Anda di halaman 1dari 26

10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka
1. Remaja
a. Definisi
Menurut Nasriati, remaja adalah masa yang penuh permasalahan

dan pencarian identitas diri. Karakteristik remaja yang sedang berproses

untuk mencari identitas diri ini sering menimbulkan sering menimbulkan

masalah pada diri remaja17.


Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat

berbagai definisi tentang remaja, antara lain :


1) Pada buku–buku pediatrik, remaja yaitu bila seorang anak telah

mencapai usia 10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12–20 tahun

untuk anak laki – laki.


2) Menurut UU No 4 tahun 1079 mengenai Kesejahteraan Anak, remaja

yaitu individu yang belum mencapai 21 tahun dan dengan status belum

menikah.
3) Menurut UU perburuan, anak dianggap remaja jika telah mencapai usia

16–18 tahun atau telah menikah dan mempunyai tempat tinggal sendiri.
4) Menurut DikNas anak dianggap remaja jika anak telah berusia 18

tahun, yang sesuai dengan saat lulus Sekolah menengah.


5) Menurut WHO, remaja jika anak telah mencapai usia 10–18 tahun 18
b. Tahapan Tumbuh Kembang pada Remaja
Berdasarkan kematangan psikososial dan seksual dalam tumbuh

kembangnya menuju dewasa, remaja akan melewai tahapan berikut :


1) Masa remaja awal / dini ( Early adolescence ) : usia 11 – 13 tahun.
Seorang remaja pada tahap ini berusia 11-13 tahun masih terheran–

heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri

dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu.

Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada


11

lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang

bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan

yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali

terhadap “ego”. Hal ini menyebabkan para remaja awal sulit

dimengerti orang dewasa.


2) Masa remaja pertengahan ( Middle adolescence ) : usia 14 – 16 tahun.
Tahap ini berusia 14-16 tahun. Pada tahap ini remaja sangat

membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang

menyukainya. Ada kecenderungan “narastic”, yaitu mencintai diri

sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat

yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi

kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau

tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis

atau meterialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri

dari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa

kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari

lawan jenis.
3) Masa remaja lanjut ( Late adolescence ) :usia 17 – 20 tahun 18.
Tahap ini (17-20 tahun) adalah masa konsolidasi menuju periode

dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini.


a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang

lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.


c) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
d) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)

diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri

sendiri dengan orang lain.


12

e) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self)

dan masyarakat umum (the public).


Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia,

karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi

manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata

pubercere yang berarti menjadi matang, sedangkan remaja atau adolescence

berasal dari kata adolescere yang berarti dewasa. Pada masa ini banyak

terjadi perubahan baik fisik maupun psikis.

c. Perubahan fisik pada remaja


Tabel 1
Perubahan Fisik pada Remaja

Perubahan fisik remaja


Laki-laki Perempuan
Otot dada, bahu dan lengan melebar Pinggul melebar
Kening menonjol, rahang dan dagu melebar
Perubahan suara
Pertumbuhan penis Pertumbuhan Rahim dan vagina
Pertumbuhna kumis dan jambang
Ejakulasi awal / mimpi basah Menstruasi awal
Pertumbuhan rambut kelamin, ketiak, dada Pertumbuhan rambut kelamin dan ketiak
dan lain-lain
Pertumbuhan lemak dan keringat (jerawat) Payudara membesar
Pertambahan berat badan dan tinggi badan Pertumbuhan lemak dan keringat (jerawat)
Pertambahan berat badan dan tinggi badan

d. Perkembangan jiwa pada remaja


1) Perkembangan psikososial
Perilaku remaja cenderung untuk melepaskan diri dari ikatan orang

tuanya. Remaja akan lebih suka melakukan kegiatan pribadi atau

berkumul dengan teman-temannya di luar dibandingkan bersama

orang tuanya.
13

Psikososial merupakan manifestasi perubahan factor-faktor emosi,

social dan intelektual. Akibat perubahan tersebut, maka karakteristik

psikososial remaja dapat dikelompokkan menjadi 3,yaitu:


a) Remaja awal (10-13 th)
(1) Mencemaskan penampilan
(a) Perubahan hormonal yang berdampak emosi mudah

berubah-ubah
(b) Perubahan perilaku (memberontak)
(c) Perasaan memiliki
(d) Lebih mementingkan kawan
(e) Sangat menuntut keadilan dari sudut pandangnya
b) Remaja pertengahan (14-16th)
(1) Mampu untuk berkompromi
(2) Belajar berfikir independen dan memutuskan sendiri
(3) Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri
(4) Mulai membina hubungan dengan lawan jenis
(5) Mampu berfikir secara abstrak
(6) Senang berpetualang sehingga ingin mandiri
c) Remaja akhir (17-19th)
(a) Ideal
(b) Dapat mengatasi stress
(c) Mandiri
(d) Dewasa
(e) Mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis
Pergaulan dengan lawan jenis juga dapat menjadi sesuatu yang

mengesankan bagi remaja. Bila menghadapi hambatan maka remaja akan

menarik diri dari lingkungan sosialnya. Masalah lain yang dihadapi remaja

dengan lingkungan sosialnya adalah masalah disekolah yang

membutuhkan penyesuaian dalam belajar, membagi waktu luang dan

penyesuaian yang berbeda dengan teman-temannya.

