Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO)

PADA KERAMBA JARING APUNG DI KELURAHAN PARIT MAYOR


KECAMATAN PONTIANAK TIMUR

ENLARGEMENT OF CARP (CYPRINUS CARPIO) BUSINESS


ANALYSIS IN THE FLOATING NET CAGE IN PARIT MAYOR
VILLAGE SUB-DISTRICT EAST PONTIANAK

Farid Mudlofar, Erlinda Yurisinthae, Agus Santoso


Fakultas Pertanian, Program Magister Manajemen Agribisnis,
Universitas Tanjungpura Pontianak
E-mail: faridmudlofar@gmail.com

Abstract: This research to answer two main hypotheses, namely: (1) business carp
rearing in cage culture at Parit Mayor Village has not reached the standard
productivity, (2) factors production in the form of cage volume, seed, feed, labor, and
drugs affect the level productivity of carp rearing in cage culture in the Parit Mayor
village. This study uses data analysis in the form of productivity analysis, and
production function analysis. The results showed that: (1) business productivity
enlargement carp in cage culture in Parit Mayor Village not yet reached the standard,
(2) the production factors of volume KJA, seed, feed, labor, and drugs affect business
productivity. This research proved that the productivity of enlargement the cage in the
Parit Mayor village has not reached the limits standardized because the use of factors
production not fully utilized.
Key Words : business analysis, enlargement of carp, floating net cage, productivity,
production functions

LATAR BELAKANG dimanfaatkan dalam pengembangan usaha


Data statistik kelautan dan perikanan jaring apung ini, yaitu dari perairan umum
tahun 2009 yaitu tentang budidaya peri- seluas 13.226 hektar baru terealisasi 53
kanan khususnya tentang jumlah unit hektar dan perairan laut seluas 695.607
keramba jaring apung (KJA) yang hektar baru terealisasi 24 hektar.
diusahakan di Indonesia pada tahun 2005 Komoditas air tawar yang mempunyai
sebanyak 21.111 unit dan terus meningkat nilai ekonomis dan diusahakan melalui KJA
hingga 2009 menjadi 28.370 unit sehingga salah satunya adalah ikan Mas (Cyprinus
dirata-ratakan kenaikannya mencapai carpio) yang harga jual di tingkat petani
9,91% per tahun. Luas wadah budidaya wilayah kota Pontianak pada tahun 2009
jaring apung di propinsi Kalimantan Barat yaitu Rp27.000,-/kg. Ikan Mas mempunyai
hingga tahun 2005 baru mencapai 416.800 nilai ekonomis lebih baik dibandingkan
m2 walaupun sebenarnya terdapat potensi dengan ikan-ikan air tawar lainnya seperti
lahan yang masih sangat luas untuk ikan nila dan lele dumbo dengan harga jual
153
154

ikan berkisar antara Rp18.000,- sampai tahun 2008 rata-rata produksi untuk setiap
dengan Rp22.000,-/kg. Melihat harga yang unit KJA per siklus (3 siklus/tahun)
cukup tinggi banyak petani/pembudidaya sebanyak 1.181,25 kg atau 40,02 kg/m3.
ikan melakukan kegiatan budidaya ikan Berdasarkan SNI No. 01-6494.1.2000
mas. Selain dari segi harga, ikan mas juga ternyata kondisi tersebut menandakan
sangat digemari oleh konsumen di kota belum optimalnya pemanfaatan faktor-
Pontianak bahkan hingga ke kabupaten faktor produksi yang ada oleh pembudidaya
sekitarnya. Hal ini ditandai dengan ikan sehingga membuat produktivitasnya
besarnya permintaan ikan mas di pasar belum sesuai standar, begitu pula belum
tradisional dan pasar modern bahkan juga diketahui secara pasti faktor-faktor produksi
dari usaha kuliner seperti restoran, rumah apa saja yang mempengaruhi belum
makan, dan kaki lima sehingga prospek standarnya produktivitas usaha tersebut.
pasarnya sangat menjanjikan. Namun
prospek pasar yang baik ini belum dapat RERANGKA TEORI DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
dimanfaatkan sebaik mungkin oleh
pembudidaya untuk meningkatkan Aspek Biologi Ikan Mas (Cyprinus
produksinya guna memenuhi kebutuhan carpio)
pasar pada tahun 2008 hingga saat ini. Menurut BPPT (2000) dan Saanin
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian, (1984), dalam ilmu taksonomi hewan,
Perikanan dan Kehutanan Kota Pontianak klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:
jumlah produksi ikan mas tahun 2006 Class Osteichthyes, Sub Class Actinop-
berjumlah 98 ton, tahun 2007 berjumlah terygii, Ordo Cypriniformes, Family
104,8 ton dan tahun 2008 turun menjadi Cyprinidae, Genus Cyprinus, dan Species
80,51 ton. Cyprinus carpio L. Ikan mas mempunyai
Salah satu lokasi yang melakukan banyak ras atau strain. Perbedaan sifat dan
usaha budidaya ikan mas pada KJA yaitu di ciri dari ras disebabkan oleh adanya
Kelurahan Parit Mayor Kecamatan Ponti- interaksi antara genotipe dan lingkungan
anak Timur Kota Pontianak. Sejak tahun kolam, musim dan cara pemeliharaan yang
2005 hingga tahun 2008 telah terdapat 331 terlihat dari penampilan bentuk fisik,
unit KJA dengan jumlah petani sekitar 275 bentuk tubuh dan warnanya. Ikan mas
orang, 166 unit KJA berada di kelurahan mempunyai bentuk badan agak panjang dan
Parit Mayor. Dari jumlah tersebut, agak pipih, mulut dapat disembulkan
sebanyak 125 orang berada dalam dengan tipe terminal. Mempunyai 3 helai
pembinaan langsung oleh Unit Pelayanan sungut yang menempel di rahang atas.
dan Pengembangan (UPP) dan merupakan Insang terletak tepat di belakang rongga
anggota inti, sedangkan sisanya merupakan mulut di dalam pharynx. Jumlah lengkung
anggota petani plasma. Jumlah KJA yang insang ada lima pasang. Tetapi hanya empat
mengusahakan pembesaran ikan mas yang berfilamen insang. Kepala simetris,
berjumlah 66 unit dengan ukuran rata-rata 4 sisik berbentuk cycloid. Garis rusuk
x 3 x 0,8 m dan padat tebarnya 130 lengkap dan berada di atas dari sirip dada.
ekor/m3 atau 1.250 ekor/unit KJA. Pada Tidak memiliki jari-jari sirip yang keras.
Jari-jari punggung yang kedua bergigi

Jurnal Eksos, November 2013, Th. IX, No. 3


155

seperti gergaji. Warna tubuh ikan mas pada keramba terapung atau disingkat kajapung.
umumnya keemasan, tetapi ada juga yang Keramba jaring apung merupakan sistem
berwarna hijau, merah, dan biru belang. budidaya dalam wadah berupa jaring yang
Menurut Sumantadinata (1983), ikan mengapung dengan bantuan pelampung dan
mas merupakan jenis ikan yang hidup di ditempatkan pada perairan seperti danau,
perairan tawar. Penyebarannya hampir di waduk, sungai, selat, dan teluk. Sistem ini
seluruh Sumatra, Jawa, Sulawesi, Bali, terdiri atas beberapa komponen yaitu
NTB, NTT, dan Irian Jaya. Ikan mas rangka, kantong jaring, pelampung, jalan
mempunyai beberapa ras/strain yaitu ikan inspeksi, dan rumah jaga. Kantong jaring
mas majalaya, ikan mas punten, ikan mas terbuat dari bahan polyethylene dan
sinyonya, ikan mas merah, ikan mas taiwan, polypropylene dengan berbagai ukuran
ikan mas kumpay, ikan mas karper kaca, mata jaring juga berbagai ukuran benang,
dan ikan mas kancra domas. berfungsi sebagai wadah untuk pemeli-
Secara umum perairan yang ideal haraan dan penanganan ikan. Pelampung
bagi komoditas perikanan adalah yang pH- terbuat dari drum plastik atau drum besi
nya berkisar antara 6,5 - 9 (Wardoyo, bervolume 200 liter, styrofoam atau gabus
1975), kemudian menurut Cholik, Artati & yang dibungkus dengan kain terpal yang
Arifudin (1986), supaya organisme yang berfungsi untuk mempertahankan kantong
dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik, jaring tetap mengapung di dekat permukaan
maka pH air selama 24 jam hendaknya air. Keramba jaring apung idealnya
tidak mengalami fluktuasi tinggi dan ditempatkan pada perairan yang memiliki
mendadak. pH 4 merupakan titik mati asam kedalaman lebih dari 2 meter (Rochdianto,
bagi ikan, pH optimum untuk pertumbuhan 2005).
ikan adalah 6,5-9 dan pH 11 merupakan Budidaya ikan dengan menggunakan
titik mati basa. Untuk ikan mas kadar keramba merupakan alternatif sistem
oksigen terlarut optimum adalah 6 mg/liter. budidaya ikan yang sangat potensial untuk
Menurut Jangkaru (1994), kadar dikembangkan di Indonesia karena wila-
karbondioksida 5 ppm masih dapat ditolerir yahnya terdiri dari 70 persen perairan tawar
asalkan kadar oksigen terlarut tinggi. Pada maupun laut. Jenis-jenis wadah yang dapat
kadar 50–100 ppm bersifat mematikan digunakan dalam membudidayakan ikan
dalam waktu singkat (Boyd, 1991). Jika dengan keramba ada beberapa macam yaitu
oksigen terlarut rendah, kadar keramba jaring terapung (KJA) dan
karbondioksida tinggi (> 10 mg/l) dapat keramba bambu tradisional dengan berbagai
menghambat pengikatan oksigen oleh Hb. bentuk tergantung pada kebiasaan
Keramba Jaring Apung (KJA) masyarakat dan sumberdaya lokal di
Kantong jaring terapung atau keram- wilayah tersebut. Beberapa keunggulan
ba jaring apung adalah wadah berupa kan- sistem KJA adalah (1) teknologi yang
tong berbahan jaring yang letaknya tera- digunakan dalam membudidayakan ikan
pung di permukaan air. Beberapa masya- dengan karamba ini relatif tidak mahal dan
rakat ada yang menyebut kantong jaring sederhana, (2) tidak memerlukan lahan
apung, keramba kolam terapung, dan jaring daratan menjadi badan air yang baru dan

