DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
DITA RAHMAWATI ( 60100119033 )
DEWI ALWIAH ( 60100119026 )
AYUB HENDRAWAN ( 60100119022 )
ZULFADLI ( 60100119030 )
3/B
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL...........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................................
C. Integrasi Agama...............................................................................................................
BAB II TEORI AKUSTIKA BUATAN SECARA UMUM
A. Fungsi Ruangan……………………………...................................................................
B. Fungsi Akustika ( refleksi, absorbs, dan transmisi )........................................................
C. Letak Sumber Suara……………………………….........................................................
D. Home Studio……………………………………............................................................
E. Jenis Materi Akustika…………………………………………………………………..
BAB III KONSEP MATERIAL/BAHAN AKUSTIK & DESAIN BENTUK PANEL
AKUSTIK
A. .........................................................................................................................................
B. ....................................................................................................................................
BAB IV CARA MEMBUAT PANEL AKUSTIK
A. ..................................................................................................................................
B. ………………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Telinga normal tanggap terhadap bunyi di antara jangkauan frekuensi audio sekitar 20
sampai 20.000 Hz. Kebanyakan bunyi (pembicaraan, musik, dan bising) terdiri dari banyak
frekuensi, yaitu komponen-komponen frekuensi rendah, tengah, medium. Karena itu
amatlah penting untuk memeriksa masalah-masalah akustik meliputi spektrum frekuensi
yang dapat didengar. Frekuensi standar yang dapat dipilih secara bebas sebagai wakil yang
penting dalam akustik lingkungan adalah 125, 250, 500, 1000, 2000, dan 4000 Hz atau 128,
256, 512, 1024, 2048, dan 4096 Hz (Doelle,1986).
Dalam sebuah ruangan tertutup, jalur perlambatan energi akustik adalah ruangan itu
sendiri. oleh karna itu, pengetahuan tentang fenomena suara yang terjadi dalam ruangan
sangat menentukan pada saat di perlukan pengendalian kondisi mendengar pada ruangan
tersebut sesuai dengan fungsinya. Fenomena suara dalam ruangan dapat di gambarkan pada
sketsa berikut.
Dari sketsa tersebut, dapat di lihat bahwa pada setiap titik pengamatan atau titik di mana
orang menikmati suara (pendengar) akan di pengaruhi oleh dua komponen suara,yaitu
komponen suara langsung dan komponen suara pantul. Komponen suara langsung adalah
komponen suara yang sampai ke telinga pendengar langsung dari suara sumber. Besarnya
energi suara yang sampai ke telinga dari komponen suara ini di pengaruhi oleh jarak
pendengar ke sumber suara dan pengaruh penyerapan energi oleh udara. Komponen suara
pantul merupakan komponen suara yang sampai ke telinga pendengar setelah suara
berinteraksi dengan permukaan ruangan di sekitar pendengar (dinding,lantai dan langit
langit).Total energi yang sampai ke telinga pendengar dalam persepsi pendengar terhadap
suara yang di dengrnya tentu saja akan di pengaruhi kedua komponen itu. Itu sebabnya
kedua komponen suara pantul akan sangat berperan dalam pembentukan persepsi mendengar
atau bias juga di sebuutkan karakteristik akustik permukaan dalam ruangan akan sangat
mempengaruhi kondisi dan persepsi mendengar yang di alami oleh pendengar. Ada dua
ekstrim yang berkaitan dengan karakteristikk dan permukaan dalam ruangan yaitu apabila
seluruh permukaan dalam ruangan bersifat sangat menyerap dan seluruh permukaan dalam
ruangan yang bersift sangat memantulkan energi suara yang sampai kepadanya.Bila
permukaan dalam ruangan seluruhnya sangat menyerap,maka komponen suara yang sampai
ke pendengar hanyalah komponen langsung saja dan ruangan yang seperti itu di sebut
anechoic (anechoic chamber) sedangkan dalam ruangan yang seluruh permukaannya bersifat
sangat memantulkan energi maka komponen suara pantul akan jauh lebih dominan di
bandingkan komponen langsungnya dan biasa di sebut ruang dengung (reverberation
chamber). Ruangan yang kits gunakan pada umumnya berada di antara dua ruang ekstrim
ini. sesuai dengan fungsinya. Ruang studio rekaman misalnya lebih mendekati ruang
anechoic chamber, sedangkan ruangan yang berdinding luas lebih menuju ke ruang dengung
atau reverberation chamber.
