Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KELEMBABAN, KEBISINGAN, PENCAHAYAAN

( BENGKEL LAS )

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

DOSEN PENGAMPU :

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

TP. 20/21
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis persembahkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul “Laporan Praktikum
Suhu, Kelembaban, Kebisingan” tepat pada waktunya. Laporan ini telah penulis susun dengan
maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
laporan ini.
Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan ini. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik pembaca
agar penulis dapat memperbaiki laporan ini. Akhir kata penulis beharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Bukittinggi, 02 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
1. Pencahayaan................................................................................................1
2. Kelembaban.................................................................................................1
3. Kebisingan...................................................................................................2
B. Tujuan .....................................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4

A. Teori Mengenai Pencahayaan..................................................................................4


B. Teori mengenai kelembaban....................................................................................5
C. Teori mengenai kebisingan......................................................................................6

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN............................................................................6

A. Waktu dan Lokasi Praktek.......................................................................................6


B. Alat dan Bahan........................................................................................................8
C. Cara Kerja................................................................................................................10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................11

BAB V PENUTUP..............................................................................................................15

A. Kesimpulan..............................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
a) Pencahayaan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002, penerangan adalah
jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yangdiperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efektif. Oleh sebab itu salahsatu masalah lingkungan ditempat kerja
harus diperhatikan yaitu pencahayaan.Nilai Pencahayaan yang dipersyaratkan oleh
Kep-Menkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu minimal 100 lux. Penerangan di
tempatkerja adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi benda-benda
ditempatkerja.
Pencahayaan ruangan, khususnya di tempat kerja yang kurangmemenuhi
persyaratan tertentu dapat memperburuk penglihatan, karena jika pencahayaan terlalu
besar atau pun lebih kecil, pupil mata harus berusahamenyesuaikan cahaya yang
diterima oleh mata. Akibatnya mata harusmemicing silau atau berkontraksi secara
berlebihan, Karena jika pencahayaanlebih besar atau lebih kecil, pupil mata harus
berusaha menyesuaikan cahayayang dapat diterima oleh mata. Pupil akan mengecil
jika menerima cahayayang besar. Hal ini merupakan salah satu penyebab mata cepat
lelah(Departemen Kesehatan, 2008).

b) Kelembaban
Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer.Udara
atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air (Anonymous,2011).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat
dinyatakan sebagai kelembaban mutlak. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap
air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volum. Alat
yang dapat digunakan untuk mengukur kelembaban udara (Relative Humidity) adalah
Higrometer.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu Temperatur udara adalah tingkat atau
derajat panas dari kegiatan molekul dalam atmosfer yang dinyatakan dengan skala
Celcius, Fahrenheit, atau skala Reamur. Perlu diketahui bahwa suhu udara antara
daerah satu dengan daerah lain sangat berbeda. hal ini sangat dipengaruhi oleh hal-hal
tersebut.
Sudut datangnya sinar matahari
Tinggi rendahnya tempat
Angin dan arus laut
Lamanya penyinaran
Awan

Faktor yang mempengaruhi kelembaban


Ketingian tempat
Ketingian tempat
Tekanan udara
Radiasi matahari
Angin
Suhu
Kerapatan vegetasi

c) Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam
tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan (Keputusan Meteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-
48/MENLH/11/1996). Kebisingan merupakan salah satu masalah kesehatan
lingkungan yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan. Resiko yang
timbul akibat kebisingan dengan tingkat tekanan bunyi diatas nilai ambang batas
pendengaran adalah dapat merusak pendengaran atau gangguan pendengaran. Selain
itu Kebisingan juga dapat menggangu percakapan sehingga akan mempengaruhi
komunikasi yang sedang berlangsung.
Kebisingan dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Telinga manusia
hanya mampu menangkap suara yang ukuran intensitasnya berkisar antara 20-
20.000 Hertz dan dengan frekuensi suara sekitar 80 dB (batas aman).
Pajanan terhadap suara atau bunyi yang melampaui batas aman diatas
dalam waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya ketulian sementara
atau permanen. Pengaruh lain terhadap kesehatan dapat pula berupa
peningkatan sensitivitas tubuh seperti peningkatan sistem kardiovaskular dalam
bentuk kenaikan tekanan darah dan peningkatan denyut jantung. Apabila kondisi
tersebut tetap berlangsung dalam waktu lama, akan muncul reaksi psikologis
berupa penurunan konsentrasi dan kelelahan.

B. Tujuan
Mampu melakukan praktikum pengukuran pencahayaan kelembaban dan
kebisingan dilapangan kampus dengan praktek yang telah ditentukan sebelumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pencahayaan
Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh padasebuah bidang
permukaan. Tingkat pencahayaan pada suatu ruangandidefinisikan sebagai tingkat
pencahayaan rata – rata pada bidang kerja,dengan bidang kerja yang dimaksud adalah
sebuah bidang horisontalimajiner yang terletak setinggi 0,75 meter di atas lantai pada
seluruhruangan (SNI Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada
Bangunan Gedung, 2000). Pencahayaan memiliki satuan lux (lm/m²),dimana lm adalah
lumens dan m² adalah satuan dari luas permukaan.Pencahayaan dapat mempengaruhi
keadaan lingkungan sekitar.
Pencahayaan yang baik menyebabkan manusia dapat melihat objek – objekyang
dikerjakannya dengan jelas. Cahaya merupakan satu bagian berbagai jenis gelombang
elektromagnetis yang terbang ke angkasa dimanagelombang tersebut memiliki panjang
dan frekuensi tertentu yang nilainyadapat dibedakan dari energy cahaya lainnya dalam
spectrumelektromagnetisnya (Suhadri, 2008).
Menurut Kepmenkes no. 1405 tahun 2002 tentangPersyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada
suatu bidang kerja yangdiperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.

B. Kelembaban
 Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer. Udara
atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air. Kelembaban udara merupakan
tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air.
Uap air adalah suatu gas, yang tidak dapat di lihat, yang merupakan salah satu bagian dari
atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-butir air  yang melayang-layang di
udara. Kabut melayang laying dekat permukaan tanah, kalau awan melayang- layang di
angkasa. Banyaknya uap air yang dikandung oleh hawa tergantung pada temperatur.
Makin tinggi temperatur makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa
(Hardjodinomo, 1975).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat
dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit
tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan
massa uap air atau tekanannya) per satuan volum. Kelembaban nisbi membandingkan
antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas
udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut
(pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan defisit tekanan uap air
adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing
pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan
dengan masalah yang dibahas (Handoko, 1994).
 Ada tempat-tempat yang memiliki udara yang mengandung banyak uap air, dan
ada pula tempat-tempat yang kadar air dalam udaranya sangat rendah.  Air menguap dan
bercampur dengan udara yang ada di sekitarnya.  Sebagian uap air akan naik ke atas dan
membentuk awan yang nantinya bisa menjadi hujan yang turun ke permukaan bumi
(Anonim, 1970).
Proses perubahan air menjadi uap air di sebut pengupan (vaporisasi atau
evaporasi). Molekul-molekul air yang mempunyai energi kinetik yang cukup untuk
mengatasi gaya-gaya tarik yang cenderung untuk menahannya dalam badan air
diproyeksikkan melalui permukaan air. Oleh karena energi kinetik bertambah dan
tegangan permukaan berkurang ketika temperatur naik, maka laju penguapan naik
menurut temperatur. Hampir semua uap di atmosfer adalah hasil penguapan dari
permukaan air (Linsley, 1989).
 Beberapa prinsip yang umum digunkan dalam pengukuran kelembaban udara
yaitu (1) metode pertambahan panjang dan (2) berat,pada benda-benda higroskopis, serta
(3) metode termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut
hygrometer sedangkan yang menggunakan metode termodinamika disebut psikrometer
(Kartasapoetra, 1990).
C. Kebisingan
Kebisingan atau noise pollutionsering disebut sebagai suara atau bunyi yang tidak
dikehendaki atau dapat diartikan pula sebagai suara yang salah pada tempat dan waktu
yang salah (Chandra, 2007).Kebisingan adalah semua suara yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang
pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (KEPMENAKER
No.Kep-51 MEN/1999).
Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingg
amengganggu atau membahayakan kesehatan. Tingkat kebisingan di ruang kerja
maksimal 85 dB (KEPMENKES RI NO. 1405/MENKES/SK/XI/2002) Suma’mur
(1996), kebisingan adalah bunyi yang didengar sebagai rangsangan-rangsangan pada
telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis manakala bunyi-bunyi tersebut tidak
diinginkan.
Bising dalam kesehatan kerja, bising diartikan sebagai suara yang dapat
menurunkan pendengaran baik secara kuantitaif (peningkatan ambang pendengaran)
maupun secara kualitatif (penyempitan spektrum pendengaran), berkaitan dengan
faktor intensitas, frekuensi, durasi dan pola waktu (Buchari, 2007).
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

a) Waktu dan Lokasi Praktek


Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 29 Agustus 2022, dimulai
pada pukul 09.00-11.00 pagi, bertempat di Bengkel Las.

1. Praktikum Pencahayaan
 Alat dan Bahan
Alat
a. Sound Level Meter (Model SL-4011) Merk Lutron
b. Light Meter (Model LX-101A) Merk Lutron
c. Kamera (Dokumentasi)
d. Stopwatch

Bahan
a. Batrai type 6F22 9V (For Transistor Radios)
b. Alat Tulis

 Cara Kerja
1) Ditentukan lokasi pengukuran pencahayaan
2) Dipersiapkan alat pengukuran Light Meter
3) Ditentukan titik sampling yang baik dengan jarak yang sesuai
4) Dipegang Light Meter di lokasi yang akan diukur
5) Diarahkan Light Meter pada sumber cahaya
6) Dihidupkan Light Meter dengan menggeser switch On/Off
7) Dicatat angka yang muncul pada display, angka yang menunjukkan besarnya
pencahayaan pada lokasi kerja tersebut.
2. Praktikum Kelembaban
 Alat dan Bahan
1) Termometer bola basah dan bola kering

2) Pengukuran suhu bola basah dan suhu bola kering

3) Termometer bola basah dengan kain basah


 Cara Kerja
Pembacaan pada psikrometer standar yaitu dengan membaca nilai suhu yang
ditunjukkan oleh termometer bola kering dan bola basah, kemudian hitung selisih
suhu antara bola kering dan bola basah. Nilai selisih menghasilkan persentase
kelembaban udara dengan bantuan tabel

Suhu Selisih suhu bola kering dan bola basah (oC)


bola
kering
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(oC)
40 100 94 88 82 76 71 66 61 56 52 47 43 39
39 100 94 88 81 76 71 65 60 55 51 46 42 38
38 100 94 88 81 76 70 65 60 54 50 45 40 37
37 100 94 88 81 75 70 64 59 54 49 44 39 36
36 100 93 87 80 75 69 64 59 53 48 43 38 35
35 100 93 87 80 74 69 63 58 52 47 42 37 33
34 100 93 87 80 74 68 62 57 51 46 41 36 32
33 100 93 86 80 73 67 62 56 50 45 40 35 31
32 100 93 86 79 73 67 61 55 50 44 39 34 30
31 100 93 86 79 73 66 60 54 49 43 38 33 29
30 100 92 85 79 72 65 59 53 48 42 37 32 27
29 100 92 85 78 71 65 59 52 47 41 36 31 25
28 100 92 85 78 71 644 58 51 45 40 34 29 23
27 100 92 84 77 70 63 57 50 44 38 32 27 22
26 100 92 84 77 70 63 56 49 43 37 31 26 20
25 100 92 84 76 69 62 55 48 42 36 30 24 18
24 100 91 83 76 68 61 54 47 40 34 28 22 16
23 100 90 83 75 67 60 53 45 38 32 26 20 14
22 100 90 82 74 67 59 52 44 37 31 24 18 12
21 100 90 82 73 66 58 50 43 36 29 22 16 9
20 100 90 82 73 65 57 49 41 34 27 20 13 6
19 100 90 81 72 64 55 47 39 32 24 17 10
18 100 90 81 71 63 54 45 37 30 21 14 7
17 100 90 80 71 62 53 33 36 28 19 12
16 100 89 80 70 60 51 42 34 25 17 9
15 100 89 80 70 59 49 40 31 23 14 6

3. Praktikum Kebisingan
 Alat dan Bahan
Alat
e. Sound Level Meter (Model SL-4011) Merk Lutron
f. Light Meter (Model LX-101A) Merk Lutron
g. Kamera (Dokumentasi)
h. Stopwatch

Bahan
c. Batrai type 6F22 9V (For Transistor Radios)
d. Alat Tulis

 Cara Kerja
a. Ditentukan lokasi pengukuran kebisingan
b. Dipersiapkan alat pengukuran Sound Level Meter
c. Ditentukan titik sampling yang baik dengan jarak yang sesuai
d. Dipegang Sound Level Meter pada ketinggian 1,00-1,20 meter
e. Diarahkan mikrofon ke sumber suara
f. Dihidupkan Sound Level Meter dengan menggeser switch On/Off
g. Disetel respon F (fast) dan liter A pada intensitas yang continue atau slow pada
intensitas impulsif
h. Digeser range suara
i. Dicatat angka yang muncul pada display setiap 5 detik pada formulir yang telah
dibuat
j. Dilakukan pengukuran selama 10 menit
k. Dihitung tingkat kebisingan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Praktikum Pencahayaan
Angka pencahayaan alami berdasarkan light meter diperoleh 463 lux
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penglihatan terhadap pencahayaan
adalah faktor usia. Bertambahnya usia menyebabkan lensa mata berangsur-angsur
kehilangan elastisitasnya. Hal ini akan menyebabkan ketidaknyamanan penglihatan pada
jarak dekat, demikian pula penglihatan jauh (Prabu, 2009).
Kedua faktor penerangan, yaitu luminansi yang berarti banyaknya cahaya yang
dipantulkan oleh permukaan objek. Jumlah sumber cahaya yang tersedia juga
mempengaruhi kepekaan mata terhadap warna tertentu. Tingkat luminansi juga akan
mempengaruhi kemampuan mata melihat objek gambar dan pada usia tua diperlukan
intensitas penerangan lebih besar untuk melihat objek gambar. Semakin besar luminansi
dari sebuah objek, rincian objek yang dapat dilihat oleh mata juga akan semakin
bertambah.
Ketiga adalah faktor silau (glare) adalah suatu proses adaptasi yang berlebihan
pada mata sebagai akibat dari retina terkena sinar yang berlebihan. Keempat adalah
faktor ukuran pupil. Agar jumlah sinar yang diterima oleh retina sesuai, maka otot iris
akan mengatur ukuran pupil. Lubang pupil juga dipengaruhi oleh memfokusnya lensa
mata, mengecil ketika lensa mata memfokus pada objek yang dekat. Kelima adalah faktor
sudut dan ketajaman penglihatan. Sudut penglihatan (visual angle) didefinisikan sebagai
sudut yang berhadapan dengan objek pada mata (Prabu, 2009).

2. Praktikum Kelembaban

Tangga Waktu Bola Bola RH Keterangan


l Basah Kering (%)
09/11/2017 14.00 WIB 31C 33,1C 86 Cerah
10/11/2017 14.00 WIB 29,2C 30,4C 92 Cerah berawan
11/11/2017 14.00 WIB 32,7C 34C 93 Cerah
12/11/2017 14.00 WIB 29,8C 31C     86 Mendung
13/11/2017 14.00 WIB 32,2C 32,7C 93 Mendung
14/11/2017 14.00 WIB 27,6C 28,8C 92 Cerah berawan
15/11/2017 14.00 WIB 29C 29,9C 92 Cerah berawan
16/11/2017 14.00 WIB 36C 36,6C 94 Cerah
17/11/2017 14.00 WIB 27,4C 28,2C 92 Cerah berawan
18/11/2017 14.00 WIB 28C 28,4C 100 Cerah berawan
19/11/2017 14.00 WIB 28,4C 28,8C 100 Cerah berawan
20/11/2017 14.00 WIB 29,2C 29,4C 100 Cerah berawan
21/11/2017 14.00 WIB 31,2C 31,4C 100 Cerah
22/11/2017 14.00 WIB 32C 32,8C 93 Cerah
23/11/2017 14.00 WIB 29,9C 31C 100 Cerah
24/11/2017 14.00 WIB 30,6C 32,2C 86 Cerah berawan
25/11/2017 14.00 WIB 30,6C 30,8C 100 Cerah berawan
26/11/2017 14.00 WIB 29,2C 29,6C 100 Cerah berawan
27/11/2017 14.00 WIB 27,6C 28C 100 Berawan
28/11/2017 14.00 WIB 32,8C 32,9C 100 Cerah
29/11/2017 14.00 WIB 31,6C 32C 100 Cerah
30/11/2017 14.00 WIB 32,4C 32,6C 100 Berawan
01/11/2017 14.00 WIB 36,4C 36,6C 100 Mendung
02/11/2017 14.00 WIB 31,8C 32,5C 93 Berawan
03/11/2017 14.00 WIB 30,4C 30,8C 100 Mendung
04/11/2017 14.00 WIB 31,4C 31,6C 100 Berawan

