Anda di halaman 1dari 17

SINTAKSIS, KALIMAT EFEKTIF, DAN KESALAH PAHAMAN

KALIMAT (KALIMAT AKTIF DAN PASIF)

Oleh:

IVAN HERMAWAN 311510022

YOHANES ROIHAN 311510199

B PAGI

SEMESTER : TUJUH (VII)

MATA KULIAH : ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA

DOSEN PENGAMPU : SAPTIANA SULASTRI, M.Pd.

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

PONTIANAK

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dalam pembuatan makalah ini
penulis telah berusaha sebaik mungkin namun tentunya hasil yang diperoleh
tidaklah sempurna. Oleh karena itu, kritikan dan saran sangat penulis harapkan
guna penyempurnaan makalah dimasa mendatang.

Demikian sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga


tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas apresiasi
semua pihak, penulis mengucapkan terima kasih, semoga amal baik yang diterima
oleh Allah Yang Maha Kuasa.

Pontianak, November 2018

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................
A. Hakikat Sintaksis...........................................................................
B. Hakikat Kalimat Efektif................................................................
C. Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif..................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................

A. Simpulan.........................................................................................
B. Saran...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk sosial tentu dalam kesehariannya banyak
melakukan aktivitas interaksi dan komunikasi dengan orang lain, baik
secara perorangan maupun kelompok. Dalam penyampaian informasi
tentunya dibutuhkan suatu media yang dapat dipahami oleh mitra
interaksi. Tata bahasa yang baik dan benar menjadi kunci penyampain
gagasan atau informasi yang kita kemukakan agar lebih mudah dipahami.
Sintaksis adalah bagian dari ilmu linguistik atau ilmu bahasa yang
mempelajari struktur frasa, klausa, dan kalimat. Pemahaman tentang ilmu
sintaksis menjadi sangat penting bagi kita dalam penataan kata-kata
menjadi kalimat sehingga kalimat yang kita produksi menjadi tepat makna
baik dalam bahasa lisan maupun tulis.
Sintaksis bahasa Indonesia sebenarnya telah banyak dibicaakan
orang; baik sebagai bagian dari satu buku tersendiri. Pembicaraan atau
pembahasan mengenai sintaksis itu pada umumnya dilakukan secara
analitis. Maksudnya, satuan bahasa dari yang terbesar, yaitu wacana
sampai yang terkecil, yaitu kata, dibicarakan strukturnya, kategorinya,
jenisnya, dan maknanya. Suatu cara yang memang harus dilakukan untuk
mengenalkan satuan-satuan sintasksis: wacana, kalimat, klausa, frase, dan
kata.
Dalam pembicaraan itu, satuan sintaksis yang lebih kecil
dipandang sebagai komponen pembentuk satuan yang setingkat lebih besar
atau lebih tinggi. Jadi, satuan kata adalah pembentuk satuan frase; lalu
satuan frase pembentuk klausa; kemudian satuan klausa pembentuk
kalimat; kemudian satuan kalimat adalah pembentuk wacana. Hal yang
patut dipahami adalah ihwal sintaksis, fungsi sintaksis dan peran semamtis
unsur-unsur kalimat, perluasan unsur-unsur kalimat, hubungan semantis
antar klausa dalam kalimat majemuk, dan urutan unsur subjek. Materi ini
sangat penting dikuasi oleh mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia, Guru
Bahasa Indonesia, atau pembaca umum yang meminati bahasa.
Selain memaparkan teori-teori penting dalam sintaksis, dalam makalah ini
juga dijelaskan tentang hakikat kalimat efektif, dan kesalahan pemahaman
bahasa (kalimat aktif dan pasif).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sintaksis?
2. Apa yang dimaksud dengan Kalimat Efektif?
3. Apa yang dimaksud dengan Kalimat Aktif dan Pasif?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan Hakikat Sintaksis
2. Mendeskripsikan Hakikat Kalimat Efektif
3. Mendeskripsikan Hakikat Kalimat Aktif dan Pasif
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Sintaksis
1. Pengertian Sintaksis
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, Suntattein, yang
dibentuk dari Sun artinya dengan dan Tattein yang artinya
menempatkan. Istilah suntattein secara etimologi berarti menempatkan
bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat dan
kelompok-kelompok kata menjadi kalimat (Verhaar, 1992:70, dalam
Suhardi, 2008:31-32). Kata sintaksis dalam bahasa Indonesia
merupakan serapan dari bahasa Belanda, Syntaxis yang dalam bahasa
Inggris disebut dengan istilah Syntax (Ramlam, 1987:21 dan Pateda,
1994:85).
Sintaksis menurut Kridalaksana (1983:154) adalah pengaturan dan
hubungan antara kata dengan kata, atau dengan satuan-satuan yang
lebih besar, atau antara satuan-satuan yang lebih besar dari itu dalam
bahasa. Stryker (melalui Tarigan, 1985:3) menyatakan bahwa sintaksis
adalah ilmu yang membahas pola-pola penggabungan kata-kata
menjadi kalimat. Sementara itu, Block dan Trager mengatakan bahwa
sintaksis adalah analisis konstruksi yang hanya melibatkan bentuk-
bentuk bebas.
Arifin dan Junaiyah (2008:1) menyatakan bahwa sintaksis adalah
cabang linguistik yang membicarakan hubungan antarkata dalam
tuturan (speech), dan unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup
sintaksis adalah frase, klausa, kalimat. Dari pendapat-pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa sintaksis atau syntax (Ing.) adalah cabang
ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk frase, kalausa, kalimat,
dengan satuan terkecil berupa bentuk bebas, yaitu kata.
2. Fungsi Sintaksis
Fungi Sintaksis secara sederhana adalah semacam “kotak-kotak”
atau “tempat-tempat” dalam struktur sintaksis yang kedalamnya akan
diisikan kategori-kategori tertentu (Verhaar 1978, Chaer 2007). Kotak-
kotak itu bernama Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Komplemen
(kom), dan Keterangan (Ket).
Secara umum kotak-kotak fungsi itu dapat dibagikan sebagai berikut,
meskipun dalam praktik berbahasa urutannya tidak selalu sama.