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus Carpio) pada Keramba Jaring Apung di Kelurahan Parit Mayor
Kecamatan Pontianak Timur
156

relatif mudah dalam pengontrolan, serta (3) Pelampung berbahan styrofoam atau drum,
dapat meningkatkan produksi perikanan bentuk silindris, volume 200 liter, jumlah
budidaya dengan penerapan padat tebar pelampung minimal 8 buah/ jaring; Tali
jangkar berbahan polyethylene (PE),
yang lebih tinggi.
panjang 1,5 kali kedalaman perairan,
Teknik Pembesaran Ikan Mas di KJA jumlah 5 utas/jaring, diameter 0.75 inci;
Berdasarkan SNI. 01-6131–1999 Jangkar berbahan besi/blok beton/batu,
bahwa pemeliharaan pembesaran dapat bentuk segi empat, berat minimal 40 kg
dilakukan secara polikultur maupun /buah, jumlah 5 buah/ jaring; Jaring
monokultur. Pakan yang diberikan berupa berbahan polyethylene (PE 210 D/12),
pelet (pakan buatan), kandungan protein 30- ukuran mata jaring 1 inci, warna hijau,
ukuran jaring 7x7x2,5m.
35%, lemak 6-8% (bobot kering). Obat-
Benih: Sangkal ikan Mas kelas benih
obatan yang dibutuhkan seperti formalin,
sebar keturunan pertama dari induk dasar
kalium permanganat, kloramfenikol,
hasil seleksi sesuai SNI: 01- 6133 - 1999
oksitetrasiklina, dan kapur.
tentang Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus
Peralatan yang diperlukan untuk
carpio Linneaus) strain Majalaya kelas
pemeliharaan ikan Mas pada keramba
benih sebar. Sedangkan Pakan
Jaring apung seperti: lambit, pembersih
menyesuaikan SNI 01-4266-1996 tentang
jaring, pengukur kualitas air, peralatan
Pakan buatan untuk ikan mas (Cyprinus
lapangan (timbangan, hapa/waring, ember,
carpio Linneaus) pada budidaya intensif.
alat panen). Kualitas air yang dikehendaki
Bahan kimia dan obat obatan: garam,
dalam pembesaran ini: Suhu: 25-30°C,
metilin biru, kalium permanganat
Nilai pH: 6,5-8,5, Oksigen terlarut: lebih
(KMnO4). Kemudian peralatan: lambit,
dari 5 mg/l, Ammoniak (NH3): kurang dari
pembersih jaring, pengukur kualitas air
0,01 mg/l, dan Kecerahan sechi disk: lebih
(termometer, sechsi disk, DO meter, pH
dari 3 meter.
meter), peralatan lapangan (timbangan,
Selanjutnya menurut SNI. 01-
hapa, waring, ember, alat panen, dll.)
6494.1.2000 bahwa pelaksanaan budidaya
Proses Produksi
ikan Mas terdiri dari beberapa tahapan
Kualitas air: Suhu 25-30ºC, pH 6,50-
berikut ini.
8,6, oksigen terlarut < 5 ppm, amoniak
Pra produksi
(NH3) > 0.02 ppm, kelimpahan plankton
Lokasi: Sebaiknya terletak di perairan
5.000-10.000 individu/ml. Padat tebar benih
umum, memenuhi persyaratan minimal
kualitas air untuk budidaya, kedalaman air 140 okor/m3. Waktu pemeliharaan 90-120
minimal 5 meter dari dasar jaring saat surut hari. Penggunaan pakan dengan dosis 3-5%
terendah, kekuatan arus 20-40 cm, luas per hari dan frekuensi 4 kali sehari.
areal peruntukan pemasangan jaring ≤ 10% Pemanenan
dari luas potensi perairan atau 1% dari Dilakukan secara total maupun
perairan waktu surut terendah, dan luas parsial/sebagian sesuai dengan pesanan atau
jaring ≤ 10% luas areal peruntukan
permintaan pasar. Pemanenan dilakukan
pemasangan jaring.
Wadah Budidaya: Kerangka berba- pada pagi atau sore hari untuk mengurangi
han kayu tahan air, bambu atau besi dicat terik matahari agar ikan tidak stress.
anti karat, ukuran 7x7m, bentuk persegi;

Jurnal Eksos, November 2013, Th. IX, No. 3


157

Produktivitas dan Fungsi Produksi hubungan antara faktor produksi (output)


Proses produksi tidak efisien dapat secara langsung dan hubungan tersebut
disebabkan oleh dua hal berikut. Pertama, dapat lebih mudah dimengerti; b) Dengan
karena secara teknis tidak efisien. Ini terjadi fungsi produksi, maka dapat diketahui
karena ketidakberhasilan mewujudkan hubungan antara variabel yang dijelaskan
produktivitas maksimal; artinya per unit (dependent variable), Y dan variabel yang
paket masukan (input bundle) tidak dapat menjelaskan (independent variable) X,
menghasilkan produksi maksimal. Kedua, serta sekaligus mengetahui hubungan antar
secara alokatif tidak efisien karena pada variabel penjelas. Secara matematis,
tingkat harga-harga masukan (input) dan hubungan ini dapat dijelaskan sebagai
keluaran (output) tertentu, proporsi penggu- berikut:
naan masukan tidak optimum. Ini terjadi Y = f (X1, X2, X3, ……, Xi, ……, Xn)
karena produk penerimaan marjinal Dengan fungsi tersebut di atas, maka
(marginal revenue product) tidak sama hubungan Y dan X dapat diketahui dan
dengan biaya marjinal (marginal cost) sekaligus hubungan Xi, ….. Xn dapat
masukan (input) yang digunakan. Produksi diketahui (Soekartawi, 1990).
merupakan hasil akhir dari proses atau Penelitian ini menggunakan fungsi
aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan produksi model Cobb-Douglas (C-D)
beberapa masukan atau input, dengan dengan pertimbangan bahwa model C-D ini
pengertian ini dapat dipahami bahwa relatif mudah untuk melakukan analisis.
kegiatan produksi adalah mengombinasikan Keuntungan lain dari fungsi produksi model
berbagai input untuk menghasilkan output. C-D ini elastisitas produksi dari masing-
Hubungan teknis antara input dengan masing faktor produksi dapat sekaligus
output tersebut dalam bentuk persamaan, diketahui dari koefisien masing-masing
tabel atau grafik merupakan fungsi faktor produksi tersebut. Menurut
produksi. Fungsi produksi Cobb-Douglas Soekartawi (1990), bahwa penyelesaian
adalah suatu fungsi atau persamaan yang fungsi Cobb-Douglas selalu dilogaritmakan
melibatkan dua atau lebih variabel, yang dan diubah bentuk fungsinya menjadi
satu disebut dengan variabel dependen, fungsi linier.
yang dijelaskan (Y) dan yang lain disebut
variabel independen, yang menjelaskan (X) Keterangan: LnY = variabel dependen, Lnβο
(Soekartawi, 1990). = konstanta, β1= perubahan nilai, LnX1 =
Fungsi produksi adalah hubungan variabel independen ke-1, LnXn = variabel
fisik antara variabel yang dijelaskan (Y) independen ke-n, µ = error term.
dan variabel yang menjelaskan (X). Beberapa persyaratan yang harus
Variabel yang dijelaskan biasanya berupa dipenuhi antara lain: (1) Tidak ada nilai
keluaran (output) dan variabel yang pengamatan yang bernilai nol, sebab
menjelaskan biasanya berupa masukan logaritma dari 0 adalah suatu bilangan yang
(input). Fungsi produksi sangat penting tidak diketahui besarnya (infinite); (2)
dalam teori produksi karena: a) Dengan Dalam fungsi produksi, perlu asumsi bahwa
fungsi produksi, maka dapat diketahui tidak ada perbedaan teknologi pada setiap

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus Carpio) pada Keramba Jaring Apung di Kelurahan Parit Mayor
Kecamatan Pontianak Timur
158

pengamatan (non neutral difference in the budidaya ikan nila gift dan ikan patin.
respective technology). Ini artinya, kalau Usaha budidaya ikan nila gift dan ikan patin
fungsi Cobb-Douglas yang dipakai sebagai menguntungkan dan layak untuk
model dalam suatu pengamatan dan bila diusahakan, dan usaha budidaya ikan nila
diperlukan analisa yang merupakan lebih gift mempunyai tingkat keuntungan yang
dari suatu model, maka perbedaan model lebih tinggi dari pada usaha budidaya ikan
tersebut terletak pada intercept dan bukan patin.
pada kemiringan garis (slope) model Penelitian serupa yang dilakukan oleh
tersebut; (3) Tiap variabel X adalah perfect Mustika pada tahun 2005 tentang “Analisis
competition; (4) Perbedaan lokasi (pada Usaha Tani Budidaya Ikan Nila Dalam
fungsi produksi) seperti iklim, sudah Kolam Di Kabupaten Banjar Kalimantan
tercakup pada faktor kesalahan µ. Selatan yang menggunakan model analisis
Hasil penelitian terdahulu yang fungsi produksi Cobb-Douglas dan analisis
dilakukan oleh Inayastika pada tahun 2005 efisiensi alokatif, menunjukkan bahwa: (1)
tentang “Analisis Usaha Budidaya Ikan faktor-faktor yang berpengaruh nyata
Nila Gift dan Ikan Patin Dalam Karamba Di terhadap tingkat produksi adalah luas
Kabupaten Barito Utara” bertujuan untuk kolam, jumlah benih, jumlah pakan dan
menganalisis faktor-faktor yang mempe- tingkat mortalitas; (2) hasil analisis fungsi
ngaruhi produksi budidaya ikan nila gift produksi juga menunjukkan bahwa secara
dan ikan patin dalam karamba di Kabupaten teknis petani yang menggunakan air dari
Barito Utara. Metode dasar yang digunakan sumber irigasi lebih efisien dibandingkan
adalah metode deskriptif analisis dengan petani yang menggunakan sumber air non
jenis data primer dan sekunder. Metode irigasi; (3) hasil analisis efisiensi alokatif
analisis yang digunakan dalam penelitian menunjukkan bahwa untuk mencapai
tersebut adalah metode analisis regresi keuntungan maksimum petani harus
linier berganda menggunakan fungsi menambah luas kolam, mengurangi jumlah
produksi Cobb-Douglas, analisis benih dan mengurangi jumlah penggunaan
keuntungan dengan uji beda dua rata-rata, pakan”.
dan analisis SWOT. Kerangka Berpikir
Dari hasil analisis regresi linier Potensi usaha pembudidayaan ikan
berganda menggunakan fungsi produksi Mas dalam KJA di Kalimantan Barat cukup
Cobb-Douglas didapatkan bahwa produksi besar, tidak terkecuali kota Pontianak yang
ikan nila gift dipengaruhi oleh faktor diindikasikan oleh jumlah KJA di
volume keramba, jumlah benih, jumlah sepanjang sungai Kapuas sebanyak 331 unit
pakan ikan, pengalaman dan umur petani. dengan jumlah petani sekitar 275 orang,
Produksi ikan patin dipengaruhi oleh faktor 166 unit KJA berada di Kelurahan Parit
volume karamba, jumlah benih, jumlah Mayor, dan 66 unit diantaranya merupakan
pakan dan pengalaman petani. Dari hasil KJA yang khusus memproduksi ikan Mas.
analisis keuntungan dengan uji beda dua Komoditas ini mempunyai nilai ekonomis
rata-rata bahwa terdapat perbedaan yang yang lebih baik dibandingkan dengan ikan-
signifikan antara keuntungan usaha ikan air tawar yang lainya seperti ikan Nila