2) Emosi
Emosi adalah reaksi sesaat yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku,

sedangkan perasaan adalaha sesuatu yang sifatnya lebih menetap. Pada

masa remaja biyasanya kepekaan emosi meningkat sehingga rangsangan


14

sedikit saja sudah menimbulkan luapan emsoi yang besar. Kepekaan emosi

yang meningkat dapat berbentuk menyendiri, mudah marah, gelisah

dengan bentuk perilaku seperti menggigit kuku menggaruk-garuk dan

sebagainya, mencoret-coret, merusak benda, suka berkelahi atau bahkan

mengalami gangguan mental emosional (depresi) dan mengonsumi

NAPZA.
3) Kecerdasan
Pada masa remaja perkembangan intelegensia masih berlangsung sampai

usia 21 tahun. Perkembangan intelegensia menyebabkan remaja lebh suka

belajar sesuatu yang mengandung logika untuk mengerti hubungan antara

hal yang satu dengan hal yang lainnya.


Dari perkembangan intelektual akan terjadi kemajuan-kemajuan seperti

mampu mengadakan generalisasi, mampu melihat relasi antara hal yang

satu dengan hal yang lain, mampu mengadakan pembicaraan intelektual,

senang mengkritik dan mampu berpikir secara abstrak.

2. Anemia
a. Pengertian
Anemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi penurunan

jumlah sel darah merah. Anemia didefinisikan sebagai Hb (hemoglobin)

kurang 13 g/dl untuk laki-laki dan kurang 12 g/dl untuk wanita. Definisi

anemia sangat tergantung pada usia dan jenis kelamin, cut-off points

anemia gizi besi berbeda – beda antara kelompok umur, maupun golongan

individu2. Untuk pria, anemia biasanya didefinisikan sebagai kadar


15

hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100 ml dan pada wanita sebagai

hemoglobin kurang dari 12,0 gram/100 ml 19.


b. Patofisiologi Anemia
Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan menipisnya

simpanan zat besi (ferritin) dan bertambahnya absrobsi zat besi yang

digambarkan dengan meningkatnya kapasitas pengikat zat besi. Pada tahap

yang lebih lanjut berupa habisnya simpanan zat besi, berkurangnya

kejenuhan transferrin, berkurangnya jumlah protopropirin yang diubah

menjadi heme dan akan diikuti dengan menurunnya kadar ferritin serum

yang akan mengakibatkan rendahnya kadar Hb (20).


Tanda-tanda lain anemia pada remaja putri, yaitu: Mudah lelah,

kulit pucat, sering gemetar, 5L (lesu, lemah, letih, lelah dan lunglai), sering

pusing, mata berkunang-kunang, gejala lebih lanjut adalah kelopak mata,

bibir, lidah, kulit dan telapak tangan tampak pucat, serta anemia yang

parah (kurang dari 6 gr/dl darah) dapat menyebabkan nyeri20.


c. Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang disebabkan

kekurangan zat besi dalam darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam

darah berkurang karena terganggunya pembentukan sel darah merah akibat

kurangnya kadar besi dalam darah (6).


Gejala yang sering dijumpai pada defisiensi besi, tetapi tidak
(7)
dijumpai pada anemia jenis lain adalah : (1) Koilonychia, yaitu kuku

sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertikal dan

menjadi cekung sehingga mirip sendok, (2) Atrofi papil lidah, yaitu

permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah

menghilang, (3) Stomatitis angularis (cheilosis), yaitu adanya peradangan


16

pada sudut mulut sehingga tampak bercak berwarna pucat keputihan, (4)

Disfagia, yaitu nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.


d. Pencegahan Anemia
Beberapa bentuk umum dari anemia yang paling mudah dicegah

dengan makan makanan yang sehat dan membatasi penggunaan alkohol.

Semua jenis anemia sebaiknya dihindari dengan memeriksakan diri ke

dokter secara teratur dan ketika masalah itu timbul 19.


Upaya yang dilakukan dalam pencegahan dan pananggulangan

anemia antara lain :


1) Suplementasi tablet Fe
Tablet tambah darah adalah tablet untuk suplementasi

penanggulangan anemia gizi besi yang setiap tablet mengandung 200

mg sulfas Ferous ( yang setara dengan 60 mg besi elemental ) dan

0,25 mg asam folat(8).


