Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENGKONDISIAN BANGUNAN

“PANEL AKUSTIK BUATAN”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2
DITA RAHMAWATI ( 60100119033 )
DEWI ALWIAH ( 60100119026 )
AYUB HENDRAWAN ( 60100119022 )
ZULFADLI ( 60100119030 )
3/B

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikan nikmat dan karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul “Panel Akustik
Buatan” ini dengan tepat waktu. Tak lupa pula salam dan sholawat senantiasa kita curahkan
kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW, Nabi yang telah membawa kita dari alam
kegelapan menuju alam yang terang-benderang.
Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini sehingga makalah ini dapat
tersusun. Kami juga menyadari bahwa terdapat kekurangan didalam laporan ini, untuk itu dengan
senang hati kami senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Gowa, 25 Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL...........................................................................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................................
C. Integrasi Agama...............................................................................................................
BAB II TEORI AKUSTIKA BUATAN SECARA UMUM

A. Fungsi Ruangan……………………………...................................................................
B. Fungsi Akustika ( refleksi, absorbs, dan transmisi )........................................................
C. Letak Sumber Suara……………………………….........................................................
D. Home Studio……………………………………............................................................
E. Jenis Materi Akustika…………………………………………………………………..
BAB III KONSEP MATERIAL/BAHAN AKUSTIK & DESAIN BENTUK PANEL
AKUSTIK

A. .........................................................................................................................................
B. ....................................................................................................................................
BAB IV CARA MEMBUAT PANEL AKUSTIK

A. ..................................................................................................................................
B. ………………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Telinga normal tanggap terhadap bunyi di antara jangkauan frekuensi audio sekitar 20
sampai 20.000 Hz. Kebanyakan bunyi (pembicaraan, musik, dan bising) terdiri dari banyak
frekuensi, yaitu komponen-komponen frekuensi rendah, tengah, medium. Karena itu
amatlah penting untuk memeriksa masalah-masalah akustik meliputi spektrum frekuensi
yang dapat didengar. Frekuensi standar yang dapat dipilih secara bebas sebagai wakil yang
penting dalam akustik lingkungan adalah 125, 250, 500, 1000, 2000, dan 4000 Hz atau 128,
256, 512, 1024, 2048, dan 4096 Hz (Doelle,1986).

Dalam sebuah ruangan tertutup, jalur perlambatan energi akustik adalah ruangan itu
sendiri. oleh karna itu, pengetahuan tentang fenomena suara yang terjadi dalam ruangan
sangat menentukan pada saat di perlukan pengendalian kondisi mendengar pada ruangan
tersebut sesuai dengan fungsinya. Fenomena suara dalam ruangan dapat di gambarkan pada
sketsa berikut.
Dari sketsa tersebut, dapat di lihat bahwa pada setiap titik pengamatan atau titik di mana
orang menikmati suara (pendengar) akan di pengaruhi oleh dua komponen suara,yaitu
komponen suara langsung dan komponen suara pantul. Komponen suara langsung adalah
komponen suara yang sampai ke telinga pendengar langsung dari suara sumber. Besarnya
energi suara yang sampai ke telinga dari komponen suara ini di pengaruhi oleh jarak
pendengar ke sumber suara dan pengaruh penyerapan energi oleh udara. Komponen suara
pantul merupakan komponen suara yang sampai ke telinga pendengar setelah suara
berinteraksi dengan permukaan ruangan di sekitar pendengar (dinding,lantai dan langit
langit).Total energi yang sampai ke telinga pendengar dalam persepsi pendengar terhadap
suara yang di dengrnya tentu saja akan di pengaruhi kedua komponen itu. Itu sebabnya
kedua komponen suara pantul akan sangat berperan dalam pembentukan persepsi mendengar
atau bias juga di sebuutkan karakteristik akustik permukaan dalam ruangan akan sangat
mempengaruhi kondisi dan persepsi mendengar yang di alami oleh pendengar. Ada dua
ekstrim yang berkaitan dengan karakteristikk dan permukaan dalam ruangan yaitu apabila
seluruh permukaan dalam ruangan bersifat sangat menyerap dan seluruh permukaan dalam
ruangan yang bersift sangat memantulkan energi suara yang sampai kepadanya.Bila
permukaan dalam ruangan seluruhnya sangat menyerap,maka komponen suara yang sampai
ke pendengar hanyalah komponen langsung saja dan ruangan yang seperti itu di sebut
anechoic (anechoic chamber) sedangkan dalam ruangan yang seluruh permukaannya bersifat
sangat memantulkan energi maka komponen suara pantul akan jauh lebih dominan di
bandingkan komponen langsungnya dan biasa di sebut ruang dengung (reverberation
chamber). Ruangan yang kits gunakan pada umumnya berada di antara dua ruang ekstrim
ini. sesuai dengan fungsinya. Ruang studio rekaman misalnya lebih mendekati ruang
anechoic chamber, sedangkan ruangan yang berdinding luas lebih menuju ke ruang dengung
atau reverberation chamber.

