Anda di halaman 1dari 25

Monitoring Garam Puskesmas Ngajum

A. Gambaran Umum
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) adalah gangguan tubuh yang
disebabkan oleh kekurangan iodium sehingga tubuh tidak dapat menghasilkan
hormon tiroid. Akibat kekurangan iodium ini dapat menimbulkan penyakit gondok,
gangguan perkembangan mental, rendahnya IQ, hipotiroidisme dan kretinisme.
Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI. Hal ini
disebabkan karena kelenjer tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap
kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman.
Salah satu sumber iodium adalah garam dapur yang sudah difortifikasi oleh
pemerintah, tapi pada saat sekarang ini masih ada  garam yang beredar di
masyarakat tidak mengandung iodium. Garam beryodium baik adalah garam
mempunyai kandungan yodium dengan kadar yang cukup (>30 ppm kalium yodat).
Oleh karena itu Puskesmas Ngajum melakukan pemantauan garam beryodium di
tingkat masyarakat secara berkala yang dilakukan 2 kali dalam satu tahun yaitu pada
bulan febriari dan agustus. Pemantauan dilakukan di Sekolah Dasar (SD) / Madrasah
Ibtidaiyah (MI) pada tiap desa/kelurahan. Apabila dalam satu desa/kelurahan
terdapat lebih dari satu SD/MI, maka dipilih satu SD/MI yang mempunyai murid
terbanyak.
Data yang dikumpulkan dalam pemantauan garam beryodium, meliputi:
Kandungan yodium pada garam yang diuji dengan menggunakan test kit yodium
(ungu atau putih/tidak berwarna), dan bentuk garam yang dikonsumsi: halus,
curai/krosok, dan briket.
Desa dengan garam beryodium baik adalah desa/kelurahan dengan sampel
garam konsumsi yang diperiksa hanya ditemukan tidak lebih dari satu sampel garam
konsumsi dengan kandungan iodium kurang dari 30 ppm pada kurun waktu tertentu.
United Nation General Assemblyc (UNGASS) menyepakati pembaharuan komitmen
terhadap eliminasi GAKI dan Universal Salt Iodization (USI) berupa konsumsi garam
beriodium yang harus mencapai target 90% secara berkesinambungan dimulai dari
tahun 2005.
Rencana tindak lanjut yang dilakukan oleh puskesmas setelah monitoring
garam adalah membagikan hasil pememriksaan garam ke masing-masing Sd yang
diperiksa dan dilampiri degan hasil uji, kemudian pihak SD membagikan surat ederan
hasil monitoring garam kepada siswa sehingga orangtua siswa dapat mengetahu
bahwa garam yang dikonsumsi di rumah mengandum iodium atau tidak.
B. Analisis Program Monitoring Garam di Puskesmas Ngajum Tahun 2018
Hasil Monitoring Garam Kecamatan Ngajum Periode I

HASIL UJI Status Desa


NO DESA Tidak
Kurang Cukup Baik Tidak
Ada
1 NGAJUM 0 0 26 1  
2 PALAAN 0 0 26 1  
3 NGASEM 3 4 19   1
BANJARSAR
9 0 17
4 I   1
5 KRANGGAN 0 0 26 1  
6 KESAMBEN 4 4 18   1
7 BABADAN 10 0 16   1
8 BALESARI 5 0 21   1
9 MAGUAN 0 0 26 1  
  JUMLAH 31 8 195 4 5
Hasil
Monitoring Garam Kecamatan Ngajum Periode II

HASIL UJI Status Desa


NO DESA Tidak
Kurang Cukup Baik Tidak
Ada
1 NGAJUM 0 0 26 1  
2 PALAAN 0 0 26 1  
3 NGASEM 0 0 26 1  
BANJARSAR
0 0 26
4 I 1  
5 KRANGGAN 0 0 26 1  
6 KESAMBEN 0 0 26 1  
7 BABADAN 0 0 26 1  
8 BALESARI 0 0 26 1  
9 MAGUAN 0 0 26 1  
  JUMLAH 0 0 234 9 0

1. Monitoring Garam Desa Ngajum Tahun 2018


Cakupan Garam Beryodium Cukup Desa Ngajum Tahun 2018
120

100

80
%Cakupan

NGAJUM
60

40

20

0
Periode I Periode II

- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan analisis cakupan garam beryodium di
Desa Ngajum pada tahun 2018. Pada grafik ini dikelompokkan berdasarkan
periode yaitu periode I monitoring garam dilakukan pada bulan februari dan
periode II monitoring garam dilakukan pada bulan agustus. Dilihat dari
persentase cakupan garam beryodium cukup pada periode I sebesar 100%
dan pada periode II sebesar 100% kedua periode tersebut sudah mencapai
target persentase cakupan garam beryodium yaitu 90%. Stautus desa
Ngajum adalah desa baik pada periode I dan periode II karena sudah
memenuhi target dan dari 26 sampel yang diuji menunjukkan bahwa semua
sampel mengandung garam beryodium 30 ppm. Desa Ngajum
mempertahankan status desa baik pada tahun 2018.
2. Monitoring Garam Desa Palaan Tahun 2018