S P (O/Komp) Ket

Dari bagan di atas tampak bahwa secara formal fungsi S dan P


harus selalu ada dalam setiap klausa karena keduanya saling berkaitan.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa S adalah bagian klausa yang
menandai apa yang dinyatakan oleh pembicaraan; sedangkan P adalah
bagian klausa yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicaraan
mengenai S (Kridalaksana, 2002).
3. Kategori Sintaksis
Kategori sintaksis adalah jenis atau tipe kata atau frase yang
menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Kategori sintaksis berkenaan
dengan istilah nomina (N), verba (V), ajektifa (A), adverbia (Adv),
numeralia (Num), preposisi (Prep), konjungsi (Konj), dan pronomina
(Pron). Dalam hal ini N,V, dan A merupakan kategori utama;
sedangkan yang lain merupakan kategori tambahan.
Pengisi fungsi sintaksis dapat berupa kata dapat pula berupa frase;
sehingga di samping ada kata nomina ada pula frase nominal (FN), di
samping kata verba ada pula frase verbal (FV), dan di samping ada
kata ajektifa ada pula frase ajektifal (FA). Selain itu di samping ada
kata berkategori adverbia ada pula frase adverbial (Fadv); di samping
kata berkategori numeralia ada pula frase numeral (Fnum), dan di
samping kata berkategori preposisi ada pula frase preposisional
(FpPof).
4. Peran Sintaksis
Chafe (1970) dan para pakar semantik generatif berpendapat
bahwa verba atau kata kerja yang mengisi fungsi P yang merupakan
pusat semantik dari sebuah klausa (istilah yang mereka gunakan
proposis). Oleh karena itu, verba ini menunjukan hadir tidaknya
fungsi-fungsi lain serta tipe atau jenis dari kategori yang mengisi
fungsi-fungsi lain itu.
misalnya verba Membaca akan menghadirkan fungsi S berkategori N
atau FN yang berciri (Manusia), dan fungsi O berkategori N atau FN
yang berciri (Bacaan).

B. Hakikat Kalimat Efektif


1. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang
dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh,
baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat
diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan
berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-
kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis,
harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak
memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat
melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan
kalimat.
Pada hakikatnya kalimat terbagi menjadi beberapa bentuk yang
satu dainataranya adalah kalimat efektif. Efektif mengandung
pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada
sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan
ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi
kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif menurut
beberapa ahli bahasa :
a. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi
syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi
juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup
menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007).
b. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga
dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah,
Arsjad, dan Ridwan:2001).
c. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas,
sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989).
d. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat
menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah
dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi:
2009).
e. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat
membantu menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat
jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan. (ARIF HP:
2013).

Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi
kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami.
Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa,
jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.

2. Syarat Kalimat Efektif


Sebuah kalimat dapat dikatakan efektif apabila memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
a. secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
b. mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran
pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau
penulisnya.
3. Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Sebuah kalimat yang efektif memiliki ciri atau kriteria sebagai
berikut:
a. Kesatuan Gagasan

Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K)


yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal. Di
dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umum. Kalimat ini tidak memiliki
kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam
keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan.

Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh


keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).

b. Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat
itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang
lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-
predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni
imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif,
yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
c. Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang
tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang
berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Contoh: Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat
disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak
perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna
bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
d. Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan,
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara
meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh: Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita

bicarakan lagi pada kesempatan lain.

• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat


menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh : Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam
soal itu.
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata
yang dianggap penting.
Contoh: Dalam membina hubungan antara suami istri, antara

guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara


pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya
komunikasi dan sikap saling memahami antara satu
dan lainnya.

• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang


bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian
kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh: Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
e. Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini
hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan
yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan
tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan.
Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Contoh kalimat efektif :
1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak
efektif ) Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami
pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif ) Seharusnya : Sejak
pagi dia bermenung.

C. Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif


1. Kalimat Aktif
a. Hakikat Kalimat Aktif
Sebuah kalimat disebut kalimat aktif jika subjek kalimat
merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan pada predikat. Oleh
karena itu, kalimat aktif hanya ada pada kalimat yang mempunyai
predikat verba perbuatan/verba aktif. Predikat verba
perbuatan/verba aktif pada umumnya ditandai oleh penggunaan
kata kerja berafiks meN-, ber-, dan kata kerja aus (kata kerja tak
berafiks) (Suhardi, 2008:158).
Kalimat aktif dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu kalimat
aktif yang tak berobjek (dinamai aktif intransitif) (Sugono,
1997:105). Selain itu, ada pula kalimat aktif semitransitif (Alwi
dkk., 2003:33-34). Jadi, kalimat aktif ada tiga jenis, yaitu (a)
kalimat aktif transitif, (b) kalimat aktif intransitif, dan (c) kalimat
aktif semitransitif.
b. Jenis-Jenis Kalimat Aktif
1) Kalimat Aktif Transitif (Ekatransitif dan dwitransitif)
Telah diketahui bahwa kalimat aktif transitif adalah kalimat
yang subjeknya melakukan perbuatan yang dinyatakan pada
predikat, dan predikatnya berupa verba aktif yang memerlukan
kehadiran objek. Verba aktif itu bisa diikuti satu objek, bisa
pula diikuti objek dan pelengkap sekaligus. Kalimat aktif
transitif yang verbanya diikuti satu objek dinamakan kalimat
aktif ekatransitif, sedangkan kalimat aktif transitif yang
verbanya diikuti oleh objek dan pelengkap dinamakan kalimat
aktif dwitransitif.
2) Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang subjeknya
melakukan perbuatan yang dinyatakan pada predikat, dan
predikatnya berupa verba aktif namun tidak memerlukan
kehadiran objek.
Verba aktif yang digunakan dalam kalimat aktif intransitif ini
ada yang berawalan meN- dan ber-, ada pula yang berupa kata
kerja aus. Verba aktif intransitif yang: (a) berawalan meN-,
misalnya menari, menyerah, melapor, melangkah, dan
menangis, (b) berawalan ber-, misalnya berjualan, belajar,
berolahraga, bertanya, bekerja, (c) berupa kata kerja aus,
misalnya, datang, pergi, masuk, bangkit, dan kembali.
3) Kalimat Aktif Semitransitif
Kalimat aktif semitransitif adalah kalimat yang subjeknya
melakukan perbuatan yang dinyatakan pada predikat, dan
predikatnya berupa verba aktif yang bisa diikuti oleh objek,
bisa pula tanpa objek. Jadi kehadiran objek dalam kalimat aktif
semitransitif bersifat manasuka (opsional).

2. Kalimat Pasif
Kalimat Pasif adalah kalimat yang subjeknya menjadi sasaran
perbuatan yang dinyatakan predikat. Kalimat pasif merupakan ubahan
dari kalimat aktif, yaitu pengubahan unsur objek kalimat aktif menjadi
subjek kalimat pasif. Selain itu, kalimat, kalimat juga ditandai oleh
bentuk verba pengisi predikatnya, yaitu verba aktif menjadi verba
pasif.
Dalam bahasa Indonesia ada dua macam bentuk verba pasif, yaitu
(1) verba pasif berawalan di- dan (2) verba pasif tanpa awalan di- plus
pelaku (Sugono, 1997:109). Berhubung masih ada tipe-tipe lain selain
kalimat pasif yang mempunyai ciri-ciri tersebut, maka untuk
selanjutnya kalimat pasif yang demikian itu disebut kalimat pasif tipe
1.
Contoh kalimat-kalimat pasif tipe 1:

S: sasaran P Pel. Ket.


(219) Dia Dipinjami Mantel Oleh temannya
(220) saya Dibawakan Buku baru Oleh doni
(221) Sedang
masalah dibicarakan
kenaikan tarif
listrik
(222) Harga Diturunkan
sembako
(223) buku Telah saya revisi
ini
(nasihat saya) Sedang mereka
renungkan

Dari contoh di atas diketahui, (1) verba pasif berimbuhan di-


terdapat pada kalimat pasif (219)-(222), (2) verba pasif tanpa
berimbuhan di- plus pelaku terdapat pada contoh (223)-(224). Dalam
verba pasif berimbuhan di- terdapat kalimat pasif yang tidak
berpelaku, yaitu pada contoh (121) dan (122). Pada kalimat (121) tidak
diketahui siapa yang sedang membicarakan kenaikan tarif listrik, dan
pada kalimat (122) tidak diketahui siapa yang menurunkan harga
sembako. Dari kedua contoh kalimat itu diketahui bahwa dalam
kalimat pasif unsur pelaku tidak wajib hadir karena unsur pelaku
(dalam kalimat aktif) berubah menjadi keterangan (lihat Sugono,
1987:110).

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Dari pembahasan di atas sebelumnya, kita bisa mengetahui bahwa


sintaksis adalah cabang ilmu yang membicarakan kalimat dengan segala
bentuk dan unsur-unsur pembentuknya. Tiga kajian sintaksis yakni frasa,
klausa dan kalimat. Salah satu kajian sintaksis yaitu kalimat yang merupakan
alat interaksi dan kelengkapan pesan atau isi yang ingin disampaikan.

Kalimat efektif adalah kalimat yang mengandung pengertian tepat guna,


artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian
efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan kalimat dan ragam
bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.

Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya merupakan pelaku


perbuatan yang dinyatakan pada predikat. Oleh karena itu, kalimat aktif hanya
ada pada kalimat yang mempunyai predikat verba perbuatan/verba aktif.
Predikat verba perbuatan/verba aktif pada umumnya ditandai oleh penggunaan
kata kerja berafiks meN-, ber-, dan kata kerja aus (kata kerja tak berafiks)
(Suhardi, 2008:158). Kalimat aktif terbagi menjadi tiga yakni: (1) kalimat aktif
transitif, (2) kalimat aktif intransitif, dan (3) kalimat aktif semitransitif.
Kalimat Pasif adalah kalimat yang subjeknya menjadi sasaran
perbuatan yang dinyatakan predikat. Kalimat pasif merupakan ubahan dari
kalimat aktif, yaitu pengubahan unsur objek kalimat aktif menjadi subjek
kalimat pasif. Selain itu, kalimat, kalimat juga ditandai oleh bentuk verba
pengisi predikatnya, yaitu verba aktif menjadi verba pasif. Dalam bahasa
Indonesia ada dua macam bentuk verba pasif, yaitu (1) verba pasif berawalan
di- dan (2) verba pasif tanpa awalan di- plus pelaku (Sugono, 1997:109).

B. Saran
Demikianlah makalah yang telah tim penulis susun. Penulis berharap
malakah ini dapat dimanfaattkan sebagaimana mestinya dan dapat diterima
dengan baik. Tapi, sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan, tim penulis
juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga
penulis mampu memperbaiki kekurangan dan mempertahankan kelebihan yang
ada pada makalah ini. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta:
Rineka Cipta.
Sukini. 2010. SINTAKSIS Sebuah Panduan Praktis. Surakarta: Yuma Pustaka.
https:dosenbahasa.com/ciri-kalimat-efektif. Diakses 30 November 2018, Pukul 15:00
WIB.

Anda mungkin juga menyukai