Desain akustik ruangan tertutup pada intinya adalah pengendalian suara langsung dan
pantul ini, dengan cara menentukan karakteristik akustik permukaan dalam ruangan (lantai,
dinding dan langit-langit) sesui dengan fugsi ruangannya. Ada ruangan yang karna
fungsinya memerlukan lebih banyak karakteristik gerak (studio, home teatre dll) dan ada
yang memerlukan gabungan antara serap dan pantul yang berimbang (auditorium, ruang
kelas dan lain sebagainya). Dengan mengkombinasikan beberapa karakter permukaan
rungan seorang desainer akustik dapat menciptakan berbagai macam kondisi mendengar
sesuai dengan fungsi ruangannya yang di wujudkan dalam bentuk barometer akustik
ruangan.

Secara umum, home studio adalah ruangan berukuran mini atau kecil dengan luas 4x4m
yang difungsikan untuk melakukan aktivitas bermusik, baik merekam maupun memainkan.
Biasanya kita menggunakan kamar pribadi atau mengfungsikan ruangan kosong dalam
rumah untuk menjadikannya home studio. Juga, kita perlu menentukan alat musik apa saja
yang kita tempatkan dalam home studio. Tujuannya agar terbayang penempatannya yang
nanti akan dikombinasikan dengan tata letak panel akustik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana mendesain panel akustik dengan kualitas yang baik untuk ruangan home
studio ?
2. Bagaimana pengaruh panel akustik terhadap ruangan ?

C. INTEGRASI AGAMA
Di dalam al-Quran telah dibahas ayat tentang kebisingan, Allah berfirman dalam Q.S. Al-
Hujurat /49:2:

Terjemahan : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu


melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras,
sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus
(pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari. (kementrian agama)

Adapun Nabi Saw. mengatakan dalam riwayat imam Bukhari dan Muslim dari sahabat
jabi ra :

‫ون َسلِ َم َم ْن ْال ُم ْسلِ ُم‬


َ ‫َويَ ِده لِ َسانِ ِه ِم ْن ْال ُم ْسلِ ُم‬
Terjemahan : “Muslim sejati itu adalah yang muslim lainnya merasa aman dari lidah dan
tangannya.”
BAB II
TEORI AKUSTIKA BUATAN SECARA UMUM

A. FUNGSI RUANGAN
Desain akustik ruangan tertutup pada intinya adalah pengendalian suara langsung dan

pantul ini,dengan cara menentukan karakteristik akustik permukaan dalam ruangan (lantai,

dinding dan langit langit) sesui dengan fugsi ruangannya. Ada ruangan yang karna fungsinya

memerlukan lebih banyak karakteristik gerak (studio, home teatre dll) dan ada yang memerlukan

gabungan antara serap dan pantul yang berimbang (auditorium,ruang kelas dan lain sebagainya).

Dengan mengkombinasikan beberapa karakter permukaan rungan seorang desainer akustik dapat

menciptakan berbagai macam kondisi mendengar sesuai dengan fungsi ruangannya yang di

wujudkan dalam bentuk barometer akustik ruangan.

Karakteristik akustik ruangan pada umumnya di bedakan atas:

 Bahan penyerap suara (absorber) yaitu permukaan yang terbuat dari matrial yang menyerap

sebagian besar energi suara yang datang padanya. misalnya glasswool,mineralwool,foam. Bisa

berwujud sebagai matrial yang berdiri sendiri atau di gabungkan menjadi sistem absorber

(fabric covered absorber,panel absorber,grid absorber,resonator absorber,perforated

absorber,acoustic tiles dsbg).

