilakukan secara langsung dan dengan

cara menggunakan aplikasi sosial media yang dapat mudah dijangkau oleh

masyarakat. Adapun hasil wawancara salah satu masyarakat dalam wilayah kerja

Puskesmas 01 Sragi mengenai penyaluran informasi tentang kebijakan Vaksinasi

Covid-19 ini yang mengatakan bahwa:

“Mengenai kebijakan wajib melakukan Vaksinasi agar bisa saya


mendapatkan informasi dari sosial media yang ada, dari pihak among desa
juga mengenai himbauan untuk melakukan vaksinasi covid 19.
(Wawancara dengan IT 1, 08 Agustus 2022).
Kejelasan informasi merupakan hal penting karena adanya kejelasan

komunikasi diharapkan tidak akan menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi

antara pembuat kebijakan, pelasana kebijakan, dan masyarakat. Adapun mengenai

kejelasan komunikasi sesuai dengan informasi yang diutarakan oleh informan

dalam wawancara berikut ini:

“Semua informasi kami sampaikan sangat jelas mengenai keuntungan dan


kerugian menajalankan vaksinasi covid 19, hal ini agar masyarakat juga
tidak bingung mengenai vaksinasi covid 19. Seperti halnya kami
52

menyampaikan bahwasanya nantinya sertifikat vaksin yang akan menjadi


syarat baru untuk mendapatkan pelayanan di seluruh instansi. Sehingga
yang tidak melakukan vaksin akan mendapatkan pelayanan.”(Wawancara
dengan IU 3, 10 Agustus 2022).
Bedasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa kejelasan

merupakan unsur penting dalam penyampaikan informasi agar masyarakat tidak

bingung ataupun merasa ambigu terhadap kebijakan tersebut. Adapun hasil

wawancara dengan salah satu masyarakat Sragi mengenai kejelasan informasi

yang didapatkan perihal Kebijakan Wajib melakukan Vaksinasi Covid-19 sebagai

berikut :

“Informasi tentang kebijakan wajib sertifikat Vaksin Covid-19 ini saya


dapatkan saat melakukan pengurusan di kantor kelurahan bahwa setiap
pengurusan wajib memperlihatkan sertifikat Vaksinnya dan kalau
masyarakat tidak bisa melakukan vaksin maka masyarakat bisa
memperlihatkan hasil screening dari pihak kesehatan agar bisa
mendapatkan pelayanan. Maka dari itu saya berfikir untuk melakukan
vaksinasi covid 19 untuk mempermudahkan urusan saya”. (Wawancara IT
2, 8 Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat

Sragi sudah mendapatkan kejelasan informasi mengenai kebijakan Vaksinasi

Covid 19. Informasi yang dilakukan berupa pemberian kejelasan informasi

apabila masyarakat tidak melakukan vaksinasi covid 19 akan susah untuk

mendapatkan pelayanan umum. Informasi mengenai penerapan kebijakan

Vaksinasi Covid 19 sudah dilakukan dengan sangat jelas dan terbuka kepada

masyarakat, akan tetapi masih ada beberapa masyarakat yang merasa keberatan

dalam melaksanakan vaksinasi Covid 19. Hal ini sesuai dengan informasi yang

diberikan oleh informan dalam hasil wawancara berikut ini:

“Saya rasa memang sudah jelas mengenai informasinya, bahkan saya juga
tau kalau nantinya sertivikat vaksin yang kita peroleh setelah vaksin akan
53

memudahkan kita untuk beberapa aktivitas. Tapi jujur saya masih takut
melakukan vaksin, dan kebetulan saya juga punya penyakit bawaan yang
tidak memperbolehkan untu divaksin”. (Wawancara dengan IT 5, 15
Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa meskipun

sudah mengandung informasi yang jelas, akan tetapi masih terdapat faktor lain

yang menjadikan masyarakat Sragi takut untuk melakukan vaksinasi Covid 19.

Salah satu alasan kuatnya adalah karena penyakit bawaan yang dimiliki.

Unsur berikutnya dalam komunikasi adalah konsistensi. Konsistensi

diperlukan agar kebijakan yang diterapkan tidak berubah-ubah, sehingga tidak

menimbulkan bias informasi pada masyarakat. Adapun hasil wawancara dengan

informan mengenai konsistensi komunikasi pada penerapan kebijakan

pelaksanaan Vaksinasi Covid 19 adalah sebagai berikut :

“Kami sebagai team pelaksana tentunya berusaha untuk menerapkan


kebijakan tersebut agar tujuan diberlakukan kebijakan tersebut dapat
tercapai, pada awal kebijakan ini diberlakukan kami menghimbau dengan
tegas kepada seluruh petugas untuk selalu memberikan informasi yang
jelas agar tidak ada kesalahan informasi, dan membantu masyarakat yang
akan melaksanakan vaksinasi covid 19. Semua pemberian informasi dan
pelayanan yang prima harus diberikan secara adil dan merata tanpa
memandang status sosial”. (Wawancara dengan IU 2, 11 Agustus 2022).
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pemerintah

Kecamatan telah melakukan upaya mempertahankan konsistensi kebijakan wajib

melakukan Vaksinasi Covid-19 tersebut dengan menhimbau dengan tegas petugas

pelayanan untuk selalu memberi komunikasi dan pelayanan prima pada

masyarakat. Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

komunikasi dalam penerapan kebijakan Vaksinasi Covid-19 dengan melihat dari 3

nilai indikator komunikasi yaitu Transmisi, kejelasan, dan konsistensi dapat


54

dikatakan cukup efektif. Hanya saja masih terdapat masyarakat yang tidak

melakukan vaksinasi covid 19 bukan karena tidak mendapat informasi yang jelas

mengenai vaksinasi covid 19, akan tetapi disebabkan karena adanya faktor lain

yaitu memiliki penyakit bawaan yang mengharuskan untuk tidak di vaksin

4.3 Sumber Daya

Peran sumber daya merupakan hal yang penting sebagai penentu keberhasilan

program vaksinasi Covid-19 di wilayah Kerja Puskesmas Sragi I. Sumber daya

dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 meliputi Sumber Daya manusia

(Pemegang program vaksinasi Covid-19, Petugas Promkes, dan Bidan) serta

Sarana dan Prasarana. Hasil wawancara mengenai sumber daya oleh petugas

pelaksana vaksinasi Covid-19 Puskesmas Sragi adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 5 Hasil Unstructured Interview Informan Utama Variabel Sumber Daya

No Pertanyaan IU 1 IU 2 IU 3 IU 4
1.Berapa jumlah Jumlah Jumlahnya Jumlahnya Jumlahnya
SDM/pegawai di petugas sudah sesuai sudah yang jelas
Puskesmas Sragi I, pelaksana dengan memadai, sudah sesuai
terkait dengan vaksinasi kebutuhan sesuai dengan dan hampir
kebijakan vaksinasi covid 19 masyarakat kebutuhan seluruh
covid 19? apakah disesuaikan masyarakat petugas
mencukupi? dengan dan sesuai kesehatan di
kebutuhan di dengan Puskesmas
lapangan. tugasnya terlibat.
masing-
masing
2.Bagaimana Kemampuan Petugas sudah Kemampuan Kemampuan
kemampuan petugas memiliki petugas dalam petugas
implementor dalam sudah sangat pengetahuan vaksin sudah sudah sangat
pelaksanaankebijakan? baik dan mngenai baik baik dan
memahami vaksinasi covid memahami
mengenai 19 dan memiliki mengenai
dosis Vaksin ketrampilan dosis Vaksin
Covid 19 yang baik Covid 19
55

3.Apakah terdapat Ada Sudah ada Sudah ada, Ada


pelatihan-pelatihan beberapa dan semua beebrapa
peningkatan pelatihan dan mengikuti pelatihan
kualitasSDM? sosialisasi untuk
kepada nakes memfasilitasi
nakes
4.Bagaimana dengan Sudah Sudah cukup Sudah Sudah
sarana sebagai memadai dan memadai dan memadai dan lengkap dan
penunjang sudah cukup membantu sudah cukup memadai
implementasi membantu membantu
kebijakan vaksinasi dalam dalam
covid 19? pelaksanaan pelaksanaan

5.Darimana sumber Dana berasal Dana berasal Dana berasal Dana berasal
anggaran pelaksanaan dari dari Pemerintah dari dari
kebijakan vaksinasi Pemerintah Pemerintah Pemerintah
covid 19 berasal?
Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa jumlah petugas vaksinasi covid

19 sudah memnuhi dalam pelaksanaan agenda kegiatan vaksinasi Covid 19.