Berdasarkan data yang diperoleh selama masa pengamatan terlihat bahwa kelembaban
tertinggi berada pada nilai 100%. Secara keseluruhan terlihat bahwa persentase kelembaban
relatif yang terukur selama periode tersebut selalu tinggi. Hal ini terjadi karena waktu
pengamatan dilakukan di bulan November yang memang adalah musim penghujan Berdasarkan
data tersebut terlihat bahwa kelembaban udara sangat dipengaruhi oleh intensitas radiasi
matahari. Ketika intensitas radiasi matahari tinggi dengan kondisi cerah maka kelembaban udara
berada pada nilai yang rendah. Nilai atau persentase kelembaban udara diperoleh dari selisih
suhu termometer bola kering dan termometer bola basah.

Praktikum kelembaban udara dilakukan di stasiun cuaca lahan percobaan Fakultas


Pertanian Universitas Jambi. Pengukuran kelembaban udara menggunakan termometer bola
basah dan bola kering. Kelembaban udara sangat dipengaruhi oleh penyinaran matahari beserta
ketinggian tempat dilakukannya pengukurannya kelembatan. Datangnya sinar matahari berbeda
beda disuatu tempat, mengakibatkan pada tempat yang berbeda menyebabkan perbedaan
kelembaban udara.Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer. Udara
atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air. Dalam kehidupan di bumi ini
kelembaban udara merupakan salah satu nsure penting bagi manusia, hewan dan tumbuhan.
Kelembaban udara juga menentukan bagaimana mahluk hidup tersebut dapat beradaptasi dengan
kelembaban yang ada di lingkungannya.

Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu
terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada
kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan
maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah
menjadi titik-titik air. Kelembaban udara diakibatkan oleh menguapnya air akibat dari suhu
udara. Kelembaban merupakan rasio kandungan air yang dapat ditampung oleh udara. Pada
tempat yang berbeda terdapat pula perbedaan kelembaban relatif udaranya dimana tempat yang
kualitas penyinarannya rendah akan tinggi kelembabannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perbedaan kelembaban relative udara pada lokasi berbeda ialah kualitas penyinaran matahari,
vegetasi, pergerakan angin, suhu, dan ketersediaan air.

3. Praktikum Kebisingan

Lokasi dan
No Waktu Data Pengukuran (dB)
Pengukuran
1 bengkel Las 71; 69; 72; 76; 67; 68; 74; 73; 72; 73; 79; 82;
(15.30-16.00) 69; 72; 70; 78; 70; 67; 79; 71; 71; 67; 69; 89;
70; 72; 71; 73; 69; 63; 71; 63; 69; 72; 69; 90;
72; 71; 74; 73; 67; 62; 68; 67; 69; 78; 66; 75;
72; 72; 70; 70; 67; 70; 73; 69; 75; 67; 75; 78;
73; 70; 70; 73; 71; 68; 71; 71; 72; 77; 78; 77;
70; 70; 71; 77; 71; 62; 77; 71; 60; 75; 81; 66;
73; 69; 71; 76; 67; 67; 71; 72; 71; 71; 68; 78;
73; 71; 70; 76; 67; 63; 80; 75; 70; 75; 86; 72;
68; 70; 71; 78; 67; 64; 71; 76; 70; 69; 82; 69;

Pengelompokan berdasarkan nilai yang sama


No Lk (dB) nk No Lk (dB) nk
1 60 1 13 74 2
2 62 2 14 75 6
3 63 3 15 76 4
4 64 1 16 77 4
5 66 2 17 78 6
6 67 11 18 79 2
7 68 5 19 80 1
8 69 11 20 81 1
9 70 14 21 82 2
10 71 19 22 86 1
11 72 11 23 89 1
12 73 9 24 90 1

Perhitungan
1
Rumus: Lif = 10 log
120 ∑ n k 100.1.L k

{1 . 100,1.60 + 2 . 100,1.62 + 3 . 100,1.63 + 1 . 10 0,1.64 + 2 . 100,1.66 + 11 . 10 0,1.67


1 +5 . 100,1.68 +11 . 100,1.69 +14 . 10 0,1.70 +19. 100,1.71 +11 . 100,1.72 +9 . 100,1.72
Lif = 10 log
120 + 2 .10 0,1.74 + 6 . 100,1.75 + 4 . 100,1.76 + 4 . 100,1.77 +6 . 100,1.78 + 2. 100,1.79
+ 1.10
0,1.80
+ 1. 10
0,1.81
+ 2 . 10
0,1.82
+ 1 . 10
0,1.86
+ 1 . 10
0,1.89
+ 1 . 10
0,1.90
}
Lif = 75,932 dB
Hasil yang diperoleh dari pengukuran dan perhitungan, yaitu:
1. Perhitungan Lif pada Bengkel Las 75,932 dB
2. Rata-rata angka kebisingan pada Bengkel Las adalah 71,662 dB

Sumber bising di berbagai perindustrian dan tempat kerja dapat berasal dari mesin-mesin
produksi, mesin kompresor, genset atau mensin diesel. Selain itu juga dapat berasal dari
percakapan para pekerja di lingkungan industri tersebut. Reaksi orang terhadap kebisingan
tergantung beberapa faktor, salah satunya adalah interaksi kebisingan dengan sumber bising
(Sasongko, dkk., 2000).
Menurut Sasongko (2000) sumber bising dibedakan atas dua jenis yaitu sumber titik dan
sumber baris.
1. Sumber titik (berasal dari sumber diam), penyebaran kebisingannya dalam bentuk bola-bola
konsentris dengan kebisingan sebagai pusatnya dan menyebar di udara dengan kecepatan
sekitar 360 m/det.
2. Sumber garis (berasal dari sumber bergerak), penyebaran kebisingannya dalam bentuk
silinder-silinder konsentris dan sumber kebisingan sebagai sumbunya dengan menyebar ke
udara dengan kecepatan sekitar 360 m/det. Sumber kebisingan ini umumnya berasal dari
kegiatan transportasi.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Tingkat pajanan kebisingan maksimal selama 1 hari pada ruang
proses produksi adalah sebagai berikut
Tingkat pajanan kebisingan maksimal selama 1 hari di ruang produksi
No Tingkat Kebisingan (dBA) Pemaparan Harian
1 85 8 jam
2 87 6 jam
3 88 4 jam
4 90 3 jam
5 91 2 jam
6 94 1 jam
7 97 30 menit
8 100 15 menit
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil praktikum ini yaitu ada beberapa praktikum seperti
pengukuran pencahayaan, kelembaban, dan kebisingan. Praktikum ini dilakukan di
Lapangan Kampus yang dilakukan dengan cara berkelompok.

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan laporan
tersebut masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis
akan segera melakukan perbaikan susunan laporan dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Pusat Kesehatan Kerja:
Jakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang Persyaratan Kesehatan


Lingkungan Kerja. Jakarta.

Nainggolan, Bilman. 2007. Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja. Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Propinsi Sumatra Utara: Medan.

Padmanaba, Cok Gd Rai. 2006. Pengaruh Penerangan Dalam Ruang Terhadap Produktivitas
Kerja Mahasiswa Desain Interior. Program Studi Desain Interior FSRD. Institut Seni
Indonesia Denpasar, Dissertation: Bali

Prabu. 2009. Sistem dan Standar Pencahayaan Ruang. http://putraprabu.


wordpress.com/2009/01/06/sistem-dan-standar-pencahayaan-ruang diakses pada tanggal
11 Mei 2012.

Anda mungkin juga menyukai