Cakupan Garam Beryodium Cukup Desa Palaan Tahun


2018
120

100

80 PALAAN
%Cakupan

60

40

20

0
Periode I Periode II

- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan analisis cakupan garam beryodium di
Desa Palaan pada tahun 2018. Dilihat dari persentase cakupan garam
beryodium cukup pada periode I sebesar 100% dan pada periode II sebesar
100% kedua periode tersebut sudah mencapai target persentase cakupan
garam beryodium yaitu 90%. Stautus desa Palaan adalah desa baik pada
periode I dan periode II karena sudah memenuhi target dan dari 26 sampel
yang diuji menunjukkan bahwa semua sampel mengandung garam
beryodium 30 ppm. Desa Palaan mempertahankan status desa baik pada
tahun 2018.
3. Monitoring Garam Desa Ngasem Tahun 2018

Cakupan Garam Beryodium Cukup Desa Ngasem Tahun


2018
120
100
100
79.2
80
NGASEM
%Cakupan

60

40

20

0
Periode I Periode II

- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan analisis cakupan garam beryodium di
Desa Ngasem pada tahun 2018. Pada grafik ini dikelompokkan berdasarkan
periode yaitu periode I monitoring garam dilakukan pada bulan februari dan
periode II monitoring garam dilakukan pada bulan agustus. Dilihat dari
persentase cakupan garam beryodium cukup pada periode I tidak mencapai
target yaitu 90%. Pada grafik diatas diketahui bahwa persentase cakupan
garam beryodium cukup pada periode I yaitu sebesar 79,2% yang
menunjukkan bahwa status desa Ngasem tidak baik karna tidak mencapai
target dan dari 26 sampel yang diuji didapatkan hasil 3 sampel tidak
beryodium, 4 sampel kurang iodium, dan 19 sampel cukup iodium . Apabila
desa dengan sampel garam yang diperiksa ditemukan lebih dari satu sampel
sampel garam konsumsi dengan kandungan iodium kurang dari 30 ppm
maka desa memiliki status tidak baik. Pada periode II monitoring garam
persentase cakupan garam beryodium meningkat yaitu menjadi 100% yang
menunjukkan bahwa status desa Ngasem pada periode II baik dan dari 26
sampel diuji menunjukkan bahwa semua sampel cukup iodium. Terjadi
peningkatan status desa di Ngasem dari desa tidak baik menjadi baik karena
sudah dilakukan renca tindak lanjut oleh puskesmas.
4. Monitoring Garam Desa Banjarsari Tahun 2018

Cakupan Garam Beryodium Cukup Desa Banjarsari Tahun


2018
120
100
100

80
65.4 BANJARSARI
%Cakupan

60

40

20

0
Periode I Periode II

- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan analisis cakupan garam beryodium di
Desa Banjarsari pada tahun 2018. Dilihat dari persentase cakupan garam
beryodium cukup pada periode I tidak mencapai target yaitu 90%. Pada grafik
diatas diketahui bahwa persentase cakupan garam beryodium cukup pada
periode I yaitu sebesar 65,4% yang menunjukkan bahwa status desa
Banjarsari tidak baik karna tidak mencapai target dan dari 26 sampel yang
diuji didapatkan hasil 9 sampel tidak beryodium, dan 17 sampel cukup
iodium. Apabila desa dengan sampel garam yang diperiksa ditemukan lebih
dari satu sampel sampel garam konsumsi dengan kandungan iodium kurang
dari 30 ppm maka desa memiliki status tidak baik. Pada periode II monitoring
garam persentase cakupan garam beryodium meningkat yaitu menjadi 100%
yang menunjukkan bahwa status desa Banjarsari pada periode II baik dan
dari 26 sampel diuji menunjukkan bahwa semua sampel cukup iodium.
Terjadi peningkatan status desa di Banjarsari dari desa tidak baik menjadi
baik karena sudah dilakukan renca tindak lanjut oleh puskesmas.
5. Monitoring Garam Desa Kranggan Tahun 2018