Berdasarkan surat edaran Kemenkes RI ( 2016 ) salah satu

sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

( RPJMN )2015 – 2019 adalah meningkatkan kesehatan gizi dan

anak. Salah satu indikator perbaikan gizi masyarakat dengan

pemberian Tablet Tambah Darah ( TTD ) bagi remaja putri dimana

target dapat mencapai 30% pada tahun 2019. Pelaksanaan

pemberian TTD adalah 1 tablet per minggu dan pada masa haid

diberikan 1 per hari selama 10 hari.


2) Mengubah kebiasaan pola makanan dengan meningkatkan asupan

makanan yang memudahkan absorbsi zat besi seperti menambah

vitamin C
3) Penurunan kehilangan zat besi dengan pemberantasan cacing. Dalam

upaya pencegahan dan penanggulangan anemia adalah dengan


17

mengonsumsi tablet tambah darah. Telah terbukti dari berbagai

penelitian bahwa suplementasi, zat besi dapat meningkatkan kadar

hemoglobin (6).
e. Dampak Anemia pada Remaja Putri
Dampak anemia bagi remaja putri adalah :
1) Menurunnya kesehatan reproduksi
2) Terhambatnya perkembangan motorik, mental dan kecerdasan
3) Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar
4) Menurunkan fisik olahraga serta tingkat kebugaran
5) Mengakibatkan muka pucat 12
3. Hemoglobin
a. Definisi
Hemoglobin adalah komponen utama eritrosit yang berfungsi

membawa oksigen dan karbondioksida. Warna merah pada darah

disebabkan oleh kandungan hemoglobin ( Hb ) yang merupakan susunan

protein kompleks terdiri dari protein, globulin dan satu senyawa yang

bukan termasuk protein disebut dengan heme (6).


Hemoglobin memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen

dan dengan oksigen tersebut hemoglobin membentuk oxihemoglobin di

dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa

dari paru-paru ke jaringan-jaringan (8).


b. Fungsi Hemoglobin
Hemoglobin mempunyai dua fungsi pengangkutan penting dalam tubuh

manusia, yaitu :
1) Mengangkut oksigen dari organ respirasi ke jaringan perifer.
2) Mengangkut karbondioksida dan berbagai proton dari jaringan

perifer ke organ respirasi untuk selanjutnya diekskresikan ke luar.


21

c. Kadar Hemoglobin
Batas normal nilai hemoglobin menurut WHO berdasarkan umur dan

jenis kelamin 22.


18

Tabel 2.

Batas Kadar Hemoglobin

Kelompok Umur Batas Nilai Hemoglobin (gr/dl)


Balita 6 bulan – 6 tahun 11,0
Anak 6 tahun – 14 tahun 12,0
Pria dewasa 13,0
Ibu hamil 11,0
Wanita dewasa 12,0
Sumber : WHO dalam Arisman 2002
d. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin
1) Mestruasi
Saat menstruasi terjadi pengeluaran darah dari dalam tubuh.

Hal ini menyebabkan zat besi yang terkandung dalam hemoglobin,

salah satu komponen sel darah merah, juga ikut terbuang. Semakin

lama menstruasi berlangsung, maka semakin banyak pengeluaran dari

tubuh. Hal tersebut mengakibatkan pengeluaran besi meningkat dan

keseimbangan zat besi dalam tubuh terganggu (10).


Menstruasi menyebabkan wanita kehilangan besi hingga
(13)
dua kali jumlah kehilangan besi laki-laki . Apabila darah yang

keluar saat menstruasi cukup banyak, berarti jumlah zat besi yang

hilang dari tubuh juga cukup besar. Setiap orang mengalami

kehilangan darah dalam jumlah yang berbeda-beda. Hal ini

dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keturunan, keadaan kelahiran,

dan besar tubuh (14).


Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28

hari selama ±7 hari. Lama perdarahannya sekitar 3-5 hari dengan

jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc. Puncak

pendarahannya hari ke-2 atau 3 hal ini dapat dilihat dari jumlah
19

pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. Diikuti fase proliferasi sekitar

6-8 hari 40.


Menstruasi dikatakan tidak normal saat seorang wanita

mengalami menstruasi dengan jangka waktu panjang. Di mana

umumnya wanita hanya mengalami menstruasi satu kali dalam

sebulan, tetapi pada beberapa kasus, ada yang mengalami hingga

dua kali menstruasi setiap bulan. Kondisi inilah yang dikatakan

menstruasi tidak normal yang menyebabkan anemia41.


Kehilangan darah yang sebenarnya apabila mengalami

kadar menstruasi yang berlebihan lebih dari 3-4 hari. Pembalut atau

tampon selalu basah setiap jamnya dan sering menggantinya. Jika

hal ini terjadi lebih dari 3 hari, maka segera kunjungi dokter, dan

kalau pada saat menstruasi terlihat pucat atau merasa mau pingsan

jangan tunggu sampai tiga hari 42.


Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jumlah darah

yang hilang selama satu periode menstruasi berkisar antara 20-25 cc

dan dianggap abnormal jika kehilangan darah menstruasi lebih dari

80 ml (Affandi 1990). Jumlah 20-25 cc menyiratkan kehilangan zat

besi sebesar 12.5-15 mg/bulan atau kira-kira sama dengan 0.4-0.5

mg sehari. Jika jumlah tersebut ditambah dengan kehilangan basal

maka jumlah total zat besi yang hilang sebesar 1.25 mg per hari 22.

2) Riwayat Penyakit
Anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga

mudah terkena infeksi 43. Telah diketahui secara luas bahwa infeksi

merupakan faktor yang penting dalam menimbulkan kejadian


20

anemia, dan anemia merupakan konsekuensi dari peradangan dan

asupan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan zat besi44.


Adanya infeksi cacing tambang menyebabkan pendarahan

pada dinding usus, meskipun sedikit tetapi terjadi terus menerus

sehingga dapat mengakibatkan hilangnya darah atau zat besi. Infeksi

cacing merupakan kontributor utama terjadinya anemia dan

defisiensi besi. Cacing tambang dapat menyebabkan pendarahan

usus yang memicu kehilangan darah akibat beban cacing dalam usus.

Intensitas infeksi cacing tambang yang menyebabkan anemia

defisiensi zat besi bervariasi menurut spesies dan status zat besi

populasi 45.
Darah yang hilang akibat infeksi cacing tambang bervariasi

antara 2-100 cc/hari, bergantung pada beratnya infestasi. Jika jumlah

zat besi dihitung bedasarkan banyaknya telur cacing adlah 0,8 mg

(untuk Necator americanus) sampai 1,2 mg (untuk Ancylostoma

duodenale) dalam sehari 46.


Penyakit infeksi yang menyerang tubuh, seperti malaria

juga mempunyai komponen otoimun dalam merusak dan


(15)
menghancurkan tubuh manusia . Malaria adalah infeksi parasit

yang ditimbulkan oleh satu dari empat spesies dari genus

Plasmodium, yaitu P. vivax, P. falciparum, P. ovale, dan P. malariae.

Pada malaria P. falciparum, anemia sering ditemukan dan

menggambarkan anemia berat (16).


Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari

tiga kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari
21

atau lebih. Diare yang berat dapat menyebabkan dehidrasi

(kekurangan cairan) atau masalah gizi yang parah. Hal ini membuat

tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan

jiwa, khususnya pada anak dan orang tua. Selain itu diare dapat

memperberat kejadian anemia karena mengganggu penyerapan zat

besi yang tidak optimal. Zat besi diabsorbsi dari saluran pencernaan.

Sebagian besar zat besi diabsorbsi dari usus halus bagian atas

terutama duodenum. Bila terjadi gangguan saluran pencernaan, maka

absorbsi zat besi dari saluran pencernaan menjadi tidak optimal. Hal

itu menyebabkan kurangnya kadar zat besi dalam tubuh sehingga

pembentukan sel darah merah terhambat 47.


1. Penanganan Anemia pada Remaja putri
a. Farmakologi
1) Suplementasi Tablet Tambah Darah ( Fe )
Tablet tambah darah adalah tablet untuk suplementasi

penanggulangan anemia gizi besi yang setiap tablet mengandung

200 mg sulfas Ferous ( yang setara dengan 60 mg besi elemental )

dan 0,25 mg asam folat(8).


Berdasarkan surat edaran Kemenkes RI salah satu sasaran

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2015–2019 adalah meningkatkan kesehatan gizi dan anak. Salah

satu indikator perbaikan gizi masyarakat dengan pemberian Tablet

Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri dimana target dapat

mencapai 30% pada tahun 2019. Pelaksanaan pemberian TTD

adalah 1 tablet per minggu dan pada masa haid diberikan 1 per hari

selama 10 hari53.
22

Tujuan dari kegiatan pemberian Tablet Tambah Darah ini

adalah meningkatkan status gizi remaja putri sehingga dapat

mengurangi resiko terjadinya stunting, anemia gizi besi dan

meningkatkan zat besi dalam tubuh sehingga dapat menciptakan

generasi yang sehat berkualitas dan produktif.


Pemberian TTD dengan komposisi terdiri dari 60 mg zat

besi dan 0,40 mg asam folat pada remaja putri usia 12 – 18 tahun di

Institusi Pendidikan seperti SMP, SMA dan sederajatnya. Selain itu

pada Wanita Usia Subur (WUS) usia 15 – 49 tahu di Institusi

tempat kerja.
Pelaksanaan pemberian TTD yaitu 1 tablet perminggu

sepanjang tahun dilakukan pada remaja putri usia 12 – 18 tahun,

melalui UKS / M di Institusi Pendidikan dimana penentuan hari

minum TTD bersama tiap minggunya sesuai kesepakatan pada

masing – masing wilayah. Sedangkan pemberian TTD pada WUS

di tempat kerja menggunakan TTD yang disediakan oleh Institusi

tempat kerja atau secara mandiri.