Jurnal Eksos, November 2013, Th. IX, No. 3


159

dan Lele Dumbo dimana harga jual ikan Kelurahan Parit Mayor belum mencapai
tersebut berkisar antara Rp18.000,- produktivitas yang standar; (2) Faktor
/Rp22.000,- perkilogram sedangkan ikan produksi berupa volume KJA, benih, pakan,
Mas sendiri harga jualnya di tingkat petani tenaga kerja, dan obat-obatan mempe-
sebesar Rp25.000,- hingga Rp27.000,- ngaruhi tingkat produktivitas usaha
perkilogram. pembesaran ikan mas pada KJA di
Kebutuhan ikan mas untuk kota Kelurahan Parit Mayor.
Pontianak mencapai 3-4,5 ton perhari dan Secara statistik, hipotesis disajikan
baru dapat dipenuhi oleh produksi KJA dengan spesifik sesuai dengan alat analisis
sebanyak 200-350 kg perhari. Produksi ikan yang digunakan pada metode penelitian.
Mas terjadi penurunan pada tahun 2008 jika
dibandingkan pada tahun 2006 berjumlah METODE PENELITIAN
98 ton, tahun 2007 berjumlah 104,8 ton dan Desain Penelitian
tahun 2008 turun menjadi 80,51 ton, atau Desain penelitian ini bersifat ex post
jika dikonversikan produksi KJA pada facto yaitu penelitian yang tidak
tahun 2008 sebesar 22,59 kg/m3 sedangkan memanipulasi variabel bebas, tujuan utama
standarnya adalah 56,70 kg/m3. Hal ini penggunaan desain ini ialah bersifat
menandakan bahwa telah terjadi kesen- eksplorasi dan deskriptif. Sedangkan
jangan antara jumlah penawaran/produksi metode penelitian yang digunakan pada
dengan permintaan, juga produktivitasnya penelitian ini adalah metode survei.
pada saat ini dinilai belum mencapai taraf Menurut Singarimbun & Effendi (1995)
yang distandarkan. bahwa penelitian survei merupakan suatu
Berdasarkan kenyataan di atas maka jenis penelitian yang mengambil sampel
dapat ditarik kesimpulan bahwa produksi dari satu populasi dan menggunakan
ikan Mas pada KJA di Kelurahan Parit kuesioner sebagai alat pengumpulan data
Mayor kota Pontianak hingga saat ini masih yang pokok. Metode pengumpulan data
belum standar. Guna membuktikan apakah yang digunakan dalam penelitian ini adalah
produktivitas usaha KJA sudah mencapai dengan teknik wawancara dan observasi
taraf standar atau belum, maka perlu untuk memper-oleh data primer sedangkan
dilakukan suatu analisis terhadap nilai input metode studi litelatur digunakan untuk
dan output yang dihasilkan. Setelah memperoleh data sekunder.
diketahui produktivitas KJA, selanjutnya Waktu pelaksanaan penelitian selama
akan dikaji lagi mengenai faktor-faktor 6 bulan yaitu pada bulan Juli s.d. Desember
produksi dengan pendekatan fungsi tahun 2010. Lokasi penelitian ini terletak di
produksi Cobb-Douglas guna menentukan Kelurahan Parit Mayor Kecamatan
faktor manakah yang paling dominan dalam Pontianak Timur kota Pontianak
mempengaruhi produktivitas KJA. Kalimantan Barat (lihat gambar 1). Lokasi
Pengembangan Hipotesis penelitian ini dipilih karena menurut data
Berdasarkan kajian teori maka dari Dinas Pertanian Perikanan dan
hipotesis dalam penelitian ini adalah: (1) Kehutanan Kota Pontianak bahwa sejak
Usaha pembesaran ikan mas pada KJA di tahun 2005 hingga tahun 2008 telah

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus Carpio) pada Keramba Jaring Apung di Kelurahan Parit Mayor
Kecamatan Pontianak Timur
160

terdapat 331 unit KJA dengan jumlah untuk membuktikan kebenaran data maka
petani sekitar 275 orang, 166 unit KJA diperlukan pengamatan langsung/observasi
berada di Kelurahan Parit Mayor dan 66 di lapangan. Alat yang dibutuhkan dalam
unit diantaranya khusus mengusa-hakan observasi adalah kamera digital atau
pembesaran ikan mas sehingga dianggap kamera hand phone sebagai alat
representatif untuk diteliti (gambar 2). dokumentasi.
Populasi dan Sampel Prosedur Pengumpulan Data
Jumlah populasi dalam penelitian ini Pada penelitian ini teknik
sebanyak 66 unit usaha pembesaran ikan pengumpulan data yang digunakan adalah
mas pada KJA di Kelurahan Parit Mayor. dengan cara wawancara, studi pustaka, dan
Pengambilan sampel dilakukan dengan observasi. Adapun prosedur pengumpulan
teknik simple random sampling untuk data adalah sebagai berikut.
analisis produktivitas dan analisis fungsi Produktivitas
produksi. Berdasarkan observasi awal, Pengumpulan data tentang podukti-
populasi bersifat homogen dengan memiliki vitas usaha pembesaran ikan mas pada KJA
ciri karakteristik yang sama sehingga di Kelurahan Parit Mayor berupa data
jumlah sampel tidak perlu ditetapkan secara “Output” dan “Input” menggunakan teknik
kuantitatif namun disesuaikan dengan wawancara untuk melengkapi data yang
kebutuhan masing-masing analisis. akan dianalisis. Pengumpulan data dila-
Jumlah responden/sampel yang dibu- kukan dengan mewawancarai petani seka-
tuhkan pada analisis produktivitas dan ligus mengisi lembar/form isian wawancara
analisis fungsi produksi Cobb-Douglas kepada responden. Selain dengan kuesioner
adalah sebanyak 30 orang petani KJA. dan wawancara, pengumpulan data juga
Kriteria petani yang dipilih untuk menjadi dilakukan dengan teknik observasi. Data
responden yaitu minimal selama tiga tahun yang dikumpulkan yaitu: volume KJA,
terakhir masih bertahan dalam usaha jumlah benih ikan mas, jumlah pakan,
pembesaran ikan mas pada KJA di jumlah tenaga kerja, dan jumlah obat-
Kelurahan Parit Mayor. obatan. Setelah data diperoleh selanjutnya
Instrumen Penelitian data ditabulasikan (lihat tabel 1), kemudian
Pada analisis produktivitas, dilakukan analisis.
pengambilan datanya memerlukan Fungsi Produksi
instrumen berupa daftar pertanyaan Data-data yang diambil pada analisis
wawancara dan pencatatan langsung dengan fungsi produksi adalah berupa “faktor-
mengisi form isian hasil wawancara/ faktor produksi” usaha pembesaran ikan
kuisioner (dapat dilihat pada lampiran A). mas pada KJA di Kelurahan Parit Mayor.
Alat yang gunakan dalam pencatatan yaitu Teknik pengumpulan data dilakukan
pensil, pulpen, form isian wawancara, dan dengan metode wawancara kepada
form daftar pertanyaan. responden sambil melakukan pencatatan
Analisis fungsi produksi Cobb- pada lembar/form isian wawancara. Setelah
Douglas memerlukan instrumen yang sama data diperoleh, selanjutnya data
dengan analisis produktivitas. Selanjutnya ditabulasikan, kemudian dilakukan analisis.
Waktu pelaksanaan wawancara dilakukan

Jurnal Eksos, November 2013, Th. IX, No. 3


161

bersamaan dengan pengumpulan data Model analisis data yang digunakan


“Produktivitas” karena di dalam form daftar dalam penelitian ini adalah analisis Regresi
pertanyaan juga terdapat daftar pertanyaan Linier Berganda (Multiple Regression
yang ditujukan untuk analisis fungsi Linear), yang dimodifikasi dari persamaan
produksi. Selain itu juga dilakukan fungsi produksi Cobb-Douglas dan
observasi guna melihat kebenaran data yang ditransformasikan ke dalam model linier
telah ditulis dengan kenyataan yang ada di logaritmatik (Ln) sehingga persamaannya
lapangan. Data yang dikumpulkan berupa menurut Soekartawi (1990) menjadi:
faktor produksi yang terdiri dari ; volume
KJA, jumlah benih ikan mas, jumlah pakan,
jumlah tenaga kerja, dan jumlah obat-
Keterangan: LnY = variabel dependen, Lnβο
obatan.
= konstanta, β1 = perubahan nilai, LnX1 =
Teknik Analisis Data
variabel independen ke-1, LnXn = variabel
Produktivitas. Tingkat produktivitas
independen ke-n, µ = error term.
usaha pembesaran ikan mas di KJA
Guna melihat seberapa besar proporsi
menurut Soekartawi (1990) menggunakan
variasi dari variabel bebas secara bersama-
pendekatan rumus:
sama dalam mempengaruhi variabel tidak
bebas, maka digunakan Nilai Koefisien
Determinasi (R2) dengan rumus menurut
Selanjutnya dihitung nilai produkti-
Gazpersz (1991) yaitu:
vitas (P1) yang dilakukan pada KJA di
Kelurahan Parit Mayor dengan
Produktivitas (P2) yang standar (SNI,
Keterangan: JKR = jumlah kuadrat regresi
Juknis, Buku, atau Hasil Penelitian). Hasil
(explained sum of squares), JKT = jumlah
produktivitas selanjutnya dibandingkan
kuadrat total (total sum of squares).
untuk mengetahui apakah usaha KJA sudah
Tahap berikutnya adalah melakukan
mencapai produktivitas yang standar atau
uji serempak (uji F) untuk menguji apakah
belum. Kriteria keputusan adalah sebagai
secara simultan (bersama-sama) variabel
berikut: (1) Jika P1 < P2 maka dapat
bebas berpengaruh terhadap variabel tidak
dinyatakan bahwa produktivitas usaha
bebas, dengan tingkat keyakinan 95%
pembesaran ikan mas pada KJA di
(α=0,05) dengan rumus menurut Sugiyono
Kelurahan Parit Mayor belum standar; (2)
(2002) yaitu:
Jika P1 = P2 maka dapat dinyatakan bahwa
produktivitas usaha pembesaran ikan mas
pada KJA di Kelurahan Parit Mayor sudah
Keterangan: Fhit = F hitung, R2 = koefesien
standar; (3) Jika P1 > P2 maka dapat
determinasi, n = jumlah sampel, k = jumlah
dinyatakan bahwa produktivitas usaha
variabel bebas.
pembesaran ikan mas pada KJA di
Hipotesis yang diajukan pada uji F
Kelurahan Parit Mayor sudah melebihi taraf
adalah: H0 = Secara simultan faktor
yang distandarkan.
produksi volume KJA, benih ikan mas,
Fungsi Produksi