Cakupan Garam Beryodium Cukup Desa Kranggan Tahun


2018
120
100 100
100

80
KRANGGAN
%Cakupan

60

40

20

0
Periode I Periode II

- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan analisis cakupan garam beryodium di
Desa Kranggan pada tahun 2018. Dilihat dari persentase cakupan garam
beryodium cukup pada periode I sebesar 100% dan pada periode II sebesar
100% kedua periode tersebut sudah mencapai target persentase cakupan
garam beryodium yaitu 90%. Stautus desa Kranggan adalah desa baik pada
periode I dan periode II karena sudah memenuhi target dan dari 26 sampel
yang diuji menunjukkan bahwa semua sampel mengandung garam
beryodium 30 ppm. Desa Kranggan mempertahankan status desa baik pada
tahun 2018.
6. Monitoring Garam Desa Kesamben Tahun 2018

Cakupan Garam Beryodium Cukup Desa Kesamben Tahun


2018
120
100
100

80 69.2 KESAMBEN
%Cakupan

60

40

20

0
Periode I Periode II
- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan analisis cakupan garam beryodium di
Desa Kesamben pada tahun 2018. Pada grafik ini dikelompokkan
berdasarkan periode yaitu periode I monitoring garam dilakukan pada bulan
februari dan periode II monitoring garam dilakukan pada bulan agustus.
Dilihat dari persentase cakupan garam beryodium cukup pada periode I tidak
mencapai target yaitu 90%. Pada grafik diatas diketahui bahwa persentase
cakupan garam beryodium cukup pada periode I yaitu sebesar 69,2 yang
menunjukkan bahwa status desa Kesamben tidak baik karna tidak mencapai
target dan dari 26 sampel yang diuji didapatkan hasil 4 sampel tidak
beryodium, 4 sampel kurang iodium, dan 18 sampel cukup iodium . Apabila
desa dengan sampel garam yang diperiksa ditemukan lebih dari satu sampel
sampel garam konsumsi dengan kandungan iodium kurang dari 30 ppm
maka desa memiliki status tidak baik. Pada periode II monitoring garam
persentase cakupan garam beryodium meningkat yaitu menjadi 100% yang
menunjukkan bahwa status desa Kesamben pada periode II baik dan dari 26
sampel diuji menunjukkan bahwa semua sampel cukup iodium. Terjadi
peningkatan status desa di Kesamben dari desa tidak baik menjadi baik
karena sudah dilakukan renca tindak lanjut oleh puskesmas.
7. Monitoring Garam Desa Babadan Tahun 2018

Cakupan Garam Beryodium Cukup Desa Babadan Tahun


2018
120
100
100

80
BABADAN
%Cakupan

61.5
60

40

20

0
Periode I Periode II

- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan analisis cakupan garam beryodium di
Desa Babadan pada tahun 2018. Dilihat dari persentase cakupan garam
beryodium cukup pada periode I tidak mencapai target yaitu 90%. Pada grafik
diatas diketahui bahwa persentase cakupan garam beryodium cukup pada
periode I yaitu sebesar 61,5% yang menunjukkan bahwa status desa
Babadan tidak baik karna tidak mencapai target dan dari 26 sampel yang diuji
didapatkan hasil 10 sampel tidak beryodium, dan 16 sampel cukup iodium.
Apabila desa dengan sampel garam yang diperiksa ditemukan lebih dari satu
sampel sampel garam konsumsi dengan kandungan iodium kurang dari 30
ppm maka desa memiliki status tidak baik. Pada periode II monitoring garam
persentase cakupan garam beryodium meningkat yaitu menjadi 100% yang
menunjukkan bahwa status desa Babadan pada periode II baik dan dari 26
sampel diuji menunjukkan bahwa semua sampel cukup iodium.Terjadi
peningkatan status desa di Babadan dari desa tidak baik menjadi baik karena
sudah dilakukan renca tindak lanjut oleh puskesmas.
8. Monitoring Garam Desa Balesari Tahun 2018