Terdapat beberapa studi intervensi yang menunjukkan

bahwa antara dosis, frekuensi pemberian dan lamanya pemberian

TTD berbeda- beda(35). Dilihat dari hal tersebut, berbagai studi

menyatakan bahwa suplementasi mingguan cukup efektif dan

ekonomis dalam menurunkan prevalensi anemia(37). Pemberian

suplementasi mingguan (satu kali per minggu) sama efektifnya

dengan pemberian suplementasi dua kali per minggu selama 11

minggu(15).
23

b. Non Farmakologi
1) Asupan Fe
Remaja putri termasuk golongan rawan menderita anemia

karena remaja putri dalam masa pertumbuhan dan setiap bulan

mengalami menstruasi yang menyebabkan kehilangan zat besi 23.

Penyebab rendahnya kadar hemoglobin dalam darah salah

satunya adalah asupan yang tidak mencukupi. Asupan zat gizi

sehari-hari sangat dipengaruhi oleh kebiasaan makan. Salah satu

faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan remaja adalah

pengetahuan24.
Zat besi merupakan salah satu komponen terpenting dalam

pemberntukan hemoglobin, dengan berkurangnya baham

pembentuk sel darah merah, sehingga sel darah merah tidak dapat

melakukan fungsinya dalam mensuplai oksigen yang akan

mengakibatkan terjadinya anemia 25.


Rendahnya asupan zat besi ke dalam tubuh yang berasal dari

konsumsi zat besi dari makanan sehari-hari merupakan salah satu

penyebab terjadinya anemia 25.


Pangan sumber zat besi terutama zat besi heme, yang

bioavailabilitasnya tinggi, sangat jarang dikonsumsi oleh

masyarakat di negara berkembang, yang kebanyakan memenuhi


(9)
kebutuhan besi remaja dari produk nabati . Di Indonesia,

ketidakcukupan jumlah Fe dalam makanan terjadi karena pola

konsumsi makan masyarakat Indonesia masih didominasi sayuran

sebagai sumber zat besi yang sulit diserap. Sementara itu, daging
24

dan bahan pangan hewani sebagai sumber zat besi yang baik (heme

iron) jarang dikonsumsi terutama oleh masyarakat pedesaan (10).


Diperkirakan hanya 5-15 persen besi makanan diabsorpsi

oleh seseorang yang berada dalam status besi baik dan jika dalam

keadaan defisiensi besi, absorpsi dapat mencapai 50 persen. Faktor

bentuk besi berpengaruh terhadap absorpsi besi. Besi heme yang

terdapat dalam pangan hewani dapat diserap dua kali lipat daripada

besi nonheme.
Besi dalam makanan terdapat dalam bentuk besi heme (dalam

hemoglobin dan mioglobin makanan hewani) dan besi nonheme

(dalam makanan nabati). Sumber besi nonheme yang baik

diantaranya adalah kacang-kacangan. Asam fitat yang terkandung

dalam kedelai dan hasil olahannya dapat menghambat penyerapan

besi. Namun karena zat besi yang terkandung dalam kedelai dan

hasil olahannya cukup tinggi, hasil akhir terhadap penyerapan

besipun biasanya akan positif. Sayuran daun berwarna hijau

memiliki kandungan zat besi yang tinggi sehingga jika sering

dikonsumsi maka akan meningkatkan cadangan zat besi di dalam

tubuh. Beberapa jenis sayuran hijau juga mengandung asam oksalat

yang dapat menghambat penyerapan besi, namun efek

menghambatnya relatif lebih kecil dibandingkan asam fitat dalam

serealia dan tanin yang terdapat dalam teh dan kopi 26.
Bioavailabilitas zat besi dalam makanan sangat dipengaruhi

oleh faktor pendorong dan penghambat. Absorpsi zat besi dapat


25

bervariasi dari 1-40 persen tergantung pada faktor pendorong dan

penghambat dalam makanan (11).


Faktor-faktor pendorong penyerapan zat besi diantaranya :
a) Besi heme, terdapat dalam daging, unggas, ikan, dan seafood
b) Asam askorbat atau vitamin C, terdapat dalam buah-buahan
c) Makanan fermentasi seperti asinan dan kecap
Sedangkan faktor penghambat penyerapan zat besi :
a) Fitat, terdapat dalam sekam dan butir serealia, tepung, kacang-

kacangan
b) Makanan dengan kandungan inositol tinggi
c) Protein di dalam kedelai
d) Besi yang terikat phenolic (tanin); teh, kopi, coklat, beberapa

bumbu (seperti oregano)


e) Kalsium, terutama dari susu dan produk susu2
Sumber baik zat besi berasal dari pangan hewani seperti

daging, unggas, dan ikan karena mempunyai ketersediaan biologik

yang tinggi 26. Pangan hewani seperti daging sapi, daging unggas,

dan ikan memiliki Meat, Fish, Poultry Factor (MFP Factor) yang

dapat meningkatkan penyerapan besi. Hasil pencernaan ketiga

pangan tersebut menghasilkan asam amino cysteine dalam jumlah

besar. Selanjutnya asam amino tersebut mengikat besi dan

membantu penyerapannya 27.