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus Carpio) pada Keramba Jaring Apung di Kelurahan Parit Mayor
Kecamatan Pontianak Timur
162

pakan ikan mas, tenaga kerja, dan obat- Kriteria keputusan dalam uji t adalah:
obatan tidak berpengaruh terhadap Jika t tabel ≥ t hitung atau sig ≤ 0,05 maka
produktivitas usaha pembesaran ikan mas H0 ditolak dan H1 diterima. Jika t tabel < t
pada KJA di kelurahan Parit Mayor. H1 = hitung atau sig > 0,05 maka H0 diterima dan
Secara simultan faktor produksi volume H1 ditolak.
KJA, benih ikan mas, pakan ikan mas,
tenaga kerja, dan obat-obatan berpengaruh PENYAJIAN DATA
terhadap produktivitas usaha pembesaran Produktivitas
ikan mas pada KJA di kelurahan Parit Berdasarkan hasil analisis
Mayor. produktivitas (pada tabel 2) menunjukkan
Kriteria keputusan dalam uji F bahwa untuk usaha pembesaran ikan mas
adalah: Jika F tabel ≥ F hitung atau sig ≤ pada KJA di Kelurahan Parit Mayor
0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika membutuhkan input sebesar 1.931 dan
F tabel < F hitung atau sig > 0,05 maka H0 menghasilkan output sebesar 328 sehingga
diterima dan H1 ditolak. diperoleh nilai P1 sebesar 0,17. Kemudian
Tahap selanjutnya adalah dengan untuk usaha pembesaran ikan mas pada
melakukan Uji Parsial (uji t) dengan KJA yang standar membutuhkan input
maksud untuk menguji pengaruh secara sebesar 23.289 dan menghasilkan output
parsial antara variabel bebas terhadap sebesar 6.174 sehingga diperoleh nilai P2
variabel tidak bebas dengan asumsi bahwa sebesar 0,27. Merujuk pada hasil analisis
variabel lain dianggap konstan, dengan tersebut yaitu P1 < P2 maka dapat
tingkat keyakinan 95 % (α = 0,05). Menurut dinyatakan bahwa besarnya produktivitas
Sugiyono (2002) rumus yang dipakai pada usaha pembesaran ikan mas pada KJA di
uji t adalah : Kelurahan Parit Mayor belum mencapai
taraf yang standar.
Fungsi Produksi
Keterangan: t hit = t hitung, bi = koefesien Data lapangan pada penelitian ini
regresi variabel bebas ke-i, sbi = simpangan telah ditransformasikan kedalam bentuk
baku variable bebas ke-i. logarit-ma natural (Ln) dan telah diuji
Hipotesis yang diajukan pada uji t dengan serangkaian uji asumsi klasik
adalah: H0 = Secara parsial faktor produksi menggunakan program pengolahan data
volume KJA, benih ikan mas, pakan ikan statistik SPSS versi 15.0 yang terdiri dari
mas, tenaga kerja, dan obat-obatan tidak uji normalitas, uji aoutokorelasi, uji
berpengaruh terhadap produktivitas usaha multikolinieritas, dan uji heteroskedatisitas.
pembesaran ikan mas pada KJA di Hasil analisis fungsi produksi dapat dilihat
kelurahan Parit Mayor. H1 = Secara parsial pada gambar 3.
faktor produksi volume KJA, benih ikan Uji Koefisien Determinasi (R2)
mas, pakan ikan mas, tenaga kerja, dan Hasil uji koefisien determinasi
obat-obatan berpengaruh terhadap menunjukkan nilai koefisien determinasi
produktivitas usaha pembesaran ikan mas (R2) sebesar 0,395 menunjukkan bahwa
pada KJA di kelurahan Parit Mayor. 39,5% variasi volume KJA, benih, pakan,
tenaga kerja, dan obat-obatan mampu

Jurnal Eksos, November 2013, Th. IX, No. 3


163

menjelaskan variasi produksi sedangkan Koefisien LnX1 sebesar -0,046


sisanya 60,5% dijelaskan oleh variabel lain sekaligus menunjukkan besarnya elastisitas
yang tidak diteliti. input volume KJA terhadap produktivitas
Uji Serempak (Uji F) usaha pembesaran ikan mas pada KJA di
Berdasarkan uji F pengaruh variabel Kelurahan Parit Mayor yang artinya jika
bebas yang terdiri dari volume KJA, benih, penambahan volume KJA setiap 1 (satu)
pakan, tenaga kerja, dan obat-obatan secara persen dengan mengasumsikan input lain
serempak dapat dihitung dengan menggu- (benih, pakan, tenaga kerja, dan obat-
nakan uji F. Hasil pengujian dengan tingkat obatan) dianggap konstan, maka produksi
kepercayaan 95% (α = 0,05), dari tabel nilai akan turun sebesar 0,046 persen.
kritis distribusi F dengan derajat kebebasan Benih (X2)
pembilang = 5 dan derajat kebebasan Pada tabel 2 terlihat untuk variabel
penyebut = 24 diperoleh F tabel sebesar LnX2 (benih) diperoleh nilai t hitung
2,62 sehingga F hitung (3,134) lebih besar sebesar -0,399 dengan tingkat kepercayaan
dari F tabel juga ditunjukkan oleh nilai sig 95% (α = 0,05), derajat kebebasan (df = 24)
lebih kecil dari 0,05 maka dapat ditarik dari tabel distribusi t student diperoleh t
simpulan menolak H0 dan H1 diterima tabel sebesar 2,06 dan hasil signifikansi t
artinya secara bersama-sama (serempak) sebesar 0,694. Nilai ini menunjukkan
variabel volume KJA, benih, pakan, tenaga bahwa t hitung < t tabel dan sig. t > 0,05
kerja, dan obat-obatan berpengaruh maka dapat dikatakan variabel benih
signifikan terhadap produktivitas usaha (LnX2) secara parsial tidak mempunyai
pembesaran ikan mas pada KJA di pengaruh yang signifikan terhadap
Kelurahan Parit Mayor. produktivitas.
Uji Parsial (Uji t) Koefisien LnX2 sebesar -0,006
Hasil uji pengaruh variabel volume sekaligus menunjukkan besarnya elastisitas
KJA, benih, pakan, tenaga kerja, dan obat- input benih terhadap produktivitas usaha
obatan secara parsial dapat dijabarkan pembesaran ikan mas pada KJA di
sebagai berikut: Kelurahan Parit Mayor yang artinya jika
Volume KJA (X1) terjadi penambahanan benih setiap 1 (satu)
Variabel LnX1 (volume KJA) persen dengan mengasumsikan input lain
diperoleh nilai t hitung sebesar -3,901 (volume KJA, pakan, tenaga kerja dan obat-
dengan tingkat kepercayaan 95% (α = obatan) maka konstan produksi akan turun
0,05), derajat bebas (df = 24) dari tabel sebesar 0,006 persen.
distribusi t student diperoleh t tabel sebesar Pakan (X3)
2,06 dan hasil signifikansi t sebesar 0,001 Berdasarkan tabel 2 terlihat untuk
menunjukkan lebih kecil α = 0,05. Sehingga variabel LnX3 (pakan) diperoleh nilai t
diperoleh t hitung > t tabel dan sig. t < 0,05 hitung sebesar -1,298 dengan tingkat
maka dapat dikatakan variabel volume KJA kepercayaan 95% (α = 0,05), derajat
(Ln X1) secara parsial mempunyai kebebasan (df = 24) dari tabel distribusi t
pengaruh yang signifikan terhadap student diperoleh t tabel sebesar 2,06 dan
produktivitas. hasil signifikansi t sebesar 0,206 pada α =

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus Carpio) pada Keramba Jaring Apung di Kelurahan Parit Mayor
Kecamatan Pontianak Timur
164