 Bahan pemantul suara (reflektor) yaitu permukaan yang terbuat dari matrial yang bersifat

memantulkan sebagian besar energi suara yang datang padanya. Pantulan yang di hasilkan

bersifat spekular (mengikuti kaidah snelius:sudut datang=sudut pantul). Contoh bahan

misalnya keramik,marmer logam,almunium,gypsum board,beton,dsbg.

 Bahan pendifuse/penyebar suara(difusor) yaitu permukaan yang di buat tidak merata secara

akustik yang menyebarkan energi suara yang datang padanya.

Dalam sebuah ruangan, terdapat fenomena suara yang terjadi didalamnya. Fenomena

tersebut akan cukup mempengaruhi suara yang diterima oleh pengguna ruangnya. Dalam

ruangan tertutup terdapat dua hal yang dapat mempengaruhi suara pada saat diterima oleh

pengguna ruang, suara langsung yang diterima dari sumber suaranya dan suara pantul yang
dipantulkan oleh elemen-elemen interior yang terdapat dalam ruangan itu sendiri, baik dinding,

lantai, maupun plafonnya. Jarak sumber dengan pendengar cukup mempengaruhi besarnya suara

yang diterima pendengar.

Karakter atau sifat sebuah ruangan juga mempengaruhi besarnya energi suara yang

sampai kepada pendengar. Ruangan sendiri memiliki karakter yang berbeda-beda satu dengan

yang lainnya. Ada ruangan yang bersifat memantulkan suara yang terdengar dalam ruangan,

namun ada juga ruangan yang menyerap suara tersebut. Ruangan yang bersifat memantulkan

suara akan memantulkan suara yang terjadi di dalam ruangan tersebut, sedangkan ruangan yang
bersifat menyerap akan menyerap energi suara yang sampai sehingga tidak ada suara pantul yang

dikeluarkan oleh elemen-elemen interior ruangan. Selain itu, terdapat beberapa reaksi permukaan

yang berpengaruh terhadap gelombang suara yang terjadi.

B. FUNGSI AKUSTIKA ( Refleksi, Absorbsi, Transmisi )

Akustik adalah ilmu interdisipliner yang berkaitan dengan studi dari semua gelombang

mekanik dalam gas, cairan, dan padatan termasuk getaran, USG, suara, dan infrasonik. Akustik

sendiri memiliki definisi sebagai teori gelombang suara dan perambatannya pada suatu medium.

Seorang ilmuwan yang bekerja di bidang akustik adalah acoustician sementara seseorang yang

bekerja di bidang teknologi akustik dapat disebut seorang insinyur akustik. Penerapan akustik

dapat dilihat di hampir semua aspek masyarakat modern dengan yang paling jelas adalah industri

audio.

Akustik mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan menyentuh ke hampir semua

segi kehidupan manusia. Akustik lingkungan adalah menciptakan suatu lingkungan, dimana

kondisi ideal disediakan, baik dalam ruang tertutup maupun di udara terbuka.

Faktor – faktor yang mendasari masalah akustik adalah :

1. Sumber suara

2. Perambatan suara

3. Penerimaan suara
4. Intensitas suara

5. Frekuensi suara

Faktor – faktor lain yang juga ikut mempengaruhi keberhasilan tata suara didalam ruang antara

lain faktor konstruksi bangunan, kualitas dan sifat bahan serta kondisi lingkungan. Terdapat tiga

fungsi akustik yaitu refleksi, absorbs, transmisi

1. Refleksi / Pemantulan

Dalam ruang kosong apabila menepuk tangan dan mendengar suara pantulan setelah

menepuk tangan. Suara pantulan terjadi berkali-kali dengan waktu dan bunyi yang tidak teratur.
Cara mengatasi suara pantulan yang terjadi adalah dengan meletakkan panel akustik yang

berfungsi sebagai penyerap suara yang tidak diinginkan atau diffuser yang menyebarkan energi

pantulan ke berbagai arah dan akan meniadakan pantulan suara. Materialnya bisa berupa