Desain akustik ruangan tertutup pada intinya adalah pengendalian suara langsung dan
pantul ini, dengan cara menentukan karakteristik akustik permukaan dalam ruangan (lantai,
dinding dan langit-langit) sesui dengan fugsi ruangannya. Ada ruangan yang karna
fungsinya memerlukan lebih banyak karakteristik gerak (studio, home teatre dll) dan ada
yang memerlukan gabungan antara serap dan pantul yang berimbang (auditorium, ruang
kelas dan lain sebagainya). Dengan mengkombinasikan beberapa karakter permukaan
rungan seorang desainer akustik dapat menciptakan berbagai macam kondisi mendengar
sesuai dengan fungsi ruangannya yang di wujudkan dalam bentuk barometer akustik
ruangan.
Secara umum, home studio adalah ruangan berukuran mini atau kecil dengan luas 4x4m
yang difungsikan untuk melakukan aktivitas bermusik, baik merekam maupun memainkan.
Biasanya kita menggunakan kamar pribadi atau mengfungsikan ruangan kosong dalam
rumah untuk menjadikannya home studio. Juga, kita perlu menentukan alat musik apa saja
yang kita tempatkan dalam home studio. Tujuannya agar terbayang penempatannya yang
nanti akan dikombinasikan dengan tata letak panel akustik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana mendesain panel akustik dengan kualitas yang baik untuk ruangan home
studio ?
2. Bagaimana pengaruh panel akustik terhadap ruangan ?
C. INTEGRASI AGAMA
Di dalam al-Quran telah dibahas ayat tentang kebisingan, Allah berfirman dalam Q.S. Al-
Hujurat /49:2:
Adapun Nabi Saw. mengatakan dalam riwayat imam Bukhari dan Muslim dari sahabat
jabi ra :
A. FUNGSI RUANGAN
Desain akustik ruangan tertutup pada intinya adalah pengendalian suara langsung dan
pantul ini,dengan cara menentukan karakteristik akustik permukaan dalam ruangan (lantai,
dinding dan langit langit) sesui dengan fugsi ruangannya. Ada ruangan yang karna fungsinya
memerlukan lebih banyak karakteristik gerak (studio, home teatre dll) dan ada yang memerlukan
gabungan antara serap dan pantul yang berimbang (auditorium,ruang kelas dan lain sebagainya).
Dengan mengkombinasikan beberapa karakter permukaan rungan seorang desainer akustik dapat
menciptakan berbagai macam kondisi mendengar sesuai dengan fungsi ruangannya yang di
Bahan penyerap suara (absorber) yaitu permukaan yang terbuat dari matrial yang menyerap
sebagian besar energi suara yang datang padanya. misalnya glasswool,mineralwool,foam. Bisa
berwujud sebagai matrial yang berdiri sendiri atau di gabungkan menjadi sistem absorber
Bahan pemantul suara (reflektor) yaitu permukaan yang terbuat dari matrial yang bersifat
memantulkan sebagian besar energi suara yang datang padanya. Pantulan yang di hasilkan
Bahan pendifuse/penyebar suara(difusor) yaitu permukaan yang di buat tidak merata secara
Dalam sebuah ruangan, terdapat fenomena suara yang terjadi didalamnya. Fenomena
tersebut akan cukup mempengaruhi suara yang diterima oleh pengguna ruangnya. Dalam
ruangan tertutup terdapat dua hal yang dapat mempengaruhi suara pada saat diterima oleh
pengguna ruang, suara langsung yang diterima dari sumber suaranya dan suara pantul yang
dipantulkan oleh elemen-elemen interior yang terdapat dalam ruangan itu sendiri, baik dinding,
lantai, maupun plafonnya. Jarak sumber dengan pendengar cukup mempengaruhi besarnya suara
Karakter atau sifat sebuah ruangan juga mempengaruhi besarnya energi suara yang
sampai kepada pendengar. Ruangan sendiri memiliki karakter yang berbeda-beda satu dengan
yang lainnya. Ada ruangan yang bersifat memantulkan suara yang terdengar dalam ruangan,
namun ada juga ruangan yang menyerap suara tersebut. Ruangan yang bersifat memantulkan
suara akan memantulkan suara yang terjadi di dalam ruangan tersebut, sedangkan ruangan yang
bersifat menyerap akan menyerap energi suara yang sampai sehingga tidak ada suara pantul yang
dikeluarkan oleh elemen-elemen interior ruangan. Selain itu, terdapat beberapa reaksi permukaan
Akustik adalah ilmu interdisipliner yang berkaitan dengan studi dari semua gelombang
mekanik dalam gas, cairan, dan padatan termasuk getaran, USG, suara, dan infrasonik. Akustik
sendiri memiliki definisi sebagai teori gelombang suara dan perambatannya pada suatu medium.
