Anda di halaman 1dari 60

Pengertian Paragraf dan Jenis-Jenisnya - Paragraf merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari

materi Bahasa Indonesia, semua informasi bisa disampaikan melalui paragraf. Pada kesempatan ini Kelas
Bahasa Indonesia, akan membahas topik tentang paragraf.

Secara umum paragraf bisa diartikan sebagai rangkaian kalimat yang membentuk suatu gagasan yang
utuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan
(biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisanya dimulai dengan garis baru).

Macam-Macam Paragraf

Paragraf dibedakan berdasarkan jenisnya, berdasarkan letak kalimat utamanya. Berdasarkan jenisnya,
paragraf dibagi menjadi :

Paragraf Narasi

Paragraf Deskripsi

Paragraf Eksposisi

Paragraf Argumentasi

Paragraf Persuasi

Sedangkan paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya, dibagi menjadi :

Paragraf Deduktif

Paragraf Induktif

Paragraf Campuran

Paragraf Narasi

Paragraf Narasi adalah paragraf yang menceritakan sesuatu berdasarkan urutan waktu.

Ciri Paragraf Narasi menurut Gorys Keraf :

Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan

Dirangkai dalam urutan waktu

Berusaha menjawab pertanyaan "apa yang terjadi?"


Ada konfiks

Contoh :

Seorang siswa SMP berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke sekolah. Waktu menunjukkan pukul
setengah tujuh pagi, hari itu dia sengaja berangkat pagi-pagi sekali karena ada jadwal piket di kelasnya.
Sesampainya di sekolah ia langsung membersihkan kelas, ia menyapu ruang dan halaman kelasnya. Bel
tanda masukpun berbunyi, kelas sudah bersih dan rapi, ia pun siap untuk menerima pelajaran.

Paragraf Deskripsi

Paragraf Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan objek secara mendetail, sehingga seakan-akan
pembaca bisa melihat/mendengar/merasakan secara langsung.

Ciri Paragraf Deskripsi :

Menggambarkan objek secara jelas

Memberi kesan seolah pembaca melihat/mendengar/merasakan secara langsung

Terfokus pada objek yang diceritakan

Contoh :

Ayah baru saja membelikanku sepeda baru, sepeda itu sangat bagus. Sepeda baruku itu berwarna
merah muda, di depan stang kemudi terdapat keranjang berwarna putih. Pada roda depan terpasang
rem cakram anti selip. Sepedaku juga dilengkapi dengan gigi yang bisa distel sesuai kondisi jalan.

Paragraf Eksposisi

Paragraf Eksposisi adalah paragraf yang memaparkan suatu informasi secara gamblang/jelas sehingga
pembaca bisa memperluas wawasannya.

Ciri Paragraf Eksposisi :

Menjelaskan informasi

Bersifat faktual

Menunjukkan analisis objektif terhadap fakta


Contoh :

Untuk mengendarai sepeda motor, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah memutar kontak
ke posisi ON, kemudian tekan tombol stater dambil menarik gas. Setelah mesin menyala, kita injak gigi
satu kali, kemudian tarik gas secara perlahan. Setelah motor berjalan kita bisa menaikan gigi dari gigi
satu ke gigi dua. Selanjutnya kita bisa mengoper gigi sesuai dengan kebutuhan.

Paragraf Argumentasi

Paragraf Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan pendapat beserta alasanya.

Ciri Paragraf Argumentasi :

Berisi pendapat

Menyajikan fakta untuk memperkuat pendapat

Sumber ide berasal dari pengamatan, penelitian, dan pengalaman

Ditutup dengan sebuah kesimpulan

Contoh :

Handphone atau biasa kita sebut denga HP, bukan menjadi barang mewah lagi. Sekarang ini, semua
orang memiliki HP dari anak kecil sampai orang dewasa. Fenomoena ini membuktikan bahwa
perkembangan HP semakin hari semakin pesat.

Paragraf Persuasi

Paragraf Persuasi adalah paragraf yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca agar melakukan
sesuatu.

Ciri Paragraf Persuasi :

Berusaha mempengaruhi pembaca

Bersifat mengajak atau menghimbau

Contoh :

Pilek biasanya disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu. Penyakit ini biasanya menyerang pada
musim pancaroba. Sebenarnya pemyakit ini bisa kita cegah dengan cara minum air putih 8 gelas per
hari. Oleh karena itu mari kita budayakan minum air putih 8 gelas per hari untuk menjaga kesehatan.
Untuk paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya bisa dibaca di link berikut :

Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya


Membaca Non sastra
A.Pemahaman Bacaan
1. Kalimat utama paragraf
Kalimat utama adalah kalimat yang memuat inti atau gagasan utama suatu paragraf. Pada umumnya
kalimat utama didukung dengan kalimat penjelas. Kalimat utama biasanya terletak di awal atau di akhir
paragraf.

Contoh Soal:

2. Ide Pokok Paragraf


Dalam suatu paragraf, pada umunya hanya terdapat satu ide pokok. Ide pokok adalah inti suatu paragraf.
Biasanya terkandung dalam kalimat utama. Akan tetapi, tidak di sajikan secara utuh dalam kalimat utama
melainkan inti sari kalimat utama..

3. Isi Bacaan
Ada enam kata tanya yang dapat digunakan untuk menenmukan isi bacaan.
(1) Apa, untuk menanyakan hal atau peristiwa.
(2) Siapa, untuk menanyakan orang atau pelakau.
(3) Kapan, untuk menanyakan waktu
(4) Dimana, untuk menanyakan tempat.
(5) Mengapa, untuk menanyakan sebab
(6) Bagamaimana, untuk menanyakan keadaan atau cara.

4.Simpulan Paragraf
Simpulan diambil dari keseluruhan isi bacaan. Simpulan berisi hasil akhir dari uraian yang telah
disampaikan.

B.Prediksi Kejadian Berdasarkan Isi bacaan


Memprediksikan kejadian dalam bacaan berarti memperkirakan peristiwa yang
akan atau mungkin terjadi berdasarkan isi bacaan. Suatu kejadian dapat diprediksi
berdasarkan sebab yang melatarbelakanginnya.

C. Mengambil Informasi Dari Isi Teks Sederhana


Untuk Menglengkapi Tabel
Membaca dan memahami isi teks dilakukan untuk mendapatkan informasi. Informasi
tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel agar mudah dibaca.

D. Sinonim,Antonim,Makna Kata
Sinom adalah pandanan kata yang memiliki makana sama. Antonim disebut juga lawan
kata, artinya kata yang mempunyai makna saling berlawanan.
Setiap kata mempunyai makna atau arti. Makna kata dapat diketahui dengan
mencari kata terasebut dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

E.Topik Percakapan
Topik percakapan berisi pokok permasalahan yang dibahas dalam percakapan,
Percakapan yang tertulis disebut teks percakapan. Teks percakapan memuat
pertanyaan-pertanyaan, tanggapan, dan saran yang berhubungan dengan topik
percakapan tersebut.

F. Kalimat Iklan
Iklan bertujuan menarik perhatian masyarakat. Iklan sebaiknya menggunakan
kalimat yang menarik. Kalimat iklan menggambarkan barang dan jasa yang ditawarkan.
Kalimat iklan biasanya singkat, jelas, dan mudah dipahami.

G. Isi Laporan
Isi laporan dapat diketahui dengan cara mengetahui:
(1) Objek yang diamati
(2) Waktu ( hari dan tanggal )
(3) Pengamatan
(4) Tempat pengamatan
(5) Nama pengamat
(6) Hasil pengamatan

H. Paragraf Intruksi
paragraf intruksi berisi petunjuk, imbauan, perintah, atau arahan untuk
mengerjakan sesuatu. Intruksi dapat ditanggapi dengan menggemukakan persetujuan,
penolakan, penegasa, atau saran. Pernyataan yang seusai dengan isi paragraf intruksi
dapat berupa pokok intruksi atau simpulan paragraf intruksi. Makna kata dalam
paragraf intruksi ditentukan dengan memahami konteks kalimat.

I.Teks Prosedur
Teks prosedur berisi tentang cara atau petunjuk membuat, melakukan, dan
menggunakan sesuatu. Teks prosedur jelas,lugas, dan sistematis.

J. Pidato
Pidato bertujuan untuk mengungkapkan pikiran atau mentampaikan suatu gagasan
kepada orang banyak. Kerangka naskah pidato terdiri atas pembukaan yang berupa
salam atau sapaan, isi pidato yang hendak disampaikan, dan penutup

K. Jenis-Jenis Paragraf
Paragraf dapat dibedakan menjadi lima jenis berdasarkan isi yang di bahas.
(1) Persuasi, untuk meyakinkan si pembaca dan menggunakan kata ajakan.
(2) Argumentasi berisi ide atau gagasan yang disertai alasan kuat untuk meyakinkan
pembaca dan biasanya memiliki kesimpulan di akhir paragraf.
(3) Eksposisi, untuk menjelaskan sesuatu dan ditulis berdasarkan fakta, tetap tidak
bersifat memengaruhi.
(4) Narasi, menceritakan sesuatu berdasarkan urutan peristiwa dengan menghadirkan
tokoh yang membangun suasan tertentu.
(5) Deskripsi, menggambarkan atau menjelaskan objek secara rinci yang melibatkan
pancaindra pembaca.

L. Kode Nomor Telepon


Setiap kota di indonesia memiliki kode nomor yang berbeda. Kode telepon
memudahkan kita untuk menghubungi orang-orang yang berbeda daerah dengan kita.
Kode nomor telepon terdapat di depan nomor telepon tujuan.