permadani yang digantung di dinding, karpet di atas lantai, korden pada dinding atau jendela,

atau material penyerap suara di dinding

Pemantulan atau terjadi bila gelombang bunyi yang mengenai suatu permukaan sehingga

menyebabkan sebagian dari energi tersebut akan dipantulkan oleh permukaan tersebut. Sisa

energi yang mengenai permukaan tersebut ditransmisikan melalui permukaan tersebut serta

diserap oleh permukaan tersebut. Kecepatan perambatan dan karakteristik permukaan tersebut

menentukan besar dan arah pantulan bunyi. Pemantulan bunyi dalam sebuah ruang dapat terjadi

untuk menyebarkan gelombang bunyi secara merata dan menambah tingkat keras bunyi. Setiap

materi memiliki kemampuan memantulkan bunyi yang ditentukan oleh bentuk material. Bentuk

material dengan permukaan yang rata memantulkan gelombang bunyi yang merata pula titik

material yang memiliki permukaan yang cembung cenderung menyebarkan bunyi titik

sebaliknya, material yang memiliki permukaan yang cekung cenderung mengumpulkan energi

bunyi yang diterima. Permukaan yang keras atau licin seperti beton, batu, bata, plester, kaca,

akan memantulkan hampir semua energi bunyi yang mengenainya (Ratnawisesa, 2012:29-30).

Pemantulan bunyi sangat berguna untuk sebuah akustik ruang bila waktu datangnya

pemantulan tersebut sangat pendek terhadap bunyi dengan titik Bila hasil pemantulan bunyi
menempuh jarak yang panjang akan menimbulkan echo, flutter echo, echo yang terjadi di antara

permukaan parale yang rata / licin , tidak ada penyerapnya pada dinding-dinding pembatas. Jenis

echo ini umumnya terjadi pada ruang berdenah segiempat, lantai tidak berkarpet, serta ruang

dengan langit-langit datar dan keras.

2. Absorbsi / penyerapan

Serapan (absorption) adalah perbandingan antara energi yang tidak dipantulkan kembali

dan energi keseluruhan yang datang, diukur dalam Sabine (1 m² Sabine = serapan bunyi setara 1

m² jendela terbuka). Penyerapan bunyi (soundabsorbing), kemampuan suatu bahan untuk


meredam bunyi yang datang, dihitung dalam persen, atau pecahan bernilai 0 ≤ α ≤ 1

(Satwiko, 2009). Dalam Everest dan Pohlman (2009), koefisien penyerapan digunakan untuk

menilai keefektifan bahan dalam menyerap suara. Dijelaskan dalam (Cox dan D'Antonio (2009),

metode yang sering digunakan dalam pengukuran penyerapan suara yaitu metode tabung

impedansi, dengan menghitung standing wave ratio. Metode ini sangat baik untuk penelitian

pengembangan bahan tanpa membutuhkan ruang khusus, sampel ukuran besar yang sulit dan

mahal dalam proses pengukuran penyerapan bunyi (Kaharuddin, 2011: 3).

Reaksi serap ini terjadi akibat turut bergetarnya material terhadap gelombang suara yang

sampai pada permukaan material tersebut. Sebagian dari getaran tersebut terpantul kembali ke

ruangan, sebagian berubah menjadi panas dan sebagian lain diteruskan ke bidang lain dari

material tersebut. Contohnya, musik dari ruang sebelah dapat terdengar apabila tidak dipasang

peredam suara. Bahan kapas, karpet, dan sejenisnya memiliki reaksi serap yang lebih tinggi

terhadap gelombang suara dan frekuensi tinggi dibandingkan dengan frekuensi rendah.

Sedangkan tembok, kaca, besi, kayu umumnya meneruskan sebagian energi gelombang nada

rendah ke sisi lain dari material tersebut, dan sebagian gelombang suara bergetarnya menjadi

panas dan sebagian lain dipantulkan kembali ke ruang dengar.

