Assalammu'alaikum. Wr.Wb.
Alhamdulillah, puji syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya dan telah menganugerahkan kesempatan dan pemikiran kepada penulis untuk
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Gelombang bunyi” ini.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari zaman jahilliyah menuju zaman yang terang benderang seperti apa
yang telah kita rasakan sekarang ini.
Bahan untuk pembuatan makalah ini diambil dari buku, dan dari internet.
Penulis dengan penuh kerendahan hati mengucapkan rasa hormat dan terima kasih
kepada Dosen pembimbing mata kuliah GELOMBANG Bapak Dr. La Aba, S.Si., M,Si. yang
telah berperan penting dalam pembuatan makalah ini.
Penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar kedepannya
menuju kearah yang lebih baik lagi.
Mungkin hanya ini yang dapat penulis sampaikan, Semoga makalah
ini dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan yang lebih luas serta
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kurang dan lebihnya penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Kendari,
April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang……………………..…………………………………………. 1
C. Tujuan ………………………………………………………………………… 3
D. Manfaat …………..…………………………………………………………..... 3
BAB IV PENUTUP..............................................................……………………… 21
A. Kesimpulan…………………………………………………………………….. 21
I
BAB I
PENDAHULUAN
Berkaitan dengan subpokok-subpokok yang akan dikaitkan dengan bunyi, yaitu bunyi sebagai
bagian dari kehidupan manusia, sehingga akan ada rumusan masalah sebagai berikut:
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Fisika yakni mengenai bunyi serta sifat-sifatnya
dan kaitannya dalam kehidupan manusia sehari-hari dan juga dalam teknologi.
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memperkaya wawasan pembaca
tentang bunyi dan mengajak para pembaca untuk memahami dan ikut mencoba memecahkan
permasalahan-permasalahan yang timbul pada kaitannya dengan bunyi itu sendiri.
Dalam penyusunan makalah, penyusun memakai metode kepustakaan dari buku Ilmu
Pengetahuan Alam dan juga dari media-media lain seperti internet.
BAB II
PEMBAHASAN
Gelombang Bunyi adalah salah satu bentuk energi. Energi bunyi tersebut berasal dari benda yang
bergetar, getaran yang merambat disebut gelombang. Bunyi merupakan gelombang longitudinal
yang merambat secara perapatan dan perenggangan terbentuk oleh partikel zat perantara serta
ditimbulkan oleh sumber bunyi yang mengalami getaran.
Kita dapat mendengar bunyi karena bunyi tersebut merambat dari sumber bunyi sampai telinga
kita. Sumber bunyi yang bergetar akan menggetarkan udara disekitarnya, selanjutnya molekul
udara yang bergetar akan menjalar sampai telinga kita. Getaran molekul udara membentuk
rapatan dan regangan.
Apabila sebuat senar gitar kita petik maka akan terjadi getaran pada senar gitar yang
menimbulkan bunyi. Jika senar dawai gitar tersebut kita pegang, maka getaran dan bunyi pada
senar akan hilang. Ketika beduk dipukul, atau gitar di petik, senar gitar atau beduk tampak
bergetar waktu dibunyikan. Saat senar bergetar terdengarlah bunyi. Bunyi gitar akan melemah
jika getarannya melemah, akhirnya bunyi pun menghilang.
Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis
dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi ataufrekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz)
dan amplitudo atau kenyaringan bunyidengan pengukuran dalam desibel.
Bunyi adalah salah satu gelombang, yaitu gelombang longitudinal. Gelombang longitudinal
adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar atau berimpit dengan arah getarnya. Contoh
gelombang longitudinal adalah gelombang pada slinki dan gelombang bunyi di udara. Dalam
perambatannya gelombang bunyi berbentuk rapatan dan renggangan yang dibentuk oleh partikel-
partikel perantara bunyi. Apabila gelombang bunyi merambat di udara, perantaranya adalah
partikel-partikel udara. Gelombang bunyi tidak dapat merambat di dalam ruang hampa udara
karena dalam ruang udara tidak ada partikel-partikel udara.
Bunyi sebagai gelombang mempunyai sifat-sifat sama dengan sifat-sifat dari gelombang yaitu :
a. Dapat dipantulkan (refleksi)
Bunyi dapat dipantulkan terjadi apabila bunyi mengenai permukaan benda yang keras, seperti
permukaan dinding batu, semen, besi, kaca dan seng.
Contoh :
- Suara kita yang terdengar lebih keras di dalam gua akibat dari pemantulan bunyi yang
mengenai dinding gua.
- Suara kita di dalam gedung atau studio musik yang tidak menggunakan peredam suara.
b. Dapat dibiaskan (refiaksi)
Refiaksi adalah pembelokan arah linatasan gelombang setelah melewati bidang batas antara dua
medium yang berbeda.
Contoh : Pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang hari karena pembiasan
gelombang bunyi.
B. Sumber Bunyi
Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan menghasilkan suara merambat melalui
medium atau zat perantara sampai ketelinga.
Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar. Hal-hal yang membuktikan bahwa bunyi dihasilkan
oleh benda yang bergetar adalah :
1. Ujung penggaris yang digetarkan menimbulkan bunyi.
2. Pada saat berteriak, jika leher kita dipegangi akan terasa bergetar.
3. Dawai gitar yang dipetik akan bergetar dan menimbulkan bunyi.
4. Kulit pada bedug atau gendang saat dipukul tampak bergetar.
Bunyi terjadi jika terpenuhi tiga syarat, yaitu :
1. Sumber Bunyi
Benda-benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Contoh sumber bunyi
adalah berbagai alat musik, seperti gitar, biola, piano, drum, terompet dan seruling.
2. Zat Perantara (Medium)
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang tidak tampak. Bunyi hanya dapat
merambat melalui medium perantara. Contohnya udara, air, dan kayu. Tanpa medium perantara
bunyi tidak dapat merambat sehingga tidak akan terdengar. Berdasarkan penelitian, zat padat
merupakan medium perambatan bunyi yang paling baik dibandingkan zat cair dan gas.
3. Pendengar
Bunyi dapat didengar apabila ada pendengar. Manusia dilengkapi indra pendengar, yaitu telinga
sebagai alat pendengar.
Getaran yang berasal dari benda-benda yang bergetar, sampai ke telinga kita pada umumnya
melalui udara dalam bentuk gelombang. Karena gelombang yang dapat berada di udara hanya
gelombang longitudinal, maka bunyi merambat melalui udara selalu dalam bentuk gelombang
longitudinal. Kita perlu ingat bahwa gelombang longitudinal adalah perapatan dan perenggangan
yang dapat merambat melalui ketiga wujud zat yaitu : wujud padat, cair dan gas.
Ada tiga aspek dari bunyi sebagai berikut :
a. Bunyi dihasilkan oleh suatu sumber seperti gelombang yang lain, sumber bunyi adalah benda
yang bergetar.
b. Energi dipindahkan dan sumber bunyi dalam bentuk gelombang longitudinal.
c. Bunyi dideteksi (dikenal) oleh telinga atau suatu instrumen cepat rambat gelombang bunyi di
udara dipengaruhi oleh suhu dan massa jenis zat.
C. Frekuensi Bunyi
Berdasarkan frekuensinya, bunyi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
1. Infrasonik, adalah bunyi yang frekuensinya di bawah 20 Hz.
2. Audiosonik, adalah bunyi yang frekuensinya antara 20 – 20.000 Hz.
3. Ultrasonik, adalah bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz.
Cepat rambat bunyi adalah hasil bagi jarak yang ditempuh bunyi oleh gelombang bunyi
per satuan waktu. Cepat rambat bunyi di udara dipengaruhi oleh kondisi udara, terutama suhu
dan tekanan udara.
Bunyi memiliki cepat rambat yang terbatas. Bunyi memerlukan waktu untuk berpindah dari satu
tempat ke tempat lain. Cepat rambat bunyi sebenarnya tidak terlampau besar. Cepat rambat
bunyi jauh lebih kecil dibandingkan denga cepat rambat cahaya. Bahkan sekarang orang telah
mampu membuat pesawat yang dapat terbang beberapa kali daripada cepat rambat bunyi. Cepat
rambat bunyi sering dirumuskan sebagai berikut:
v=s/t
Keterangan:
v= λ .f
v= λ/T
Keterangan:
Gelombang bunyi dapat bergerak melalui zat padat, zat cair, dan gas. Kemampuan gelombang
bunyi untuk menempuh jarak tertentu dalam satu waktu disebut sebagai kecepatan bunyi. Laju
bunyi berbeda-beda untuk materi yang berbeda. Kecepatan bunyi di udara bervariasi, tergantung
temperatur udara, tekanan, dan kerapatannya. Apabila temperatur udara meningkat, maka
kecepatan bunyi akan bertambah. Semakin tinggi kerapatan udara, maka bunyi juga akan
semakin cepat merambat. Kecepatan bunyi dalam zat cair lebih besar daripada cepat rambat
bunyi di udara. Sementara itu, kecepatan bunyi pada zat padat lebih besar daripada cepat rambat
bunyi dalam zat cair dan udara.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal..
Intensitas bunyi ialah daya yang dipindahkan setiap satuan luas, daya yang dimaksud tentunya
adalah daya dari gelombang bunyi. Kita juga memahami prinsip dari daya adalah digunakannya
energi tiap satuan waktu atau usaha yang dilakukan tiap satuan waktu, sehingga intensitas bisa
diketahui dengan menggunakan persamaan berikut:
I=P/A
I=W/(t*A)
Sebuah seumber akan memancarkan bunyi ke segala arah dan bersifat sferis (seperti bola)
sehingga energi yang keluarkan oleh sumber dan dihantarkan oleh partikel udara akan memiliki
energi yang sama untuk tiap jarak yang sama bila diukur dari sumber bunyi (sering kita sebut
sebagai jari-jari). Maka dari itulah, pada persamaan intensitas gelombang bunyi, luas yang
digunakan adalah luas dari bola, bukan kubus, balok ataupun kerucut. Oleh karena itu,
persamaan intensitas gelombang bunyi dapat dirumuskan menjadi:
I=P/(4*pi*r^2)
t = waktu / durasi sumber bunyi saat mentransmisikan gelombang bunyi dalam sekon
W= energi yang dibutuhkan atau dikeluarkan oleh sumber sewaktu sumber berbunyi dalam joule
Melalui persamaan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa semakin jauh jarak sumber bunyi
maka bunyi akan terdengar lemah, sayup-sayup. Akan tetapi, jika sumber tersebut mendekat atau
terletak ditempat yang dekat maka bunyi tersebut akan terdengar sangat keras. Hal ini
dikarenakan adanya hubungan kuadrat terbalik antara intensitas bunyi dan jarak pengamat
terhadap sumber bunyi. Aplikasinya jika, jaraknya terhadap sumber menjadi setengahnya maka
intensitas bunyi akan menjadi 4 kali dari intensitas semula. Jika jaraknya menjadi ¼ kali maka
intensitasnya akan menjadi 16 kalinya.
Taraf Intensitas Gelombang Bunyi
Taraf intensitas gelombang bunyi ditemukan oleh Alexander Graham Bell. Secara matematis
taraf intensitas gelombang bunyi merupakan logaritma perbandingan antara intensitas bunyi
dengan intensitas ambang pendengaran manusia. Dalam artian lain, taraf intensitas gelombang
bunyi adalah tingkat kebisingan yang akan diterima seseorang ( manusia normal) terhadap bunyi-
bunyian tersebut. Sebagai contoh peristiwa intensitas bunyi yang sering kita jumpai adalah suara
beberapa mesin kendaraan yang sedang menyala, klakson yang dibunyikan bersama oleh
beberapa pengemudi mobil pada saat terjadi kemacetan, atau mungkin suara dari kentut orang
yang identik (kembar) secara bersamaan. (kasus yang terakhir cuma bercanda). Taraf intensias
gelombang bunyi dapat dirumuskan sebagai berikut:
TI=10*log(I/I0)
Jika sumber bunyi lebih dari satu, dengan asumsi sumber bunyi identik (sama persis), sehingga
intensitas yang dihasilkan memiliki nilai yang sama dan diengarkan oleh seorang pengamat dari
jarak yang sama terhadap sumber bunyi. Maka intensitas gelombang bunyi dari n sumber bunyi
adalah:
TIn=TI+10*log n
TI = taraf intensitas gelombang bunyi oleh sumber bunyi dengan satuan W/(m^2)
Pada kasus yang berbeda, yaitu jika jarak pendengar terhadap sumber bunyi berbeda, misalnya
pendengar bergerak mendekati atau menjauhi sumber dari gelombang bunyi. Maka taraf
intensitas bunyi dirumuskan menjadi:
Sebenarnya, persamaan untuk menghitung taraf intensitas tersebut dapat diubah ke dalam bentuk
lain dengan mengubah nilai kuadrat ke dalam logaritmanya, sehingga persamaan tersebut akan
menjadi
jika pengamat bergerak dengan kecepatan vs dan sumbernya diam maka frekuensi yang
didengar oleh pengamat bergerak adalah
f’=f(v±vp/v)
dengan tanda (+vp) jika pengamat bergerak mendekati sumber dan tanda (-vp) jika pengamat
menjauhi sumber. Secara umum , jika pengamat dan sumber dan keduanya bergerak mak
frekuensi yang teramati adalah
f’=f(v±vp/v∓ vs)
tanda (-vs) jika sumber mendekati pemgamat dan tanda (+vs) jika jika sumber menjauhi
pengamat .
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Gelombang Bunyi adalah salah satu bentuk energi. Energi bunyi tersebut berasal dari
benda yang bergetar, getaran yang merambat disebut gelombang
2. Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik dengan bentuk longitudinal dimana
arah getarnya sejajar dengan arah rambatnya
3. Cepat rambat bunyi adalah hasil bagi jarak yang ditempuh bunyi oleh gelombang bunyi
per satuan waktu. Cepat rambat bunyi di udara dipengaruhi oleh kondisi udara, terutama
suhu dan tekanan udara.sedangkan di zat cair dan zat padat dipengaruhi oleh jenis
medium yang dilewatinya
4. Intensitas bunyi ialah daya yang dipindahkan setiap satuan luas, daya yang dimaksud
tentunya adalah daya dari gelombang bunyi daya adalah digunakannya energi tiap satuan
waktu atau usaha yang dilakukan tiap satuan waktu, sehingga intensitas bisa diketahui
dengan menggunakan persamaan berikut:I=P/A danI=W/(t*A)
5. Efek doppler merupakan tampilan perubahan frekuensi gelombang karena adanya
perubahan gerakrelatif antara sumber dan pengamat
DAFTAR PUSTAKA
Lasmi Ketut. 2007. Bimbingan Pemantapan Fisika. Bandung: CV. Yrama Widya
Umar Efrizon. 2007. Fisika dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca Exact.
www.adfal86.blogspot.com.2012/05
http://zakiul.com/2013/09
http://www.informasi-pendidikan.com.2015/01
http://www.zakapedia.com/2013/01/sifat-dan-jenis-gelombang.html
https://pulawkurma.wordpress.com/2010/11/23/atenuasi/