M. Perbandingan Dua Teks


Membandingkan berarti melihat persamaan dan perbedaan dua teks atau lebih.
Dua teks yang berrbeda dapat memiliki persamaan ide poko atau simpulan isi teks
Memaknai Istilah/Kata

Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. (https://kbbi.web.id/istilah)

Makna kata atau istilah yang sering muncul dalam soal UN adalah makna kata leksikal.
Makna kata leksikal merupakan makna yang terdapat pada kata dasarnya tanpa bergabung
dengan bentuk lain. Makna leksikal dapat dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Paragraf disusun menggunakan kalimat-kalimat yang saling berkaitan. Kalimat dalam setiap
paragraf disusun dari beberapa kata. Setiap kata tersebut memiliki makna atau arti. Oleh karena
itu, dalam membentuk kalimat atau paragraf sebuah kata harus benar-benar dipilih agar mampu
menyampaikan maksud penulis.

Kesalahan penggunaan kata-kata atai istilah akan menimbulkan penafsiran berbeda. Kata-
kata atau istilah yang digunakan dapat berupa kata baku, kata bersinonim, kata berantonim, kata
yang bermakna konotasi dan denotasi, dan kata yang mengalami perubahan makna. Istilah
berhubungan dengan pengungkapan makna konsep, proses, serta keadaan, atau sifat di bidang
tertentu.

Makna kata atau istilah yang sering muncul dalam soal UN adalah makna kata leksikal.
Makna kata leksikal merupakan makna yang terdapat pada kata dasarnya tanpa bergabung
dengan bentuk lain. Makna leksikal dapat dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Contoh soal dan pembahasan

1. Bacalah paragraf berikut

Pemerintah kota (Pemkot) Salatiga bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan PT Pertamina
MOR IV berkoordinasi terkait penambahan stok hingga dua kali lipat elpiji tiga kilogram pada
Juni 2016. Upaya tersebut sebagai langkah antisipasi dini supaya tidak terjadi kelangakaan elpiji
di Kota Salatiga. Selama Ramadan hingga menjelang Lebaran diperkirakan kelangkaan elpiji
tidak akan terjadi. Bulan sebelumnya, stok elpiji melon di Kota Salatiga hanya 2.240 tabung. Per
Juni 2016 stok elpiji tiga kilogram bertambah menjadi 4.480.

(SOAL UN 2017/2018)

Makna kata bercetak miring pada paragraf tersebut adalah perhitungan . . .

A. tentang hal-hal yang belum terjadi.

B. tentang hal-hal yang sudah terjadi.

C. rata-rata yang terjadi.


D. rata-rata setiap bulan.

E. permintaan yang akan datang.

Kunci Jawaban: A

Pembahasan

Kata antisipasi memiliki arti perhitungan tentang hal-hal yang akan (belum) terjadi; bayangan;
ramalan; (https://kbbi.web.id/antisipasi). Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah
opsi A.

(SOAL UN 2016/2017)

Kunci Jawaban: C

Pembahasan:

Untuk menentukan makna suatu istilah dapat dicari pada Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Arti istilah sinkreitisme adalah sebagai berikut.

sinkretisme/sin·kre·tis·me/ /sinkrétisme/ n paham (aliran) baru yang merupakan perpaduan dari


beberapa paham (aliran) yang berbeda untuk mencari keserasian, keseimbangan, dan sebagainya:
upacara Syiwa Buddha adalah ungkapan -- agama Buddha dan Hindu
(https://kbbi.web.id/sinkretisme)
LINGKUP MATERI MEMBACA SASTRA

Membaca teks sastra merupakan Keterampilan memperoleh informasi mengenai isi teks sastra,
baik tersirat maupun tersurat. Dalam memahami teks sastra ini, peserta didik dituntut untuk
mengaktifkan daya imajinasi dan kreativitasnya agar dapat memahami isi teks sastra. Teks sastra
yang menjadi bahan kajian adalah puisi lama dan puisi baru, prosa (hikayat, cerpen, novel), dan
drama. Berikut ini diuraikan kompetensi membaca teks sastra disertai contoh soal sesuai dengan
level membaca teks sastra.

Tabel Level Kognitif dan Kompetensi Membaca Teks Sastra.

No Level Kognitif Kompetensi


1 Pengetahuan a. mengidentifikasi dan memaknai kata simbolik/majas/kias dalam
dan Pemahaman karya sastra
b. memaknai isi tersurat dalam karya sastra
2 Aplikasi menyimpulkan isi tersirat dalam cerpen/novel (konflik, sebab
konflik, akibat konflik, amanat, nilai-nilai)
3 Penalaran a. membandingkan isi, pola penyajian, dan bahasa karya sastra
(berdasarkan gaya, tema, unsur)
b. menganalisis hubungan antarbagian karya sastra
c. membuktikan simpulan dengan data pada karya sastra (bukti watak,
setting, nilai)
d. mengaitkan isi dengan kehidupan saat ini
e. menilai keunggulan/kelemahan karya sastra
f. meringkas isi karya sastra

A. Level Pengetahuan dan Pemahaman

Level pengetahuan dan pemahaman dikategorikan level rendah dalam Keterampilan


membaca. Pada level ini peserta didik dituntut dapat mengidentifikasi dan memaknai
informasi faktual dan konseptual sederhana.

1. mengidentifikasi dan memaknai kata simbolik/majas/kias dalam karya sastra


Karya sastra merupakan refleksi pemikiran, perasaan, dan keinginan pengarang lewat
bahasa. Penulis mengungkapkan perasaan, pikiran, dan idenya dengan bahasa yang khas
berupa kata simbolik, majas/gaya bahasa, dan kata kias.

Kata simbolik atau kata kias adalah kata yang melambangkan makna tertentu. Sebagai
contoh, bunga melambangkan kecantikan/ gadis, api lambang kemarahan, dan baja
lambang kekuatan atau ketangguhan.

Majas atau gaya bahasa adalah cara khas pengarang dalam mengungkapkan pikiran dan
perasaannya melalui karyanya.

Berikut ini disajikan beberapa contoh gaya bahasa.

NO Jenis Majas Definisi/Ciri Contoh


1. Personifikasi perbandingan yang melukiskan Banjir bandang telah
benda mati seolah-olah hidup menelan korban manusia.

2. Metafora perbandingan yang implisit Kapan Anda bertemu


tanpa kata pembanding. dengan kembang desa itu?

3. Hiperbola majas yang menyatakan sesuatu Suaranya menggelegar


dengan berlebih-lebihan membelah angkasa.

4. ironi majas yang menyatakan makna Pagi benar engkau datang,


yang bertentangan atau baru pukul delapan
sebaliknya dengan maksud
menyindir
5. Pleonasme majas penegasan yang Salju putih sudah mulai
menggunakan sepatah kata yang turun ke bawah.
sebenarnya tidak perlu dikatakan
lagi /mubadzir.
6. Repetisi majas penegasan yang Kita junjung dia sebagai
melukiskan sesuatu dengan pemimpin, kita junjung dia
mengulang kata atau beberapa sebagai pelindung, kita
kata berkali-kali yang biasanya junjung dia sebagai
dipergunakan dalam pidato. pembebas kita.
7. Antitesis majas pertentangan yang Cantik atau tidak, kaya atau
melukiskan sesuatu dengan miskin, bukan-lah suatu
meng- gunakan kepaduan kata ukuran nilai seorang
yang berlawanan arti. wanita.
8. Paradoks majas pertentangan yang Hidupnya mewah, tetapi
melukiskan sesuatu seolah-olah tidak bahagia.
ber tentangan, padahal maksud
sesungguhnya tidak karena
objeknya berlainan.
9. Perumpamaan perbandingan dua hal dengan Gadis itu sangat cantik
menggunakan kata-kata bagaikan bidadari
perbandingan (bagaikan, seperti,
dsb.)
10. Litotes majas yang menyatakan Terimalah pemberian yang
berlawanan, memperkecil, atau tidak berharga ini.
memperhalus keadaan.

11. Metonimia majas yang memakai nama ciri Dia ke Jakarta naik Garuda
atau hal yang ditautkan dengan

orang, barang sesuai


penggantinya
12. Sinekdok Parsprototo penyebutan sebagian untuk Saya tidak melihat batang
maksud keseluruhan hidungnya
13. Sinekdok Totem penyebutan keseluruhan untuk Indonesia meraih medali
Protaparte maksud sebagian. emas dalam pertandingan
itu.
14. Alusio majas yang menunjuk secara Menggantung asap saja
tidak langsung ke suatu kerjamu sejak tadi.
peristiwa dengan menggunakan (membual, omong kosong)
peribahasa
15. Eufeumisme majas yang halus sebagai Pemerintah mengadakan
pengganti ungkapan penyesuaian harga BBM,
(menaikkan)

1. Memaknai Isi Tersurat dalam Karya Sastra

Memaknai isi tersurat dalam karya sastra adalah memaknai apa yang secara jelas atau
eksplisit yang terdapat di dalam kalimat-kalimat yang tertulis di dalam teks sastra.
isi tersurat dalam karya sastra dapat dilihat dari unsur-unsur intrinsiknya. Unsur intrinsik
karya sastra merupakan unsur pembangun atau pembentuk karya sastra. Karya sastra
terdiri atas prosa, drama, dan puisi. Karya sastra yang berbentuk prosa meliputi novel,
cerpen, roman, atau novelet.

Unsur intrinsik cerpen yang lain sebagai berikut.

1. Tema : pokok pikiran cerita.

2. Amanat : pesan yang ingin disampaikan penulis.

3. Alur : rangkaian peristiwa yang membentuk cerita.

4. Perwatakan : cara pengarang menggambarkan watak tokoh.

5. Latar : merupakan keterangan tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa


dalam cerita.