Implementor dalam vaksinasi Covid 19 di Kecamatan Sragi juga sudah memiliki

kompetensi terkait Vaksinasi Covid 1 9 , sehingga kendala tekhnis di lapangan

hampir tidak ditemukan selama proses pelaksanan vaksinasi Covid 19.

Kompetensi petugas pelaksana vaksinasi Covid 19 didapatkan melalui pelatihan-

pelatihan yang diadakan oleh pemerintah, sehingga nantinya ketika berada di

lapangan para petugas kesehatan sudah tidak lagi mendapati kendala yang berarti

dan vaksinasi covid 19 dapat berjalan dengan lanca serta diiukuti seluruh warga

Sragi

Tabel 4. 6 Hasil Unstructured Interview Informan Triangulasi

Variabel Sumber Daya


No Pertanyaan IT 1 IT 2 IT 3 IT 4 IT 5 IT 6 IT 7 IT 8
1 Berapa Yang semua Saya Kurang Jumlahny Kurang Kuran Jumla
56

jumlah saya yang kurang tahu tapi a kuang tahu g hnya


SDM/Petu tahu terlibat tahu tapi sepertiny tau pasti tapi begitu kurang
gas banyak sebagai sepertiny a tapi sepertin tahu begitu
Pelaksana, pelaksa a banyak jumlahny semua ya menge
terkait na itu a beda- petugas jumlahn tahui
dengan petugas beda dari ya
implement puskes tergantun puskesma beda-
asi mas g s beda
kebijakan kegiatann tergantu
vaksinasi ya pas ng
covid 19? apa dan kegiata
apakah dimana nnya
mencukupi pas apa
? dan
dimana
2 Bagaimana Sudah Profesio Sudah Sudah Cukup Sudah Profes Profes
kemampua cukup nal cukup banyak baik cukup sional ional
n berpeng membant berpeng
implement alaman u alaman
or dalam
pelaksanaa
n
kebijakan?

3 Apakah Ada Ada Ada Seringa Ada Ada Sudah Ada


terdapat da Sosialisas Pernah
sosialisai sosialisas i Sosiali
terhadap i sasi
masyarakat
mengenai
kebijakan
vaksinasi
Covid 19?
4 Bagaimana Cukup Cukup Lengkap Lengkap Sudah Lengka Sudah Sudah
dengan memad lengkap dan cukup p cukup lengka
sarana ai sangat lengkap mema p
sebagai bervariasi untuk dai
penunjang pelaksana
kegiatan an
kebijakan
vaksinasi
covid 19?
Sumber daya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebrhasilan

dalam pelaksanaan kebijakan, beberapa unsur seperti pemberian dukungan sumber


57

daya manusia, informasi, wewenang maupun sarana dan prasarana dapat

menunjang keberhasilan dalam pelaksanaan vaksinasi covid 19. Sumber daya

manusia yang baik sangat di perlukan guna untuk melaksanakan kebijakan yang

diterapkan sehingga dalam proses mencapai tujuan kebijakan pelaksanaan bisa

tercapai dengan baik. Adapun hal ini sesuai dengan informasi yang diberikan oleh

informan dalam hasil wawancara beriut ini:

“Terkait dengan kebijakan Implementasi Vaksinasi Covid 19, maka sebagai


pelaksana kebijakan di tingkat Kecamatan Kami memerintahkan semua
pihak seperti petugas Kecamatan dan Kelurahan untuk memanfaatkan SDM
yang ada terutama dalam penyampaian informasi terkait vaksinasi covid 19,
dalam hal pelaksanaan kegiatan vaksinasi covid 19 yaitu tenaga kesehatan
yang ada pada layanan kesehatan sudah dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya untuk mempercepat laju pelaksanaan vaksinasi Covid-19, kami
melibatkan sumber daya manusia yang ada yaitu staff dan beberapa tenaga
kerja honorer lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan vaksinasi covid
19, kami berusaha dengan baik untuk menerapkan kebijakan tersebut karena
kebijakan ini merupakan arahan dari pemerintah dan Bupati”(Wawancara
dengan IU 01, 11 Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatahui Kepala Puskesmas dan

Petugas Kesehatan Puskesmas Sragi I selaku pelaksana kebijakan tidak hanya

memanfaatkan SDM yang di Puskesmas saja akan tetapi juga meminta bantuan

kepada beberapa petugas pemerintahan lainnya untuk mensosialisasikan

pelaksanaan Vaksinasi Covid 19. Komitmen petugas pelaksana kegiatan

Vaksinasi Covid 19 pun juga ditingkatkan untuk mempermudah masyarakat

melakukan vaksin sehingga masyarakat juga dengan mudah bisa menerima

pelayanan administratif maupun untuk membentuknya kekebalan tubuh tehadap

serangan Virus Covid19. Hal ini sesuai dengan informasi yang diberikan oleh

informan dalam hasil wawancara berikut ini:


58

“Peran yang paling penting dalam upaya penerapan kebijakan ini dengan
baik yaitu berada di staff pelayanan, karena mereka yang berhadapan
dengan masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan vaksinasi covid 19 ,
maka dari itu kami selalu menghimbau kepada semua pihak yang terlibat
agar selalu memberi pelayanan yang baik”.(Wawancara dengan IU 3, 13
Agustus 2022)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa ada banyak

upaya yang dilakukan untuk menghimbau SDM yang ada agar dapat menjalankan

tugas dan kebijakan tersebut dengan baik. Adapun hasil wawancara dengan

Koordinator petugas Vaksin covid-19 Puskesmas Sragi 1 mengenai pemanfaatan

Sumber Daya Manusia yang ada dalam kegiatan Vaksin Covid-19 adalah sebagai

berikut :

”Kami sebagai pelaksana kegiatan Vaksin Covid-19 khususnya di wilayah


Sragi, dalam hal upaya percepatan laju Vaksinasi kami memerlukan Vaksin
Covid-19 tersebut, tentu saja kami juga memiliki SDM petugas kesehatan
yang benar-benar paham mengenai penggunaan vaksin tersebut sehingga
terhindarnya kesalahan dalam penyaluran Dosis Vaksin ke Tubuh
penerima”. (Wawancara dengan IU 4, 13 Agustus 2022).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pemanfaat

SDM petugas kesehatan maupun Vaksin Covid-19 sudah di manfaatkan dan

disalurkan dengan baik kepada masyarakat yang telah bisa memenuhi syarat

melakukan Vaksin sehingga masyarakat yang telah melakukan vaksin nantinya

sudah bisa menikmati kemudahan pelayanan. Kebijakan Wajib sertifikat Vaksin

ini bertujuan sebagai upaya pemerintah Kabupaten Pekalongan untuk mencapai

target Vaksinasi Covid-19, maka dari itu adanya penyaluran Sumber daya vaksin

yang cukup banyak disalah satunya adalah di Puskesmas yang ada di Kecamattan
59

Sragi, dimana ini juga merupakan upaya pemerintah untuk mencapai tujuan dari

dikeluarkan kebijakan tersebut.