Konsumsi pangan yang rendah kandungan zat besi dapat

menyebabkan ketidakseimbangan besi di dalam tubuh. Selain itu,

tingginya konsumsi pangan yang dapat menghambat penyerapan

besi dan rendahnya konsumsi pangan yang dapat membantu

penyerapan besi di dalam tubuh juga dapat menyebabkan

ketidakseimbangan besi di dalam tubuh. Jika hal tersebut


26

berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka dapat

menyebabkan defisiensi besi26.


2) Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan

bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah

protein, separonya ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang dan

tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam

jaringan lain dan cairan tubuh 51. Protein terdiri dari rantai – rantai

panjang asam amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan

peptida. Asam amino terdiri atas unsur – unsur karbo, hidrogen,

oksigen, dan nitrogen. Bebera asam amino tersebut mengandung

unsur – unsur fosfor, besi, sulfur, iodin dan kobalt.


Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan

oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan

jaringan tubuh 51.Selain itu protein juga merupakan salah satu zat

gizi makro yang salah satu fungsinya, yaitu untuk mencegah

anemia 52.
Protein memiliki salah satu peran penting sebagai alat

perpindahan zat besi yang ada didalam tubuh untuk pembentukan

sel darah merah di sumsum tulang. Asupan protein yang kurang

mengakibatkan hambatan dalam perpindahan zat besi ke sumsum

tulang sehingga produksi sel darah merah terganggu sehingga

meningkatkan seseorang mengalami anemia53.


Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang

baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, ikan

dan kerang51.
27

3) Vitamin C
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air.

Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam

keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan

udara (oksidasi) terutama bila terkena panas 51.


Salah satu fungsi vtiamin C, yaitu membantu mempercepat

absorbsi besi (Fe) di usus dan metabolisme besi (Fe). Vitamin C

sangat membantu dalam penyerapan besi non-hem dengan merubah

bentuk feri menjadi bentuk fero karena bentuk fero lebih mudah

untuk diserap tubuh. Selain itu, vitamin C juga membentuk gugus

besi askorbat yang tetap larut dalam pH lebih tinggi di duodenum

26. Berdasarkan angka kecukupan untuk vitamin C pada wanita

usia 13-15 tahun 65 mg / mg sedangkan wanita usia 16-18 tahun 75

mg / hari54.
Efektifitas penyerapan Fe bersamaan dengan mengonsumsi

vitamin C alami dari buah – buahan lebih baik dibandingkan

penyerapan Fe bersamaan dengan mengonsumsi tablet Vitamin C

dosis tinggi 7. Menurut Satria Perdana, vitamin C lebih baik

didapatkan secara langsung dari buah dan sayur karena merupakan

sumber alami, namun jika asupan dari buah dan sayur kurang maka

perlu mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin C. selain

buah dan sayur adalah sumber alami, vitamin C dalam buah lebih

bertahan lama57. Penelitian dilakukan pada mencit (tikus kecil)

memperlihatkan, vitamin C bertahan lebih lama di jaringan bila

diberikan dari buah dibandingkan dari suplemen. Para peneliti


28

membuktikan, setiap 2 hari sampai 1 minggu, meski menurun

drastis, kadar vitamin C mencit masih lebih tinggi dibandingkan

yang diberikan suplemen. Dokter Fiastuti memaparkan, meskipun

kita mengonsumsi sampai 1.000 mg vitamin C, bukan berarti ia

akan bertahan selama 10 hari. Vitamin C akan dikeluarkan dari

tubuh setiap harinya, jadi akan pecuma bila mengonsumsi banyak

vitamin C, bahkan lewat sulemen. Vitamin C yang dikonsumsi

melalui buah – buahan akan bertahan lebih lama dibandingkan

vitamin C yang didapatkan dari suplemen58.


Vitamin C merupakan kelompok vitamin larut dalam air yang

umumnya hanya terdapat dalam pangan nabati, sayur dan buah.