6. Gaya bahasa: corak pemakaian bahasa.

7. Sudut pandang: Posisi pengarang dalam cerita.

A. Level Aplikasi

Level aplikasi merupakan Keterampilan penguasaan konsep sastra dan penerapannya


untuk memahami teks sastra. Peserta didik dituntut kemampuan menerapkan konsep
sastra yang dikuasainya untuk memahami teks sastra yang meliputi menyimpulkan isi
tersirat dalam cerpen/novel (konflik, sebab konflik, akibat konflik, amanat, nilai-nilai).

Menyimpulkan isi tersirat adalah menyimpulkan isi yang tersembunyi atau tidak tertulis
dalam teks sastra (cerpen, novel, dan sebagainya).
1. Menyimpulkan Konflik, Sebab Konflik, dan Akibat Konflik dalam Cerita

Konflik dalam sebuah cerita merupakan bagian yang menunjukkan adanya pertentangan
dalam cerita. Biasanya koflik terjadi karena adanya benturan atau ketidakserasian, baik
dengan dirinya atau dengan tokoh lain.

Ada beberapa jenis konflik dalam sebuah cerita, di antaranya adalah

a. Konflik tokoh dengan tokoh lain.


b. Konflik tokoh dengan dirinya sendiri.
c. Konflik tokoh dengan lingkungan atau budayanya.

Sebelum terjadi koflik dalam cerita, biasanya pengarang akan menyajikan peristiwa atau
hal yang menyebabkan terjadinya konfli atau yang disebut sebab konflik. Konflik
kemudian diikuti oleh peristiwa atau hal yang diakibatkan atau ditimbulkan setelah
terjadinya konflik atau yang disebut akibat konflik.

1. Menyimpulkan amanat cerita

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.

Tips Menentukan Amanat Cerita:

a. Untuk hal-hal yang baik, pembaca diajak/dihimbau untuk melakukan (biasanya ditandai
dengan kata kerja berpartikel –lah). Misalnya, pedulilah, bantulah, dan sebagainya.
b. Untuk hal-hal negatif, pembaca dihimbau untuk tidak melakukan (biasanya ditandai
dengan penggunaan kata jangan).

1. Menyimpulkan Nilai-Nilai dalam Cerita


Nilai adalah sesuatu yang penting atau hal-hal yang bermanfaat bagi manusia atau
kemanusiaan yang menjadi sumber ukuran dalam sebuah karya sastra.

Macam-macam nilai dalam karya sastra antara lain sebagai berikut.

a. Nilai sosial/kemasyarakatan, yaitu nilai-nilai yang berkaitan dengan hubungan


antar manusia. Misalnya, sifat yang suka memperhatikan kepentingan umum
(menolong, berderma, dan lain-lain).
b. Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan pikiran, akal budi, kepercayaan,
kesenian, dan adat istiadat suatu tempat yang menjadi kebiasaan dan sulit diubah.
Misalnya, upacara pernikahan, upacara kematian, dan sebagainya.
c. Nilai moral/budi pekerti, yaitu nilai yang berkaitan dengan perbuatan yang baik
(positif) dan perbuatan tidak baik (negatif). Misalnya, berbakti pada orang tua
(positif) dan durhaka (negatif), menepati janji (positif) dan ingkar janji (negatif),
dan sebagainya.
d. Nilai religi/keagamaan, yaitu nilai yang berkaitan dengan ajaran-ajaran agama.
Misalnya, melaksanakan ibadah, puasa, zakat, dan sebagainya.

A. Level Penalaran

Level penalaran dikategorikan level tinggi dalam keterampilan membaca. Pada level ini
mengharuskan peserta didik untuk melakukan analisis, evaluasi, sintesis apa yang
dibacanya. Pada level ini siswa dituntut mampu :

1. membandingkan isi, pola penyajian, dan bahasa karya sastra (berdasarkan gaya,
tema, unsur)
2. menganalisis hubungan antarbagian karya sastra
3. membuktikan simpulan dengan data pada karya sastra (bukti watak, setting, nilai)
4. mengaitkan isi dengan kehidupan saat ini
5. menilai keunggulan/kelemahan karya sastra
6. meringkas isi karya sastra

Di bawah ini akan diuraikan kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam membaca
teks sastra pada level penalaran.

1. Membandingkan Isi, Pola Penyajian, dan Bahasa Karya Sastra


(Berdasarkan Gaya, Tema, Unsur)

Membandingkan isi, pola penyajian, dan bahasa karya sastra artinya menentukan
persamaan dan atau perbedaan antara karya sastra satu dengan lainnya. Karya
sastra yang dibandingkan dapat antara jenis teks yang berbeda (misalnya antara
cerpen dan novel) maupun jenis teks yang sama (misalnya sama-sama cerpen atau
sama-sama pantun).

Contoh perbandingan antara dua teks sastra yang berbeda jenisnya.

Karakteristik cerpen Karakteristik Novel (modern).


1. Struktur ceritanya pendek sehingga dapat dibaca 1. Gaya bahasa lebih lugas.
dalam sekali duduk (setengah sampai dua jam).
2. Alur yang digunakan umumnya alur
2. Alur dalam cerpen pada umumnya tunggal, hanya campuran.
satu urutan peristiwa yang diikuti sampai
peristiwa berakhir. 3. Amanat tidak secara langsung
disampaikan oleh pengarang.
3. Tema dalam cerpen hanya satu.
4. Tema yang digunakan lebih luas.
4. Tokoh-tokoh dalam cerpen diceritakan terbatas
(singkat, tidak detail).

5. Latar dalam cerpen tidak memerlukan detail-


detail khusus, misalnya menyangkut keadaan
tempat dan sosial. Cerpen hanya memerlukan
pelukisan latar secara garis besar atau secara
implisit.
Contoh perbandingan teks sastra yang sejenis

Karakteristik Novel Angkatan 20-an Karakteristik Novel Angkatan 30-an


1. lsi novel menggambarkan pertentangan 1. Pengarang lebih bebas menentukan nasib
paham antara kaum tua dan kaum muda. karya sastranya sendiri.

2. lsi novel menampilkan persoalan kawin 2. isi novel menampilkan persoalan yang
paksa. dihadapi rnasyarakat kota,

3. Isi novel menggambarkan jiwa 3. Novel Angkatan 30-an menggambarkan cara


kebangsaan belum maju. menggunakan kebebasan dan fungsi kebebasan
dalam masyarakat.
4. Gaya bahasa dalam novel lebih sering
meng-gunakan syair, pantun, dan pepatah. 4, Novel Angkatan 30-an tidak menggunakan
pepatah. Bahasa dalam novel lebih sering
menggunakan ungkapan.

1. Menganalisis Hubungan Antarbagian Karya Sastra

Menganalisis hubungan antarbagian karya sastra artinya mencari hubungan antara


unsur –unsur pembangun karya sastra baik unsur intrinsic maupun unsur
ekstrinsik karya sastra.

Misalnya, hubungan antara watak tokoh dengan setting cerita.

2. membuktikan simpulan dengan data pada karya sastra (bukti watak, setting, nilai)

Membuktikan simpulan data pada karya sastra artinya menyimpulkan unsur-unsur


dalam karya sastra seperti watak tokoh, setting, dan nilai-nilai dalam karya sastra
berdasarkan kata/kalimat/paragraf dalam karya sastra.

3. mengaitkan isi dengan kehidupan saat ini


Isi karya sastra merupakan potret kehidupan masyarakat. Nilai-nilai dalam karya
sastra berhubungan erat dengan nilai-nilai dalam kehidupan nyata di masyarakat.
Bahkan nilai-nilai dalam karya sastra lama (gurindam, hikayat, dan sebagainya).
tetap relevan dengan kehidupan masyarakat saat ini.

5. menilai keunggulan/kelemahan karya sastra

Menilai keunggulan karya sastra artinya menentukan kebaikan/kelebihan suatu


karya sastra. Menilai kelemahan karya sastra artinya menilai kelemahan suatu
karya sastra.

Penilaian terhadap suatu karya dapat disampaikan melalui resensi, kritik, dan esai. Resensi
adalah tulisan berisi ulasan, per-timbangan, atau pembicaraan suatu karya (sastra, nonsastra,
film, dan drama) dengan tujuan untuk menyampaikan informasi kepada pembaca terhadap
sebuah karya, patut mendapat sambutan atau tidak.Resensi buku atau karya sastra berisi informasi-
informasi berikut.

a. Identitas buku (judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, dan tebal halaman).
b. Sinopsis, unsur ekstrinsik, intrinsik (untuk buku fiksi), dan gambaran isi buku (untuk
nonfiksi).
c. Nilai buku (kelebihan dan kekurangan buku).
d. Keterbacaan atau kecocokan pembacanya.

Kritik sastra merupakan penilaian baik buruk terhadap karya sastra. Kritik sastra mirip resensi.
Akan tetapi, kritik sastra lebih ilmiah daripada resensi. Kritik sastra dapat menilai isi, bentuk,
atau peristiwa yang terdapat dalam sastra. Esai membahas masalah sesuai dengan pendapat
penulis. Jadi, satu masalah dapat ditulis menjadi esai berbeda. Esai cenderung sederhana, padat,
dan fokus kepada masalah. Kalimat-kalimat esai menggunakan kalimat bersifat pribadi. Kalirnat
dalam esai bergantung kepada kekhasan penulis bersangkutan.

1. Meringkas Karya Sastra


Meringkas artinya menyajikan secara lebih singkat atau pendek yang berisi hal-hal
penting suatu cerita. Bentuk ringkas dari sebuah cerita (misalnya, novel dan drama)
disebut dengan synopsis.

Cara menentukan tema sebuah puisi:

1. Dengan merunut kata-kata kunci yang dalam puisi tersebut. Penyair memiih kata-kata yang digunakan
sebagai tema dalam puisinya.