Seorang ilmuwan yang bekerja di bidang akustik adalah acoustician sementara seseorang yang
bekerja di bidang teknologi akustik dapat disebut seorang insinyur akustik. Penerapan akustik
dapat dilihat di hampir semua aspek masyarakat modern dengan yang paling jelas adalah industri
audio.
Akustik mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan menyentuh ke hampir semua
segi kehidupan manusia. Akustik lingkungan adalah menciptakan suatu lingkungan, dimana
kondisi ideal disediakan, baik dalam ruang tertutup maupun di udara terbuka.
1. Sumber suara
2. Perambatan suara
3. Penerimaan suara
4. Intensitas suara
5. Frekuensi suara
Faktor – faktor lain yang juga ikut mempengaruhi keberhasilan tata suara didalam ruang antara
lain faktor konstruksi bangunan, kualitas dan sifat bahan serta kondisi lingkungan. Terdapat tiga
1. Refleksi / Pemantulan
Dalam ruang kosong apabila menepuk tangan dan mendengar suara pantulan setelah
menepuk tangan. Suara pantulan terjadi berkali-kali dengan waktu dan bunyi yang tidak teratur.
Cara mengatasi suara pantulan yang terjadi adalah dengan meletakkan panel akustik yang
berfungsi sebagai penyerap suara yang tidak diinginkan atau diffuser yang menyebarkan energi
pantulan ke berbagai arah dan akan meniadakan pantulan suara. Materialnya bisa berupa
permadani yang digantung di dinding, karpet di atas lantai, korden pada dinding atau jendela,
Pemantulan atau terjadi bila gelombang bunyi yang mengenai suatu permukaan sehingga
menyebabkan sebagian dari energi tersebut akan dipantulkan oleh permukaan tersebut. Sisa
energi yang mengenai permukaan tersebut ditransmisikan melalui permukaan tersebut serta
diserap oleh permukaan tersebut. Kecepatan perambatan dan karakteristik permukaan tersebut
menentukan besar dan arah pantulan bunyi. Pemantulan bunyi dalam sebuah ruang dapat terjadi
untuk menyebarkan gelombang bunyi secara merata dan menambah tingkat keras bunyi. Setiap
materi memiliki kemampuan memantulkan bunyi yang ditentukan oleh bentuk material. Bentuk
material dengan permukaan yang rata memantulkan gelombang bunyi yang merata pula titik
material yang memiliki permukaan yang cembung cenderung menyebarkan bunyi titik
sebaliknya, material yang memiliki permukaan yang cekung cenderung mengumpulkan energi
bunyi yang diterima. Permukaan yang keras atau licin seperti beton, batu, bata, plester, kaca,
akan memantulkan hampir semua energi bunyi yang mengenainya (Ratnawisesa, 2012:29-30).