Selain SDM, sarana dan prasarana juga menjadi salah satu unsur yang

menunjang implementasi kebijakan vaksinasi covid 19 di wilayah Sragi.Tanpa

adanya Fasilitas sarana dan prasana yang menunjang dan mendukung maka

implementasi kebijakan tidak akan berhasil secara maksmimal. Hal ini sejalan

dengan informasi yang diberikan oleh salah satu informan dalam wawancara

berikut ini:

“Perihal mensosialisasikan kebijakan tersebut dengan pihak-pihak kelurahan


tentunya kami memanfaatkan dengan sebaik-baiknya seperti fasilitas ruang
Aula yang tersedia di kantor Kecamatan Sragi, kemudian untuk pelaksanaan
Vaksinasi, kami bersama dengan segala pihak yang ada, seperti keamanan,
pihak Satuan Tugas Covid-19, pihak kelurahan, Pihak pelaksana Vaksinasi
dan pihak lainnya tentunya membutuhkan sarana dan prasana seperti kursi,
meja, kendaraan dll sehingga dalam pelaksanaan Vaksin masyarakat juga
merasa nyaman dengan fasilitas yang ada”. (Wawancara dengan IU 2, 11
Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber

daya yang digunakan bukan hanya tentang SDM maupun Fasilitas yang ada

namun wewenang dan sumber daya informasi juga menjadi faktor pendukung

maupun penunjang dalam pencapaian tujuan. Sumber Daya dalam implementasi

Kebijakan Vaksinasi Covid-19 bisa di katakan efektif karena sumber Daya yang

ada sudah digunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Selain

itu sarana dan prasarana yang dibutuhkan juga sudah cukup memadai, sehingga

hal ini cukup membantu dalam implementasi kebijakan vaksinasi Covid 19. Hal

ini sesuai dengan informasi yang diberikan oleh informan dalam hasil wawancara

berikut ini:
60

“Sejauh ini sarana dan prasarana sudah cukup memadai. Jadi kami tidak
begitu terkendala dalam masalah sarana dan prasarana. Ya mungkin karna
memang semua berusaha bersinergi kepada kesuksesan pelaksanaan
vaksinasi covid 19 jadi semuanya memang tersedia dengan baik dan
lengkap”. (Wawancara dengan IU 1, 10 Agustus 2022).
Hal serupa juga disampaikan oleh masyarakat yang menyatakan dalam proses

vaksin semua yang dibutuhkan masyarakat sudah disediakan oleh petugas

kesehatan. Informasi tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan oleh informan

dalam wawancara berikut ini:

“Saya merasakan sudah semua, bahkan kadang setalh vaksin kami diberikan
makanan kecil seperti bakpao, pernah juga kita diberikan souvenir seperti
jilbab. Sambil menunggu antrian vaksin juga kita disediakan snack, dan the
hangat gratis”. (Wawancara dengan IT 2, 15 Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang

berkaitan dengan SDM, Sarana dan Prasarana semua sudah sesuai dengan

kebutuhan pelaksanaan vaksinasi Covid 19. Kedua hal tersebut juga sudah banyak

memudahkan petugas kesehatan dalam melaksanakan kegiatan Vaksinasi Covid 1

4.4 Disposisi

Tabel 4. 7 Hasil Unstructured Interview Informan Utama Variabel Disposisi

No Pertanyaan IU 1 IU 2 IU 3 IU 4
1.Bagaimana sikap Sikap kami Selalu Mendukung Mendukung
pelaksana kebijakan tentu bersikap program dengan cara
terhadap mendukung, positif dan Pemerintah memberikan
implementasi pogram dan berusaha berusaha dengan pelayanan
vaksinasi ini? melakukan untuk melaksanakan sebagusbagusnya
dengan sebaik memudahkan sebaik-
mungkin baiknya
2.Apakah Dinas Sangat Mendukung Mendukung mendukung
Kesehatan mendukung dan terkadang
mendukung penuh memberi
dengan adanya bantuan
implementasi
kebijakan vaksinasi
Covid 19 ini?
3.Bagaimana komitmen Berusaha Berkomitmen Berkomitmen Beusaha
61

pelaksana dalam memberikan dengan dengan memberikan


mengimplementasikan pelayanan memberikan memberikan pelayanan
kebijakan vaksinasi terbaik, pelayanan kemudahan terbaik, memberi
covid 19? memberi sebaik- dalam kemudahan, dan
kemudahan, baiknya pelayanan juga
dan juga memfasilitasi
memfasilitasi masyarakat untuk
masyarakat melaksanakan
untuk vaksinasi covid
melaksanakan 19
vaksinasi
covid 19
4.Apakah terdapat Hambatannya Hampir tidak Hambatannya Hambatannya
hambatan yang adalah ada selain kadang belum
ditemukan dalam terkadang capek masyarakat menemukan
implementasi masyarakat masih sering hambatan yang
kebijakan vaksinasi masih sering mendapatkan begitu berarti
covid 19? menyepelekan informasi
yang tidak
benar terkait
vaksinasi

Tabel 4. 8 Hasil Unstructured Interview Informan Triangulasi Variabel Disposisi

No Pertanyaan IT 1 IT 2 IT 3 IT 4 IT 5 IT 6 IT 7 IT 8
Bagaimana
1. Sikap Baik Sikap Baik Sangat Sangat Sikap Sikap
sikap petugas petugas baik dan baik petugas petuga
Petugas sangat baik, menyena dangat s
Kesehatan baik taah dan ngkan ramah selalu
terhadap informat terhadap memb
implement if pasien antu
asi perda pasien
kebijakan
vaksinasi
covid 19
ini?

Bagaimana
2. DIlaksan Dilaksa Dilaksana Dilaksa DIlaksana Dilaksa Dilaksan Diselen
pelaksana akan di nakan kan nakan kan di nakan akan ggraka
an teknis kelurah kadan berulang beebra keluraha beberp bersama n oleh
dari an- g kali pa kali n- a kali an anggot
implemen kelurah bersa di keluraha dalam dengan a DPR
tasi an maan kelura n sebula kegiatan dan
kebijakan denga han, n kesehata bekerj
62

vaksinasi n balai n asama


covid 19 kegiat desa, lainnya denga
yang an atau n
dilakukan posya bareng pihak
oleh ndu an Puskes
Petugas denga mas
Kesehata n
n posya
Puskesma ndu
s Sragi I?
Apakah
3. Hambata Hambat Hambatan Hambat Hambata Punya Punya Punya
terdapat nnya annya nya annya nnya penya penyakit penya
hambatan antrian lokasi ketika antrin antrian kit bawaan kit
yang kadang vaksin pelaksan ya kadang bawaa sehingg bawaa
ditemukan terlalu asi aan panjan terlalu n a takut n
dalam panjang terlalu kadang g Panjang sehing untuk sehing
implement jauh bertepata dan ga divaksin ga
asi dan n dengan malas takut tidak
kebijakan terlalu kondisi untuk untuk boleh
vaksinasi ramai badan mengant divaks dan
covid 19 yang ri in memut
tersebut? tidak uskka
begitu fit n
untuk
tidak
vaksin
Dalam implementasi kebijakan tidak boleh terjadi kesenjangan antara

pembuat dan implementor kebijakan dan hendaknya diantara keduanya terjalin

hubungan yang saling mendukung agar implementasi kebijkan berhasil dengan

baik. Mengenai sikap yang diambil dalam menghadapi masalah implementasi

kebijakan Vaksinasi Covid-19 ini adalah sebagai berikut:

“Sebagai bawahan pemerintah Kabupaten dan pelaku pelayanan kesehatan


kami harus menjalankan perintah pimpinan dengan penuh tanggungjawab
sekaligus membujuk dan menjelaskan kepada masyarakat jika ada yang
kurang setuju dengan kebijakan ini sehingga masyarakat tidak merasa
dipaksa tetapi merasa itu merupakan kewajiban karena dalam setiap tuntutan
hak selalu ada kewajiban dan apabila ada masyarakat yang tidak bisa
melakukan vaksin kami menghimbau untuk mempunyai surat keterangan
dari dokter yang menyatakan tidak dapat melakukan Vaksin”. (Wawancara
dengan IU 1, 10 Agustus 2022).
63

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa petugas

pelayanan kesehatan sudah berusaha memberi pelayanan yang terbaik agar tujuan

pelaksanaan vaksinasi covid 19 ini dapat terlaksana dengan baik. Pelaksanaan

vaksinasi covid 19 berjalan dengan baik, dan diwujudkan melalui pelayanan yang

prima bagi masyarakat. Petugas kesehatan berkomitmen untuk selalu memberi

kemudahan dan keterbukaan informasi bagi masyarakat yang membutuhkan

pelayanan maupun informasi terkait dengan vaksinasi covid 19. Adanya

kebijakan vaksinasi covid 19 ini kemudian juga direspon baik oleh masyarakat,

akan tetapi dalam kenyataan dilapangan masih ditemukan masyarakat yang

memilih untuk tidak melakukan vaksinasi Covid 19. Hal ini dikarenakan beberapa

masyarakat masih enggan untuk datang ke layanan vaksinasi covid 19 karena

lokasi terlalu jauh maupun antrian yang terlalu Panjang. Hal ini sesuai dengan

yang diutarakan informan dalam wawancara berikut ini:

“Saya memang senang ada vaksinasi covid, saya pun juga tau tapi terkadang
lokasi pelaksanaan terlalu jauh, kadang waktunya juga pas saya bekerja,
kemudian yang paling membuat malas adalah antriannya terlalu Panjang”.
(Wawancara dengan IT, 5 14 Agustus 2022).
Berdasarkan penyampaian hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

hambatan yang ditemui ketika pelaksanaan vaksinasi covid 19 adalah bukan

karena masyarakat takut akan efek dari vaksin akan tetapi lebih kepada alasan

bahwa masyarakat enggan datang ke pusat penyedia pelayanan vaksinasi Covid 1

4.5 Kebijakan Struktur Birokrasi

Tabel 4. 9 Hasil Unstructued Interview Informan Utama

N Pertanyaan IU 1 IU 2 IU 3 IU 4
o
64

1.Bagaimana Struktur Struktur Struktur Struktur


struktur birokrasi birokrasi birokrasi birokrasi
organisasi di sudah sesuai tersusun tersusun sudah
Puskesmas dengan dengan baik dan tersusun
Sragi I? tatanan. dimana kami terlaksana dan
Dimana menjalankan sesuai terhubung
atasan kami vaksinasi dengan dengan
adalah dinas sesuai sop, tupoksinya masing-
Kesehatan serta perintah masing- masing
kota dari dinas dan masing tupoksi
pekalongan pemerintah
yang
membawa
mandate
langsung dari
pemerintah
untuk
pelaksaan
vaksinasi
2.Bagaimana Pembagian Pembagian Pembagian Pembagian
dengan kewenangan kewenangan kewenanga kewenanga
pembagian d an dilaksanakan n sudah n sudah
kewenangan tanggung dengan sesuai baik dan
dan jawab sesuai meposisikan dengan sudah
tanggungjawa dengan petugas kemmapua sesuai
b antar bidangnya Kesehatan n kerja
bagian? masing- sebagai masing-
masing pelaksana masing
program petugas
vaksinasi covid
19
3.SOP Sudah ada Sop tentunya Sudah Pelaksanaa
Puskesmas sop dan ada, sudah sesuai sop n vaksinasi
Sragi I dalam semua tersosialisasika sudah
Implementasi melaksanaka n dan sesuai sop
Vaksinasi n dilaksanakan
Covid 19?

4.Bagaimana Hasilnya Hasilnya Masyarakat


hasil adanya masyarakat masyarakat lebih sadar
impementasi sekarang yang tadinya akan
kebijakan dalam tidak mau pentingnya
vaksinasi keadaan divaksin vaksinasi
covid 19? tervaksin dan berubah covid 19
ini dapat menjadi tidak dan
melindungi keberatan bersedia
65

mereka dari untuk divaksin untuk


covid divaksin

Tabel 4. 10 Hasil Unstructued Interview Informan Triangulasi

No Pertanya IT 1 IT 2 IT 3 IT 4 IT 5 IT 6 IT 7 IT 8
an
1.Bagaim Peran Kurang Tid Setau Tidak Tidak Kuran Saya
ana secara begitu ak saya begitu tahu g tidak
mengen pasti tahu tahu ikut menge menge meng
ai peran tidak untuk mema rti rti etahu
kepala tahu peran ntau tugas i
puskesm karna kepala proses kepala karna
asn Ketika puskes pelaks sekola tidak
dalam dilapa mas aan h meng
Pelaksa ngan vaksin enal
na yang asi kepal
Implem kami covid a
entasi tau ya 19 puske
Kebijak pokon smas
an ya nya
Vaksina semua
si Covid petuga
19? s
puskes
mas
2.Apa Peran Peranny Per Selam Meny Memb Menol Seba
peran nya a ana a ini untik erikan ong gai
petuga melak melaksa n petuga dan inform masya tenag
s sanaka nakan petu s memb asi rakat a
pelaks n program gas memb erikan tentan untuk Kese
ana vaksin vaksinas unt antu vaksin g dapat hatan
progra asi i covid uk memb vaksin vaksin yang
m covid 19, dan me erikan mem
vaksin 19, mendek mba inform berik
asi nyunti ati ntu asi an
covid k, dan masyara mas tentan infor
19 menso kat agar yara g masi
dalam sialisa bersedia kat vaksin serta
mengi sikan untuk unt dan sunti
mplem divaksin uk memb kan
entasik men antu vaksi
an dap dalam n
vaksin atka pelaks sesua
66

asi n anaan i
covid vak vaksin dosis
19? sina
si
covi
d
19.
3.Bagaim Masya Semaki Mas Vaksi Masya Masya Semak Tered
ana rakat n yara n rakat rakat in ukasi
hasil jadi banyak kat menja teredu sragi menge tenta
adanya mau masyara jadi di kasi terbant tahui ng
kebijaka untuk kat yang tau tidak menge u manfa vaksi
n vaksin tau vak menge nai denga at dan n
vaksinas vaksin sin rikan vaksin na dampa
i covid dan mau untuk danya k dari
19 bagi divaksin masya penera vaksin
masyara rakat pan
kat vaksin
sragi? ,
sehing
ga
masya
rakat
tau
kapan
jadwal
vaksin
dan
manfa
at
vaksin

Struktur birokrasi berperan dalam sistematis dan massive-nya dalam

menjalankan pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Tujuan dari struktur birokrasi

merupakan upaya pemerintahan lebih mudah untuk pembagian tugas dan

tanggung jawab pada tiap individu dalam menjalankan vaksinasi Covid-19. Selain

itu, bisa membantu pemerintah dalam menempatkan individu-individu yang

berpotensi dan memiliki kompeten sesuai dengan bidang dan keahliannya.


67

Struktur birokrasi memiliki dua aspek yaitu Standars Operasional Prosedure

(SOP) dan fragmentasi atau penyebaran tanggungjawab. Fungsi SOP sebagai

pedoman dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19, sebagai dasar hukum

pelaksanaan vaksinasi Covid-19, sebagai informasi hamabatan tim vaksinator dan

sebagai tolak ukur kedisplinan tim vaksinator dalam menjalankan pelaksanaan

vaksinasi Covid-19. Oleh sebab itu, SOP bergitu penting dalam pelaksanaan

vaksinasi Covid-19. SOP yang diterapkan dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19

sangat baik berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor HK.01.07/MENKES/4638/2021 Tentang Petunjuk Teknik Pelaksanaan

Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19. Sehingga

pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Sragi sesuai dengan

SOP yang tertuang dalam keputusan menteri kesehatan. Hasil wawancara

mengenai struktur birokrasi petugas pelaksana vaksinasi Covid-19 Puskesmas

Sragi adalah sebagai berikut.

Implementasi kebijakan yang bersifat komplek menuntut adanya kerjasama

banyak pihak. Ketika struktur birokrasi tidak kondusif terhadap implementasi

suatu kebijakan, maka hal ini akan menyebabkan ketidakefektifan dan

menghambat jalannya pelaksanaan kebijakan. Adapun hasil wawancara dengan

informan mengenai struktur birokrasi dengan ukuran Standar Operating Prosdures

(SOP) dalam upaya penerapan kebijakan wajib Vaksinasi Covid-19 adalah

sebagai berikut :

“Semua pelaksanaan kami laksanakan sesuai dengan prosedur yang ada.


Sehingga tidak ada pelaksanaan yang menyalahi aturan. Apalagi kebijakan
68

vaksinasi covid ini nantinya akan berpengaruh terhadap kemudahan layanan


umum bagi masyarakat” (Wawancara dengan IU 2, 11 Agustus 2022).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui dalam upaya tujuan

diberlakukan kebijakan wajib vaksinasi covid-19 selain untuk membebaskan

masyarakat dari virus Covid 19, tujuan vaksinasi covid dilaksanakan agar bisa

mendapatkan kemudahan pelayanan. Hasil wawancara diatas juga menjelaskan

bahwa pelaksanaan vaksinasi covid 19 juga sudah dilaksanakan sesuai dengan

SOP yang berlaku, dan dalam pelaksanaannya juga memerlukan sebuah struktur

birokrasi agar tujun vaksinasi covid 19 dapat tercapai dengan maksimal. Adapun

hasil wawancara dengan petugas pelaksana Covid-19 dipaparkan sebagai berikut:

“Adanya arahan dari pemerintah Kabupaten pekalongan mengenai target


percepatan Vaksinasi di Kabupaten Pekalongan di akhir tahun 2021,
kami sebagai petugas pelaksana vaksinasi Covid-19 tentunya harus
membangun kerja sama dengan pemerintah Kabupaten, Kecamatan,
kelurahan, hingga RT/RW, maupun petugas vaksinasi itu sendiri, seperti
disaat ada kegiatan vaksin di tiap kelurahan kami selalu ada untuk
membantu pelaksanaan, dan juga kami memiliki gugus tugas Covid di
tiap-tiap RT/RW dan meminta kepala RT untuk mendata masyarakatnya
yang bisa melakukan vaksin, dan jika ada masyarakat yang tidak mampu
berjalan ke lokasi vaksin maka kami dengan pihak polisi,TNI ataupun
Satpol PP menjemput masyarakat tersebut dan mengantarnya ke lokasi
Vaksin”.(Wawancara dengan IU 1, 10 Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dengan

adanya kebijakan yang dikeluarkan Oleh pemerintah kabupaten Pekalongan

menciptakan kerja sama antara berbagai pihak, bukan hanya antara pihak

pemerintah kecamatan dengan bawahan pemerintahannya, namun juga antara

pihak kesehatan, seperti petugas Vaksin maupun Gugus Covid-19 dan juga

dengan pihak keamanan yang ada. Berdasarkan beberapa hasil wawancara di atas

dapat disimpulkan bahwa struktur birokrasi yang terdiri dari SOP dan dalam

implementasi sebuah kebijakan merupakan hal yang penting agar sebuah tujuan
69

dari kebijakan bisa terlaksana dengan baik, dengan adanya koordinasi dan

kerjasama antar berbagai pihak maka masalah yang ditemukan bisa di segera

diselesaikan, seperti yang kita ketahui tujuan dikeluarkan kebijakan wajib Vaksin

untuk mempercepat laju penerima Vaksin Covid-19 Dosis satu maupun Dosis

kedua sehingga kerja sama antar berbagai pihak sangat penting untuk mencapai

tujuan utama kebijakan ini terapkan.


BAB V

PEMBAHASAN

Implementasi kebijakan Wajib Vaksinasi Covid-19 di Wilayah Kerja

Puskesmas Sragi 1 diberlakukan untuk membantu masyarakat agar terhindar dari

Covid 19, selain itu kebijakan wajib vaksinasi Covid 19 dapat digunakan untuk

menjadi syarat agar bisa mendapatkan pelayanan yang diinginkan, mulai di

berlakukan pada tanggal 1 Desember 2021 yang diedarkan pada tanggal 30

Novemver 2021 Melalui Surat Edaran bersama oleh Pemerintah Kabupaten

Pekalongan yang tujuannya adalah untuk mempercepat Laju Vaksinasi Covid-19

khususnya di Wilayah Administratif Kabupaten Pekalongan. Setelah diterapkan

Kebijakan Wajib Vaksin Covid-19 oleh Pemerintah yang menjadi syarat untuk

mendapatkan pelayanan, perjalanan dan berbagai bantuan dari pemerintah, maka

masyarakat mau tidak mau harus melakukan vaksinasi karena disetiap tuntutan

hak ada kewajiban yang perlu dilaksanakan. Masyarakat Sragi yang tidak

melakukan vaksinasi Covid 19 dapat meminta surat keterangan dari dokter atau

rumah sakit yang menerangkan mengapa tidak melakukan vaksinasi Covid 19.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh informan, program

vaksinasi merupakan program yang juga diwajibkan oleh pemerintah Kabupaaten

Pekalongan kepada seluruh masyarakat. Tidak terkecuali masyarakat Desa Sragi.

Vaksinasi Covid 19 sudah dilaksanakan sesuai prosedur, dimana Langkah awal

dilakukan dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai vaksinasi

Covid 9 dan kemudian membentuk komunikasi yang baik antara petugas

76
kesehatan dengan masyarakat. Bentuk komunikasi tersebut diwujudkan mealui

informasi secara langsung yaitu antara petugas dan masyarakat, dan juga

komunikasi secara tidak langsung baik melalui sosial media, maupun brosur yang

ditempelkan di Puskesmas, atau tempat keramaian.

Pelaksanaan Vaksinasii Covid 19 belum terlaksana secara maksimal

dikarenakan masih terdapat beberpa masyarkat yang merasa keberatan untuk di

vaksin. Penyebab utama masyarakat tidak melakukan vaksinasi Covid 19 bukan

karena kurang efektifnya kegiatan vaskinasi covid 19 yang sudah dilakukan oleh

pemerintah dan petugas kesehatan, akan tetapi karena adanya ketakutan mengenai

efek vaskinasi covid 19 dan adanya penyakit bawaan yang tidak memperbolehkan

untuk mendapatkan vaskinasi covid 19 baik dari dosis pertma hingga dosis

terakhir. Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa indikator yang

berkaitan dengan implementasi vaksiansi covid 19 di Puskesmas Sragi 01:

5.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan upaya yang penting dalam Implementasi kebijakan.

Pada Impementasi kebijakan Wajib Sertifikat Vaksin Covid-19 ini yang menjadi

ukuran dan tujuan kebijakan yaitu komunikasi antara pembuat kebijakan dan tiap

individu masyarakat mampu bertanggungjawab dalam pencapaian tujuan

kebijakan sehingga transimisi, kejelasan dan konsistensi implementasi kebijakan

berjalan efektif. Komunikasi diwujudkan dengan memberikan informasi kepada

masyarakat baik secara langsung maupun melalui media sosial seperti grup

whatsapp, maupun media seperti poster dan pamflet.

77
Tujuan membangun komunikasi yang intens ini dengan masyarakat adalah

untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai vaksinasi covid 19 dan

membantu masyarakat agar tidak mudah percaya dengan berita hoaks mengenai

vaksinasi covid 19. Dalam proses komunikasi yang dibangun masyarakat akan

diberikan informasi bagaimana kondisi akhir masyarakat setelah di vaksin, selain

itu masyarakat juga akan diberikan informasi mengenai jenis vaksinasi covid 19

serta kriteria masyarakat yang boleh dan tidak boleh di vaksin.

Berdasarkan teori Implemetasi Kebijakan yang dikemukakan oleh Edward III

(1980) Pada poin Komunikasi yang sudah dilakukan dalam menerapkan program

vaksinasi covid 19 dapat dikatakan sudah tepat kerena ada upaya yang dilakukan

pemerintah dalam mengsosialisasikan tentang kebijakan tersebut. Dari hasil yang

telah yang telah dilakukan peneliti, menemukan bahwa implementasi Kebijakan

Wajib Vaksinasi Covid-19 diedarkan pada tanggal 30 November 2021 ini sudah

terimplementasikan mulai tanggal 1 Desember 2021. Dari hasil wawancara yang

telah dilakukan mengenai kebijakan ini sudah dilaksanakan dengan cara

mensosialisasikan kepada pemerintah Kelurahan dan masyarakat baik secara

langsung maupun melalui sosial media.

5.2 Sumber Daya

Komponen yang dimaksud dalam sumber daya Suatu implementasi kebijakan

ini meliputi SDM jumlah staf, keahlian dari para pelaksana, informasi yang

relevan dan cukup untuk mengimplementasikan kebijakan dan pemenuhan

sumber-sumber terkait dalam pelaksanaan kebijakan, adanya kewenangan yang

menjamin bahwa kebijakan dapat diarahkan kepada sebagaimana yang

78
diharapkan, serta adanya fasilitas-fasilitas pendukung yang dapat dipakai untuk

pengimplementasian kebijakan seperti sarana dan prasarana.

Secara keseluruhan Sumber Daya Manusia yang dalam hal ini petugas

kesehatan sudah melakukan tugasnya masing-masing, petugas dibagi sesuai

bagian yang diperlukan dalam pelaksanaan vaksiansi covid 19 dari meja

pendaftaran, meja pengecekan Kesehatan hingga meja pemberian vaksinasi covid

19. Dalam proses pelaksanaan tidak ada petugas yang memegang peranan ganda,

hal ini dimaksudkan agar petugas dapat fokus dengan tugasnya masing-masing.

Berikutnya berkaitan dengan sarana dan prasara yang dibutuhkan untuk

pelaksanaan vaksinasi covid 19 seperti alat Kesehatan, hingga ambulance juga

sudah disediakan secara lengkap selama proses vaksinasi covid 19. Adapun

pelaksanaan vaksinasi covid 19 ini tidak hanya dilakukan di Puskesmas akan

tetapi dilakukan di beberapa tempat seperti kelurahan hingga sekolah-sekolah

dengan dosis yang bertahap yaitu dosis 1 hingga dosis 3 sesuai jadwal yang

ditentukan

Berdasarkan teori implemetasi kebijakan yang dikemukakan oleh Edward III

(1980), dalam poin Sumber Daya telah dimanfaatkan dan digunakan dengan baik

yaitu petugas sudah menajalankan pperannya masing-masing dan menempati

posisi sesuai kebutuhan program implementasi vaksinasi Covid 19, kemudian

sarana dan prasarana juga sudah tersedia dengan lengkap serta dapat mendukung

untuk terlaksananya kebijakan yang diberlakukan terkait vaksinasi covid 19.

79
5.3 Disposisi

Salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas implementasi kebijakan

adalah sikap implementor. Bagaimana pihak implementor yaitu pemerintah

merespon masalah yang mucul dengan rasa tanggung jawab, jujur dan komitmen

dalam sebuah implementasi kebijakan. Dalam hal ini, berdasarkan teori

implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh Edward III (1980) pada poin

disposisi dapat dikatakan cukup berhasil karena Petugas Vaksinasi Covid 19 dapat

mengambil sikap beranggung jawab dan komitmen, sebagai pelayanan

masyarakat.

5.4 Struktur Birokrasi

kebijakan yang bersifat komplek menuntut adanya kerja sama banyak pihak

yang berpedoman kepada SOP dan fragementasi. Ketika struktur birokrasi tidak

kondusif terhadap implementasi suatu kebijakan, maka hal ini akan menyebabkan

ketidakefektifan dan menghambat jalannya pelaksana kebijakan. Dalam hal ini,

berdasarkan teori implemetasi kebijakan yang dikemukakan Edward III (1980)

pada poin struktur birokrasi dapat dikatakan cukup baik karena adanya hubungan

kerja sama pemerintah Kabupaten ke Pemerintah Kecamatan lalu pihak

Pemerintah Kecamatan melakukan Sosialisasi ini dengan Lurah-lurah dan

jajarannya kemudian menyampaikan kepada masyarakat mengenai kebijakan

wajib Vaksinasi Covid-19 yang kemudian dilaksanakan oleh petugas Puskesmas

Sragi 1, dengan tetap menerapkan SOP dan melaksanakan Fragmentasi tiap-tiap

staff atau pihak-pihak yang bersangkutan

80
Indikator yang berkaitan dengan implementasi sudah dilaksanakan dengan

baik, dimana upaya utama yang dilakukan untuk mengimplementasikan program

vaksinasi covid 19 adalah melalui komunikasi yang intens antara petugas

kesehatan dan masyarakat. Seluruh masyarakat sudah merespon baik semua upaya

sosialisasi vaksinasi covid 19, hanya saja dalam pelaksanaan vaksinasi covid 19

masih mendapat respon penolakan dari masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan program vaksinasi Covid 19

di Puskesmas Sragi 1 sudah terimplementasikan hanya saja belum maksimal.

Belum maksimalnya adalah dikarenakan masih terdapat masyarakat yang

kebertana untuk divaksin. Alasan atau faktor yang menjadikan masyarakat tidak

bersedia di vaksin adalah bukan karena faktor yang berasal dari pelayanan

kesehatan akan tetapi karna faktor yang berasal dari dalam diri yaitu karena

adanya penyakit bawan yang diderita yang kemudian memkasa mereka tidak

melaksanakan vaksinasi covid 19. Faktor lainnya yang berkaitan dengan isu-isu

mengenai vaksinasi covid 19 sudah dapat ditanggulangi oleh petugas layanan

kesehatan sehingga meminimalisir jumlah masyarakat yang tidak berkenan untuk

divaksin.

Upaya yang dilakukan untuk mengajak masyarakat melaukan vaksinasi

covid 19 adalah dengan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi

covid 19, selain itu juga menghimbau masyarakat dengan tidak mudah percaya

atas isu-isu negative mengenai vaksiasi covid 19. Penepisan isui-su tersebut

dilakukan dengan memberikan gambaran mengenai efek baik ketika masyarakat

bersedia untuk divaksin, dan juga pemberian obat maupun vitamin pada

81
masyarakat setelah vaksin sehingga tidak memicu kekhawatiran masyarakat akan

sakit setelah divaksin. Selain kedua hal tersebut petugas kesehatan juga

melakukan Kerjasama dengan pemerintah desa setempat untuk memberlakukan

syarat sertifikat vaksin bagi masyarakat yang hendak mendapat pelayanan umum

di kantor-kantor pemerintahan. Sertfikat vaksin juga diharuskan bagi anak-anak

yang akan Kembali ke sekolah. Sehingga dengan adanya ketentuan-ketentuan ini

mendorong masyarakata Desa Sragi 01 untuk melaksanakan vaksinasi covid 19

mesipun dengan keadaan terpakasa.

82
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti melalui

wawancara bersama informan di Puskesmas Sragi I maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Kriteria komunikasi menurut informan dengan 3 point indikator yaitu

transmisi, kejelasan, dan konsistensi yang dilakukan mengenai

Implementasi Kebijakan Wajib Sertifikat Vaksin Covid-19 oleh Petugas

Puskesmas Sragi 1 sudah cukup berhasil di lihat dengan adanya upaya

untuk melakukan sosialisasi mengenai pentingnya vaksinasi Covid 19.

2. Kriteria sumber daya yang ada berdasarkan informasi yang disampaikan

oleh informan bahwa kriteria mengimplementasikan kebijakan vaksinasi

Covid 19 seperti SDM, wewenang, informasi, dan fasilitas yang ada bisa

dikatakan telah memiliki fungsi dan tugas masing-masing yang dapat

dikatakan sudah berfungsi cukup baik dan penggunaan fasilitas sarana

dan prasana juga sudah dimanfaatkan cukup baik.

3. Kriteria disposisi atau Sikap menurut informasi informan menuturkan

bahwa Petugas Kesehatan, maupun gugus tugas Covid19, dan

masyarakat dapat dikatakan responsif

4. Struktur birokrasi mengenai penerapan kebijakan Wajib vaksinasi Covid-

19 agar dapat terbebas dari Covid 19 dan medapatkan pelayanan bisa

dikatakan cukup baik hal ini ditunjukkan bahwa dalam pelaksanaan

83
76

5. vaksinasi covid 19 agar dapat mencapai tujuan yang maksimal maka

perlu disusun struktur birokrasi yang jelas dan Kerjasama agar masing-

masing petugas puskesmas dapat menjalankan tugas sesuai dengan

posisinya masing- masing

Dari keseluruhan indikator teori penelitian, menunjukkan hasil yang cukup

baik, namun dilihat dari cakupan vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Sragi I

terhitung masih rendah. Hal ini disebabkan karena pengaruh stigma negatif

tentang vaksin Covid-19 yang beredar di media-media sosial dan tersebar ke

masyarakat meskipun sebenearnya tenaga sudah melakukan Puskesmas Sragi I

sudah melakukan upaya maksimal seperti malakukan sosialisasi.