2. Dengan memperhatikan pengulangan kata-kata yang digunakan oleh penyair. Contoh pada puisi
"Doa" karya Chairil Anwar. Tema pada puisi adalah rasa cinta kepada Tuhan.

3. Dengan menemukan kata-kata yang berkaitan dengan istilah bidang keilmuan lainnya, seperti
pendidikan, teknologi, budaya.

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/2912769#readmore

Cara menentukan tema sebuah puisi :

- Observasi judul pada puisi tersebut

- Perhatikan kata-kata yang dominan keluar

- Lakukan pengamatan kepada makna konotasi pada puisi tersebut

- Cari Intisari setiap paragraf

- Biasanya tema terletak pada awal kalimat

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/2912769#readmore


Cara Menentukan Unsur Instrinsik Dalam Cerpen atau Novel
Adapun unsur instrinsik cerpen dan novel, diantaranya:

Tema, yakni ide atau gagasan utama untuk menulis cerita, Tema tidak melibatkan semua permasalahan
kehidupan. Diantara isu lain seperti kemanusisan, cinta, agama dan lain sebagainya.

Amanat, yakni pesan yang disampaikan penulis pada pembaca melalui cerita. Untuk menemukan
amanat kita harus membaca keseluruhan cerita.

Alur atau Plot cerita, yakni jalannya cerita dimana bentuk alur ditentukan berdasarkan hukum sebab
akibat yang berhubungan dari awal hingga akhir cerita.

Perwatakan, yaitu penggambaran watak atau karakteristik tokoh

Latar belakang, yakni berupa informasi waktu, tempat dan sosial

Sudut pandang, yakni cara penulis memposisikan dirinya dalam cerita, apakan sudut pandang orang
ketiga atau sudut orang pertama.

Gaya bahasa, yaitu gaya bahasa yang digunakan penulis dalam cerita.

Konflik, yakni masalah yang terjadi dalam cerita dan konflik ini merupakan alat untuk mengembangkan
plot.

Adapun cara yang dapat digunakan untuk menentukan unsur instriksik cerpen atau novel yaitu:

Cara Menentukan Karakter Tokoh

Untuk menggambarkan sifat atau karakter tokoh, penulis menggunakan dua tekni yaitu:

1. Teknik Analisis, teknik ini yaitu teknik penggambaran karakter tokoh yang diceritakan langsung oleh
penulis.

Contohnya:
Rendi adalah anak kelas 12. Dikelasnya ia terkenal sebagai anak yang tampan dan memiliki penampilan
yang rapi. Ia berkulit putih dan memiliki rambut hitam lurus, tak heran jika dia menjadi idola di
sekolahnya.

2. Teknis Dramatis, teknik ini yaitu teknik penggambaran karakter tokoh melalui deskripsi
tertentumisalnya melalui karakter fisik dan perilaku, listem linguistik, lingkungan, cara berpikir dan
gambaran tokoh lain.

Contohnya:

“Yaampun Tya, coba liat kesana! Itukan Wahyu anak baru di kelas IPA 2. Ternyata benar apa kata cewek-
cewek kalasnya, dia ganteng dan juga ramah.”Ucap Shinta

Cara Menentukan Sifat/Karakter Tokoh

Untuk menentukan karakter atau sifat tokoh dapat dilakukan dengan cara:

Tentukan tokoh dalam cerita baik yang protagonis, antagonis dan tritagonis

Pikirkan dan rasakan karakter, perilaku, kebiasaan dan kondisi masing-masing tokoh.

Selanjutnya simpulkan karakter masing-masing tokoh malalui dialog, sikap, sifat dan pola pikir dalam
cerita.

Berdasarkan peran tokoh dalam cerita, setiap tokoh memiliki karakter yang berbeda. Terdapat 3 jenis
karakteristik yaitu antagonis, protagonis dan tritagonis.

Antagonis (Tokoh Jahat)

Karakter ini menjadi lawan cerita biasanya terdapat satu atau dua orang yang menentang karakter ini.
Karakter ini digambarkan jahat, menyebabkan konflik dan dibenci oleh pembaca dan juga pendengar.

Protagonis (Tokoh Baik)


Ini adalah karakter pendukung cerita. Biasanya terdapat 1-2 tokoh protagonis utama yang membantu
karakter lainyang terlibat dalam cerita. Karakter ini biasanya baik dan menjadi idola para pembaca atau
pendengar.

Tritagonis (Tokoh Pembantu)

Ini adalah tokoh pembantu atau mediator baik bagi tokoh protagonis maupun tokoh antagonis.

Contoh Soal

Perhatikan kutipan cerita berikut ini!

“Ya Allah, Gusti Allah, Bude,” Surastri terisak. “Kami semua mengira Bude sudah meniggal, ternyata
Bude Humaini masih hidup. Alhamdulillah.”

Para mahasiswi yang kos di rumah sewa itu akhirnya tahu. Ternyata selama ini Astuti menyimpan
bebannya sampai rapat. Tempat mengadunya hanya satu, yaitu Tuhan di atas sana. Mengaji membaca
Al quran setiap malam yang dilakukan sampai menangis adalah cara yang dipilihnya dalam memohon
Tuhan untuk mengembalikan ibunya. Segenap penghuni kos itu terhenyak, ketika mereka
membayangkan, bagaimana kira-kira yang mereka rasakan jika merekalah yang mengalami peristiwa itu.
(Dikutip dari: Langit Kresna Hariadi, Ratu Kecantikan)

1. Amanat yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah….

a. Memohonlah kepada Tuhan sambil membaca Al qur’an.

b. Berempati kepada orang lain lebih baik daripada berprasangka.

c. Jangan berprasangka kalau tidak tahu yang sebenarnya.

d. Jangan mengadu kepada orang lain yang tidak tahu masalahnya.

e. Berdoa dan memohonlah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Jawaban: E
2. Watak Astuti dalam kutipan tersebut adalah….

a. Sabar

b. Pendiam

c. Teguh hati

d. Lemah hati

e. Mudah berprasangka

Jawaban: A

Demikian artikel yang diberikan tentang Cara Menentukan Unsur Intrinsik Cerpen Dan Novel Yang Benar
Semoga informasi yang diberikan bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan anda.
A. Level Pengetahuan dan Pemahaman

Level pengetahuan dan pemahaman dikategorikan level rendah dalam keterampilan


menulis. Pada level ini, peserta didik dituntut melengkapi kalimat atau paragraf dengan
istilah/ kata/ ungkapan/peribahasa.

1. Melengkapi kalimat/paragraf dengan istilah/kata

Melengkapi kalimat/paragraf berarti melengkapi kalimat/paragraf yang dirumpangkan


kata-katanya. Melengkapi kalimat/paragraf dengan kata/istilah harus mempertimbangkan
informasi utuh kalimat/paragraf tersebut. Selain itu, perlu mempertimbangkan
kata/istilah yang digunakan.

2. Melengkapi kalimat/paragraf dengan ungkapan/peribahasa

Melengkapi kalimat/paragraf berarti melengkapi kalimat/paragraf yang dirumpangkan


kata-katanya. Melengkapi kalimat/paragraf dengan ungkapan/peribahasa harus
mempertimbangkan informasi utuh kalimat/paragraf tersebut. Selain itu, perlu
mempertimbangkan ungkapan/peribahasa yang digunakan.

Ungkapan adalah Gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak ditafsirkan
dengan makna unsur yang membentuknya.

Contoh

Mereka sudah banyak makan garam dalam hal itu. (banyak pengalaman)

Peribahasa adalah kata-kata yang tetap susunanya dan mengiaskan maksud tertentu.

Contoh

Bagai aur dengan tebing

Artinya : Dua Hal yang tak mungkin untuk dipisahkan (selalu berdampingan)

A. Level Aplikasi
Level aplikasi merupakan Keterampilan penguasaan konsep dan penerapannya untuk
memahami teks. Peserta didik dituntut kemampuan melengkapi unsur teks nonsastra
(eksposisi, deskripsi, argumentasi, narasi, ulasan biografi, prosedur), melengkapi teks
sastra (prosa, puisi, drama), menggabungkan kalimat, dan mengurutkan unsur teks.

1. Melengkapi Unsur Teks Nonsastra (Eksposisi, Deskripsi, Argumentasi, Narasi, Ulasan


Biografi, Prosedur)

Dalam melengkapi unsur teks, hal yang yang harus diperhatikan adalah keutuhan sebuah
teks.

Di bawah ini disajikan tujuan dan struktur beberapa teks nonsastra.

ISI DAN POLA PENYAJIAN BERBAGAI TEKS

Jenis Teks Tujuan Struktur


1. Berita Menyampaikan suatu 1. orientasi
informasi/berita
2. peristiwa

3. sumber berita.
2. eksposisi Memaparkan informasi yang 1. pernyataan pendapat (tesis)
dilengkapi gagasan atau usulan
berdasarkan sudut pandang tertentu 2. argumentasi

3. penegasan ulang pendapat.


3. prosedur Memaparkan cara melakukan 1. tujuan yang akan dicapai
sesuatu dengan baik dan benar
2. langkah-langkah.
4. editorial Mengemukakan pendapat atau 1. pernyataan pendapat (thesis
pandangan suatu media tentang suatu statement)
fenomena sosial
2. argumentasi (arguments)

3. pernyataan ulang pendapat


(reiteration).
5. Ulasan/resensi Mengevaluasi/menilai daya tarik 1. Orientasi
suatu karya
2. tafsiran isi

3. evaluasi rangkuman.

