Anda di halaman 1dari 6

L.

Cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A


a. Latar Belakang
Vitamin A yang terkandung dalam air susu ibu atau ASI menjadi
sumber utama untuk kebutuhan bayi dari 0 bulan pertama hingga bayi berusia
2 tahun (Walyani & Purwoastuti, 2017). Ibu nifas yang mengkonsumsi
asupan tinggi vitamin A, akan meningkatkan produksi ASI (Chahyanto &
Roosita, 2013). Anak usia 6-57 bulan untuk pemberian vitamin A masih
dibawah standar (Herawati dkk, 2015). Anak yang kekurangan vitamin A
berdampak pada penurunan sistem imunitas yang dapat menyebabkan
kebutaan (Kemenkes RI, 2016).
Tahun 2016, provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat ke sembilan
dengan persentase 92,9% (Kemenkes, 2017) untuk pemberian vitamin A pada
balita (6-59 bulan), tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 97,28%
diperingkat ke 4 dari 34 jumlah provinsi yang melapor (Kemenkes, 2017).
Data dari Riskesdas (2018) sebesar 53,5% sesuai standar pemberian vitamin
A, sebesar 28,8% tidak sesuai standar, dan sebanyak 17,6% tidak pernah
mendapatkan vitamin A pada anak 6-59 bulan. Pemberian vitamin A
kabupaten Sukoharjo tahun 2016 sebesar 99,25% (Dinkes Sukoharjo, 2016)
dan mengalami penurunan pada tahun 2017 menjadi 97,93% (Dinkes
Sukoharjo, 2017). Presentase pemberian vitamin A tahun 2017 kecamatan
Kartasura sebesar 93,20% menurun dibandingkan pada tahun 2016 sebesar
98,19%. Penurunan presentase tersebut belum diketahui secara pasti
penyebabnya. Pemberian vitamin A di desa kertonatan pada bulan September
2018 dan bulan Sebtember 2017 sebesar 75,71% data puskesmas Kartasura
tahun 2017.
Vitamin A adalah zat gizi yang paling esensial, hal itu dikarenakan konsumsi
makanan kita belum mencukupi dan masih rendah sehingga harus dipenuhi dari
luar. Kekurangan vitamin A (KVA) akan meningkatkan kesakitan dan kematian,
mudah terserang penyakit infeksi seperti diare, radang paru-paru, pneumonia, dan
akhirnya kematian. Akibat lain yang paling serius dari kekurangan vitamin A
(KVA) adalah rabun senja yaitu betuk lain dari xeropthalmia termasuk kerusakan
kornea mata dan kebutaan. Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka
kesakitan angka kematian, karena vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare, dan ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Akut) (Almatsier, 2009). Kelompok umur yang terutama mudah
mengalami kekurangan vitamin A adalah kelompok bayi usia 6 – 11 bulan dan
kelompok anak balita usia 12 – 59 bulan
(1 – 5 tahun) (Pediatrik, 2006).

b. Definisi Operasional
1. Bayi umur 6-11 bulan adalahbayi umur 6-11 bulan yang ada di suatu wilayah
kabupaten/kota
2. Balita umur 12-59 bulan adalah balita umur 12-59 bulan yang ada di suatu
wilayah kabupaten/kota
3. Balita 6-59 bulan adalah balita umur 6-59 bulan yang ada di suatu wilayah
kabupaten/kota
4. Kapsul vitamin Aadalahkapsul yang mengandung vitamin A dosis tinggi, yaitu
100.000 Satuan Internasional (SI) untuk bayi umur 6-11 bulan dan 200.000 SI
untuk anak balita 1259 bulan
5. Persentase balita mendapat kapsul vitamin Aadalah jumlah bayi 6-11 bulan
ditambah jumlah balita 12-59 bulan yang mendapat 1 (satu) kapsul vitamin A
pada periode 6 (enam) bulan terhadap jumlah seluruh balita 6-59 bulan dikali
100%.

c. Ukuran Indikator
Kinerja dinilai baik jika persentase balita 6-59 bulan yang mendapat vitamin A sesuai
target.
Rumus:

Persentase Jumlah bayi 6-11 bulan + balita 12-


Balita 6-59 = 59 bulan yang mendapat kapsul x 100%
Bulan vitamin A
Mendapat
Jumlah balita 6-59 bulan
Kapsul
Vitamin A
d. Sumber Data
Laporan pemberian kapsul Vitamin A untuk balita pada bulan Februari dan Agustus,
serta laporan LB3 SP2TP
e. Frekuensi Laporan
Setiap 6 bulan (bulan Februari dan Agustus) Data tahunan menggabungkan data
cakupan bayi umur 6 – 11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan
Agustus, sedangkan data cakupan balita umur 12 – 59 bulan yang mendapat vitamin
A menggunakan data bulan Agustus.
f. Alat dan Bahan
Formulir pencatatan pendistribusian kapsul Vitamin A dan formulir laporan yang
sudah ada.
g. Mekanisme Pelaporan
1) Mencatat balita yang mendapat Vitamin A
2) Merekap balita yang menerima Vitamin A berdasarkan kelompok umur
3) Menghitung persentase balita yang mendapat vitamin
M. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
a. Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa kritis bagi ibu yang telah bersalin dan
bayi baru lahir. Masa nifas atau yang biasa disebut sebagai periode
postpartum adalah masa yang dimulai dari tanda akhir periode intrapartum
yaitu dari kelahiran plasenta dan selaput janin hingga kembalinya organ
reproduksi pada kondisi tidak hamil. Dalam masa nifas diperlukan suatu
asuhan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik
maupun psikologis (Varney, 2007; Saifuddin, 2002).
Pada masa nifas, ibu memiliki kebutuhan dasar yang berhubungan
dengan nutrisi yaitu minum vitamin A (200.000 SI) agar bisa memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI (Kemenkes RI, 2013). Vitamin A
adalah salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak, disimpan dalam
hati dan tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari luar
tubuh (Arisman, 2009).
Kekurangan vitamin A (KVA) pada anak dapat meningkatkan risiko
buta senja, mudah terserang penyakit bahkan kematian. Suplementasi adalah
salah satu strategi dalam menanggulangi defisiensi zat gizi mikro terutama
pada wanita dan anak-anak. Secara keseluruhan, hanya 48 persen wanita yang
menerima kapsul vitamin A postpartum dalam periode dua bulan setelah
melahirkan anak terakhir. Tingkat suplementasi terendah terdapat diantara
wanita dengan status ekonomi berada dalam kuintil kekayaan terendah (38%)
(Badan Pusat Statistik, 2013).
Penelitian yang dilakukan Al Insyirah (2018) mengatakan bahwa
pemberian vitamin A pada balita usia 12-59 bulan di puskesmas Senapelan
pada tahun 2016 adalah 59,69%, sedangkan standar nasional untuk provinsi
Riau adalah 87,2%. Pengetahuan tentang vitamin A pada ibu nifas di wilayah
kerja puskesmas Tiong Keranjik Melawi sebesar 70,4% ibu nifas tergolong
kurang dalam memahami fungsi vitamin A, sedangkan 40,8% ibu nifas
tergolong kurang memahami akibat dari defisiensi vitamin A dan sebesar
66,67% ibu nifas kurang mengetahui tentang sumber vitamin A (Durianti dkk,
2015). Indonesia pada tahun 2017, persentase pemberian vitamin A pada
balita 6-59 bulan sebesar 94,73%, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun
2016 yaitu sebesar 90,1% sedangkan target nasional 82% (Kemenkes, 2016).
Persentase pemberian vitamin A menunjukkan adanya peningkatan persentase
dikarenakan usaha pemberian vitamin A kepada seluruh balita umur 6-59
bulan di posyandu pada bulan Februari atau Agustus (Kemenkes, 2016).
b. Definisi Operasional
1) Ibu nifas adalah ibu baru melahirkan sampai hari ke-42.
2) Ibu nifas mendapat kapsul Vitamin A adalah ibu nifas mendapat 2 kapsul vitamin
A, satu kapsul diberikan segera setelah melahirkan dan kapsul kedua diberikan
minimal 24 jam setelah pemberian pertama.
3) Kapsul Vitamin A untuk ibu nifas adalah kapsul yang mengandung vitamin A
dosis 200.000 Satuan Internasional (SI).
4) Persentase ibu nifas mendapat mendapat kapsul vitamin A adalah jumlah ibu nifas
yang mendapat kapsul vitamin A terhadap jumlah ibu nifas yang ada dikali 100%.

c. Ukuran Indikator
Kinerja dinilai baik jika presentase ibu nifas mendapat dua kapsul vitamin A sesuai
target. Persentase ibu nifas mendapat kapsul Vitamin A
Rumus:

Persentase Ibu Jumlah Ibu nifas dapat kapsul vit.


nifas dapat =A x 100%
kapsul vit. A
Jumlah seluruh ibu nifas

d. Sumber Data
Laporan Monitoring Puskesmas: LB 3 Ibu/Gizi (SP2TP)
e. Data yang dikumpulkan
Jumlah ibu nifas yang ada di wilayah tertentu, jumlah ibu nifas yang mendapat kapsul
vitamin A
f. Frekuensi Laporan
Setiap bulan

g. Mekanisme Pelaporan
1) Mencatat seluruh ibu nifas
2) Mencatat ibu nifas yang saat bersalin mendapat Vitamin A dan jumlah vitamin A
yang didapat
3) Menghitung persentase ibu nifas yang mendapat vitamin A

Dafpus
[Kemenkes] Kementrian Kesehatan. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta (ID):
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kemenkes RI. 2013. Hasil Utama Riskesdas. Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.

Sistiarani, Colti, Elviera Gamelia dan Bambang Hariyadi. “PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A
PADA BALITA DAN IBU NIFAS.” Jurnal Kesehatan Masyarakat (KEMAS) (2014): 10
(1) :14 - 20.

Anda mungkin juga menyukai