DISUSUN OLEH:
DISUSUN OLEH:
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan Penelitian....................................................................................................1
a. Tujuan Umum...................................................................................................1
b. Tujuan Khusus..................................................................................................1
C. Tempat dan Waktu.................................................................................................1
D. Metode...................................................................................................................1
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai salah satu tugas pemerintah dalam mewujudkan masyarakat
Indonesia yang tangguh dalam pembangunan nasional pemerintah harus
memperhatikan kesehatan masyarakat dan merupakan tanggungjawab bagi
semua pihak untuk mewujudkannya. Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat
tergantung pada tingkat konsumsi, Dewasa ini Indonesia menghadapi masalah
gizi ganda, yakni masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Di satu pihak
masalah gizi kurang yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan,
kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang gizi.
Untuk mewujudkan kesehatan yang yang baik dapat dimulai dari
perbaikan status gizi masyarakat. Gizi merupakan faktor penting untuk
mewujudkan manusia yang lebih baik. Secara nasional gizi buruk di Indonesia
dapat dilihat berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) secara
nasional sampai tingkat kabupaten/kota yang dilakukan setiap tiga tahun sekali
yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia (Badan Litbangkes) dengan kerangka sempel
yang dilakuakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan hasil
RISKESDAS secara nasional pada tahun 2007 prevalensi Gizi buruk dan gizi
kurang di Indonesia berjumlah 18,4%, pada tahun 2010 17,9%, dan pada tahun
2013 19,6%.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun
2015-2019 bertujuan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh di
berbagai bidang dengan menekankan pada pencapaian daya saing kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber
Daya Manusia (SDM) berkualitas, serta kemampuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) yang terus meningkat. Sumber Daya Manusia (SDM)
merupakan modal utama dalam pembangunan nasional. Kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) di Indonesia perlu ditingkatkan agar mampu memberikan daya
saing yang tinggi yang ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan Indeks Pemberdayaan
Gender (IPG) yang dicapai melalui pengendalian penduduk, peningkatan taraf
pendidikan, dan peningkatan derajat kesehatan dan gizi masyarakat (RPJMN,
2015-2019).
1
Berbagai macam program perbaikan gizi telah lama dilaksanakan
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, akan tetapi masalah gizi di
Indonesia masih ada. Menurut Riskesdas (2018), persentase balita stunting di
Indonesia sebesar 30,8%; underweight sebesar 17,7%; dan anemia ibu hamil
6,9%. Hal ini menunjukkan program pemerintah sebagai Upaya Perbaikan Gizi
belum berhasil optimal. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka kami mahasiswa
jurusan Gizi Poltekkes Malang membuat laporan mengenai Program Upaya
perbaikan Gizi yang telah dilaksanakan di Puskesmas Kendalsari dan data yang
diperoleh sebagai bahan penugasan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Merencanakan, menganalisis, melaksanakan, dan mengevaluasi
program-program gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kendalsari
Kota Malang.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Pengkajian, diagnosis, intervensi dan monitoring evaluasi gizi
masyarakat,
b. Melakukan advokasi untuk kebijakan public terkait dengan program
pangan, gizi, dan atau pelayanan kesehatan,
c. Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pencegahan dan
penanggulangan permasalahan pangan, gizi, dan kesehatan,
d. Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan program pangan dan gizi
yang sudah dilakukan.
2
BAB II
a. Hasil Analisis
1) MENURUT TEMPAT
Analisis:
3
terpenuhi dengan sempurna. Semua ibu hamil KEK mendapatkan
PMT.
2) MENURUT WAKTU
Tabel. PEMBERIAN PMT IBU HAMIL KEK 2019
4
Analisis:
Pada tabel tercatat jumlah ibu hamil KEK dan ibu hamil yang telah
mendapatkan PMT KEK. Seperti yang dapat dilihat pada grafik,
capaian pemberian PMT pada ibu hamil KEK pada setiap bulannya di
wilayah kerja Puskesmas Kendalsari adalah 100% yang berarti PMT
diberikan secara merata dan tepat pada sasaran.
Cakupan
Lokasi Target Keterangan
Distribusi
Sudah
Jatimulyo 100% 80%
Tercapai
Sudah
Lowokwaru 100% 80%
Tercapai
Sudah
Tulusrejo 100% 80%
Tercapai
Besar masalah
% cakupan
Wilayah Cakupan Total score
Score pemberian
PMT(bungkus)
PMT
Jatimulyo 13 3 100% 3
5
Lowokwaru 19 3 100% 3
Tulusrejo 31 2 100% 2
6
sasaran, pos pelayanan, tenaga
pelaksana, daerah sulit, dll)
(Sumber: Juknis Pemberian
Makanan Tambahan)
Indikator keberhasilan a. Outcome :tidak
ditemukannya kejadian
KEK (Kekurangan Energi
Kronik) pada ibu hamil.
7
Asumsi negatif:
8
9
DISTRIBUSI PMT BALITA KURUS
a. Hasil Analisis
1) MENURUT TEMPAT
Analisis:
2) MENURUT WAKTU
a) PEMBERIAN PMT BALITA KURUS DESA JATIMULYO 2019
10
Bulan Balita Kurus Dapat PMT
Januari 148 148
Februari 182 182
Maret 195 195
April 203 203
Mei 189 189
Juni 169 169
Juli 180 180
Agustus 144 144
September 126 126
Oktober 144 144
Nopember 151 151
Desember 168 168
TOTAL 1999 1999
Analisis:
11
3) ANALISIS FAKTOR RISIKO
Tabel. Persentase cakupan distribusi PMT balita kurus 2019
Cakupan
Lokasi Target Keterangan
Distribusi
Sudah
Jatimulyo 100% 85%
Tercapai
Sudah
Lowokwaru 100% 85%
Tercapai
Sudah
Tulusrejo 100% 85%
Tercapai
Besar masalah
% cakupan
Wilayah Cakupan Total score
Score pemberian
PMT(bungkus)
PMT
Jatimulyo 682 3 100% 3
Lowokwaru 628 3 100% 3
Tulusrejo 689 3 100% 3
12
c. Analisis intervensi spesifik dan sensitivitas distribusi PMT pada balita
kurus
13
diberikan oleh Puskesmas.
Sumber pembiayaan untuk
kegiatan dari APBN, APBD, dan
sumber pembiayaan lainnya yang
sesuai dengan peraturan yang
berlaku
14
dengan status gizi kurang
(kurus).
d. Tersedia tenaga pelaksa
untuk mendistribusikan
PMT untuk balita dengan
status gizi kurang (kurus).
Asumsi negatif:
15
C. Asuhan Gizi Masyarakat
Sesuaikan sama topik, caranya ada di modul semua
D. Intervensi Gizi
E. Edukasi Gizi
F. Konseling Gizi
G. Advokasi
16
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
17
1
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
19