CONTOH SOAL Melengkapi Teks Ulasan / Resensi UN SMA

Bagikan :

Teks Ulasan atau Resensi sudah kita bahas sebelumnya . Teks ulasan/resensi merupakan karangan berisi
ulasan, pertimbangan, atau pembicaraan suatu karya (sastra, nonsastra, film, drama). Teks
ulasan/resensi terkadang disajikan tidak lengkap atau rumpang. Untuk melengkapi teks ulasan/resensi
tersebut, kita harus memahami isi teks ulasan/resensi. Kalimat tepau untuk melengkapi teks
ulasan/resensi adalah kalimat yang berkaitan dengan kalimat sebelum dan sesudahnya. Cara melengkapi
teks ulasan/resensi tersebut, kita harus menemukan kata atau kalimat kunci yang bisa dijadikan
jembatan untuk menghubungkan maksud cerita.

CONTOH SOAL

1. Perhatikan kutipan teks ulasan berikut!

Aspek menarik patut dicatat adalah kesadaran Raditya Dika terhadap plot film sebagai entitas berbeda
dan merdeka dari jajahan sumber adaptasinya. [.....] Bahkan, demi menjaga keutuhan plot, Dika
mempreteli cerita sampai tataran karakterisasinya. Grup detektif Tiga Sekawan yang dibentuk Dika
memiliki anggota berbeda antara di buku dan di film. Gimmick yang dipakai pun berbeda. Ada kreativitas
yang menekankan bahwa humor sebaiknya sambung-sinambung menjadi satu dan karakterisasi sangat
penting dalam mewujudkan misi itu.

Kalimat tepat untuk melengkapi ulasan/resensi rumpang tersebut adalah....

A. Dika ingin semua bagian dalam buku dimasukkan ke dalam film agar keutuhan plot cerita tiga babak
utuh.

B. Dika memisahkan beberapa bagian dalam buku yang kurang menarik agar tidak dimasukkan dalam
pembuatan film.
C. Semua unsur canda dalam buku karya Dika tetap dimasukkan dalam film agar keutuhan plot cerita
tiga babak utuh.

D. Dika merelakan beberapa bagian dalam buku tidak dimasukkan ke dalam film agar keutuhan plot
cerita terjaga.

E. Semua komedian, termasuk Dika, menyadari bahwa mengulang-ulang guyonan tidak akan
membuatnya bertambah lucu.

JAWABAN: D

2. Perhatikan kutipan teks ulasan berikut!

Buku Remaja Membangun Kepribadian menarik untuk dibaca semua kalangan. Buku Remaja
Membangun Kepribadian memiliki ciri khas dibandingkan buku lain psikologi remaja. Gaya bahasa
penulis mudah dipahami oleh pembaca. [....] Sebagian besar buku psikologi remaja menyampaikan
gagasan secara berbelit-belit.

Kalimat tepat untuk melengkapi resensi rumpang di atas adalah....

A. Berbagai jenis kecerdasan dan kemampuan dalam diri manusia dapat digunakan untuk
mengembangkan diri.

B. Tidak hanya itu, pembahasan dalam Buku Remaja Membangun Kepribadian singkat sehingga
pembaca mudah memahami maksudnya.

C. Dalam buku ini dibahas visi dan misi yang harus ada dalam setiap diri manusia agar dapat
mengembangkan potensinya.

D. Gambar ilustrasi yang digunakan masih kurang sehingga memungkinkan terjadinya kepenatan
pembaca.

E. Buku Remaja Membangun Kepribadian sebaiknya mengangkat berbagai peristiwa yang dekat dengan
remaja saat ini.
JAWABAN: B

MENGURUTKAN KALIMAT ACAK TEKS EKSPOSISI

Kunci jawaban: D

Pembahasan

Soal di atas menanyakan urutan kalimat agar menjadi paragraf eksposisi padu. Jika dikaitkan dengan kisi-
kisi UN tahun 2017/2018 termasuk ke ruang lingkup materi menulis terbatas level kognitif aplikasi
(penerapan). Kompetensi yang diuji yaitu menggabungkan kalimat / mengurutkan kalimat acak.

Teks di atas berjenis teks eksposisi. Struktur teks eksposisi terdiri pernyataan pendapat/tesis, diikuti
argumentasi, dan penegasan.
Pernyataan pendapat pada teks tersebut adalah kalimat (3) Jumlah pelanggar jalur Trans-Jakarta akhir-
akhir ini cenderung menurun. Urutan argumen untuk mendukung tesis kalimat (3) adalah kalimat (4), (1),
(2). Dengan demikian jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban D (3), (4), (1), (2).
RINGKASAN MATERI
MENGURUTKAN KALIMAT ACAK MENJADI PARAGRAF PADU (TEKS EKSPOSISI)

Kalimat acak adalah kalimat lepas yang dapat dijadikan paragraf yang padu dengan cara menempatkan
kalimat utama kemudian diikuti kalimat penjelas yang diurutkan secara logis dan berhubungan satu
dengan yang lain. Pada teks eksposisi, kalimat utama berupa pernyataan pendapat dan kalimat penjelas
berupa argumen-argumen.
Struktur teks eksposisi diawali dengan pernyataan pendapat/tesis, kemudian diikuti argumen dan
penegasan.
Langkah-langkah mengurutkan kalimat acak menjadi paragraf padu teks ekspoisisi adalah sebagai
berikut.
1. Bacalah dengan cermat.

2. Pilihlah kalimat yang berisi pernyataan pendapat/tesis. Gunakan kalimat tersebut sebagai kalimat
awal kemudian diikuti kalimat argumen dan penegasan yang mendukung tesis tersebut.
3. Susun data atau kalimat yang disajikan menjadi paragraf padu.

Melengkapi kata yang bermakna sama


2. Perhatikan Kalimat berikut!

Fatimah menjahit baju untuk pesta ulang tahunnya.

Kalimat yang memiliki pola sama dengan kalimat di atas adalah....

A. Kemarin pohon pisang itu tumbang.

B. Syarifah memiliki saudara kembar.

C. Bibi sedang menggendong Rasya.

D. Syahrini menyanyikan lagu dengam merdu.

E. Rini membeli baju dan celana.

JAWABAN: D

Kalimat pada soal memiliki pola kalimat S P O K.tujuan. Kalimat pada jawaban D
Menyusun paragraf/kalimat sesuai data
1. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

1) Hanya siswa kaya yang bisa mengikuti program akselerasi.


2) Program akselerasi dinilai lebih mahal dibandingkan dengan program reguler.
3) Akibatnya, banyak siswa dari program akselerasi merasa dirinya mampu dan
eksklusif.
4) Program ini dianggap bertentangan dengan prinsip keadilan.
5) Siswa kurang mampu tidak dapat mengikuti program akselerasi meskipun pintar.

Urutan kalimat tersebut agar menjadi paragraf eksposisi padu adalah....


A. 2-1-5-4-3
B. 2-3-1-4-5
C. 2-4-1-5-3
D. 2-4-3-5-1
E. 2-5-1-3-4

JAWABAN: C
Untuk menentukan atau mengurutkan sebuah paragraf, kita harus mengetahui kalimat
utamanya terlebih dahulu.

2. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

1) Apabila berkunjung di kawasan itu, wisatawan dapat menikmati pesona


pemandangan alam yang berbukit-bukit.
2) Sumber air panas ini merupakan potensi utama di kawasan Cagar Alam Guci.
3) Cagar alam Guci terletak di Desa Rembul, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal.
4) Cagar alam ini memiliki luas 2.0 hektare dan berada pada ketinggian kurang lebih
1.250 m di atas permukaan laut.
5) Selain itu, widatawan juga dapat menikmati sumber air panas alam.

Urutan kalimat tersebut agar menjadi paragraf padu adalah....


A. 3-1-4-2-5
B. 3-2-1-4-5
C. 3-2-4-1-5
D. 3-4-1-2-5
E. 3-4-1-5-2

JAWABAN: E
OPINI
Pengertian Opini:

Dalam KBBI, opini adalah pendapat; pikiran; pendirian. Dengan demikian, sebuah opini belum
terbukti kebenarannya.

Pengertian Kalimat Opini:

Kalimat opini adalah sebuah kalimat pendapat yang di dalamnya terdapat pernyataan yang
belum dapat dibuktikan kebenarannya.

Pengertian Opini Penulis:

Opini penulis adalah pendapat penulis. Dalam menulis sebuah wacana/tajuk rencana/paragraf,
penulis akan memasukkan beberapa data atau hal-hal yang sedang terjadi saat ini. Setelah
menjabarkan permasalahannya, penulis akan menambahkan pendapat pribadinya mengenai
topik yang ia bahas tersebut.

Dari penjelasan definisi pada kalimat opini dan opini penulis tersebut, sudah terlihat
perbedaannya. Namun, lebih jelasnya, dapat dilihat pada contoh soal berikut.

Contoh Soal:

(1) Pendidikan yang dulu diperjuangkan mati-matian oleh para pejuang kemerdekaan agar
seluruh rakyat mendapatkan hak yang sama, ternyata masih milik segolongan orang tertentu.
(2) Setiap tahun ajaran baru selalu muncul keganjilan berulang-ulang yakni kebingungan orang
tua mencari sekolah untuk anaknya. (3) Ternyata keganjilan itu muncul karena masalah lama
belum tuntas. (4) Standardisasi sekolah masih belum jelas sehingga menimbulkan kasta-kasta
dalam pendidikan. (5) Sistem kasta tersebut membuat para orang tua berlomba-lomba untuk
mendapatkan sekolah berkasta tinggi. (6) Bahkan, mereka rela mengeluarkan biaya besar agar
anaknya bisa masuk di sekolah favorit. (7) Sementara, banyak siswa yang tidak bisa masuk ke
sekolah favorit bukan karena kurang pandai, melainkan karena mereka tidak mampu membayar
biaya sekolah yang tinggi. Inilah ironi pendidikan Indonesia.