3. Trasmisi

Salah satu solusi akustik yang terbaik adalah meletakan panel serap dan sebar (difusi)

pada bidang pantul pararel. Frekuensi rendah biasanya tidak diserap oleh karpet atau rug,
sehingga menghasilkan fase negatif pada frekuensi midbass yang saling meniadakan, akibat dari

interfensi suara langsung, dan suara pantulan yang sering disebut dengan “Allison Affect” nama

desainer loudspeaker Roy Allison. Panel sebar mengubah energi suara dari satu arah dan satu

besaran menjadi kebeberapa arah dengan beberapa besaran.

C. LETAK SUMBER SUARA

akustik merupakan ilmu fisika yang mempelajari suara. Sedangkan menurut Satwiko

(2004 : 124), akustik berarti ilmu tentang bunyi. Dengan demikian, sistem akustik adalah ilmu
yang mempelajari tentang mutu suara dan bunyi yang dihasilkan. Akustik sendiri berhubungan

dengan organ pendengar, suara, atau ilmu bunyi. Sistem akustik dalam sebuah ruangan

merupakan keadaan sebuah ruang yang mempengaruhi mutu bunyi yang terjadi Di dalamnya.

Akustik ruang ini sendiri banyak dikaitkan dengan hal yang mendasar seperti perubahan suara

karena pantulan dan juga gangguan suara ketembusan suara dari ruang lain. Banyak material

penyerap yang sangat efektif untuk digunakan. Material-material tersebut biasanya digunakan

untuk memperjelas suara yang dihantarkan dalam ruang atau juga mengurangi kejelasan suara

yang timbul

Kecepatan suara pada air laut adalah salah satu variabel oseanografi yang

mempengaruhi proses transmisi suara pada medium tersebut. Hal tersebut dipengaruhi

oleh kedalaman, musim, lokasi geografis, dan waktu pada suatu tempat. Perhitungan

kecepatan suara di air laut dapat disederhanakan dengan menggunakan tiga parameter

yaitu suhu, salinitas dan tekanan atau kedalaman. Persamaan (3) menjabarkan proses

perhitungan kecepatan suara (c) pada medium air laut (Mackenzie 1981).

Suara adalah bunyi yang dihasilkan oleh makhluk hidup, misalnya saat berbicara atau

bernyanyi. Sumber bunyi adalah benda penghasil bunyi yang menggetarkan medium perambat

energi dengan arah rambatan berupa gelombang. Berdasarkan bentuk sumber getar, sumber

bunyi dibedakan menjadi dua bentuk yaitu sumber titik dan sumber garis.
D. HOME STUDIO

Secara umum, home studio adalah ruangan berukuran mini atau kecil dengan luas 4x4m

yang difungsikan untuk melakukan aktivitas bermusik, baik merekam maupun memainkan.

Biasanya kita menggunakan kamar pribadi atau mengfungsikan ruangan kosong dalam rumah

untuk menjadikannya home studio. Juga, kita perlu menentukan alat musik apa saja yang kita

tempatkan dalam home studio. Tujuannya agar terbayang penempatannya yang nanti akan

dikombinasikan dengan tata letak panel akustik.

Jika memang memiliki hobi di bidang musik, baiknya pemilik atau penghuni rumah
membuat studio musik sendiri di tempat tinggalnya. Selain bisa menghemat biaya karena tidak

harus menyewa studio, keberadaan ruangan fungsional ini juga bisa membuat orang yang

bersangkutan lebih mendalami hobinya sehingga mampu menciptakan sesuatu yang bermanfaat.

Terlepas dari manfaatnya itu, perlu diketahui bahwa membuat studio musik tidak bisa

dilakukan secara asal-asalan. Atau dengan kata lain, studio musik tidak hanya ada karena

sejumlah alat musik yang ditempatkan dalam satu ruangan. Banyak faktor lain yang perlu

diperhatikan dalam hal ini. Berikut faktor-faktor tersebut :

1. Ukuran studio musik

Hal paling penting dan pertama yang wajib Anda lakukan dalam membuat studi

musik di rumah adalah menentukan letak atau posisi studio itu sendiri di dalam rumah.

Untuk menjaga kenyamanan penghuni rumah, sebaiknya Anda membuat sutidio musik

yang tidak sering dilalui anggota keluarga. Buatlah ukuran studio musik sekitar 4 x 5 m

persegi. Ini ukuran ideal untuk studio musik di rumah.