0,05. Karena t hitung < t tabel maka dapat 0,544 pada α = 0,05. Karena t hitung < t
dikatakan variabel pakan (LnX3) secara tabel dan sig. t > 0,05 maka dapat dikatakan
parsial tidak mempunyai pengaruh yang variabel obat-obatan (LnX5) secara parsial
signifikan terhadap produktivitas. tidak berpengaruh signifikan terhadap
Koefisien LnX3 sebesar -0,135 produktivitas.
sekaligus menunjukkan besarnya elastisitas Koefisien LnX5 sebesar 0,007
input pakan terhadap produktivitas usaha sekaligus menunjukkan besarnya elastisitas
pembesaran ikan mas pada KJA di input obat-obatan terhadap produktivitas
Kelurahan Parit Mayor yang artinya jika usaha pembesaran ikan mas pada KJA di
kenaikan setiap 1 (satu) persen pakan Kelurahan Parit Mayor yang artinya jika
dengan mengasumsikan input lain konstan, kenaikan 1 (satu) persen kapasitas obat-
maka produksi akan turun sebesar 0,135 obatan dengan mengasumsikan input lain
persen. konstan, maka akan meningkatkan produksi
Tenaga Kerja (X4) sebesar 0,007% karena nilai koefisiennya
Pengaruh variabel LnX4 (tenaga positif.
kerja) diperoleh nilai t hitung sebesar - Variabel Dominan
0,607 dengan tingkat kepercayaan 95% (α = Berdasarkan hasil regresi linier
0,05), derajat kebebasan (df = 24) dari tabel berganda dari data primer yang diolah
distribusi t student diperoleh t tabel sebesar dengan menggunakan SPSS (pada tabel 3)
2,06 dan nilai signifikansi t sebesar 0,549 diperoleh persamaan fungsi produksi
pada α = 0,05. Karena t hitung < dari t tabel sebagai berikut: anti LN Y = 923,342 - 1,047X1 –
dan sig. t > 0,05 maka dapat dikatakan 1,106X2 - 1,145X3 - 1,002X4 + 1 + 0,248

variabel tenaga kerja (LnX4) secara parsial LnY = 6,828 - 0,046 LnX1 - 0,006 LnX2 -
tidak berpengaruh signifikan terhadap 0,135 LnX3- 0,002 LnX4+ 0,007LnX5
produktivitas.
DISKUSI
Koefisien LnX4 sebesar -0,002
sekaligus menunjukkan besarnya elastisitas Produktivitas
input tenaga kerja terhadap produktivitas Volume KJA. Ukuran keramba
usaha pembesaran ikan mas pada KJA di jaring apung yang disyaratkan oleh SNI.
Kelurahan Parit Mayor yang artinya jika 01-6494.1.2000 tentang “Produksi Ikan
kenaikan 1 (satu) persen kapasitas tenaga Mas (Cyprinus carpio Linneaus) Strain
kerja dengan mengasumsikan input lain Majalaya Kelas Pembesaran di Karamba
konstan, maka akan menurunkan produksi Jaring Apung” adalah 7 x 7 x 2,5 meter
sebesar 0,002% karena nilai koefisiennya dengan ketinggian jaring yang tergenang air
negatif. 2 meter atau volumenya 98 m3, sedangkan
Obat-Obatan (X5) ukuran KJA yang dimiliki petani adalah
Pengaruh variabel LnX5 (obat-obatan) berukuran 4 x 3 x 1,2 meter dengan
diperoleh nilai t hitung sebesar 0,615 ketinggian jaring yang tergenang air adalah
dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,8 meter sehingga volumenya hanya 9,6
0,05), derajat kebebasan (df = 24) dari tabel m3 saja. Hal ini dapat diartikan bahwa
distribusi t student diperoleh t tabel sebesar sebenarnya dengan satuan luas yang sama
2,06 kemudian hasil signifikansi t sebesar (m3) masih dapat dimanfaatkan untuk

Jurnal Eksos, November 2013, Th. IX, No. 3


165

memelihara ikan dengan menambah pendederan dan belum siap untuk dilakukan
kedalaman jaring yang tergenang air. proses pembesaran.
Benih. Padat tebar benih yang Pakan
disyaratkan oleh SNI. 01-6494.1.2000 Seluruh pakan yang digunakan oleh
adalah sebanyak 140 ekor/m3 sedangkan petani adalah pakan jenis pellet buatan
padat tebar yang dilakukan petani baru pabrik diantaranya seperti merek Bintang
sebanyak 130 ekor/m3. Hal ini menandakan 581-L (kandungan nutrisi ; Protein min
bahwa terdapat ruang sisa yang masih dapat 21%, Lemak 3-5%, Serat 5-6%, Abu 5-8%,
dimanfaatkan lagi untuk memelihara ikan Kadar air 10-12%), merek Turbo
mas yaitu sebanyak 10 ekor/m3. Menurut (kandungan nutrisi; Protein Min 25%,
Anonym (2010) bahwa padat tebar ikan Lemak Min 3%, Serat Max 5%, Kadar Air
mas pada pembesaran di KJA bisa Max 12%) dan merek Hi Pro Vit 781-1
mencapai 300 kg/unit KJA atau setara (kandungan nutrisi; Protein 31–33%,
dengan 306 ekor/m3 untuk benih ukuran 5-8 Lemak 3–5%, Serat 4–6%, Abu 10–13%,
cm. Kadar air 11–13%), dan merek Comfeed.
Penelitian yang dilakukan oleh Secara rata-rata kandungan proteinnya
Amidarhana tahun 2001, petani ikan di berkisar 21-33%, artinya telah mencukupi
Jatiluhur untuk jenis usaha monokultur kebutuhan nutrisi untuk ikan mas yaitu 25%
menebar benih ikan mas pada petak (BPPT, 2000). Namun permasalahannya
berukuran 7x7 m rata-rata 94 adalah pellet dengan kandungan protein
kg/petak/musim tanam atau sekitar 287 tinggi seperti Hi Pro Vit 781-1 dan Turbo
ekor/m2/musim tanam untuk 1 kg benih jarang dibeli petani karena harganya yang
ikan mas rata-rata berjumlah 150 ekor atau lebih mahal dibanding merek Bintang dan
setara 6,67 g/ekor dengan panjang berkisar Comfeed sehingga kandungan protein
4-10 cm. Hal ini menandakan bahwa pakan lebih banyak berada di kisaran 21%
sebenarnya padat tebar pada KJA masih yang artinya di bawah standar kebutuhan
dapat ditingkatkan. nutrisi.
Selain padat tebar, ukuran benih juga Kebutuhan pakan selama pemeli-
memegang peranan penting dalam haraan oleh petani sebanyak 2 kali dari
menentukan keberhasilan produksi. Ukuran bobot ikan yang di panen atau setara
benih menurut SNI. 01-6494.1.2000 adalah dengan nilai konversi pakan (FCR) = 2.
80 - 100 gram/ekor sedangkan ukuran benih Secara umum, suatu jenis pakan dikatakan
yang ditebar petani adalah 5-8 cm atau 8-10 cukup efisien jika faktor konversinya
gram/ekor. Menurut SNI: 01- 6133 - 1999 sekitar 1,7. Komposisi nutrien dalam pakan
“Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus dan nilai dari FCR sangat berpengaruh
carpio Linneaus) Strain Majalaya Kelas terhadap kandungen fisik, kimiawi serta
Benih Sebar” bahwa benih ukuran 5-8 limbah yang terbuang dalam bentuk feces
(sangkal) adalah untuk benih yang ditebar dan limbah terlarut dalam bentuk phospate
dalam proses pendederan. Hal ini dapat dan nitrat (unsur nitrogen). Pakan yang
diartikan bahwa benih yang ditebar oleh tidak termakan adalah sumber utama
petani sebenarnya masih dalam tahap masa nutrien untuk pakan alga terutama dapat

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus Carpio) pada Keramba Jaring Apung di Kelurahan Parit Mayor
Kecamatan Pontianak Timur
166

menunjang pertum-buhan pytoplankton dan belum sesuai dengan yang distandarkan


alga sehingga memacu terjadinya pada SNI.01-6494.1.2000 yaitu sebesar
"blooming phytoplank-ton" (Herawati, 90%, kondisi ini menandakan masih banyak
1999). terjadi kematian ikan yang dipelihara yakni
Tenaga kerja 25%.
Kebutuhan tenaga kerja dalam usaha Hasil panen yang diperoleh petani
pembesaran ikan mas ini adalah 1 orang sebesar 328 kg perpetak KJA setiap
untuk setiap bulannya atau setara dengan 4 siklusnya. Berat perekor ikan yang
orang dalam satu siklusnya. Hal ini dapat dihasilkan petani adalah 350 gram dengan
dikatakan sudah mencukupi karena seluruh masa pemeliharaan 4 bulan, sedangkan
jenis pekerjaan dan beban kerja yang menurut Anonim (2010) bahwa target berat
dijalani sesuai dengan kapasitas pekerja. perekor ikan yang dipanen selama 3 bulan
Beberapa petani juga menggunakan pekerja dapat mencapai 500 gram.
dari luar (bukan keluarga) dengan cara bagi Berdasarkan hasil analisis produkti-
hasil dan adapula yang diberikan upah di vitas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
bawah upah minimum daerah tahun 2009 hingga periode saat ini produktivitas usaha
(Rp750.000,-/bulan) yakni Rp75.000,- saja pembesaran ikan mas pada KJA di
atau 10% dari upah minimum daerah. Kelurahan Parit Mayor belum mencapai
Pemberian upah yang tidak sesuai akan tingkat produktivitas yang standar.
berdampak pada produktivitas pekerja Pemanfaatan faktor-faktor produksi juga
menjadi lebih rendah (Setiaji & Sudarsono, belum mencapai batas yang distandarkan.
2001). Fungsi Produksi
Obat-obatan Uji Parsial. Volume KJA. Volume
Obat-obatan yang dipakai petani ini KJA erat kaitannya dengan jumlah ikan
sebenarnya tidak hanya terdiri atas bahan yang dapat ditebar atau dikenal dengan
kimia yang digunakan untuk pengobatan istilah padat tebar. Padat penebaran adalah
saja, tetapi di dalamnya mencakup bahan jumlah ikan persatuan luas atau volume
lainnya seperti probiotik dan vitamin. Hasil wadah pemeliharaan ikan lainnya. Menurut
wawancara dan observasi di lapangan SNI 01-6494.1.2000 tentang produksi ikan
menunjukkan adanya sumber patogen yang mas (Cyprinus carpio Linnaeus) strain
telah menetap pada wilayah tersebut majalaya kelas pembesaran di karamba
sehingga pada siklus kedua dan pada bulan jaring apung, padat tebar yang dianjurkan
Oktober sampai Desember apabila ikan yaitu 140 ekor/m3 namun padat tebar ikan
tidak diberikan obat-obatan (sebagi mas yang dilakukan oleh petani ikan di
pencegahan) maka dapat dipastikan Kelurahan Parit Mayor hanya sebesar 130
mortalitas/tingkat kematian mencapai 50% ekor/m3 saja. Dengan penambahan jumlah
dari jumlah ikan yang dipelihara setiap ikan yang ditebar secara matematis maka
bulannya. akan memperoleh hasil panen yang lebih
Hasil Produksi banyak.
Tingkat kelangsungan hidup (SR) Hasil analisis menunjukkan bahwa
ikan mas pada KJA di Kelurahan Parit volume KJA berpengaruh signifikan dan
Mayor rata-rata sebesar 75%. Nilai SR ini secara teknis padat tebarnya masih dapat