UN TP 2011/2012 (E-57) NO. 5

Opini penulis dalam tajuk tersebut adalah ....

(A) Seluruh rakyat mendapatkan hak pendidikan yang sama.

(B) Pemerataan pendidikan telah diperjuangkan mati-matian.

(C) Pendidikan masih menjadi milik segolongan orang tertentu.

(D) Standardisasi pendidikan akan menimbulkan keganjilan.

(E) Sekolah berkasta tinggi memerlukan biaya yang tinggi

ANALISIS

Kalimat (1) merupakan kalimat opini karena terdapat kata “ternyata masih” yang menandakan
pendapat dan belum tentu semua setuju dengan hal ini.

Kalimat (2) merupakan kalimat opini karena terdapat “selalu muncul”, padahal belum tentu.

Kalimat (3) juga merupakan kalimat opini karena masih menjelaskan kalimat (2).

Kalimat (4) merupakan kalimat opini karena terdapat frasa “masih belum jelas”.

Kalimat (5) merupakan kalimat opini, terlihat dari “para orang tua berlomba-lomba”, padahal
belum tentu.

Kalimat (6) juga opini karena menambahkan kalimat (5).

Kalimat (7) jelas merupakan kalimat opini.


Dari penjelasan tersebut, terlihat kalimat (1) sampai kalimat (7) merupakan kalimat opini.

Lalu, bagaimana dengan opini penulis pada paragraf tersebut? Apakah semua itu merupakan
opini dari si penulis? Tentu saja bukan.

Opini penulis pada paragraf tersebut hanya terdapat pada kalimat (1).

Kalimat (1) merupakan kesimpulan yang diambil oleh si penulis, sedangkan kalimat (2) sampai
dengan kalimat (7) adalah penjabaran si penulis untuk menguatkan opini yang telah ia
simpulkan pada kalimat (1). Pembuktian itu penulis jabarkan dengan memperlihatkan
peristiwa/kejadian yang sudah/sedang terjadi pada saat ini.

Dalam paragraf tersebut terdiri dari tujuh kalimat. Ketujuh kalimat tersebut merupakan kalimat
opini. Namun, ketujuh kalimat opini tersebut belum tentu merupakan opini dari si penulis.
Opini penulis hanya terdapat pada kalimat pertama karena kalimat lainnya adalah penjelasan si
penulis untuk menguatkan opininya. Dengan demikian, jawaban yang paling tepat untuk
pertanyaan tersebut adalah pilihan (C).
PENGGUNAAN KONJUNGSI/KATA PENGHUBUNG
YANG SALAH
PEMBAHASAN SOAL UN 2016/2017 SMK/MAK
MENGIDENTIFIKASI KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI

Kunci Jawaban: B

Pembahasan

Soal di atas menanyakan penggunaan kata penghubung yang tidak tepat pada teks. Jika dikaitkan
dengan kisi-kisi UN 2017/2018 termasuk ke dalam ruang lingkup materi menyunting kata, kalimat, dan
paragraf level kognitif pengetahuan dan pemahaman. Kompetensi yang diuji yaitu mengidentifikasi
kesalahan penggunaan konjungsi/ mengidentifikasi kesalahan penggunaan kata penghubung dalam
paragraf dengan tepat.

Mengidentifikasi Kesalahan Penggunaan Kata, Konjungsi, dan


Kalimat UN SMA
1. Cermati Paragraf Berikut!

1) Presiden mengatakan, nantinya di setiap daerah akan dilengkapi PLB agar biaya
logistik dapat ditekan. 2) Dikatakan, keberadaan PLB juga akan memangkas biaya
penimbunan dan penelusuran di berbagai gudang di luar negeri. 3) "Saya berharap
para pengusaha PLB mampu memindahkan penimbunan barang expor dan impor yang
semula dilakukan di luar Indonesia, agar dipindahkan ke sini," katanya. 4) Pada
kesempatan itu, Presiden Jokowi menyaksikan penyerahan sertifikat kepada 11
perusahaan yang akan memanfaatkan kawasan PLB. 5) Ke 11 perusahaan itu adalah PT
Cipta Krida Bahari (supporting industri migas dan pertambangan), PT Petrosea Tbk
(supporting industri migas dan pertambangan) PT Pelabuhan (supporting industri migas dan
pertambangan) PT Kamadjaja Logistics (supporting Industri Makanan dan Minuman).

Kalimat yang menggunakan kata tidak tepat ditunjukkan kalimat nomor....


A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

JAWABAN: C
Pada Kalimat ke-3 terdapat kata expor. Kata tersebut tidak tepat yang seharusnya
adalah ekspor.

MELENGKAPI KALIMAT DENGAN ISTILAH YANG


TEPAT

KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN

Kunci Jawaban: B

Pembahasan
Soal tersebut menanyakan istilah yang tepat untuk melengkapi kalimat. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi
UN 2017/2018, soal tersebut termasuk ke dalam ruang lingkup materi menulis terbatas level kognitif
pengetahuan dan pemahaman. Kompetensi yang diuji yaitu melengkapi kalimat dengan istilah/kata yang
tepat.
MELENGKAPI KALIMAT/TEKS DENGAN KATA BENTUKAN

MELENGKAPI KALIMAT/TEKS DENGAN KATA BENTUKAN

A. Kata Dasar dan Kata Bentukan

Dalam bahasa Indonesia secara umum bentuk kata itu terdiri atas dua macam, yaitu kata dasar
dan kata bentukan. Kata dasar merupakan suatu kata yang utuh dan belum mendapat imbuhan
apa pun. Kata bentukan merupakan kata yang sudah dibentuk dari kata dasar dengan
menambahkan imbuhan tertentu.

Pembentukan kata adalah proses membentuk kata dengan menambahkan imbuhan atau unsur
lain pada kata dasar. Dalam bahasa Indonesia, pembentukan kata dapat dilakukan dengan

menggunakan berbagai cara. Cara yang dimaksud adalah sebagai berikut.

(1) Pengimbuhan

(2) Penggabungan kata dasar dan kata dasar

(3) Penggabungan unsur terikat dan kata dasar

(4) Pengulangan

(5) Pengakroniman

Pada bagian ini akan dibahas pembentukan kata dengan cara pengimbuhan dan kata
berimbuhan.

B. Pengimbuhan

Pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan menambahkan imbuhan pada kata
dasar.

Sehubungan dengan itu, imbuhan yang lazim digunakan sebagai unsur pembentuk kata dalam
bahasa Indonesia, paling tidak, terdiri atas empat macam, dan masing-masing diberi nama
sesuai dengan posisinya pada suatu kata. Pertama, imbuhan yang terletak pada awal kata lazim
disebut awalan (prefiks). Kedua, imbuhan yang terletak pada akhir kata lazim disebut akhiran
(sufiks). Ketiga, imbuhan yang terletak pada tengah kata lazim disebut sisipan (infiks). Keempat,
imbuhan yang terletak pada awal kata dan akhir kata sekaligus lazim disebut gabungan
imbuhan (konfiks). Beberapa contoh imbuhan itu dapat diperhatikan di bawah ini.
a. Awalan

meng- menulis, melamar, memantau

di- ditulis, dilamar, dipantau

peng- penulis, penyanyi, peramal

ber- berkebun, bermain, bermimpi

ter- terpaksa, terpadu, tersenyum

se- serupa, senada, seiring

b. Akhiran

-an tulisan, tatapan, tantangan

-i temui, sukai, pandangi

-kan tumbuhkan, sampaikan, umumkan

c. Sisipan

-el- geletar, geligi, gelantung

-em- gemuruh, gemetar

-er- gerigi

d. Gabungan Imbuhan

meng-...-kan menemukan, meratakan

meng-...-i memandangi,

mengunjungi

peng-...-an pendidikan, pemandian

ke-...-an kehujanan, kemajuan

se-...-nya seandainya, sebaiknya

per-...-an peraturan, persimpangan

C. Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang telah mendapatkan imbuhan baik awalan, sisipan,
akhiran, maupun gabungan imbuhan.

Dalam bahasa Indonesia secara umum bentuk kata itu terdiri atas dua macam, yaitu kata dasar
dan kata bentukan. Kata dasar merupakan suatu kata yang utuh dan belum mendapat imbuhan
apa pun. Dalam proses pembentukan kata, kata dasar dapat diartikan sebagai kata yang
menjadi dasar bagi bentukan kata lain yang lebih luas. Dalam pengertian ini, kata dasar lazim
pula disebut sebagai bentuk dasar, kata asal, dan ada pula yang menyebutnya sebagai dasar
kata. Terkait dengan itu, untuk menghindari penyebutan yang berbeda -beda, dalam buku ini
kata yang menjadi dasar bagi bentukan kata lain yang lebih luas disebut kata dasar.

Berbeda dengan itu, kata bentukan merupakan kata yang sudah dibentuk dari kata dasar
dengan menambahkan imbuhan tertentu. Kata bentukan seperti ini lazim pula disebut dengan
beberapa istilah yang berbeda-beda, misalnya ada yang menyebutnya sebagai kata turunan,
kata berimbuhan, dan ada pula yang menyebutnya kata jadian.

Sumber

Mustakim. 2014. Bentuk dan Pilihan Kata. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

D. Contoh Soal dan Kunci Jawaban

1. Buku itu … ayahku sebelum ia meninggal dunia.

Kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi kalimat tersebut adalah ….

A. ditulis

B. tulisan

C. menulis

D. tertulis

2. Hampir seluruh rakyat...kepada pejabat itu.

Kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi kalimat tersebut adalah ….


A. dukungan

B. pendukung

C. mendukung

D. dukungannya
Memperbaiki kalimat rancu/tidak logis
Kata rancu dalam bahasa Indonesia berarti 'kacau'. Sejalan dengan itu, kalimat yang rancu
berarti kalimat yang kacau atau kalimat yang susunannya tidak teratur sehingga informasinya
sulit dipahami.

