KELOMPOK : TIGA
KETUA : ANDI AISAH
ANGGOTA : 1. NURWANA
2. NUR ILMA
3. SAKINA 4. SILVINA AYU
5. IMELDA
6. RESKI ANDRIANI PUTRI 7. NURUL HAJRAH
8. SYAHRANIA MUTMAINNA
9. ADELIA CITRA
A. PERLINDUNGAN HUKUM DALAM PRAKTIK
KEPERAWATAN
Hukum kesehatan merupakan ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban baik dari tenaga
kesehatan dalam melaksanakan upaya kesehatan maupun dari individu dan masyarakat yang menerima
upaya kesehatan tersebut dalam segala aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative serta organisasi
dan sarana.
TUJUAN HUKUM DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
1. Hukum memberikan kerangka kerja untuk menetapkan jenis tindakan keperawatan yang sah dalam asuhan
keperawatan klien
2. Hukum membedakan tanggung jawab perawat dari tenaga professional kesehatan lain
6. Membantu mempertahankan standar praktik keperawatan yang meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas
dibawah hukum
HUKUM YANG DIANUT PERAWAT
1. Hukum perundang-undangan
3. Hukum umum
B. NURSING ADVOCACY
Nursing advocacy adalah tindakan membela hak-hak pasien dan bertindak atas nama pasien. Perawat mempunyai
kewajiban untuk menjamin diterimanya hak-hak pasien. Perawat harus membela pasien apabila haknya terabaikan.
Advokasi juga mempunyai arti tindakan melindungi, berbicara atau bertindak untuk kepentingan klien dan perlindungan
kesejahteraan. Sering kali pasien mengalami ketakutan dan kecemasan berlebihan terhadap penyakitnya.
PELAKSANAAN TINDAKAN PERAN ADVOKASI PERAWAT
1. Informan mengatakan advokasi dilakukan dengan memberikan informasi tentang diagnosa, latihan dan
penyembuhan
2. Informan mengatakan advokasi dilakukan dengan menjadi penghubung antara pasien denhan tim
kesehatan lain seperti dokter atau ahli gizi
3. Informan mengatakan advokasi dilakukan dengan melindungi pasien dari tindakan berbahaya
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PERAN
ADVOKASI
1. Informan mengatan factor yang menghambat terlaksananya peran advokasi perawat yaitu kepemimpinan dokter
2. Informan mengatakan factor yang menghambat terlaksananya peran advokasi perawat yaitu terbatasnya jumlah
tenaga perawat
3. Informan mengatakan factor yang mendukung terlaksananya peran advokasi perawat yaitu kondisi pasien yang
membutuhka perawat
4. Informan mengatakan factor yang mendukung terlaksananya peran advokasi perawat yaitu dukungan instansi yang
selalu memotivasi dan memberikan kemudahan untuk melakukan peran advokasi.
C. PENGAMBILAN KEPUTUSAN LEGAL ETIS
Pengambilan keputusan merupakan suatu tindakan yang melibatkan berbagai komponen yang harus
dipertimbangkan secara matang oleh perawat, terutama yang terkait dengan permasalahan pada tatanan
klinik.
KEDUDUKAN ETIKA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan etik merupakan salah satu proses dari pengambilan keputusan, yang
didalamnya terdapat ilmu, kedudukan, dan etika. Proses ini mencakup cara pemecahan masalah ,
situasi dari permasalahan dan atau dilemma yang dicapai.
PRINSIP ETIK SEBAGAI PANDUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Praktik keperawatan melibatkan interaksi yang kompleks antara nilai individu, social dan politik, serta
hubungannya dengan masyarakat tertentu. Sebagai dampaknya perawat sering mengalami situasi yang
berlawanan dengan hati nuraninya. Meskipun demikian, perawat tetap akanmenjaga kewajibannya sebagai
pemberi pelayanan yang lebih bersifat kemanusiaan. Dalam membuat keputusan, perawat akan berpegang
teguh pada pola pikir rasional serta tanggung jawab moral dengan menetapkan prinsip etik dan hukum yang
berlaku.
KODE ETIK PERAWAT INDONESIA
Keputusan Munas VI PPNI di Bandung Nomor: 09/MUNAS-VI/PPNI/2000 tentang kode etik keperawatan
Indonesia yaitu:
1. Respect
2. Otonomi
4. Non-maleficence
5. Veracity (kejujuran)
6. Konfidensialitas (kerahasiaan)
7. Fidelity (kesetiaan)
8. Justice (keadilan)