Pemantulan bunyi sangat berguna untuk sebuah akustik ruang bila waktu datangnya
pemantulan tersebut sangat pendek terhadap bunyi dengan titik Bila hasil pemantulan bunyi
menempuh jarak yang panjang akan menimbulkan echo, flutter echo, echo yang terjadi di antara
permukaan parale yang rata / licin , tidak ada penyerapnya pada dinding-dinding pembatas. Jenis
echo ini umumnya terjadi pada ruang berdenah segiempat, lantai tidak berkarpet, serta ruang
2. Absorbsi / penyerapan
Serapan (absorption) adalah perbandingan antara energi yang tidak dipantulkan kembali
dan energi keseluruhan yang datang, diukur dalam Sabine (1 m² Sabine = serapan bunyi setara 1
(Satwiko, 2009). Dalam Everest dan Pohlman (2009), koefisien penyerapan digunakan untuk
menilai keefektifan bahan dalam menyerap suara. Dijelaskan dalam (Cox dan D'Antonio (2009),
metode yang sering digunakan dalam pengukuran penyerapan suara yaitu metode tabung
impedansi, dengan menghitung standing wave ratio. Metode ini sangat baik untuk penelitian
pengembangan bahan tanpa membutuhkan ruang khusus, sampel ukuran besar yang sulit dan
Reaksi serap ini terjadi akibat turut bergetarnya material terhadap gelombang suara yang
sampai pada permukaan material tersebut. Sebagian dari getaran tersebut terpantul kembali ke
ruangan, sebagian berubah menjadi panas dan sebagian lain diteruskan ke bidang lain dari
material tersebut. Contohnya, musik dari ruang sebelah dapat terdengar apabila tidak dipasang
peredam suara. Bahan kapas, karpet, dan sejenisnya memiliki reaksi serap yang lebih tinggi
terhadap gelombang suara dan frekuensi tinggi dibandingkan dengan frekuensi rendah.
Sedangkan tembok, kaca, besi, kayu umumnya meneruskan sebagian energi gelombang nada
rendah ke sisi lain dari material tersebut, dan sebagian gelombang suara bergetarnya menjadi
3. Trasmisi
Salah satu solusi akustik yang terbaik adalah meletakan panel serap dan sebar (difusi)
pada bidang pantul pararel. Frekuensi rendah biasanya tidak diserap oleh karpet atau rug,
sehingga menghasilkan fase negatif pada frekuensi midbass yang saling meniadakan, akibat dari
interfensi suara langsung, dan suara pantulan yang sering disebut dengan “Allison Affect” nama
desainer loudspeaker Roy Allison. Panel sebar mengubah energi suara dari satu arah dan satu
akustik merupakan ilmu fisika yang mempelajari suara. Sedangkan menurut Satwiko
(2004 : 124), akustik berarti ilmu tentang bunyi. Dengan demikian, sistem akustik adalah ilmu
yang mempelajari tentang mutu suara dan bunyi yang dihasilkan. Akustik sendiri berhubungan
dengan organ pendengar, suara, atau ilmu bunyi. Sistem akustik dalam sebuah ruangan
merupakan keadaan sebuah ruang yang mempengaruhi mutu bunyi yang terjadi Di dalamnya.
Akustik ruang ini sendiri banyak dikaitkan dengan hal yang mendasar seperti perubahan suara
karena pantulan dan juga gangguan suara ketembusan suara dari ruang lain. Banyak material
penyerap yang sangat efektif untuk digunakan. Material-material tersebut biasanya digunakan
untuk memperjelas suara yang dihantarkan dalam ruang atau juga mengurangi kejelasan suara
yang timbul
Kecepatan suara pada air laut adalah salah satu variabel oseanografi yang
mempengaruhi proses transmisi suara pada medium tersebut. Hal tersebut dipengaruhi
oleh kedalaman, musim, lokasi geografis, dan waktu pada suatu tempat. Perhitungan
kecepatan suara di air laut dapat disederhanakan dengan menggunakan tiga parameter
yaitu suhu, salinitas dan tekanan atau kedalaman. Persamaan (3) menjabarkan proses
perhitungan kecepatan suara (c) pada medium air laut (Mackenzie 1981).
Suara adalah bunyi yang dihasilkan oleh makhluk hidup, misalnya saat berbicara atau
bernyanyi. Sumber bunyi adalah benda penghasil bunyi yang menggetarkan medium perambat
energi dengan arah rambatan berupa gelombang. Berdasarkan bentuk sumber getar, sumber
bunyi dibedakan menjadi dua bentuk yaitu sumber titik dan sumber garis.