Jika dilihat dari segi penataan gagasan, kerancu-an sebuah kalimat dapat terjadi kare-na dua
gagasan digabungkan ke dalam satu pengungkapan. Sementara itu, jika dilihat dari segi
strukturnya, kerancuan itu timbul karena pengga-bungan dua struktur kalimat ke

dalam satu struktur. Sebagai contoh, perhatikan kalimat berikut.

(1) Menurut para pakar sejarah mengatakan bahwa Candi Borobudur dibangun pada masa
Kerajaan Syailendra.

Kalimat itu termasuk kalimat yang rancu karena susunannya terdiri atas dua struktur kalimat.
Struktur yang pertama dimulai dengan kata menurut, sedangkan yang kedua dimulai dengan
subjek 'pelaku' (para pakar sejarah) yang diikuti dengan predikat mengatakan.

Karena berasal dari dua struktur, kalimat rancu itu dapat dikembalikan pada struktur semula,
yaitu (1a) dan (1b) berikut.

(1a) Menurut pakar sejarah, Candi Borobudur dibangun pada masa Kerajaan Syailendra.

(1b) Pakar sejarah mengatakan bahwa Candi Borobudur dibangun pada masa Kerajaan
Syailendra.

Kalimat (1) di atas strukturnya tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Oleh karena itu,
kalimat (1) tersebut harus diperbaiki agar strukturnya menjadi benar. Perbaikannya dapat
dilakukan seperti kalimat (1a) dan (1b) di atas.
Sehubungan dengan hal itu, satu hal yang perlu diperhatikan, yaitu kerancuan seperti itu dapat
terjadi jika kalimat yang disusun diawali dengan kata menurut, kemudian diikuti oleh ungkapan
sejenis, yaitu mengatakan bahwa, menyebutkan bahwa, atau menyatakan bahwa.

Oleh sebab itu, agar kalimat yang kita susun tidak menjadi rancu, ungkapan sejenis mengatakan
bahwa, menyebutkan bahwa, atau menyatakan bahwa tidak perlu digunakan jika kalimat yang
kita susun dimulai dengan kata menurut.

Sebaliknya, jika kita akan menggunakan ungkapan sejenis mengatakan bahwa, kata menurut
tidak perlu digunakan pada awal kalimat.

Kerancuan kalimat yang lain dapat pula timbul karena penggunaan kata peng-hubung meskipun
atau walaupun pada awal kalimat yang kemu-dian diikuti oleh kata penghubung tetapi, seperti
yang tampak pada con-toh berikut.

(2) Meskipun perusahaan itu belum terkenal, tetapi produksinya banyak di-butuhkan orang.

Kerancuan kalimat itu juga disebabkan oleh penggabungan dua kalimat menjadi satu. Kalimat
pertama, yang menggunakan kata penghubung meskipun, berupa kalimat majemuk bertingkat,
sedangkan kalimat kedua, yang mengguna-kan kata penghubung tetapi, berupa anak kalimat
dalam kalimat majemuk se-tara.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kerancuan kalimat (2) itu di-sebabkan oleh
penggabungan kalimat majemuk bertingkat dan kalimat majemuk setara ke dalam satu kalimat.

Ka-rena berasal dari dua kalimat yang digabung-kan menjadi satu, perbaikan kalimat itu pun
dapat dilakukan dengan mengem-bali-kan kalimat itu ke dalam struktur kalimat asalnya, seperti
yang tampak pada (2a) dan (2b) berikut.
(2a) Meskipun perusahaan itu belum terkenal, produksinya banyak di-butuhkan orang.

(2b) Perusahaan itu belum terkenal, tetapi produksinya banyak dibutuhkan orang.

Dari perbaikan kalimat tersebut dapat diketahui bahwa kerancuan disebab-kan oleh
penggunaan kata penghubung meskipun atau walau-pun yang diikuti oleh kata penghubung
tetapi.

Lalu, perbaikannya pun dapat dilakukan dengan menghilangkan salah satu dari dua kata
penghubung tersebut. Dalam hal ini, jika kata meskipun/walaupun sudah digunakan, kata tetapi
tidak perlu lagi diguna-kan. Sebaliknya, jika kata tetapi yang digunakan, kata penghubung
meskipun/walaupun tidak perlu digunakan.

MEMPERBAIKI KESALAHAN PENGGUNAAN


KALIMAT
KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN

Kunci Jawaban: A

Pembahasan

Soal tersebut menanyakan perbaikan kalimat pada teks. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN 2017/2018,
soal tersebut termasuk ke dalam ruang lingkup menyunting kata, kalimat, dan paragraf level kognitif
penalaran. Kompetensi yang diuji adalah memperbaiki kalimat.

BACA KISI-KISISOAL UJI COBA UN 2017/2018 BAHASA INDONESIA SMP/MTs.

Perbaikan yang tepat kalimat (3) Dengan upaya berbagai pedoman terus dilakukan
instrumentadalah Upaya pemadaman terus dilakukan dengan berbagai instrumen (pilihan jawaban A).
Kalimat pilihan jawaban A memenuhi syarat kelogisan kalimat. Kalimat tersebut berpola SPK.
MENUNJUKKAN KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN

Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya)
dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca; (https://kbbi.web.id/eja)

Menujukkan kesalahan penggunaan ejaan artinya menyatakan atau menerangkan kata, kalimat,
dan sebagainya yang tidak sesuai dengan kaidah atau pedoman. Aturan atau kaidah mengenai
ejaan terdapat dalam pedoman umum ejaan bahasa Indonesia (PUEBI) sesuai dengan
permendikbud nomor 50 tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

(Unduh Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia DI SINI)

Contoh soal dan kunci jawaban

1. Penulisan kata depan yang tidak tepat terdapat dalam kalimat …

A. Kemarin Aira Aftani bertamasya ke Pulau Buton.

B. Ia pulang dari Jakarta.

C. Ayah berangkat keluar negeri.

D. Tikus itu bersembunyi di bawah meja.

Pembahasan: keluar negeri seharusnya ditulis ke luar negeri (kata depan ditulis terpisah dengan
kata lain)

2. Bacalah teks berikut.

(1) Kegiatan pramuka diadakan pada hari sabtu pukul 13.00. (2) Kegiatan pramuka ini
dimulai dengan upacara pembukaan. (3) Upacara dilakukan di halaman sekolah. (4) Setelah
upacara, anggota pramuka kembali ke kelas untuk mendapat pengarahan dari pembina
pramuka.

Kalimat yang terdapat kesalahan penulisan ejaan adalah kalimat bernomor…


A. 1

B. 2

C. 3

D. 4

Pembahasan: kata sabtu seharusnya ditulis Sabtu (nama hari ditulis dengan huruf kapital pada
awal kata)

MEMPERBAIKI KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA

Memperbaiki artinya membetulkan kesalahan atau kekeliruan


(http://kbbi.kata.web.id/memperbaiki/). Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem
ejaan (seperti titik, koma, titik dua) (https://kbbi.web.id/tanda).

Memperbaiki kesalahan penggunaan tanda baca artinya membetulkan kesalahan penggunaan


tanda yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua). Kesalahan penggunaan
tanda baca dapat terjadi antara lain saat menyusun kalimat atau paragraf.

Contoh soal dan kunci jawaban


1. Perhatikan penggalan surat berikut!

Mengharap kehadiran orang tua murid dalam acara

Rapat Persatuan Orang Tua Murid dan Guru SD Negeri 1 Jetis pada:

hari, tanggal : Kamis, 15 Februari 2018

waktu : 13.00 sd 15.00 WIB

Perbaikan penulisan singkatan kata yang bergaris bawah dengan menggunakan tanda baca
yang tepat adalah ....

A. s/d

B. s-d

C. s.d

D. s.d.

2. Cermatilah kalimat berikut.

Besok pagi kata dia mereka akan berangkat.


Perbaikan tanda baca yang tepat kalimat di atas adalah …

A. “Besok pagi kata dia mereka akan berangkat.”

B. “Besok pagi,” kata dia, “mereka akan berangkat.”

C. “Besok pagi,” kata dia, “Mereka akan berangkat.”

D. “Besok pagi,” Kata dia, “Mereka akan berangkat.”

RINGKASAN MATERI

Tanda Baca pada Kalimat Langsung

Pemakaian tanda baca pada kalimat langsung antara lain sebagai berikut.

1. Tanda petik (“…”) dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan.

Misalnya:
"Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo dalam pidatonya.

"Kerjakan tugas ini sekarang!" perintah atasannya. "Besok akan dibahas dalam rapat."

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam

kalimat.

Misalnya:

Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”

“Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya, “karena manusia adalah makhluk sosial.”

Catatan:

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa kalimat tanya,
kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.

Misalnya:

"Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Lurah.

"Masuk ke dalam kelas sekarang!" perintahnya.

“Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.