Terutama yang asam seperti jeruk, nanas, rambutan, papaya,

gandaria dan tomat serta didalam sayur daun–daunan dan jenis kol,

sedangkan buah–buahan yang mengandung zat besi seperti

avocado, mangga, kiwi, kesemek, nanas, jeruk dan jambu biji 6.


a) Jambu Biji Merah
Jambu biji merah berasal dari Amerika Tropis, tumbuh

pada tanah yang gambut maupun liat, pada tempat terbuka


(20)
dan mengandung air yang cukup banyak . Taksonomi

jambu biji merah dapat diklasifikasikan sebagai berikit :

Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta,

SubdivisiAngiospermae, Kelas Dicotyledone, Subkelas

Dialypetalae, Ordo/Bangsa Myrtales, Famili/Suku Mytaseae,

Marga/Genus Psidium, Jenis/Spesies : Psidium guajava L (33).


29

Buah jambu biji merah kaya akan vitamin C, vitamin

B1, vitamin A, lutein, zeaxanthine, lycopene, fenol,

flavonoid, essensial oils, saponin, carotenoid, pectin, kalsium,

fosfor, besi, mangan, magnesium, belerang dan asam amino


(34)
(triptofan, lisin) . Selain itu buah jambu biji merah

memiliki beberapa zat kimia lain seperti kuersetin,

guajaverin, asam gakat, leukosianidin dan asam elagat.

Kuersetin merupakan senyawa flavonoid dari golongan

flavonol. Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang

berfungsi sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan kuersetin

lebih kuat dibandingkan dengan vitamin C dan vitamin E.

membrane sel darah merah sangat rentan terhadap proses

oksidasi yang menginduksi radikal bebas baik oleh oksigen

yang membentuk peroksida lipid maupun paparan UV yang

dapat membentuk hidroksil. Radikal bebas tersebut

menyebabkan instabilitas pada membrane eritrosit sehingga

dapat menyebabkan lisis. Kuersetin sebagai flavonoid telah

dibuktikan berhubungan dengan efek antioksidan. Likopen

dapat melindungi kerusakan sel oleh radikal bebas,

menonaktifkan hydrogen peroksidasi dan nitrogen dioxide.

Selain itu kandungan vitamin E dalam jambu biji merah

berfungsi sebagai pertahanan terhadap peroksidasi asam


30

lemak tak jenuh ganda pada eritrosit sehingga dapat

mencegah hemolysis (35).


Buah, daun dan kulit batang tanaman jambi biji merah

banyak mengandung tanin (senyawa fenolik), sedangkan


(36)
pada bunganya tidak banyak mengandung tanin . Didalam

buah dan tanaman, tanin berperan dalam proses pemasakan

buah, menimbulkan rasa sepat pada buah dan sebagai

pelindung dari serangga atau jamur. Selain itu tanin juga

berfungsi memperlancar system pencernaan. Bua jambu biji

merah yang tidak terlalu matang memiliki kadar tanin yang

relative lebih inggi dibandingkan yang sudah matang (37).


Diantara berbagai jenis buah, jambu biji merah

mengandung vitamin C yang paling tinggi. Buah jambu biji

merah memiliki kandungan vitamin C lebih tinggi diantara

berbagai jenis buah lainnya seperti jeruk, stroberi dan papaya


(35)
. Selain itu kandungan vitamin C pada buah jambu biji

merah jauh lebih besar dibandingkan dengan jambu biji air

dan jambu biji bol, yakni 17 kali lipat dibandingkan jambu air

(5 mg/100 gr) dan 4 kali lipat dibandingkan jambu biji bol

(22mg / 100 gr) (38).


Kandungan vitamin C buah jambu biji merah sekitar 87

mg/ 100 gr, 2 kali lipat dibandingkan jeruk manis (49 mg/100

g) dan 8 kali lipat dibandingkan dengan buah lemon (10,5

mg/100 g). Kadar vitamin C pada jambu biji merah jauh lebih

besar dibandingkan jambu air dan jambu bol, yakni 17 kali


31

lipat dibandingkan jambu air (5 mg/100 g) dan 4 kali lipat

dibandingkan jambu bol (22 mg/100 g) (37).


Psidium guajava kaya akan zat – zat antiokdisa dan

vitamin. Kandungan gizi buah jambu biji merah dalam 100

gram buah yaitu : kalori 49 kkal, vitamin C 87 mg, vitamin A

25 SI, vitamin B1 0,02 mg, niasin 1,1 mg, kalsium 14 mg,

hidrat arang 12,2 g, fosfor 28 mg, besi 0,26 mg, protein 0,9

mg, lemak 0,3 g, serat 5,6 g, karoten 59,5 mg, retinol 9,9 mg,

likopen 5204 µg53.


b) Buah Bit
Beet \root (Beta vulgaris L) termasuk dalam salah satu

family dengan Chenopodiaceae, yang memiliki warna merah

terang dan terkenal dengan khasiatnya, yang biasa disajikan

dalam bentuk jus. Beetroot dikenal dengan beberapa nama

umum seperti bit, chard, bit bayam, bit laut, bit tanam, bit

putih dan chukander (dalam Bahasa hindia). Bit adalah

makanan tonik yang baik untuk kesehatan, dalam

perawatannya bit jarang membutuhkan perawatan dengan

pestisida sehingga seeing disebut tanaman alami yang ramah

lingkungan. Bit mengandung sumber serat yang baik. Akar

bit yang biasanya dimakan dapat direbus, dimakan dingin

seperti salad, atau dimakan mentah dan parut, baik sendiri

atau dikombinasi dengan sayuran salad(54).