Dengan luas tersebut, Anda sudah dapat meletakkan beragam alat musik seperti

gitar, drum, speaker, mikrofon, dan bass. Anda juga bisa memperbesar luas ruang bila

peralatan musik yang dimiliki jumlahnya cukup banyak, atau hendak menambah area

studio rekaman di dekatnya. Dengan tata ruang sesuai dengan luas studio, mobilitas pada

saat beraktivitas di studio akan lebih nyaman.

2. Sistem untuk meredam suara


Peredam suara mempunyai peranan yang penting untuk rancangan studio musik

pribadi, khususnya di rumah tinggal. Pasalnya, kebocoran suara berpotensi mengganggu

kegiatan anggota keluarga lain, dan akan makin mengganggu bisa kebocoran tersebut

terdengar sampai ke luar rumah.

Untuk meredam suara dengan baik, plafon dan dinding sudio idealnya

menggunakan beberapa lapisan drywall, dan memiliki penyelesaian dari panel kayu untuk

meredam suara. Selain itu, lapisan tersebut juga bermanfaat untuk mengatasi frekuensi

dengung. Frekuensi lama gema pertengahannya adalah kurang lebih 1,2 detik.

E. JENIS MATERIAL AKUSTIK

Dalam Kang (2007), dijelaskan bahwa peredam suara berserat dapat ditandai dengan

adanya pori. Penyerapan suara dari bahan ini tergantung pada variabel ketebalan, kerapatan, dan

orientasi serat. Penyerap suara berpori dapat diproduksi salah satunya dengan memanfaatkan

limbah serat alam menjadi papan komposit. Menurut Satwiko (2009), pemilihan bentuk, orientasi

dan bahan permukaan ruang akan menentukan kualitas dan kuantitas bunyi yang kemudian juga

akan menentukan karakter bunyi. Cox dan D'Antonio (2009), menjelaskan bahwa penggunaan

bahan penyerap suara terutama untuk mengatasi masaah akustik, pengurangan kebisingan dan

kontrol gema ruang (reverberation time).

Material-material penyerap bunyi tersebut diukur sifat akustiknya, sehingga dihasilkan

material penyerap bunyi yang baik. Ada dua metode pengukuran sifat akustik material yaitu

metode ruang dengung dan metode tabung impedansi. Tabung impedansi merupakan alat yang

sangat penting untuk mengetahui nilai koefisien serapan, pemantulan dan transmisi bunyi.

Komposit merupakan material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih bahan

pembentuknya melalui campuran yang tidak homogen (Julius Novel Sagitta, I Ketut Gede

Sugita, 2017). Pencampuran tersebut akan menghasilkan material komposit yang mempunyai

sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material pembentuknya (Firman, Hasbi, &

Aksar, 2018). Material penyerap bunyi mempunyai peranan penting dalam akustik ruangan,
perancangan studio rekaman, ruang perkantoran, sekolah, sekolah, dan ruang lain untuk

mengurangi kebisingan yang umumnya sangat mengganggu (Luzzi & Busa, 2018). Material ini

disebut material akustik yang fungsinya adalah untuk menyerap dan meredam suara (Suhaemi,

Tongkukut, & As’ari, 2013). Penelitian ini menyoroti cara yang dapat dilakukan untuk

memperbaiki perilaku akustik komposit serat alami sebagai peredam kualitas tinggi,

dikombinasikan dengan bahan peraga biologis sehingga mengurangi kecacatan dan risiko dari

komposit (Ferreira & Fantuzzi, 2017). Sebagai tambahan, limbah serabut kelapa sebenarnya

tidak berdampak pada lingkungan (Dharmawan, Suardana, Istri, & Kusuma, 2018).
Akustik adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan bunyi, berkenaan

dengan indera pendengaran serta keadaan ruangan yang mempengaruhi bunyi Material akustik

adalah materal yang digunakan untuk mengendalikan kualitas akustik (reflector, absorber,

diffuser, dan insulator) dengan alokasi sesuai prinsip kerja rambat dan pantulan bunyi. Setiap

jenis material tergantung frekuensi. Berdasarkan frekuensi bunyi yang dominan terjadi dalam

auditorium, dapat dilakukan pemilihan bahan yang tepat

Penyerap (absorber) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Daya serap bunyi lebih tinggi dari pada daya pantulnya.