Cakupan Garam Beryodium Cukup Desa Balesari Tahun


2018
120
100
100
80.8
80
BALESARI
%Cakupan

60

40

20

0
Periode I Periode II

- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan analisis cakupan garam beryodium di
Desa Balesari pada tahun 2018. Pada grafik ini dikelompokkan berdasarkan
periode yaitu periode I monitoring garam dilakukan pada bulan februari dan
periode II monitoring garam dilakukan pada bulan agustus. Dilihat dari
persentase cakupan garam beryodium cukup pada periode I tidak mencapai
target yaitu 90%. Pada grafik diatas diketahui bahwa persentase cakupan
garam beryodium cukup pada periode I yaitu sebesar 80,8% yang
menunjukkan bahwa status desa Balesari tidak baik karna tidak mencapai
target dan dari 26 sampel yang diuji didapatkan hasil 5 sampel tidak
beryodium, dan 21 sampel cukup iodium . Apabila desa dengan sampel
garam yang diperiksa ditemukan lebih dari satu sampel sampel garam
konsumsi dengan kandungan iodium kurang dari 30 ppm maka desa memiliki
status tidak baik. Pada periode II monitoring garam persentase cakupan
garam beryodium meningkat yaitu menjadi 100% yang menunjukkan bahwa
status desa Balesari pada periode II baik dan dari 26 sampel diuji
menunjukkan bahwa semua sampel cukup iodium.Terjadi peningkatan status
desa di Balesari dari desa tidak baik menjadi baik karena sudah dilakukan
renca tindak lanjut oleh puskesmas..
9. Monitoring Garam Desa Maguan Tahun 2018

Cakupan Garam Beryodium Cukup Desa Maguan Tahun


2018
120
100 100
100

80
MAGUAN
%Cakupan

60

40

20

0
Periode I Periode II

- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan analisis cakupan garam beryodium di
Desa Maguan pada tahun 2018. Pada grafik ini dikelompokkan berdasarkan
periode yaitu periode I monitoring garam dilakukan pada bulan februari dan
periode II monitoring garam dilakukan pada bulan agustus. Dilihat dari
persentase cakupan garam beryodium cukup pada periode I sebesar 100%
dan pada periode II sebesar 100% kedua periode tersebut sudah mencapai
target persentase cakupan garam beryodium yaitu 90%. Stautus desa
Maguan adalah desa baik pada periode I dan periode II karena sudah
memenuhi target dan dari 26 sampel yang diuji menunjukkan bahwa semua
sampel mengandung garam beryodium 30 ppm. Desa Maguan
mempertahankan status desa baik pada tahun 2018.
10. Monitoring Garam Puskesmas Ngajum Tahun 2018

Cakupan Desa Dengan Garam Beryodium Tahun 2018


120

100
100

80
%Cakupan

60 55.6
44.4
40

20

0
0

- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan cakupan garam beryodium di daerah
Puskesmas Ngajum pada tahun 2018. Pada grafik ini dikelompokkan
berdasarkan periode yaitu periode I monitoring garam dilakukan pada bulan
februari dan periode II monitoring garam dilakukan pada bulan agustus. Pada
periode I cakupan garam beryodium di Kecamatan Ngajum tidak mencapai
target yang diinginkan yaitu 90%. Dilihat dari cakupan desa dengan garam
beryodium pada grafik diatas diketahui terdapat 4 desa yang memiliki status
desa baik dengan persentase sebesar 44,4%, dan terdapat 5 desa yang
memiliki status desa tida baik dengan persentase 55,6%. Terjadi peningkatan
yang siginifikan pada periode II dilihat dari persentase desa berstatus baik
yaitu menjadi 100% atau terdapat total 9 desa di kecematan ngajum yang
sudah mengkonsumsi garam beryodium.
C. Analisis Program Monitoring Garam di Puskesmas Ngajum Tahun 2019
Hasil Monitoring Garam Kecamatan Ngajum Periode I

HASIL UJI Status Desa


NO DESA Tidak
Kurang Cukup Baik Tidak
Ada
1 NGAJUM 7 2 17   1
2 PALAAN 2 4 20   1
3 NGASEM 8 1 17   1
BANJARSAR
13 3 10
4 I   1
5 KRANGGAN 14 9 3   1
6 KESAMBEN 17 2 7   1
7 BABADAN 15 0 11   1
8 BALESARI 22 0 4   1
9 MAGUAN 14 5 7   1
  JUMLAH 112 26 96 0 9

Hasil Monitoring Garam Kecamatan Ngajum Periode II

HASIL UJI Status Desa


NO DESA Tidak
Kurang Cukup Baik Tidak
Ada
1 NGAJUM 0 0 26 1  
2 PALAAN 0 0 26 1  
3 NGASEM 0 0 26 1  
BANJARSAR
0 0 26
4 I 1  
5 KRANGGAN 0 0 26 1  
6 KESAMBEN 0 0 26 1  
7 BABADAN 0 0 26 1  
8 BALESARI 14 0 12   1
9 MAGUAN 0 0 26 1  
  JUMLAH 14 0 220 8 1
1. Monitoring Garam Desa Ngajum Tahun 2019

Cakupan Garam Beryodium Cukup Desa Ngajum Tahun 2019


120
100
100

80
65.4
%Cakupan

NGAJUM
60

40

20

0
Periode I Periode II

- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan analisis cakupan garam beryodium di
Desa Ngajum pada tahun 2019. Pada grafik ini dikelompokkan berdasarkan
periode yaitu periode I monitoring garam dilakukan pada bulan februari dan
periode II monitoring garam dilakukan pada bulan agustus. Dilihat dari
persentase cakupan garam beryodium cukup pada periode I tidak mencapai
target yaitu 90%. Pada grafik diatas diketahui bahwa persentase cakupan
garam beryodium cukup pada periode I yaitu sebesar 65,4% yang
menunjukkan bahwa status desa Ngajum tidak baik karna tidak mencapai
target dan dari 26 sampel yang diuji didapatkan hasil 7 sampel tidak
beryodium, 2 sampel kurang iodium, dan 17 sampel cukup iodium . Apabila
desa dengan sampel garam yang diperiksa ditemukan lebih dari satu sampel
sampel garam konsumsi dengan kandungan iodium kurang dari 30 ppm
maka desa memiliki status tidak baik. Pada periode II monitoring garam
persentase cakupan garam beryodium meningkat yaitu menjadi 100% yang
menunjukkan bahwa status desa Ngajum pada periode II baik dan dari 26
sampel diuji menunjukkan bahwa semua sampel cukup iodium.Terjadi
peningkatan status desa di Ngajum dari desa tidak baik menjadi baik karena
sudah dilakukan renca tindak lanjut oleh puskesmas.
2. Monitoring Garam Desa Palaan Tahun 2019

Cakupan Garam Beryodium Cukup Desa Palaan Tahun 2019


120
100
100

80 76.9
%Cakupan

PALAAN
60

40

20

0
Periode I Periode II

- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan analisis cakupan garam beryodium di
Desa Palaan pada tahun 2019. Pada grafik ini dikelompokkan berdasarkan
periode yaitu periode I monitoring garam dilakukan pada bulan februari dan
periode II monitoring garam dilakukan pada bulan agustus. Dilihat dari
persentase cakupan garam beryodium cukup pada periode I tidak mencapai
target yaitu 90%. Pada grafik diatas diketahui bahwa persentase cakupan
garam beryodium cukup pada periode I yaitu sebesar 76,9% yang
menunjukkan bahwa status desa Palaan tidak baik karna tidak mencapai
target dan dari 26 sampel yang diuji didapatkan hasil 2 sampel tidak
beryodium, 4 sampel kurang iodium, dan 20 sampel cukup iodium . Apabila
desa dengan sampel garam yang diperiksa ditemukan lebih dari satu sampel
sampel garam konsumsi dengan kandungan iodium kurang dari 30 ppm
maka desa memiliki status tidak baik. Pada periode II monitoring garam
persentase cakupan garam beryodium meningkat yaitu menjadi 100% yang
menunjukkan bahwa status desa Palaan pada periode II baik dan dari 26
sampel diuji menunjukkan bahwa semua sampel cukup iodium. Terjadi
peningkatan status desa di Palaan dari desa tidak baik menjadi baik karena
sudah dilakukan renca tindak lanjut oleh puskesmas.
3. Monitoring Garam Desa Ngasem Tahun 2019

Cakupan Garam Beryodium Cukup Desa Ngasem Tahun


2019
120
100
100

80
65.4 NGASEM
%Cakupan

60

40

20

0
Periode I Periode II

- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan analisis cakupan garam beryodium di
Desa Ngasem pada tahun 2019. Pada grafik ini dikelompokkan berdasarkan
periode yaitu periode I monitoring garam dilakukan pada bulan februari dan
periode II monitoring garam dilakukan pada bulan agustus. Dilihat dari
persentase cakupan garam beryodium cukup pada periode I tidak mencapai
target yaitu 90%. Pada grafik diatas diketahui bahwa persentase cakupan
garam beryodium cukup pada periode I yaitu sebesar 65,4% yang
menunjukkan bahwa status desa Palaan tidak baik karna tidak mencapai
target dan dari 26 sampel yang diuji didapatkan hasil 8 sampel tidak
beryodium, 1 sampel kurang iodium, dan 17 sampel cukup iodium . Apabila
desa dengan sampel garam yang diperiksa ditemukan lebih dari satu sampel
sampel garam konsumsi dengan kandungan iodium kurang dari 30 ppm
maka desa memiliki status tidak baik. Pada periode II monitoring garam
persentase cakupan garam beryodium meningkat yaitu menjadi 100% yang
menunjukkan bahwa status desa Ngasem pada periode II baik dan dari 26
sampel diuji menunjukkan bahwa semua sampel cukup iodium. Terjadi
peningkatan status desa di Ngasem dari desa tidak baik menjadi baik karena
sudah dilakukan renca tindak lanjut oleh puskesmas.
4. Monitoring Garam Desa Banjarsari Tahun 2019

Cakupan Garam Beryodium Cukup Desa Banjarsari Tahun


2019
120
100
100

80
BANJARSARI
%Cakupan

60
38.5
40

20

0
Periode I Periode II

- Anlaisis
Pada grafik diatas menunjukkan analisis cakupan garam beryodium di
Desa Banjarsari pada tahun 2019. Pada grafik ini dikelompokkan
berdasarkan periode yaitu periode I monitoring garam dilakukan pada bulan
februari dan periode II monitoring garam dilakukan pada bulan agustus.
Dilihat dari persentase cakupan garam beryodium cukup pada periode I tidak
mencapai target yaitu 90%. Pada grafik diatas diketahui bahwa persentase
cakupan garam beryodium cukup pada periode I yaitu sebesar 38,5% yang
menunjukkan bahwa status desa Banjarsari tidak baik karna tidak mencapai
target dan dari 26 sampel yang diuji didapatkan hasil 13 sampel tidak
beryodium, 3 sampel kurang iodium, dan 10 sampel cukup iodium . Apabila
desa dengan sampel garam yang diperiksa ditemukan lebih dari satu sampel
sampel garam konsumsi dengan kandungan iodium kurang dari 30 ppm
maka desa memiliki status tidak baik. Pada periode II monitoring garam
persentase cakupan garam beryodium meningkat yaitu menjadi 100% yang
menunjukkan bahwa status desa Banjarsari pada periode II baik dan dari 26
sampel diuji menunjukkan bahwa semua sampel cukup iodium. Terjadi
peningkatan status desa di Banjarsari dari desa tidak baik menjadi baik
karena sudah dilakukan renca tindak lanjut oleh puskesmas.
5. Monitoring Garam Desa Kranggan Tahun 2019

Cakupan Garam Beryodium Cukup Desa Kranggan Tahun


2019
120
100
100

80
KRANGGAN
%Cakupan

60

40

20 11.5

0
Periode I Periode II

- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan analisis cakupan garam beryodium di
Desa Kranggan pada tahun 2019. Pada grafik ini dikelompokkan berdasarkan
periode yaitu periode I monitoring garam dilakukan pada bulan februari dan
periode II monitoring garam dilakukan pada bulan agustus. Dilihat dari
persentase cakupan garam beryodium cukup pada periode I tidak mencapai
target yaitu 90%. Pada grafik diatas diketahui bahwa persentase cakupan
garam beryodium cukup pada periode I yaitu sebesar 11,5% yang
menunjukkan bahwa status desa Banjarsari tidak baik karna tidak mencapai
target dan dari 26 sampel yang diuji didapatkan hasil 14 sampel tidak
beryodium, 9 sampel kurang iodium, dan 3 sampel cukup iodium. Apabila
desa dengan sampel garam yang diperiksa ditemukan lebih dari satu sampel
sampel garam konsumsi dengan kandungan iodium kurang dari 30 ppm
maka desa memiliki status tidak baik. Pada periode II monitoring garam
persentase cakupan garam beryodium meningkat yaitu menjadi 100% yang
menunjukkan bahwa status desa Kranggan pada periode II baik dan dari 26
sampel diuji menunjukkan bahwa semua sampel cukup iodium. Terjadi
peningkatan status desa di Kranggan dari desa tidak baik menjadi baik
karena sudah dilakukan renca tindak lanjut oleh puskesmas
6. Monitoring Garam Desa Kesamben Tahun 2019

Cakupan Garam Beryodium Cukup Desa Kesamben Tahun


2019
120
100
100

80
KESAMBEN
%Cakupan

60

40
26.9
20

0
Periode I Periode II

- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan analisis cakupan garam beryodium di
Desa Kesamben pada tahun 2019. Pada grafik ini dikelompokkan
berdasarkan periode yaitu periode I monitoring garam dilakukan pada bulan
februari dan periode II monitoring garam dilakukan pada bulan agustus.
Dilihat dari persentase cakupan garam beryodium cukup pada periode I tidak
mencapai target yaitu 90%. Pada grafik diatas diketahui bahwa persentase
cakupan garam beryodium cukup pada periode I yaitu sebesar 26,9% yang
menunjukkan bahwa status desa Kesamben tidak baik karna tidak mencapai
target dan dari 26 sampel yang diuji didapatkan hasil 17 sampel tidak
beryodium, 2 sampel kurang iodium, dan 7 sampel cukup iodium . Apabila
desa dengan sampel garam yang diperiksa ditemukan lebih dari satu sampel
sampel garam konsumsi dengan kandungan iodium kurang dari 30 ppm
maka desa memiliki status tidak baik. Pada periode II monitoring garam
persentase cakupan garam beryodium meningkat yaitu menjadi 100% yang
menunjukkan bahwa status desa Kesamben pada periode II baik dan dari 26
sampel diuji menunjukkan bahwa semua sampel cukup iodium. Terjadi
peningkatan status desa di Kesamben dari desa tidak baik menjadi baik
karena sudah dilakukan renca tindak lanjut oleh puskesmas.
7. Monitoring Garam Desa Babadan Tahun 2019

Cakupan Garam Beryodium Cukup Desa Babadan Tahun


2019
120
100
100

80
BABADAN
%Babadan

60
42.3
40

20

0
Periode I Periode II

- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan analisis cakupan garam beryodium di
Desa Babadan pada tahun 2019. Pada grafik ini dikelompokkan berdasarkan
periode yaitu periode I monitoring garam dilakukan pada bulan februari dan
periode II monitoring garam dilakukan pada bulan agustus. Dilihat dari
persentase cakupan garam beryodium cukup pada periode I tidak mencapai
target yaitu 90%. Pada grafik diatas diketahui bahwa persentase cakupan
garam beryodium cukup pada periode I yaitu sebesar 42,3% yang
menunjukkan bahwa status desa Babadan tidak baik karna tidak mencapai
target dan dari 26 sampel yang diuji didapatkan hasil 15 sampel tidak
beryodium, dan 11 sampel cukup iodium . Apabila desa dengan sampel
garam yang diperiksa ditemukan lebih dari satu sampel sampel garam
konsumsi dengan kandungan iodium kurang dari 30 ppm maka desa memiliki
status tidak baik. Pada periode II monitoring garam persentase cakupan
garam beryodium meningkat yaitu menjadi 100% yang menunjukkan bahwa
status desa Babadan pada periode II baik dan dari 26 sampel diuji
menunjukkan bahwa semua sampel cukup iodium. Terjadi peningkatan status
desa di Babadan dari desa tidak baik menjadi baik karena sudah dilakukan
renca tindak lanjut oleh puskesmas.
8. Monitoring Garam Desa Balesari Tahun 2019

Cakupan Garam Beryodium Cukup Desa Balesari Tahun


2019
50 46.2
45
40
35
30 BALESARI
%Cakupan

25
20
15.4
15
10
5
0
Periode I Periode II

- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan analisis cakupan garam beryodium di
Desa Balesari pada tahun 2019. Pada grafik ini dikelompokkan berdasarkan
periode yaitu periode I monitoring garam dilakukan pada bulan februari dan
periode II monitoring garam dilakukan pada bulan agustus. Dilihat dari
persentase cakupan garam beryodium cukup pada periode I dan II tidak
mencapai target yaitu 90%. Pada grafik diatas diketahui bahwa persentase
cakupan garam beryodium cukup pada periode I yaitu sebesar 15,4% yang
menunjukkan bahwa status desa Balesari tidak baik karna tidak mencapai
target dan dari 26 sampel yang diuji didapatkan hasil 22 sampel tidak
beryodium, dan 4 sampel cukup iodium. Dan pada periode II persentase
cakupan garam beryodium mengalami kenaikan namun tetap tidak memenuhi
target yaitu sebesar 46,2% yang menunjukkan bahwa status desa Balesari
tidak baik dan dari 26 sampel yang diuji didapatkan hasil 14 sampel tidak
beryodium, dan 12 sampel cukup iodium. Apabila desa dengan sampel
garam yang diperiksa ditemukan lebih dari satu sampel sampel garam
konsumsi dengan kandungan iodium kurang dari 30 ppm maka desa memiliki
status tidak baik.
9. Monitoring Garam Desa Maguan Tahun 2019

Cakupan Garam Beryodium Cukup Desa Maguan Tahun


2019
120
100
100

80
MAGUAN
%Cakupan

60

40
26.9
20

0
Periode I Periode II

- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan analisis cakupan garam beryodium di
Desa Maguan pada tahun 2019. Pada grafik ini dikelompokkan berdasarkan
periode yaitu periode I monitoring garam dilakukan pada bulan februari dan
periode II monitoring garam dilakukan pada bulan agustus. Dilihat dari
persentase cakupan garam beryodium cukup pada periode I tidak mencapai
target yaitu 90%. Pada grafik diatas diketahui bahwa persentase cakupan
garam beryodium cukup pada periode I yaitu sebesar 26,9% yang
menunjukkan bahwa status desa Maguan tidak baik karna tidak mencapai
target dan dari 26 sampel yang diuji didapatkan hasil 14 sampel tidak
beryodium, 5 sampel kurang iodium, dan 7 sampel cukup iodium . Apabila
desa dengan sampel garam yang diperiksa ditemukan lebih dari satu sampel
sampel garam konsumsi dengan kandungan iodium kurang dari 30 ppm
maka desa memiliki status tidak baik. Pada periode II monitoring garam
persentase cakupan garam beryodium meningkat yaitu menjadi 100% yang
menunjukkan bahwa status desa Maguan pada periode II baik dan dari 26
sampel diuji menunjukkan bahwa semua sampel cukup iodium. Terjadi
peningkatan status desa di Maguan dari desa tidak baik menjadi baik karena
sudah dilakukan renca tindak lanjut oleh puskesmas.
10. Monitoring Garam Puskesmas Ngajum Tahun 2019

Cakupan Desa Dengan Garam Beryodium Tahun 2019


120

100
100
88.9

80
%Cakupan

60

40

20 11.1
0
0

- Analisis
Pada grafik diatas menunjukkan cakupan garam beryodium di daerah
Puskesmas Ngajum pada tahun 2019. Pada grafik ini dikelompokkan
berdasarkan periode yaitu periode I monitoring garam dilakukan pada bulan
februari dan periode II monitoring garam dilakukan pada bulan agustus. Pada
periode I dan II cakupan garam beryodium di Kecamatan Ngajum tidak
mencapai target yang diinginkan yaitu 90%. Dilihat dari cakupan desa dengan
garam beryodium pada periode I diketahui terdapat 9 desa yang memiliki
status desa tidak baik dengan persentase sebesar 100%, dan terjadi
peningkatan pada periode II dilihat dari persentase desa berstatus baik yaitu
menjadi 88,9% atau terdapat 8 desa di kecematan ngajum yang sudah
mengkonsumsi garam beryodium, dan terdapat 1 desa yang masih berstatus
tidak baik dengan persentase sebesar 11,1%.
D. Perumusan Rencana Intervensi
a. Tahap pengumpulan data
1. Antropometri : -
2. Laboratoium :
- Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel garam beryodium pada tahun
2019 cakupan garam beryodium di Kecamatan Ngajum tidak mencapai
target yang diinginkan yaitu 90%
3. Fisik/Klinis: -
- Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh pihak
Puskesmas terhadap beberapa sample yang sudah terkumpul.
Ditemukan sample dengan merk yang sama namun hasl ujinya berbeda.
Hal ini bisa dikarenakan faktor lain seperti faktor penyimpanan di rumah.
Sample yang terkumpul sudah tidak murni lagi, dan telah mengalami
kerusakan baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini bisa
disebabkan oleh faktor tempat penyimpanan dan suhunya. oleh
karenanya dihimbau agar menyimpan garam beryodium pada tempat
kaca bukan plastik. Selain itu juga agar tidak meletakkannya di bawah
sinar matahari langsung.
4. Riwayat Gizi
- Ketersediaan garam beryodium di tingkat rumah tangga
- Pengetahuan siswa, orang tua, dan keluarga tentang Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium (GAKI) dan pentingnya mengonsumsi garam
beryodium
- Persepsi masyrakat tentang pemilihan garam yang dikonsumsi
5. Riwayat Klien:
- Prevalensi/proporsi masyrakat yang menderita Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium (GAKI)
- Kondisi geografis, akses ke Posyandu masyarakat atau fasilitas
pelayanan kesehatan
- Daya beli masyarakat

b. Analisis
Penurunan cakupan garam beryodium pada tahun 2019 yaitu 88,9% dari
tahun 2018 yaitu 100% berkaitan dengan rendahnya konsumsi garam beryodium
disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium (GAKI), sosial ekonomi tidak mendukung ditandai dengan
cakupan garam beryodium di Kecamatan Ngajum pada tahun 2019 tidak
mencapai target nasional yang diinginkan yaitu 90%.

E. Rencana Tindak Lanjut


a. Tujuan
- Mencapai target nasional garam beryodium yaitu 90%
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium (GAKI)
b. Sasaran : Masyarakat desa di Kecamatan Ngajum
c. Intervensi Gizi
Berupa promosi kesehatan dan mencegah penyakit yang dirancang atau
direncanakan untuk merubah kondisi sebelumnya yang berakaitan dengan
perilaku masyarakat, lingkungan. Promosi kesehatan berupa pemberian edukasi
tentang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI).
- Edukasi Gizi
Proses memberikan instruksi dan latihan bagi masyarakat untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memilih garam yang
beryodium serta memelihara dan meningkatkan perilaku hidup sehat.
Materi edukasi terdiri dari
1. Materi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
garam beryodium
2. Materi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan penyakit
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI).
3. Cara memilih garam yang beryodium
4. Cara menyimpan garam yang baik

Anda mungkin juga menyukai