D. HOME STUDIO
Secara umum, home studio adalah ruangan berukuran mini atau kecil dengan luas 4x4m
yang difungsikan untuk melakukan aktivitas bermusik, baik merekam maupun memainkan.
Biasanya kita menggunakan kamar pribadi atau mengfungsikan ruangan kosong dalam rumah
untuk menjadikannya home studio. Juga, kita perlu menentukan alat musik apa saja yang kita
tempatkan dalam home studio. Tujuannya agar terbayang penempatannya yang nanti akan
Jika memang memiliki hobi di bidang musik, baiknya pemilik atau penghuni rumah
membuat studio musik sendiri di tempat tinggalnya. Selain bisa menghemat biaya karena tidak
harus menyewa studio, keberadaan ruangan fungsional ini juga bisa membuat orang yang
bersangkutan lebih mendalami hobinya sehingga mampu menciptakan sesuatu yang bermanfaat.
Terlepas dari manfaatnya itu, perlu diketahui bahwa membuat studio musik tidak bisa
dilakukan secara asal-asalan. Atau dengan kata lain, studio musik tidak hanya ada karena
sejumlah alat musik yang ditempatkan dalam satu ruangan. Banyak faktor lain yang perlu
Hal paling penting dan pertama yang wajib Anda lakukan dalam membuat studi
musik di rumah adalah menentukan letak atau posisi studio itu sendiri di dalam rumah.
Untuk menjaga kenyamanan penghuni rumah, sebaiknya Anda membuat sutidio musik
yang tidak sering dilalui anggota keluarga. Buatlah ukuran studio musik sekitar 4 x 5 m
Dengan luas tersebut, Anda sudah dapat meletakkan beragam alat musik seperti
gitar, drum, speaker, mikrofon, dan bass. Anda juga bisa memperbesar luas ruang bila
peralatan musik yang dimiliki jumlahnya cukup banyak, atau hendak menambah area
studio rekaman di dekatnya. Dengan tata ruang sesuai dengan luas studio, mobilitas pada
kegiatan anggota keluarga lain, dan akan makin mengganggu bisa kebocoran tersebut
Untuk meredam suara dengan baik, plafon dan dinding sudio idealnya
menggunakan beberapa lapisan drywall, dan memiliki penyelesaian dari panel kayu untuk
meredam suara. Selain itu, lapisan tersebut juga bermanfaat untuk mengatasi frekuensi
dengung. Frekuensi lama gema pertengahannya adalah kurang lebih 1,2 detik.
Dalam Kang (2007), dijelaskan bahwa peredam suara berserat dapat ditandai dengan
adanya pori. Penyerapan suara dari bahan ini tergantung pada variabel ketebalan, kerapatan, dan
orientasi serat. Penyerap suara berpori dapat diproduksi salah satunya dengan memanfaatkan
limbah serat alam menjadi papan komposit. Menurut Satwiko (2009), pemilihan bentuk, orientasi
dan bahan permukaan ruang akan menentukan kualitas dan kuantitas bunyi yang kemudian juga
akan menentukan karakter bunyi. Cox dan D'Antonio (2009), menjelaskan bahwa penggunaan
bahan penyerap suara terutama untuk mengatasi masaah akustik, pengurangan kebisingan dan
material penyerap bunyi yang baik. Ada dua metode pengukuran sifat akustik material yaitu
metode ruang dengung dan metode tabung impedansi. Tabung impedansi merupakan alat yang
sangat penting untuk mengetahui nilai koefisien serapan, pemantulan dan transmisi bunyi.
Komposit merupakan material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih bahan
pembentuknya melalui campuran yang tidak homogen (Julius Novel Sagitta, I Ketut Gede
Sugita, 2017). Pencampuran tersebut akan menghasilkan material komposit yang mempunyai
sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material pembentuknya (Firman, Hasbi, &
Aksar, 2018). Material penyerap bunyi mempunyai peranan penting dalam akustik ruangan,
perancangan studio rekaman, ruang perkantoran, sekolah, sekolah, dan ruang lain untuk
mengurangi kebisingan yang umumnya sangat mengganggu (Luzzi & Busa, 2018). Material ini
disebut material akustik yang fungsinya adalah untuk menyerap dan meredam suara (Suhaemi,
Tongkukut, & As’ari, 2013). Penelitian ini menyoroti cara yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki perilaku akustik komposit serat alami sebagai peredam kualitas tinggi,
dikombinasikan dengan bahan peraga biologis sehingga mengurangi kecacatan dan risiko dari
komposit (Ferreira & Fantuzzi, 2017). Sebagai tambahan, limbah serabut kelapa sebenarnya
tidak berdampak pada lingkungan (Dharmawan, Suardana, Istri, & Kusuma, 2018).