Bit umumnya dimasak, tapi jus bit mentah

mengandung sejumlah manfaat kesehatan dan digolongkan


32

sebagai “makanan super”. Beberapa manfaat jus bit

mengurangi tekanan darah dengan melebarkan pembuluh

darah dan melemaskan otot-otot halus, meningkatkan kadar

oksigen, meningkatkan stamina dengan mengurangi oksigen

selama berolahraga, megobati anemia dengan meningkatkan

jumlah darah dan meningkatkan sirkulasi darah serta

mambawa oksigen, kapasitas eritrosit (sel darah merah),

mencegah caccat lahir oleh folat dan asam folat, mencega

hipertendan dan stroke, membersihkan usus, mengurangi batu

ginjal, memperbaiki rheumatoid arthritis, pasir asam urat,

memperbaiki masalah menstrusi serta dapat membantu

mengobati anemia(55).

Tabel 3.
Kandungan gizi beetroot mentah per 100 gram

Karbohidrat 9,96 gr Vitamin B6 0,067 µg


Gula 7,96 gr Folat 80 µg
Serat 2 gr Vitamin C 3,6 mg
Lemak 0,18 gr Calcium 16 mg
Protein 1,68 gr Iron 0,79 mg
Vitamin A 2 µg Magnesium 23 mg
Thiamin (B1) 0,031 mg Phopshor 38 mg
Riboflavin (B2) 0,027 mg Potassium 305 mg
Niacin (B3) 0,331 mg Zinc 0,35 mg
Pantothemic acid 0,145 mg Sodium 77 mg
Sumber : United Stated Department og Agriculture, 2016
Penyakit yang dapat diberikan treatment dengan buah bit

dan mendapatkan hasil yang signifikan (56), yaitu :


(1) Anemia : kandungan zat besi dalam bit yang

tinggi meregenerasi dan mengaktifkan kembali sel darah


33

merah dan memasok oksigen segar ke tubuh. Kandungan

tembaga dalam bit membantu membuat zat besi lebih

banyak tersedua untuk tubuh.


(2) Tekanan darah : semua nilai penyembuhan dan

pengobatan secara efektif menormalkan tekanan darah,

menurunkan tekanan darah tinggi atau menaikkan

tekanan darah rendah.


(3) Kanker : betaine, asam amino dalam bit,

memiliki sifat anti-kanker yang siginifikan.


(4) Sembelit : minum jus bit secara teratur akan

membantu meringankan konstipasi kronis.


(5) Penyakit ginjal : ditambah dengan jus wortel,

kebajikan permbersihan yang sangat baik sangat luar

biasa untuk menyembukan penyakit.


(6) Menurunkan kolesterol : bit mengandung serat laut, yang

juga terbukti memiliki kemampuan menurunkan

kolesterol.
34

B. Kerangka Teori

Remaja
1. Pengetahuan
Asupan Fe
2. Lingkungan
3. Kebiasaan Makan
Kehilangan
darah

- Menstruasi Dampak anemia ::


Kadar Hb - Menurunnya
- Riwayat
akademis disekolah
Penyakit
- Mengganggu
- Infeksi
pertumbuhan
Anemia
- Penurunan daya
tahan tubuh serta
kesehatan
Penanganan reproduksi
- Sering pusing

Farmakologi Non Farmakologi

Suplementasi Tablet Konsumsi Sumber :


Tambah Darah ( Fe ) 1. Zat Besi
2. Protein
3. Vitamin C ( Jus
Jambu Biji dan
buah bit )
Sumber : (21), (19), (12), (22), (58), (55)
Gambar 1. Kerangka Teori
35

C. Kerangka Konsep

Pemberian jus jambu Kadar Hemoglobin


biji merah dan buah bit pada remaja dengan
anemia

Gambar 2. Kerangka Konsep

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas ( independent )

adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan

timbulnya variabel terikat. Yaitu pemberian Jus jambu biji merah dan buah

bit.

2. Variabel Terikat ( dependent )

adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya

variabel bebas yaitu kadar hemoglobin.

E. Hipotesis

Ha : Ada efektifitas pemberian jus jambu biji merah dan buah bit

terhadap kadar Hemoglobin remaja putri di MTs Aswaja

Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.


Ho : Tidak ada efektifitas pemberian jus jambu biji merah dan buah

bit terhadap kadar Hemoglobin remaja putri di MTs Aswaja

Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.

Anda mungkin juga menyukai