2. Koefisien penyerapan bunyi tinggi (> 0.30).

3. Umumnya lunak dan berpori.

4. Terdiri atas material lunak dan/atau berpori, panel, dan resonator rongga.

5. Contoh soft board, selimut akustik (glasswool, rockwool), acoustic tile, mineral tile, karpet

empuk

Penyebar (diffuser) memiliki ciri-ciri sebagi berikut:

1. Merupakan (reflector) atau absorber dengan bentuk penyusunan irregular.

2. Koefisien penyerapan bunyi tergantung dari material.

3. Umumnya keras dan licin.

4. Dengan bentuk penyusunan irregular maka bunyi pantul dapat dibuat difus (disebar) dan

mencegah flutter echo.


Penyebar (diffuser) memiliki ciri-ciri sebagi berikut:

1. Merupakan (reflector) atau absorber dengan bentuk penyusunan irregular.

2. Koefisien penyerapan bunyi tergantung dari material.

3. Umumnya keras dan licin.

4. Dengan bentuk penyusunan irregular maka bunyi pantul dapat dibuat difus (disebar) dan

mencegah flutter echo

Semua material bangunan dan perlakuan terhadap permukaan suatu bahan memiliki

tingkat penyerapan tertentu (Doelle, 1980). Penyerapan bunyi tersebut mempengaruhi waktu
dengung sehingga menentukan kualitas akustik sebuah ruang. Material tersebut dapat berupa:

 Material Penyerap

          Material Penyerap digunakan apabila ada keinginan untuk mengurangi energi bunyi di

dalam ruangan. Pengaruh penggunaan elemen ini adalah berkurangnya waktu dengung ruang

(reverberation time). Ciri utama elemen ini adalah secara fisik permukaannya lunak/berpori atau

keras tetapi memiliki bukaan (lubang) yang menghubungkan udara dalam ruang dengan material

lunak/berpori dibalik bukaannya, dan mengambil banyak energi gelombang bunyi yang datang

ke permukaannya (Sarwono, 2013). Penyerapan berpori dapat berupa kain atau bahan seperti

rockwool dan glasswool cenderung menyerap bunyi di frekuensi tinggi (Barron, 2010).

 Material Pemantul

          Elemen ini pada umumnya digunakan apabila ruang memerlukan pemantulan gelombang

bunyi pada arah tertentu. Ciri utama elemen ini adalah secara fisik permukaannya keras dan arah

pemantulannya spekular. Bahan pemantul memantulkan bunyi dengan sudut pantul sama besar

dengan sudut datang bunyi pada garis tegak lurus bidang (Sarwono, 2013). Refleksi dari

permukaan terbatas tergantung pada hubungan antara ukuran pemantul dan panjang gelombang

bunyi. Refleksi sempurna terjadi pada frekuensi tinggi, sedangkan bila frekuensi diturunkan,

energi yang dipantulkan akan berkurang. Jarak dari pemantul ke sumber dan penerima juga

berpengaruh signifikan terhadap bunyi yang diterima (Barron, 2010).


BAB III

KONSEP MATERIAL/BAHAN AKUSTIK & DESAIN BENTUK PANEL AKUSTIK


BAB IV

CARA MEMBUAT PANEL AKUSTIK


DAFTAR PUSTAKA

Bahri, S., Manik, T. N., dan Suryajaya. 2016. Pengukuran Sifat Akustik Material Dengan
Metode Tabung Impedansi Berbasis Platform Arduino. Jurnal Fisika Flux, 13 : 148–154.
Barron, M. 2009. Auditorium Acoustics and Architectural Design. New York: Spon Press.
Doelle, L.L. 1972. Environtmental Acoustic. New york: McGraw-Hill Publishing Company.
Jmr, Syamsul, dan Sri Yeni Widianti. 2018. Rancang Bangun Pengontrolan dan Monitoring
Kebisingan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega 8535. Jurnal Teknik
Elektro PNL. 3 (1) : 1-5.
Long , Michael. 2006. Architectural Acoustics.Burlington: Elsevier Academic Press
Sutanto, H. (2015). Prinsip-prinsip Akustik dalam Arsitektur. Yogyakarta: PT Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai