PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita
26,4% dan umur 15-25 tahun sebesar 18,4%. Zat besi sang Penderita anemia
2013). Sedangkan penderita anemia pada usia 11-14 tahun adalah 2,8%
gizi bagi tubuhnya. Pada usia tersebut, remaja mengalami pertumbuhan dan
penambahan berat badan yang sangat cepat. Selain itu, kehilangan zat besi
sebanyak 12,5-15 mg atau 0,4-0,5 mg besi terjadi setiap harinya pada saat
Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia 15-49 tahun
yang menderita anemia di enam Negara yaitu Afrika, Amerika, Asia, Eropa,
Mediteran Timur, dan wilayah Pasifik Barat sebesar 409-595 juta orang di
Asia prevalensi anemia pada wanita usia 15-45 tahun mencapai 191 juta
1
2
Srilangka dengan prevalensi anemia sebanyak 7,5 juta orang pada usia 10-19
tahun.(2)
Penderita anemia pada remaja putri berjumlah 26,50% dan wanita
dengan anemia cukup tinggi mencapai angka 43,2%. Berdasarkan data dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2018 prevalensi anemia pada remaja
masih kurangnya konsumsi zat gizi besi (Fe) pada remaja putri.(3)
Kebutuhan besi pada remaja putri meningkat karena mengalami
Peningkatan kebutuhan jumlah total volume darah ini seringkali tidak diikuti
dengan konsumsi zat besi yang adekuat, apalagi saat menginjak usia remaja
putri cenderung ingin memiliki tubuh yang lebih langsing, sehingga sering
kesehariannya. Makanan tinggi protein ini bisa didapatkan d ari telur. Telur
ekonomis dan salah satu makanan paling padat nutrisi. Jenis telur yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat seperti, telur puyuh, telur itik dan telur ayam ras.
Telur itik merupak an salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa
yang sangat lezat, mudah dicerna dan b ergizi tinggi. Telur itik umumnya
berukuran b esar dan warna kerabang putih sampai hijau keb iruan. Rata-rata
bobot telur itik adalah 60-75 gram. Keunggulan telur itik dibandingkan
3
dengan telur unggas lainnya antaralain kay a ak an mineral, vitamin B6, asam
zat besi pada telur yang paling tinggi dibandingkan telur jenis lainya yaitu
sejenis mineral mikro yang sangat penting, yaitu zat besi, seng, dan selenium.
Telur itik mengandung zat besi yang cukup tinggi dibandingkan jenis telur
yang biasa dikonsumsi, kandungan besi telur itik adalah 3,85 gram per 100
gram. Menambah konsumsi telur itik rebus dalam menu diitnya untu k
memperbaiki status gizi agar ibu nifas dapat memperbaiki sel-sel jaringan
yang rusak dan meningkatkan kadar Hemoglobin pada ibu nifas lebih atau
sama dengan 11 gr% sehingga ibu nifas terhindar dari anemia dalam masa
nifasnya.(6)
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana “Pengaruh
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui “Pengaruh konsumsi telur terhadap peningkatan kdr HB pada
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi remaja putri
Mampu memanfaatkan telur itik dalam menigkatkan kadar hemoglobin
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian
Peneliti, Metode
Judul Hasil penelitian
tahun penelitian
5