MENGISI PARAGRAF DENGAN KONJUNGSI YANG
SESUAI (PEMBAHASAN SOAL UN 2016/2017
BAHASA INDONESIA SMA/MA NOMOR 39)
PEMBAHASAN SOAL UN 2016/2017 BAHASA INDONESIA SMA/MA NOMOR 39
MELENGKAPI PARAGRAF DENGAN KONJUNGSI YANG TEPAT

KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN

Jawaban: D
Pembahasan

Soal di atas menanyakan konjungsi temporal yang tepat melengkapi paragraf. Jika dikaitkan
dengan kisi-kisi UN tahun 2017/2018 Bahasa Indonesia SMA/MA termasuk ke dalam ruang
lingkup materi menyunting kata, kalimat, dan paragraf level kognitif aplikasi (penerapan).
Kompetensi yang diuji yaitu mengisi /melengkapi paragraf dengan konjungsi yang sesuai .
BACA BEDAHKISI-KISI UN 2017/2018 BAHASA INDONESIA SMA/MA
Konjungsi temporal adalah kata hubung yang menyatakan adanya hubungan waktu antarkata,
antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat.
Untuk melengkapi paragraf dengan konjungsi temporal yang tepat harus mencermati isi kalimat
sebelum dan sesudah pada bagian paragraf yang rumpang. Dengan mencermati isi kalimat dan
hubungan antar kata pada bagian yang rumpang pada paragraf tersebut, konjungsi temporal yang
tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah tiba-tiba, setelah (pilihan jawaban D).
RINGKASAN MATERI
A. KONJUNGSI TEMPORAL
1. Pengertian Konjungsi Temporal

konjungsi/kon·jung·si/ n 1 Ling kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa,


antarklausa, dan antarkalimat; (https://kbbi.web.id/konjungsi)
tem·po·ral /témporal/ a 1 berhubungan atau mengenai waktu: dinamakan relasi -- apabila dl
bagian kalimat yg satu diberikan keterangan waktu; 2 berkenaan dng waktu-waktu tertentu
(http://kbbi.co.id/arti-kata/temporal)
Jadi konjungsi temporal adalah kata hubung yang menyatakan adanya hubungan waktu
antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat.
2. Macam-Macam Konjungsi temporal
a. Konjungsi Temporal Sederajat
Adalah konjungsi yang menghubungkan dua kejadian yang sederajat dan umumnya digunakan
dalam kalimat majemuk setara. Konjungsi ini diletakkan di tengah-tengah kalimat yang
dihubungkan, bukan diawal ataupun akhir kalimat. Beberapa kata hubung yang dipakai dalam
jenis konjungsi temporal sederajat adalah : sebelumnya, sesudahnya, lalu, kemudian dan
selanjutnya.
Contoh Kalimat :

1) Saat ini Dude sudah menjabat sebagai Manajer Cabang, sebelumnya ia mengawali karirnya sama
seperti yang lainnya yaitu sebagai karyawan kontrak.
2) Sekarang dia memang sudah sukses dan kaya raya, tapi sebelumnya dia hampir tak ada bedanya
dengan anak jalanan yang tak memiliki tempat tinggal.
3) Aku harus jujur padamu, sebelumnya aku sangat membencimu dan tak ingin berteman dengan
orang sepertimu.
4) Kau memiliki kesempatan untuk bekerja di perusahaan ini, tapi sebelumnya kau harus
menunjukkan bahwa kau memiliki kemampuan yang mereka butuhkan.
5) Nenek masih menjalani pemeriksaan darah, sesudahnya beliau harus menjalani pemeriksaan
lebih lanjut untuk memeriksa jenis tumor yang menggerogoti tubuhnya.

b. Konjungsi Temporal Tidak Sederajat/Bertingkat


Adalah konjungsi yang menghubungkan dua kejadian yang mana kedudukan kalimatnya
bertingkat/tidak sederajat dan dapat digunakan dalam semua jenis kalimat majemuk. Konjungsi
temporal tidak sederajat dapat diletakkan di awal, tengah maupun di akhir kalimat. Kata hubung
yang dipakai dalam konjungsi temporal tidak sederajat adalah : apabila, bila, bilamana, demi,
hingga, ketika, waktu, tatkala, sambil, seraya, sebelum, sedari, sejak, semenjak, selama,
sementara.
Contoh Kalimat :

1) Aku mengerjakan pekerjaan kantor itu sambil mendengarkan musik di smartphone.


2) Paman berjanji akan membawa kami berlibur ke Singapura apabila ia berhasil memenangkan
tender proyek yang bernilai satu milyar rupiah itu.
3) Demi menemani ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit, Husni rela meninggalkan
pelajarannya di sekolah selama 1 minggu lebih.
4) Kami bercucuran keringat bergotong royong membersihkan selokan di komplek
ini,sementara dia hanya melihat dan menonton dari pekarangan rumah besarnya.
5) Dia sudah meninggalkan kampung halamannya semenjak ia menyelesaikan pendidikannya di
bangku SMA. (https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-konjungsi-temporal)
B. Langkah-Langkah Melengkapi Paragraf dengan Konjungsi yang Sesuai

1. Bacalah dengan cermat paragraf/teks.


2. Perhatikan isi kalimat sebelum dan sesudah pada bagian paragraf yang rumpang
3. Lengkapi paragraf dengan konjungsi yang sesuai
MEMPERBAIKI
KESALAHAN
PENGGUNAAN KATA
TIDAK BAKU
PEMBAHASAN SOAL UN 2016/2017 BAHASA INDONESIA SMA/MA
MEMPERBAIKI KESALAHAN PENGGUNAAN KATA TIDAK BAKU

Kunci Jawaban: E

Pembahasan

Soal di atas menanyakan perbaikan kata yang tidak baku dalam paragraf. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi
UN tahun 2017/2018 Bahasa Indonesia SMA/MA termasuk dalam ruang lingkup materi menyunting
kata, kalimat, dan paragraf level kognitif penalaran. Kompetensi yang diuji emperbaiki kesalahan
penggunaan kata.

Baca BEDAH KISI-KISI UN 2017/2018 BAHASA INDONESIA SMA/MA)


Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia atau pedoman umum ejaan bahasa
Indonesia.
Perbaikan kata tidak baku yang sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pada paragraf di
atas adalah sebagai berikut.

No Kata Tidak Baku Kata Baku

1 bilang mengatakan

2 ndak tidak

3 bisa dapat

RINGKASAN MATERI
Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku
Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Sedangkan kata tidak baku adalah
kata yang tidak sesuai dengan ejaan kaidah bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia ini lebih dikenal
sebagai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Selain itu, kamus bahasa Indonesia juga menjadi salah
satu rujukan dalam penentuan baku atau tidaknya suatu kata.
Kata baku sering digunakan pada kalimat resmi ataupun percakapan resmi, misalnya pada pidato atau
ketika berbicara kepada orang yang lebih dihormati. Kata tidak baku lebih sering digunakan dalam
percakapan sehari-hari, misalnya dengan teman atau anggota keluarga. Kata tidak baku dapat dikenali
salah satunya dari penulisannya.
Fungsi Kata Baku dan Tidak Baku
Kata baku bukan hanya ditujukan agar pembicaraan atau penulisan menjadi lebih resmi, akan tetapi
terdapat fungsi lain. Fungsi kata baku dalam bahasa antara lain:
1. Pemersatu
Pemakaian kata baku penting diterapkan di seluruh wilayah Indonesia yang berupa kepulauan. Hal ini
dapat membuat bahasa menjadi salah satu alat pemersatu beragam kelompok. Kekhasan dialek bahasa
pada masing-masing kelompok dapat dipersatukan dengan bahasa baku sehingga menjadi satu kesatuan
masyarakat bahasa Indonesia.
2. Pemberi kekhasan
Penggunaan bahasa baku menjadi pembeda dari bahasa yang lain. Dengan itu penerapan kata atau
bahasa baku dapat memperkuat rasa kepribadian nasional masyarakat Indoensia.
3. Pembawa Wibawa
Penggunaan kata baku dalam bahasa Indonesia dapat memperlihatkan kewibawaan masyarakat
Indonesia itu sendiri. Masyarakat yang bertutur kata dengan baik dan benar akan memperoleh wibawa
dan kehormatan di mata orang lain. Dan pada akhirnya dapat membuat orang lain kagum atas bahasa
Indonesia.
4. Kerangka Acuan
Kaidah dalam penggunaan kata baku menjadi tolak ukur tentang benar atau tidaknya pemakaian dan
penerapan bahasa seseorang.
Fungsi kata baku lebih berkaitan dengan urusan yang berkaitan dengan bangsa, sedangkan kata tidak
baku mempunyai fungsi dalam area yang lebih kecil. Kata tidak baku berfungsi dalam menciptakan
kenyamanan, keakraban, dan suasana santai ketika bercengkerama atau berkomunikasi dengan
keluarga dan teman.
Ciri ciri Kata Baku dan Tidak Baku
Beberapa penentuan kata baku dapat dilihat dari ciri-cirinya. Ciri ciri kata baku antara lain:

1. Kata baku tidak dapat berubah setiap saat

2. Tidak terpengaruh bahasa daerah

3. Bukan bahasa percakapan sehari-hari

4. Tidak terpengaruh bahasa asing

5. Penggunaan kata baku sesuai dengan konteks di dalam kalimat

6. Kata baku tidak mempunyai arti yang rancu

7. Kata baku tidak mengandung arti pleonasme (lebih dari apa yang diperlukan)

8. Pemakaian imbuhan pada kata baku secara eksplisit


Ciri-ciri kata tidak baku antara lain:

1. Dapat terpengaruh bahasa daerah atau bahasa asing


2. Terpengaruh oleh perkembangan zaman

3. Digunakan pada percakapan santai

4. Dapat dibuat oleh siapa saja sesuai keinginannya


MENGIDENTIFIKASI KESALAHAN PENGGUNAAN
TANDA BACA
PEMBAHASAN SOAL UN 2016/2017 BAHASA INDONESIA SMA/MA
MENGIDENTIFIKASI KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA KOMA (,)

Kunci Jawaban: A

Pembahasan
Soal di atas menanyakan penggunaan tanda baca (koma) yang tepat. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN
tahun 2017/2018 termasuk ke dalam ruang lingkup materi menyunting ejaan dan tanda baca level
kognitif aplikasi. Kompetensi yang diuji yaitu menggunakan tanda baca/mampu menggunakan tanda
baca koma (,) dengan tepat.

Anda mungkin juga menyukai