Jurnal Eksos, November 2013, Th. IX, No. 3


167

ditambahkan lagi hingga 10 ekor benih/m3 dengan pathogen (Dinas Perikanan dan
namun karena koefisien regresinya negatif Kelautan Provinsi Sumatera Barat dalam
maka justru dengan penambahan volume www.jakartacitydirectory.com, 2010).
KJA akan menurunkan produksi. Hal ini Pada umumnya jaring yang
dapat terjadi karena beberapa penyebab digunakan petani terdiri dari 2 lapisan yaitu
yaitu tata letak yang kurang baik dan lapisan luar dari bahan polyethylene no.380
kurangnya kedalaman air di tepian sungai D/9 dengan ukuran mata jaring (mesh size)
yang dijadikan lokasi budidaya. sebesar 2 inch (5,08 cm) dan lapisan dalam
Tata letak atau posisi penempatan dari jenis waring berbahan polypropylene
KJA juga memegang peranan penting dengan mesh size 0,25 cm. Mesh size pada
sesuai pendapat Pengawasan Sumber Daya jaring lapisan dalam ternyata lebih kecil
Kelautan dan Perikanan Kendari (2009) dari yang disarankan oleh SNI.01-
bahwa penempatan atau tata letak KJA 6494.1.2000 yaitu 0,75 atau 1 inch (1,9 cm
harus terencana dengan baik, dengan atau 2,54 cm) sehingga disinyalir kecepatan
memper-timbangkan daya dukung dan arus air yang melewati jaring dapat
kondisi lingkungan. Menurut LIPI (2010) berkurang. Hal ini akan bertambah lebih
jarak antar KJA adalah sekitar 10 meter parah apabila terdapat sampah yang
sedangkan di lapangan jaraknya hanya menyumbat penampang jaring yang
mencapai 0,5 meter antar unit KJA, hal ini menghambat kecepatan arus air.
akan menyebabkan terhambatnya aliran Berkurangnya kecepatan arus air akan
arus air yang melewati KJA sehingga suplai berdampak pada berkurangnya konsentrasi
oksigen berkurang pada petakan di oksigen terlarut. Dampak lain yang
belakangnya dan juga sisa pakan tidak bisa ditimbulkan adalah pakan yang tidak
hanyut terbawa arus yang akan termakan akan mengendap di dasar jaring
menyebabkan penumpukan pada dasar sehingga lambat laun akan terjadi
perairan. pembusukan yang menyebabkan
Tinggi air pada unit KJA di lapangan menurunnya kualitas air.
adalah 0,8 meter dengan kedalaman Benih (X2). Faktor produksi benih
perairan antara 1 meter hingga 2,5 meter turut berperan dalam menentukan
pada saat surut terendah, sehingga jarak produktivitas usaha pembesaran ikan mas di
dasar jaring dengan dasar perairan KJA baik secara kuantitas maupun
mencapai 0,2 hingga 1,7 meter. Menurut kualitasnya. Kuantitas dapat dikaitkan
SNI.01-6494.1.2000 bahwa idealnya dengan jumlah padat tebarnya sedangkan
kedalaman air dari dasar jaring pada saat kualitas berkaitan dengan ukuran dan mutu
surut terendah adalah minimal 5 meter. benih itu sendiri.
Kedalaman air pada usaha pembesaran ikan Padat tebar yang dilakukan petani
mas pada KJA di lapangan masih kurang sebanyak 130 ekor/m3 dibawah padat tebar
dan hal ini akan menyebabkan besarnya menurut SNI yaitu 140 ekor/m3. Walaupun
kemungkinan terjadinya kontami-nasi padat tebarnya masih dapat ditingkatkan
antara ikan dengan bauran lumpur pada lagi namun hal tersebut harus didukung
dasar perairan dan juga kontak langsung pula oleh kualitas pakan yang baik.

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus Carpio) pada Keramba Jaring Apung di Kelurahan Parit Mayor
Kecamatan Pontianak Timur
168

Menurut Khairuman (2002) jumlah ikan menyebabkan terjadinya penumpukan pada


yang ditebar bergantung pada produktivitas dasar perairan. Penumpukan ini selanjutnya
kolam seperti kuantitas, kualitas dan tingkat akan mengalami proses pembusukan yang
menghasilkan berbagai zat berbahaya bagi
manajemen (aerasi, aliran air, dan
kesehatan ikan, bahkan akan memacu
sebagainya). Peningkatan hasil melalui berkembangnya penyakit (Yang Sim Sih et
peningkatan kepadatan hanya dapat al., 2005). Dapat diartikan bahwa
dilakukan dengan intensifikasi yaitu penambahan jumlah pakan belum tentu
pengelolaan pakan dan lingkungan. Selain menghasilkan pertumbuhan yang baik agar
itu, peningkatan kepadatan akan terjadi penambahan bobot panen, namun
mengganggu proses fisiologis dan tingkah perlu diperhatikan pula kemampuan ikan
untuk memanfaatkannya. Dengan demikian
laku ikan terhadap ruang gerak yang
kuantitas pakan harus diimbangi pula
akhirnya menurunkan kondisi kesehatan dengan kualitas pakan yang baik.
dan fisiologis, peman-faatan makanan, Pakan yang diberikan petani
pertumbuhan dan kelang-sungan hidup. mempunyai kandungan protein rata-rata
Selanjutnya peningkatan padat penebaran 21% dari merek Bintang 581-L dan
dapat diikuti dengan pertumbuhan yang Comfeed, nilai ini dibawah kisaran yang
maksimal serta pening-katan hasil selama dibutuhkan ikan mas yaitu 25%. Hal ini
akan menyebabkan terhambatnya
pakan tercukupi dan kualitas air tetap
pertumbuhan ikan yang dipelihara dan
mendukung. dapat menye-babkan menurunya daya tahan
Merujuk pada SNI 01-6494.1.2000 ikan terhadap penyakit infeksi. Pakan
bahwa secara kualitas, benih yang baik memiliki peranan penting sebagai sumber
untuk ditebar pada KJA adalah benih yang energi untuk pemeliharaan tubuh,
telah mencapai ukuran 80 – 100 gram per pertumbuhan dan perkembangbiakan. Oleh
ekor atau benih berukuran 12-15 cm sebab itu nutrisi yang terkandung dalam
sedangkan benih yang ditebar petani pakan harus benar-benar terkontrol dan
berukuran 5-8 cm atau 10 gram per ekor. memenuhi kebutuhan dari ikan tersebut.
Pada ukuran ini masih belum dapat Pemberian pakan yang sesuai akan
beradaptasi secara maksimal atau menghindarkan ikan dari berbagai serangan
memerlukan waktu yang relatif lama untuk penyakit, kususnya penyakit nutrisi.
beradaptasi terhadap fluktuasi kualitas air Penyakit nutrisi ini biasanya menyerang
pada keramba jaring apung, namun apabila ikan yang hanya diberi pakan sembarangan
benih yang ditebar telah mencapai ukuran tanpa memperhitungkan nutrisi yang
lebih dari 12 cm maka akan lebih dapat dibutuhkan oleh ikan pemberian pakan
bertahan hidup dengan layak. dengan kadar lemak tinggi juga
Pakan (X3). Cara pemberian pakan menyebabkan difisiensi thiamin (Vitamin
yang dilakukan petani ketika di lapangan B1).
adalah dengan menebarkan pada titik Menurut Subandiyono & Hastuti
tertentu dimana gerombolan ikan (2009) bahwa penyakit nutrisi pada ikan
berkumpul. Cara ini sudah benar menurut dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
teknis budidaya, namun tidak disertai yaitu: kekurangan vitamin, kekurangan
dengan pengamatan apakah pakan yang protein, kekurangan asam lemak essensial,
diberikan tersebut habis termakan semua dan Lipoid liver degeneration. Faktor
atau masih banyak pakan yang terbuang produksi pakan penting dalam
(tidak termakan). Pakan yang terbuang atau mempengaruhi produksi ikan mas,
tidak termakan oleh ikan, akan penyebabnya adalah “tingkat energy

Jurnal Eksos, November 2013, Th. IX, No. 3


169

protein, nafsu makan, laju pencernaan, dan dimensi organisasian. Dimensi individu
kebutuhan makan”. melihat produktivitas dalam kaitannya
Nafsu makan berhubungan erat dengan karakteristik-karakteristik kepriba-
dengan kepenuhan lambung dan laju
dian individu yang muncul dalam bentuk
pengosongan lambung yang akan
menentukan jumlah pakan yang sikap mental dan mengandung makna
dikonsumsi. Pemberian pakan yang keinginan dan upaya individu yang selalu
berlebihan akan mengakibatkan adanya sisa berusaha untuk meningkatkan kualitas
pakan yang tidak termakan sehingga dapat kehidupannya. Sedangkan dimensi keorga-
menurunkan kualitas air media nisasian melihat produktivitas dalam
pemeliharaan, sehingga berpengaruh kerangka hubungan teknis antara masukan
terhadap kelangsungan hidup dan produksi
(input) dan keluaran (output). Oleh karena
ikan yang dibudidayakan (Boyd, 1991).
Temuan di lapangan menunjukkan bahwa itu dalam pandangan ini, terjadinya
petani tidak mengamati kondisi nafsu peningkatan produktivitas tidak hanya
makan pada ikan sehingga petani hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga
menerapkan frekuensi pemberian pakan dapat dilihat dari aspek kualitas.
sebanyak 2 kali sehari, sedangkan menurut Kedua pengertian produktivitas
SNI idealnya pemberian pakan dilakukan tersebut mengandung cara atau metode
sebanyak 4 kali dalam setiap harinya.
pengukuran tertentu yang secara praktek
Penyakit nutrisi dapat dihindari
sukar dilakukan. Kesulitan-kesulitan itu
dengan pemberian kombinasi pakan alami
dikarenakan, pertama karakteristik-karak-
dan pakan buatan dengan komposisi yang
teristik kepribadian individu bersifat
lengkap. Hal lain yang harus diperhatikan
kompleks, sedangkan yang kedua
adalah kualitas pakan yang diberikan.
disebabkan masukan-masukan sumber daya
Pakan yang sudah busuk atau pakan buatan
bermacam-macam dan dalam proporsi yang
yang kadaluarsa (tengik/berjamur) dapat
berbeda-beda.
menye-babkan ikan menjadi sakit. Temuan
Produktivitas kerja sebagai salah satu
di lapangan mengindikasikan bahwa pakan
orientasi manajemen dewasa ini,
tidak disimpan dengan baik karena petani
keberadaannya dipengaruhi oleh berbagai
tidak memiliki ruang penyimpanan khusus.
faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Terkadang pakan hanya disimpan dirumah
terhadap produktivitas pada dasarnya dapat
jaga yang apabila turun hujan maka akan
diklasifikasikan kedalam dua jenis, yaitu
terkena percikan air pada pakan sehingga
remunerasi dan pendidikan/latihan.
lambat laun akan menurunkan mutu pakan.
Remunerasi adalah merupakan
Tenaga Kerja (X4). Produktivitas
imbalan atau balas jasa yang diberikan
kinerja petani/pekerja belum optimal karena
perusahaan kepada tenaga kerja sebagai
mereka cenderung hanya sebatas memberi
akibat dari prestasi yang telah diberikannya
pakan saja dan tidak memantau tingkah
dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
laku ikan, kondisi jaring, dan kebersihan
Pengertian ini mengisyaratkan bahwa
lingkungan KJA. Menurut Masofa (2008)
keberadaannya di dalam suatu organisasi
konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari
perusahaan tidak dapat diabaikan begitu
dua dimensi, yaitu dimensi individu dan
saja. Sebab, akan terkait langsung dengan