Akustik adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan bunyi, berkenaan
dengan indera pendengaran serta keadaan ruangan yang mempengaruhi bunyi Material akustik
adalah materal yang digunakan untuk mengendalikan kualitas akustik (reflector, absorber,
diffuser, dan insulator) dengan alokasi sesuai prinsip kerja rambat dan pantulan bunyi. Setiap
jenis material tergantung frekuensi. Berdasarkan frekuensi bunyi yang dominan terjadi dalam
4. Terdiri atas material lunak dan/atau berpori, panel, dan resonator rongga.
5. Contoh soft board, selimut akustik (glasswool, rockwool), acoustic tile, mineral tile, karpet
empuk
4. Dengan bentuk penyusunan irregular maka bunyi pantul dapat dibuat difus (disebar) dan
4. Dengan bentuk penyusunan irregular maka bunyi pantul dapat dibuat difus (disebar) dan
Semua material bangunan dan perlakuan terhadap permukaan suatu bahan memiliki
tingkat penyerapan tertentu (Doelle, 1980). Penyerapan bunyi tersebut mempengaruhi waktu
dengung sehingga menentukan kualitas akustik sebuah ruang. Material tersebut dapat berupa:
Material Penyerap
Material Penyerap digunakan apabila ada keinginan untuk mengurangi energi bunyi di
dalam ruangan. Pengaruh penggunaan elemen ini adalah berkurangnya waktu dengung ruang
(reverberation time). Ciri utama elemen ini adalah secara fisik permukaannya lunak/berpori atau
keras tetapi memiliki bukaan (lubang) yang menghubungkan udara dalam ruang dengan material
lunak/berpori dibalik bukaannya, dan mengambil banyak energi gelombang bunyi yang datang
ke permukaannya (Sarwono, 2013). Penyerapan berpori dapat berupa kain atau bahan seperti
rockwool dan glasswool cenderung menyerap bunyi di frekuensi tinggi (Barron, 2010).
Material Pemantul
Elemen ini pada umumnya digunakan apabila ruang memerlukan pemantulan gelombang
bunyi pada arah tertentu. Ciri utama elemen ini adalah secara fisik permukaannya keras dan arah
pemantulannya spekular. Bahan pemantul memantulkan bunyi dengan sudut pantul sama besar
dengan sudut datang bunyi pada garis tegak lurus bidang (Sarwono, 2013). Refleksi dari
permukaan terbatas tergantung pada hubungan antara ukuran pemantul dan panjang gelombang
bunyi. Refleksi sempurna terjadi pada frekuensi tinggi, sedangkan bila frekuensi diturunkan,
energi yang dipantulkan akan berkurang. Jarak dari pemantul ke sumber dan penerima juga
Bahri, S., Manik, T. N., dan Suryajaya. 2016. Pengukuran Sifat Akustik Material Dengan
Metode Tabung Impedansi Berbasis Platform Arduino. Jurnal Fisika Flux, 13 : 148–154.
Barron, M. 2009. Auditorium Acoustics and Architectural Design. New York: Spon Press.
Doelle, L.L. 1972. Environtmental Acoustic. New york: McGraw-Hill Publishing Company.
Jmr, Syamsul, dan Sri Yeni Widianti. 2018. Rancang Bangun Pengontrolan dan Monitoring
Kebisingan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega 8535. Jurnal Teknik
Elektro PNL. 3 (1) : 1-5.
Long , Michael. 2006. Architectural Acoustics.Burlington: Elsevier Academic Press
Sutanto, H. (2015). Prinsip-prinsip Akustik dalam Arsitektur. Yogyakarta: PT Kanisius.