6.2 Saran

1. Kriteria Komunikasi

Cakupan vaksinasi masih rendah meskipun petugas kesehatan sudah

melakukan upaya sosialisasi. Petugas kesehatan masih perlu melakukan

pendekatan ke masyarakat lebih intensif, membangun komunikasi yang lebih

intesn lagi dengan masyarakat terkai vaksinasi covid 19 terutama pada masyarakat

yang tidak menghendaki untuk ivaksin

2. Kriteria Sumber Daya

Sumber daya yang ada yaitu petugas pelaksana vaksinasi covid 19 seharus

terus medapatkan pelatihan dan pendampingan oleh Dinkes dalam pelaksanaan

vaksinasi covid 19, dan bagi masyarakat hendaknya lebih merespon positif

kegiatan vaksinasi covid 19 yang telah diadakan oleh Pemerintah maupun

puskesmas setempat
77

3. Kriteria Disposisi

Disposisi merupakan salah satu kriteria yang mensyaratkan supaya dalam

proses implementasi tidak boleh terjadi kesenjangan baik bagi pemangku

kebijakan, pelaksana dan masyarakat yang menerima. Respon masyarakat yang

tidak ingin divaksin merupakan salah satu wujud terjadinya disposisi, sehingga

hendaknya masyarakat hendaknya lebih memfilter mengenai informasi-informasi

negatif maupun informasi yang tidak benar mengenai vaksinasi covid 19,

masyarakat pula hendaknya rutin berkomunikasi dengan dokter terkait penyakit

bawaan yang diderita untuk mendapatkan kepastian apakah boleh melakukan

vaksinasi atau tidak.

4. Kriteria Struktur Birokrasi

Demi kelancaran dan keberhasilan suatu implementasi kebijakan, maka peneliti

menyarankan pemerintah Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan, maupun dari pihak

keamanan TNI, POLRI, dan layanan Kesehatan perlu melakukan upaya dalam

memberikan pemahaman lebih kepada masyarakat mengenaiVaksin Virus Covid-

19 agar kedepannya penyebaran Virus Covid-19 dapat terkendali dan tidak

dengan mudah menyerang kesehatan diri sendiri maupun orang lain dengan cara

melakukan sosialisasi setiap triwulan dan dengan sosialisasi di media sosial yang

ada.
78

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.


Jakarta: PT Rineka Cipta
Argista, Z. L., & Sitorus, R. J. 2021. Persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-
19 di Sumatera Selatan (Doctoral dissertation, Sriwijaya University).
Arumsari, W., Desty, R. T., & Kusumo, W. E. G. 2021. Gambaran penerimaan
vaksin COVID-19 di Kota Semarang. Indonesian Journal of Health
Community, 2(1), 35-45.
Astuti, N. P., Nugroho, E. G. Z., Lattu, J. C., Potempu, I. R., & Swandana, D. A.
2021. Persepsi masyarakat terhadap penerimaan vaksinasi COVID-19:
Literature review. Jurnal Keperawatan, 13(3), 569-580.
Budiman, B., Zakiah, I. A., & Hanni, U. 2021. Program Pencegahan Dan
Penaggulangan Pandemik Covid-19 Di Puskesmas Padasuka Kota Cimahi-
Jawa Barat. Prosiding Industrial Research …, 4–5.
https://jurnal.polban.ac.id/ojs-3.1.2/proceeding/article/view/2998/2323
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Gumilang, B., & Wulandari, R. D. 2016. Rencana Implementasi Kebijakan
Promosi Kesehatan di Rumah Sakit Universitas Airlangga. Jurnal
Administrasi Kesehatan Indonesia, 4(1), 48.
https://doi.org/10.20473/jaki.v4i1.2016.48-56
Lasmita, Y., Misnaniarti, M., & Idris, H. 2021. Analisis Penerimaan Vaksinasi
COVID-19 Di Kalangan Masyarakat. Jurnal Kesmas (Kesehatan
Masyarakat) Khatulistiwa, 8(4), 195-204.
Moleong, L. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. PT: Remaja
Rosdakarya.
Risti, R., Dewi, K., & Sunaryo, G. 2021. Promosi Kesehatan Dalam Upaya
Pencegahan Covid- 19 Melalui Vaksinasi di Kelurahan X Kabupaten
Sintang. 18(April), 111–117.
Satori, D. (2011). 2011, Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta.
Satgas COVID-19. (2021). Mengapa Vaksinasi COVID-19 Diperlukan?
https://covid19.go.id/edukasi/masyarakat-umum/mengapa-vaksinasi-
79

covid19-diperlukan
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata . Nana Syaodih. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan,.
Bandung : Remaja Rosdakarya. Remaja Rosdakarya.
Tim Dosen Fakultas Kedokteran Unisba. Bunga rampai artikel penyakit virus
corona ( COVID-19 ) Editor : Titik Respati.
Singh, B. R. 2021. Pros and Cons of Covid-19 vaccines and vaccination.
Infectious Diseases Research, 2(1), 5. DOI: 10.12032/IDR2021B0207001
Trinata, D. (2019). Analisis Implementasi Strategi Promosi Kesehatan Dalam
Pencegahan Filariasis Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Sengkuang
Kecamatan Batu Ampar Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau.
http://repository.helvetia.ac.id/id/eprint/2627/
Virgiana, V., Munawwir, A., & Demak, I. P. K. 2021. Persepsi Masyarakat
Terhadap Vaksinasi Covid-19 Di Area Kerja Puskesmas
Donggala. Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 12(2), 366-366
80

Lampiran 1 Lembar Penjelasan Penelitian

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Nama Peneliti : Ardy Sofiyan


NIM : 0618013911
Alamat : Ds. Purwodadi RT/RW 01/01 Kec. Sragi Kab.
Pekalongan
Judul Penelitian : Implementasi Kebijakan Vaksinasi Covid 19 Pada
Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Sragi I,
Kabupaten Pekalongan

Peneliti adalah mahasiswa Program S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas


Ilmu Kesehatan Universitas Pekalongan. Saudara telah diminta ikut berpartisipasi
dalam penelitian ini. Responden dalam penelitian ini adalah secara sukarela.
Saudara berhak menolak berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini
dilakukan dengan cara wawancara terkait implementasi kebijakan vaksinasi Covid
19. Segala informasi yang saudara berikan akan digunakan sepenuhnya hanya
dalam penelitian ini. Peneliti sepenuhnya akan menjaga kerahasiaan identitas
saudara dan tidak dipublikasikan dalam bentuk apapun. Jika ada yang belum jelas,
saudara boleh bertanya pada peneliti. Jika saudara sudah memahami penjelasan ini
dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, silahkan saudara menandatangani
lembar persetujuan yang akan dilampirkan.

Peneliti

Ardy Sofiyan
81

Lampiran 2 Informed Consent

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN


UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pekerjaan :
Saya yang tersebut di atas menyatakan SETUJU dan BERSEDIA untuk terlibat
dalam penelitian yang berjudul “Implementasi Kebijakan Vaksinasi Covid 19
Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Sragi I, Kabupaten Pekalongan”
Dalam kegiatan ini, saya telah menyadari, memahami, dan menerima bahwa :
1. Saya diminta untuk memberikan informasi yang sejujur-jujurnya
2. Identitas dan informan yang saya berikan akan DIRAHASIAKAN dan tidak
akan disampaikan secara terbuka kepada umum
3. Saya menyetujui adanya perekaman selama penelitian berlangsung
4. Guna menunjangn kelancaran penelitian yang akan dilaksanakan, maka
segala hal yang terkait dengan waktu dan tempat akan disepakati bersama.

Dalam menandatangani lembar ini, saya TIDAK ADA PAKSAAN dari pihak
manapun sehingga Saya bersedia untuk mengikuti penelitian.

Informan

( )
82

Lampiran 3 Identitas Informan

IDENTITAS INFORMAN

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Jabatan :

5. Pendidikan :

6. No. Hp :

KETERANGAN WAKTU WAWANCARA

1. Tanggal / hari wawancara :

2. Jam mulai/jam selesai :

Pewawancara Informan

(……………………..) (……………………..)
83

Lampiran 4 Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA I
SUBJEKPENELITIAN : Petugas Pelaksana Vaksinasi Covid 19 Di

Puskesmas Sragi :

Pertanyaan :

STRUKTUR BIROKRASI

1. Bagaimana penanggung jawab program vaksinasi di Puskesmas Sragi I?

2. Bagaimana pembagian job des pada masing masing anggota pelaksanaan

program vaksinasi ?

3. Bagaimana perencanaan program vaksinasi dilakukan?

4. Bagaimana implementasi pada kebijakan vaksinasi?

5. Apakah ada kendala dan hambatan pada struktur program vaksinasi

komunikasi?

KOMUNIKASI

1. Bagaimana cara Puskesmas Sragi I dalam melakukan kegiatan

sosialisasi dan implementasi kebijakan vaksinasi covid 19 kepada

masyarakat? Siapa saja yang terlibat prosestersebut?

2. Bagaimana komunikasi antar anggota

3. Bagaimana komunikasi antar penanggung jawab dengan masyarakat

4. Bagaimana komunikasi dengan pihak internal dan eksternal

5. Apakah ada kendala dan hambatan dalam proses implementasi?

SUMBER DAYA

1. Berapa jumlah SDM/pegawai di Puskesmas Sragi I, terkait dengan


84

kebijakan vaksinasi covid 19? apakahmencukupi?

2. Bagaimana kemampuan implementor dalam pelaksanaankebijak an?

3. Apakah terdapat pelatihan-pelatihan peningkatan kualitasSDM?

4. Bagaimana dengan sarana sebagai penunjang implementasi kebijakan

vaksinasi covid 19??

5. Darimana sumber anggaran pelaksanaan kebijakan vaksinasi covid 19

berasal?

6. Bagaimana pemanfaatan sumber dana finansial tersebut dalam

pelaksanaan kebijakan vaksinasi covid 19?

7. Apakah anggaran tersebut sudah mencukupi kebutuhan dalam

pelaksanaankebijakan?

DISPOSISI / SIKAP PELAKSANA

1. Bagaimana sikap pelaksana kebijakan terhadap implementasi pogram

vaksinasi ini?

2. Apakah Dinas Kesehatan mendukung penuh dengan adanya

implementasi kebijakan vaksinasi Covid 19 ini?

3. Bagaimana komitmen pelaksana dalam mengimplementasikan

kebijakan vaksinasi covid 19?

4. Bagaimana pengawasan dan pengendalian implementasi kebijakan

vaksinasi covid 19?

5. Apakah terdapat hambatan yang ditemukan dalam implementasi

kebijakan vaksinasi covid 19?


85

PEDOMAN WAWANCARA II
SUBJEKPENELITIAN : Petugas Promkes Puskesmas Sragi I

Pertanyaan :

STRUKTUR BIROKRASI :

1. Bagaimana struktur organisasi di Puskesmas Sragi I?

2. Bagaimana dengan pembagian kewenangan dan tanggungjawab

antarbagian?

3. SOP Puskesmas Sragi I dalam Implementasi Vaksinasi Covid 19?

4. Bagaimana hasil adanya impementasi kebijakan vaksinasi covid 19?

5. Bagaimana cara pengambilan keputusan terkait kebijakan vaksinasi covid

19?

KOMUNIKASI

1. Bagaimana cara Petugas Promkes Puskesmas Sragi I dalam melakukan

kegiatan sosialisasi kebijakan kepada masyarakat? Siapa saja yang

terlibat prosessosialisasi?

2. Apakah terdapat hambatan dalam prosessosialisasi?

3. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?

4. Bagaimana komunikasi dengan pihak-pihak intern dalam kebijakan

vaksinasi covid 19?

5. Bagaimana komunikasi dengan pihak-pihak ekstern dalam kebijakan

vaksinasi covid 19?


86

SUMBER DAYA

1. Berapa jumlah SDM atau Petugas Promkes, terkait dengan kebijakan

vaksinasi covid 19? apakahmencukupi?

2. Bagaimana kemampuan implementor dalam pelaksanaankebijakan?

3. Apakah terdapat pelatihan-pelatihan peningkatan kualitasSDM?

4. Bagaimana dengan sarana sebagai penunjang kegiatan implementasi

kebijakan vaksinasi covid 19?

5. Darimana sumber anggaran pelaksanaan implementasi kebijakan

vaksinasi covid 19 berasal?

6. Bagaimana pemanfaatan sumber dana finansial tersebut dalam

Implementasi kebijakan vaksinasi Covid 19?

7. Apakah anggaran tersebut sudah mencukupi kebutuhan dalam

pelaksanaankebijakan?

DISPOSISI / SIKAP PELAKSANA

1. Bagaimana sikap petugas promkes terhadap implementasi kebijakan

vaksinasi covid 19ini?

2. Apakah Dinas Kesehatan Daerah mendukung penuh dengan adanya

kebijakan vaksinasi covid 19ini?

3. Bagaimana komitmen petugas promkes dalam mengimplementasikan

kebijakan vaksinasi covid 19?

4. Bagaimana pengawasan dan pengendalian kebijakan vaksinasi covid 19?

5. Apakah terdapat hambatan yang ditemukan dalam implementasi

kebijakan vaksinasi covid 19tersebut?


87

PEDOMAN WAWANCARA III


SUBJEKPENELITIAN : Masyarakat Sragi

Pertanyaan :

STRUKTUR BIROKRASI

1. Bagaimana mengenai peran kepala puskesmasn dalam Pelaksana

Implementasi Kebijakan Vaksinasi Covid 19?

2. Apa peran dari Sekretariat Pelaksana Program dalam pelaksanaan

kebijakan vaksinasi covid 19?

3. Bagaimana hasil adanya kebijakan vaksinasi covid 19 bagi masyarakat

sragi?

4. Bagaimana cara pengambilan keputusan terkait kebijakan vaksinasi covid

19?

KOMUNIKASI

1. Apakah Sekretariat Pelaksana program juga melakukan kegiatan

sosialisasi kebijakan vaksinasi covid 19? Siapa saja yang terlibat

prosessosialisasi?

2. Apakah terdapat hambatan dalam prosessosialisasi?

3. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?

4. Bagaimana komunikasi dengan pihak-pihak yang berkaitan dalam

kebijakan vaksinasi covid 19 seperti pelaksana, petugas promkes?

SUMBER DAYA

1. Berapa jumlah SDM/Petugas Pelaksana, terkait dengan implementasi

kebijakan vaksinasi covid 19? apakahmencukupi?


88

2. Bagaimana kemampuan implementor dalam pelaksanaankebijakan?

3. Apakah terdapat sosialisai terhadap masyarakat mengenai kebijakan

vaksinasi Covid 19?

4. Bagaimana dengan sarana sebagai penunjang kegiatan kebijakan

vaksinasi covid 19?

5. Darimana sumber anggaran pelaksanaan kebijakan vaksinasi covid 19

berasal?

6. Bagaimana pemanfaatan sumber dana finansial tersebut dalam

pelaksanaan kebijakan vaksinasi Covid 19?

7. Apakah anggaran tersebut sudah mencukupi kebutuhan dalam

pelaksanaankebijakan?

DISPOSISI / SIKAP PELAKSANA

1. Bagaimana sikap Petugas Kesehatan terhadap implementasi perda

kebijakan vaksinasi covid 19ini?

2. Apakah pemerintah daerah atau Dinas Kesehatan Setempat mendukung

penuh dengan adanya implementasi kebijakan vaksinasi covid 19ini?

3. Bagaimana pelaksanaan teknis dari implementasi kebijakan vaksinasi

covid 19 yang dilakukan oleh Petugas Kesehatan Puskesmas Sragi I?

4. Bagaimana komitmen pelaksana dalam mengimplementasikan

kebijakan vaksinasi covid 19?

5. Bagaimana pengawasan dan pengendalian kebijakan vaksinasi covid 19?

6. Apakah terdapat hambatan yang ditemukan dalam implementasi

kebijakan vaksinasi covid 19tersebut?


89

PEDOMAN WAWANCARA IV

SUBJEK PENELITIAN : Masyarakat Sragi yang belum vaksin

Pertanyaan :

1. Alasan kenapa tidak mau divaksin?

2. Apakah bapak/ibu tau resiko dari tidak divaksin?

3. Apakah bapak ibu mengetahui program sosialisasi yang dilakukan

oleh puskesmas?

4. Apakah bapak/ibu pernah mengikuti sosialisasi yang dilakukan oleh

puskesmas?

5. Apakah bapak dan ibu mendapatkan edukasi dari pihak puskesmas

mengenai dampak dari tidak melakukan vaksinasi?


90

Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan

DOKUMENTASI KEGIATAN
91
92
93

Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin Penelitian


94

Anda mungkin juga menyukai