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus Carpio) pada Keramba Jaring Apung di Kelurahan Parit Mayor
Kecamatan Pontianak Timur
170

pencapaian tujuan perusahaan. Remunerasi (lingkungan menyangkut fisik, kimia atau


yang rendah tidak dapat dipertang- tingkah laku seperti stres). Hal ini
gungjawabkan, baik dilihat dari sisi digambarkan oleh Zonneveld, Huisman. &
kemanusiaan maupun dari sisi Boon (1994) melalui 3 lingkaran yang
kelangsungan hidup perusahaan. Pendapat saling overlapping untuk memperlihatkan
ini sejalan dengan temuan di lapangan interaksi antara host, potential pathogen
bahwa dalam pemberian upah pekerja dan environment (lingkungan).
ternyata belum mencapai batas upah Berdasarkan hasil observasi, beberapa
minimum propinsi (UMP) sehingga kinerja pathogen yang ditemukan di usaha
yang dihasilkan belum sesuai yang pembesaran ikan mas pada KJA di
diharapkan. kelurahan Parit Mayor adalah sebagai
Tingkat pendidikan petani atau berikut.
pekerja di kelurahan Parit Mayor masih Bakteri Aeromonas. Beberapa gejala
rendah yang didominasi oleh lulusan yang ditemukan di lapangan untuk serangan
sekolah dasar. Beberapa pelatihan juga penyakit ini sesuai dengan pendapat
pernah diberikan oleh instansi terkait Afrianto & Liviawaty (1992) yaitu: warna
maupun dari kalangan akademisi, namun tubuh menjadi agak gelap, kulit kasat dan
tingkat pemahaman petani belum maksimal. timbul pendarahan yang akan menjadi
Menurut Masofa (2008) Pendidikan dan borok (hemorrhage), kemampuan renang
latihan dipandang sebagai suatu invesatasi menurun dan sering megap-megap di
di bidang sumber daya manusia yang permukaan air karena insangnya rusak
bertujuan untuk meningkatkan sehingga sulit bernafas, sering terjadi
produktivitas dari tenaga kerja. Oleh karena pendarahan pada organ bagian dalam dan
itu pendidikan dan latihan merupakan salah terlihat perut agak kembung/bengkak, jika
satu faktor penting dalam organisasi telah parah keseluruhan sirip rusak dan
perusahaan. Pentingnya pendidikan dan insangnya berwarna keputih-putihan, mata
latihan disamping berkaitan dengan rusak dan agak menonjol.
berbagai dinamika (perubahan) yang terjadi Sebagian besar petani cenderung
dalam lingkungan perusahaan, seperti melakukan tindakan pencegahan yaitu
perubahan produksi, teknologi, dan tenaga dengan memberikan antibiotik alami dari
kerja, juga berkaitan dengan manfaat yang ekstrak kunyit yang dicampurkan dalam
dapat dirasakannya. Manfaat tersebut antara pakan untuk mencegah timbulnya penyakit
lain: meningkatnya produktivitas perusa- akibat bakteri dan cacing. Sebenarnya
haan, moral dan disiplin kerja, beberapa hasil penelitian dapat diterapkan
memudahkan pengawasan, dan oleh petani dalam melakukan tindakan
menstabilkan tenaga kerja. pencegahan.
Obat-Obatan (X5). Terdapat banyak Penelitian yang dilakukan oleh
faktor yang menentukan seekor ikan Rukyani et al., (2002) dari Puslitbangkan
menjadi sakit. Faktor utamanya adalah Host yang menggunakan imunostimulan b-
(organisme peliharaan/inang), Pathogen Glucan dengan ikan uji yang telah diinfeksi
(mikroba, parasit) dan Environment bakteri Aeromonas hydrophilla. Imunosti-

Jurnal Eksos, November 2013, Th. IX, No. 3


171

mulan b-Glucan telah terbukti mampu Cacing Trematoda. Ditemukan ada


merangsang dan mengaktifkan pertahanan dua jenis cacing kelas Trematoda yang
non-spesifik pada berbagai organisme kerap kali menyerang ikan mas pada KJA
tingkat tinggi. Imunostimulan ini mampu di kelurahan Parit Mayor yaitu
memperbesar kerja sel-sel fagosit yang Gyrodactylus sp dan Dactylogyrus sp.
merupakan sel-sel penghasil antibodi non- Gyrodactylus sp biasanya menyerang ikan
spesifik. Penambahan 750 mg b-Glucan pada bagian kulit dan sirip sedang
dalam 1 kg pakan mampu meningkatkan Dactylogyrus sp lebih suka menyerang
produksi leukosit dan antibodi ikan insang. Cacing-cacing parasit ini akan
sehingga sintasan meningkat sampai menyerang ikan pada tingkat pemeliharaan
83.33%, padahal biasanya akibat serangan yang cukup padat dengan kualitas air yang
virus ini sintasan ikan yang terinfeksi buruk. Ciri-ciri yang ditimbulkan akibat
kurang dari 25% (Rukyani et al., 1997). serangan parasit ini adalah: ikan megap-
Demikian pula penelitian yang megap di permukaan air, infeksi yang cukp
dilakukan oleh Mangindaan (1993) dari parah dan diikuti oleh infeksi bakteri yang
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dapat menyebabkan bakterial sistemik yang
UNSRAT yang meneliti tentang “Peranan hebat pada bagian tubuh yang terinfeksi.
b-Glucan Terhadap Peningkatan Aktivitas Tindakan pengobatan yang dilakukan petani
Sel-Sel Fagosit Pada Ikan Mas”, terhadap penyakit ini adalah dengan
menemukan terjadinya aktivitas fagositosis perendaman ikan ke dalam larutan garam
terhadap bakteri Aeromonas hydrophilla yang dicampur dengan cairan ekstrak
sebanyak 1,6-2,2 kali setelah penginjeksian kunyit selama waktu tertentu.
glucan lentinan, schizophyllan dan Kualitas air di sungai Kapuas
scleroglucan. Ini berarti terjadi aktivitas terutama di sekitar lokasi usaha KJA pada
secara alamiah (perlawanan/pengaktifan) bulan-bulan tertentu menurun. Hal ini
terhadap gang-guan organisme pathogen diakibatkan karena terjadinya Upwelling
oleh sel-sel fagosit ikan mas. pada bagian hulu sungai yang membawa
Jamur Saprolegnea. Pada ikan yang banyak partikel terlarut sehingga air
terinfeksi akan terlihat adanya sekumpulan menjadi keruh, kemudian pada bulan-bulan
hypa (benang-benang halus menyerupai yang lain ketika musim kemarau air laut
kapas). Biasanya hypa ditemukan di bagian masuk ke sungai yang menyebabkan air
kepala, tutup insang dan sekitar sirip. Ikan- menjadi payau hingga asin. Selain itu
ikan ini biasanya menjadi kurus karena ternyata pada sebagian besar dasar sungai di
daya makan menurun dan sering lokasi KJA sudah terjadi penumpukan
menggosok-gosokan tubuhnya pada benda- pakan ikan yang akan memperburuk
benda lain. Teknik pengendalian yang kualitas air ketika sedang konda (tidak
dilakukan petani terhadap serangan jamur terjadi pasang atau surut).
ini adalah dengan merendam ikan terinfeksi Perlu diingat bahwa kualitas air
ke dalam larutan garam dapur selama 10-20 memegang peranan penting dalam kegiatan
menit sambil mengamati tingkah laku ikan. budidaya khususnya dan perikanan pada
umumnya. Peranan kualitas air secara alami

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus Carpio) pada Keramba Jaring Apung di Kelurahan Parit Mayor
Kecamatan Pontianak Timur
172

mempengaruhi seluruh komunitas perairan signifikan terhadap produktivitas usaha


seperti bakteri, tanaman, ikan, zooplankton pembesaran ikan mas pada KJA di
dan lain-lainnya (Zonneveld, Huisman. & Kelurahan Parit Mayor Kecamatan
Boon, 1994). Beberapa kondisi lingkungan Pontianak Timur Kota Pontianak, namun
yang menyebabkan kematian ikan menurut secara parsial hanya faktor produksi volume
Djarijah (1995) adalah: perubahan suhu air KJA saja yang berpengaruh signifikan.
secara mendadak, pH air yang terlalu Faktor produksi yang paling dominan
rendah atau sangat tinggi, kurangnya berdasarkan uji t adalah volume KJA
oksigen terlarut dalam air, meningkatnya diikuti faktor produksi lainnya seperti
senyawa-senyawa beracun (H2S, CO2, dan pakan, obat-obatan, tenaga kerja, dan
NH3), adanya polusi pestisida, limbah benih”.
industri dan rumah tangga, kekeruhan air
meningkat atau kecerahan air menurun. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN
Variabel Dominan KETERBATASAN PENELITIAN
Menentukan variabel dominan Simpulan
didasari oleh apakah variabel tersebut Produktivitas usaha pembesaran pada
mempunyai pengaruh yang signifikan KJA di Kelurahan Parit Mayor belum
secara parsial, dan dengan mengurutkan mencapai batas yang distandarkan. Hal
nilai t hitung dari yang terbesar ke nilai t tersebut disebabkan oleh penggunaan faktor
hitung terkecil (semua nilai t hitung produksi volume KJA, benih, pakan, tenaga
kerja, dan obat-obatan yang belum
dianggap positif). Temuan empiris
dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam
menunjukkan bahwa faktor produksi artian pemanfaatan masing-masing faktor
Volume KJA (X1) lebih dominan, hal ini masih dapat ditingkatkan lagi sehingga
ditunjukkan karena volume KJA hasil panen/produksi juga dapat memenuhi
berpengaruh signifikan secara parsial dan target produksi yang standar.
nilai t hitung sebesar 3,091. Sedangkan Faktor-faktor produksi secara
faktor-faktor produksi lainnya tidak bersama-sama/serempak berpengaruh
signifikan terhadap produktivitas usaha
berpengaruh signifikan secara parsial. Jika
pembesaran pada KJA di Kelurahan Parit
dilihat dari nilai t hitungnya maka faktor Mayor. Secara parsial terdapat satu faktor
produksi Pakan (X3) sebesar 1,298 produksi yang berpengaruh signifikan
menempati urutan kedua, selanjutnya faktor terhadap produktivitas usaha yaitu faktor
produksi Obat-Obatan (X5) sebesar 0,615 produksi volume KJA (X1). Hasil
menempati urutan ketiga, kemudian nilai persamaan fungsi produksi Cobb Douglas
nilai t hitung Tenaga Kerja (X4) sebesar menunjukkan faktor produksi dominan
secara berurutan yaitu volume KJA, pakan,
0,607 diurutan keempat, dan terakhir adalah
obat-obatan, tenaga kerja, dan benih.
nilai koefisien regresi Benih (X2) sebesar Implikasi
0,399. Bagi pembudidaya, dapat dijadikan
Simpulan yang dapat diambil dalam sebagai bahan pertimbangan untuk
analisis fungsi produksi adalah bahwa intensifikasi atau diversikasi usaha yang
“Faktor produksi Volume KJA, Benih, tentu saja disesuaikan dengan kapasitas
Pakan, Tenaga Kerja, dan Obat-Obatan yang dimiliki pembudidaya atau
kelompoknya.
secara bersama-sama berpengaruh

Jurnal Eksos, November 2013, Th. IX, No. 3


173

Hasil penelitian ini dapat dijadikan Kelima, penggunaan bahan alami


sebagai salah satu bahan masukan bagi untuk obat-obatan dalam tindakan pence-
pihak terkait termasuk pemerintah dalam gahan dan pengobatan tetap dipertahankan.
upaya pengembangan usaha budidaya ikan
Keterbatasan Penelitian
mas di KJA.
Membuka peluang penelitian lanjutan Sumbangan perkembangan ilmu
mengenai kajian daya dukung lingkungan, pengetahuan salah satunya melalui pene-
penelitian pola produksi, dan penelitian litian, dan sangat memungkinkan terjadi
lainnya. kekurangan-kekurangan di setiap penelitian
yang dilakukan. Untuk itu maka penelitian-
Saran
penelitian lanjutan perlu menyempurnakan
Berdasarkan hasil penelitian, penelitian terdahulu terhadap kekurangan
beberapa saran penulis usulkan. yang ditemukan.
Sebaiknya benih yang ditebar Pada penelitian ini terutama pada
mengunakan ukuran 80-100 gram/ekor atau fungsi produksi, variabel yang diteliti hanya
benih berukuran minimal 12 cm. terkait dengan volume KJA, pakan, benih,
Sebaiknya tata letak KJA disusun tenaga kerja, dan obat-obatan saja sehingga
kembali dan menggunakan jaring dengan masih memungkinkan variabel lain turut
mesh size 1 inch agar arus air dapat mempengaruhi tingkat produktivitas usaha
mengalir dengan baik guna menjaga suplai budidaya ikan mas di KJA. Variabel lain
oksigen terlarut tetap stabil dan dapat diantaranya yaitu: faktor alam seperti cuaca
membawa sisa pakan. dan daya dukung lingkungan, pola pasang
Sebaiknya pakan yang digunakan surut termasuk kualitas airnya, kualifikasi
mempunyai kandungan protein minimal SDM pembudidaya, atau variabel lainnya
25% dan diusahakan untuk membuat atau yang belum diteliti.
memformulasikan sendiri dengan
memanfaatkan bahan baku yang ada agar
biaya pakan dapat ditekan.
Sebaiknya jika menggunakan tenaga
kerja dari luar keluarga, upahnya distan-
darkan dengan UMP agar produktivitas
pekerja dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA Skripsi Jurusan Sosial Ekonomi


Afrianto, E. & Liviawaty E. (1992). Perikanan. Fakultas Perikanan dan
Pengendalian Hama dan Penyakit Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
Ikan. Jakarta: Kanisius. Bogor.
Amidarhana A. (2001). Analisis Anonym. (2010). Budidaya Ikan Mas.
Produktivitas Usaha Budidaya Ikan Tersedia di:
Dalam Keramba Jaring Apung Di http://galeriukm.web.id/unit-
Waduk Jatiluhur, Kabupaten usaha/perikanan/budi-daya-ikan-mas
Purwakarta, Propinsi Jawa Barat.

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus Carpio) pada Keramba Jaring Apung di Kelurahan Parit Mayor
Kecamatan Pontianak Timur
174

Boyd, C. (1991). Water Quality Khairuman, Suhenda D & Gunadi B.


Management for Pond Fish Culture (2002). Budidaya Ikan Mas Secara
Developments in Aquaculture and Intensif. Jakarta: Argo Media Pustaka.
Fisheries Science. Birmingham: Koentjaraningrat. (1997). Metode-Metode
Alabama Agricultural Experiment Penelitian Masyarakat. Jakarta:
Station, Auburn University. Gramedia.
BPPT. (2000). Budidaya Ikan Mas LIPI. (2010). Perlu Perda Tentang KJA.
(Cyprinus carpio): Petunjuk Teknis. Tersedia di:
Jakarta: Kantor Deputi Menegristek http://www.sitinjaunews.com/kabupaten-
Bidang Pendayagunaan dan agam/57-berita/20790-gubernur-
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan Mangindaan, R. (1993). Peranan b 1,3-
dan Teknologi. Glucan Terhadap Peningkatan
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Aktivitas Sel-Sel Fagosit pada Ikan
Sumatera Barat. (2010). Bisnis Ikan Mas. Jurnal Fakultas Perikanan, II
Air Tawar Keramba di Danau (3), 27-35.
Singkarak Menarik. Tersedia di: Nachrowi, D. & Usman H. (2002).
http://www.jakartacitydirectory.com/ Penggunaan Teknik Ekonometri
news/item/bisnis-ikan-air-tawar-ke. Pendekatan Populer & Praktis
Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Dilengkapi Teknik Analisis &
Kota Pontianak. (2008). Data Potensi Pengolahan data Dengan
Kelautan dan Perikanan Kota Menggunakan Paket Program SPSS.
Pontianak. Pontianak: Dinas Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Pertanian Perikanan dan Kehutanan. Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Perikanan/P2SDKP Kendari. (2009).
Kota Pontianak. (2008). Data Pelajaran Pahit dari Kematian Ikan Di
Pasokan Ikan Tahun 2008. Pontianak: Danau Maninjau. Tersedia di:
Dinas Pertanian Perikanan dan http://www.p2sdkpkendari.com/index.ph
Kehutanan. p?pilih=news&aksi=lihat&id=510
Djarijah, S.A. (1995). Nila Merah Rukyani, A., Silvia E., Sunarto A. &
Pembenihan dan Pembesaran Secara Taukhid. (1997). Peningkatan Respon
Intensif. Yogyakarta: Kanisius. Kebal Non-Spesifik pada Ikan Lele
Herawati, V. E. (2005). Buku Ajar (Clarias batrachus) Dengan
Manajemen Pemberian Pakan. Pemberian Immunostimulan (b-
Semarang: Fakultas Perikanan dan Glucan). Jurnal Penelitian Perikanan
Ilmu Kelautan Universitas Indonesia, III (1), 1-10.
Diponegoro. Setiaji, B. & Sudarsono. (2001). Upah
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Minimum, Upah Sektoral, dan
(2009). Kelautan dan Perikanan Produktitas Sektor Industri di
Dalam Angka 2009. Jakarta: Indonesia. Laporan Riset Hibah
Kementerian Kelautan dan Perikanan Bersaing. DP2M Direktorat
Republik Indonesia. Pendidikan Tinggi Departemen

Jurnal Eksos, November 2013, Th. IX, No. 3


175

Pendidikan Nasional Republik Standar Nasional Indonesia. (2006). Pakan


Indonesia. Jakarta. Buatan Untuk Ikan Mas (Cyprinus
Singarimbun M. & Sofian Effendi. (1995). carpio Linneaus) Pada Budidaya
Metode Penelitian Survey. Jakarta: Intensif. SNI. 01-4266.2006. Jakarta.
LP3ES. Subandiyono & Hastuti, S. (2009). Buku
Soekartawi. (1990). Teori Ekonomi Ajar Nutrisi Ikan. Semarang:
Produksi, Dengan Pokok Bahasan Universitas Diponegoro.
Analisis Fungsi Cobb-Dauglas. Sugiyono. (2002). Statistika Untuk
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Penelitian dan Aplikasinya Dengan
Standar Nasional Indonesia. (1999a). SPSS 10.0 For Windows. Bandung:
Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus Alfabetta.
carpio Linneaus) strain Majalaya Yang Sim Sih, Mike Rimmer, Kevin
kelas induk pokok (Parent Stock). Williams, et al. (2005). Pedoman
SNI. 01- 6131 – 1999. Jakarta. Praktis Pemberian dan Pengelolaan
Standar Nasional Indonesia. (1999b). Pakan untuk Ikan Kerapu yang di
Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus Budidaya. Publikasi No. 2005–02 dari
carpio Linneaus) strain Majalaya Asia-Pacific Marine Finfish
kelas benih sebar. SNI. 01- 6133 – Aquaculture Network. Jakarta:
1999. Jakarta. Australian Centre for International
Standar Nasional Indonesia. (2000). Agricultural Research.
Produksi Ikan Mas (Cyprinus carpio Zonneveld, N., Huisman, E.A. & Boon,
Linneaus) Strain Majalaya Kelas J.H. (1994). Prinsip-Prinsip Budidaya
Pembesaran di Karamba Jaring Ikan. Jakarta: Gramedia.
Apung. SNI. 01-6494.1.2000.
Jakarta.

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus Carpio) pada Keramba Jaring Apung di Kelurahan Parit Mayor
Kecamatan Pontianak Timur

Anda mungkin juga menyukai